Tumgik
valvalvalvalerie · 6 months
Text
#006
Tumblr media
Usai mencuci piring setelah makan malam, Valerie rebahan di sofa ruang tengah sambil memainkan ponselnya. Tugasnya sudah ia selesaikan semua, hingga malam ini ia menganggur. Diputuskan untuk menemani sang ibu menonton televisi. Namun karena acaranya tidak menarik, jadilah ia hanya bertukar pesan dengan Charles.
"Valey sayang... senyum-senyum sendiri. Kenapa tuh?" goda sang ibu, sambil mencubit pelan pipi Valerie.
"Ah... Bunda..." Valerie salah tingkah, buru-buru menutup pesan tersebut. "Ini... ada yang lucu, hehehe."
"Ah masa? Senyum kamu barusan itu bukan senyum tahan ketawa. Tapi, senyum orang yang lagi kasmaran," sangkal ibunya. "Hayo ngaku, Valey udah punya pacar, ya?"
Mendengar pertanyaan sang ibu, Valerie tak bisa mengelak. Rona kemerahan di pipinya, mempertegas kalau ucapan sang ibu memang benar. Maka dengan malu-malu, Valerie mengangguk. Kepalanya yang berada diatas paha ibunya, dielus dengan lembut oleh jemari lentik sang ibu.
"Ndak usah ditutupi gapapa, sayang. Bunda nggak ngelarang kamu punya pacar kok," kata ibunya.
"Eh? Beneran, Bund?"
Sang ibu hanya mengangguk, "iya, beneran. Valey udah gede, udah saatnya jatuh cinta, terus, menikah deh."
"Tapi... Kakak larang aku..."
"Jangan didengerin. Kakakmu aja suka gonta-ganti pacar. Bunda sih, asal cowok itu bikin Valey bahagia, kenapa harus larang? Jadi, dia siapa? Orangnya gimana?"
Diam-diam, ia menyetujui ucapan sang ibu. Rona kemerahan kembali menghiasi pipinya, kala harus menceritakan pada sang ibu seperti apa kekasihnya.
"Namanya Charles... anak Sastra Cina. Aku kenal dia dari ospek, tapi baru pacaran 3 minggu yang lalu. Anaknya humoris, tapi baik, Bund..."
Sambil mendengar cerita sang putri, sang ibu pun membelai rambut merah jambu putrinya yang kini dalam kondisi tergerai.
"Bunda hari sabtu ini libur. Kalo boleh, ajak pacarmu ke ruma ya. Bunda mau kenalan."
Valerie salah tingkah, namun diiyakan permintaan sang ibu. Karena dia yakin, ibunya pasti akan menyukai sifat Charles yang hangat dan ramah itu. "Oke, Bund. Aku kasih tahu Charles dulu ya."
Maka ia kembali membuka ponselnya, dan mengirim pesan pada Charles kalau sang ibu mau bertemu dengannya.
0 notes
valvalvalvalerie · 7 months
Text
#005
Tumblr media
Kamis pagi ini, seharusnya sama seperti kamis pada biasanya. Valerie bangun pagi, menyiapkan sarapan untuk ibu dan kakaknya (sekalian bekal untuk Charles), dan mandi setelah sarapan bersama dan menyapu rumah.
Namun pagi ini, Valerie merasa agak aneh, saat ia tengah menatap cermin untuk menguncir rambutnya.
Dan saat ia hendak memakai lip gloss di bibirnya...
Bayangan Charles menciumnya kemarin, seolah kembali terulang dalam pantulan cermin di hadapannya.
Bibir Charles yang lembut, menyapa bibirnya dengan intens...
Wajahnya menjadi merah, saat ia kembali teringat hal itu. Membuatnya hanya mematung di depan cermin untuk beberapa saat.
"Valey!!" panggil sang kakak dari arah ruang tamu. "Ke stasiun jadi mau bareng gak?"
Mendengar ucapan itu, Valerie kembali tersadar. "Jadi Kak!!!"
Maka buru-buru ia menyelesaikan dandanannya, dan segera menemui sang kakak.
Jadi begini, ya, after effect-nya first kiss...
0 notes
valvalvalvalerie · 7 months
Text
#004
Tumblr media
Valerie baru saja selesai menyapu rumah, dan ia agak kesal melihat sang kakak yang selesai mandi, bukannya ke kamar malah asyik main game di sofa. Bahkan tubuhnya hanya berbalut handuk di pinggang ke bawah.
"Kak!!" omel Valerie sambil memukul pelan pundak Valerio. "Minimal bajuan dulu, baru main game. Ntar masuk angin!!"
"Iya iya," jawab Valerio acuh, dan segera menamatkan game-nya. Ia lantas bangkit dari sofa, dan...
Handuk yang dikenakannya merosot. Membuat tubuh polos sang kakak terlihat jelas di matanya. Buru-buru Valerie menutup mata.
"MESUM!!!! KAKAK MESUM!!!!" Valerie memukuli kakaknya dengan sapu yang dibawanya, dengan mata tertutup.
"Oi oi, Valey!! Kalem dong!!" Valerio kesulitan menghindari pukulan sapu itu.
"Ada apa sih ribut-ribut?" sang ibu pun muncul dari dapur, dan sedikit terkejut melihat dua anaknya tengah bertengkar. Si kakak yang tubuhnya tanpa sehelai benang, sementara si adik yang memukuli si kakak dengan mata tertutup menggunakan sapu.
"KAKAK MESUM, BUND!!" adu Valerie.
"Udah, udah! Valo, kamu tuh udah gede. Abis mandi ya langsung ke kamar!! Sana, kamu pake baju dulu!! Valey, kamu sekarang mandi! Abis itu kalian pada sarapan. Kita kan mau pergi."
Mendengar ucapan sang ibu, dua kakak adik itu pun langsung bubar sesuai perintah dari sang ibu.
<>
Usai sarapan, Valerie beserta ibu dan kakaknya memesan taksi online untuk pergi ke supermarket, guna membeli beberapa kebutuhan untuk satu bulan kedepan. Ia membantu ibunya memilih sayuran dan bahan makanan lain, serta membeli beberapa daily need lainnya. Sementara sang kakak, bertugas mendorong troli. Sesekali pun keduanya mengambil beberapa cemilan.
Saat tengah memilih rasa biskuit yang disukanya, tanpa sengaja ia mendengar percakapan seorang anak kecil dan ayahnya dari arah belakang. Ia pun secara tidak sadar, menoleh ke sumber suara.
Tampaklah keluarga bahagia yang tengah memilih beberapa cemilan, dengan sang ibu yang tidak setuju kalau si anak membeli keripik kentang, dan si ayah yang membela anaknya untuk membelikan keripik kentang. Diam-diam, ia iri dengan keluarga yang tampak bahagia tersebut.
'Andai ayahku sebaik ayah mereka...' batinnya berbicara. 'Kalo aku berantem sama kakak tadi pagi, respon ayah gimana ya?'
"Valey!" sebuah suara memanggil namanya, disertai dengan sensasi dingin yang mendarat di pipinya. Valerie tersadar dari lamunannya, karena Valerio menempelkan kaleng minuman dingin ke pipinya.
"Ngelamun aja, mikir apa?"
"Enggak kok..." sangkal Valerie. Valerio lantas menoleh ke arah yang dilihat Valerie, dan ia langsung paham.
"Dicariin Bunda. Kirain kamu kemana, nggak tahunya masih disini," kata Valerio, pura-pura tak tahu apa yang di pikiran Valerie. "Yuk ah, kita minta es krim sama Bunda."
Valerie mengangguk, lalu mengikuti sang kakak menuju tempat ibu mereka menunggu.
'Apa suatu saat, aku juga bisa punya keluarga yang utuh kayak gitu?'
0 notes
valvalvalvalerie · 7 months
Text
#003
Tumblr media
Valerie memandang langit-langit kamarnya, penat rasanya setelah bekerja sambilan usai kuliahnya hari ini.
Ia bekerja sambilan belum lama, tepat saat semester 7 dimulai. Itu karena banyak waktu luang karena sks yang diambilnya semester ini tinggal sedikit, dan ia tak ada mata kuliah yang harus mengulang.
Namun baru saja hendak memejamkan mata, sebuah pesan dari Charles pun muncul di notifikasinya. Ia hanya membacanya, belum berniat membalasnya.
"Aku kenapa ya...? Padahal, biasanya kalo Charles chat, aku langsung balas..."
Sejak pengakuan Charles beberapa hari yang lalu, hatinya galau. Sejujurnya, Valerie memang merasa kalau Charles mendekatinya karena ada perasaan khusus. Namun, awalnya ia tak menganggap serius hal itu. Toh, selama tiga tahun mereka bersama, tak ada kemajuan mengenai hubungan itu.
Hingga akhirnya, Charles membuat pengakuan.
"Jawab apa ya...? Aku emang janji ndak mau bikin Charles nunggu, tapi aku sendiri bingung..."
Valerie menghela napas. Ia bingung harus berkonsultasi dengan siapa.
Kakaknya? Jelas tak mungkin.
Ibunya? Ia tak ingin mengganggu waktu istirahat sang ibu malam ini.
Valerie tak pernah punya teman dekat, tak juga punya saudara perempuan yang bisa diajak berkonsultasi.
Tok! Tok!!
Suara ketukan pun membuyarkan kegalauannya. Valerie buru-buru bangkit, lantas membuka pintu.
"Kakak? Kenapa?" tanya Valerie heran.
"Nggak bisa tidur, gue. Mau nemenin ngobrol sebentar?"
Valerie mengangguk. Sambil menyalakan kembali lampu kamarnya, ia mempersilakan kakak kembarnya masuk ke kamarnya.
"Kenapa nggak bisa tidur, Kak?" tanya Valerie sambil memeluk boneka kucing kesayangannya.
"Nggak tahu dah, mendadak aja gak bisa—" jawab Valerio sambil rebahan di kasur Valerie. "Kamu lagi mikirin sesuatu?"
Valerie terkejut. Padahal, ia tak mengatakan apapun. "Kok Kakak tahu?"
Valerio terkekeh mendengar jawaban sang adik, "hei, kita kan saudara kembar. Ikatan batin kita tuh kuat. Kamu banyak pikiran, bikin gue gak bisa tidur tahu!!"
Kekuatan batin saudara kembar memang beda. Agak mengerikan.
"Nah jadi, apa yang adik manisku ini lagi pikirin?"
Valerie terdiam sejenak. Mau tak mau, ia harus cerita. Agar Valerio bisa tidur.
"Charles... Charles confess ke aku, Kak..."
Mendengar ucapan sang adik, Valerio langsung duduk saking terkejutnya. "Serius?!"
Valerie hanya mengangguk, lalu menyembunyikan wajahnya di balik bonekanya.
"Wah, udah berani dia. Trus, kamu jawab apa?"
"Nah ini, yang aku pikirin, Kak... Aku ndak tahu mau jawab apa..."
"Kenapa nggak tahu? Kamu juga suka sama Charles kan? Kalian sering main berduaan."
"Itu dia... Aku suka Charles, tapi aku ndak tahu ini suka yang jadi pacar nggak... Soalnya aku sendiri, nggak benci Charles kok."
Valerio mengangguk paham, "hmmm. Misal nih ya, kamu nolak Charles. Nah, sebulan kemudian, Charles pacaran sama cewek lain. Gimana perasaanmu?"
Mendengar ucapan dari sang kakak, Valerie terdiam. Membayangkan Charles punya pacar selain dirinya...
Ia lantas menggeleng cepat. "Kok rasanya aku ndak rela ya?"
Valerio pun tertawa lepas, "itu namanya, kamu suka sama dia, adikku sayang. Suka ya, sebagai cowok. Aduh..."
Terlihat jelas di wajah Valerio, kalau ia agak tidak rela adik perempuannya menyukai seorang laki-laki.
"Aduh kenapa, Kak?" goda Valerie.
"Nggak... Kok kamu bisa-bisanya sih otw punya pacar?! Kamu kan... Masih kecil!!"
"Iiih Kakak!! Kita kan seumuran!!" protes Valerie sambil melempar bonekanya, tepat di wajah Valerio.
"Nggak!! Bagiku kamu itu tetep anak kecil!!!" Valerio lantas mengecup pipi Valerie, lalu beranjak dari tempatnya.
"Jangan gantungin Charles lama-lama. Cepet kasih jawaban. Wong sama-sama suka kok pake galau."
Valerio lantas meninggalkan kamar Valerie, sementara Valerie pun menghela napas.
"Apa aku boleh mencintai seseorang?" ia bergumam sambil mengambil ponselnya. Berniat untuk membalas pesannya Charles.
1 note · View note
valvalvalvalerie · 7 months
Text
#002
Tumblr media
Valerie memandang pesan yang masuk di kotak pesan instagramnya dengan perasaan bimbang. Sebab, pengirimnya adalah seseorang yang telah lama menorehkan luka pada Valerie, ibunya, bahkan kakak laki-lakinya di masa lalu.
Orang yang membuat keluarganya hancur, siapa lagi kalau bukan iblis yang mengaku ayahnya.
"Galau kenapa, Val?" tanya Valerio, yang melihat adiknya menatap layar ponselnya dengan lesu di ruang tengah. Buru-buru Valerie menggeleng untuk menjawab pertanyaan sang kakak.
"Charles ada nyakitin kamu? Udah, jangan sedih. Besok biar kuhajar dia!" kata Valerio sambil rebahan di sisi sofa yang lain.
"Nggak... bukan soal Charles..."
"Terus?"
Valerie pun menunjukan pesan itu pada Valerio. Melihat isi pesan tersebut, seketika raut wajah Valerio berubah murka. "Cih! Pak Tua itu juga ngehubungin kamu?"
"Juga? Kakak dapet dm ig dari ayah juga?"
"Jangan panggil dia ayah!" ralat Valerio sambil mengembalikan ponsel adiknya, hampir saja membanting benda itu. "Iya, dapet. Tapi nggak pake lama, langsung aku block. Dia tahu ig kita darimana coba? Nge-stalk?"
Valerie hanya menggeleng.
"Udah bagus kita hidup tanpa setan itu. Sekarang dia ngehubungin kita lagi. Bener-bener b*j*ng*n nggak tahu malu!!" makian Valerio semakin kasar. "Kamu mending block dia aja."
Valerie hanya terdiam. Sejujurnya, ia juga benci dengan sosok ayahnya. Namun, di satu sisi, ia hanya seorang gadis yang rindu kasih sayang seorang ayah.
"Tapi... siapa tahu ayah udah berubah? Ayah mau ketemu kita, buat nebus kesalahannya?" ujar Valerie pada akhirnya.
"Hah? Berubah? Setan itu? T*i anj*ng!" umpat sang kakak. "Dia masih mau ketemu kita, setelah apa yang dia lakuin ke aku? Benar-benar nggak tahu malu!"
Valerie sungguh sangat paham, mengapa sang kakak sangat membenci ayah mereka. Sejak usianya dua tahun, sang ayah kerap melakukan kekerasan pada ibunya karena dianggap tak becus mengurus rumah dan anak. Dan di usia yang baru empat tahun, Valerio dipukul memakai palu oleh ayahnya, hanya karena ia belum bisa membaca dengan baik. Saat itu, keluarganya masih tinggal di Jepang, kampung halaman sang ayah.
"𝘋𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘨*𝘣𝘭*𝘬!!! 𝘏𝘦𝘪!!! 𝘒𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘣𝘶𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘦 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘵*𝘭*𝘭 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪!!"
Kalimat itulah yang benar-benar membekas di hati si kembar. Hingga saat sang ayah memukul kepala Valerio, barulah orangtuanya sepakat untuk bercerai. Bekas luka di kepala Valerio menjadi bukti kuat adanya kekerasan dalam rumah itu, sehingga hak asuh si kembar jatuh pada sang ibu seutuhnya. Sang ibu lantas membawa keduanya kembali ke Indonesia, membesarkan mereka seorang diri. Dan bekas luka itu, masih tetap ada sampai sekarang. Sehingga membuat Valerio sedikit memanjangkan poninya untuk menutupi bekas luka tersebut.
"Udah, mending sekarang kamu block dia. Kalo sampe dia nemuin sosmed kita yang lain dan ngehubungin kita lagi, aku nggak segan-segan buat laporin dia."
Valerie hanya mengangguk mendengar ucapan sang kakak, namun tak melakukannya.
"Ngomong-ngomong, Bunda pulang jam berapa?" akhirnya ia mengalihkan topik.
"Katanya ada lembur di kantor, jam 9 baru jalan. Kamu kalo ngantuk, tidur duluan aja. Biar aku yang nunggu Bunda."
Valerie pun mengangguk, lalu segera menuju kamarnya.
𝘈𝘱𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳, 𝘢𝘬𝘶 𝘯𝘨𝘨𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘢𝘺𝘢𝘩? 𝘈𝘬𝘶 𝘬𝘢𝘯𝘨𝘦𝘯 𝘢𝘺𝘢𝘩...
0 notes
valvalvalvalerie · 7 months
Text
#001
Tumblr media
Akhir pekan, Valerie memutuskan untuk pergi seorang diri, niatnya hendak cuci mata ke mall untuk membeli beberapa baju baru atau aksesoris lucu.
Karena itu, di minggu sore ini, si gadis sudah mandi dan berdandan cantik, siap untuk pergi ke mall gandaria city.
Seharusnya lalu lintas tidak akan begitu padat. Toh, besok senin. Biasanya orang-orang akan menghimpun energi untuk kembali beraktifitas besok kan?
"Valey, mau kemana kamu?" tegur Valerio, kakak Valerie saat ia hendak mengenakan sepatunya.
"Eh? Ah... mau ke gancit Kak," jawab Valeria gugup, karena kaget tiba-tiba ditanya begitu.
Valerio yang tengah rebahan di sofa dan bermain game di ponselnya, kini menyimpan ponselnya, lantas mengubah posisinya menjadi duduk di sofa. "Sama siapa?"
Valerie diam sejenak. Kalau ia jawab sendiri, sudah pasti sang kakak tak akan memberi izin. "Sama teman. Janjian di gancit langsung."
Valerio memicingkan mata mendengar jawaban sang adik. "Oke, aku ikut."
Mendengar hal itu, Valerie memutar otaknya untuk menolak ucapan sang kakak.
Bisa gawat kalau ia ketahuan pergi sendiri kan?
"Nggak usah Kak. Aku bisa pergi sendiri. Lagian, temanku pasti canggung kalo aku bawa kakak kan?"
"Temanmu kan temanku juga. Coba, kamu pergi sama siapa? Charles?"
"Bukan..."
"Terus siapa?"
Valerie menghela napas panjang. "Cewek. Pokoknya ada temen cewekku."
"Namanya?"
Valerie kembali terdiam. Jika ia asal menyebutkan nama, pasti sang kakak akan menghubungi orang tersebut untuk memastikan. Kalau Valerie pergi bersama orang yang dimaksud, ia akan langsung menyebutkan nama dan meminta maaf pada yang bersangkutan jika Valerio menghubunginya. Namun kalau sendiri begini?
"Teman baru. Kak Valo nggak kenal," jawabnya asal.
"Justru itu, aku harus ikut biar kenal. Minimal aku tau ig-nya aja walau nggak akan followan, biar bisa dm dia lain kali kalo mau pergi sama kamu."
Lagi-lagi, Valerie menghela napas. Kesal rasanya, memiliki kakak yang super protektif begini.
"Kak, aku udah 21 tahun. Umur kita cuma beda lima menit. Aku bukan anak kecil lagi, bisa nggak kasih aku kebebasan sedikit?! Kalo aku pergi jangan diikutin terus! Kak Valo nolep ya?!"
Tanpa sadar, airmatanya mengalir. Hilang sudah mood-nya untuk pergi jalan-jalan seorang diri.
Valerie pun berlari ke lantai atas, kembali ke kamarnya.
"Valey, nggak gitu!!"
Brak!!
Perkataan Valerio tak didengarnya. Ia membanting pintu kamarnya, lantas menangis sesenggukan di balik selimut.
0 notes
valvalvalvalerie · 7 months
Text
Tumblr media
Nama Lengkap: Valerie Xylia
Panggilan: Val, Valey (hanya untuk orang terdekat)
Arti: Valerie berarti berjiwa bebas, Xylia berarti ombak
Tanggal Lahir: 11 Juni 2002
Golongan Darah: A
MBTI: INFP
Tinggi: 165cm
Berat: 45kg
Tentang Valerie
Valerie Nakamura, itulah nama yang disematkan gadis yang akrab disapa Valey saat lahir. Lahir dari seorang ayah berkebangsaan Jepang, dan ibu berkebangsaan Indonesia. Saat lahir, ia tak sendiri. Ia memiliki kakak kembar laki-laki yang lahir lima menit sebelum dirinya, bernama Valerio Nakamura.
Namun, keluarga Nakamura bukankah keluarga yang harmonis. Sejak si kembar berusia dua tahun, kekerasan dalam rumah tangga selalu terjadi di keluarga itu. Hingga pada saat si kembar berusia empat tahun, kedua orangtuanya memutuskan untuk bercerai. Hak asuh si kembar jatuh ke tangan sang ibunda, kemudian sang ibu membawa si kembar ke Indonesia serta mengganti nama Jepang mereka.
Sang ibu pun tidak menikah lagi. Dengan bekerja keras, ia membesarkan putra-putrinya seorang diri. Hingga keduanya kini melanjutkan pendidikannya di universitas bergengsi di Indonesia. Valerio si kakak, mengambil jurusan Ilmu Komputer, sementara Valerie sendiri mengambil jurusan Sastra Indonesia.
Tumbuh dengan seorang ibu tunggal yang selalu sibuk bekerja, membuat Valerio selalu bersikap overprotective pada Valerie. Terkadang ia tak memberikan Valerie hak untuk bersuara dan memilih, sehingga kemampuan berkomunikasi Valerie agak kurang. Valerie pun tak dapat menentukan sendiri pilihannya, dan selalu bingung akan apa yang harus ia lakukan.
Trivia
✿ Hobinya adalah berkebun, mengoleksi succulent, menonton acara comedy show, dan menggambar.
✿ Olahraga andalannya adalah lari estafet. Selain itu, ia payah, terutama dalam olahraga yang memakai bola.
✿ Lemah dalam berkomunikasi dan menyampaikan keinginannya, namun otaknya sangat cerdas.
✿ Merupakan gadis yang pemalu serta penurut.
✿ Memiliki kakak kembar yang sangat protektif.
✿ Sifatnya yang pemalu dan sulit berkomunikasi membuatnya jarang memiliki teman. Namun, ia dengan senang hati mendengarkan jika ada temannya yang bercerita.
✿ Suka makan makanan manis dan boba tea.
✿ Sangat suka menguncir rambutnya dengan model twin tail.
✿ Menyukai warna pink.
0 notes