Link
1 note
·
View note
Text
Anies Baswedan, Gubernur Terbodoh Dalam Sejarah

Jakarta, K24news Indonesia - Sebenarnya saya sudah malas ngurusin manusia satu ini, tapi kok ya semakin ke sini semakin menjadi-jadi saja kelakuannya.
Sejak awal menjabat sebagai Gubernur DKI Jakart, ini orang sudah ngaco dengan ucapannya bahwa kemenangannya menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah kemenangan muslim pribumi, padahal dia sendiri pendatang keturunan Arab, bukan orang asli pribumi. Nggak ngaca.
Setelah menjabat sebagai Gubernur DKI, ngaconya semakin menjadi-jadi. Mulai dari membolehkan PKL jualan di trotoar, lalu jalan Jatibaru di Tanah Abang ditutup untuk PKL jualan, kemudian menyemprot kali item baru busuk taik dengan parfum dan menutupnya dengan jaring agar itemnya kali tidak kelihatan.
Publik juga tidak akan lupa kebijakan ngawurnya yang menghidupkan kembali becak agar berkeliaran bebas di jalanan Jakarta. Lalu dengan pedenya menghiasi Jakarta dengan tanaman plastik. Benar-benar Gubernur edan.
Dan yang lebih konyol lagi bikin monumen bambu yang umurnya hanya setahun doang dengan menghabiskan duit rakyat sebesar Rp 550 juta. Dimana otaknya coba.
Kini publik dihebohkan dengan anggaran siluman yang angkanya luar biasa gila. Bayangkan saja bagaimana mungkin Pemprov DKI menganggar Rp 82,8 miliar rupiah untuk pembelian lem Aibon, Rp 123 miliar untuk pembelian bolpen, serta Rp 121 miliar untuk pembelian komputer.
Lalu ada juga anggaran kertas Rp 213 miliar, tinta printer Rp 400 miliar, stabilo Rp 3 miliar, penghapus RP 31 miliar, dan kalkulator Rp 31 miliar.
Itu belum termasuk anggaran Rp 5 miliar untuk 5 orang influenzer pariwisata DKI, anggaran Septic Tank Rp 166 miliar, dan anggaran mengecat jalur sepeda yang tembus sampai Rp 73 miliar. Kan Bodoh.
Yang lebih bodoh lagi, anggaran bangun Pos SATPAM disundulnya dengan dana sebesar Rp 9,1 juta/meter. Otaknya dimana coba?
Tapi yang herannya dia malah pangkas anggaran penanganan banjir sebesar Rp 500 miliar. Apa bukan bodoh itu namanya, padahal kecoak-kecoak di selokan juga tahu bahwa Jakarta ini sumber malapetaka banjir, kok bisa-bisanya anggarannya dia pangkas.
Lantas tugas para tim pembantu Gubernur yang tergabung dalam TGUPP itu apa saja kok bisa muncul anggaran yang tidak masuk akal itu? Digaji besar sampai puluhan juta rupiah per bulan, tapi tidak ada gunanya sama sekali bagi kemaslahatan warga DKI Jakarta.
Padahal puluhan orang yang tergabung dalam tim TGUPP-nya itu mendapat gaji dan fasilitas yang super fantastis. Ketua TGUPP saja dapat gaji Rp 51.570.000/ bulan, termasuk fasiltas mobil dinas Toyota Altis.
Itu belum termasuk gaji yang diterima oleh para anggota TGUPP-nya itu mulai dari puluhan juta hingga belasan juta rupiah per bulannya. Kan sinting.
Total anggaran untuk tim TGUPP itu tembus mencapai Rp 19 miliar. Itu belum termasuk biaya makan mereka dan ATK yang tembus sampai Rp 437 juta. Jika ditotal secara keseluruhan, total anggaran TGUPP tembus sampai Rp 20 miliar.
Cukup sampai disitu? Tidak. Dalam pengajuan anggaran Tahun 2020, anggaranTGUPP melonjak drastis menjadi Rp 26,5 miliar. Untuk apa coba?
Berbagai kekonyolan dan kengawuran dilakukannya tanpa sadar sebagai bentuk kebodohannya dalam bekerja. Tapi selalu dan selalu dengan entengnya dan tanpa beban selalu ngeles tingkat dewa.
Ya beginilah akibatnya orang yang tidak tahu apa-apa dipaksakan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tipikal dan ciri khas Gubernur Kadal Gurun yang nihil prestasi dengan retorika segudang.
Jakarta yang sudah rapih dan bermartabat di era Pak Jokowi dan pak Ahok kini jadi kumuh dan berantakan kembali.
Saya tidak mau berandai-andai bahwa Anies Baswedan mau nilep uang sebanyak itu untuk modal logistik nyapres 2024 atau untuk menimbun kekayaan pribadinya, tapi saya yakin orang ini memang bodoh soal anggaran.
Masih ingat kan anggaran fantastis tunjangan Guru yang diajukan Anies Baswedan sebesar Rp 23,3 triliun yang ditemukan oleh Menteri Keungan Sri Mulyani saat Anies masih menjabat sebagai Mendikbud dulu?
Itu belum lagi proposal anggaran sebesar Rp 571 triliun yang dia ajukan dengan dalih bangun Jakarta selama 10 tahun kedepan. Anggaran yang Anies ajukan tersebut mengalahkan total anggaran untuk bangun ibukota negara baru yang hanya Rp 466 triliun saja.
Dari situ saja sudah kelihatan bahwa orang ini memang orang bodoh, khususnya dalam hal menyusun anggaran. Namun dia lihai menutupi kebodohannya dengan kelebihannya yang pandai merangkai kata dan pandai main sandiwara, termasuk namun tidak terbatas pemain watak kelas ikan hiu.
Entah bagaimana orang ini bisa menjadi Gubernur DKI Jakarta, laron-laron di baskom dan cicak-cicak di dinding pun juga pada terheran-heran, kenapa kok bisa?
Kekuasaannya bukan karena kehendak Allah. Akan tetapi karen dosa para manusia dungu ini jadi Gubernur di ibukota negara yang adalah representatif NKRI di mata dunia. Kan ngehe.
Jika kita bandingkan dengan Gubernur-Gubernur lainnya di negara ini, Anies Baswedan adalah Gubernur terbodoh dalam sejarah NKRI. Manusia satu ini adalah sumber bencana bagi warga DKI Jakarta.
Sudah cukup penderitaan warga DKI Jakarta dipimpin oleh orang bodoh soal anggaran, pecatan Menteri pula.
Dalam hati saya bertanya, kira-kira bagaimana nasib warga DKI Jakarta seandainya dia terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Semoga itu tidak terjadi. Amit-amit, orang waras pasti trauma banget..Kula-kula begitulah.
0 notes
Text
Napi Rutan Palembang Terjerumus Peredaran Heroin Di Jakarta

Palembang, K24news Indonesia – Penyidik Polda Metro Jaya menjemput Tanwir Kamal (35), narapidana rumah tahanan ( napi rutan ) Kelas I Pakjo Palembang, Sumatera Selatan. Alasannya, ia diduga terlibat peredaran narkotika kelas I jenis heroin di Jakarta, (15/12).
Penjemputan Tanwir merupakan tindak lanjut dari penangkapan Sajid Hussain, WNA Pakistan pengedar Narkotika jenis heroin yang ditangkap Polda Metro Jaya, Rabu (11/12) lalu.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Sub Bagian Humas, Reformasi Birokrasi dan Teknologi Informasi Kanwil Kemenkum HAM Sumsel Hamsir.
Menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya terkait penyelidikan kasus tersebut. Tanwir dijemput oleh tim penyidik yang dipimpin oleh Ajun Komisaris Ardie Demastyo.
Lihat juga: Kelompok HAM Pesimistis Skandal Novel Sentuh Aktor Intelektual
“Penyidik Polda Metro menyediakan inspeksi ke kamar Hunian ada 2 ponsel milik napi Tanwir disita di dalam kamar sebagai bagian dari barang bukti. Sekarang kami sudah melakukan proses penyerahan napi tersebut kepada Polda Metro,” ujar Hamsir.
Diketahui Tanwir yaitu terpidana hal narkotika yang diringkus Subdit V Dik Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri atas kepemilikan sabu-sabu seberat 4,2kg. Tanwir dituntut 20 tahun penjara dan denda Rp1 miliar subsider 6 agenda oleh jaksa penuntut umum atas pasal 114 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika.
Namun majelis hakim yang diketahui oleh Paluko Hutagalung menjatuhkan hukuman hanya 8 bulan penjara pada 20 Februari 2018 lalu.
Lihat juga: Pemimpin Projo Ingin Jadi Wamenhan Ketimbang Wamendes
Jaksa kemudian mengajukan upaya hukum banding dan akhirnya majelis hakim Pengadilan Tinggi menghukum Tanwir dengan pidana penjara 8 Tahun dan denda Rp1 miliar subsider 1 tahun kurungan. Di tingkat kasasi, Mahkamah Agung menguatkan putusan banding.
Tanwir dijemput penyidik Polda Metro Jaya karena namanya disebut oleh Sajid Hussain, warga negara Pakistan yang ditangkap atas kepemilikan 5 gr narkotika jenis heroin. Namun, dalam proses pengembangan perkara tersebut, Sajid Hussain berusaha melawan hingga terpaksa ditembak mati petugas.
1 note
·
View note
Link
Ma’ruf: Sistem Khilafah Bukan Di Tolak Tapi Tertolak Di NKRI
0 notes
Link
Kelompok HAM Pesimistis Skandal Novel Sentuh Aktor Intelektual
0 notes
Link
Timnas Indonesia Membutuhkan Pembeda Di Semifinal Sea Games 2019
0 notes
Link
1 note
·
View note
Link
0 notes
Link
0 notes