Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
TUGAS TEKNIK PUBLIKASI
DHANDI BP 11160510000021 KPI 7B
3 notes
·
View notes
Text
“Siklus”
Gelap
Tak ada gemerlap
Redup
seperti lentera yang meredup
Yang ku lewati tiap hari...
Hanya gelap yang membelenggu dengan kehancuran yang menyelimuti
Gelap itu hitam
Dan hitam itu kelam
Semuanya memang terasa kelam
Layak nya senja yang menghilang di larut malam
Berhati hati dari segala hal yg berduri
Rasa yang memanas layak nya param
Kuingin rasanya dapat merakan pijakan kaki diatas air
lalu berjalan di atas arus yang mengalir begitu lembut dan tenang
Tanpa ada nya terjal yang menghadang ku sampai ke muara
Tapi sayang,
Air di laut terus mengombang ambing kesana kemari
Air di sungai terus menghadang dengan terjal
Apakah akan sampai ke penghujung di mana sang nirwana bertengger dengan keindahan nya yang berbinar?
Atau akan hanya terulang begitu saja?
Andai aku bisa menggapai puncak gunung lautan awan
Betapa indah nya lautan awan lembut nan elok
yang di sambut sang nirwana
dengan mentari pagi yang memancarkan keindahan nya layak nya surga di bumi
Tapi…
ke indahan itu pun hanya bisa dilihat tapi tak bisa disentuh
Bisa dirasakan tetapi sulit tuk pahami
Semua nya terasa begitu tabu
Disaat aku menyentuh awan
Keindahan nya pun hilang dan akan terhempas menjadi embun yang dingin
dingin layak nya gelapnya mendung yang menerpa langit
dan akhir nya akan menjadi hujan…
Apakah semua ini hanyalah siklus yang akan terulang kembali dan akan berakhir sama?
0 notes
Quote
Salahi dirimu sendiri. Karena kau tak bisa menjaga nya.
0 notes
Text
Kontradiksi
Tabu Yang berakhir kelabu Buram Yang membuat terpejam Tersakiti Walau rasa nya seperti menyakiti Kontradiksi mu terlalu sulit tuk diterka.
0 notes
Quote
Di tahun yang baru. Bayangmu masih saja bertenda pada relung kalbu. Dengan segelas teh hangat agak manis. Aku menangis, memikirkan luka tahun lalu yang perihnya begitu mengiris. Namun, aku berharap. Semoga di tahun yang baru ini, kebahagiaan sejati akan hinggap pada diri.
Arief Aumar Purwanto | 01/01/2017 (via ariefaumar)
14 notes
·
View notes
Quote
If you wanna make it change. Be honest to your self.
@dhandii
0 notes
Text
Kembang api
Sudah lama tak berjumpa Sapa pun sudah jarang
Kehangatan yang dulu kurasa Memang sudah beda
Tetapi rasa hanya untuk sekedar menatap mata Masih ada
Rasa untuk ingin tahu tentang kabar nya pun Masih ada
Namun yang perlu diingat Kita hanyalah teman, yang hanya bisa bercengkrama hangat
Semuanya memang ada batasan Tapi dalam lubuk hati ku yang paling dalam Sebenar nya, masih meledak-ledak seperti petasan Dan seperti indah nya kembang api yang menghiasi malam
Tapi apa boleh buat Kembang api indah nya hanya mencuat sesaat Sumbu yang membara terbakar oleh api Terbang tinggi Sampai di puncak Ia pun menghiasi malam yang gelap dan sunyi Tetapi Hilang begitu saja dalam sekejap.
0 notes
Text
Perputaran
Disaat mentari menerangi pagi
lalu meredup sore
Disaat sore yang sendu tersapa oleh senja
lalu tersapu malam
Disaat malam dihiasi gemerlap bintang
yang akantersapa oleh pagi nya mentari
semuanya menyadarkan ku
tak ada nirwana yang sempurna
tak ada fana yang kekal
tak ada hidup yang binasa
Hidup,Selalu berputar
Waktu pun selalu berjalan
lalu,apa gunanya hidup jika tak bisa meraih nirwana?
nirwana yang kekal dan tak akan hilang sebener nya
ada.
dalam diri sendiri.
-dbp
0 notes
Quote
Over thinking is an art of your mind that may drag your self into a problem that’s not even exist.
@Dhandii
0 notes
Text
Terenggut
Bagi remaja yang masa kecil nya terenggut Menyusun kata adalah cara mereka meneteskan air mata
Bagi orang yang omongan nya selalu dihiraukan Bersembunyi di balik sajak adalah cara mereka berteriak
Bagi orang yang kehilangan senja Merenung adalah cara membuat hati mereka membaja
Bagi orang yang merasa di sakiti diluar sana Kecewa adalah salah satu alasan mereka berkelana
Tak mudah memang menjalani nya
Tapi… Apakah akan ada senja yang indah di akhir nya? Apakah akan ada bintang yang setia menemani nya? Atau… Apakah semuanya adalah hal yang tabu? Sehingga membuat nya terus berkelabu
Semunya telah hilang Sunyi Sepi
Tiap kali aku mengingatnya Semunya terasa hampa Hampa dari hasrat yang terenggut.
Aku hanya bisa bertanya dengan diri ku sendiri “apakah aku akan menjadi aku yang sekarang atau menjadi apa yang aku mau? ”
- bp
0 notes
Text
BINTANG

Malam ini..
Begitu sunyi dan dingin
aku pun hanya bisa menengadah ke langit
walau perlawanan kontradiksi di dada begitu sengit
semuanya terolengkan oleh sosok yang indah di langit
Bintang,
Hanya kau yang menemani ku di malam ini
gelap dan sunyi …
semuanya terolengkan oleh cahaya gemerlap mu
tapi…
apakah engkau akan menghilang disaat mendung?
apakah semua nya memang hanya ilusi belaka yang pasti ujung nya buntung?
rindu terbawa angin yang terasa dingin
senja yang menghilang ditelan malam
apakah rindu akan terbawa angin? Apakah semuanya akan makin kelam? dan kau bintang?
gemerlap yang setia menerangi dikala dingin nya malam yang menusuk
akan kah hilang bila diterpa mendung?
apakah hujan yang turun bisa terbendung?
semuanya mungkin,…
memang hanya ilusi belaka yang membendung
dan akan hancur pula seperti gintung
situasi pun pasti akan menjadi genting
dan tentu nya…
susah untuk tak mengingat keindahan senja dan bintang yang diterpa mendung
mereka yang selalu membuat ku tersanjung
selalu saja berujung buntung!
aku ingin sekali merayakan kehilangan mereka
kuingin taruh semua keindahan yang berisi kenangan itu di sumbu lilin
walau memang lilin pasti habis nya membatin
tapi setidaknya…
itu bisa menjadi pelita ku disaat mendung
- bp
0 notes
Text
Merayakan Kehilangan
Aku ingin merayakan Tahun baru dengan menyalakan kembang api. Dan kenangan tentang kita akan kurekatkan erat di dekat sumbu penyulutnya.
Biar ia melesat. Jauh. Tak terjangkau. Lalu meledak keras di angkasa. Hancur. Berkeping-keping.
Suara keras dari seruan terompet dibunyikan dengan lantang. Seperti sedang merayakan kehilangan. Tentang kenangan-kenangan. Yang tak lagi menggenang di dalam ingatan.
Dan orang-orang riuh bertepuk tangan. Tertawa riang serta gembira. Seakan luka tentangmu tak pernah ada sebelumnya.
Sesaat setelah gegap gempita yang sebentar itu nyaring terdengar menggema di telinga, kini pekatnya malam mulai membawa aku kembali kepada realita. Bahwa aku pernah kehilanganmu dengan begitu sangat.
Sakit sekali. Sakit sekali.
Seperti menyalakan kembang api namun tidak membiarkannya pergi. Ledakannya begitu nyaring, memekakkan telinga, membutakan mata, menghancurkan genggaman. Sakit tiada tara aku derita karena pernah tak membiarkanmu pergi.
Oh betapa aku ingin mendatangimu sekali lagi. Memukulmu keras-keras hingga kepalamu terkelupas, dan kupaksa memasukkan aku ke dalam sana. Biar kau merasakan, biar kau mengerti, bagaimana sakitnya ketika dipaksa terluka karena harus menerima keadaan.
Salam, Aku. Yang sedang merayakan kehilangan.
922 notes
·
View notes
Text
Kosong
Seperti hujan yang menggenang di bulan Oktober
Seperti perih yang tersisa di akhir senja
Seperti rindu yang meruak di dasar tanah
Hatiku menjadi kembang kempis karena kesepian
Mencari apa saja yang berbunyi agar telingaku berisik
Berharap ramai akan menghilangkan rasa hampa
Namun yang kudengar hanyalah suara Ayah
Kemudian, aku melakukan apa saja yang dapat membuatku sibuk
Berharap sibuk akan mengalihkan rasa duka
Namun yang kuingat hanyalah senyum Ayah
Lalu, aku memilih berkelana
Aku kunjungi semua benua, samudra, dan tentu saja Makkah
Namun aku temukan Ayah dalam hatiku
Ayah cinta sekali padaku, namun ia lebih cinta Tuhan
© Syarifah Aini (2016)
133 notes
·
View notes
Text
Sunyi

Terkadang aku butuh sunyi untuk menjadi teman ku
Sunyi yang jauh dari bising
Bising dari kontradiksi yang menghantuiku setiap hari
Yang membuat ku terus berlari
Berlari dari kegelapan untuk menggapai nirwana
Tapi,
Aku tak sanggup untuk menggapai nya sendiri
Aku butuh penerangan dalam kegelepan yang menghantui ku
Aku butuh cahaya yang menerangi jalan ku kedepan
Senja,mau kah kau menggapai nya dengan ku?
-bp
0 notes
Text
Padam

Semua Hasrat dikala itu
Sudah padam setelah kau pergi
tapi mengapa kenangan tak kunjung padam?
sewaktu-waktu mungkin itu berguna
untuk apa?
disaat kegelapan menyelimuti jiwa
ia bisa ku jadikan pelita.
-bp
0 notes
Text
Lentera

Jenuh,
itu lah yang kurasa
Rasa jenuh yang keruh mengikuti ku
Rasa itu membelenggu ku
Rasa itu mengubah semuanya menjadi gelap
Ya.
Gelap gulita.
ku terus berlari
menghindari dingin nya kegelapan yang menusuk seperti duri
Titik cerah pun terlihat dari jauh
Ku kejar lah cahaya itu
Rupanya lentera
Entah darimana lentera itu
Cahaya nya
Sangat indah
Bagai sang nirwana dikala senja
-bp
0 notes