whitedaisys-posts
whitedaisys-posts
🌼
149 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
whitedaisys-posts · 1 month ago
Text
Pernah gak sadar, ujian tak hanya datang untuk menguji kekuatan diri, tapi juga untuk membuka siapa yang benar-benar tulus :”))
Ternyata, saat kita tak punya apa-apa untuk dibagi, bukan tawa, bukan cerita seru, bukan pencapaian, di situlah terlihat siapa yang benar-benar hadir untuk kita, bukan untuk hal-hal yang kita punya. Ada yang tetap bertanya kabar walau tak dijawab. Ada yang diam-diam menitip doa. Dan ada yang cukup duduk di sampingkita tanpa banyak kata🥹
Mungkin itu hikmah dari segala yang sulit, kita jadi tahu siapa yang layak disebut rumah. Yang tak pergi saat kita runtuh. Yang tetap ada, walau tak dimiinta🫶🏻
Semoga kita selalu dikelilingi orang-orang yang tulus itu🤍
0 notes
whitedaisys-posts · 1 month ago
Text
Tumblr media
Ketika aku belum memahami tentang apa yang Engkau pilihkan padaku, Ya Rabb, aku tetap berusaha menjalani apa yang Engkau pilihkan. Berjalan terus, walau belum mengerti hikmah apa yang ada diujung perjalanan.
Bahkan ketika kegagalan berulang kali dilalui, akhirnya aku tahu; bahwa ruh ku sedang Engkau isi dengan caranya berserah diri, caranya berharap hanya kepadaMu, dan caranya mensyukuri nikmat iman yang tak semua hamba Engkau ridhoi.
Mungkin rencanaku "sengaja" dihancurkan agar tak menghancurkanku. Mungkin harapanku sengaja dipatahkan agar tak berbalik mematahkanku.
Kalaulah dunia ini adalah sebuah kereta, maka Engkau-lah yang tau arah kemudinya. Aku hanyalah penumpang yang tak melihat apa yang Engkau lihat. Aku tak tahu apa yang Engkau tahu.
Maka, dari semua pilihan yang Engkau pilihkan untukku --untuk kehidupanku, dari semua hikmah yang berserakan dijalanMu, aku menyadari bahwa; pilihanMu lebih aku cintai dari pilihanku sendiri.
Yaa Rabb, maafkan aku yang sering berprasangka buruk pada segala ketetapan-Mu.
Depok, 8 Mei 2025, 23.00
217 notes · View notes
whitedaisys-posts · 4 months ago
Text
Tumblr media
Ada sebuah doa yang membuat aku terdiam merenung. Doa dari Nabi pertama, Nabi Adam alaihisalam.
"Rabbanaa zhalamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunanna minal khaasiriin."
(Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami serta memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.) - QS. Al-A'raf: 23
Doa ini adalah pengakuan jujur dari Nabi Adam dan Hawa saat mereka menyadari kesalahan yang telah dilakukan.
Setelah membaca ayat ini, aku menyadari bahwa refleksi diri yang paling dalam adalah ketika kita sadar bahwa selama ini kita telah menzalimi diri sendiri :"))
Mungkin kita sering kecewa pada luka-luka yang kita bawa, tanpa menyadari bahwa sebagian besar luka itu bersumber dari pilihan kita sendiri, tentang keputusan yang terburu-buru, ekspektasi yang terlalu tinggi, atau menunda-nunda hal baik yang kita tahu harusnya segera dilakukan.
Namun, ayat ini seperti pelukan lembut dari Allah. Bahwa mengakui kesalahan bukanlah tanda kelemahan, melainkan pintu menuju rahmat-Nya:")
Mungkin saja, salah satu bentuk kasih sayang Allah adalah saat Dia membiarkan kita merasa remuk, agar apa? Agar kita terus kembali menyadari betapa kita selalu membutuhkan-Nya:"
Jadi, hari ini, sudahkah kita memaafkan diri sendiri seperti Allah yang Maha Pemaaf? :"))
-🌼
5 notes · View notes
whitedaisys-posts · 4 months ago
Text
201.
Kadang di rumah sendiri tak ku temukan arti keluarga. Setelah menikah, aku paham apa itu keluarga. Mereka merangkul dan memperlihatkan padaku bagaimana dan seperti apa itu keluarga dan kehangatan di dalamnya :")
Begitulah hidup. Allah adil dengan keadilan-Nya sendiri.
Ternyata lukaku belum sembuh, masih basah dan berdarah. Selama ini hanya berusaha ku tutupi bukan diobati.
Belitung, 15.52 | 20 Februari 2025.
59 notes · View notes
whitedaisys-posts · 6 months ago
Text
Basic tenangnya jiwa adalah selalu meyakini bahwa takdir Allah itu selalu yang terbaik
265 notes · View notes
whitedaisys-posts · 6 months ago
Text
Kalau melihat anak nangis. Kadang berpikir. Kapan ya terakhir kali kita sebagai seorang yang dewasa menangis seadanya?
Menangis yang tidak tertahan.
Yang durasinya bisa semau kita.
0 notes
whitedaisys-posts · 6 months ago
Text
Sungguh tak mudah berada di posisi ibunda Musa yang harus melarung bayi mungilnya ke sungai Nil. Ia berjuang melawan perasaannya sendiri demi menaati ilham dari Illahi.
Lalu Allah balas ketawakkalan Ibunda Musa dengan mencegah bayi Musa menyusu selain kepada dirinya setelah ditemukan dan diangkat anak oleh keluarga Fir'aun.
Maka perhatikan, begitu indah skenario Allah, bukan? Allah kembalikan bayi Musa kepelukan ibundanya dengan sebaik-baik keadaan.
Dalam hidup ini, kadang kita diuji untuk melepaskan sesuatu karena Allah. Maka, pilihlah untuk selalu mengutamakan Allah.
Tenanglah, tidak akan kecewa siapa yang mengutamakan Rabb-nya.
Entah Allah ganti dengan sesuatu yang lebih baik atau Allah kembalikan lagi lewat skenario terbaik. Percayalah, semua itu sungguh mudah bagi Allah, semudah Allah mengembalikan bayi Musa ke pelukan ibundanya.
Tawakkal saja dan teruslah berbaik sangka, sampai Allah tunjukkan hikmah-hikmah terindah yang nanti membuat lisan tak henti mengucap syukur kepada Allah.
@rizqan-kareema.
84 notes · View notes
whitedaisys-posts · 6 months ago
Text
Tidaklah kita memperhatikan, bahwasanya kita merakit dan memperbaiki apa yg sudah kita pilih dengan balutan kenikmatan yang cukup besar. Yang naik-turunnya sesekali mengalihkan tujuan, tapi kita tetap diberi kesabaran. Yang derunya menguji keyakinan, tapi kita tetap diberi rasa aman.
63 notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan.
Menikah bukan hanya menyoal menyatukan persepsi. Atau membangun komunikasi.
Bukan pula menyoal maklum-memaklumi. Atau menerima segalanya dengan besar hati.
Menikah adalah perihal nafkah lahir dan batin yang diberikan oleh suami kepada istri. Juga perihal pengabdian dan ketaatan dari istri untuk suami.
Menikah adalah tentang mengubah kebiasaan, mengatur waktu, merencanakan masa depan, mengolah finansial, pun mengambil peran dalam pengasuhan.
Jika segala urusan rumah diberikan sepenuhnya kepada istri, maka bukan penampakan baru lagi. Jika di kemudian hari kita mendapatkan para istri yang hidupnya penuh dengan tekanan, penuh dengan derai air mata, penuh pembangkangan dan penolakan.
Sebab mentalnya rusak, fisiknya lemah akibat dari pekerjaan rumah yang dianggap - oleh hampir keseluruhan manusia - adalah tanggung jawabnya.
Padahal rumah adalah tentang bersama. Pekerjaan yang melingkupi di dalamnya adalah tanggung jawab anggota keluarga.
Pun sama ketika seorang suami hanya memposisikan diri sebagai tulang punggung keluarga, sebagai sumber dana, sebagai pencari nafkah. Sehingga mindset yang tertata hanyalah menyoal uang. Untuk kemudian lahirlah sifat dan sikap yang menggurat luka di dalam diri sang istri.
Tidak ingin berperan dalam urusan rumah dan mendidik anak. Tidak ingin meringankan beban istri, tidak ingin berusaha lebih untuk menyenangkan hati istri.
Karena tidak selalu perihal uang yang membuat seorang istri bahagia.
Adakalanya pelukan hangat, bantuan mengurus rumah dan menjaga anak, waktu-waktu yang dihabiskan berdua, janji-janji yang ditunaikan, perasaan-perasaan yang dihargai; adalah bentuk bahagia yang lain.
Karena menikah adalah upaya mengubah kebiasaan. Mengubah semua hal-hal yang pernah dilakukan seorang diri, menjadi kebiasaan yang harus dilakukan berdua bersama pasangan.
Karena menikah adalah upaya memberikan lebih banyak waktu kepada keluarga. Menomorsatukan mereka, menjadi peka terhadap perasaannya.
Karena menikah adalah perihal saling; saling meringankan beban pekerjaan rumah; saling menghargai dalam setiap keputusan; saling menghormati dalam berbagai keadaan.
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan. Menjadi tahu dan paham bahwa begitu banyak kebiasaan yang mesti diubah jika telah hidup berkeluarga.
Bukan malah berlaku seenaknya hanya karena dia adalah kepala rumah tangga. Dan bukan pula bertingkah semaunya hanya karena dia adalah seorang wanita yang mesti dimuliakan oleh suaminya.
Karena sungguh, menikah adalan tentang kesadaran untuk mengubah kebiasaan.
Kesadaran untuk mau memahami bahwa sebaik-baik waktu yang dihabiskan seorang laki-laki adalah bersama keluarga dan istri.
Kesadaran untuk mau mengerti bahwa sebaik-baik ketaatan yang mesti dilakukan oleh seorang perempuan adalah ketaatan kepada suami.
06.13 a.m || 13 Juni 2023
1K notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
Setelah menikah nanti, pikirkan dan antusiaslah setiap hari tentang: kebaikan apa yang hari ini akan kuberikan untuk pasanganku? Lebih tepatnya, sama-sama antusias dan saling memikirkan.
—Taufik Aulia
545 notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
990 notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
Jalan Pulang, Jalan Pengabdian
"Dia mah enak, suaminya perhatian." "Dia mah enak, meski udah nikah masih dibolehin sekolah tinggi dan ngejalanin bisnis." "Dia mah enak, nggak tau tuh dia gimana rasanya menunggu kehadiran anak." "Dia mah enak, mertuanya baik." "Dia mah enak …"
Hayo, apa lagi yang biasanya memenuhi pikiran kita ketika melihat pernikahan atau keluarga orang lain? Kalau kita list terus, panjang dan nggak akan beres-beres nggak, sih? Hehe.
Harus kita akui, terkadang hati kita menjadi kecil ketika melihat bagaimana Allah menghadirkan kebaikan-kebaikan-Nya pada keluarga lain. Dari jauh kita mengira bahwa pasti keluarga tersebut sudah berada pada puncak bahagianya. Kita jadi lupa bahwa di saat yang sama Allah juga sedang (dan akan selalu) menghadirkan kebaikan pada keluarga kita. Sayangnya, syukur kita biasanya jadi terkikis ketika di benak kita terbersit satu kalimat mematikan, "Tapi bukan yang begini yang aku mau, Ya Allah." Padahal,
Tumblr media
Kita ambil satu contoh yaitu istri yang suaminya baik dan perhatian. Dengan atau tanpa ia sadari, sejatinya itulah peluang amal shalih sekaligus ujian baginya. Apakah ia mampu taat atau justru jadi berbuat seenaknya kepada suaminya? Begitu pun dengan takdir-takdir yang lain.
Kuncinya adalah terkoneksinya jiwa kita kepada Allah dalam memaknai apapun yang ditakdirkan-Nya untuk keluarga kita.
Sebab, takdir-takdir itulah yang memang perlu kita tempuh dalam rangka mengabdi kepada Allah dan menjemput kepulangan terbaik kita. Bukankah ujung dari perjalanan keluarga adalah terselamatkannya diri dan keluarga dari api neraka?
Hari ini, mungkin ada banyak diantara kita yang sedang sekuat hati berusaha mencintai takdir yang digariskan-Nya. Tidak mengapa, mari kita lanjutkan usaha mencintai itu. Sebab suatu hari nanti, insyaAllah kita akan benar-benar mencintainya. Ia tidak pernah dimaksudkan-Nya untuk mengantar kita kemana-mana selain kepada sebersih-bersihnya jiwa menuju jalan pulang yang sebenarnya.
Wallahu 'alam bishawab.
101 notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
Semakin dewasa itu, semestinya segala sesuatu menjadi lebih simpel.
Kalau kawan tidak bisa diajak berkumpul bersama lagi, tak mengapa. Ia sudah punya kesibukan sendiri, dunianya sendiri, mengejar cita-citanya. Kalau belum bisa hari ini, semoga di lain waktu bisa jumpa lagi.
Pun, seandainya ia bisa memenuhi keinginan untuk bertemu dan memecah celengan rindu, tentu aku sangat mengapresiasinya. Meluangkan waktu di sela-sela kesibukan yang tiada habisnya. Meski mungkin waktunya tak seberapa, atau ia izin datang terlambat sekalipun.
Maklum. Di masa dewasa ini, ada banyak hal yang akhirnya harus kita maklumi. Ada banyak yang harus kita katakan, "nggak papa."
Kalau kawan tak kunjung membalas pesan darimu, bahkan hingga berhari-hari. Tak mengapa. Mungkin memang belum sempat. Pun, kalau rasanya memang cukup penting, simpel saja sebenarnya. Cukup kirimkan pesan kembali, harapannya agar ia bisa membacanya.
Semakin dewasa, harus belajar memahami sudut pandang orang lain. Harus memahami bahwa diri kita bukanlah poros kehidupan yang mengharuskan segala sesuatu harus sesuai dengan yang kita mau. Belajarlah menerima bahwa orang lain tak selamanya bisa memenuhi ekspektasi kita.
Kalau terus-terusan kita yang ingin dimengerti, pasti sangat melelahkan. Coba turunkan egonya, ya.
Simpel saja. Jangan egois. Jangan hanya memikirkan diri sendiri. Belajarlah memandang dari perspektif orang lain, ya!🫶
11 notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
apabila suatu hari anak-anakku menemukan ini
mungkin suatu hari nanti, kamu sudah lebih tinggi dan lebih berat. kamu juga sudah bisa membaca. pikiranmu mulai berpikir tentang hal-hal di dunia ini, sehingga semuanya terasa membingungan dan kamu kesepian...kamu bisa selalu bertanya ke ibu.
ibu juga dulu hanya anak kecil yang suka berpikir dan merasakan banyak hal...tapi badan ibu terlalu kecil untuk bisa mengolah semuanya dan otak ibu juga dahulu kala belum bertumbuh optimal.
segala hal itu, ibu bawa menjadi pertanyaaan. ibu jadi berteman dengan kesepian, angan-angan, serta pikiran. ibu juga banyak berpikir dengan konsep cinta kasih, karena dahulu ibu ada masa dimana berteman itu sulit sekali.
semuanya..ibu bawa ke dalam tulisan-tulisan. ada kalanya jadi puisi, ada kalanya jadi catatan singkat, atau narasi panjang. ibu sangat suka menulis, menulis juga gratis tidak perlu beli cat atau alat pewarna. cukup pensil dan buku kosong. kemudian lahir blog-blog canggih seperti ini...ibu pun banyak menulis.
tulisan ini bukan berarti ibu tidak bahagia. ibu sangat bahagia. hanya saja, bahagia itu mudah ibu rasakan dan ibu proses. sementara sedih, amarah, dan perasaan negatif lainnya, sulit ibu proses yang hasilnya memberatkan langkah ibu. ibu hanya mampu menjadikannya tulisan, merangkai menjadi sesuatu yang lebih indah di luar kepala ibu. kelak melalui tulisan, pikiran negatif itu bisa tumbuh bagai teratai yang tumbuh di lumpur.
tulisan ibu nampak sedih dan nampak merana, karena perasaan-perasaan itu yang ibu tidak mau simpan di dalam hati dan memori ibu. sehingga, harus ibu keluarkan. di sini. biar dia jadi tumpukan sampah di dunia maya ini.
kebahagiaan ibu? ibu simpan di rumah. sehingga jadi kamu, jadi paw, jadi kenangan manis dan masakan khas ibu.
kelak, apabila kamu kebingungan, sedih, dan marah, kamu bisa datang ke ibu. kita proses bersama. kita menulis bersama. atau menggambar dan mewarnai. apabila hanya butuh dipeluk dan duduk dalam hening juga tak apa. jangan lupa ucapkan terima kasih kepada perasaan negatif yang sudah muncul. karena tanpanya, kamu tidak akan bisa belajar tentang dirimu sendiri.
ibu juga masih belajar, sehingga kita belajar bersama-sama ya.
39 notes · View notes
whitedaisys-posts · 7 months ago
Text
:")🤍
Sesekali, kesedihan harus dirayakan, agar kita kembali mengingat bahwa kita pernah lebih kuat dari ini.
258 notes · View notes
whitedaisys-posts · 8 months ago
Text
202/366
Dari orang yang paling aku butuhkan, aku belajar untuk tidak membutuhkan siapapun.
Dari orang yang paling aku harapkan, aku belajar untuk tidak mengharapkan apapun dari siapapun.
Dari orang yang paling aku percaya, aku belajar untuk lebih berhati-hati dalam prasangka.
Dari orang yang paling aku cinta, aku belajar bahwa cinta bukanlah segalanya.
-Na, 22th
578 notes · View notes