Tumgik
wir4-dijaya · 4 years
Text
Aku...jalankan semua kesedihanku dalam keramaian tanpa sedikitpun orang tau, karena sudah terbiasa berjalan dalam kesedihan dikesendirian. Semua itu begitu perih, bangkit dari keterpurukan dalam kegelapan tanpa arah dan pelita. Berjalan tertatih dilorong hitam yang penuh iblis dan setan, tak ada orang lain selain aku, semua orang hanya menantiku di ujung lorong hitam, hanya menanti dan tidak memberi pelita kekuatan. Aku tetap berjalan walau sendirian karena ada cahaya emas yang terlihat olehku di ujung lorong hitam itu.
Aku...ikuti kata hati dalam hening di sepertiga malamku, memuji-MU dengan ridho-MU, kesal, sedih, kecewa datang silih berganti. Hadirkanlah lagi semua itu agar aku dapat berkata kepada-MU "aku hamba-MU yang tetap menerima segala kebaikan & keburukan sebagaimana telah Engkau atur dan tulis di dalam daun itu, namun jangan Engkau gugurkan daun itu sebelum aku Engkau angkat menjadi kekasih-MU..."
Aku...telah kehilangan tangan kananku yang keras seperti baja dan lembut seperti kapas. Hanya tangan kiriku yang masih setia menemaniku dengan halus seperti sutra dan tegas seperti raja. Namun, aku masih tetap selalu dikuatkan-NYA seperti karang dilautan dan seperti tanah yang terinjak tapi tetap menumbuhkan tumbuh-tumbuhhan.
#Aku...datang karena HAQ-MU dan berjalan karena KUASA-MU.
4 notes · View notes