Text
Life Changing Moment

Belakangan ini selalu memulai hari dengan kurang tidur dan bahagia berlebihan bersama mereka. Kurung buka dan titik dua.
0 notes
Text
Cerita Dua Tiga Satu Dua
Desember kemarin itu agak diluar nalar saya, gila sih. Apapun yang terjadi.
Peak Moment of December itu tanggal 23, Senin. tapi setelah dipikir lagi, ini juga Peak Moment of The Year.
Bersama tim menang kompetisi ibukota negara, negara saya. Tegas, ini jadi salah satu cara saya menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan.
Tai.
kemenangan ini benar - benar berarti untuk saya secara personal. Seperti reminder yang menyadarkan sekaligus mengingatkan saya untuk bisa terus maju dan tidak menyerah.
Sepuluh tahun lebih saya sering mengeluh di media sosial, tentang hal - hal sok tahu yang terjadi pada negara saya. mungkin ini salah satu balas dendam saya juga rekan kerja saya, setelah selama bertahun di jam makan malam bertukar keresahan supaya warga negara saya bisa merasakan previlese infrastruktur yang kami rasakan saat menjadi TKI disini. merasa negara hadir disisi walaupun masih korupsi.
Dua bulan sebelum dua tiga itu juga gila, tukar pikiran, pendapat, waktu kerja berlebihan demi tujuan yang tanpa target. Nothing to lose. Kami masih memulihkan cedera karena harapan berlebihan pada beberapa kompetisi sebelumnya. Dan di sini, saat kami bekerja tanpa target, dengan beban kemenangan yang ternyata kami lupa panggul sejak garis start, semua yang terjadi mengalir begitu saja, 50 besar, 20 besar, 10 besar, 5 besar, dan Juara. gila.
expect nothing, regret nothing, appreciate more.
tapi,
Setelah menang, saya merasa euforia kemenangannya itu hanya bertahan 24 jam, senang? senang sekali, tapi dijam ke dua puluh empat lewat 10 detik saya sudah mulai khawatir dengan goal apa lagi yang perlu saya kejar selanjutnya.
i feel like i have another goals that start to make me worry again.
walaupun saya sadari sekali juga kalau happiness itu sementara, mencapai sebuah goals itu tidak akan membuat happiness jadi terasa selamanya, dan finish line itu tidak akan pernah saya capai selagi saya masih hidup. Tapi starting line akan selalu dapat saya ciptakan kapanpun saya siap dan bersedia.
kle.
2019 kemarin itu tahun up yang terasa dan down yang terasa banget, juga menyaksikan secara nyata mental break down beberapa kawan dekat yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi didepan mata saya, terasa sesak saat mendengarkan mereka bercerita. Menanggapi tanpa masukan dan apapun, karena dalam hati saya mengerti mereka hanya ingin didengar. Berusaha membantu sebisa mungkin menyusun dirinya kembali, sesekali turut membantu mengumpulkan pecahan namun memberikan kesempatan untuk menyusun pecahan tersebut sendiri.
pedih.
Tapi sekali lagi alam punya caranya sendiri untuk menggambarkan titik pada garis waktu setiap manusia.
ditengah semua itu saya selalu mencoba bersyukur atas apa yang terjadi pada hidup saya.
Terima kasih,
Semesta.
0 notes
Text
After Midnight

1.35am Kuala Lumpur.
Ditemani Half the world away yang melantun pelan, khas Noel. Melihat kearah balkon apartemen, diselingi lampu2 sebagian gedung apartemen diblok lain.
Magical sekali.
Menikmati malam yang tidak terlalu hening, tetapi tidak punya keluhan tentang itu, malah sangat bersyukur atas segala banyak hal baik, dan tetap berterimakasih pada semesta ketika mengingat hal-hal kurang baik selama setahun ini yang terlewat juga terlalui.
Berusaha menyerahkan pada semesta terhadap segala hal yang terjadi diluar kehendak saya dan keterbatasan sebagai manusia. Sesekali menambahkan nikotin, zat racun yang secara sadar saya konsumsi beberapa bulan belakangan, entah kenapa, ya sudahlah.
Perhatian teralih melihat ada sepasang warga asing seperti afrika berkelahi disebuah gang tidak gelap seberang apartemen tepi jalan tidak jauh dari bar yang setahu saya mahfum didatangi warga paruh baya, cukup bar-bar dan excited melihatnya. Tukar pukulan tidak terlalu lama karena dipisahkan oleh kawannya, sayang sekali. Sekilas mengingat di gang yang sama dua tahun lalu sempat jackpot bersama salah satu direktur di kantor setelah menyanggupi ajakan seorang klien untuk sekedar menikmati minuman alkohol ringan tapi terlalu banyak disana.
Dan,
Berusaha mencari punchline untuk postingan ini tetapi nihil.
Ah ya, menemukan lagu bagus yang belakangan ini belum bosan saya dengarkan, dari Liam Gallagher. Lagu tentang anak perempuannya, bahkan seorang bapak dengan attitude rockstar bisa tunduk jika berhadapan dengan buah hatinya. Manis sekali. Lagu tentang ketidakrelaannya jika anaknya semakin dewasa dan harus sedikit meninggalkannya, tapi tetap berusaha mengingatkan bahwa dia selalu ada kapanpun Molly membutuhkan ayahnya. Setiap repeat selalu berharap saya yang menciptakan lagu tersebut.
Apa lagi..
tidak banyak hal yang berubah mengenai hal - hal yang selalu ikuti, ah ya kembali intens membaca buku Ajahn Bhram, mulai di cacing dan beberapa buku lainnya. Ajaran Buddha yang diterjemahkan santai oleh beliau, sedikit banyak mengajarkan saya untuk tetap santai dan chill, dengan keadaan sekitar.
Baru sadar ini adalah posting pertama saya di blog ini, setelah mengingat kembali lumayan banyak juga tulisan yang tidak selesai dan tersimpan di draft maupun keep di handphone, mencoba menyelesaikan yang ada dan mempostingnya disisa waktu 2019 ini sepertinya.
...
Accept things that will go wrong from time to time, because letting go leads to peace. - Ajahn Bhram
0 notes
Text
kuartal akhir 2018

Momen ini saya tulis karena ternyata sadar tahun ini hampir berakhir, berada di kuartal terakhir tahun 2018.
Cepat sekali.
Sial.
Bersyukur kembali masih hidup dan sehat atau terlihat sehat, karena beberapa bulan terakhir jarang berolah-raga. Semoga kesehatan selalu menyertai saya.
Masih tenggelam di estafet deadline perminggu dan bulan, kadang menegangkan lebih sering menyenangkan, karena setelah kira – kira 6 tahun lulus kuliah, saya semakin menyadari jika saya menyukai dan menikmati apa yang saya kerjakan untuk hidup. Hell yeah.
Beruntung bertemu dengan orang – orang yang ternyata tepat untuk mengantarkan saya ke kesempatan – kesempatan yang tidak pernah saya duga sebelumnya, menarik. Walupun memang untuk menyelesaikan kesempatan tersebut diperlukan effort lebih dari biasanya, tetapi saya tidak punya keluhan tentang itu. Tetap menyenangkan.
Masih juga mengikuti perkembangan politik negeri saya yang arah kompetisinya semakin tidak sehat dan semakin membuat saya muak. Pihak pemerintah yang menutup sebelah mata pada beberapa keadilan yang terjadi dalam kehidupan sosial, intoleransi contohnya, namun tetap bekerja dengan hasil yang masih patut diapresiasi ditengah fitnah dan berita bohong, juga pihak oposisi yang membuat saya salut dan bangga karena setiap argumen yang dilontarkan mengandung ketololan yang melalui berbagai proses penyaringan, murni sekali. Tampaknya kedamaian di negeri saya masih akan jauh di ufuk yang belum terlihat. Entahlah.
Saya jarang membeli cd musik seperti biasanya, sepertinya 2 tahun lalu, saat saya curhat disini saya kehilangan akal sehat membeli cd dalam jumlah luar biasa adalah tahun terakhir sebelum saya merasa malas membeli cd musik lagi, terima kasih layanan streaming (spotify).
Tidak membeli cd musik, arah konsumerisme saya beralih ke buku dan tshirt band, buku – buku arsitek demi memperbaiki diri, dan tshirt band yang menurut saya keren, bootleg tiada masalah, yang penting saya membeli dengan uang halal bukan hasil korupsi. Membeli buku di negeri seberang terasa lebih wajar karena pemerintahnya memberi subsidi bagi buku – buku untuk mencerdaskan bangsa, berbanding terbalik dengan Negara saya, pemerintahnya menganjurkan membaca buku, tetapi harga bukunya duh-gusti-mahal-sekali.
Apa lagi.
Bersama yang saya kasihi masih pergi kebeberapa tempat non-passport maupun perlu-passport, ke beberapa tempat yang pernah dikunjungi karena memang kesempatannya seperti itu, dan tidak masalah, masih tidak ada keluhan. Hanya dorongan orang tua untuk segera mengikrarkan janji di depan altar semakin gencar dan terasa nyata. Masih menyiapkan hal tersebut, seperti tahun – tahun sebelumnya.
Beberapa minggu ini intens mendengarkan The Starting Line, dan Ataris. Kembali ke era-2000-an, diselingi metal/punk/hardcore, As I Lay Dying, BMTH, Comeback Kid, Neck Deep, WSTR, Pee Wee Gaskins, juga Divide, dan Revenge The Fate, dan beberapa musisi hip-hop 88rising, seperti Rich Brian dan Joji. Saya menulis ini sembari mendengarkan Sakunta/Sarpa – Divide yang berlanjut ke The Search for Everything – John Mayer dalam medium Spotify.
Tahun ini sepanjang kesadaran saya telah memberikan hari baik dan kurang oke dengan cukup fair pada saya, ada saatnya saya penuh adrenalin menjalankan dan menyelesaikan sesuatu, ada juga saat saya dipenuhi rasa malas dan khawatir berlebihan terhadap kehidupan yang akan datang.
sepertinya demikian.
What a life. Thank you Lord.
Hei dan baru sadar saat beberapa kali menuliskan posting di blog ini saya selalu disertai lagu – lagu John Mayer. Haha.
Kuala Lumpur, Desember 2018.




0 notes
Text
Chiang Mai, 2018

Berterima kasih pada semesta atas konspirasinya yang membawa saya melihat belahan bumi asia yang lain, bersama dua orang kawan yang tingkat kewarasannya cukup meragukan, padahal wanita. Singkat cerita mereka memaksa saya untuk turut serta, dan saya hanya merespon setuju dengan sedikit terpaksa, dan jadilah saya berada ditengah kombo yang aneh tersebut, tapi sesaat setelah semua cerita liburan ini selesai, saya tidak pernah menyesali keputusan saya dalam hal ini. Terima kasih Icha dan Fern.
Chiang Mai, di utara Thailand, adalah destinasi utama, dan Bangkok adalah kota pembukanya.
Alasan utama memutuskan ke Chiang Mai adalah “Lantern Festival” yang memang diselenggarakan setahun sekali, dibulan November, entahlah apa namanya dalam Bahasa Thai, dan ya sangat menakjubkan, melihat ribuan lentera dengan berbagai harapan dalam ragam bahasa di hampir seluruh dunia dilangit Thailand.
Lentera saya tidak berisi harapan, entah mengapa saya tidak mengharapkan apa – apa malam itu, saya hanya berterima kasih, atas segala hal menakjubkan yang ada dan terjadi pada diri saya, karena Tuhan dan Semesta memberkati saya dengan berkat yang luar biasa melebihi apa yang semestinya saya dapatkan, saya menulisnya dalam Bahasa inggris, dan diakhiri kata “terima kasih” dalam Bahasa ibu.
Merinding. Dan mengagumkan.
Saat melihat lentera terima kasih tersebut terbang ke temaram, bersama ribuan lentera harapan lainnya.
Membantu Icha dan Fern juga, yang memang menulis harapannya masing – masing, tidak bisa mengingat harapan yang ditulis Icha, dan tidak dapat membaca apa yang ditulis Fern.
Setelah menerbangkan lentera, kami mengikuti ritual menghanyutkan sebuah rangkaian bunga, dengan dupa dan lilin yang menyala di sungai Ping, Chiang Mai, yang artinya melepas hal buruk untuk memberi kesempatan pada hal baik masuk pada diri kita.
Ya saya rasa kesempatan baik dan pengalaman sekali seumur hidup yang asik. Mengalami, merayakan, dan turut serta dalam kebudayaan yang memang asing bagi saya, tapi tetap saja menyenangkan. Kembali berterima kasih pada semesta atas akal sehat dan kesehatan, dan semua hal baik yang saya alami dalam kesempatan itu.
Tidak banyak tentang Bangkok, karena ya tidak semenarik yang saya rasakan, terasa seperti Jakarta yang macet, hanya lebih baik dalam transportasi umum, karena memiliki MRT dan BTS, juga karena Seven Elevennya menjual berbagai makanan yang enak, itu saja.
Khxbkun.




























0 notes
Text
re-member
Well I think I left this bloggy cold.
Sorry.
Dan ya banyak hal terjadi, tidak susah untuk diceritakan sebenarnya, hanya malas masih tetap dominan pada diri saya untuk menulis cerita, padahal sekedar menulis paragraf sebagai cek poin di blog ini terbukti sebagai hal menyenangkan saat membaca ulang, bertahun kemudian. Haiya.
it’s a minor nerve flick and a major pain in the ass to say what the hell I was writing back then, but ya its still fun to read it again.
Halleluya! ( I just want to say that.)

1 note
·
View note
Video
youtube
Pergi ke selatan Kuala Lumpur, mengunjungi salah satu kota yang dilantik UNESCO jadi salah satu kota berbudaya di negara ini, cukup beruntung diberkati cuaca yang cerah cenderung panas, mengunjungi tempat baru bersamanya memang selalu menyenangkan.
Musik ; Topi Jerami - Pagi
0 notes