a cup of tea/two shots of tequilla/everything in between
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
A support in need
Belakangan, so many things are all on the line; kerjaan, uang, karir, bahkan the thoughts my family too. Rasanya bisa runtuh kapanpun kalo otaknya lagi penuh sama hal-hal tersebut. Like most people do, I seek support. Tapi, what kind of support do I actually need, sih? *seriously asking*
Misal ada temen bilang âgakpapa, harus sabar yaâ. This soothes me di saat itu! Tapi at nights, I would sit by myself and my thoughts wander. Kalo sebulan ini gak ketemu kerjaan sih, hmm, masih bisa. Tapi kalo lebih dari 2 bulan, berat banget. Kasian orang rumah pasti. You know? Those sort of thoughts.
Leading up to my lay off day, I was fortunate to be âpreparedâ by someone Iâm close with. Tapi tetep, seberapapun baik persiapannya, nobody likes getting laid off of a work, yang notice-nya cuma 2 hari prior to the last day. Ya gak sih?
Isnât being âpreparedâ by your closest one also a form a support? Ditambah, they remember and remind us of interviews coming. Another kind of support, no?
But, is âmenurutku kamu gak sesedih ituâ a flattery of me masking my sadness or a form of dismissing my feeling? Terlebih kalo kata-katanya came from the same person who I mentioned being close to me with. Do I think they have their own way of supporting me or they just wished I wouldnât âwasteâ my time being sad?Â
See, I understand that they don't want me to drag on my sadness for too long. They understand that I am, indeed, sad. Jadi mereka berpikir, harus bikin Alda semangat nih. But at times when youâre so vulnerable of your feelings, you just want to be heard, to have your feeling validated.
Wait, was I really sad? Is being âjust sadâ doesnât deserve being allayed? How sad should I be to not be perceived âmenurutku ngga sesedih ituâ? What sucks is, I then questioned my own feeling. Why the hell did they dictate *how I feel*? Wasnât I here to seek comfort? Or should I not depend on anyone's words of comfort?
Tricky.
0 notes
Text
Body positivity part 1/~
Being fat since I was a kid and grew up within society's beauty standard has really taken a toll on how I see myself. I felt guilty about everything that I ate. How I look is a felony. I hate the person the mirror is reflecting. I couldn't see what I was, I just saw what I was not.
The need to always lose weight, lessen my meal portion, this diet, that diet, 14 days abs challenge, on and on and on they go. I've always hated Olahraga (PE) subject. Those judgemental friends..đ Until in 2015, my friend, Kinanti, suggested we join a MuayThai class. I didn't know people who are actually into healthy lifestyle were THAT supportive (Bye judgy friendsđ). And then I started building self confidence. As if the mirror talked me some senses, "Hey alright you're kinda overweight and you know it troubles you moving, breathing, not to mention your monthly menstruation cycle". And so my perspective shifted. Being physically active not to please anyone but myself. Eating right not because I loathe my body fat, but because I want to be mindful with what goes into my mouth. Throughout the years, I learnt and still learning to find what diet my body needs. It's a trial and a lot of learning. It also takes courage to believe what I actually am and what I can achieve.
What I wanted note is, I would not even think to start living a healthy balance ~lifestyle~ if I hadn't taken the leap to start loving myself.
0 notes
Text
In search of the ground
Been 2 months practicing yoga routinely. I needed my grounding. Actually I also thought picking up a new routine would help me cope with whatever it is Covid-19 is messing with (my head). Mmm I've always enjoyed yoga particularly after a heart break. I don't enjoy strength home workout/tabata/2 weeks abs challenge lol they only make me sweat w/o feeling freshen afterwards. so yoga it is awal2 dulu targetnya harus bisa Chaturanga. bukan karena keren, tapi karena Chaturanga banyak dipakai di sesi yoga. and then I got greedy, thus binding, headstand, forearm headstand.. There are days I skipped my session simply karena males banget, pengen tidur seharian. Lalu hari besoknya, lanjut lagi. #tips On days where I practice, I'd write "yoga" on my calendar after the session!! This way I don't feel as if yoga is something of a burden. Honestly when I first started I didn't intend to do yoga in order to lose weight. But I realise I'm now more mindful with what goes into my mouth. Masih banyak yang bisa diexplore di yoga. Dari Asana (gerakan), Pranayama (napas), dan lain-lain. Seneng banget karena akhirnya jiwaku berasa hidup lagi. Berasa pengen belajar terus, meskipun bukan anything professional/material. For an hour or so I get to be with my breathing, my belly fat rolls, my strong arms, my wobbly legs, my big heart, ...myself. I might pick up a new routine, I have few things in mind. I'll share it once one of it has become my new habit.
1 note
¡
View note
Text
bingung aja gitu
jujur drpd takut ga nikah, gue takut pas tua gue jadi miskin secara harta/finansial. gue gatau gmn caranya ortu gue bisa nyekolahin gue sampe sarjana. apalagi pas kuliah sih. bapak gue udah ga kerja, nyokap cuma IRT. kalo bisa minta duit sama Allah 1M lsg turunin depan mata sih ya gue jg ga mau mau amat. mungkin butuh sih, buat bayar pegadaian emas. emasnya digadai buat apaan? buat biaya gue kuliah, ngekos, belom pas wisuda mahal bgt.
tapi semenjak kerja gue ngerasa jadi lbh konsumtif DAN GUE GASUKA BGT BUANG2 UANG karena gue selalu diajarin untuk BERTANYA ke diri gue sendiri. "do I NEED this?". jawabannya mostly ENGGA. dulu sih probably karena 1) emg ga butuh, 2) duitnya bukan duit gue. nah skrg udh kerja, gajian, megang uang sendiri. kelar deh idup beli A B C pdhl udh ngerasa diirit2 tapi kok ya tetep bnyk barang yg gue beli. sok2an ngirim2 makanan ke org2, ngasih kado agak mahal. udh mana gaji kecil, harus bayar pegadaian, kebutuhan rumah spt listrik air, masih belum paham nabung saham jadi masih ngerasa bingung dan ya nominal yg gue masukin kecil, jadi gatau deh bakal untung yg signifikan/financial goal gue akan tercapai apa engga. contoh barang yg sebenernya gue ga butuh2 amat: body yoghurt tbs, grab food di saat nyokap telat masak, casing hp, card holder, dll.
utk dapet gaji yg gede gue tau butuh kapasitas yg gede juga. soft skill, hard skill. di satu sisi gue mau hal di atas, di sisi lain gue bingung harus mulai darimana. gue bisa apa sih. hal2 yg udh gue lakuin di kuliah kyknya ga menjual. yg beneran "dipandang" hrs yg work-related. gue bener2 gamau bgt berlama2 digaji sekecil ini. gak ada jenjang karir. gak dipikirin sama atasan gue mau develop kemana. cuma kerjain teknis. logic kerjaan ga gitu masuk karena ilmunya sangat spesifik. yg terakhir gue yakin gue bisa catch up but anyway.
harus benar2 belajar ngatur uang yg cuma sedikit ini dan tentunya mengatur napsu. gue beruntung nyokap selalu ngajarin utk bertanya ke diri sendiri apakah gue benar2 membutuhkan suatu hal/barang. di sisi lain, beliau selalu blg "kalo ada uangnya ya beli aja". karena kami pernah di kondisi gak punya uang dan gue tau pasti hati nyokap gue sakit bgt ketika gue minta dibeliin 1 barang tp uangnya lg gaada.
jadi ya setiap hari selalu berpikir gmn caranya gue memperbesar kapasitas gue. most times bingung bgt sampe kepikiran: ikt bootcamp data science 7jt trs banting stir? nyoba dftr MT di tmpt yg mengeksploitasi sawit/kekayaan alam? kerja di bank? jadi pns & nurut aja sm atasan?
huhu yaAllah semoga berkah deh pikiran2 dan kerjaan2 ini and may You ease my thought.. i want my parents (and my kids later) to buy stuff they desire, go to places they dream about, eat healthy food, have a nice home. bismillah deh pelan2. <3
0 notes
Text
raaants
tadi abis berkabar dikit sama Dinda lewat telfon. ada satu kalimat yang memicu gue berpikir (mgkn gak penting buat u u semua tapi gpp, kita kan hidup di otak masing2). dia bilang, "...itu jadinya pertemanan yang dipaksakan"
jadi kepikiran, temen2 gue selama ini, be it temen sd, smp, sma, kuliah, les, itu kami jadi teman karena keadaan dan nasib (satu kelas, satu almamater, dll), atau lebih dalam lagi, karena ada sesuatu hal yg sama2 kami suka/junjung/dll?
yg gue perhatiin sih, jelas alasan ke-2 lebih 'susah' mempertahankan pertemanannya. susah karena term pertemanan yg gue maksud adalah yang kaya akan dukungan, growth, insights, bahkan menjadi 'tong sampah' dan 'obat'-nya temen
thus in achieving these, butuh usaha yg lebih banyak, e.g., nurunin ego, membuat waktu khusus mereka, saling mendukung dan mengingatkan, mau menjadi vulnerable (susah bgt), i.e., mau berusaha utk menjadi teman yg baik
in college i started off an asshole (that's ok i'm past my acknowledging phase), and my closest ones (in college/not) know i am trying. some days they can't believe how far i've come, other days they help me reflect.
asa lg ngmgin pertemanan yg dipaksakan tbtb nyambung kemana wkwk ini grgr awalnya bahas temen yg sikapnya suka bikin aku berpikiiir dan kadang aku mjd kalut ~.~
kalo mau temanan ya set the boundaries as friends (in any form) and respect each other's. in my case i trusted them to pick up where we left off and they seemed to not do justice
0 notes
Text
Not on the same ground
Last night I confessed to someone that I (still) have feelings for him. Sebenernya udah pernah bilang juga, he said he liked me too but not the way I liked him. 4 months later ternyata he still feels the same. I asked if weâre not on the same ground and he replied, I guess.
Kok gue kayak nekad gitu 2 kali bilang? Sebenernya yang kali ini gak mau bilang. I thought I was fine if he only wanted the flirt, but I got confused along the way. After I confess, he said heâll be nice to me. Tapi bukannya itu akan makin bikin gue susah move on ya? Haha geli banget pake term move on.
I wonder where did I go wrong? He explained to me why he doesnât want to date anyone (which in this case I donât plan to date him either. Confessing does not equal dating, kan). But, well, deep within I had hoped he liked me like *that*.. even just a tiny bit. At this rate Iâm not sure if Iâm worthy of love.
Was it how I look? How I dress? My fats? How I speak? My personalities? Gue ngerti suka sama orang kadang engga beralasan, tiba-tiba suka aja gitu. Ada spark. Ada getaran ketika sedang bersama. Butterflies. Was there none? There probably none.
We were not on the same ground, we still are not and will never be.Â
Yuk bangun. Gak apa-apa. Kalo kemarin bisa, hari ini juga pasti bisa.
1 note
¡
View note
Text
Satu bulan setelah wisuda
Tanggal 22 September kemarin gue wisuda. Alhamdulillah, saatnya melepas titel âmahasiswaâ setelah 4 tahun perjuangan. 4 tahun yang sangat merubah hidup gue. Anyway, letâs get straight to the point. Satu bulan setelah wisuda, Alda ngapain? Alhamdulillah lagi, gue diterima kerja di salah satu social enterprise di bidang persampahan, dikontrak sampai akhir Desember. The work is very exciting walaupun banyak kekurangan dari gue, yaa sambil belajar. Orang-orang kantornya juga suportif dan mau membimbing gue yang noob ini.Â
Pun gue sebenernya sambil cari-cari kerjaan lain, takut setelah Desember gak diextend kontraknya. Gak ada jeda antara wisuda dan kerja, bahkan sebelum wisuda gue udah tanda tangan kontrak. Terlihat buru-buru banget ya? Kalau lagi ngobrol sama temen, suka keluar narasi âkerja itu jodoh-jodohanâ. Gue lama kelamaan percaya ini, karena senior-senior gue juga berkata demikian, entah mereka ngalamin sendiri atau cuma buat nyemangatin aja.
Ada satu temen yang dapet input dari temennya, kalo setelah wisuda itu enaknya âistirahatâ dulu. Ambil waktu sejenak buat bertanya ke diri sendiri maunya apa, kenalan lagi sama sifat kita, bla bla bla. That, in my opinion was too organic. Lo gak bisa ngomong âistirahat duluâ ke orang yang udah gak dibiayain orang tuanya dari perkuliahan. Lo gak bisa ngomong âsantai sejenakâ ke anak yang orang tuanya harus gadai emas untuk berkehidupan. Lo gak bisa ngomong ânafas duluâ ke orang yang tiap hari nafasnya terasa berat karena ada aja hutang orang tua yang harus dibayar. Kami tidak seharusnya menjadi seegois itu.
Jadi, Alda, apakah lo punya waktu untuk mengenal diri sendiri? Punya. Gue jadi paham kalo bidang ini adalah bidang that Iâm passionate about. Gue sedikit banyak paham work-pace gue seperti apa, dimana yang harus dibenahi. Selain itu, gue lagi-lagi dibuat mengerti bahwa selain waktu, uang adalah hal yang gue tidak bisa dapatkan cuma-cuma.
Sekian cerita hari ini, mari kita lanjutkan perjuangan.
0 notes
Text
Kegagalan
tadi gue nonton videonya Git*sav yang tentang kegagalan. udah lamaa banget gak ngikutin dia, tapi tbtb ada recommendation di home youtube. hari ini juga gue lagi ngerasa engga nyaman dengan diri gue sendiri, dari asma dan maag kambuh di tempat gym, sampe numpahin oatmeal karena airnya panas (ngene tok gak becus, ngono).
dalam hidup jelas kita akan mengalami kegalan, either minor or major. Gita sendiri merasa gagal kalo gak berani nyoba; taking chances. hmm, mine could also be the same, i never really thought about it. i will sih setelah nulis ini. tapi kegagalan yang masih jelas gue ingat sampai sekarang ada dua. yang pertama saat gue gagal masuk ke salah satu SMP favorit di Jaksel dan gagal masuk salah satu SMA unggulan di Jaksel. nah, mulai dari gagal masuk SMP favorit dulu. waktu kelas 6 gue berambisi banget masuk SMP tersebut karena ngeliat senior-senior dan banyak berita bilang sekolah ini isinya orang-orang pinter semua. pas pengumuman kelulusan, gue gak masuk. itu drama banget, gue lari ke kamar mandi di lantai satu terus nangis sendirian. temen-temen SD gue tuh ada kali seperempatnya masuk itu sekolahan. lalu masuklah gue ke SMP gue dulu yang sekarang gue baru nyadar kalo ni sekolah kece juga.
yang kedua, gagal masuk SMA unggulan. dulu nenek gue sekolah di sini, jadi gue punya sentimental reason kenapa harus sekolah di sini. âwah, nenek pasti bangga banget kalo SMA kita sama. SMA terbagus dari jaman nenek gue sekolah woy!â. iya gitu, ketolak juga. sepanjang jaman SMP dan gue selalu mikir gue gak pantas masuk sekolah tersebut, kasarnya gue buangan lah. kayak second student. merasa bodoh dan gak bisa ngapa-ngapain di pelajaran.
sepertinya tanpa gue sadari, perasaan tidak pantas dan merasa bodoh tersebut kebawa sampai sekarang gue kuliah. di suatu mata kuliah gue butuh banyak waktu untuk memahami sesuatu. selama proses itu gue selalu ngerasa, duh bodoh banget, gak akan bisa paham sepaham orang lain. saat-saat TA seperti ini pun sama, berulang kali mikir âkayaknya engga akan bisa deh. waktu sidang akhir pasti malu-maluin bangetâ dll dsb. kalo udah mikir kayak gini dan kemampuan gue me-yaudah-kan suatu pikiran destruktif sedang gak berfungsi--belajar dari pengalaman dulu-dulu juga--hasilnya akan ikut berantakan.
kegagalan di masa lalu ternyata cukup (atau benar-benar?) membentuk ketakutan gue sekarang.Â
fyuh, emosional banget nulisnya. saatnya tidur!
0 notes
Text
00.43
Lalu, kekhawatiranmu itu berdiri seperti benteng yang kokoh. Kamu ingin meruntuhkannya tapi tidak tahu caranya. Bahkan ketika kamu tahu caranya, ternyata tidak semua orang ternyata bersedia membantumu untuk meruntuhkannya.
828 notes
¡
View notes
Text
Bali, 2019
Studi Ekskursi Envinity ke Bali lhoo. Cukup banyak yang ikut walaupun rada drama awalnya. 5 hari 3 malam bareng terus, ada beberapa sesi free time sih.
Sayangnya gak sempat ke daerah Ubud. The 'Bali' that I long for. Kami ke cukup banyak perusahaan. Ada 6 totalnya. 2 di Jawa Timur; PT. PIER dan PJB Paiton. Dan 4 di Bali; Sosro, ITDC, PDAM Denpasar, dan TPA Suwung. Cuacanya luar biasa banget. Mataharinya berhasil bikin warna kulit berevolusi. Tapi gak masalah buatku. Kami nginep di Berry Biz Hotel, Seminyak. Sebenernya lokasinya strategis, tapi destinasi perusahaan jauh-jauh banget. Makan banyak waktu di jalan. Dan yah seringkali pikiranku melayangnya ke Mas lagi. Cupu.



Hari pertama sampe Bali ke Desa Panglipuran dan Pantai Pandawa. Sedikit foto-fotoku di Panglipuran, lebih sibuk fotoin orang and wander. Di foto kayak Dinda dan Raya sayang sama aku (karena mau nyium) tapi akunya nolak. Aku banget, kan! Nah foto kedua itu remake foto kami di Jogja hahaha kapan-kapan aku kasih liat ya. Malamnya ke Earth Cafe, restoran vegan gitu. Asli enak banget, porsinya banyak, dan gak bikin begah. Lebih malam lagi aku dan beberapa teman pengen ke Motel Mexicola tapi gagal masuk karena katanya harus '97+. Lah kan kalo dihitung-hitung, aku udah 21 tahun, ya? Jadinya kami ke Ling Ling's deh.


Hari kedua kami ke Sosro dan ITDC yang jaraknya tidak berdekatan lalu menghabiskan sore hari dengan menonton senja di Dreamland. Kanan itu aku, kiri Dinda. Hari ini juga agak drama buatku karena aku sakit, pusing keliyengan dan maag. Beruntung masih kuat ngeliat sunset. Malamnya acara tukar kado. Rame banget sampe mas-masnya negur :)) Aku dapet Bubur dan tempat makannya yang dibungkus sangat ciamik. Sampe ada 4 orang yang bantu buka. Nih fotonya.


Hari terakhir di Bali kami ke PDAM Denpasar yang aulanya sangat teduh dan TPA Suwung yang akan punya Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Keren, kan? Keren-keren gitu ada sapi lagi makanin sampah dan ternak babi di sekitar TPAnya. Semoga lancar proyek ini!


Setelah dari TPA, we headed back to Surabaya. Ah such a shame. Wish I could stay longer! Tentu nanti setelah per-TA-an ini, akan kembali lagi untuk Tegallalang Rice Terrace dan Pura Besakih⤠Until then, I thank Bali for its hospitality and Envinity for, well, Envinity.
0 notes
Text
SCG Career Camp 2019
Suatu hari dapet kiriman poster dari grup tentang event ini. Iseng ah daftar, toh gratis. Banyak hari berlalu ternyata dapet e-mail follow up diminta confirm kedatangan dan kirim CV. Jujur awalnya agak ragu karena belum kenal perusahaannya dan keliatannya yang daftar dari jurusanku cuma dikit. Bener sih cuma satu doang. Dan dia lebih excited daripada aku. Dia sampe nanya ke adminnya apakah aku diterima karena aku gak nerima e-mail habis terakhir ngirim CV. Ternyata aku keterima.
Kan acaranya hari Sabtu, nah sepanjang hari Jumat itu aku galao mau ikut apa engga. Pengen gegoleran di kos/baca buku/diem tapi di sisi lain temenku ini sangat bersemangat ada temen ke acara itu. Hmm, aku pengen jadi heronya dia utk sehari deh. Soo aku bangun pagi-pagi. Setting my mind that I'll learn something useful. Sebenernya malesnya tuh ketemu orang baru, ngobrol semua dari awal. Hadeh padahal dulu aku rajin banget ketemu stranger dan kenalan.


Kiri: 28 peserta + 2 orang SCG + 1 orang anak perusahaan + speaker
Kanan: Alda dan Oryza
Acaranya ada pengenalan SCG, games, dan seminar. Seminarnya sih paling aku suka karena speakernya asik dan ngasih insight yang banyak tentang dunia pekerjaan yang masih asing.
Kalo inti dari games pertama yaitu to think out of the box. Disuruh 100%, kerjain 110%. Be extra supaya mau berkembang. Games kedua lebih ke perencanaan yang mateng sebelum mulai sesuatu. Sort of.
Thank you Oryza udah nemenin aku! Thank you diriku sendiri udah mau ngelakuin hal bermanfaat hari ini. Thank you SCG :p
1 note
¡
View note
Text
Sudah sempro
Selamat, 80% dari kita sudah sempro! Sisanya sudah yudisium, sempro tahun depan, dan sempro setelah SE ;)
Maaf karena aku gak bisa nonton semua sempro. Harus jadi amoeba kalo mau nonton semua. Tenang, kalian semua selalu ada dalam doa-doaku. Dalam harapan kita semua lulusnya barengan. Aduh sendu gini.
Semoga notulensiku berguna buat kamu. Hehe. Kebabnya enak, kan?

0 notes
Text
Homesick
Kebangun. Tadi ada mas di mimpiku. Rasanya kayak habis perjalanan jauh terus tau mas gak akan ada di rumah; homesick. I've been doing everything these days. Name it yoga, gym, reading, online shopping, trying new make ups, nonton temen-temen Sempro, maskeran. Tapi udah terlalu jauh aku melangkah buat balik lagi ke sana. Aku juga ngga mau menambah beban pikiranmu. Syukur-syukur dengan aku berhasil diusir, hari-harimu jadi lebih menyenangkan.
Tidurnya enak tapi dingin banget. Habis kehujanan dikit. Udah pake jaket dan cuma gerimis. Kalah.
Ditulis karena teman-temanku pasti yakin aku bisa tanpa kamu. (Re:takut mereka muak denger aku)
0 notes
Audio
Hmm I wonder if my dad does the same
BAPAK
Bapak adalah laki-laki paling khawatir saat anak perempuannya jatuh cinta. Ketika usia anaknya bertambah menjadi kepala dua. Bukan kepalang beliau siang malam memikirkan segala kemungkinan. Laki-laki seperti apa yang akan anak perempuannya nanti ceritakan. Cerita yang mau tidak mau seperti petir di lautan siang-siang.
Kekhawatiran itu tidak berlebihan. Sebab sepanjang pengetahuannya, tidak ada laki-laki yang baik di dunia ini kecuali dirinya sendiri. Untuk kali ini, Bapak boleh menyombongkan diri. Karena kenyataannya memang begitu. Tidak ada laki-laki yang cintanya paling aman selain bapak. Ibu sendiri mengakui.
Bapak adalah laki-laki yang paling takut anak perempuannya jatuh cinta. Laki-laki mau sebaik apapun tetaplah brengsek baginya, berani-beraninya membuat anaknya jatuh, cinta pula. Sudah dibuat jatuh, dibuat cinta pula. Benar-benar tidak masuk akal.
Malam itu, ketika dikira anak perempuannya terlelap. Bapak berbicara kepada ibu di ruang tamu. Tentang segala kemungkinan yang terjadi bila anak perempuan satu-satunya diambil orang. Tentang sepinya rumah ini. Tentang masa tua. Tentang hidup berumah tangga. Kukira bapak berlebihan. Tapi warna suaranya menunjukkan kepedulian.
Aku yang sedari tadi pura pura tidur, mendengarkan. Semoga aku bertemu dengan laki-laki yang lebih bijaksana dari bapak. Karena aku membutuhkan kebijaksanaannya untuk memintanya tidak meninggalkan bapak dan ibu sendirian.
Ku harap ada yang menga-aamiin-kan. Škurniawangunadi
Tulisan ini termuat di buku saya, Hujan Matahari (2014) hlm. 91-92
2K notes
¡
View notes
Text
Kamu, suatu hari nanti, mungkin akan bertemu dengan seseorang yang membuatmu merasa berarti, setidaknya. Lalu tanpa kamu sadari kamu telah menggantungkan hatimu di palung terdalamnya, mencoba menyusup masuk meskipun tidak dibukakan pintu. Tapi kamu setia menanti di teras. Menunggu pintunya di buka.
Lalu setelah pintu di buka, kamu tau kamu akan bisa mencintainya dengan bebas.
Kamu akan bisa mencintainya tanpa portal apapun. Kamu bisa masuk dan keluar sesuka hatimu, ketika waktunya tepat atau keliru. Kamu tau bahwa kamu akan sakit hati pada akhirnya, tapi bukan karena kamu tidak bisa menjadi pemiliknya, tapi karena kamu paham satu hal: setiap awal akan bertemu akhirnya. Kamu akan tau bahwa suatu hari nanti, dirinya hanya akan menjadi suka yang menari di atas pusara. Hanya akan menjadi kenangan yang diam di sudut pintu, menunggu di usir.
Kamu bisa tetap mencintainya, tapi nggak bisa lagi mencintai sambil mengecup dahinya.
Dan itulah yang akan membuatmu sakit.
Cinta hanyalah rahasia-rahasia yang menunggu di koyak. Menunggu di burai. Pada akhirnya akan berantakan atau rapi, hanya si pemilik hati-lah yang dapat menentukan bab akhirnya. Akan jadi sebuah paragraf panjang, atau hanya akan jadi beberapa kata tanpa makna. Lalu, selepas cinta itu selesai terdefinisi, sesederhana dan setulus-tulusnya, saya pikir tidak akan ada alasan mengapa melepaskan seseorang harus jadi sesakit itu.
Akan ada cinta yang membebaskan.
Di satu titik, di atas Bumi ini. Terserah, percaya atau tidak.
66 notes
¡
View notes
Photo
âI know itâs your first heartbreak. I know it hurts. Nothing hurts like the first one.â
Stuck In Love (2012)
56K notes
¡
View notes