Tumgik
Seiring berjalannya waktu, aku mulai menerima rasa ini. Rasa yang entah bagaimana bisa tumbuh semakin besar setiap harinya. Akhirnya aku membenarkan tentang cinta yang berawal dari kebencian. Itu benar adanya. Dan akhirnya, aku membiarkan rasa ini tetap tumbuh semakin besar dan aku percaya, ia akan mati pula dengan sendirinya. Pada akhirnya pula, aku menikmati setiap proses dengan memendam perasaan.
22 notes · View notes
Tidak semua di dunia ini harus diberi nama, kan? Daun tidak punya nama, tiang listrik juga tidak punya nama, pagar, jendela, pintu, trotoar, langit, semuanya tidak punya nama. Tapi semuanya ada, nyata. Demikianlah, apa yang ada di antara gue dan Raia. Nyata, tanpa punya nama.
Ika Natassa dalam pollstory The Architecture of Love..
Sebuah ungkapan dari hubungan ‘tak terdefinisikan’..
“Nyata, tanpa punya nama”
(via dwsrkhns)
67 notes · View notes
kak, sahabat ninggalin kita gak pas kita salah?
@totimuliarrr. Setahuku enggak. Dia bisa kecewa berkali-kali, tapi dia gak pergi.
22 notes · View notes
Jadi jangan mencariku ketika kau terluka lagi. Jangan menemuiku ketika kau kesepian seperti dulu lagi. Berhenti menghubungiku ketika kau bosan. Jangan mencariku ketika kau berubah pikiran. Ya aku memang mencintaimu. Tapi kaulah yang memilih melepasku.
(via mbeeer)
1K notes · View notes
Ketika kamu menjadikan seseorang sangat berarti bagimu, belum tentu sebaliknya.
maka jangan berharap lebih, maka jangan berharap apa yang kau beri akan menjadi apa yang kau terima, maka sadarlah bahwa apa yang kita rasakan selalu berbeda dengan yang orang lain rasakan. (via katakanterpaling)
140 notes · View notes
Karena Manusia Tak Pernah Benar-Benar Memiliki
Apa yang tengah kau miliki saat ini? Apakah itu, Cinta?
Tahukah kau, Cinta yang ada dalam dadamu saat ini bukanlah kepunyaanmu, ia hanya rasa yang dititipkan padamu sementara, ujian bagimu yang nantinya akan sirna, berpulang kembali kepada Pencipta-mu, dan kau akan Dia mintai pertanggungjawaban, apakah kau mampu mengendalikan dirimu dengan rasa cinta yang Dia titipkan? ataukah kau malah membuat rasa cinta itu menjadi sebuah lembaran dosa?
Karena manusia “tak pernah benar-benar memilik” apapun yang nampak ada dalam pandangan matanya, dalam genggaman tangannya, dalam dekapan tubuhnya… itu bukanlah benar-benar kepunyaan, itu hanya titipanNya padamu.
Semua yang terkesan kau miliki sesunggguhnya hanya pinjaman, ujian hidup dan pembelajaran.
Suatu saat nanti semuanya akan kembali dan dikembalikan kepada pemiliknya (Tuhan-mu), termasuk nyawamu yang Dia amanahkan untuk kau jaga dengan baik, untuk kau rawat, hargai dan hormati dengan cara melakukan perbuatan-perbuatan baik yang membaikan kehidupanmu.
Apa yang tengah kau genggam dan merasa kau miliki saat ini? Coba tanyakan pada nurani, apakah itu benar-benar milikmu?
- Satria Utama
86 notes · View notes
Kak aku masih sayang sama mantan
Terus mantanmu ngerasain hal yang sama ga?Kalo sama, ya balikan. Tapi bisa kupastikan, sesuatu yang pernah pergi, walaupun ia kembali, ia takkan sama lagi.Kalo nggak, ya maafkan. Maafkan lukamu. Berdamai dengan masa lalu. Melanjutkan hidup. Berjalan lagi. Hidupmu tak melulu tentang patah hati.
Hehehe.Salam capek!
23 notes · View notes
Hidup adalah sekolah di mana kerelaan jadi mata pelajaran sepanjang masa. Dan untuk bab kekamuan, aku harus mengulang-ulang ujian.
(via melisalalalaa)
92 notes · View notes
Setiap orang memiliki cara tersendiri dalam mencintai. Ada yang ditunjukkan, ada yang memerhatikan dengan diam; diam yang tidak benar-benar berarti diam.
Rintik Kecil
(via rintikkecil)
75 notes · View notes
Never let anyone know too much about you.
(via kushandwizdom)
38K notes · View notes
Benar, kita tidak bisa memilih dengan siapa kita akan jatuh cinta. Kenyataan akan selalu berbanding terbalik dengan apa yang kita pikirkan.
3 notes · View notes
Persis seperti cerita fiksi remaja. Kau senang sekali mengganggu ketenanganku. Dan aku? aku selalu merasa risih dan bahkan marah-marah ketika kamu mulai mengganggu ketenanganku. Tapi, ketahuilah, sehari saja kamu tidak melakukannya, entah kenapa, aku merasa ada yang ganjil, aku merasa kehilangan.
2 notes · View notes
Tumblr media
Tulisan ini lahir dari perenungan saya karna ajakan seorang teman untuk berfoto jika nantinya kita bertemu. Awalnya saya meng’iya’kan saja namun dengan syarat dan ketentuan berlaku bahwa foto tersebut tidak untuk konsumsi publik. Namun semakin kesini semalam membaca catatan lama tentang nasihat seorang ustadz untuk mengurangi ‘selfie’. Rasanya jadi mikir beribu kali gitu. Keinget dengan obrolan santai dengan seorang teman yang mengatakan bahwa sekarang lagi musim upload fotonya modelnya bukan cuma gaya depan saja, tapi juga pakai gaya belakang (pasalnya kan kalau gaya depan takutnya fitnah, gtu kali ya)*JLEBB. 
Oprek-oprek facebook, twitter, instagram, path, dll. Banyak saya temui foto wanita ‘NO FACE’. Karna sekarang lagi kekinian foto tanpa wajah namun dengan tausiyah. Ngetrendnya foto pake gaya samping,, belakang atau apalah namanya,, yang penting muka nggak nampak.. Cuma jilbab lebar yang berkibar.. Cuma tali cadar yang terlihat dari belakang.. Foto bareng teman-teman dalam dekapan ukhuwah nampak belakang *cieee romantis. Jari-jari lentik yang terlihat saling bergandengan. Dan mungkin yang seperti itu bahkan sering memberikan nasihat kepada teman-temannya jangan bermudah-mudahan upload foto.
Tumblr media
Satu pesan buat wanita terkasih, hati-hati dengan hal itu. Sudah sering kita dengar nasihat dari ustadz untuk mengurangi selfie.. Terlebih sudah berjilbab syar’i, rasanya tidak pantas. Satu-dua-tiga kita hanya iseng atau coba-coba tanpa sadar terkadang hal itu akan menjadi hal yang seolah ‘lumrah’ lama-lama mungkin lebih dari itu.. Yang tadinya anti dengan selfie, lantas jadi hobbi.. Awalnya iseng upload pose belakang,, kurang dan kurang terus setan tidak sampai disitu menggodanya..
.
Lalu apa beda-nya dengan mereka yang hobbi jeprat-jepret foto? Lalu unggah di media sosial.. Bedanya mungkin mereka foto dengan menampakkan diri secara keseluruhan terlebih wajah.. Bedanya mereka mengibarkan rambut mereka (tidak berjilbab).. Bedanya mereka memakai jeans ketat dengan jilbab gaul.. Bedanya mereka menampakkan senyum manis mereka.. Bedanya mereka upload kaki-kaki dengan higheel dan sepatu yang berkelas.. Bedanya tangan mereka nampak dengan jam tangan,, gelang-gelang, jari-jari mereka dengan cincin-cincin yang cantik,, kuku-kuku yang berwarna-warni..
Sedangkan Kita??
Menampakkan jilbab syar’i kita, hanya kain yang menutup seluruh tubuh.. Menampakkan kaki yang dibalut kaos kaki.. Menampakkan tangan yang ditutup manset atau sarung tangan..Satu hal yang sama dengan mereka.. KITA SEDANG TAMPIL DI LAYAR MONITOR.. DAN KITA INGIN ORANG LAIN JUGA MELIHAT KITA..
.
Kalaupun kita ingin memberikan nasihat atau hikmah dari setiap kejadian, bisa kok tanpa memberikan gambar kita sendiri atau gambar orang lain bukan?? Justru ketika kita hanya memberikan foto tanpa menampakkan secara keseluruhan (wajah tidak nampak) malah membuat penasaran yang lebih besar kepada orang lain, terlebih kepada laki-laki..
.
Pesan sebuah kawan dalam sebuah LINE, “Janganlah merusak hati-hati sang laki-lak ketika mereka hanya bisa membayangkan dan menduga-duga dari yang nampak tidak secara utuh. Karena bagaimana kita bisa tahu, karena merekapun tidak berbicara tentang apa yang mereka fikirkan dan rasakan.” @congferi
.
Ini terlebih naihat keras untuk-ku, bukankah dalam menulis nasihat diri sendirilah yang justru paling membutuhkannya. Memang rasanya susah untuk mengendalikan diri dari segala godaan.. Apalagi jika seorang teman mengajak berfoto. Sering mengalami kebingungan dalam pemilihan diksi untuk menolak dengan bahasa yang mudah diterima. Kalaupun dengan terpaksa, semisal foto bareng teman yang lagi walimahan selalu titip pesan untuk tidak mempublish kemana-mana (bukan karna saya sok ngartes atau sok cantik), bukan, bukan karna itu. Tapi lebih kepada saya ingin menjaga. Dan mereka paham akan hal itu. - Alhamdulillah, satu nikmat -
.
Timbul pertanyaan teman-teman bagaimana dengan koleksi pribadi? Saya pribadi jika memang terpaksa teman-teman meminta (bukan sok iklan ngartes) maka lebih banyak memakai kamera pribadi. Dan jika mereka memintapun saya sangat mewanti-wanti untuk tidak bermudah-mudahan. Itupun saya harus mengambil janjinya. Memang lebay kata mereka namun ini untuk kebaikan bersama. kebaikan untukku dan kebaikkan untuknya.
.
Cari yang aman, tidak perlu mengikuti aruss. Sekecil apapun bentuk foto itu saat itulah celah setan untuk menggoda. (kamu cantik, seperti itu bisikannya).
.
Carilah yang aman saja dengan tidak upload foto kita dalam bentuk apapun. Ya mungkin ini bagi kalian adalah hal kecil dan hal remeh. Tapi yang kecil dan remeh jika dibiasakan atau diremehkan ini menjadi perkara yang bukan sepele lagi. Ma’af saya tidak ada niat menyindir siapapun (dan tidak tahu kalau sampai ada yang tersindir). Hanya saja saya perhatikan yang begitu memang sedang kekinian..
#Inilah catatan beberapa bulan yang lalu. Kebetulan muncul ke permukaan lagi sekalian diarsipkan. Sebagai pengingat, terkhusus untuk diri sendiri. Karna memang kebetulan beberapa hari ini entah mengapa sering membahas masalah beginian. Ditambah lagi berselancar di Facebook saya menemukan akun FETISH (PRIA).. Dan disana dia termasuk fetish terhadap jilbab wanita termasuk kaos kaki. Ada beberapa akhwat (wanita) yang berjilbab, dia mengomentari masalah cadarnya,, masalah kaos kakinya,, dan jilbabnya yang bikin (maaf) “Horny”.. Na’udzubillah..
.
Dan juga beberapa kaos kaki yang dia share. Kemudian tidak sedikit komentar itu sesama fetish. Saya lihat itu yang di share akun asli, beberapa akhwat (wanita) bukan abal-abal..
.
Bayangin aja deh ya,kalau setelah mereka share atau upload foto-foto itu kemudian timbul ghairah seks yang berlebihan dan mereka lampiaskan misalnya onani gimana coba? Rela-kah??   
-Pertama foto kalian share bisa jadi sebagai media mereka (kalian fasilitator kan berarti)..
-Kedua makin senang deh mereka dengan gambar-gambar yang kalian upload..
Ngeri kan??
Bukan apa-apasih, bukankah agama adalah nasihat. Maka saling menasihati dan mengingatkan buat tidak upload foto lagi mulai sekarang. Bukannya nyinyir, ataupun sok ngurusin orang.. Sayang aja, kalau foto-foto kalian dimanfaatin mereka.. Itu baru satu alasan loh, dimanfaatin pengidap fetish, belum lagi yang lain.
.
Makanya jangan heran kalau saya pribadi yang kenal saya sangat bawel dalam hal beginian. Apalagi jika kalian sudah berhijab. Ya sebisanya ngingetin meski banyak yang bilang ngeselin. Alhamdulillah, jika setelah dinasihatin kemudian tersinggung hatinya lalu mau bergerak dan berubah.
.
Para wanita, kalian itu mahalnya lebih dari berlian loh. Mahal banget, jadi jangan jual murah diri kalian dengan merendahkan martabat kalian sendiri. Tak terkenal di bumi tak mengapa, asal para bidadari cemburu dengan kalian yang berjuang gigih untuk terjaga.
Aku mencintai kalian, sungguh. Meski nyata aku belum pernah sekalipun bertemu kalian . Teruntuk yang aku cinta @sitimasruroh @storyofry @reshaaceritaa @fajrinaananda @birunii @iydh @bersamadenganmu @yayahkhadijah
Spesial untuk adik-adik tercinta yang kini mulai berhijrah @kartini421 @khoirunnisah
.
Surabaya dengan banyak cerita || aku menulis || 19.53 || @andromedanisa
271 notes · View notes
Karna jilbab dan akhlak adalah dua hal yang berbeda..
Jika kamu berjibab dan ada yang mempermasalahkan akhlakmu, maka katakan pada mereka bahwa ‘antara jilbab dan dan akhlak adalah dua hal yang berbeda’
Berjilbab adalah murni perintah Allah, wajib untuk wanita muslimah yang telah baligh tanpa memandang akhlaknya baik atau buruk.
Sedangkan akhlak adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masing-masing.
Jika seorang wanita berjilbab melakukan dosa atau pelanggaran, itu bukan karna jilbabnya namun karna akhlaknya.
Karna jilbab dan akhlak adalah dua hal yang berbeda. Jilbab lebar pun atau bahkan yang bercadar pun tak luput dari dosa. Karna mereka juga insan biasa yang punya iman dan nafsu.
Jika kalian temui akhlak mereka buruk maka jangan langsung salahkan jilbabnya. Karna dua hal itu berbeda.
Tegurlah ia dengan santun, karna bagaimanapun mereka juga punya masa silam yang sama seperti kalian. Bukan makian atau olokan yg malah membuat terpuruk..
Proses hijrah itu tidak mudah. Butuh banyak yg harus di korbankan karna-Nya. Oleh karna itu jika kau temui mereka yang hijrah masih kurang baik maka berilah udzur terhadap mereka.
Saya jadi teringat dengan seorang istri ustadz yang mana beliau bercadar namum akhlaknya luar biasa baiknya. Setiap kali berdiskusi selalu mengedepankan adab dalam hal berbicara dan akhlak yang santun. Selalu terselip senyum setiap kali selesai berbicara.
Pesannya begitu sederhana, jika kamu temui saudaramu dalam keadaan futur, maka dekati dan rangkul ia untuk kembali. Karna sejatinya yang mereka butuhkan adalah sebuah nasihat bukan cacian dan komentar saja. Berapa banyak seseorang itu bisa menerima cahaya Islam karna akhlak yang baik.
“Bagaimana jika ada yag berhijab tapi ia mencuri, dan berbohong?”
“Tetap jangan salahkan hijabnya, tapi salahkan oknum yang mengenakan hijab tersebut”
#ketika hijab terasa berat part II *bahhh, udah kayak sinetron aja nis -,- (biar deh)
Surabaya, 30.03.16 || 21.27 || @andromedanisa
(via andromedanisa)
Yes setuju jilbab dan akhlah bukan sesuatu yang sama :))
24 notes · View notes
Benar adanya. Rasa suka, rasa sayang, dan rasa cinta akan terus-menerus bertambah besar kalau kita terus-menerus berusaha untuk menghilangkannya.
3 notes · View notes
Ingin rasanya menyangkal, namun nyatanya aku kalah oleh perasaan.
2 notes · View notes
Aku menyukaimu.
Kurasa, pernyataan tersebut sudah lengkap. Tidak perlu ada penjelasan dan kau tidak perlu meminta alasan yang jelas lagi. Karena perasaan itu pun datang tanpa ada kejelasan.
1 note · View note