Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
UAS PSIKOPEND GEOGRAFI 2022
Yuant Ardra Mahendra/21405244032/Pendidikan Geografi A
Pendahuluan Di dalam dunia pendidikan, seorang pendidik selalu memiliki tujuan pembelajaran dan diharapkan tujuan pembelajaran ini dapat tercapai dengan baik. Tujuan pembelajaran merupakan tolak ukur keberhasilan pembelajaran dan merupakan pedoman atau arah bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran (Permendikbud Nomor 65 tahun 2013, dikutip dari Wardani dkk, 2014). Tujuan pembelajaran berlaku bagi seluruh mata pelajaran yang berada di sekolah, tak terkecuali Geografi. Dalam kehidupan sehari-hari geografi merupakan ilmu untuk menunjang kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek spasial, dan ekologis dari eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di tempat dan lingkungannya (Sholeh, 2007). Problematika dalam pembelajaran geografi biasanya berkaitan dengan seberapa jauh siswa dapat memahaminya. Hal ini karena geografi biasanya mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan kebumian, misalnya lapisan bumi, lapisan atmosfer, dan vegetasi yang hidup di suatu wilayah. Masalahnya apakah semua siswa ini paham dan atau berminat mengikuti materi yang diberikan, atau mereka sebenarnya mau, tetapi mengalami kesulitan dalam memahaminya.
Analisis dan Solusi Kreatif Dari analisis yang telah dilakukan, maka poin-poin yang menjadi masalah dalam pelajaran geografi adalah berkaitan dengan peralatan dan sarana yang mendukung pembelajaran, faktor penguasaan materi oleh pendidik, dan anak didiknya. Sebenarnya ketiga masalah ini dapat diselesaikan dengan beberapa cara yang sekiranya dapat menyelesaikan beberapa atau semua masalah tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah model pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan (Aditya, 2016).
Model belajar yang akan digunakan di sini adalah model yang dapat meningkatkan minat dan antusias dari siswa agar tercapainya sebuah tujuan pembelajaran. Model ini juga mungkin dapat menjadi solusi dari kurangnya sarana dan prasarana atau peralatan dari sekolah. Model ini adalah model pembelajaran talking stick. Model Talking Stick adalah model pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses belajar mengajar di kelas model pembelajaran Talking Stick berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan (Pasaribu dkk, 2017) Menurut Suprijono (dalam Pour dkk, 2018), model pembelajaran talking stick mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran diawali dengan penjelasan guru mengenai materi yang akan dipelajari, kemudian peserta didik dipersilahkan untuk membaca dan mempelajari kembali materi tersebut. Guru memberikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk membaca dan mempelajari kembali materi yang telah dijelaskan. Selanjutnya guru meminta peserta didik menutup bukunya dan guru mengambil tongkat yang telah dipersiapkan. Tongkat diberikan kepada salah satu peserta didik dan peserta didik yang menerima tongkat harus menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik mendapat giliran. Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model talking stick ini diharapkan tercipta suasana belajar yang menyenangkan, aktif, dan bermakna bagi siswa.
1 note
·
View note