Menulis adalah hujan, menyuburkan tanah tandus nan gersang. Mari bermain hujan. sangugedhe.wordpress.com
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
GURU : Berubah untuk Mengubah
GURU : Berubah untuk Mengubah
Guru adalah agen perubahan. Tanpa hadirnya sosok guru dunia bak kehilangan rembulan. Tiada lagi yang dapat mengobati gelapnya malam. Namun, kini guru dihadapkan pada perubahan serius tentang pengelolaan kelas dan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Perubahan atau revolusi yang terjadi di dunia pendidikan memaksa guru untuk meninggalkan mindset monoton. Guru harus berubah pada setiap waktu…
View On WordPress
7 notes
·
View notes
Text
"KESATUAN" TAK SAMA DENGAN "KESERAGAMAN"
“KESATUAN” TAK SAMA DENGAN “KESERAGAMAN”
Berangkat dari firman Allah, “Wahai manusia! Sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti,” dalam Q.S. al-Hujurat ayat 13. Sehaluan dengan…
View On WordPress
0 notes
Text
Kopi Pagi - Thaddus Binni'nah Sabrang 'Mantu'
Kopi Pagi – Thaddus Binni’nah Sabrang ‘Mantu’
Dan sekarang kita sebagai rakyat Indonesia dihadapkan pada dua jalan yang seolah berbeda untuk mewujudkan 1 tujuan (tujuan yang sama), yaitu cinta kepada Indonesia. Jalan yang pertama mengusung “Revolusi Mental” sebagai upaya penyelamatan Indonesia, sedangkan jalan yang kedua mengusung “Revolusi Akhlak” dengan tujuan yang sama.
Kita sebagai rakyat Indonesia seperti digiring untuk harus…
View On WordPress
0 notes
Text
ATAS NAMA
Oleh: Yudha Payana
email: [email protected]
Sebenarnya tidak perlu menunggu azab untuk sadar, lalu kembali ke jalan yang benar. Sebenarnya tidak perlu membantah dengan argumen sistematis jika apa yang kalian sampaikan itu benar dan memihak kesejahteraan.
Jika apa yang kalian suarakan dan perjuangkan di gedung yang terhormat dengan fasilitas-fasilitas yang juga terhormat itu…
View On WordPress
0 notes
Text
OJO NGATUR ALLAH, REK!
OJO NGATUR ALLAH, REK!
Saya yakin teman-teman semua minimal sudah pernah mendengar ayat yang membahas fadlilah bersedekah, entah itu bersumber dari ceramah seorang Kyai ataupun bacaan di poster-poster yang biasa di sebarkan di media sosial. Namun jika ada teman-teman yang belum pernah mendengar atau membacanya, jangan khawatir. Berikut saya sampaikan ayat lengkapnya.
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di…
View On WordPress
0 notes
Text
MENIKMATI HIDUP
Alkisah ada seorang murid sufi yang ingin bertamu ke rumah gurunya (mursyid) untuk meminta nasihat tentang kehidupan. Setelah sampai di rumah sang guru, ia disambut dengan jamuan menyenangkan.
Setelah ngobrol beberapa lama, ia minta sang guru untuk menasihatinya tentang kehidupan. Lalu sang guru menawarinya untuk menginap selama semalam di rumahnya.
“Menginaplah semalam di sini. Aku akan…
View On WordPress
0 notes
Text
"Kita telah sampai pada kondisi dimana pengalaman kerja keduniaan lebih dibanggakan daripada pengalaman batin bercinta bersama Allah."
1 note
·
View note
Text
Malam ini bulan bulat sempurna
Cahaya benderang menuju mata yang menyempatkan untuk sekadar melirik episentrumnya
Kepalaku terganjal di bagian depan
Serasa ada anak yang ingin keluar dari dahi
Nun, aku tak kuasa menahan sakitnya
Kubiarkan ia mendobrak-dobrak
Lihat saja siapa yang kuat
0 notes
Text
Saya takut apa yang saya tulis lebih pentingkan daripada apa yang saya lakukan. Terkadang keinginan untuk menulis itu berapi-api, namun segera saya padamkan dengan realitas bahwa saya belum mampu untuk melakukan apa yang akan saya tuliskan itu.
Saya kubur dalam-dalam gagasan dan ide yang membuat darah naik ke ubun-ubun, ingin meledak rasanya melihat kenyataan ini.
Bagaimana tidak? Orang yang harusnya punya rasa rendah hati, kini malah unjuk gigi dengan kebodohan. Harusnya mundur karena tidak mampu, malah bikin narasi seolah aman terkendali. Akibatnya rakyat yang jadi korban kebodohan yang dipelihara itu .
Bokya mundur saja, tidak apa-apa. Serahkan pada yang memang berkompeten dan memiliki kapabilitas untuk ngurus semua ini. Ngalah dulu lah politik ini. Sudah 70an tahun engkau di atas. Sekarang saya mohon kedepankan kesejahteraan dan keselamatan rakyat .
Udahlah, saya ga pengen marah-marah. Mundur saja.
0 notes
Text
PANCASILAIS
Apa salahnya meyakini sesuatu yang memang dibuat dengan tujuan kebaikan bersama? Sebagaimana Anda meyakini bahwa baju yang sedang Anda pakai adalah pantas untuk diri Anda. Bukankah itu cermin bahwa anda percaya kebaikan pada hal yang Anda pakai?
Demikianlah seharusnya setiap warga negara Indonesia meyakini Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Pancasila sebagai ideologi berisi…
View On WordPress
0 notes
Text
Belajar dari Mardigu "Sontoloyo"
Belajar dari Mardigu “Sontoloyo”
Ada falsafah Jawa mengatakan: “Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti”. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih: “Segala sikap keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.”
Saya pertama kali mengenal falsafah itu ketika belajar pencak silat pada tahun 2011. Apa hubungan pencak silat dengan falsafah Jawa?…
View On WordPress
0 notes
Text
Ramadan telah kita lewati dengan 'tenang'. Dan kini kita sampai pada hari agung, Idulfitri yang secara kebudayaan dijadikan momentum saling mohon dan memberi maaf.
Idulfitri menyadarkan kita untuk kembali pada jiwa ikhlas memaafkan. Meninggalkan bercak dosa dan khilaf menuju menara istighfar.
Kesadaran yang terbangun itu melandasi peredaran darah dan sistem syaraf untuk menerima ketetapan Allah atas dirinya.
"Betapapun seseorang salah, maka pada Idulfitri ia berubah menjadi orang yang beristighfar."
Taqobbalallu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamikum.
Sragen, 1 Syawal 1441 H
Yudha
0 notes
Text
MEI YANG DRAMATIS
Rasanya baru kemarin kami PBSI Rombel 2 2017 buka bersama, dan disambung dengan makrab ala kadarnya di sebuah villa di Bandungan.
Rasanya juga baru kemarin kami berfoto dan swafoto ria untuk sekadar melepas penat pikir dan tekanan hati yang ambyar. Hahaha.
Rasanya, semua perkumpulan entah bersama siapapun baru saja terjadi kemarin. Dan sekarang kita merindukan itu untuk diulang kembali meskipun dengan persentase keberhasilan di bawah 25%.
Meskipun pada saat perkumpulan itu kami tidak benar-benar menyatu, tidak benar-benar seirama untuk apapun. Aneh, terkadang juga terjadi perdebatan yang pelik. Namun itulah salah satu dialektika cinta.
Cinta tidak harus berjalan bersama, atau menyamakan apapun. Cinta adalah dimana hati saling memahami bagaimana keinginan satu dengan lainnya yang di dalamnya berlaku kompromi sosial dan budaya.
Nun, hari ini kita semua amat merasa rindu dengan Mei kemarin. Bagaimana bangun malam untuk bersiap sahur, dan siang rebahan bersama game online yang terkadang memancing umpatan keluar. Sorenya, tanpa janjian bertemu di MUA untuk mengikuti kajian sekaligus makanan berbuka cuma-cuma. Ahhh, jadi benar-benar ingin kembali.
Mei kemarin, kita masih semester 4. Semester yang belum begitu serius untuk memikirkan sebuah rangkaian kata yang akan menjadi syarat kelulusan.
Bicara kelulusan, tampaknya waktu berjalan amat cepat. Baru kemarin PPAK, OKPT, GEMA, dan lainnya. Sempat juga berkelakar di WK, dan yang paling seru adalah mengejar deadline tugas di WK sambil berkaraoke dengan sound jurusan. Tak lupa selawatan digemakan untuk ketenangan hati dan pikiran.
Nun, semua itu sudah berlalu. Tidak ada lagi kesempatan untuk mengulang sehingga sama persis kondisi hati dan lingkungan pada saat itu. Kita hanya bisa mengulang tempat yang sama, namun tidak dengan suasana hati pada saat itu.
Hari ini, kita dirumahkan untuk aktivitas apapun. Baik soal kuliah, tugas, berbuka, dan bahkan ada wacana PPL dan KKN secara daring. Sungguh ganjil rasanya.
Hari ini kita bersama mengharap sebuah keajaiban Tuhan atas musibah yang bergelombang ini. Yang apabila masih berlangsung 2-3 ke depan, kita semua dalam prediksi kecacatan belajar.
Tidak ada satu bukupun yang kami baca untuk waktu sekarang. Kami hanya berselancar di internet dan memaksa sebuah situs untuk memberikan jawaban lengkap.
Di tempat lain, saya baru saja mendapat kabar bahwa teman seangkatan SMA saya akan menjalani sidang Tugas Akhirnya pada 15 Mei mendatang. Tentunya dengan media daring yang sempat dikeluhkan boros kuota.
Entah kita harus bagaimana sekarang. Bayang-bayang penelitian yang harus segera dikonsep dan direncanakan sudah bergelayutan di pikiran. Tidak sampai di situ, bayang-bayang keramaian dan kenakalan siswa juga menjadi kegelisahan. Mampukah kita semua berada dalam posisi pengajar untuk mengemban tugas mewujudkan tujuan nasional, mencerdasakan kehidupan bangsa? Atau justru kita akan menjadi ladang gersang yang tak satupun tumbuhan berhasil tumbuh dan hidup dalam amanah kita ke depan. Wallohua'lam.
Aku rindu Mei kemarin. Mei depan, kita sudah tidak bersama.
Sragen, 12 Mei 2020
18.51
0 notes
Text
Barusan saya mimpi berangkat ke Semarang bersama 3 kawan saya (Rizal, Hani, dan Adi) menaiki bis dengan transit di Semarang.
Nun, kami ber-4 sampai di terminal Semarang. Kemudian kami berjalan mencari makan. Melewati pasar dengan para pedagangnya menawarkan dagangannya kepada kami. Rasa ewuh pun bergelayut di hati kami karena berulang kali menolak para pedagang disepanjang pasar itu.
Akhirnya kami sampai pada sebuah gerobak makan, lalu kami pesan makan.
Kami baru menyadari kalau tujuan kami berbeda-beda. Rizal ke Jogja, Hani ke Solo, Adi ke Jakarta, dan saya sendiri yang ke Semarang.
Yang paling saya cemaskan adalah Adi, karena dia paling jauh tujuannya. Sedangkan dia belum tahu di mana keberadaan Bis yang akan membawanya ke Jakarta. Saya sangat merasa bersalah.
Di tengah ramai dan himpitan para calon penumpang, saya memberanikam diri bertanya kepada siapaun tentang keberadaan bis yang akan ke Jakarta. Mengapa saya yang bertanya? Karena Adi adalah anak pendiam, lugu, dan gaptek. Entah sampai sekarang dia sudah punya gawai atau belum.
Saya begitu khawatir kepadanya. Akhirnya dia berjalan mencari keberadaan bisnya, dan dia meninggalkan kami ber-3. Dalam perjalannya yang bingung itu, saya berteriak untuk nanti mengabari apapun yang terjadi lewat apapun.
Tinggal kami ber-3. Saya masih bingung apa yang sedang terjadi ini.
Dan Alhamdulillah, saya terbangun dalam keadaan radio masih berputar mendendangkan lagu jadul (lagu yang biasanya diputar di bis-bis malam AKAP). Hahahaha. Apikkkk.
Dan sekarang saya teringat Adi, entah bagaimana kabarnya di Jakarta. Katanya dia bekerja bersama kakaknya di pabrik pengolaham besi. Semoga sehat selalu kawan. Aamiin.
Sragen, 12 Mei 2020 pada saat tidur pagi 06.00 s.d. 07.30 WIB.
0 notes
Text
MENUNGGU 15 RAMADAN
Malam ini bertepatan dengan malam Jumat Wage. Bagi masyarakat Jawa, khususnya yang masih mepercayai kekeramatan hari lahir atau weton – anak yang lahir pada hari tersebut diprediksi memiliki perilaku yang jujur, lemah lembut, berpikiran bersih, dan suka menolong. Namun tentunya juga memiliki perilaku ganjil, yaitu keras kepala dan suka berhutang.
Kalau perilaku suka berhutang sih saya kira tidak hanya dimiliki orang yang wetonnya Jumat Wage, tetapi semua orang pun juga suka berhutang. Kecuali orang-rang yang memang sudah tajir sejak masih zigot.
Malam ini juga bertepatan dengan malam kelima belas Ramadan. Dan kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada esok hari. Akankah masih ada matahari yang terbit dari timur, atau justru sebaliknya matahari mengintip dari barat.
Menurut ceramah beberapa ustaz yang terdokumentasi di media sosial, akan terjadi kejutan pada pertengahan bulan Ramadan tahun 1441 H ini. Dan pertengahan bulan Ramadan itu akan jatuh pada esok hari, bertepatan dengan hari Jumat Wage.
Kemudian sempat heboh juga berita bahwa akan ada beberapa asteroid yang melintas di dekat Bumi tepat kita hidup sekarang ini. Meskipun hanya lewat, asteroid itu cukup membuat penduduk Bumi bersiaga.
Bagi ilmuan yang paham fenomena itu, tentunya esok hari adalah hari istimewa karena akan ada bahan penelitian yang jarang terjadi. Apalagi penilitian itu berkaitan dengan kelangsungan kehidupan di Bumi. Berapa lama lagi aka nada asteroid serupa yanga akan melintas, dan bagaimana dampaknya kepada Bumi.
Dengan ketiga uraian di atas, kita dapat meresumenya menjadi sebuah refleksi diri. Membaca kapabilitas diri tentang sensitifitas terhadap hal-hal yang diprediksikan akan terjadi dan berpengaruh terhadap kelangsungan kehidupan.
Sebagai orang awam, baik awam soal religi, sains antariksa, maupun kejawen, tentunya tingkatan refleksi yang mampu saya bangun adalah sekadar untuk membersihkan hati dari hal-hal yang memang seharusnya tidak perlu dimasukkan ke dalam hati.
Dengan nuansa komologi pertengahan Ramadan ini, sedikit atau banyak harus semakin menambah keimanan kita bahwa kita tidak tahu apa-apa yang akan terjadi pada satu detik ke depan, apalagi esok hari. Dengan kesadaran demikian, maka urat syaraf tegang kita dalam menghadapi esok hari akan berkurang karena sudah deprogram sedemikian rupa untuk tawakal kepada Allah semata.
Tanpa menolak ilmu sains dan tafsir beberapa ustaz tentang 15 Ramadan 1441 H, saya pribadi menaruh harapan kepada kita semua untuk tetap optimis dalam melakukan apapun. Jangan sampai karena terbayang-bayang kehancuran pada esok hari justru membuat sinar Ramadan ini redup dan hilang tertelah mendung gabut.
Momentum 15 Ramadan yang bertepatan dengan harI Jumat tidak terjadi setiap tahun. Apalagi juga diprekdisikan bertepatan dengan semakin mendekatnya beberapa asteroid menuju Bumi. Akankah mereka itu hanya sekadar kula nuwun numpang lewat, atau sejenak bertamu dengan meninggalkan bekas yang dahsyat bagi kita penduduk Bumi.
Pada saat menulis ini, hawa malam terasa sumuk. Beberapa bapak-bapak yang berjaga di pos kampling terlihat hanya memakai singlet. Berteman dengan sinetron Kian Santang yang cukup membuat ingatan para sesepuh kemabali – mengingat bagaimana alur cerita dan keajaiban-keajaiban yang dimiliki Kian Santang. Pertukaran pendapat terus bergulir, mulai dari tikus, pertanian, PSBB, mudik, dan asteroid.
Dulu, ketika adal sinar melintas di langit – saya diajari untuk memohon apapun (berdoa). Karena diyakini pada saat bintang jatuh atau orang Jawa mengatakannya lintang ngaleh: bintang yang berpindah adalah makbulnya doa.
Sebagaimana yang dilansir dari tabel NEO Earth Close Approaches, bahwa ketujuh asteroid itu mendekati Bumi. Artinya akan ada tujuh sinar api jatuh pad gelapnya malam, atau bisa juga pada esok hari. Tentunya hal itu akan lebih diketahui oleh peneliti. Dan kita tinggal menunggu terbitnya artikel tentang asteroid pada 15 Ramadan ini.
Dengan demikian, saya menarik simpulan bahwa prediksi-prediksi yang diutarakan baik oleh ustaz maupun peneliti tentang 15 Ramadan adalah tetepa bergantung pada scenario Allah. Tidak aka nada perubahan pada alur scenario itu. Tidak mungkinterjadi tokoh yang keluar sebelum waktunya, dan tidak mungkin drama akan diselesaikan pada pertengahan pementasan. Wallohua’lam.
Sragen, 15 Ramadan 1441 H
0 notes
Text
MENUNGGU 15 RAMADAN 1441 H
MENUNGGU 15 RAMADAN 1441 H
Malam ini bertepatan dengan malam Jumat Wage. Bagi masyarakat Jawa, khususnya yang masih mepercayai kekeramatan hari lahir atau weton – anak yang lahir pada hari tersebut diprediksi memiliki perilaku yang jujur, lemah lembut, berpikiran bersih, dan suka menolong. Namun tentunya juga memiliki perilaku ganjil, yaitu keras kepala dan suka berhutang.
Kalau perilaku suka berhutang sih saya kira…
View On WordPress
0 notes
Text
AKTIVASI AKAL SEHAT
Sebagaimana keterlambatan bertaubat, terlambat sadar atas kebodohanpun harus disesali. Taubat berarti mengakhiri sesuatu yang nyata-nyata salah dan bermuara pada dosa, sedangkan sadar atas kebodohan adalah pintu menuju kegemilangan akal dan hati.
Kebodohan terjadi karena tertutupnya akal sehat atau nalar dari jalan yang seharusnya ditempuh, atau bisa dikatan akal tertutup dari kebenaran.
Allah pun berfirman, "AFALATA'QILUN, AFALATATAFAKKARUN."
"Mengapa kalian tidak berpikir!"
Bahwa sesungguhnya agama ini berawal dari kesadaran akal tentang Kemahakuasaan Allah. Akal yang sehat akam mampu memahami dan menuju kesadaran tentang bagaimana beryukur dan taat.
Maka untuk memulai kesadaran ataz kebodohan yang selama ini telah kita lakukan, jalan pertama yang harus ditempuh adalah mengakrivasi akal untuk berpikir sehat sesuai prosesur yang telah Allah tentukan. Baru kemudian hati mengikuti kesadaran akal tersebut dengan membangun ketenangan diri.
0 notes