yunijournal-blog
yunijournal-blog
jurnal harian
94 posts
assalamu'alaikum 
Don't wanna be here? Send us removal request.
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Allah doesn’t waste anything. Everything we go through is part of our life’s journey. The tests, the trials, the difficulties, the delays, the unfair situations; they all serve their purpose eventually. Trust in His Plans.
125 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Pray to Allah, tell Him that thing you’re struggling with SO He can help, don’t be embarrassed, He already knows what it is anyway.
170 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Photographs: Istanbul mosque, Turkey.  (sources: dailysabah.com and karar.com)
110K notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Note
Assalamualaikum Dea, saya pengen tanya, apa sebenernya pendapat kamu tentang feminisme? soalnya kayaknya kamu pernah posting tentang novel Nadira dan sering menyebutkan bahwa wanita punya hak yang sama dengan pria.
Wa’alaikumussalam wr wb anons :))
First of all, gue nggak menempatkan diri pada posisi against atau pro sama feminism.
Di mata gue, feminisme adalah produk pemikiran manusia yang ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan gap antara hak laki-laki dan perempuan. Dan gue menghargai setiap buah pikiran manusia.
Gue juga nggak mengambil posisi untuk menjustifikasi apakah feminisme itu salah atau benar. Sebab yang namanya teori atau isme buatan manusia itu sudah pasti tidak dalam posisi final. Dalam artian, seiring dengan berjalannya waktu, feminisme akan terus menerus berkembang. Dan kita tidak bisa memprediksi perkembangan isme tersebut akan ke arah mana.
Tapi kalau misalnya anon bertanya apakah gue bakal mengambil feminisme sebagai solusi untuk menyelesaikan gap antara laki-laki dan perempuan, gue menjawab tidak.
Karena gue meyakini, apapun masalah yang kita hadapi, Al Qur’an telah menyediakan solusinya. Tinggal kita yang harus berikhtiar untuk terus menerus mengkaji Al Quran dan mem-breakdown nya menjadi petunjuk-petunjuk yang siap kita gunakan dalam kehidupan kita.
Gue sering bicara hak dan kewajiban laki-laki dan perempuan berawal dari kegelisahan yang gue rasa akhir-akhir ini. Tentang doktrin bahwa mendidik anak adalah urusan ibu, tentang keterbatasan wanita untuk berperan di ruang publik, tentang korban pelecehan seksual yang sering disalahkan gara-gara pakaian yang mereka gunakan.
gue kerja di bidang pendidikan teknik dimana penghuninya memang banyak laki-laki. Yang pas gue ngobrol sama temen gue tentang pelecehan seksual, temen gue se-enak-enaknya bilang:
“Ya kalo ada ikan asin geletakan terus dimakan kucing, jangan salahin kucingnya dong”
Dalam islam, mendidik anak itu urusan kedua orang tua. Malah di Al Qur’an banyak dibahas tentang ayah (contoh: kisah nabi ibrahim AS sebagai ayah dari nabi ismail AS, juga kisah tentang luqman). Saya takut jika wacana al umm madrasatul ula tidak dibarengi dengan pemahaman bahwa anak juga membutuhkan peran ayah, nanti para ayah jadinya cuma tahu bahwa tugasnya adalah menafkahi keluarga. Padahal tugas ayah adalah qawwam. Pemimpin keluarga yang harus memberi nafkah dan mendidik keluarga agar semakin taat dan produktif memberi kemanfaatan untuk ummat.
yang Kedua, dalam surat Al Ahzab ayat 35 bahwa laki-laki dan perempuan punya kewajiban yang sama untuk berbuat baik. Tanpa mengabaikan fitrah laki-laki dan perempuan yang berbeda dalam banyak hal, pada dasarnya perempuan juga dibutuhkan di ruang publik. Namun kita sendiri sampai saat ini belum bisa menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk memfasilitasi perempuan agar bisa berkontribusi di ruang publik dengan tenang. Kebijakan-kebijakan publik kita juga belum sampai memikirkan kepentingan perempuan. Kantor dengan nursing room masih minim, transportasi publik yang aman dan mudah diakses belum ada di seluruh indonesia, belum ada cuti ayah untuk membantu isteri yang melahirkan, and many more.
Padahal gue kebayangnya, kalo perempuan boleh kerja, mestinya ntar udah nggak ada perempuan yang capek-capek nyetir ke tempat kerja dan masih terancam dengan bahaya rampok atau perkosaan. Seharusnya ada kendaraan umum yang bisa mengantarkan mereka pulang-balik ke tempat kerja dengan aman.
Yang ketiga, masalah aurat dan gadul bashar. Sebenarnya laki-laki dan perempuan, keduanya sama-sama punya kewajiban untuk menutup aurat dan menjaga kehormatan dengan gadhul bashar. Dan itu semua lillah. Jadi kalau ada kasus perkosaan, jangan sampai korban yang shock masih harus dapat blaming dari kita. Si perempuan memang berdosa karena tidak menutup aurat namun itu tidak bisa menjadi pembenaran buat kita untuk menganalogikan permasalahan ini dengan analogi ikan asin vs kucing.
kenapa ini kerasa feminist sekali?
Al Qur’an itu solusi semua masalah. Wajar saja jika dalam beberapa hal, ia beririsan dengan permasalahan yang menjadi titik tolak dari sebuah isme. Saya katakan beririsan agar kita memahami di titik tertentu mungkin saja Al quran memiliki kesamaan langkah dengan sebuah isme namun bisa jadi di titik yang lain, mereka justeru berbeda 180 derajat. Saya nggak akan membahas dimana titik perbedaan antara solusi yang diusung oleh Al Quran dengan solusi yang diusung oleh feminisme. Karena feminisme juga punya banyak aliran dan nggak bisa kita generalisasi begitu saja.
Lantas apa yang harus kita lakukan dengan isme yang lain?
Seperti di awal, pandang mereka sebagai solusi yang ditawarkan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan di peradaban ini. Sebagai solusi yang ditawarkan, kita berhak untuk tidak mengambil.
Kita boleh mendiskusikan isme-isme ini sebagai pengayaan. Syukur-syukur bila kita bisa memberi sumbangsih dengan memberikan kritik-kritik yang ilmiah dan objektif.
Islam hadir di dunia kita sebagai solusi yang lembut. Maka sebagai muslim, jangan terlalu memasang sikap alergi dengan isme-isme di luar islam. Kita memang tidak akan mengambil isme tersebut sebagai jalan hidup kita. Tapi paling tidak, hargai isme tersebut sebagai buah pikiran manusia.
Bagaimana cara menghargai isme-isme tersebut?
Zaman sekarang, istilah toleransi kadang rancu maknanya dengan “tidak punya pendirian”. Karena orang yang mengaku toleran seringkali menerima semua isme tanpa kritik sama sekali.
Padahal sebagai seorang muslim, kita harus meyakini bahwa Al Qur’an adalah satu-satunya solusi. 
Maka menghargai suatu isme dapat kita lakukan dengan membaca isme tersebut baik-baik, mengkajinya di mimbar ilmiah pada bidangnya serta mengkritiknya yang objektif. Islam memang melarang kita untuk berdebat. Namun islam memerintahkan kita untuk tidak lelah mengkaji sesuatu. Dan di setiap kajian, sudah pasti akan ada kritik terhadap teori tertentu.
Bahkan dalam fiqih ikhtilaf pun, jika kapasitas keilmuan kita mumpuni, kita diperkenankan untuk mengkritik pendapat ulama terhadap perkara-perkara yang sifatnya khilafiyah. 
Jadi sebenernya, sikap kita pada perkara khilafiyah pun bukan berhenti pada “Aku menghargai pendapatmu”, tetapi kita harus terus menerus mengkaji sehingga suatu saat kita bisa menemukan jalan yang paling shawab dalam memahami suatu perkara.
Setiap kritik harus diawali dengan basmalah, diawali dengan deklarasi bahwa kita melibatkan Allah di setiap urusan kita. Maka dalam kritik-kritik yang kita sampaikan jangan sampai ada hinaan pada orang-orang yang sudah sangat serius memberikan sumbangsih pemikirannya. Maka dalam kritik-kritik yang kita sampaikan, semoga selalu ada niat yang terjaga untuk membangun peradaban, bukan sekedar semangat untuk meninggikan ego sendiri.
wallahu a’lamu bish shawab.
79 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Note
Bang choqi,saya sebenarnya ingin sekali berbagi kebaikan dn berdakwah lewat social media. Tp entah knp, setiap kali saya post sesuatu yang berbau "agamis" di socmed dengan followersnya yg multikultural..Pasti selalu ada rasa deg2an. Kadang, saya msh takut dngn anggapan org yg nonmuslim yg memang blm tau kebenarannya. Takut buat mereka g nyaman dngn postingan saya. Lantas bang, ada tips berdakwah mengenai isu yg "agak sensitif" via socmed spy bs diterima oleh semua kalangan? Syukron
Halo anon, saya coba sharingya. Saya kira, banyak juga teman-teman lain yang merasakan hal yang sama.Karena, saya pun pada awalnya merasakan hal yang sama.
TENTANG DAKWAH
Bagi seorang muslim, tentuberdakwah itu adalah sebuah keharusan. Karena seperti dalam surat Al-Asr,setiap orang itu kerugian, kecuali yang mengingatkan dalam kebaikan dankesabaran. Maka, dakwah itu, harus.
Tapi perlu dipahami, dalamdakwah atau saling mengingatkan pun ada ilmunya. Kita tidak bisa sembarangandakwah. Banyak orang-orang yang justru malah menjauh dari agama karena kitasalah dalam melakukan langkah dakwah.
SMART DAKWAH
Dalam berdakwah, kita jugaharus menggunakan strategi. Kalau bahasa kelompok Liqo/mentoring saya, kamisebut namanya “SMART DAKWAH”. Zaman sekarang, City aja bisa jadi “SMART CITY”,maka dakwah juga harus. Hehehe
Berikut tips langkah-langkahyang saya lakukan dalam berdakwah.
1.Memahami Target
Dalamberdakwah, kita perlu memahami terlebih dahulu, siapa yang target yang inginkita dakwahi. Apakah itu kelompok yang memang sudah senang dengan islam, sudahsenang ke masjid, rajin mengaji, atau kelompok yang belum mengaplikasikan ilmuislam dalam hidup, misalnya yang belum menutup aurat, yang masih meninggalkansolat.  Dengan memahami target, kita bisamenentukan, gaya bahasa apa yang kita gunakan.
2. Gunakan BahasaKaum
Salah satuciri “Smart Dakwah”, yaitu mampu berdakwa seperti air. Kepada air yang lembut,ia menyatu. Kepada batu yang keras, ia masuk ke celah-celah.
Salah satulangkah terbaik dalam dakwah, adalah memposisikan diri menjadi orang yang kitadakwahi. Berbaur dan bergabung bersama mereka, menjadi bagian dari mereka.
Kalau melihatbeberapa ustadz jaman sekarang, itu sebetulnya keren-keren, mereka menggunakangaya bahasa kaum target mereka.
Ada ustadzyang pake setelan anime, ia begitu karena memang targetnya adalah anak-anakSD-SMA pecinta anime.
Ada ustadzyang pake setelan nyantai, semacam kupluk, ia begitu karena memang targetnyaadalah remaja atau anak muda yang juga nyantai.
Ada ustadzyang sering ikut-ikutan touring, surfing, atau melakukan hal extreme lainnya,ia begitu karena memang targetnya adalah orang-orang yang juga senang melakukanhal itu.
Ustadz-ustadzsemacam ini, mereka mencoba berdakwah menggunakan “Bahasa Kaum” yang didakwahi.Dan efeknya, sungguh luar biasa. Di Bandung, banyak anak-anak muda yang kinicinta masjid padahal sebelumnya “baragajul” (Baragajul adalah kata dari bahasasunda, tapi saya belum menemukan, apa arti baragajul ini di Indonesia, maaf. Kalau ada yang tahu, boleh share.)
JALAN DAKWAH YANG BAIK
Jika inginmelihat cara dakwah yang terbaik, maka kita harus mengikuti pada pendakwahterbaik yang pernah ada, yakni para Nabi dan Rasul.
Jujur,kadang saya pribadi bingung dengan orang yang berdakwah menggunakan emosi,menyalahkan orang-orang, bahkan hingga mengecap keburukan pada orang lain.Karena hal seperti itu, tidak pernah dicontohkan sebelumnya.
Tentu,dakwah yang paling terbaik, adalah dakwah cara Rasul. Yang lembut, dan tidakmenyakiti hati. Bahasa yang santun dan sopan, serta diiringi dengan perilakuyang baik. Jikalau tahu, dulu orang-orang kafir di Makkah, semua masuk Islambukan karena ditaklukkan oleh Islam, melainkan karena perilaku Rasul yangbegitu baik dengan memaafkan mereka, sehingga semua mau menerima Islam.
Sekalipunyang kita bahas adalah isu sensitif, tapi gunakanlah bahasa yang baik dansantun. Tidak men-“Judge” bahkan menyudutkan suatu pihak, sekalipun pihak itusalah.
Gunakan cara-caralembut dalam berdakwah. Berdakwahlah, sebagai mana kamu ingin didakwahi.
DAKWAHMU TAK BISA UNTUK SEMUA ORANG
Tentunya,setiap langkah dakwah kita, takkan bisa diterima oleh semua orang. Akan adasaja orang-orang yang tidak setuju dengan apa yang kita dakwahkan, sekalipunitu kebenaran. Bahkan, tidak ada satupun Nabi, yang disukai oleh semua orangdalam berdakwah. Yang menyukainya, jadi pengikutnya. Yang tidak menyukainya,mereka menjadi lawannya. Maka, dalam dakwah, pasti ada saja yang menyinyir.
Justru disitulah ujiannya. Apakah kamu akan melanjutkan dakwahmu demi kebaikan banyakorang, atau kamu akan “melenoy” dan menyerah hanya karena beberapa orang yangtidak bisa menjaga perkataannya? Padahal, setiap berdakwah, memang masti akanmenemui masalah.
JANGAN MENYERAH
Saran saya,tetaplah berdakwah. Karena menegakkan kebaikan itu, perlu perjuangan. Mulai saja dari yangkecil-kecil dahulu, mulai dari mengingatkan sahabat, keluarga, teman, barusetelah itu mengingatkan yang lebih besar lagi.
Tetap semangat, Andai orang-orang yang berdakwah pada zaman dahulu menyerah, mungkintidak akan ada islam hari ini.
Janganmenyerah!
=== 
Semoga lancar yateman-teman yang mau berdakwah. Semangat!
214 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
3 Maret dalam Sejarah Islam; Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah
Tumblr media
@edgarhamas | dipost dalam situs www.muslimide.com
“Nyanyian-nyanyian pesta kembali menjadi tangisan-tangisan duka,
Dan berita duka disebarkan dia antara gemerlapnya pesta”
Syair di atas diutarakan oleh Amir Asy Syu’araa “pemimpin para penyair”, Ahmad Syauqi, tepat ketika ia menyadari bahwa Khilafah Utsmaniyah telah runtuh di Istanbul.
Dunia Arab dan negeri-negeri Muslim begitu terguncang dengan robohnya rumah besar Kaum Muslimin yang telah menanungi Dunia Islam 400 tahun lamanya. Di saat yang sama, gemuruhlah Eropa dengan dendang hura dan semarak cita, terbahak dalam pesta-pesta meriah setelah tahu bahwa musuh besar mereka telah terbenam bersama kenangan-kenangan kemegahan.
Utsmaniyah, singa penguasa dua benua dan dua samudera itu, telah mati.
Khilafah Utsmaniyah (1517-1924) jauh sebelum 3 Maret 1924 –tepat 94 tahun yang lalu- telah lama dirongrong ancaman. Hutang yang melilit dan krisis keuangan membuat Khilafah kemudian meminjam hutang dari banyak negara Eropa.
Perang Dunia I pula menyisakan aroma duka; wilayah yang dibagi-bagi oleh Rusia, Italia, Inggris dan Italia. Perang antar etnis disulut oleh Intelijen Barat untuk membuyarkan proyek persatuan Islam yang digadang Sultan Abdul Hamid. Setelah reda satu pemberontakan, terbit lagi pemberontakan lain di tempat yang berbeda.
Pada tahun 1922, sebenarnya, kelompok Yahudi Dunamah yang masuk dalam gerakan nasionalis Turki pimpinan Mustafa Kamal, telah berhasil mengubah Khilafah dari kekuasaan yang luas menjadi simbol yang tak bisa melakukan apa-apa. Kemudian tak lama setelah itu, mereka copot jabatan Sultan Wahiduddin Khan –Sultan terakhir Khilafah Utsmaniyah- namun belum berani menghapus sistem Khilafah yang ada.
Sebab mereka paham, menghapus Khilafah saat itu akan membangkitkan geram amarah dunia Islam dan akan berakhir dengan perang.
Barulah setelah itu, mereka mengangkat keponakan Wahiduddin Khan yang tak memiliki pengaruh dan kekuatan samasekali. Mustafa Kamal bahkan berlebihan dalam menghina kehormatannya sebagai khalifah Umat Islam. Ia mengeluarkan perintah kepada walikota Istanbul untuk menghapus semua bentuk kebesaran Khalifah dan rombongannya ketika melaksanakan shalat. Pun di saat yang sama, gaji Khalifah dijatuhkan menjadi nominal yang sangat kecil, pengikutnya diwajibkan menjaga jarak darinya, dan para Ulama penentang Mustafa Kamal harus hengkang dari Istanbul.
Menjadi klimaks dari proyek nista para kelompok Mustafa Kamal dengan banyak Yahudi di dalamnya, pada satu hari tertanggal 3 Maret 1924 yang pilu. Dalam sidang umum perwakilan rakyat Turki –yang didominasi oleh kelompok Mustafa- dicetuskanlah kebijakan untuk menghapus sistem Khilafah. Kebijakan ini mengandung dua perintah besar; pertama: melakukan pemisahan agama dan negara, serta kedua: melengeserkan Sultan dan memindahkan kekuasaan pada Mustafa Kamal.
Tak lama setelah itu, diproklamirkanlah sebuah negara kosong dengan janji-janji kosong dan cita-cita yang kosong oleh Mustafa Kamal. Rakyat Turki yang telah dibohongi olehnya begitu terkesima dan silau pada langkah-langkahnya. Sejarawan dibayar untuk menulis kehebatan Mustafa sebagai Attaturk, Bapak Pembangun Turki.
Padahal setelah itu, setelah ia mendustai rakyat Turki, makinlah ia di atas angin; leluasa dengan congkak menindas para Ulama, menciderai simbol-simbol suci Umat Islam, hingga puncaknya, ia dengan suara meninggi berani-beraninya menistakan Al Quran.
“Kita sekarang beda di abad-20 dan tidaklah mungkin kita berjalan di belakang kitab yang membahas buah Tin dan Zaitun!”
–Mustafa Kamal
Orang yahudi yang berada di belakangnya bertepuk tangan sembari berseloroh angkuh, “Kami telah serahkan negara pada Attaturk, dan kami buang Ka’bah untuk orang Arab.”
Apakah Perlu Bagi Kita untuk Mengenang Keruntuhan Ini?
Tidak sepatutnya seorang muslim melupakan sejarah megahnya, namun di saat yang sama tak layak baginya untuk meronta mengenang masalalu diiringi tangisan sendu tanpa mencoba mengambil hikmah. “Tak ada harapan bagi Umat yang lalai masa lalunya, tidak ada masa depan bagi Umat yang tak tahu kebesarannya. Namun berhenti saja pada masalalu dengan tangis duka adalah tanda kemalasan, sebagaimana di saat yang sama, tak peduli dengan sejarah adalah sebuah kedengkian jua kebodohan”, pesan DR Mustafa As Siba’i dalam Kitab Min Rawa’i Hadharatina.
Runtuhnya Khilafah Utsmani, mengajak kita untuk menyelam dalam ramainya arus peradaban. Ternyata, kita pernah, bahkan beberapa kali runtuh dalam rentang 1438 tahun umur Umat ini, namun keadaan hari ini seakan-akan dengan mengabarkan pada kita bahwa everything is ok, bahwa semua baik-baik saja. Kita hanyut, padahal “bahaya terbesar adalah; kita sakit tapi tak tahu bahwa kita sakit”, kata Malik bin Nabi.
Dan ternyata, keruntuhan Utsmani jadi contoh bahwa Umat Islam bisa jatuh terperosok jika menjauh dari rahasia kemenangan kita. Apa itu?
DR Raghib Sirjani mengungkapkan, bahwa jatuhnya sebuah peradaban tidak terjadi tiba-tiba tanpa dirasa. Lebih jauh dari itu, keruntuhan disebabkan oleh proses yang sangat panjang, yang bermula dari: jauhnya manusia dari Islam. Ketika retak sendi kemenangan, maka pupus harapan, kekayaan tak ada arti, kemegahan hanya ilusi, sementara jurang gelap itulah sebenarnya yang menghampiri.
Tidak akan cukup satu tulisan untuk mendeskripsikan betapa kacaunya keadaan Umat Islam saat Khilafah Utsmani runtuh, namun bisa dipastikan alasan utamanya adalah hilangnya Islam di hati kaum Muslimin. Dan datanglah kemudian, mahar yang harus dibayar untuk menuju kebangkitan kembali, adalah kembalinya kita pada Islam sebagaimana generasi Sahabat Nabi. Biarlah Imam Malik mengakhiri tulisan ini dengan pesan gagahnya, “Tak akan bangkit Umat ini kecuali dengan perkara yang telah membangkitkan generasi sebelum mereka.”
Wallahu A’lam
Referensi Untuk Menelaah Keruntuhan Khilafah Utsmani :
1. Ad Daulah Utsmaniyah, DR Ali Muhammad Asy Shallaby. Mu’assasah Iqra, Kairo.
2. Nakbah Al Ummah Al Arabiyah bi Suquth Al Khilafah Al Utsmaniyah, Muhammad Al Khair Abdul Qadir. Maktabah Wahbah, Kairo.
3. Dirasat Li Suquth Tsalatsina Daulah Islamiyah. DR Abdul Halim ‘Uwais. Mu’assasah Iqra, Kairo.
336 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
7 Tips Jadi Diri Yang Baru Setelah Berhijrah
Tumblr media
Berhijrah adalah kesempatan yang sangat berharga dan tak dapat digantikan dengan apapun. Ketika kita telah berhijrah, masya Allah, Allah telah memilih kita dari bermilyar manusia lain untuk termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang dianugerahkan petunjuk dan taufik-Nya. 
Betapa banyak orang di luar sana, teman, saudara, atau mungkin keluarga kita yang belum berhasil menemukan jalan kepada hidayah. Maka, ketika kita merasa cahaya hidayah itu telah masuk ke dalam hati, mari menjaganya agar ia tetap berada di sana selama-lamanya. Karena tidak jarang juga loh orang yang sudah berhijrah tapi lalai di akhir hayatnya. Naudzubillah.
Simak Tips ala Yawme untuk kamu yang baru berhijrah, agar tetap istiqomah menjadi diri kamu yang baru, tentunya diri kamu versi lebih baik dari sebelumnya: 
1. Mempelajari Alquran dan Islam
Perkaya hati dan akal dengan mempelajari Alquran, buku-buku keislaman, dan menyimak kajian-kajian. Ilmu yang kita dapatkan insyaAllah akan jadi bekal petunjuk bagi kita agar selama hidup kita tidak tersesat dan selamat hingga pulang ke negeri akhirat dimana surga menjadi rumah kita. Miliki Alquran khusus yang bisa dibawa kemanapun. Jika kita merasa sedang gelisah atau hilang arah, coba baca dan tadabburi Alquran, bayangkan Allah sedang berbicara pada kita, insyaAllah segala keresahan dan penyakit di hati akan hilang. Saat luang, pelajarilah kisah hidup para sahabat dan buku-buku tuntunan Islam lainnya. Cobalah mengagendakan untuk menghadiri majelis ilmu di akhir pekan. Kamu bisa membuat target membaca dan menghadiri kajian lalu memantau konsistensinya di aplikasi Yawme loh.
2. Disiplin Melaksanakan Sholat 5 Waktu
Sholat adalah tiang agama yang apabila ia tidak kuat, akan berakibat kualitas bangunan agama dari seseorang pun menjadi tidak kokoh. Ibadah sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab. Saking pentingnya ibadah sholat, Rasulullah pun mewasiatkan agar umat muslim menjaga sholat di akhir hembusan nafasnya. Jika kita berdisiplin menjaga sholat kita, berusaha khusyu dan tepat waktu dalam pelaksanaannya, apalagi sholat wajib yang 5 waktu, Allah swt juga akan menjaga kita dalam ketaatan dan menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar. Yuk mulai biasakan berdisiplin dalam sholat. Jangan tunda-tunda lagi ketika azan sholat di aplikasi Yawme kamu sudah berbunyi, langsung ambil wudhu dan dirikan sholat ya.
3. Menjaga Hati, Lisan, dan Pandangan
Salah satu tanda keislaman yang baik dari diri seseorang adalah ketika ia mampu menjaga diri dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Hal-hal yang tidak bermanfaat termasuk di dalamnya hati yang tidak bersih, lisan yang mengucapkan perkataan buruk, dan pandangan yang tidak ditundukkan dari godaan duniawi. Ketika sudah berhijrah, kita sebaiknya dapat memilih mana hal-hal yang bermanfaat untuk dilakukan dan mana yang lebih baik ditinggalkan ya sahabat. Karena Islam sendiri mengajarkan agar kita sebaiknya memanfaatkan potensi dan produktivitas kita untuk kebaikan dan kemuliaan, bukan untuk kesia-siaan. Tahan diri ketika berbicara, ucapkanlah perkataan-perkataan yang baik saja dan hindari membicarakan orang lain (ghibah). Selain itu, berlatihlah untuk menundukkan pandangan, tidak hanya pada lawan jenis saja, namun bisa juga pada tontonan atau harta benda duniawi. Semoga tidak banyak ya yang harus kita pertanggungjawabkan di akhirat nanti bersebab hati, lidah, dan mata kita yang tidak terjaga.
4. Miliki Lingkungan Pertemanan yang Islami
Pertemanan bisa menjadi kunci loh dalam kesuksesan kamu berhijrah. Sebaik-baik pertemanan adalah pertemanan yang mengingatkan kamu pada Allah swt. Berhijrah tidak akan mudah karena pasti setan membenci orang yang berhijrah dan melakukan tipu dayanya agar seseorang yang telah mendapat hidayah kembali pada kesesatan. Tapi tidak perlu risau, sahabat. Akan ada banyak teman-teman yang shalih mendukung dan berada di belakangmu. Jalin persahabatan yang erat bersama mereka, berkomitmenlah untuk selalu saling menjaga dan mengingatkan dalam ketaatan. Seorang teman yang baik akan mengajakmu ke surga bukan menjerumuskanmu pada kemaksiatan dan neraka.
5. Berakhlak Baik pada Siapapun
Saatnya menghentikan kebiasaan-kebiasaan tidak baik dalam berinteraksi. Mengamalkan akhlak mulia harus mulai diterapkan pada semua orang tanpa terkecuali. Akhlak mulia bisa mencakup banyak hal, berkata baik, bersikap ramah, menahan amarah, suka menolong, dan masih banyak lagi. Belajar dari sang pemilik akhlak terbaik yuk, siapa lagi kalau bukan Rasulullah saw.
6. Belajar Melakukan Amalan Sunnah
Perlahan tapi pasti, mulai belajar amalkan ibadah-ibadah sunnah. Kamu bisa memulainya dengan 2 rakaat sholat dhuha setiap pagi, target tahajud pekanan, tilawah harian walau hanya 1 halaman, bersedekah, dan ibadah sunnah lainnya. Jangan salah loh menilai amalan yang sedikit, amalan yang paling dicintai oleh Allah swt justru adalah amalan yang sedikit tapi dilakukan dengan konsisten.
7. Berdoa Memohon Keistiqomahan dalam Berhijrah
Terakhir namun tidak kalah penting, kita harus senantiasa memohon kepada Allah agar diluruskan niat kita dalam berhijrah dan dimampukan kita untuk tetap istiqomah di atas jalan hidayah. Karena siapa lagi yang mampu menolong kita menghalau berbagai ujian keimanan selain Allah swt? Saat iman sedang turun, memohonlah kembali pada Allah agar kita dikuatkan. Semoga kita termasuk dalam hamba-hamba-Nya yang diberi keistiqomahan dan mendapat husnul khotimah di akhir hayat. Aamiin, InsyaAllah.
450 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Menangislah Jika Itu Menenangkan
Perkara hati adalah perkara yang tak mudah diprediksi. Seorang lelaki gagah pun bisa saja tiba-tiba menangis karena kehilangan. Seorang lelaki parlente pun bisa saja berkali-kali menangis karena ditinggalkan. Rupanya hati tak pernah bergantung pada rupa, predikat, pekerjaan, kekayaan, dan kedudukan. Hati adalah alam sendiri yang bisa bahagia dan sedih semaunya.
Menangislah dan jangan berhenti jika itu menenangkanmu meski hanya untuk sesaat. Menangislah dan resapi jika itu mengurangi dukamu meski tak lama. Tangisan bukan tanda kelemahan. Menangis adalah tanda hatimu masih hidup meskipun redup, tanda masih bisa berharap dan membuat pilihan dalam hidup. Bersyukurlah karena rindu nan sendu itu berhasil membuatmu menangis, bahkan berkali-kali. Hatimu lembut. Jangan salah, yang menangis hari ini belum tentu akan terus hidup dalam sedu-sedan di masa depan.
Jika kamu adalah orang yang kehilangan, ditinggalkan, atau telah menyia-nyiakan kesempatan atas sebongkah hati manusia, sekalipun susah tapi bersyukurlah saja. Bersyukur karena kamu hanya kehilangan manusia, bukan kehilangan Allah. Bersyukur karena kamu hanya ditinggalkan manusia, bukan ditinggalkan Allah. Bersyukur karena Allah tak pernah berpaling dan selalu memberi kesempatan yang sangat luas sekalipun kamu terlalu sering menyia-nyiakan-Nya.
Jangan kamu tolak rasa sedih dan sendu itu. Kamu bisa jadikan itu energi untuk melawan balik. Bukan balas dendam, tapi untuk melanjutkan hidup dengan versi terbaik dari dirimu. Pengalaman pahitnya kehilangan adalah pengalaman yang berharga, yang mengajarkan kamu untuk menjadi pribadi lebih baik yang menghargai sesuatu dan kesempatan yang kamu punya.
Well, kehilangan memang berat. Tapi kita adalah orang-orang yang percaya. Yang percaya bahwa takdir itu ada, yang percaya bahwa jodoh itu ada. Saat kehilangan terasa begitu berat, bayangkan saja bahwa kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menyerahkan hati sepenuhnya untukmu. Jangan jadikan dia yang di masa depan itu menjadi sia-sia untuk yang kesekian kalinya, karena kamu berkewajiban memberikan hatimu padanya tanpa ada luka segores pun.
Barangkali kamu hanya butuh waktu untuk kembali pulih. Nikmati saja jika memang harus menangis. Al-Qur’an adalah obat dan penawar, cobalah sembuhkan hatimu dengan membacanya perlahan. Aku tak tahu kapan kamu akan pulih, tapi setidaknya percayalah bahwa Al-Qur’an adalah penawar hati yang luka. Tangismu itu akan lebih bernilai jika diiringi bacaan Al-Qur’an meskipun sambil terbata.
Jangan berhenti memikirkan masa depan. Masa lalu adalah bagian dari dirimu yang tak akan hilang, tapi kamu tak lagi hidup di situ. Dimensi tempatmu hidup adalah hari ini yang terus berjalan maju. Akan banyak sekali tempat yang kamu singgahi dan orang yang kamu temukan. Aku adalah orang yang sangat percaya, bahwa kelak kamu akan menemukan seseorang yang menjadi tempat pulangmu, yang akan membuatmu bersyukur memilikinya, dan yang akan menghapus penyesalanmu yang telah lalu.
Allah tak pernah meninggalkanmu, Sahabatku.
“Do not lose hope. Nor be sad.” (Surah Ali Imran: 139)
— Taufik Aulia
5K notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Bapak/Ibu, Abang/Kakak, Kanda/Yunda
Yang berada di Spanyol dan Inggris. Mohon bantuan untuk melihat dokumen pada perpustakaan yang ada di artikel di bawah ini.
KEMENDIKBUD SEHARUSNYA SEGERA MELAKUKAN RISET TTG TEMUAN INI.
*TERNYATA ISLAM MASUK INDONESIA BUKAN DARI PEDAGANG GUJARAT (VERSI BELANDA).*
*YANG BENAR ISLAM DI PERKENALKAN OLEH ROSULULLOH TH 625 M MELALUI UTUSAN ALI BIN ABI THALIB DLL*
*Maa Syaa Alloooh... Fakta Sejarah Mencengangkan. Rekam Jejak Dakwah Para Shahabat Nabi di Indonesia*
(Ini rangkuman taushiyah Ustd. Dr. Haikal Hassan tentang Peradaban Islam di Indonesia. Berikut ini cuplikannya:
====================
*FAKTA SEJARAH ISLAM DI INDONESIA YG DIBELOKKAN OLEH BELANDA !!*
🕋🕌🕋🕌🕋🕌🕋🕌
*SEJARAH ISLAM PERTAMA KALI MASUK KE INDONESIA, YG BELUM DIKETAHUI OLEH UMAT ISLAM*
Mau tanya, adakah diantara kita yg pernah membaca buku sejarah bahwa Sahabat Nabi Ali bin Abi Talib pernah ke Jepara Indonesia?
====================
💎 *Islam masuk ke indonesia pada kekhalifahan Generasi Terbaik (Khulafaur Rasyidin)* 💎
➡ *Islam pertama kali masuk ke indonesia BUKAN melalui jalur perdagangan dan bukan dalam hal perekonomian*.
➡ *Allah Subhanahu Wa Ta'ala menegaskan tentang wilayah dakwah Nabi Muhammad ﷺ :*
وَماَ أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ -
🌿 *"Dan Kami (Allah) tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam". (Qs. AL-Anbiya:107)*
👉 *Ali bin Abi Thalib, pernah datang dan berdakwah di Garut, Cirebon, Jawa Barat (Tanah Sunda), Indonesia, tahun 625 M. [1]*
👉 *Ja'far bin Abi Thalib, berdakwah di Jepara, Kerajaan Kalingga, Jawa Tengah (Jawa Dwipa), Indonesia,sekitar tahun 626 M. [2]*
👉 *Ubay bin Ka'ab, berdakwah di Sumatera Barat, Indonesia, kemudian kembali ke Madinah. Sekitar tahun 626 M. [3]*
👉 *Abdullah bin Mas'ud, berdakwah di Aceh Darussalam dan kembali lagi ke Madinah sekitar tahun 626 M. [4]*
👉 *'Abdurrahman bin Mu'adz bin Jabal, dan putera-puteranya Mahmud dan Isma'il, berdakwah dan wafat dimakamkan di Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara sekitar tahun 625 M. [5]*
👉 *Akasyah bin Muhsin Al-Usdi, berdakwah di Palembang, Sumatera Selatan dan sebelum Rasulullah Wafat, ia kembali ke Madinah sekitar tahun 623 M. [6]*
👉 *Salman Al-Farisi, berdakwah Ke Perlak, Aceh Timur dan Kembali Ke Madinah sekitar tahun 626 M. [7]*
*"keterangan: ( [1] s/d[7] bisa dilihat dibawah, di footnote)"*
♨ Seperti yg kita ketahui sebelumnya *_di pelajari di sekolah bahwa islam datang melalui pedagang gujarat india_*. *Padahal bukan seperti Itu, ini adalah TEORI PARA KAFIR,*
Ini cara para orientalis, yang *disebarkan oleh orientalis terkemuka Belanda, yg pertama kali bernama "J. Pijnapel" lalu "Snouck Hurgronje" yg notebene "ingin menghancurkan Islam" untuk menutupi sejarah bahwa Indonesia adalah bagian pada kekhilafahan Utsman bin affan*.
*_Oleh karena itu Indonesia patut diperhitungkan_*.
📝*_Demi mencapai tujuannya itu, ia mempelajari bahasa Arab, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya_
🔎 *Sebuah artefak ditemukan* bahwa saat itu di indonesia tepatnya dipulau jawa yaitu *KALINGGA, Jepara.*
*Pada tahun 640-650 M ada sebuah kerajaan yg ratunya adil bernama RATU SIMA dan anaknya bernama RATU JAYISIMA.*
🌟Ketika itu ada seorang dari tanah arab yg diutus *pada masa Utsman bin Affan dari BANI UMAYYAH. Bani Umayyah adalah kekhalifahan Islam pertama (Muawiyah bin Abu Sofyan) setelah masa Khulafar Rasyidin.*
*Lalu singgah di Kalingga-Jepara, kemudian Ratu Sima dan Putrinya masuk islam dan memerintah dari tahun 646-650 M, dan islam belum berkembang saat itu, lalu ditandai adanya surat-menyurat atau korespondesi antara Ratu Sima pada masa Bani Umayyah untuk di datangkan guru-guru untuk berdakwah.*
*Surat-surat mereka sekarang tersimpan di MUSEUM GRANADA, SPANYOL.* Indonesia adalah salah satu *sasaran atau tujuan sahabat-sahabat nabi untuk berdakwah.*
↪ Setelah masa kekhalifahan Utsman Bin Affan, lalu Ali bin Abu Thalib & kemudian *di gantikan oleh tabi'in UMAR BIN ABDUL AZIZ yg memerintah pada tahun 711 M*.
➿ Pada 7 tahun kemudian *tepatnya 718 M, Khalifah UMAR BIN ABDUL AZIZ & anaknya ABDUL MALIK telah menginjakan kaki di Palembang - Sumatra Selatan*.
➿ Pada waktu itu *Palembang dipimpin oleh seorang Raja Sriwijaya yg bernama RAJA SRINDRA VARMA.*
*Ternyata dakwah Umar bin Abdul Aziz membuat Raja tertarik lalu masuk islam.*
📌Terbukti *di makamnya tertuliskan kalimat Lailla hailallah Muhammad Rasulullah*.
Lalu di tandai juga ada *surat-menyurat (korespondensi) antara Raja Srindra Varma dengan khalifah Umar bin Abdul Aziz* yg juga untuk meminta didatangkannya para guru untuk berdakwah. *Yg kini surat-suratnya di simpan di Museum Oxford, inggris.*
✊ *Setelah Rasulullah ﷺ wafat, sahabat-sahabat nabi menyebar keseluruh penjuru dunia untuk berdakwah profesi mereka yg utama pada waktu itu.*
↪ *Benarlah akan nubuwah Rasulullah ﷺ bersabda:*
*"Aku berwasiat kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah dan mendengar serta taat (kepada pemerintahan Islam) walaupun yang memimpin kalian adalah seorang hamba sahaya dari negeri Habasyah.*
*Sesungguhnya barangsiapa hidup sesudahku niscaya dia akan melihat banyak perselisihan, maka wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku*.
*"Berpeganglah kalian dengannya dan gigitlah ia dengan gigi gerahammu serta jauhilah oleh kalian perkara agama yang diada-adakan karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah dan semua bid’ah adalah sesat.”*
📃 *_(HR Ahmad,Abu Dawud,Tirmidzi,Dzahabi dan Hakim, disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al jami’ no. 2549)_*
☝ *Sejak 633 M* *Rasulullah ﷺ wafat⤵*
*_(maka khulafaur Rasyidin yg memimpin)_*
*~Thn 634 M kekhalifahan Abu Bakar = 2 thn*
*~Thn 644 M kekhalifahan Umar Bin Khattab = 10 thn*
*~Thn 657 M kekhalifahan Utsman Bin Affan = 13 thn*
*~Thn 661 M kekhalifahan Ali Bin Abi Thalib = 5 thn.*
*_Jadi totalnya adalah selama 30 thn._*
➡ *Inilah 30 tahun masa khilafah ala manhaj nubuwwah, seperti disebutkan oleh Nabi shallalahu alaihi wa sallam*.
🌟 *Bahwa kehebatan & keistimewaan Nabi Muhammad ﷺ dalam memimpin strategi dakwah islam ke seluruh dunia*.
0 notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
الأعراض عن السفيه
Sikap terhadap orang bodoh
إذا نطق السفيه وتجيبه | وخير مت إجابته السكوت
Apabila orang bodoh mengajakmu diskusi, maka sikap terbaik adalah diam tidak menanggapinya.
فإن كلمته فرّجت عنه | وإن خليته كمدا يموت
Jika kau melayaninya, maka kau akan susah sendiri. Dan jika kau berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati.
قالوا سكتّ وقد خوصمت قلت لهم | إن الجواب لباب الشر مفتاح
Apabila ada yang bertanya kepadaku, ”Jika ditantang oleh-oleh musuh, apa kau akan diam?
Aku jawab, “untuk menangkal kejahatan itu ada kuncinya.”
والصمت عن جاهل أو أحمق شرف | وفيه أيضا لصون العرض إصلاح
Sikap diam terhadap orang bodoh adalah suatu kemuliaan. Begitu pula diam untuk menjaga kehormatan adalah sebuah kebaikan.
أما ترى الأسد يخشى وهي صامنة | والكلب يخسى لعمرى وهو نبّاح
Apakah tidak kau lihat bahwa singa ditakuti karena diamnya? Sedang anjing dijadikan permainan karena gonggongannya?
______
Nasihat dari Imam Asy Syafi’i.
Semoga bukan kita orang bodoh itu. Aamiin
184 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Generasi Shalahuddin
@edgarhamas
“Kaifa Abtasim, wal Qudsu asiir? Bagaimana aku bisa tersenyum, sedangkan Al-Quds terjajah?”
(Shalahuddin Al-Ayyubi, 1137-1193 M)
***
Tumblr media
Pemuda itu, saat itu tidak segagah namanya. Ia tak begitu besar, bahkan bisa dibilang seperti anak ingusan. Padahal ayahnya telah lama mendidiknya untuk menjadi pejuang handal yang siap menghadang satuan-satuan musuh dari Barat. Ya, hari-hari itu adalah hari yang sulit bagi Muslimin, dihimpit pelbagai kesusahan dari dalamnya, dan bahaya dari 22 negeri Eropa.
22 Negara yang tidak pernah akur, namun jika berhadapan dengan Umat Islam, mereka akan saling bersatu padu.
Dia, dia adalah anak seorang gubernur. Lahir di Benteng Tikrit dan tumbuh besar disana, mengenyam kehidupan dan diajak berjalan melihat keadaan kaum muslimin di penjuru Arab, menyaksikan banyak peristiwa yang memilukan; kaum muslimin yang hidup berpecah-pecah, ulama yang rela berfatwa salah demi nama harum di hadapan khalifah, dan pasukan Salib utusan Eropa yang mencabik-cabik kedigdayaan Al-Quds, Palestina.
Namun ia takut dengan darah, ia takut dengan perang. Ia lebih suka berdamai. Ia khawatir sebilah pisau melukai kulitnya, ia berlindung dibawah ketiak ayahnya ketika datang kabar Pasukan Salib membantai daerah Muslimin. Ia dikelilingi keresahan dan kegalauan. Padahal Ia anak panglima, ia anak yang dibesarkan di bawah kewibawaan penghuni benteng raksasa Tikrit, tapi sampai beranjak masa remajanya, ia tumbuh jadi remaja yang akut, takut, dan limbung saat berhadapan dengan kata jihad dan perang.
Nama kecilnya Yusuf, ya; Yusuf. Ia masih takut dengan darah sampai akhirnya Sang Paman, Asaduddin Syirkuh mengajaknya, lebih tepatnya, memaksanya untuk melihat langsung bagaimana situasi perang, mengajarinya memanah, berkuda, mendidiknya dengan tegas dan wibawa. Asaduddin adalah panglima besar yang semangat jihadnya menginspirasi pemuda-pemuda muslimin di era Abbasiyah untuk berdiri di garda depan, memasang kuda-kuda, menyiapkan surat wasiat seandainya esok hari mereka telah syahid di tangan pasukan Salib.
Nyali Yusuf tumbuh, ia dipaksa keluar dari ketakutaannya. Ia dipaksa beranjak dari kegelisahannya, Ia dipaksa Pamannya untuk melihat realitas yang ada; bahwa ummatnya kini terguling-guling dalam ketidakpastian, bahwa sekarang mentari Al-Aqsho sedang dihijabi kabut-kabut samar yang menutupi kesucian dan terangnya semasa dulu. Semenjak 1092 M, perintah Paus Urbanus II dari Roma telah menggiring ratusan ribu pasukan beringas bersalib nan berpakaian lusuh dari 22 negeri Eropa yang kebanyakannya preman-preman dan narapidana penjara. Mereka datang dan tumpahkan darah 70 ribu jiwa muslimin tak berdosa hanya dalam waktu 4 hari 4 malam.
Ketakutan dan kata damai yang bersemayam di hatinya dahulu, senyum indah dan kenyamanan yang ia alami dahulu, berubah drastis.
Kini Yusuf hidup dibawah kilatan pedang, siangnya ia habiskan di atas kudanya, matanya telah tajam melihat, meresapi makna jihad, mengulang hafalan qur’annya di bawah terik matahari.
Asaduddin Syirkuh, pamannya, telah berhasil mendidiknya, lalu membawa Yusuf ke sebuah tempat yang akan jadi pijakan pertamanya menyatukan muslimin, menuju Aqsha! Membebaskan Al-Quds!
Tempat kemenangan itu bermula dari; Mesir, yang tahun-tahun itu Kerajaan Syiah Fathimiyah kehilangan taringnya disana. Berbagai cara mereka lakukan agar kekuasaannya bertahan, termasuk mengundang pasukan salib Eropa untuk membantu sang raja yang terlalu rapuh untuk berkuasa. Bukannya membantu, justru pasukan salib datang dan memperkeruh suasana Mesir.
Asaduddin dan Yusuf diperintahkan oleh Sultan Nuruddin Zanki, untuk berangkat bersama pasukan terbaiknya menuju Mesir, guna memperbaiki suasana dan menghadang ekspansi pasukan salib yang ingin merebut Bumi Islam. Disanalah Allah anugerahkan keberanian besar, Allah anugerahkan azzam membara dan membuka mata Yusuf untuk melakukan langkah besar yang bukan sekedar mengusir pasukan salib, tapi lebih dari itu: membebaskan Quds yang 80 puluh tahun berada dalam kepiluan dan jajahan Kerajaan Salib yang dipimpin Raymond saat itu.
Kemenangan diraih, Asaduddin dan Yusuf berhasil memimpin pasukan terbaik dan menampar pasukan salib dari laut tengah, memukul mundur mereka sampai pantai-pantai Eropa Selatan. Rakyat Mesir mencintainya. Yusuf, ia telah merebut hati rakyat Mesir dan membuat mereka mengangkatnya jadi pemimpin sejati. Ia, Yusuf, menemukan jalannya, ia menemukan tempatnya, ia menemukan markasnya untuk membangun kekuatan besar membebaskan Al-Aqsha.
***
“Ketika Allah menganugerahkanku bumi Mesir, Aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku”
Begitu salah satu kalimatnya yang terjelma menyejarah hingga kini. Dengan segala upaya, pendidikan ketentaraan dan tarbiyah ruhiyah yang menggebu-gebu, Yusuf yang telah menjadi sultan di Mesir menjadikan Al-Aqsha sebagai slogan-slogan kebangkitan ummat Islam. Ia berkeliling dari kerajaan dan kekhalifahan Muslimin yang terpecah-pecah kemudian menyatukannya.
Namanya mulai mencuat sebagai singa yang mengancam keberadaan Salib di kubah-kubah Al-Quds. Angin menyebarkan namanya dan kaum muslimin menyambut panggilan Jihad darinya, kuda-kuda seluruh Arab disiapkan begitu sejahtera, anak-anak muda ditempa pendidikan Qur’an sedemikian rupa. Masjid-masjid sungguh jadi tempat para Ulama mendengungkan Jihad yang menyala-nyala. Para Ibunda melepas kepergian suami dan anak lelakinya untuk berbaris bersama Yusuf, menuju satu tujuan, menuju kemulian: mengganti salib di kubah Al-Aqsho menjadi bendera tauhid yang gagah berkibar-kibar!
Tumblr media
Hittin, lembah dekat Al-Quds itu, jadi saksi 13.000 pasukan pimpinan Yusuf melawan 60.000 pasukan salib pimpinan Reynald De Chatillon dan Guy De Lusignan. Muslimin menang, telak. Beranjak dari Hittin, pasukan Muslim berbaris lurus berkilo-kilo dengan gagah.
Manjaniq (sejenis alat perang pelempar batu berapi yang populer di abad pertengahan) dipasang bershaf, bersiap dengan batu api. Pasukan panah berjajar, busurnya ditarik dan dan anak panah diterbangkan menutupi langit. Yusuf, bersama 13.000 pasukan –ada yang mengatakan 60.000, ada yang mengatakan 240.000- muslimin telah meneguk janji kemenangan, mereka jadi saksi nyata Al-Quds kembali ke pelukan kaum muslimin pada tanggal 27 Rajab, di tahun 1187 Masehi.
Kemenangan itu menyebar di saentero Arab dan membangkitkan kaum muslimin dari malunya yang sungguh tak tertahankan. Yusuf, yang saat itu telah mendirikan Kerajaan Ayyubiyyah di Mesir telah mengangkat wajah Ummat Islam dan membuat Eropa malu. Di Eropa, namanya pun bekibar gagah, disegani dan dihormati karena masih sempat-sempatnya mendatangkan dokter untuk mengobati penyakit kusta Raymond, Raja Kerajaan Kristen yang bercokol di Yerusalem, dan merawat Richard The Lionheart Raja Inggris ketika diserang wabah. Kawan, saksikanlah lelaki itu, Eropa memanggilnya; Saladin The Wise.
Kaum Muslimin mengenangnya; Shalahuddin Yusuf bin Najmuddin Al-Ayyubi; Shalahuddin Al Ayyubi.
***
Sebenarnya dalam tulisan ini, kita membahas tak sekedar biografi seorang tokoh. Memang benar kata Thomas Carlyle “Sejarah tidak lain tidak bukan adalah kumpulan biografi orang-orang besar yang menciptakannya”. Namun saya mengajak pembaca dan kawan sekalian untuk menelaah dan mendalami sebuah pertanyaan; “Bagaimana Shalahuddin tercipta? Apakah dia datang secara tiba-tiba, atau ditempa menjadi seseorang paling berharga?”
“Shalahuddin bukanlah seseorang, ia adalah sebentuk besar generasi. Ya, Generasi Shalahuddin!”, kata Ustadz Adian Husaini dalam salah satu talkshow beliau. Saya dan tentu kawan-kawan mengangguk mengamini pernyataan ini.
Saya pernah mempelajari sebuah buku tentang proses kembalinya Al-Quds menuju pelukan kaum muslimin. Dibalik kegagahan Shalahuddin dan kegemilangan Satria-Satria Hittin yang menampar kedigdayaan Salib, ada banyak elemen yang ikut andil dan punya pengaruh besar menyiapkan orang-orang sehebat itu.
Yang ada bukanlah Shalahuddin saja dan orang-orang mengikutinya, lalu bersatu dan menang. Tidak! Melainkan sebentuk generasi yang dipersiapkan berpuluh tahun, tepat sejak Al-Quds dijajah oleh Kaum Salib di tahun 1096 Masehi.
Tepat setelah mendengar kabar kejatuhan Quds di tangan pasukan Salib itu, para Ulama mendengungkan Jihad, mendidik anak-anak, memenuhi masjid-masjid. Karena para Ulama sadar, dibalik jatuhnya Quds di tahun 1096, mempunyai sebuah nilai dalam; bahwa Allah ingin ingatkan umat Islam atas kelalaian mereka dan keberpecah-belahan mereka.
Adalah deretan nama ini yang merintis pendidikan generasi Shalahuddin: Imaduddin Zanki, Nuruddin Mahmud, Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, dan penguasa Sholeh juga Ulama jenuis lain mempersiapkan serentak, sebuah angkatan raksasa manusia untuk dikemudian hari menjadi tentara terbaik dalam pembebasan Quds. Sebuah langkah visioner! Sebuah gerak tepat merespon kejatuhan.
Urusan Sejarawan Eropa dan Arab yang terkagum-kagum dengan kejeniusan taktik perang Shalahuddin itu nomor sekian. Dibalik kejeniusan dan briliannya Salahuddin, tentulah pasukannya juga pastinya pasukan terbaik, dengan keshalihan tingkat tinggi, dengan ketaqwaan yang menjadi-jadi, dengan kualitas tahajjud yang tak kenal absen di malam hari.
Itulah sebentuk besar generasi. Generasi, bukan hanya satu orang. Kita menamainya “Generasi Shalahuddin”, dan nama itu juga yang akan kita dengungkan ke penjuru bumi Muslimin hari ini. Bahwasanya bukan satu orang tampil kedepan, lalu membuat takjub manusia dan kemudian mengikutinya. Tapi… “Ia adalah sebentuk besar generasi. Ya, Generasi Shalahuddin!”, lagi-lagi mengamini kata Ustadz Adian Husaini.
528 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
2 Januari 526 Tahun Lalu; Berakhirnya Kekuatan Umat Islam di Andalusia
@edgarhamas
‏في مثل هذا اليوم من 526 سنة ، أشرقت الشمس على غرناطة لأول مرة وهي تحت حكم الكاثوليك
[المسلمون في الأندلس]
(Bertepatan dengan hari ini, 526 tahun yang lalu, matahari terbit di Granada untuk pertama kalinya di bawah kekuasaan pemerintah katolik)
Tumblr media
2 January, 1492. Granada fell to the Kingdom of Castile. It was the final Muslim state in the Iberian Peninsula to fall to the Reconquista.
(2 Januari 1492, Granada -kota terakhir Umat Islam di Spanyol- jatuh ke tangan Kerajaan Castille Katolik. Itulah negara muslim terakhir di semenanjung Iberia yang jatuh di era Reconquista -kebangkitan katolik Spanyol.)
Ada sejarah pilu di 2 Januari. Dan, sebenarnya saya sedang ingin rehat sejenak untuk menulis tentang kilas sejarah. Namun yang satu ini amatlah penting untuk dijadikan ibrah; jatuhnya Andalusia untuk terakhir kalinya pada 2 Januari 1492, 526 tahun yang lalu.
Kawan-kawan semua, yuk tadabbur. Mari kita lihat Indonesia kita, resapi setiap ruas jalannya, maknai betapa bersyukurnya kita berada di negeri indah, subur dan masjid kokoh berdiri dimana-mana. Syiar Islam membumi, Al Quran mulai jadi kurikulum tuk dipelajari. Mari bersyukur dan berdoa;
“Ya Allah, jangan jadikan negeri kami jatuh seperti jatuhnya Andalusia.”
Begini, saya ingin ajak teman-teman bayangkan ketika kalian ada di sebuah negeri yang kaya raya di saat Eropa sedang miskin dan gulita. Ruas-ruas jalan dihias lampu kota, bersih dan ditata taman bunga di kanan kiri, begitu indahnya. Itu di abad pertengahan, lho.
Saluran air sampai ke setiap rumah. Ribuan kamar mandi umum berjejer untuk musafir dan pendatang. Masjid-masjid dihias indah megah, kantor pemerintah ditata mewah dan berizzah. Perpustakaannya ranum dengan buku-buku literasi timur dan barat, ilmuwannya bersibuk dengan segala macam cabang pengetahuan.
Hebat! Hebat nian bukan? Andalusia adalah karir 800 tahun Umat Islam, dan kini ia telah pupus ditelan sejarah. Ini bukan ajakan untuk mengenang tanpa makna.
Ini adalah tadabbur sekaligus ancaman; jika Andalusia yang kaya nan gagah seperti itu saja bisa jatuh lumpuh, bagaimana dengan negeri kita yang kini dilecut bala musibah, dibombardir ancaman ekspansi bangsa lain.
Hanya pada Allah kita memohon, meminta, agar Islam di Indonesia tetap mekar mewangi walau diterjang badai, walau dihempas topan, walau dikikis hujan. Tanggal 2 Januari 2018 ini, warga katolik Granada merayakan hari kejatuhan Andalusia dengan festival meriah, diselingi arakan model berbusana arab muslim, yang dihina dan dipermainkan.
Akankah di masa depan, ada pihak yang akan berfestival atas jatuhnya Umat Islam di Indonesia? Nauzubillah min dzalik.
220 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Tujuan Pernikahan
Oleh: Ustadz Felix Siauw
Takkan pernah kita berjumpa dengan Muslimah sempurna, sama seperti mustahil kita menemukan Muslim yang tanpa cela. Karenanya dalam menikah, itu tak disyaratkan
Menikah bukan berarti menyatukan dua insan yang tak pernah bersalah, menerima bahwa mereka sama-sama punya kurang, tapi keduanya sadar bahwa tujuannya sama
Asal keduanya menuju pada tujuan yang satu, maka takkan terlepas ikatannya, kekurangan bisa ditutupi, kelebihan bisa ditambahkan. Semua bisa dihadapi
Bila yang satu lelah, yang lain membopong, bila yang satu gontai yang lain menyemangati, yang satu gundah yang lain menenangkan, berdua bersama berjalan
Itulah rumah tangga, sama seperti perjalanan. Banyak orang ingin lekas sampai pada tujuan, mereka lupa bahwa indahnya itu justru di perjalanannya, bukan tujuannya
Mengapa banyak rumah tangga kandas di jalan? Sebab jalan mereka tak satu tujuan, bila sudah begitu, bergandengan jadi menyusahkan, apapun akan jadi masalah
Sesempurna apapun, bila sudah beda jalan, akan jadi masalah, sedekat apapun bila sudah berbeda jalan, pasti akan berpisah. Maka tujuannya yang harus sempurna
Bila tujuannya sempurna, maka perjalanan jadi punya makna, teman dalam perjalanan jadi bernilai, senantiasa dihargai, itulah rumah tangga, dimana menikah jadi ibadah
Bila yang satu di depan menanti, bila dia di belakang maka dia menjaga, bila dia disamping maka dia menemani, bila dibawah mendukung bila diatas memayungi
Dan tak ada tujuan lebih baik selain menjadikan pernikahan itu layaknya ibadah. Diawali dengan hamdalah, diakhiri dengan hamdalah pula, alhamdulillah
66 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Quote
The Prophet (salallahu alayhi wa sallam) said: “Whoever wakes up in the night, let him say: There is no God but Allah, alone without any partner. To him belong the dominion and all praise, and he has power over all things. All praise is due to Allah, glory be to Allah, there is no God but Allah, Allah is the greatest, and there is no movement or power but by Allah. Then he says, ‘O Allah, forgive me,’ or he supplicates to be answered. If he performs ablution and prays, his prayer will be accepted.
Sahih al-Bukhari (via reverthelp)
451 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Ketika Al Quran Menyentuh Hatimu
@edgarhamas
(disampaikan dalam Kajian Online One Day One Lembar -ODOL- yang dirintis oleh Alumni Alfa Centauri, Sabtu 17 Februari 2018)
Mendiskusikan tentang Al Quran itu, mudah. Namun mengubah sudut pandang kita lebih jernih terhadap Al Quran, itu adalah sebuah pekerjaan yang besar. Sama-sama Al Quran, namun cara pandang pembacanya lah yang menentukan apakah ia dihargai, atau dijadikan properti penghias rumah saja.
Itulah yang saya katakan kepada Mas Farras ketika diminta mengisi Kajian Online ini. Jujur, saya bukan orang yang bisa menjelaskan keutamaan-keutamaan para pembaca Al Quran dengan sederet dalil naqli dan hadits shahih. Sebab sudah banyak buku yang membahasnya.
Saya ingin menjernikan sudut pandang kita, melemaskan sedikit sendi-sendi cara berpikir kita untuk melihat lebih nyata; Al Quran itu bukan sekadar bait-bait tulisan arab yang diterjemahkan. Ia, ada semesta di dalamnya. Ada peradaban di dalamnya. Ada manusia, bumi, dan waktu di dalamnya.
Tumblr media
Kota Pertama; Ternyata Inilah Resep Rahasia Kita
Setiap orang, negeri, dan peradaban yang besar, selalu punya resep rahasia yang membuatnya agung. Bukan sekedar keberuntungan semata, bukan juga karena mereka tertakdirkan sejak awal untuk menjadi besar. Semua kehebatan mereka, selalu ada resep khususnya.
Peradaban Barat, baru terbit sekitar 500-an tahun yang lalu. Belum lama. Mereka menjadi semaju yang kita lihat karena etos kerja mereka dan kreativitas yang tinggi. Banyak penemuan-penemuan dihasilkan, karena mereka punya semangat ingin lahir kembali sebagai peradaban unggul sebagaimana nenek moyangnya, Romawi berkiprah dalam sejarah manusia. Itulah resep rahasia mereka.
Jepang, umur kejayaannya tidak jauh berbeda dari Barat, 500-an tahun, dengan resep rahasia berupa kedisiplinan tingkat tinggi dan kecepatan mereka, selalu membuat orang-orang terpana. Ketika tahun 1900-an, Amerika membuat kapal selam dalam waktu 24 bulan, Jepang bisa membuat yang lebih bagus dalam waktu 8 bulan. Hingga kini bahkan, isunya, Jepang sudah membuat teknologi yang siap diluncurkan tahun 2025. Cepat dan cekatan.
Dan pada mereka semua, kita silau terpana. Seakan-akan merekalah peradaban termaju sepanjang sejarah. Efeknya kemudian; kita menirunya mati-matian, mengagungkannya bahkan kadang dengan berlebihan.
Padahal, mereka ini iri dengan kita, mereka juga mengambil dari kita. kejayaan mereka hari ini, mereka mengambilnya dari resep rahasia kita, tak semuanya, namun tiba-tiba, mereka tampil jadi raja.
Resep Rahasia itu adalah Al Quran,
yang sejak dulu Allah sudah mewanti-wanti kita untuk waspada, “Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur'an ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka).” (QS Fushhilat 26)
Nyata. Mereka ingin kita tak memahami resep rahasia kita sendiri. Kenapa? Mereka ingin kita tetap tunduk malu, padahal kita umat agung. Mereka ingin kita terbaring lemas, padahal kita adalah kesatria.
Dan karena merea trauma; ketika resep rahasia ini kita pahami, kita memimpin dunia 1200 tahun lamanya, menguasai 2/3 dunia dengan keadilan, memimpin bangsa-bangsa di seluruh dunia. MasyaAllah
Adakah kau lupa
Kita pernah berjaya
Adakah kau lupa
Kita pernah berkuasa
Memayungi dua pertiga dunia
Merentas benua melayar samudera
Keimanan juga ketaqwaan
Rahasia mereka capai kejayaan
Kota Kedua; Selama Ini Kita Salah Menakar Kehebatannya
Ada 3 hal yang membuat kita membeningkan sudut pandang kita terhadap Al Quran.
Pertama, jika alam semesta ini adalah stage pertunjukan, tentu ia membutuhkan naskah skenario terbaik bagi siapapun yang ingin jadi pemeran utama. Kebanyakan pemeran tidak menemukan skenario itu, akhirnya mereka mencoba membuat sendiri, dan hasilnya; gagal. Ternyata, naskah pemeran utama itu ada di tanganmu. You know what? Al Quran. (Lihat As Syuraa’ ayat 52)
Kedua, kok Amerika Serikat keren banget ya? Jangan salah, mereka habiskan 300 tahun supaya bisa sehebat itu. Kok Eropa bisa semegah itu ya? Wajar, mereka habiskan 500 tahun sampai menjadi negeri penguasa.
Tetapi… Ada, dalam sejarah manusia, peradaban yang muncul tiba-tiba, dan 30 tahun saja bisa langsung menjadi penguasa 1/3 dunia. You know who? Ya. Peradaban Islam.
Kamu tahu rahasianya apa? Al Quran.
“Sesungguhnya Allah mengagungkan sebuah kaum dengan Al Qur’an, dan menghinakan sebagian kaum karena Al Qur’an”, sabda Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim. Maksudnya, siapapun bangsa berpegang pada Al Quran, pasti berjaya. Dan siapa yang meninggalkan Al Quran, pasti terhina.
Ketiga, izinkan saya bertanya, apakah kamu paham tulisan orang Indonesia 200 tahun sebelum 2018? Tentu susah, sebab banyak sekali perubahan yang terjadi. Kemarin saya tanya orang Rusia, apakah ada tulisan orang Rusia 100 tahun lalu yang ia pahami? Dia menjawab, “tidak, selalu ada perkembangan kosakata dan perubahan berkali-kali.” Lalu, bagaimana kamu bisa tidak takjub dengan Al Quran, bertahan dengan keasliannya selama 1439 tahun lamanya! Ini sangat menunjukkan ada “invisible hand” kekuatan Mahadahsyat yang menjamin keaslian Al Quran sampai kelak mentari terbit dari barat.
Dan ternyata, ketiika kamu memahami kehebatannya, kamu akan benar-benar bangga bisa memiliki dan memeluknya erat. Ya, kamu dapat kesempatan emas untuk menjadi sesuatu yang spesial, dan istimewa.
***
Sama-sama membaca Al Quran, namun tentu akan berbeda antara kita yang masih awam, dan mereka yang telah memahami makna dan tafsirnya.
Mereka yang memahami Al Quran, memaknainya sebagai hadiah terindah dari Dzat yang Mahapenyayang, bukan sekadar lembar tebal yang bertulis aksara arab.
Apa yang membedakan kita dan mereka? Cara pandang. Bagaimana membeningkan cara pandang kita dalam memaknai itu semua? Jawabnya; ilmu pengetahuan dan perenungan.
***
Kota Ketiga; 5 Model Manusia Muslim Membersamai Al Quran
“Ada 5 tingkatan seseorang ketika ia berinteraksi dengan Al-Qur'an”, nasihat seorang Guru.
Pertama, Talaffudz, sekadar membaca tanpa mesti mengetahui arti ayat. Ini dia yang menjadikan Al-Quran istimewa. Ia, dibaca dengan lisan mendatangkan pahala, paham atau tak paham. Suatu zaman Imam Ahmad bermimpi bertemu Allah kemudian menanyakan, “Apa amalan terbaik yang bisa mendekatkan hamba pada-Mu?” “Membaca Al-Qur'an, faham ataupun tidak”, itu jawab-Nya. Terukir indah di buku Siyar A'lam An-Nubala’.
Tumblr media
Kedua, Tafahum, ketika kita memahami apa yang diutarakan mutiara keajaiban Al-Quran. Memahaminya butuh perangkat, mulai dari mengilmui bahasa Arab, Ilmu Tafsirnya, Nasikh Mansukh, hingga ke akarnya.
Ketiga, Tadabbur, ketika apa yang kita baca begitu meresap dalam jiwa. Dibaca ayat surga begitu rindu menujunya, dibaca ayat siksa begitu gemetar memaknainya. Bila sampai pada tingkat ini, jiwa benar-benar mendapat gizinya, mata air segar di tengah badai pasir kehidupan.
Keempat, Tafakkur, inilah ketika kita sahabati Al-Quran, kemudian melahirkan ilmu-ilmu megah nan menginspirasi. Al-Quran ini menjadi mata air ide dan ilham. Bagi para Ekonom ia dapatkan kaidah sistem ekonomi madani. Bagi Saintis akan menemukan kaidah permulaan semesta. Tafakkur inilah yang kini memudar dari jatidiri ummat kita.
Kelima, Tanfidz. Melaksanakan. Apapun yang ada dalam Al-Quran, akan menjadi gempita indah jika tangan dan kaki kita melakukan apa yang Quran bimbingkan. Itulah tingkat para Sahabat Rasul, memastikan setiap ayat yang turun mesti mereka laksanakan tanpa basa-basi.
Dan lihat, para penghuni gurun itu akhirnya menjadi penguasa Persia dan Romawi. Memimpin dunia dengan keadilan madani, abadi sebagai kebenaran sejati.
Kota Keempat; Dan Bagaimana Ia Menyentuh Hatimu?
Pertama, Al Qira’ah Li Ajlil Ma’na, Membaca untuk mencari makna.
Ketika kamu mau membaca Al Quran, datangkan juga satu keinginan untuk memahaminya. Itulah mengapa Al Quran terjemahan sangat penting bagi kita yang belum mengerti Bahasa Arab. Memang benar, membacanya tanpa tahu maknanya tetap saja berpahala. Namun, bukankah Al Quran dihadiahkan kepadamu untuk kamu pahami maknanya? Maka, sediakan alat tulis; notebook dan pena, untuk mencatat inspirasi yang kamu dapatkan setelah membaca Al Quran. Dijamin pasti menyenangkan.
Unik memang, kamu membaca satu ayat yang sama, namun inspirasinya bisa berkembang dan terus ada, tak pernah habis. Ayatnya ya tidak berubah, dari dulu sampai sekarang tetap sama, namun ide-ide yang muncul darinya tidak pernah surut. Selalu saja segar.
Padahal ia sudah dikaji miliaran manusia sejak 1400 tahun lalu.
Kedua, An taj’al a’dzam waqtak lil Quran. Berikan waktumu yang terbaik untuk Al Quran, Jangan berikan padanya waktu ecek-ecekmu. Al Quran hanya akan memberikan rahasianya pada mereka yang mengagungkannya.
"Bagaimana mungkin kamu memberi waktu sisa pada Al Quran, padahal Allah bilang tentang Al Quran; Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik yaitu Al Qur'an yang serupa -mutu ayat-ayatnya- lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya”, nasihat Syaikh Ahmad Al Mashry.
Ketiga, At Ta’addub bil Qur’an. Menjaga Adab pada Al Quran. Ini akan sangat nyambung dengan hatimu. Ketika kamu mencintai seseorang, kamu pasti akan menyayanginya dengan tulus. Ketika seseorang suatu hari menyelamatkan nyawa kamu dalam suatu kecelakaan, kamu pasti akan sangat menaruh hormat padanya.
Tentu akan lebih agung caramu mencintai Al Quran, ketika kamu tahu, dia akan datang sebagai sahabatmu di kala mentari sedekat hasta, tak ada pelindung, hanya ada padang luas berisi manusia-manusia yang setiapnya berpikir tentang dirinya sendiri. Ya, mahsyar manusia.
Maka, jagalah adabmu pada ‘penyelamat’ mu di hari tersulit itu. Buat ia bahagia, maka ia akan membahagiakanmu di hari penghakiman kelak.
Dan Kita Sampai di Ujung Dermaga
“Kamu tahu apa yang membuat generasi sahabat Rasulullah menjadi satu-satunya generasi terunik sepanjang peradaban manusia?”, tanya seorang Guru suatu hari.
“Yang saya tahu”, selidik salah satu kawan, “mereka langsung melaksanakan apa kata Al Quran tanpa banyak basa-basi”.
“Baik, itu salah satu jawabannya. Sekarang, apakah kau yakin generasi seperti itu akan terulang di masa depan?”, tanya beliau.
“Saya… saya, ah, nampaknya tidak yakin”, jawabku sembari bingung sendiri.
“Jawaban itu pesimis. Al Quran itu datang dan dicipta untuk umat manusia, dari zaman dulu hingga masa depan tanpa terkecuali. Jika kamu tidak yakin generasi semodel sahabat tidak akan terulang, berarti kamu nampak ragu pada keagungan Al Quran.”
Kami diam, termenung. Lalu tersadar; kami punya kesempatan untuk jadi generasi terbaik. Kami punya.
Wallahu alam.
2K notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
By Fitra Wilis
Andai orang lain tak memposting kegiatan sedekah nasi bungkus di hari jumat, kita mungkin nggak kepikiran untuk melakukan hal yg sama
Andai orang lain nggak pernah memposting foto foto keindahan bumi Allah tempat dia travelling, kita mungkin nggak akan tau kalo ciptaan Allah itu bener bener Maha Indah
Andai orang lain nggak memposting resep resep keren beserta foto masakan jadinya, mungkin menu kita hanya telor dadar telor ceplok saja, nggak kepikiran buat menvariasikan menjadi beragam rasa
Andai orang lain nggak memposting sedekah seragam sekolah bersih ke sekolah sekolah yg mayoritas muridnya adalah kaum dhuafa, andai dia nggak memposting kegembiraan ananda dhuafa menerima seragam baru, setelah bertahun tahun hanya memiliki 1 seragam yg udah koyak, udah kekecilan, udah tak lengkap kancingnya…mungkin kita nggak akan kepikiran melakukan sedekah yg sama
Andai orang lain tak memposting kegiatan mereka membagikan alquran ke mushola mushola kampung, ke TPA TPA, ke majlis ta'lim, ke pesantren pesantren, dan kemudian alquran itu sampai pada tangan yg tepat, selalu dibaca, sehingga insyaallah menjadi amalan sedekah jariyah, mungkin kita gak akan kepikiran bersedekah dgn cara yg sama
Kalau orang lain nggak pernah memposting foto foto mesjid nabawi, foto foto mesjidil haram, nggak menceritakan ketentraman bathin yg mereka rasakan selama ibadah disana, mungkin kita nggak akan pernah disentuh oleh rindu yg dahsyat untuk juga ingin melakukan ibadah yg sama disana
Postingan postingan orang lain, acapkali membuka cakrawala pikiran kita, bahwa sedekah itu banyak jenisnya, nggak sekedar sedekah ala konvensional memberi sekian ribu pada pengemis yg mengetuk pintu
Andai kita bisa menerima setiap postingan orang lain sebagai wahana meningkatkan kualitas diri kita menjadi hamba Allah yg lebih baik dari hari ke hari
Tapi… kalau segalanya kita tuduh riya, kalau semua tulisan kita sangka pamer, lalu postingan postingan itu tak ada lagi, lalu dari mana kita bisa tau pengalaman pengalaman hebat orang lain?
Kalau seluruh goresan kegiatan baik, tak ada lagi yg memposting, lalu bagaimana kita bisa belajar kalau segala hal hebat hanya untuk dipendam?
Urusan niat, biarlah menjadi urusan mereka dgn Allah saja, tak perlu kita mengintervensi urusan hati seorang hamba dengan Tuhannya.
Kita nggak perlu repot repot memastikan orang lain mampu memanage niat postingannya, cukuplah kita memanage hati kita saja untuk nggak gampang menuduh orang lain riya, cukuplah kita memanage hati kita saja agar selalu positif dan terbuka menerima hal hal baik yg disampaikan orang lain.
Bagus kalau kita mengingatkan orang lain untuk tulus, tapi sebelumnya, lebih bagus lagi kalau kita juga selalu mengingatkan hati sendiri untuk tak gampang menuduh
Aku sendiri, juga nggak selalu setuju dgn postingan orang lain, yg menurutku memang nggak pantas di publikasikan ke umum, misal foto foto terlalu intim antara suami dan istri, foto foto mesra yg menurut ku udah masuk kategori ‘aurat rumah tangga’. Dan dilihat dari banyak sisi, memang nggak ada manfaatnya diketahui umum. Apa manfaatnya memposting foto pelukan erat dgn bibir nyaris saling menyentuh, mata saling menatap, tak ada latar pemandangan alam, karena hanya berisi keintiman yg di close up? atau menscreenshoot chat dgn suami yg didalamnya ada kalimat2 urusan ranjang, duh…dari sisi manapun, ini adalah aurat bilik rumah tangga, terlalu privacy untuk di konsumsi publik. Bolehlah, yg kaya kaya gini kita lewati atau blokir sekalian
Tapi….kalau postingannya mengandung senyawa kebaikan, memotivasi untuk berbuat hal positif, terima sajalah….
Andai dia riya, lalu pahala sedekahnya menguap bak embun di jemur cahaya, mungkin dia mendapat ganti pahala karena dia telah menginspirasi orang lain untuk melakukan kegiatan baik seperti postingannya
Andai dia pamer, lalu kehilangan pahala atas pamernya, tapi postingannya bisa jadi menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi pembacanya. Lalu dia taubat sama allah atas sikap pamer yg pernah dia lakukan, dan allah mengampuninya, lalu postingan yg telah di share kemana mana itu Allah hitung sebagai amalan jariyah sebagai ilmu yg bermanfaat bagi khalayak, bisa saja kan?
Sahabat yg telah memposting banyak kegiatan baik yg kalian lakukan, aku haturkan terimakasih atas postingan postingan kalian
Kalian menginsipirasi..
semoga di sisa umur kita, sampai ujung usia, sampai akhirnya nyawa tak lagi bersatu di raga, kita semua menjadi bagian penghuni bumi yg selalu membawa kebaikan dan kebermanfaatan. Aamiin.
Selamat menikmati hari jumat barokah. Jangan lupa sedekah.
93 notes · View notes
yunijournal-blog · 7 years ago
Text
Barangkali Allah menciptakan pagi sebagai penyaring untuk menguji mana hamba-hamba yang lurus iman dan tujuan hidupnya.
— Taufik Aulia
1K notes · View notes