Tumgik
zaimalatifah · 2 months
Text
Selamat Hari Raya
Jangan lupa, perayaan paling penting adalah merayakan maaf untuk diri sendiri ya :)
0 notes
zaimalatifah · 4 months
Text
Merayakan kecewa
Kecewa menjadi bagian dari rasa yg tidak mengenakan yang ada dihati, kadang sebagian kita menafikan perasaan kecewa atau menikmati dan membiarkan hati bekerja pada fungsinya.
Rasanya sesekali kita perlu untuk merayakan perasaan ini, mengamini bahwa perencanaan yg dibuat tidak berjalan semana yg diharapkan atau satu hal yg kita perkirakan mau itu keadaan atau manusia berbeda dari apa yg diharapkan. Biasanya saat itu si kecewa muncul dan merayakannya adalah bentuk dari kita membiarkan hati bekerja sebagaimana fungsinya.
Setelah perayaan ini selesai mari nikmati hari berikutnya, karena seperti pesta ulang tahun perayaannya tak setiap saat begitu pula merayakan kecewa tak perlu setiap saat hanya sekali waktu perlu menikmati supaya kita sadar dan sekali lagi biakan hati memerankan perannya sendiri dan biarkan logika beristirahat barang sesekali.
Karena akan terlalu lelah jika kita menyangkal segala perasaan yang hadir, mari jalankan sebagaimana manusia.
Dan kecewa makin membuatmu sadar bahwa segala yg ada di langit dan bumi berjalan atas kuasaNya.
Jadi? Coba ya fikirkan lagi sesekali.
Jakarta, samping jendela di Halte Melayu dalam perjalanan pulang selepas hahaha hihihi seharian.
0 notes
zaimalatifah · 6 months
Text
Cerpen - Berpindah jalur
Pindah jalur, pertemuan dua insan yang diharapkan dapat menjadi satu bagian tapi siapa sangka salah satu pemerannya malah lebih dulu berpindah jalur bukan berpindah tujuan berganti dengan kereta yang beda, kereta cepat yang sebelumnya pernah direncanakan.
Sore itu, ada kabar mengejutkan yang tak terduka tapi juga membuat semua menjadi jelas dalam rencana kedepan. Sore itu sebuah pesan singkat masuk ke hp "Na, mohon maaf memberikan kabar ini ……" selanjutnya kabar mengejutkan itu membuat membisu dan bingung. Diam. hanya itu yang bisa perempuan ini lakukan saat membaca pesan singkat yg masuk ke ponselnya. Berita menggembirakan sekaligus menyedihkan itu membuat seluruh perencanaannya menjadi jelas, bahwa orang itu bukan orang yang akan menjadi partnernya. Sanna, begitu perempuan ini akrab dipanggil memberikan reaksi berlebihan, ia sibuk memikirkan langkah selanjutnya tentang kabar yg barusan diterima, ia tertawa getir menertawakan jawaban dari segala keraguan, sepintas ia memikirkan bahwa Tuhan sedang membencinya, tapi itu langsung ia tepis dan yakini lagi bahwa Allah sedang menjauhkannya dari hal yang tidak baik untuknya. Allah Maha Pengasih dan Penyayang. "Na, Allah itu Maha Baik dan Maha kuasa atas segalanya" ucapnya dalam hati sambil mengelus dada. Orang yang tanpa kabar itu melakukan sesuatu yg mengejutkan, pindah haluan disaat kereta yg coba diyakini perlu melangkah lebih lambat dari rencanyanya, perempuan yang terpikir bahwa tujuannya sama ternyata masing-masing melaju dengan kereta yang beda. Isi kepalanya sibuk selama satu minggu memikirkan rencana terbaik untuk membalas dendam, memutuskan memaafkan tidak pernah ada dalam rencana, sibuk takut memikirkan kenapa dan bagaimana. Membalas dengan pukulan yg paling mematikan, membunuhnya tepat di dada. Bahkan saat itu ia tidak ingin menangis untuk orang seperti itu. "Satu minggu, beri aku waktu satu minggu untuk bisa berdamai" kata Sanna meyakinkan diri pada seorang teman yg prihatin melihat kondisinya. "Kamu perlu mengeluarkan dulu, nangis atau maki2 orangnya, perlu dikeluarkan dahulu, bukan untuk dia tapi untuk kamu atau mau aku antar ke kantornya" kata temannya menegaskan dan memberitahukan bahwa Sanna sedang tidak baik-baik saja. Hari kelima Sanna menangis mencoba berfikir kenapa orang itu melakukan ini dengan tega, tanpa penjelasan atau bahkan kalimat perpisahan. Ada ketakutan dan perasaan bagaimana jika ini dan itu, tapi dari situ akhirnya ia bisa memikirkan langkah berikutnya. Akhirnya, ia tau apa yang harus dilakukan selanjutnya yakni memutuskan untuk memaafkan. Memaafkan menjadi jalan yang dia pilih setelah sebelumnya memikirkan rencana paling elegant untuk membalas dendam. Rencana bodoh yang ada di kepala. Dia memutuskan untuk memaafkan memberikan maaf karena menurutnya mereka berdua sama sama umat Rasulullah, perempuan ini berfikir sudah banyak dosa yg ia miliki terlalu banyak dosa apalagi jika masih harus ditambahkan dengan dendam. Memaafkan menjadi pilihan, mungkin kita memang tidak bisa dalam menjalani takdir sebagai pasangan tapi bukankah kita masih bisa menjalani hidup sebagai seorang teman. "Na, bagaimana bisa secepat ini?" tanya seorang teman "Aku juga gak tau, Allah yang memberikan pemikiran seperti ini, tentu ada banyak hal yang dilewati seperti aku belum bisa makan ayam karena mual ingat makanan pertemuan terakhir kami, atau tiba-tiba tidak nafsu makan dan lainnya tapi proses itu biar jadi milikku saja, aku sudah lebih baik sekarang sudah lebih bisa menikmati hidup dan aku rasa nikmat Allah lebih banyak jika dibandingkan dengan hal ini toh aku juga sekligus melihat lagi ceklis ku, melihat lagi semuanya sambil meyakinkan diri bahwa yang terbaik tetap pilihan Allah, Aku ingin tenang dan damai" Jelas Sanna Sanna memutuskan memafkan setelah ia mengadu kepada TuhanNya dengan tersedu, mengadu langkah apa yang harus ia jalankan selanjutnya dan ia memutuskan untuk sekali lagi percaya bahwa Allah punya hadiah besar untuknya, bahwa Allah Maha Baik atas semua perencanaanNya.
0 notes
zaimalatifah · 7 months
Text
Tentang Menikah : Pernikahan itu konsumsi publik ?
Hasil pembahasan setelah rapat kemarin adalah tentang pernikahan, saya yang menjadi satu-satunya peserta rapat yg blm menikah tentu jadi bahan penilaian (tapi ini hal biasa) yg uniknya adalah ada cerita dimana dalam salah satu rangakaian pernikahan ada bagian pembacaan informasi siapa menikah dengan siapa (anaknya siapa, pendidikan dan pekerjaan) tentu ini tdk semua pernikahan melakukan tapi terlepas dari itu kita semua tanpa sadar melakukan hal itu hanya saja dengan media yg berbeda.
Kita ikut mengkonsumsi berita pertemuan dua manusia baik itu informasi yg tersaji secara gamblang seperti diatas atau yang secara "paksa" kita cari tau melalui sumbernya atau internet dan menikmati semua rangkaianya mulai dari perkenalam dan lainnya seperti dalam lagu "bercinta lewat kata". Kita kadang merasa perlu mengkonsumsk itu karena rasa penasaran seperti siapa pasangannya, lulusan mana, kerja dimana dan lainnya. Seolah informasi yg dihadirkan lewat undangan tak cukup karena kita memang terlalu mahir mencari informasi.
Salah satu bagian dari pernikahan yakni resepsi pada bagian ini juga kita ikut mengomentari konsepnya, makananya sampai riasan pengantin tentunya komentar positif selalu datang diiringi dengan doa. Namun setelahnya orang akan membicarakan paling tidak setelah pulang kerumah mereka, bercerita dengan keluarga atau temen bagaimana acara yang dihadiri bukankan ini juga bagian dari konsumsi publik, ya tentu karena acara ini mengundang banyak orang ratusan sampai ribuan bahkan.
Tapi apa yang menurut saya paling menarik dari pernikahan ada yang tidak bisa dinikmati oleh publik yakni rasa dari setiap kejadian, seperti misalkan saat kedua mata kalian pertama bertemu atau saat akad diucapkan atau perasaan saat rindu atau gelisah atau geli seperti ada kupu2 didalam perut. Rasa itu hanya bisa dimiliki oleh dua insan ini jadi itu yg spesial sehingga biarkan pernikahan itu menjadi konsumsi publik bahkan jika bersedia sampai prosesnya juga orang tau (ini banyak di beberapa undangan) tapi jangan terlalu terpengaruh dengan komentar karena yg sampai pada publik hanya apa yg dilihat dan didengar tapi bukan yg dirasa, jadi setelah semua hingar bingar dari awal sampai pernikahan mari tutup pintu rumah kita rapat-rapat biarkan cerita pernikahan ini selanjutnya hanya jadi miliki suami dan istri yang berjuang untuk mewujudkan segala mimpi pernikahan.
12.32 Dalam perjalanan menuju Sambas, karena bosen di pesawat dan ditulis bukan sepenuhnya dari pengalaman hanya berdasarkan dari pengamatan.
0 notes
zaimalatifah · 8 months
Text
Cerpen : Belajar dari menunggu
Aku kira percaya pada setiap takdirnya adalah hal yang wajib dan menerimanya adalah bagian dari proses yang akan kita baru tau bahwa Allah selalu unya hal baik bagi hambaNya. setidaknya itu yang selalu berusaha ditumbuhkan pada saat saat ini.
Bulan ini usiaku sudah bertmbah bukannya sibuk memikirkan bekal apa yang akau bawa kelak diakhirat nanti, aku malah berfikir apa yang akan tuhan takdirkan untukku pada bulan ini. Siapa pasangan yang kelak ia takdirkan untukku. Diusia yang sudah tidak muda walaupun belum kepala tiga ini menikah menjadi salah satu proses dan hajat yang besar. Mengapa ia menjadi hajat besar ? karena bagiku menikah adalah ibadah yangterlalm , ia seumur hidup dan kita selalu berharap kelak bisa menjadi pasangan di dunia dan akhirat maka itu aku berusaha memahami perihal ini berharap aku benar-benar siap ketika menjalaninya nanti, namun alih -alih siap aku menyadari bawah aku sedang menghindari hal ini beberapa waktu lalu, bersembunyi dibalik alibi menyiapkan sebenarnya ia justru menjadi hal yang aku takutkan apabila dengan orang yang salah. Berulang aku tanya kepada temen apa tujuan mereka untuk menikah ? jawaban yang pasti semua orang akan sepakat "untuk ibadah, melaksanakan perintah Allah". Aku fikir saat itu iya tentu utuk ibadah tapi untuk apa dan bagaimana persiapannya, hal yang terus aku cari , aku ikuti sekolah pra nikah dan lainnya tapi tidak kutemukan jawabnnya, ternyata aku juga tidak tau jawaban apa yang sebenarnya aku butuhkan dan aku cari saat itu.
Pada akhirnya aku temukan jawabnya dari sebuah ceramah dan bukan tentang pernihakan namun aku dapatkan dan membuat tersadar, dalam hati aku berbisik "betapa Allah dengan mudah memberikan apa yang hambaNya butuhkan lewat berbagai perantara" kini saat sudah tau arahnya dan tujuannya aku menilai kembali apakah siap atau tidak ? dan disaat yang sama keyakinan kepada Tuhan sedang berusaha aku pegang bahwa keputusanNya adalah bagian terbaik, Allah selalu tau yang terbaik untuk hambaNya, selalu berbaik prasangka kepadaNya adalah jalan terbaik yang bisa dipegang dalam proses menunggu.
Kini aku sadar, usia terus bertambah ada cita-cita pernikahan dalam tujuan hidup sekarang dan semoga aku bisa dipertemukan dengan orang yang tepat tentu menurut Dia dan diberikan ketenangan hati dengan apapun hasilnya. Kemarin seorang teman tanya "apa iya sudah benar-benar siap atau hanya keinginan saja ?" kali ini aku tidak sibuk menjelaskan segala teoori yang ada dikepala namun aku balik "apa sebenarnya sudah siap, tapi hanya bersembunyi dibalik ketidaksiapan karena belum bertemu dengan yang kita cari bersembunyi dibalik kata belum siap hanya karena gensi ?"
1 note · View note
zaimalatifah · 9 months
Text
Kalau masih diingetin berarti masih sayang.
Pernah gak disatu momen ada sesuatu hal yang mengingatkan kita dengan amat jelas dan dengan hal yang tidak disangka-sangka. Sering dengar dong pasti dengan kata-kata "kalau masih diingetin, masih dimarahin dan enggak dicuekin tandanya masih perduli"
Apalagi ini yang ngingetinnya sesuatu yang tidak terduga, hal - hal yang kita gak pernah sangka ternyata itu salah. Dan ketika itu terjadi semoga kita bisa menerima dan berfikir bahwa Allah masih sayang banget sama kita sampai kita diingtkan hal yang salah segitu jelas lewat makhlukNya.
0 notes
zaimalatifah · 10 months
Text
Patah Hati Pertama Kali
Matahari belum muncul ke permukaan, pagi itu sebuha pesan singkat dan beberapa kali panggilan telepon muncul dilayar Hp.
"Bapak udah gak ada" seketika itu membuat mata saya terbelalak, saya diam seketika entah apa yang saya rasakan saat itu rasanya langsung menusuk pada bagian yang terdalam. Patah hati dan saya yakin bukan hanya saya tapi ratusan bahkan ribuan orang di luar sana merasakan hal yang sama, hari itu hari paling berduka dalam hidup saya, tepat ketika beliau berpulang seorang Kyai, Guru, orang tua yang selalu sabar dalam menghadapi saya.
Untuk pertama kalinya saya merasakan patah hati yang begitu patah, sampai rasanya menangis tidak cukup memberikan gambaran kesedihan. Sampai saat saya menulis ini patah hatinya masih terasa masih menusuk dan perasaan penyesalan itu masih selalu ada. Kita semua tau bahwa waktu di dunia sementara, tapi entah kenapa rasanya berpulang selalu menjadi bagian yang menyedihkan kehilangan yang tidak pernah bisa kembali dipulihkan. Sekarang yang bisa saya lakukan hanya menangis setiap kali berada di depan makam. Ada banyak hal yang saya tawar ketika beliau masih hidup, ada banyak amanah yang belum bisa saya penuhi bahkan hingga beliau sudah pergi. Saya ingat betul ketika beliau memarahi sebab saya sudha jarang nongol ke pondok dengan alasan bekerja. Saya baru tau ternyata itu pertanyaan sayang dan perduli dari beliau.
Bapak, saya patah hati bahkan hingga saat ini, saya terlalu takut menghadapi hidup ketika pegangan tempat saya bertanya sudah tidak ada. Ya Rabb jagalah beliau ditempat terbaik disisi Mu, semoga diakhirat kelak beliau mengakui saya sebagai santrinya. Bapak, zaima kangen sama bapak. Maafin selama ini sudah begitu banyak salah terutama pada pertemuan terakhir pak. Maaf karena harus ngeluh depan bapak saat itu, harus nawar terkait banyak hal ketika itu kalau saja zaima tau itu pertemuan terakhir dengan bapak langsung, mungkin zaima gak akan seperti itu. Maafkan santrimu ini ya Pak Kyai,
2 notes · View notes
zaimalatifah · 10 months
Text
Tulus dalam lagu interaksinya menurut saya mengingatkan kita juga untuk berserah, jika memang dia tolong didekatkan dan jika bukan dia orangnya maka jauhkan dari patah hati, apalagi patah hati karena ekspetasi.
Maka pada akhirnya kita akan minta ditenangkan dari segala hura hara perasaaan yang tidak karuan, ketenangan itu mahal karena itu diberikan oleh Yang Maha Kuasa, perasaan tenang dan damai.
1 note · View note
zaimalatifah · 1 year
Text
Tentang Menikah : Persiapannya banyak
Bicara tentang menikah itu banyak suara-suara yang akan bertanya selain usia dan pasangannya mana, akan ada juga makhluk di bumi yang bernama manusia ini akan bertanya lagi "emang udah persiapan apa buat nikah?" atau "Beresin dulu masalah sendiri baru nikah" atau "Pahamin diri lu sendiri dulu baru lu pahamin orang lain" atau segudang pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan "Persiapan Pernikahan".
Sebagai manusia yang belum menikah, tentunya bicara kayak gini ya berlandasan apa yang akhirnya dilalui dan dipahami. Belum lama ini bahas sama temen terkait pertanyaan pertama "beresin dulu masalah diri lu sendiri, baru nikah atau nasehat sejenis itu, sebenarnya itu gak salah itu adalah bentuk pengingat bahwa kita harus beresin atau pahamin diri sendiri dulu. Masalahnya sampe kapan? karena beresin diri sendiri itu gak ada ujungnya sama kayak kita mau memperbaiki diri itu hal yang gak ada ujungnya di dunia kecuali Allah udah manggil untuk balik pulang. Tapi nih bukan berarti itu salah juga, menurut gue ya sebelum nikah kita tuh harus belajar pahamin diri sendiri, inget kata kuncinya belajar. Kita nih terus belajar pahamin diri kita dan paham apa yang jadi tujuan kita ketika menikah.
Terus persiapan buat nikah emang udah ada? enggak ada yang 100% bener-bener siap perkara pernikahan ada aja ragunya ada kurangnya makanya berserah diri sama Allah sambil usaha tuh emang yang terbaik.
Yang ketiga nih, kita tuh pasti sering banget dengerin nasehat -nasehat pra nikah atau apapun itu, sekali lagu itu nasehat ya bukan perintah yang harus lu jalanin atau iya in semuanya namanya nasehat ya pasti cara kerjanya akan beda di setiap orang. Manusiaanya aja beda, ya kemungkinan cara kerjanya juga bakal berbeda. Jadi gak usah dengerin dong? tetep harus dengerin sih menurut gue buat ambil ilmunya tapi bukan 100% kita akan memperlakukan sama karena sekali lagi orang yang akan kita hadapin dengan orang yang dihadapin sama mereka ya jenis manusia yang beda yang pasti punya cara dan ketentuan yang berbeda.
Terus gimana ? Apa sebenarnya yang perlu dipersiapkan ? Ya semua pertanyaan mereka adalah bagian yang perlu dipersiapkan mulai dari materi (ini skala akan beda juga nih tiap orang perkara nikah di KUA atau digedung aja gak bisa lu samain dan maksa kan). Persiapan diri kita, ini sebenarnya memang penting pastiin udah bisa belajar ngenalin diri sendiri mulai dari apa yang disukai dan tidak, nah satu lagi sambil persiapan diri kita juga mesti persiapin orang tua apakah orang tua lu ini satu frekuensi terkait mandang jodoh, kenapa? karena restu nya ada di orang tua. Misalkan apa orang tua gak apa2 kalo anaknya nikah sama yang beda agama? beda suku ? atau beda ormas ? "eh tapi temen gue bisa kok, keluarganya oke oke aja tuh udah nikah dll" . Ya ini orang lain bukan keluarga kita, coba pastiin ke emak sama bapak karena hal yang menurut kita simple bisa jadi enggak buat beliau berdua kayak beda ormas misalnya. Jadi, selamat mempersiapkan persiapan yang banyak menuju pernikahan gak semua harus selesai saat ini tapi paling tidak kita tau arahnya kemana. Oh iya satu lagi almarhum kyai gue pernah bilang (semoga allah selalu sayang dan masukan beliau ke syurganya. aamiin) kalo doa perihal jodoh itu jangan hanya berdoa yang kita mau tapi juga yang orang tua kita rindukan dan ridhoi. Semoga Allah permudah ya semua niat - niat baik.. Aamiin Jakarta, 2023 pas adzan asar
6 notes · View notes
zaimalatifah · 1 year
Text
You're marrying a human. It's a person.
Tujuan berumah tangga adalah mencari rasa ketenangan dan rasa damai.
Seorang teman yang sudah menikah pernah berkata:
Semua kriteria yang kamu bangun susah payah, yang kamu buat sedemikian rupa akan runtuh saat kamu bertemu dengan seseorang yang membawa rasa nyaman dan kedamaian. Tidak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa menjadi teman berceritamu seumur hidup. Tempat paling nyaman kamu menuangkan segalanya, yang ada dalam pikiranmu.
Kemarin juga lagi baca buku, mau mengutip sedikit disini:
Seshalih apa pun, kita menikahi manusia, bergantunglah hanya pada Allah.
Kita ini menikahi manusia, bukan malaikat yang selalu taat dan terus menerus bertasbih kepada Allah. Tentu saja masalah-masalah rumah tangga itu bisa terjadi, jika tak menjaga keimanan.
-sebuah catatan perjalanan untuk bertemu mas-mas di masa depan.
Sabtu, 29 April 2023| 09.33
200 notes · View notes
zaimalatifah · 1 year
Text
Apa yang kamu cari di dunia? Bukankah terlalu banyak ketidakpastian di dunia yang fana ini. Yang pasti hanya kematian.
2 notes · View notes
zaimalatifah · 1 year
Text
Bertemu di Jogja
Jogja, hayo siapa yang suka ikut meromantisasi kota ini ? tapi saya sepakat Jogja memang menyenangkan dan menenangkan, serta rasanya yang tak tergantikan.
Dan kamu datang ke Jogja seolah mendukung semua pernyataan itu, memutuskan bertemu tidak pernah mudah, tapi menghindar bukan keputusan yang menyenangkan, karena kita sudah sepakat untuk berdamai kan ? berteman, kita sepakat melanjutkan halaman buku masing-masing ke bagian selanjutnya walaupun sebelumnya sempat berdrama.
Saya senang, kita telah tumbuh dengan kehidupan masing-masing dan itu menyenangkan bertemu dengan teman lama yang sudah berapa tahun tak bertemu, terlihat kikuk tapi itu tetap menyenagkan, karena bertemu temen dan update berita satu sama lain dari narasumber selalu menyenangkan.
Sayangnya hanya sebentar, belum banyak yang dibahas tapi saya senang kita berdua baik-baik saja, memutuskan untuk tidak saling menjauh dan membenci ternyata itu keputusan yang tepat. Saya percaya bahwa teman yang baik dan yang mengenal kita dengan baik itu perlu dijaga, tali silaturahmi yang baik mesti dirawat.
Satu pertanyaan khas dari temen lama ini "kamu masih suka nulis?" rasanya sudah lama dan tak pernah ada yang rajin menanyakan ini selain dia, terimakasih karena sudah bertanya dan ingat. Jaga diri baik-baik semoga kita bertemu lagi dengan kabar yang lebih baik.
Mari terus seperti ini, berteman dan menjaga silaturahmi.
1 note · View note
zaimalatifah · 1 year
Text
Kepercayaan kita berbeda.
Pemahaman yang berbeda akan menghasilkan implementasi yang berbeda akhirnya berujung pada maksud dan tujuan yang gak sejalan.
Beberapa waktu lalu saya dan beberapa temen melakukan kegiatan, menurut saya saat itu kegiatannya selesai dengan baik dan yang saya aamiini selama ini ialah menghormati ruang lingkup kerja seseorang, bagi saya tidak langsung ikut campur pada ruang lingkup kerjaan atau ngerecokin itu adalah bagian dari menghargai dan percaya. Mengatur dan merubah atau ngerecokin hal yg sudah jadi tanggungjawab yg baik2 saja tanpa permisi adalah hal yg kurang sopan menurut saya.
Kemudian saat kegiatan saya percaya bahwa tim harus diinformasikan terkait kegiatn yg dilakukan, diawal sebelum mulai itu yg saya percaya selama beberapa tahun kebelakang. Namun ternyata dua hal ini diyakini berbeda oleh org lain.
Lalu apa yang terjadi, maka kamu dianggap tidak maksimal tidak membantu dan segelintiran koreksian datang. Yang saya pahami dan pelajari beberapa tahun belakang dengan apa yg org lain pahami berbeda itu maka penilaiannya juga beda.
Dan sebagai org yang keras kepala saya yg coba menjelaskan bagaimana dan seperti apa dibantah habis habisan dan memposisikan diri saya salah, saya ditengahi tapi dianggap salah. Kemudian saya paham apa yang kita pahami kepercayaan kita beda, jadi mencoba menerima hal ini rasanya lebih baik dan belajar. Ternyata kerjasama dengan org keras kepala dan suka menaikan volume tinggi saat bicara memang butuh kesabaran yang ekstra supaya tetap waras.
Tapi maaf kepercayaan kita berbeda.
1 note · View note
zaimalatifah · 2 years
Text
Tumblr media
0 notes
zaimalatifah · 2 years
Text
Hidup Normal
Hidup normal dalam bagian ini adalah hidup yang disiklus dan ceritanya sesuai dengan pradigma atau kebiasaan yang berkembang di masyarakat lingkungan kita. 
Pembahasan tentang hidup normal sebenarnya satu bahasa tak sengaja yang menjadi topik pembicaraan di mobil dengan teman, cerita dari bagian kasus yang dialami pada usia quarter life crisis dan sudah jadi pengetahuan umum rasanya persoalan apa saja yang dihadapi ( menikah dan kerja atau usaha). Pergolakan realita dan idealis yang mungkin makin tajam juga sering kita rasakan. 
Berawal dari masalah pernikahan dimana orang yang sudah menikah hampir setahun belum diberikan tanda-tanda adanya penerus diperut sang istri, kemudian dimana masalah menuju ke jenjang pernikahan yang tak kunjung selesai untuk melanjut ke fase yang baru, semua itu akhirnya kami tertawakan. 
“Kenapa ya bisa orang-orang menanyakan dengan mudahnya kepada sang istri terkait dirinya yang belum punya keturunan?”  “Kenapa ya saat usia yang seharusnya menikah dan belum kunjung menikah dengan mudah orang menilai pilih-pilih, terlalu ribet dan lain sebagainya” 
Dari sekelumit pembahasan itu akhirnya kami menyimpulkan diakhir bahwa setiap orang ingin hidup normal, hidup dengan baik sesuai dengan fase hidup mereka. Tapi sayangnya pemikiran yang berkembang di masyarakat atau bahkan juga pada diri kita sering kali membatasi dan menghakimi. 
Padahal pada dasarnya menurut saya semua orang juga ingin hidup dengan baik-baik saja, hidup dengan normal. tapi kita juga tidak pernah tau apa yang terjadi dalam masa perjalanan di dunia. Setiap kita punya jurnal masing-masing dan hiduplah dengan nyaman dalam jurnalmu jangan terpaku pada orang lain karena itu bisa menyesakan.
0 notes
zaimalatifah · 2 years
Text
Tentang Menikah : Waktu Indonesia Bertanya
Waktu Indonesia bertanya tentang pernikahaan ialah saat kamu perempuan sudah mulai menginjak masa 22 an ke atas. Pertanyaan yang amat sangat melekat dengan ini ialah "Kapan nikah?"
Pertanyaan yang sepertinya perlu dilontarkan jutaan manusia di bumi dan jawaban yg diharapkan tentu senada dengan yang ditanya. Sebagian orang mungkin akan mengira "ah, baper nih karena belum nikah, atau tersinggung akan pertanyaan ini, atau malah dilihat dengan tatapan kasian, jujur saja sebagai bagian kecil dari manusia di bumi dan saya yakin banyak perempuan diluar sana juga berfikiran bahwa hal ini bukan pertanyaan menyinggung namun tentu akan berbeda-beda pada masing-masing kasusnya.
Sebenarnya kalau hanya ditanya waktu tentu gak masalah dan kalau berulang juga gak masalah, tapi masalahnya adalah ketika si penanya memerlukan jawaban secepatnya sepastinya tanpa basa basi dan tedeng alih-alih dilengkapi dengan tuduhan tak berdasar.
Sebagain berfikir itu seperti desiran ombak sering tapi tak ganggu, atau sebagian lagi akan berfikir pertanyaan itu bagai radio rusak. Keadaan ini yg kadang kita sebagai penanya gak paham masuk dalam desiran ombak atau malah radio bising yg ganggu.
Belum lama saya bertemu teman yg ingin menyegerakan menikah ada alasan pribadi yang dia fikir itu harus disegerakan, ada juga teman yg memilih tidak menikah ia juga punya alasan secara pribadi. Keadaan ini juga yang buat kita si penanya gak paham apa dia ingin atau tidak menikah. Ya karena alasan itu sifatnya personal bukan untuk dibagikan macam lambe turah.
Ada juga orang yg saya temui menurut hemat kebanyakan orang sudah waktu dan saatnya menikah, tapi ternyata pernikahan bagi dia diwaktu saya bertemu bukan prioritasnya ada alasan personal baginya yg balik lagi kita sebagai penanya tdk tahu karena personal.
Diakhir saya cuma mau bilang karena kita tidak pernah tau alasan seseorang mengambil langkahnya sampai saat ini dan untuk urusan ini serta kita tidak tahu apakah kita bak desiran ombak atau radio sember baginya. Jadi berhenti perduli hanya untuk basa basi. Coba belajar toleransi bahwa ada manusia di bumi yg isi otaknya beda sama kamu.
Saya juga ingin bilang bahwa menikah bukanlah karena perkara usia, menikah adalah ibadah terpanjang bagi saya seorang muslim jadi sayang sekali jika menikah hanya perihal angka dan kamu menjadikan itu sebagai pelarian. Jadi selamat mempersiapkan atau menikmati ibadah terpanjang ini.
Hujan di Jogjakarta.
0 notes
zaimalatifah · 2 years
Text
Hidup menuju Tuhan
Hidup menuju Tuhan ? Bagaimana ?
Jika hidup bukan diniatkan untuk ibadah kepadaNya rasanya tak akan pernah ada ujungnya selalu menuntut lebih dan mengejar lebih dari sesutu yang bisa jadi kadang bukan menjadi hak kita, padahal kan akhir kehidupan ini kematian bukan?
Hidup di dunia cuma sementara begitu banyak nasihat yang mengingatkan, kita sedang menunggu waktu untuk pada akhirnya menuju Allah, namun apa waktu kita sudah baik digunakan? itu pertanyaan yang sering kali muncul pada diri saya khususnya.
Dawuh Kyai waktu saya masih mondok "jangan niatkan setelah lulus mondok ini untuk kuliah, tapi untuk menuntut ilmu dan ibadah, ketika sudah kerja juga niatkan itu untuk ibadah" semuanya beliau pesankan untuk ibadah, beribadah kepada Allah. Waktu itu karena gak paham saya masih mikir kenapa harus gitu, kan Allah tau kalo kita kerja juga untuk dapat penghasilan halal atau kan kuliah emang buat belajar kenapa semuanya mesti diniatkan kembali?
Pertanyaan ketika madrasah itu terjawab, setelah melewatinya. Fikiran hemat saya kini jika itu semua bukan ibadah maka rasanya akan ada jalan2 yang tidak benar yang akan kita tempuh, misalnya kerja karena mau penghasilan besar akhirnya bisa jadi korupsi, belajar pengennya nilai bagus tapi tidak niat ibadah akhirnya bisa nyontek, simpelnya niat ibadah mengingatkan kita bahwa apa yang dilakukan itu karena Allah, klasik memang kedengarannya tapi itu juga mengingatkan kita bahwa kita ini hamba yang sedang berjuang menuju Allah dengan cara yang telah dituntunNya.
Pada akhirnya hidup ini memang menuju Allah dengan beribadah kepadaNya, rintihan tangisan disepertiga malam mengingatkan bahwa kita ini hamba dan manusia, kita lemah tanpa kasih sayangNya.
(judul tulisan ini terinspirasi dari kalimat akhir ditulisan kak @jndmmsyhd hidupmu adalah "berjalan menuju tuhan")
0 notes