Tumgik
zekhlin · 1 year
Text
Memang seringnya kita lupa kalau yang pertama kali dilakukan adalah meminta pertolongan-Nya sebelum ikhtiar mencari solusi jalan keluarnya.
Kita disibukkan mencari solusi ini dan itu, dengan segala kerumitan pemikiran dan pertimbangan juga konsekuensi atas setiap keputusan. Tapi lupa di awal, meminta dan memohon pertolongan-Nya adalah yang pertama dan utama.
Padahal kita tahu, kita manusia biasa yang lemah. Yang tanpa pertolongan-Nya kita bisa apa?! Sedang segala kendali tubuh kita, ada dalam genggaman-Nya.
49 notes · View notes
zekhlin · 2 years
Text
Tumblr media
Nak, mari kita belajar untuk menghargai setiap pemberian orang lain. Bukan tentang harga tapi tentang ruang di hati yang mereka berikan, hingga mereka mau repot repot memberikan hadiah. Dengan segala bentuk usahanya, mari kita apresiasi :)
Mari kita ucapkan syukur pada Allah yang memegang kendali hati orang-orang di sekitar kita, Dia yang menanamkan rasa sayang dan cinta kepada hati-hati kita. Mari ucapkan terima kasih dan lantunan doa terbaik untuk mereka yang menyayangi kita :')
*Hello Tumblr, long time no see huehehe
20 notes · View notes
zekhlin · 2 years
Text
Tanpa Tapi.
Banyak yang masih terjaga malam ini. Entah sedang berjalan pulang dari hiruk pikuk pekerjaan dan jalanan kota. Atau sekedar menunggu kantuk menyelam lebih dalam, masih tak rela menyerahkan malam yang belum sampai sepertiganya.
Barangkali ada diantaranya, yang mengurai kalut dan rentetan gambar gambar masa depan sembari rebahan atau menyibukan diri dengan tiktok dan instagram. Sesekali tersenyum, sesekali merenung. Sudah hampir kepala tiga rupanya.
Ada tetangga yang mengusik status, kapan katanya datang pendamping yang asyik berjalan beriringan setiap sabtu pagi, menuju alun alun kota. Ada teman sekolah yang sibuk bercerita lewat sosial media, tentang study S2 yang sebentar lagi usai. Cerita tentang salju, musim semi dan hal hal menyenangkan di negeri orang.
Tak apa apa.
Kita juga sedang berjuang, dibalik pertanyaan dan keheranan orang orang. Nanti, kalau tiba waktunya, kita berjanji tak akan usil dengan status dan perjuangan mereka. Tanpa tapi.
44 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Kemudian hari ini disusul kabar, suaminya meninggal. Ya Rabb, anaknya dalam waktu berdekatan kehilangan kedua orang tuanya 😭
Hari ini dapat kabar, salah satu teman se-halaqoh dipanggil lebih dulu oleh Yang Maha Kuasa tepat di tanggal 9 arofah. Dua minggu lalu kita masih tatap muka, beliau masih terlihat sehat. Qadarullaah beliau harus terpapar virus C-19, hingga harus isoman dan off 2 pekan mengikuti pembelajaran online bersama kami.
Ustadzah kami menyampaikan bahwa ternyata beliau sudah pernah mengikuti materi yang saat ini sedang kami pelajari. Katanya beliau kembali mengikuti pembelajaran ini buat murojaah. Nyess, dengernya MasyaAllaaah semangat belajarnya tinggi sekali.
Pekan lalu kita sudah masuk materi terakhir dan tinggal praktek lalu ujian untuk dapat sanad. Niatku buat review materi masih ketunda-tunda, seolah kabar ini langsung jadi tamparan..
Saat ini, begitu sering berita duka terdengar. Dari lingkaran terdekat atau bahkan dari keluarga terdekat.
Semoga banyaknya berita duka yang terdengar menjadi pengingat untuk semakin taat dan mempersiapkan sebaik-baiknya bekal ke akhirat.
48 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Hari ini dapat kabar, salah satu teman se-halaqoh dipanggil lebih dulu oleh Yang Maha Kuasa tepat di tanggal 9 arofah. Dua minggu lalu kita masih tatap muka, beliau masih terlihat sehat. Qadarullaah beliau harus terpapar virus C-19, hingga harus isoman dan off 2 pekan mengikuti pembelajaran online bersama kami.
Ustadzah kami menyampaikan bahwa ternyata beliau sudah pernah mengikuti materi yang saat ini sedang kami pelajari. Katanya beliau kembali mengikuti pembelajaran ini buat murojaah. Nyess, dengernya MasyaAllaaah semangat belajarnya tinggi sekali.
Pekan lalu kita sudah masuk materi terakhir dan tinggal praktek lalu ujian untuk dapat sanad. Niatku buat review materi masih ketunda-tunda, seolah kabar ini langsung jadi tamparan..
Saat ini, begitu sering berita duka terdengar. Dari lingkaran terdekat atau bahkan dari keluarga terdekat.
Semoga banyaknya berita duka yang terdengar menjadi pengingat untuk semakin taat dan mempersiapkan sebaik-baiknya bekal ke akhirat.
48 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Kualitas Ibu Menentukan Kualitas Anak
Bismillah..
Mau coba sedikit sharing yang agak panjang (?) dari hasil seminar online di chatroom Paltalk dan YM yang sudah lama berlangsung. Tema ini dibawakan oleh Ibu Dra. Wirianingsih yang akrab disapa dengan sapaan Ibu Wiwi. Kenal dong yah sama Ibu Wiwi, seorang ibu dengan 10 anak penghapal Qur'an. Selamat membaca :)
Dalam surat  An Nisa’: 9, Allah mengingatkan agar orangtua tidak meninggalkan anak yang lemah di kemudian hari, baik itu lemah iman, lemah akal, lemah  pikiran, lemah fisik, ataupun lemah mental. Hal ini jelas sangat  berkaitan dengan peran ibu, karena anak melekat erat pada ibunya secara  fisik, maupun secara psikis.
Diingatkan pula bahwa yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah kualitas ayahnya karena kualitas ibu tidak dapat berdiri dengan  sendirinya. Dia merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan  antara laki-laki dan perempuan. Hal ini disebutkan oleh Allah dalam surat An Nisa’: 34 bahwa “Laki-laki itu adalah pemimpin kaum perempuan di dalam rumah tangga atau keluarga.” Jadi kaum laki-lakilah yang menduduki posisi sebagai decision maker yang akan menjadi penentu arah pembinaan keluarga.
Rasulullah saw juga mengingatkan kepada para sahabatnya bahwa “Carilah kalian tempat perhentian yang baik, karena  darinya engkau akan mendapatkan keturunan yang baik pula.”
Hal ini  dilakukan jauh sebelum menikah sehingga jika kita mau menentukan kualitas ibu juga harus dipertimbangkan kualitas dari laki-lakinya.
Dalam konteks ibu sebagai sebuah institusi. Kita sering mendengar kata “ibu negara”, jika kita mendapati ibu yang baik maka negara juga akan baik. Jika ibunya rusak maka negara juga akan rusak. Hal itu setidaknya dalam konteks bagaimana negara memperhatikan kaum wanita dengan sebaik-baiknya perlakuan. Sehingga mereka berhak mendapatkan pendidikan yang sebaik-baiknya, karena kelak mereka akan menjadi seorang ibu yang berkualitas, cerdas dan berdaya guna, serta bertakwa kepada Allah.
Kata kualitas yang telah disebut sebut di atas memiliki definisi. Definisi kualitas disini ada tiga. Definisi berkualitas dalam konteks ibu secara individu yang pertama yaitu konteks ibu sebagai hamba Allah. Hubungan kedekatannya dengan Allah akan mencerminkan kepribadiannya, kemudian akan terpancar dan menurun kepada anak-anaknya.
Definisi yang kedua adalah dalam konteks ilmu yang dimiliki. Dengan cara membedakan kata-kata pintar dan cerdas inilah, akan dipaparkan arti penting sisi keilmuan seorang ibu  yang berkualitas. Pintar belum berarti cerdas namun cerdas sudah  pasti pintar. Banyak lulusan S1, S2 dan S3 yang pintar tapi sayangnya mereka tidak cerdas. Dalam pengertian Rasulullah saw, cerdas yaitu orang yang membekali hidupnya dengan sebaik-baiknya kemudian ia bersiap-siap untuk menghadapi kematian. Hal ini menjadi berbeda jika dibandingkan dengan definisi cerdas yang dikemukakan oleh pakar pendidikan, yaitu kemampuan individu untuk mengambilkan suatu keputusan secara cepat dan tepat, dengan segala resikonya. Cerdas yang dimaksudkan di sini yaitu cerdas mengelola dirinya, mengatur waktunya dan cerdas menekan orang lain untuk menuntun mereka dalam kebaikan kemudian merajutnya menjadi sebuah kekuatan  besar membangkitkan bangsa ini untuk mendapatkan ridha Allah.
Kemudian definisi ketiga adalah berkualitas dari sisi fisik yaitu sehat badannya. Jangan sampai potensinya besar tetapi sakit-sakitan. Hal ini tidak dapat dimanfaatkan oleh orang lain atau umat. Berkualitas dari sisi fisik akan menopang kualitas keimanan dan ilmu yang ada untuk dapat melakukan aktifitas-aktifitas beramal. Karya dari suatu pemikiran hanya akan dapat dibuktikan ketika beramal. Dan yang melakukan ini adalah jasad atau fisik.
Intinya, kualitas orang hidup sebagai seorang individu adalah bertakwa, cerdas, berakhlak dan berdaya guna.
Dari ketiga hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kualitas ibu tidak dapat berdiri sendiri dalam konteks  individu karena terkait dengan pemberdayaan dirinya di dalam keluarga. Hubungannya dengan anak, jelas di sini dapat dikatakan kualitas ibu menentukan kualitas anaknya. Jangan sampai masih ada perbedaan kualitas pendidikan anak laki-laki dengan anak perempuan dalam pengertian peningkatan pendidikan mereka dalam kategori takaran  yang sama. Jika ingin melakukan perubahan besar terhadap kualitas anak  perempuan atau kualitas ibunya, hal ini di mulai dengan dengan melakukan perubahan pada paradigma cara mendidik anak-anak di rumah. Terutama pada anak laki-laki karena ia nanti akan menjadi bapak atau suami. Bagaimana ia memperlakukan istrinya sehingga kelak istrinya dapat menjadi ibu yang berkualitas. Begitupun berlaku pada anaknya, bagaimana ia mendidik anak perempuannya, sehingga ia menjadi anak yang  berkualitas. Hal ini jelas berjalan beriringan.
Dari berbagai kisah-kisah yang ada dalam Al-Qur’an, sebagai contoh adalah bagaimana seorang ibunda Hajar yang berkualitas yang dipilih oleh seorang suami yang berkualitas seperti Nabiyullah Ibrahim. Kemudian melahirkan seorang anak yang berkualitas yaitu Nabiyullah Ismail, yang kemudian menurunkan Rasulullah SAW.
Sejarah Salafusshalih yang  termasuk di dalam 30 tokoh-tokoh besar yang berkualitas juga karena mereka memiliki ibu-ibu yang berkualitas, yang dibarengi pula dengan bapak-bapak yang berkualitas sekelas imam Syafi’i misalnya. Beliau ditinggal wafat ayahnya usia 6 tahun, namun seluruh isi kepala ayahnya sudah diwariskan kepada ibunya, agar meneruskan pendidikan anaknya sehingga menjadi ulama besar yang kita kenal seperti sekarang ini dan mahzhabnya pun dipakai di Indonesia.
Hasan Al-Banna pun memiliki ayah dan ibu yang berkualitas. Bapaknya seorang ulama dan ibunya seorang yang cerdas. Jadilah ia seorang ulama besar, arsitek peradaban pada awal abad ke-20 yang telah mampu melakukan perubahan peradaban Islam yang ada sampai sekarang.
Jadi kesimpulannya, jika kita ingin menjadi ibu yang  berkualitas, mulailah dengan mendekatkan diri kepada Allah, mohon petunjuknya ke jalan yang lurus. Dan hanya orang-orang yang diberi petunjuk ke jalan yang luruslah, yang senantiasa mengajak orang lain untuk bersikap lurus.
Ada satu pertanyaan menarik (menurut saya) yaitu pertanyaan mengenai peluang menjadi ibu  yang berkualitas dengan disesuaikan permasalahan kesibukan ibu di luar rumah dari salah seorang peserta. Dalam pandangan Ibu Wiwi, bahwa tidak boleh dipisahkan antara kegiatan di luar rumah dengan pendidikan anak. Sebisa mungkin menyatukan keduanya. Karena sesungguhnya ketika seorang ibu sedang aktif di luar rumah, adalah salah satu cara mengajarkan kepada anak-anak bahwa hidup itu harus bermanfaat bagi orang lain. Di sisi lain, seorang ibu jika bertemu dengan anaknya secara fisik, harus berkualitas pertemuannya dengan anaknya. Misalnya kapan anak menyetorkan hafalannya, kapan orang tua mengajarkan mereka memasak di rumah, kapan waktu untuk  jalan-jalan bersama keluarga, kapan orang tua belajar dengan anak-anak. Jadi semua kegiatan tidak bisa dipisah-pisahkan.
Anak-anak pun akan memahami jika ibunya aktif di luar rumah adalah salah satu cara  untuk meningkatkan kualitas diri, sama dengan ketika anak-anak sedang beraktifitas di luar rumah. Karena orangtuanya pun beranggapan bahwa  mereka beraktifitas di luar rumah untuk meningkatkan kualitas dirinya. Jadi mereka pun tidak merasa ditinggalkan oleh ibunya.
Sebaliknya  tidak bisa dijamin pula, jika ibu tidak pergi ke mana-mana ia dapat  menjadi ibu yang berkualitas. Banyak kecelakaan kecil yang terjadi, justru ketika ibu sedang berada di rumah. Hanya Allah-lah yang mampu menjaga anak-anak kita dengan baik. Kembali beliau mengingatkan bahwa yang sangat berpengaruh di sini adalah faktor kedekatan seorang ibu kepada Allah. Anak adalah titipan Allah maka jagalah hubungan kita dengan Allah. Maka Allah akan menjaga kita. Kebanyakan kesalahan yang ada adalah mengukur kualitas ibu dengan anak dari frekuensi pertemuannya. Namun standar ini menjadi lain jika memang seorang ibu, diberikan potensinya oleh Allah untuk beraktifitas di rumah saja.
Sederhananya jangan mendzalimi diri sendiri dan orang lain. Maksudnya di sini adalah dzalim jika ia bisa membawa ember 100 namun ia hanya membawa 10 ember, begitupun sebaliknya jika ia hanya bisa membawa 100 namun ia justru membawa 1000 ember.
Ada tips yang beliau berikan yaitu dengan cara maping waktu dengan merencanakan rentang waktu. Maping waktu berguna untuk melihat sebanyak apa interaksi ibu dengan anak. Ternyata seluruh kegiatan kita sesungguhnya lebih banyak bersama anak. Kemudian buat rentang waktu yang disesuaikan dengan umur Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 3 rentang waktu yaitu 0-20 tahun yang sesuai dengan rentang umur yang telah diutarakan oleh imam Ali untuk membentuk kepribadian anak, 20-40 tahun di sini lah waktu untuk menimba ilmu atau wawasan sebanyak-banyaknya, 40-60 tahun adalah usia produktif yaitu usia di mana seseorang telah dapat memberikan kontribusi berbakti untuk umat atau kepentingan terbaik dakwah.
Intinya adalah jika ingin memanage suatu kegiatan dilihat dari sejauh mana kita melihat kualitas waktu kita.
Dari kegiatan ibu di luar rumah pertanyaan peserta selanjutnya beralih kepada tahapan-tahapan cara mendidik anak hingga bisa menghafal Qur’an dalam usia yang masih muda. Ibu pemilik 4 cahaya mata yang telah Hafidz Qur’an ini menjabarkan secara gamblang tentang tahapan-tahapan itu, yaitu tahapan memilih pasangan, kekompakan visi suami istri dalam membentuk keluarga Qur’ani, kemudian mencarikan lingkungan untuk anak yang juga dekat dengan Al Qur’an, yang terakhir adalah rajin ke toko buku.
Dengan rajin membawa anak-anak ke toko buku maka akan memperluas wawasan anak. Diharapkan dengan banyaknya  mereka berinteraksi dengan dunia ilmu maka akan dapat memotivasi mereka dalam menghafal Qur’an. Ketika ingin memiliki keluarga Qur’ani maka seyogyanya harus mencari pasangan yang memiliki visi yang sama. Tentunya haruslah seseorang yang bertakwa. Kekompakan di dalam rumah bisa di mulai dari kedua orang tuanya, misalnya dengan senantiasa memutar murottal di rumah, di dalam rumah tidak ada gambar-gambar yang syubhat, makanan dijaga dari hal-hal yang haram dan syubhat, jika ingin mendengarkan musik, juga musik-musik yang Islami, yang dapat  mendekatkan anak kepada Allah.
Sekian sharingnya, semoga bermanfaat.
415 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Bikin 2011, follow akunnya masgun dari sebelum masgun launching buku 😆
Sudah 10 tahun ya sekarang berarti, time flies ✨
Kapan kamu memulai tumblr?
Silakan di reblog ya teman-teman, sekalian bernostalgia sedikit.
Saya memulai tumblr awal 2010, itu sudah SEBELAS TAHUN yang lalu, saya masih semester 2 kuliah. Dan pernah ikut meetup tumblr paling pertama, waktu itu di Bandung dgn artis tumblrnya mas Yunus Kuntawi Aji. Dan pertemanan yang terbuat pada masa itu, masih bertahan sampai hari ini. Luar biasa memang platform media satu ini.
665 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
“Ruang penerimaan mu harus luas. Agar apapun yang terjadi dalam hidupmu, kamu ikhlas.”
144 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Orang kepo tu gak salah.
Yang salah tu kamu bikin orang jadi pingin kepo.
Dah lah.
Paling bener emang D I A M.
Kalau ditelusuri, selalu ada alasan dari setiap hal bukan?!
🙂🙂🙂
13 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
“Jika datang pertanyaan tentang amalan apa yang hari ini mampu membawamu ke surgaNya, maka apakah kamu memiliki jawabannya?”
— Untuk aku. Semoga lekas berbenah.
622 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Beberapa waktu lalu beberapa ulama telah berpulang. Sedih. Jadi pengingat tersendiri, jadi lebih hati-hati. Pas lagi bengong, gak ngapa-ngapain langsung terlintas buat dzikir atau murojaah hafalan. Bahkan saat melakukan kegiatan rutin seperti nyapu, masak atau sekedar saat di perjalanan.
Takut, tiba-tiba ditakdirkan "pulang" detik itu juga. Mengingat amalan yang tak seberapa, tapi punya cita-cita masuk surga :(
YaAllaah ampuni kami, terimalah amal ibadah kami..
17 notes · View notes
zekhlin · 3 years
Text
Bismillaah..
Welcome Januari 2021 :)
اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِزِينَةِ الإِيمَانِ ، وَاجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِينَ  
“Wahai Allah, hiasilah diri kami dengan perhiasan iman dan jadikanlah kami orang yang memberi petunjuk dan mendapatkan petunjuk..“
96 notes · View notes
zekhlin · 4 years
Text
Tumblr media
Ini CV taaruf gue yg dikasih ke doi, pake daftar isi cem skripsi yha :v
(CERITANYA) TEMPLATE CV TAARUF BUAT MILLENNIAL HHH
Tumblr media
Eh kemaren pada ngecek bit.ly/cvakoeh yang saya kasih ya haha. itu cuman judul aja sebenernya, saya gak naruh apa apa disitu. Tapi gegara permintaan beberapa temen-temen di Tumblr, ya udah saya udah buat template versi anak millennialnya yaw (judulnya template millennial tapi fotonya cewek anime HHH). Templatenya saya upload di bit.ly/cvakoeh. Saran buat baca dulu note nya yaw sebelum editnya. Dah ah semoga bermanfaat HHH. Boleh disebar buat temen-temen lain. Saran terakhir, segera buat sebelum di DM HHH
145 notes · View notes
zekhlin · 4 years
Text
Bukan Perlombaan
Menikah bukan perlombaan, siapa yang lebih dulu maka dia yang menang. Bukan. Lebih dari itu, menikah adalah perjalanan panjang yang pada tahapan menujunya pun banyak aral melintang, banyak keragu raguan. Apalagi jika dia yang kamu usahakan adalah yang tak pernah kamu kenal sebelumnya. Ada banyak kira kira dan prasangka, imajinasi berisi tanda tanya dan ketakutan akan banyak hal sebelum menghalalkan.
Istri, bahagia rasanya sebutan ini sudah beberapa hari menemani terbit dan terbenam matahari. Berdiri satu shaf dibelakang pada shalat shalat fardhu dan sunnah. Ia memberi warna dalam work from home dan PSBB yang membuat enggan beranjak kemana mana. Indah? Tunggu dulu, kadang kadang kita berbeda pandangan untuk banyak hal. Tapi yang paling penting dalam hal ini rasa rasanya adalah menyamakan persepsi tentang rasa syukur. Karena dengan bersyukur, yang kurang tak membuat kekurangan, yang berlebih tak membuat jumawa. Belajar, tentu kami sedang banyak belajar. Mungkin belajar dari kamu juga.
Lalu karena hadirnya si dia pun akhirnya kami banyak bercerita, diskusi dan belajar memahami banyak hal tentang penikahan. Saya banyak buruknya tentu saja, ada sikap dan sifat yang mungkin dia tak suka. Saya pun menuntut ini dan itu darinya. Tapi dari semua itu akhirnya kita memasrahkan satu hal; menerima pasangan dengan baik dan memperbaiki diri agar lebih baik. Allah yang paling tau siapa pasangan yang paling tepat untuk kita bukan? Saling belajar untuk mengenal, apalagi proses perkenalan kami amat singkat; pertamakali bertemu dia dan keluarganya, dia bertemu keluarga saya, saya bertemu keluarganya lagi, khitbah, bertemu perwakilan keluarga mengurus persiapan akad, dan satu dua kali pertemuan singkat setelahnya untuk persiapan hari H.
Menikah bukan perlombaan. Bukan.
Kalau ada diantara kamu yang sedang berjuang, boleh mungkin kami sedikit berbagi tentang taaruf kami dengan orang lain yang gagal. Tentang do'a do'a agar didekatkan dengan jodoh yang terbaik versi Allah saja. Kadang kadang kita banyak berekspektasi pada impian tentang sosok jodoh terbaik versi drama korea atau kisah romansa di novel dan film pendek dari channel channel youtube Islami. Kita berandai mendapatkan jodoh yang rupawan, baik akhlaknya, santun bicaranya, bergelar tinggi, banyak hartanya atau imajinasi lain yang kadang menjadi klise dan membuat kita lupa bahwa segala hal tentang impian soal jodoh pastilah Allah yang lebih tau mana kriteria yang terbaik untuk kita. Kita pun sering lupa kalau cobaan rumah tangga mungkin berawal dari ketidaksiapan kita menerima pasangan, hancurnya ekspektasi karena pasangan ternyata jauh dari yang kita bayangkan. Kami belajar bahwa menikah bukan tentang seberapa tinggi kriteria pasangan. Bukan.
Tapi barangkali menikah versi kami adalah tentang merawat dan mensyukuri apa apa yang Allah hadirkan setelah berlelah lelah memperjuangkannya.
Dan kami pun masih belajar.
Akan terus belajar.
49 notes · View notes
zekhlin · 4 years
Text
Rahasia
Aku tak tahu, apakah kamu juga sama. Memikirkan masa depan setelah lusa. Pasti ada ketakutan, cemas dan penuh harap diantaranya. Takut tak mampu menjadi seseorang yang kamu mau, lebih lebih menjadi seseorang yang Allah ridhoi jejak hidupnya. Cemas akan masa depan, lalu menaruh harap bersamamu. Kita akan berjalan bersama, saling mengingatkan, saling menyemangati, berbagi cerita dan do'a.
Tumblr media
Sejak Desember, saat aku pertamakali melihatmu yang nampak malu dan lebih sering tertunduk. Walau sesekali kita sama sama tau. Kita berusaha untuk mencuri padang. Ingin menatap tapi rasanya saat itu belum waktunya. Kita menjaga sabar, agak tak berontak. Membujuknya untuk menunggu, seperti anak kecil yang ingin dibelikan mainan. Kitapun begitu, membuncah rasa. Tapi entah apa yang kamu rasa hari itu, waktu itu aku belum berani menaruh cinta. Berharap pun takut rasanya. Bukankah mencintai itu artinya bertanggung jawab untuk membangunkannya juga?
Hari hari setelahnya barangkali kita saling menitipkan do'a, memohon agar diberikan yang terbaik. Memohon petunjuk dan keberkahan dari lorong waktu yang kita lewati. Berharap apa yang ada didepan adalah seperti inginnya kita, sembari memasrahkan kalau pun akhirnya memang berbeda, pastilah Allah lebih tau yang terbaik untuk kita.
Aku, lelaki yang mendo'akan dari jauh. Bukan hanya do'a untukmu. Lebih dari itu, untuk rahasia rahasia yang Allah akan tunjukkan di depan. Kalau kita memang berjodoh semoga Allah meridhoi, berjodoh di dunia dan akhirat.
Tangerang 19 April 2020.
With @zekhlin
46 notes · View notes
zekhlin · 4 years
Text
Masa Kecil
Beberapa hari lalu sempet bahas tentang masa kecil sama temen-temen, bagaimana pola asuh orang tua kita semasa kecil. Berawal dari bahas tontonan kita "The Return of Superman" yang anak-anaknya mandiri banget padahal masih kecil-kecil. Beda banget sama kebanyakan anak-anak di lingkungan kita. Pun kita saat masih kecil. Dan ternyata rata-rata sama, keseringan dilarang sama orang tua. Misal, bantu beresin rumah atau bantu masak.
Larangan ini bahkan masih berlanjut sampe aku SMP. Yak, tau dong jadinya gimana. Aku sampe SMA belum bisa masak, nyuci dkk. Parah ya? Yha gimana, gegara dilarang-larang ini teh. Pas kuliah aku baru bisa ngelakuin itu semua. Inget banget waktu pertama kali asrama dan bingung gimana caranya nyuci. Untung ada smartphone wkwk. Berbekal mesin pencari, aku pun tak terlihat polos sekali~~~
Namanya anak-anak rasa ingin taunya tuh besar sekali. Termasuk aku waktu kecil. Ini jadi pelajaran banget. Makanya aku kalo ada anak kecil mau ikutan bantuin aku saat mengerjakan sesuatu ya kubiarkan aja. Anak-anak itu masih proses belajar, kita yang dewasa yang sudah lebih banyak tau yang harusnya lebih bisa bersabar menghadapi tingkahnya dan tanggap untuk mengajarkan.
Kadang apa yang kita kerjakan memang tidak bisa dikerjakan oleh mereka, tapi kita bisa tawarkan mereka untuk bantu mengerjakan hal lain. Hal yang sekiranya memang bisa mereka lakukan. Misal nih ya aku lagi masak, biasanya aku disamperin adek sepupu umur 3 tahun. Dia kepo banget, terus pengen bantu. Kadang aku minta tolong ambilkan piring, ambilkan sendok, ambilkan air. Gitu aja mereka udah seneng, karena merasa dilibatkan.
Kalau memang sekiranya bisa mereka kerjakan, kita bisa ajarkan caranya terlebih dahulu. Disini kan mereka belajar hal baru. Kalau hasilnya gak bagus atau masih salah, jangan langsung dimarahin tapi diarahin. Kita aja yang dewasa belajar sekali gak langsung ahli, ya sama lah anak-anak pun demikian.
Jadi flashback ke masa kecil. Dikit-dikit dilarang, entah karna rasa khawatir orang tua yang terlalu besar atau karna gak mau diribetin. Tapi mbah putri selalu ngelarang aku kalau mau bantu-bantu. Dulu tugasku di rumah cuma nyapu sama ngepel doang. Ada jadwalnya, mbah kakung yang bikin jadwal. Aku pagi, kakak aku sore. Minggu depan tukeran jadwal.
Mbah kakung ini disiplin banget orangnya. Semua terjadwal. Kalau siang, kita harus tidur siang. Sore boleh main sebentar, maghrib harus sudah di rumah. Boleh nonton TV hanya sampai jam 9 malam. Jam 9 harus sudah siap-siap tidur.
Karna ketatnya aturan, aku tuh susah banget mau keluar rumah. Jadi dulu suka boong :(
Bilangnya mau belajar kelompok, padahal mah main di rumah temen. Pfft. Paling sering main di rumah Ratri, karna orang tuanya kerja jadi bebas banget main di rumahnya. Betah banget sampe sore, main komputer, main keyboard lagu-lagu daerah, atau main kartu. Sampe kadang tuh disamperin mbah putri. Malesnya kalau tetiba adek nyusul ke rumah Ratri, pengen diajak main juga.
Aku juga tetiba keingetan sama sepupu-sepupu. Belakangan kita masih akrab bercanda tapi lewat grup keluarga. Kangen masa kecil yang tiap liburan pasti kumpul, semuanya nginep di rumah mbah. Liburan selalu jadi momen yang ditunggu. Setelah dewasa, kumpul keluarga yang dijadwalkan sebulan sekali aja udah susah atur waktunya.
Intinya apasih Ti?
Intinya aku kangen. Pengeeeen banget mereka semua hadir di hari-H tapi ya gimana ku juga gak bisa egois untuk maksa mereka hadir dalam situasi yang kayak gini.
Semoga sehat-sehat ya semuanya. Kamu. Juga aku.
Semoga Allah lindungi selalu, senantiasa..
12.05 // 16.04.2020
14 notes · View notes
zekhlin · 4 years
Text
Kalau orang terdekat mengabaikanmu. Tenang, gak usah terlalu sedih. Percaya aja sama Allah, kalau kita (selalu berusaha) baik pasti Allah kelilingi dengan orang baik. Allah gantikan mereka dengan orang-orang terbaik pilihan-Nya.
Meski rasa sakitnya berlipat, tenang. Allah yang akan buatmu kuat. Semangat! :)
28 notes · View notes