Text
Jangan dipaksakan, jika memang sudah tidak muat. Ruang hati akan selalu berelegi pada siapapun yang berhak atas nama puan dan tuan. Lepaskan, jika tidak ingin sesak. Barangkali, memang Tuhan memintamu demikian. Agar kamu tidak terus merasa kecewa dan dikecewakan.
Ruang bertumbuh, derai-derai syukur atas nama perasaan.
31 notes
·
View notes
Text
Orang gagal sekalipun memiliki kepuasannya sendiri. Puas karena sudah berusaha. Puas karena sudah membuktikan bahwa dirinya bukanlah pemalas atau pemuda tanpa determinasi. Meski belum berhasil, setidaknya dia sudah satu tingkat di atas orang-orang yang enggan mencoba.
— Taufik Aulia
2K notes
·
View notes
Text
pola yang berulang
kita adalah pola yang berulang.
kalau kita tidak bersyukur saat kita susah, kemungkinan besar kita juga tidak bersyukur saat kita mudah.
kalau kita tidak menaati komitmen pada hal yang kecil, kemungkinan besar kita juga tidak menaati komitmen pada hal yang besar.
kalau kita tidak menghargai pemberian yang sederhana, kemungkinan besar kita juga tidak menghargai pemberian yang istimewa.
kalau kita tidak pandai mengelola uang saat penghasilan masih sedikit, kemungkinan besar kita juga tidak pandai mengelola uang ketika penghasilan sudah banyak.
kalau kita tidak rapi menata kamar saat luasnya kecil atau bukan milik sendiri, kemungkinan besar kita juga tidak pandai menata rumah seberapa pun lapangnya dan bagusnya.
kalau kita tidak memiliki hati yang kuat ketika kita belum berpasangan, kemungkinan besar kita juga tidak memiliki hati yang kuat pun sudah berpasangan.
kalau kita tidak merencanakan hidup ketika yang perlu diurus barulah diri sendiri, kemungkinan besar kita juga tidak merencanakan hidup ketika harus mengurus satu keluarga, atau satu tim, atau satu apa pun.
kalau kita tidak memiliki waktu untuk membela mimpi-mimpi kita–atau mengurus hal-hal yang penting–ketika kita sibuk, kemungkinan besar kita juga tak mau membela mimpi-mimpi kita ketika kita tak sibuk.
kita adalah pola yang berulang sehingga kita sendiri yang harus membuat polanya, tanpa menunggu keadaan berubah. justru, seringkali pola hidup kitalah yang membuat keadaan berubah.
898 notes
·
View notes
Text
Cerpen : Jangan Khawatir
Kalau boleh, bisakah urusan tentang keluarga tidak perlu diungkit dalam persiapan menuju pernikahan? Sebab, dari dulu sampai sekarang, urusan tersebut yang tidak pernah sampai dititik aku merasa siap.
Suatu hari, ketika kami masih sama-sama muda. Hidup penuh gairah, semangat yang tinggi tapi minim pengalaman. Memiliki rencana-rencana yang begitu terang, meski tidak tahu bagaimana jalan ke depan. Lepas kami dari studi, usia bertambah, hidup kami seakan semakin jauh dari mimpi. Hidup terasa menjadi semakin realistis.
Dulu kami sangka, menikah itu mudah. Nyatanya tidak. Mungkin ini berlaku bagi kami saja, sih.
Urusannya tidak pernah sepanjang ini. Dari mulai perdebatan soal asal usul, keturunan, dsb. Dari perkara ditanya soal pendapatan, harakah, dsb.
Mengapa semuanya tampak sulit? “Ya, itulah realitanya manusia. Pikirannya boleh terbang jauh, tapi sekalinya soal dunia, semuanya diukur dari keselamatan dirinya” ujar temanku.
“Tak terkecuali soal pernikahan?” tanyaku.
“Yaps!” tegasnya.
Apakah pernikahan tidak menjadi selamat hanya karena latar belakang keluargaku yang tidak ideal? Ayahku jarang sekali shalat, aku akui itu, meski demikian ia adalah sosok yang amat bertanggungjawab. Sayangnya, orang-orang yang selama ini datang kepadaku selalu bermasalah dengan perkara keluargaku. Sementara aku, tidak tahu bagaimana mengatakannya kepada mereka. Ibuku, baru belajar agama dua tiga tahun terakhir. Keluarga kami memang jauh dari agama, aku pun baru mengenal sedikit ketika semester 5. Kerudung ini, pertama kali menyentuhku di usia 20. Sepertinya, surga sulit diraih jika menikah denganku, mungkin itu yang orang lain pikirkan.
Temanku lebih pelik mungkin, ayah dan ibunya berpisah. Dan itu selalu menjadi alasan orang-orang yang selama ini mendekatinya, menolaknya ketika tahu. Ah, bukan begitu, tapi orang tuanya yang menolak, bukan laki-laki yang mendekatinya.
“Apa ada keluarga yang bisa menerima keluarga lain apa adanya?” kesahku.
“Ada,nanti keluarga kita akan menjadi keluarga yang seperti itu.” ujarnya.
“Kita?” tanyaku.
“Yaps, nanti kalau kita menikah, tentu orang yang menikah dengan kita, juga keluarganya, adalah keluarga yang bisa menerima. Kemudian, ketika kita nanti punya keluarga, kemudian memiliki anak dan di satu masa anak-anak kita akan menikah, kita akan menjadi orang tua yang lebih bijaksana untuk menerima berbagai kondisi keluarga dari calon pasangan anak-anak kita nanti.” ujarnya.
“Ah iya, semoga kita bisa menjadi yang demikian.”
Untuk saat ini, urusan keluarga ini akan tetap menjadi perkara yang tak kunjung kelihatan akhirnya. Tapi mau bagaimana lagi, beginilah keadaanku, keadaan temanku, mungkin juga keadaan orang lain. Bagian ini melekat dalam hidup kami, kalau orang lain tidak mampu menerimanya, ya sudah.
Sebab kami tahu, seburuk apapun kondisi saat ini. Kami tetap memiliki impian agar kelak bisa berkumpul dengan keluarga kami di surga.
Sayangnya, begitu banyak orang yang tidak bisa menerima kami ditengah-tengah proses menuju baik ini, maunya yang sudah baik, yang sudah saleh/salehah. Aku, biar aku meniti jalan ini. “Sampai jumpa,” ujar temanku.
“Mau ke mana?” tanyaku.
“Kemana aja, yang penting bergerak biar gak berpikiran kemana-mana,” terangnya.
Yogyakarta, 11 Januari 2019 | ©kurniawangunadi
741 notes
·
View notes
Text
Tips Sayang-sayangan dengan Mesin ATM



Idola - idola gw @yuvenil @elmoelmooo @rubahlicik nampaknya sedang kurang bersahabat sama mesin ATM. Ternyata kita kompakan, berhubung fee proyek yang sedang gw kerjain baru akan muncul hilalnya di tahun depan dan gw udah hidup berbulan - bulan di perantauan dengan fee proyek sebelumnya (loh jadi curhat), jadi mesin ATM juga suka rese. Kalo dicek saldonya suka salah gitu, nolnya diumpetin gatau kemana.
Tetap berjiwa kaya dong, tapi boleh ding oportunis
Tenang, saldo ATM boleh minim, tapi jiwa kita tetep harus kaya dong cin. Pantang nawar harga kepada pedagang kecil selama harganya ga Afgan (sadis). Tapi jangan sia - siakan promo dari perusahaan besar, mungkin disitu ada rejeki kita.
Sebagai contoh, gw kemarin pulang kampung dan harus beli tiket bus seharga 230,000. Alhamdulillah gw gabung local guide Google, sehingga dapat bonus diskon beli tiket bus 120,000 dari Redbus, plus bonus reffereal code 40,000. Alhasil, tiket seharga 250,000 gw bayar hanya dengan 65,000.
Contoh lain, belanja di Alfamart pakai Gopay, biar dapat cashback 50%!!! Belanja 20,000, balik lagi gopay nya 10,000.
Instal Gojek dan Grab, setiap bepergian, bandingkan harganya kalo di gojek berapa, grab berapa. Mana yang kasih promo. Kalo naik angkot berapa. Mending ngangkot, nge grab, atau nggojek. Di saat miskin begini, singkirkan dulu nasionalisme bahwa Grab bukan punya Indonesia. Maaf sis, urusan doku kadang lebih utama.
Kita ga minta - minta diskon kan, kita cuma manfaatin diskon yang ditawarkan. :D
Jadi matematis
Saldo menipis adalah tantangan supaya kita menjadi lebih matematis.
Kalau mau beli sesuatu, bandingkan dulu di toko ini dan itu, mana yang lebih murah. Jangan males berjalan sedikit lebih jauh untuk dapat barang yang lebih murah 2,000 perak. Kelihatannya cuma 2,000, tapi kalo kamu beli 5 barang, bedanya udah 10,000. Kalo perlu, jadilah ahli matematika sementara.
Bandingkan jika beli sabun dengan merek yang sama, kalo 250 gr harganya beraa dan kalo 500 gr sekalian harganya berapa. Kalo dihitung - hitung, lebih murah yang mana.
Jangan pelit dong, kan kita aslina mah kaya jadi bisa teteup jumawa
Kalo bisa, tetep weh berbagi, traktir temen baik yang susah atau gak. Biar tetep bisa mikir, ‘eh gw masih bisa traktir orang, berarti gw masih kaya. Berapa banyak yang punya duit banyak tapi pelitnya setengah mati.’
Sebagai bentuk iman juga, bahwa kita ini punya Yang Maha Kaya, jadi berusaha ga takut kehabisan harta meski saldo ATM menyedihkan angkanya. T_T
——————————————————
Maap tips nya rada ga nyambung
153 notes
·
View notes
Text
Kau dan Aku; Manusia Penuh Luka

Sebagai manusia biasa, kadang-kadang kau terluka. Kau tak tahu cara menyembuhkannya, tak tahu di mana bisa dapat resep untuk mengobatinya. Yang pertama-tama kau tahu dan yakini, ruang sendiri akan sedikit menenangkanmu. Maka kau mencari sudut terjauh yang bisa kau jangkau, lalu bersembunyi di sana. Menyepi dari keramaian. Di sudut itu, tak ada yang bisa menemukanmu. Tak ada yang bisa mengajak dan diajak bicara. Tak ada yang terganggu oleh jerit-tangismu. Tak ada yang bisa menertawakan air matamu. Ini tempat yang tepat untuk memulihkan diri, batinmu. Waktu seperti mengurangi kecepatan berputarnya, membiarkanmu menikmati kesunyian yang perih itu tanpa perlu terburu-buru. Batas antara siang dan malam mulai kabur. Gelap dan terang melebur. Waktu terus melambat … dan semakin lambat nyaris berhenti. Kamu tersiksa. Tetapi, kamu pura-pura menikmatinya dengan satu keyakinan bahwa di luar sana, di dunia yang sebenarnya, hidup berjalan dengan jauh lebih menyedihkan karena kamu harus jadi ’yang sendiri dalam kerumunan’. Sebatang kaktus di tengah hamparan gurun pasir. Tak ada yang bisa mengerti dirimu. Tak ada yang tahu betapa perihnya luka di tubuhmu. Maka kau memilih sendiri. Dan terus sendiri. Sayangnya, kau lupa. Ketika kau merayakan satu kesedihan, boleh jadi kau sedang melewatkan berbagai momen bahagia. Sayangnya, kau lupa bahwa ketika kau menyendiri, kau juga sebenarnya sedang membuat orang-orang yang mencintaimu merasa sendiri dan terluka. Kau juga barangkali lupa bahwa hidup harus dilanjutkan, arti harus dicari, dan cinta harus terus tumbuh. Maka, kapan pun kau merasa siap, berjanjilah kau akan membawa tubuhmu yang penuh luka itu keluar dari ruang sendirimu, temui mereka yang kau cintai dan mencintaimu. Bicaralah dengan mereka apa adanya, menangis bersama, atau menertawakan apa saja sampai rahangmu pegal.
Kebersamaan barangkali tak kan menyembuhkan lukamu. Tetapi, setidaknya, ia melumpuhkan kesadaranmu atas waktu.
Hingga nantinya, tiba-tiba saja, kau akan tahu bahwa luka-luka di tubuhmu telah tak lagi terasa. Meski, tetap saja, bekasnya ‘kan tetap ada, sebagai pengingat bahwa kau hanyalah manusia biasa.
Depok, 30 Desember 2018 | Azhar Nurun Ala
2K notes
·
View notes
Text
Menangislah Jika Itu Menenangkan
Perkara hati adalah perkara yang tak mudah diprediksi. Seorang lelaki gagah pun bisa saja tiba-tiba menangis karena kehilangan. Seorang lelaki parlente pun bisa saja berkali-kali menangis karena ditinggalkan. Rupanya hati tak pernah bergantung pada rupa, predikat, pekerjaan, kekayaan, dan kedudukan. Hati adalah alam sendiri yang bisa bahagia dan sedih semaunya.
Menangislah dan jangan berhenti jika itu menenangkanmu meski hanya untuk sesaat. Menangislah dan resapi jika itu mengurangi dukamu meski tak lama. Tangisan bukan tanda kelemahan. Menangis adalah tanda hatimu masih hidup meskipun redup, tanda masih bisa berharap dan membuat pilihan dalam hidup. Bersyukurlah karena rindu nan sendu itu berhasil membuatmu menangis, bahkan berkali-kali. Hatimu lembut. Jangan salah, yang menangis hari ini belum tentu akan terus hidup dalam sedu-sedan di masa depan.
Jika kamu adalah orang yang kehilangan, ditinggalkan, atau telah menyia-nyiakan kesempatan atas sebongkah hati manusia, sekalipun susah tapi bersyukurlah saja. Bersyukur karena kamu hanya kehilangan manusia, bukan kehilangan Allah. Bersyukur karena kamu hanya ditinggalkan manusia, bukan ditinggalkan Allah. Bersyukur karena Allah tak pernah berpaling dan selalu memberi kesempatan yang sangat luas sekalipun kamu terlalu sering menyia-nyiakan-Nya.
Jangan kamu tolak rasa sedih dan sendu itu. Kamu bisa jadikan itu energi untuk melawan balik. Bukan balas dendam, tapi untuk melanjutkan hidup dengan versi terbaik dari dirimu. Pengalaman pahitnya kehilangan adalah pengalaman yang berharga, yang mengajarkan kamu untuk menjadi pribadi lebih baik yang menghargai sesuatu dan kesempatan yang kamu punya.
Well, kehilangan memang berat. Tapi kita adalah orang-orang yang percaya. Yang percaya bahwa takdir itu ada, yang percaya bahwa jodoh itu ada. Saat kehilangan terasa begitu berat, bayangkan saja bahwa kamu akan dipertemukan dengan seseorang yang akan menyerahkan hati sepenuhnya untukmu. Jangan jadikan dia yang di masa depan itu menjadi sia-sia untuk yang kesekian kalinya, karena kamu berkewajiban memberikan hatimu padanya tanpa ada luka segores pun.
Barangkali kamu hanya butuh waktu untuk kembali pulih. Nikmati saja jika memang harus menangis. Al-Qur’an adalah obat dan penawar, cobalah sembuhkan hatimu dengan membacanya perlahan. Aku tak tahu kapan kamu akan pulih, tapi setidaknya percayalah bahwa Al-Qur’an adalah penawar hati yang luka. Tangismu itu akan lebih bernilai jika diiringi bacaan Al-Qur’an meskipun sambil terbata.
Jangan berhenti memikirkan masa depan. Masa lalu adalah bagian dari dirimu yang tak akan hilang, tapi kamu tak lagi hidup di situ. Dimensi tempatmu hidup adalah hari ini yang terus berjalan maju. Akan banyak sekali tempat yang kamu singgahi dan orang yang kamu temukan. Aku adalah orang yang sangat percaya, bahwa kelak kamu akan menemukan seseorang yang menjadi tempat pulangmu, yang akan membuatmu bersyukur memilikinya, dan yang akan menghapus penyesalanmu yang telah lalu.
Allah tak pernah meninggalkanmu, Sahabatku.
“Do not lose hope. Nor be sad.” (Surah Ali Imran: 139)
— Taufik Aulia
5K notes
·
View notes
Quote
Aku bersyukur hujan kali ini ada kamu disampingku. Kamu tahu, mengenalnya begitu menyesakan. Aku butuh teman setidaknya untuk mencoba mengurangi sesak ini. Tetaplah di sini, tetaplah seperti ini, sebentar saja.
4 notes
·
View notes
Quote
Bahkan diri sendiri tidak mampu menafsirkan apa yang ada dalam hatinya. Wahai Sang pembolak-balik isi hati, tetapkanlah hati ini pada apa jalan yang sesungguhnya Engkau ridhoi. Ini semua terasa sulit bahkan untuk menentukan alur mana yang seharusnya ditempuh.
1 note
·
View note
Photo

SIFAT TAWADHU..
Di tengah perjalanan malamnya, Abu Yazid al-Bisthami bertemu dengan seekor anjing. *Dengan sigap, diangkatlah gamisnya, dengan maksud agar tidak terkena najisnya*.
Spontan anjing tersebut berhenti dan memandang Abu Yazid. *Atas kuasa Allah, Abu Yazid mendengar anjing tersebut berbicara, kepadanya* :
“Wahai Yazid, tubuhku ini kering, tidak akan menimbulkan najis kepadamu. *Jika pun terkena najisku, engkau tinggal membasuhnya 7x, dengan air dan tanah*. Maka najisku akan hilang, namun jika engkau angkat gamismu, karena berbaju manusia, merasa lebih mulia dan menganggap aku hina, *maka najis di dalam hatimu, tidak akan mampu terhapus, walaupu kaubersihkan dengan air dari 7 samudera”*.
Abu Yazid terkejut mendengar perkataan anjing tersebut. *Dia menunduk malu, dan segera meminta maaf kepada si anjing*.
Diajaknya anjing tersebut bersahabat dan mengikuti perjalanannya, *tetapi anjing itu menolak*.
Kemudian anjing itu berkata: *“Engkau tidak mungkin bersahabat dan berjalan denganku, karena orang2 yang memuliakanmu akan mencemooh kamu dan melempariku dengan batu*.
Aku juga tidak tahu mengapa mereka menganggap aku hina, *padahal aku telah berserah diri kepada Penciptaku atas wujud ini*.
Lihatlah… Tidak ada yang aku bawa, bahkan sepotong tulang sebagai bekalku saja tidak. Sementara engkau masih membawa bekal sekantong gandum”.
*Kemudian anjing tersebut berlalu..*
Dari jauh Abu Yazid memandangi anjing tersebut, berjalan meninggalkannya.
Tidak terasa air mata Abu Yazid menetes, dan ia berkata dalam hati:
*“Ya Rabb, untuk berjalan dng seekor anjing ciptaan-Mu saja aku merasa tidak pantas* Bagaimana aku bisa pantas berjalan dengan-Mu?
*Ampunilah aku, sucikanlah najis di dalam kalbuku ini…”*.
*Masyā Allāh…* ▪Jangan pernah *MERASA LEBIH MULIA* daripada seluruh ciptaan Allah.
▪ Jangan pula merasa lebih baik, lebih terhomat daripada orang lain, *karena Allah melihat kalbumu bukan penampilan fisik dan lahirmu*.
▪ Kebaikan hati tidak perlu diungkapkan, *Allah Maha Mengetahui ketulusan dan keikhlasan kita*.
▪ Tawadu di dalam iman dan akhlak. Bening hati dengan *dzikrullah & qiyamul lail*.
*Semoga Allah SWT menjadikan kalbu kita bening dan bersih dari segala kotoran*, penyakit lahir dan batin sehingga tidak mau setitik pun menilai, mencela dan membuli orang lain, siapa pun dia…
امين يارب العالمين
46 notes
·
View notes
Quote
Penyimpangan Setelah Hidayah
PENYIMPANGAN SETELAH HIDAYAH…
*لماذا ينتكس البعض بعد استقامته على طريق الهداية ؟؟؟*
Mengapa ada sebagian orang yang justru berbalik (menyimpang) setelah ia konsisten di atas jalan hidayah (bahkan sebelumnya ia mendakwahkan sunnah)…??
قيل للشيخ ابن باز :
Syaikh Bin Baz pernah ditanya:
ياشيخ ، فلان انتكس،
Wahai Syaikh; si fulan berbalik (menyimpang)
قال الشيخ :
Syaikh berkata;
(لعل انتكاسته من أمرين :
Boleh jadi dia berbalik menyimpang karena dua hal:
إما أنه لم يسأل الله الثبات ، أو أنه لم يشكر الله على الإستقامة) .
Pertama, dia mungkin tidak pernah meminta kepada Allah agar diteguhkan (di atas alhaq), atau yang kedua, ia tidak bersyukur setelah diberikan keteguhan dan keistiqomahan oleh Allah.
فحين اختارك الله لطريق هدايته،
Maka tatkala Allah telah memilihmu berjalan di atas jalan hidayah-Nya,
ليس لأنك مميز أو لطاعةٍ منك ،
camkanlah bahwa itu bukan karena keistimewaanmu atau karena ketaatanmu,
بل هي رحمة منه شملتك ،
melainkan itu adalah rahmat dari-Nya yang meliputimu
قد ينزعها منك في أي لحظة ،
Allah bisa saja mencabut rahmat tersebut kapan saja darimu
لذلك لا تغتر بعملك ولا بعبادتك
Oleh karena itu, jangan engkau tertipu dengan amalanmu, jangan pula disilaukan oleh ibadahmu
ولا تنظر باستصغار لمن ضلّ عن سبيله
Jangan engkau memandang remeh orang yang tersesat dari jalan-Nya
فلولا رحمة الله بك لكنت مكانه .
Kalau bukan karena rahmat Allah padamu, niscaya engkau akan tersesat pula, posisimu akan sama dengan orang yang tersesat itu.
أعيدوا قراءة هذه الآية بتأنٍّ
Ulang-ulang lah membaca ayat berikut ini dengan penuh penghayatan
﴿ ولوﻵ أن ثبتناك لقد كدت تركن إليهم شيئا قليلا ﴾
“Andai Kami tidak meneguhkanmu (wahai Muhammad ﷺ), sungguh engkau hampir-hampir saja akan sedikit condong kepada mereka (orang-orang yang tersesat itu).”
إياك أن تظن أن الثبات على الإستقامة أحد إنجازاتك الشخصية …
Jangan pernah engkau menyangka, bahwa keteguhan di atas istiqomah, merupakan salah satu hasil jerih payahmu pribadi.
تأمل قوله تعالى لسيد البشر..
Perhatikan firman Allah kepada Pemimpin segenap manusia (Muhammad ﷺ):
“ولولا أن ثبتناك”
“Kalau bukan Kami yang meneguhkanmu (wahai Muhammad ﷺ)…”
فكيف بك !!؟.
Maka apalagi engkau…!!?
نحنُ مخطئون عندما نتجاهل أذكارنا،
Kita sering keliru, manakala kita melupakan dzikir-dzikir kita
نعتقد أنها شيء غير مهم وننسى
Kita menyangka bahwa dzikir-dzikir itu tidak penting, sehingga kita pun melupakannya.
بأن الله يحفظنا بها، وربما تقلب الأقدار..
Kita lupa bahwa Allah akan menjaga kita karena dzikir-dzikir tersebut. Boleh jadi takdir Allah akan berbalik.
يقول ابن القيم:
Ibnu al-Qayyim berkata:
حاجة العبد للمعوذات أشدُ من حاجته للطعام واللباس..!
Kebutuhan hamba akan doa dan dzikir (agar Allah memberikan perlindungan), melebihi kebutuhannya akan makanan dan pakaian.
داوموا على أذكاركم لتُدركوا معنى:
Maka rutinkanlah membaca doa dan dzikir kalian, agar kalian meraih apa yang dijanjikan dalam sabda Rasulullah ﷺ.
احفظ الله يحفظك..
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjaga kalian”
تحصنوا كل صباح ومساء ؛
Niscaya kalian akan mendapatkan perlindungan pagi dan petang.
فالدنيا مخيفة .. وفي جوفها مفاجأت .. والله هو الحافظ لعباده
Dunia ini benar-benar menakutkan…. di lorongnya ada banyak hal yang menyentakkan… Allah, Dialah yang Maha Menjaga hamba-hamba-Nya.
Ustādz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Lc, حفظه الله تعالى
(via assunnah)
55 notes
·
View notes
Quote
Saya adalah tipikal pemaksa. Untuk mengajak orang lain bahkan diri saya sendiri untuk menjadi lebih baik. Saya harus menghapus semua lagu yang ada di gadget saya ketika berkomitmen menghindari musik bukanya membiarkan satu dua lagu lalu saya menahanya, bukan.. saya tidak bisa seperti itu. Saya harus menghapus semua hal yang mengingatkan saya pada seseorang apabila saya ingin menghindarinya bahkan terkadang sampai harus menghapus pertemanan pada medsos supaya tidak ada celah untuk meningatnya, sekali lagi bukan membiarkanya lalu saya menahanya.. Setiap orang mempunyai cara untuk mengontrol diri mereka, dan memaksa adalah pengontrolan diri saya.
1 note
·
View note
Quote
Jangan silau dengan cinta manusia karena bisa jadi itu fitnah dan bala’ yang menimpa
Cinta membawa petaka
Selalu ada hikmah dari kisahnya..
Nabi Yusuf ‘alaihissalam dicintai manusia-manusia istimewa, namun cinta mereka membuat beliau sengsara.
Pertama, beliau dicintai putri nabi Ishaq (bibi beliau sendiri), namun cinta itu membuat beliau tertuduh sebagai seorang pencuri dan beliau harus berpisah dengan ayah dan ibunya* (silakan lihat kisah ini di bawah)
Kedua, beliau dicintai oleh seorang Nabi (ayah beliau sendiri, nabi Ya'qub alaihissalam), namun cinta itu justru membuat saudara-saudaranya iri dan hasad kepadanya, hingga menyebabkan beliau sengsara, dimasukkan ke sumur, dijual sebagai budak dan terpisah dengan ayah, ibu dan keluarga tercinta.
Ketiga, beliau dicintai wanita cantik istri penguasa, namun cinta itu justru menjebloskannya pada gelapnya penjara.
===
*Nabi Yusuf dituduh mencuri (QS. Yusuf: 77).
Ketika saudara kandung nabi Yusuf (Bunyamin) tertangkap dan tertuduh sebagian pencuri di Mesir, maka saudara2 Yusuf berkata:
’ jika dia (bunyamin) mencuri maka sesungguhnya saudara kandungnya dahulu juga pernah mencuri,.maksudnya nabi Yusuf dulu juga pernah dianggap mencuri’
Lantas kapankah nabi Yusuf pernah dituduh mencuri:
Diriwayatkan dalam kitab-kitab tafsir bahwa dahulu saudari nabi Ya'qub, puteri nabi Ishaq- bibi nabi Yusuf adalah anak pertama nabi Ishaq yang memiliki ikat pinggang (sabuk istimewa) yang merupakan warisan nabi Ishaq, ikat pinggang itu diwariskan nabi Ishaq alaihissalam kepada putri tertuanya.
Tatkala nabi Ya'qub beroleh putra yang rupawan (Yusuf) maka sang bibi meminta kepada nabi Ya'qub untuk mengasuh Yusuf kecil Sampai pada batas usia yang disepakati bersama.
Yusuf kecilpun hidup diliputi cinta sang bibi, ….sang bibi sangat mencintai Yusuf kecil alaihissalam.
Ketika Yusuf sudah beranjak dewasa tibalah masa pengembalian Yusuf kepada ayahnya, sang ayahpun mengingatkan sang bibi agar mengembalikan si buah hati padanya sesuai batas waktunya, namun hati sang bibi sudah terlanjur cinta dan jatuh hati pada Yusuf kecil…maka putri Ishaq ini pun membuat tipu daya agar Yusuf selalu bersamanya..
Apa tipu daya itu?…
sang bibi meletakkan ikat pinggang warisan nabi Ishaq itu pada nabi nabi Yusuf…selang beberapa waktu dia memaklumatkan ke keluarga besarnya bahwa sabuk warisan Ishaq hilang dicuri orang…
Maka semua orang berusaha mencari benda tersebut, sampai akhirnya dijumpailah benda tersebut bersama nabi Yusuf..hingga akhirnya stempel sebagai seorang pencuri melekat pada nabi Yusuf, dan ia harus dihukum…
Maka sang bibi berkata kepada nabi Ya'Qub..bahwa sebagai hukumannya maka Yusuf harus tetap tinggal bersamanya..
Nabi Ya'qub pun bersedih atas kejadian ini…hingga beliau tak kuasa mengambil Yusuf sampai sang bibi meninggal dunia…
Lihat dalam tafsir ayat ini:
(قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ ۚ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِ��ِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ ۚ قَالَ أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا ۖ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ)
[Surat Yusuf 77]
Kisah “pencurian” ini disarikan dari:
Abul Fida’ Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur'an al-Azhim (Kairo: al-Maktabah al-Tawfiqiyyah, tt) vol. 4 hal. 279-280.
Al-Sawkany, Fath al-Qadir (al-Manshurah: dar al-Wafa’, 1997) vol. 3 hal. 61.
Faedah yang bisa dipetik:
1. Tipu daya wanita itu sangat besar.
2. Terkadang orang yang menyintai menyengsarakan orang yang dicintai manakala cinta itu bukan karena Allah
3. Barang siapa mencintai sesuatu selain Allah maka dia akan tersiksa dengannya
4. Jangan silau dengan cinta manusia karena bisa jadi itu fitnah dan bala’ yang menimpa
Semoga bermanfaat
Akhukum fillah: Fadlan Fahamsyah
(via assunnah)
27 notes
·
View notes
Text
Bersabarlah Terhadap Orang Lain - Renungan Di Kala Mudik
Saya ingin punya kemampuan baik dalam hal yang seperti itu. Apalagi ketika saya mendengar lecture Omar Sulaeman. Di dalam khotbahnya ia pernah menyampaikan, bersabarlah kamu dalam menghadapi kesalahan orang lain. Dengan harapan jika kamu bersalah, Allah juga akan bersabar kepadamu. Jika seseorang berbohong, bayangkan jika kamu yang berbohong suatu hari kelak. Kamu ingin Allah menyikapimu seperti apa, menghardikmu, meninggalkanmu, atau meluruskan lisanmu? Kalau kamu ingin diterima Allah, ingin diterima dengan cara yang bagaimana? Nah seperti itulah kamu harus bersikap. Saya jadi ingat dengan ayat favorit sahabat karib saya, “… berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu.” (QS Al Qasas ayat 77)

Bagiku, momentum mudik selalu menjadi guru yang baik dalam mendidik tenggang rasa. Kumpul di keluarga besar misalnya. Biasanya kita akan menemukan bermacam-macam orang. Cara mereka memandang suatu hal juga berbeda-beda. Ini terjadi karena perbedaan latar belakang pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, psikologi usia dan berbagai macam hal lainnya. (more…)
View On WordPress
22 notes
·
View notes
Quote
Semua tidak baik-baik saja, semua ini diliputi kekhawatiran. Bagaimana lingkunganku nnti? Apakah saya akan lebih baik atau sebaliknya? Aku takut. Ah lingkungan kemaren terlalu nyaman tapi sayang sudah berakhir. Iya memang seperti ini hakekat hidup datang dan pergi silih berganti.
0 notes
Quote
Manusia, selama dia masih bernafas berarti akan terus ada gejolak antara nafsu dan ketaatan. Akan ada pertentangan antara hitam dan putih. Semua itu tergantung bagaimana manusia menyikapinya.
mnursholeh (via mnursholeh)
18 notes
·
View notes
Quote
Perbincanganku denganya hari ini menghasilkan kesimpulan bahwa sebagai wanita jangan mudah baper apalagi menaruh hati kepada lelaki yang mendekatimu. Yang mendekatimu secara agresif bisa jadi bukan kamu yang menjadi satu-satunya objek pendekatanya. Lelaki yang baik tak akan mendekatimu dengan cara yang salah.
Hati-hati bakwan ada dimana-mana
0 notes