Personal space, too lazy to reach my diary and find a pen yet my phone always reachable.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Haid kembali setelah 14 bulan tak haid
26 September 2019
Sampai lupa rasanya haid. Err..masih kurang nyaman. Seperti verifikasi ASI yg jeblok.
0 notes
Text
14 September 2019
One day, I'll remind this day and proud of it. I can get through and still sane.
Being hurt, sick, then contaminating mbarep, mom dropping as well, can't leave job and still trying sane.

0 notes
Text
mental and body fall apart
Kaki Masi nyeri plus gatal akibat luka masih kering otw sembuh. Ibu drop (start dr pertengahan Agustus) tp Ini yg drop lemes dan transit IGD otw pulang dpt japrian kakak sama Abang kalau nareen nangis ga berhenti sejam-an.
Horor, and pretty panicked. In my mind, sampai rumah Ng drop-in ibu lanjut bawa nareen Pertamedika. Karena emang Dy lg batuk ringan 2 hari terakhir. Sampai rumah nareen nangis nangis sampai mata, hidup dan alisnya merah. Iy, alisnya merah (aku ga paham lg kok bisa). Alhamdulillah ku gendong 10 menit kemudian anteng tidur. Alhamdulillah kaki lgsung hilang cenat cenut sama kram nyerinya. Alhamdulillah sisanya hanya lelah pikiran. Hehe
Besok masuk kerja btw. Setelah istirahat seminggu.

0 notes
Text
10 September 19
Pagi kontrol kaki ku di Pertamedika, malamnya ibu kambuh. Lemas dan vertigo. Sayangnya terapi alternatif yg lg ibu datangi tutup lbh awal. Jd putar haluan ke RSUD. Dropnya ibu memang bukan cerita baru. But I still can't used to it. Still feels terrifying for me.
Ya Allah yg maha besar, murah dan penyayang, semoga kami selalu dalam keberkahan mu, limpahkan kami kesehatan, umur yg panjang, kebahagiaan, keberuntungan, rezeki halal, kerukunan, keharmonisan, kelapangan, keimanan yg kuat bagi ku, orang tua ku, suami ku, anakku dan saudara saudara ku. Aamiin ya rabbalallamin
0 notes
Text
5 September 2019
Sy akhirnya mengaku kalah. Kalah dr dia yg doyan minum, semua kesibukan pekerjaan, kesetressan, kekalutan persoalan tanah, hingga obat pereda nyeri pasca kecelakaan. Entah yg mana penyebabnya, akumulasi seluruhnya yg kusalahkan. Per hari itu, pabrik susu milik pribadi ku dinyatakan pailit akibat anjloknya volume produksi.
I've been humiliated, feels silly for being a loser.
Mungkin juga ini pelajaran akibat rasa jumawa diawal produksi susu. Ada unsur tinggi hati disana. Mungkin karenanya ditegur.
Apapun itu, rasa bersalah yg paling besar. Lalu berandai andai, mungkin jika aku tak bekerja... (I'd admitted that's the worst. Thinking like that)
Maaf mbarep, that I failed in the very first task of being mother

1 note
·
View note