aanggyyy
aanggyyy
Untitled
481 posts
"all about life , all about the world and all about me"
Don't wanna be here? Send us removal request.
aanggyyy · 29 days ago
Text
0 notes
aanggyyy · 29 days ago
Text
Tak Perlu Panggil Ayah, Kamu adalah Ayahku.
Setelah Menonton Panggil Aku Ayah
Tumblr media
Minggu, 3 Agustus lalu, saya mendapat kesempatan untuk menonton lebih awal film Panggil Aku Ayah, karya terbaru sutradara Benni Setiawan. Film ini akan resmi tayang di bioskop mulai 7 Agustus. Namun, jauh sebelum film ini menyapa penonton umum, saya merasa beruntung telah lebih dulu diajak masuk ke dalam perjalanan emosional yang hangat, jenaka, sekaligus menyayat.
Dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Boris Bokir, Myesha Lin, Sita Nursanti, dan Tissa Biani, Panggil Aku Ayah tidak sekadar mengangkat kisah keluarga dalam pengertian konvensional. Ia menelusuri arti keluarga dari sudut-sudut yang sering kali luput: keterpaksaan, pertemuan tak disengaja, dan ikatan yang tumbuh bukan karena darah, tapi karena kebersamaan.
Tumblr media
Cerita bermula dari Intan yang dibawa oleh dua orang penagih hutang, Mang Dedi dan Mang Tatang sebagai “jaminan hidup” atas hutang sang Ibu. Dalam kondisi ekonomi yang menghimpit, akhirnya sang ibu tidak punya pilihan selain menitipkan putrinya pada dua pria asing tersebut. Namun, dari sinilah cerita mulai berkembang, berubah arah, dan memperlihatkan sisi lain dari manusia: kasih sayang yang perlahan tumbuh, kepercayaan yang dirawat, dan tanggung jawab yang datang dari rasa memiliki, bukan sekadar kewajiban.
Benni Setiawan secara jeli meramu narasi ini menjadi sajian yang seimbang antara komedi dan drama. Lelucon-lelucon yang dilontarkan terasa tulus, tidak mengada-ada, dan justru memperkuat kedekatan antar tokoh. Di sisi lain, lapisan emosionalnya disampaikan dengan lembut namun menghunjam. Film ini tahu kapan harus membuat penonton tertawa lepas, dan tahu kapan harus membiarkan air mata jatuh tanpa terasa dipaksa.
Penampilan para aktor juga patut diacungi jempol. Ringgo dan Boris berhasil menciptakan chemistry yang meyakinkan sebagai dua pria yang mendadak menjadi “ayah pengganti”. Mereka memainkan karakter dengan sangat bersahaja, sehingga penonton bukan hanya menyaksikan, tapi ikut merasakan pergolakan batin mereka. Sementara Myesha tampil memikat sebagai Intan, gadis kecil yang tetap menyimpan harapan meski hidup memperlakukannya dengan sangat keras.
Tumblr media
Lebih dari sekadar kisah pengasuhan, Panggil Aku Ayah adalah cerita tentang kehilangan dan penemuan. Tentang apa yang kosong, dan siapa yang dengan tulus mengisinya. Film ini mengajak kita melihat bahwa keluarga bisa hadir dalam bentuk yang tak biasa. Bahwa terkadang, mereka yang paling tidak kita duga bisa menjadi tempat pulang yang sesungguhnya.
Pesan-pesan tentang keikhlasan, penerimaan, dan cinta yang tumbuh dalam kebersamaan tersirat dalam setiap adegan dan relasi antartokohnya. Di balik karakter-karakter yang keras dan kasar, tersembunyi hati-hati yang lembut, yang perlahan terbuka karena kehadiran seorang anak.
Pada akhirnya, Panggil Aku Ayah bukan hanya menyuguhkan tontonan, tetapi juga pengalaman emosional yang memperkaya perspektif kita tentang arti keluarga. Film ini membuat saya tertawa, terharu, dan berpikir ulang tentang apa yang sebenarnya membentuk ikatan antar manusia.
Sebuah rekomendasi yang sangat layak, terutama bagi mereka yang ingin menyelami kisah keluarga dari sisi yang tak biasa—lebih jujur, lebih manusiawi, dan lebih menyentuh.
2 notes · View notes
aanggyyy · 1 month ago
Text
"A Fatherless Become a Father"
Sehabis Menonton Small Things Like These (2023)
Tumblr media
Apakah benar bahwa luka masa lalu akan membentuk siapa kita hari ini? Bagi saya, ya. Dan Small Things Like These, film adaptasi dari novella Claire Keegan yang disutradarai oleh Tim Mielants, menjawabnya dengan sangat lirih namun tajam. Judulnya mungkin menyiratkan sesuatu yang kecil, namun justru menyimpan beban besar: “hal-hal kecil” yang bertumpuk dan perlahan menggerus nurani, hingga pada akhirnya, seseorang harus memilih diam, atau bertindak.
Film ini menyajikan keheningan yang mengguncang. Ia tidak berteriak, tidak menghardik penonton dengan melodrama. Ia hanya memperlihatkan riak-riak kecil di permukaan, yang menandakan badai besar di dalam. Dan badai itu bernama Bill Furlong, diperankan dengan sangat memikat oleh Cillian Murphy. Seorang pria sederhana yang kesehariannya penuh rutinitas, namun hatinya menyimpan pertempuran yang sunyi.
Bill: Ayah dari Anak Perempuan, Anak dari Seorang Ibu
Bill adalah pengusaha batu bara di sebuah kota kecil di Irlandia tahun 1980-an. Ia tinggal bersama istri dan lima putrinya. Dari luar, ia terlihat sebagai pria biasa yang baik hati, murah senyum, dan pekerja keras. Namun dalam diamnya, Bill memikul masa lalu yang tidak pernah benar-benar hilang: ia dibesarkan oleh seorang ibu tunggal, bekerja sebagai pelayan untuk seorang perempuan kaya, dan tidak pernah mengenal siapa ayahnya.
Tumblr media
Masa kecil Bill disorot dalam potongan-potongan kilas balik yang menyakitkan. Ibunya, walau penuh kasih, hidup dalam kepedihan dan kemiskinan. Ia tahu rasanya dibungkam, direndahkan, dan hidup dalam sistem sosial yang tidak memihak kaum lemah. Justru karena itulah, saat dewasa, Bill berusaha menjadi ayah yang baik, bukan hanya dalam bentuk kasih sayang, tapi juga dalam bentuk pilihan moral.
Pertemuan dengan Masa Lalu dalam Sosok Sarah
Konflik utama muncul ketika Bill mengantarkan batu bara ke sebuah asrama gereja yang dikelola para suster—Magdalene Laundries. Di sanalah ia menyaksikan seorang gadis muda, Sarah, dipaksa masuk ke asrama oleh orangtuanya. Gadis itu tampak ketakutan, berontak, namun tak berdaya. Bill menyaksikan semua itu dari balik gudang batu bara, dan untuk pertama kalinya, wajahnya menyiratkan keresahan yang dalam. Ia tak bisa bergerak, belum.
Namun segalanya berubah ketika ia menemukan Sarah kembali, tersekap dan hamil di gudang tempat ia bekerja. Sarah bukan hanya seorang gadis terlantar, ia adalah cermin masa lalu Bill. Ia adalah ibunya. Ia adalah putrinya. Ia adalah dirinya sendiri. Dan dari sinilah konflik batin Bill benar-benar mencapai puncaknya.
Menolong, atau Menjaga Kedamaian Semu?
Masyarakat di sekitarnya, termasuk istrinya dan pemilik bar tempat ia biasa singgah, menyarankan Bill untuk tidak ikut campur urusan gereja. "Kau akan kehilangan pekerjaan, kehilangan reputasi, bahkan keluargamu," kata mereka. Lembaga gereja dalam film ini bukan hanya institusi spiritual, tapi juga penguasa moral masyarakat. Segala bentuk kritik dianggap ancaman terhadap tatanan sosial. Ironisnya, dalam institusi yang seharusnya menjadi tempat belas kasih, justru kekerasan dan penindasan berlangsung dengan tenang.
Tumblr media
Namun, Bill akhirnya mengambil keputusan. Ia membawa Sarah keluar. Di tengah tatapan heran orang-orang, ia menggendong gadis itu, berjalan menuju rumahnya. Adegan ini adalah klimaks emosional film—sunyi, namun bergetar. Sesampainya di rumah, Bill tetap masuk seperti biasa. Ia mencuci tangan. Ia berpikir. Dan saat ia kembali, ia mengulurkan tangan pada Sarah dengan senyuman. Film berhenti di sana, meninggalkan kita dengan harapan, sekaligus kegelisahan.
Film Perempuan yang Dikisahkan Lewat Laki-Laki
Tumblr media
Walau tokoh utamanya adalah pria, film ini sebenarnya adalah cerita tentang perempuan. Tentang bagaimana tubuh perempuan dikendalikan, dimanfaatkan, dan disembunyikan atas nama moral dan agama. Tentang perempuan-perempuan yang, alih-alih saling membantu, justru menjadi bagian dari sistem penindas. Kita melihat istri Bill yang tak peduli, pemilik bar yang acuh, dan para suster yang menjadi algojo di balik senyum kudus mereka.
Namun di tengah semua itu, hadir satu laki-laki yang memilih untuk bersikap. Tidak dengan kekerasan, tapi dengan keberanian untuk tidak membiarkan sejarah berulang. Bill yang tumbuh tanpa ayah, justru menjadi ayah sejati bagi orang yang bukan darah dagingnya.
Ada Pilihan Lain Selain Diam
Tumblr media
Small Things Like These adalah film tentang keberanian kecil yang berdampak besar. Tentang bagaimana satu tindakan, sekecil apapun, bisa mengubah arah hidup seseorang. Ini bukan hanya kisah satu keluarga, satu pria, atau satu gereja. Ini adalah cermin sosial tentang bagaimana kita memperlakukan yang lemah di sekitar kita, dan apakah kita cukup berani untuk bersuara, saat dunia meminta kita diam.
Dan seperti Bill, kita semua, pada akhirnya, harus memilih: menjaga kedamaian palsu, atau menjadi gelombang kecil yang mengusik permukaan agar badai akhirnya reda.
1 note · View note
aanggyyy · 5 months ago
Text
hidupku
sebenarnya, aku tak ingin banyak merengek. tapi dengan merengek rasanya aku belajar memahami diriku, memahami hidupku. aku kecil, merasa baik - baik saja. bersekolah, bermain dengan kawan sebaya, prestasi yang cukup membanggakan, dan keluarga yang kurasa baik - baik saja. aku kecil sudah senang dengan puisi, menulis puisi sendiri, atau menyalin puisi dari majalah bobo. aku kecil merasa cukup untuk hal - hal yang memang perlu dirayakan. aku kecil tak banyak meminta. aku kecil sudah belajar mandiri untuk urusan pekerjaan rumah tangga, mencuci, mencuci piring, menanak nasi, da menyetrika.
aku kecil senang bermain lumpur, mandi di empang, menerbangkan layangan di pematang sawah dan main bersama temang di lapangan setiap sore.
aku kecil adalah aku yang menyenangkan dengan ribuan kenangan.
mestinya aku tak banyak merengek.
benar kan?
25 April 2025
1 note · View note
aanggyyy · 10 months ago
Text
Pasar yang Gelisah - Ladang Rupa
0 notes
aanggyyy · 3 years ago
Text
pagi yang hujan
Di Pagi yang dingin, seorang anak berlari ke kamar ibunya. Dengan sangat terburu-buru ia membuka pintu kamar ibunya tanpa mengetuk terlebih dahulu. Namun ia tak menemukan siapa-siapa disana, bahkan ia tak menemukan apa-apa. Kamar ibunya kosong. Ia menelisik ke seluruh sudut ruangan. Yang ia temukan hanya sekilas aroma ibunya yang menyublim di udara.
0 notes
aanggyyy · 3 years ago
Text
jumat, 09 september 2022
hari ini aku mencoba mencerna setiap kata yang aku terima, darimu.
apa memang menjadi lapang dan luas aku harus bisa mentertawakan hidup. 
kau sampai dititik ini setelah sekian panjang jalanmu. 
ujung-ujungnya aku membanding-bandingkan diriku lagi, dengan hidupmu.
yasudah.
0 notes
aanggyyy · 3 years ago
Quote
sudah saatnya untuk menyederhanakan keinginan. sesederhana ingin pulang lebih cepat
1 note · View note
aanggyyy · 4 years ago
Text
Ke Pameran Seni Lewat Minamata
Tumblr media
Saya mencoba menjemput ingatan saya saat menonton film biopic ini. Berapa pameran fotografikah yang telah saya kunjungi? Hanya saja, sejauh yang bisa saya ingat Cuma satu pameran foto yang pernah saya kunjungi di Jakarta pada 2018 lalu. Ada yang lain ketika saya menonton film berjudul Minamata ini. Saya merasa berada di sebuah pameran fotografi. Penampilan jurnalistik gonzo johny deep dalam memerankan w. Eugene smith, seorang fotografer perang dalam mengekspose keracunan limbah merkuri disebuah desa nelayan di Jepang benar-benar menghadirkan perasaan yang begitu terang dan sangat dekat.
Film ini disutradari oleh Andrew Levitas, berlatar chapter final karir W. Eugene Smith seorang mantan fotografer perang dunia kedua yang sukses dulunya. Namun New York  bagi Eugene hanyalah salah satu masa yang meredupkan. Kemunduran lumayan tragis membuat Eugene terdampar dalam keadaan sulit. Ia terjebak dalam pusaran sentimental dan egois yang berasal dari kebiasaan buruk minuman keras.
Sampai kemudian takdir menuntun seorang wanita Jepang menyambangi kediamannya. Untuk selanjutnya membawanya ke petualangan baru di daerah jauh bernama Minamata.
Minamata merupakan daerah pesisir pantai Jepang yang lautnya tercemar limbah merkuri sebuah pabrik selama belasan tahun. Limbah tersebut terhidang diatas meja makan para penduduknya yan hidup dari hasil laut. Banyak warga yang mengalami gangguan pada saraf otak, bahkan janin yang dikandunganpun terpapar racun  hingga terlahir cacat. Banyak juga warga yang menderita kanker hingga berujung kematian.
Aileen awalnya menawari Eugene untuk membintangi ilkan kamera terbaru Fuji Film, sebelum ia mengemukakan maksud kedatangannya. Tujuan utamanya adalah melibatkan Eugene, seorang fotografer majalah terkemuka; life magazine untuk mengungkap keracunan lingkungan di Minamata.
Tumblr media
Tokoh Eugene inilah yang menarik bagi saya disepanjang film. Eugene seperti mengubur dirinya dengan rambut putih tak terawat, lalu berkeliling memenuhi kreatifitas desperadosnya. Bagi saya Eugene bukan sekedar fotografer jurnalis sebuah majalah terkemuka Amerika, melainkan seorang seniman lengkap dengan idealis berkaryanya. Seniman yang mengganti ribuan kata dengan bahasa visual. Bahkan karyanya dapat berbicara lebih. Ada sensasi penasaran yang menyenangkan menonton sang aktor mengikuti naluri provokatif dan subjektif ala gonzonya.
Memang cukup banyak film dengan inti cerita menyoal aksi heroik sejumlah jurnalis yang berusaha membuka kebenaran pada dunia. Hanya saja, pada film ini karakter Eugene sebagai seorang seniman lebih kuat disbanding seorang jurnalis foto. Ditambah orientasi berkaryanya yang sangat idealis dan ‘nyeni banget’ disertakan gambling oleh sang sutradara.
Film ini dibuka dengan serangkaian adegan Eugene yang asikdi dalam ruang gelapnya. Potongan – potongan gambar di awal film serta permainan gerstur sang aktor meyakinkan saya bahwa tokoh Eugene merupakan seorang seniman yang mampu memberi nyawa pada setiap karyanya.
Dapat kita lihat bagaimana sutradara ingin menampilkan watak seorang Eugene dalam film ini disetiap babak cerita. Ketika Eugene bertikai dengan pimpinan Life Magazine, Robert Hayes (yang selama ini memuat karya-karya Eugene) tentang pembaruan dalam bisnis. Eugene bertahan dengan kamera analognya. Selain itu, saat Aileen memintanya ber-statement bahwa kamera yang diiklankannya merupakan kamera dengan kualitas warna terbaik, Eugene denga tegas menolak, sebab semua karyanya adalah foto hitam putih.
Meskipun awalnya ia menolak permintaan Aileen untuk ke Minamata, namun ada sesuatu yang mendorongnya untuk mendatangi Robert dan memperlihatkan beberapa dokumen yang ditinggalkan Aileen padanya. Eugene tak tampak seperti seniman yang menghamba pada corporate. Ia sadar akan kemampuannya dalam berkarya dan ia tahu bahwa robertpun sangat mengenal dirinya dan karya-karyanya. Disinilah titik  ukur Eugene sebagai seorang seniman.
Karakternya yang keras kepala, bahkan saat menhadapi pimpinan perusahaan pun, menegaskan bagaimana konsistennya ia dalam proses berkarya. Bahkan sebagai fotografer Ia tak memiliki foto anaknya. Menurut saya, sang sutradara berhasil membangun karakter seorang Eugene, seniman fotografi dengan karakter yang kuat dan mampu menghasilkan karya-karya luar biasa.
Bagi saya, kisah perjalanan Eugene di Minamata tidak member konflik yang menarik. Tapi saya dikejutkan dengan sentuhan akhir cerita. Foto esai Eugene smith “Tomoko Uemura in Ier Bath” freezing moment tersebut menjadi sebuah kata sambutan yang sangat indah. Mengajak untuk berkontemplasi ke sedalam-dalamnya sanubari.
Film ini berhasil mendatangkan perasaan menyenangkan yang persis sama ketika saya menghadiri pameran-pameran seni. Tentunya jarang sekali film seperti ini menurut saya.
0 notes
aanggyyy · 4 years ago
Text
ladang
kutinggalkan tanah dan ladang,
berharap bisa beli tanah lagi, lalu bangun rumah,
bangun galery, studio, taman bermain, kolam berenang,
dan lahan parkir.
kutinggalkan bibit berkecambah,
berharap, aku bisa membeli pupuk import kualitas paling bagus
untuk kubawa pulang.
kutinggalkan tanah dan ladang.
tenyata aku terperangkap, 
dalam janji yang tak pernah bisa aku ingat.
dalam takdir yang tetap harus kuteguk ditenggorokan.
kapan aku bisa pulang dengan pupuk import yang 
tak tau dimana penjualnya?
aku rindu ladangku, ladang bapakku yang kini entah ditanami apa.
namun ladangku, aku yakin makin subur.
berhias bunga matahari yang merekah indah tanpa ampun.
aku rindu, 
ladang rupa,
tgr, 26 10 21 
0 notes
aanggyyy · 4 years ago
Link
0 notes
aanggyyy · 4 years ago
Text
homesick
0 notes
aanggyyy · 4 years ago
Text
mekarlah
Tumblr media
bukankah pada akhirnya hidup membawa pada keberanian.
dan akan bertahan dengan dera yang panjang.
musim belum berganti, tapi waktu tetap terlewati.
datanglah segara...
ohh datanglah segera apa yang senantiasa ditunggu dengan teguh.
kenangan tak lagi membuat luka.
kini menjelma sebagai pengingat bahwa yang lalu patutnya disyukuri.
ohhh...
bermekaranlah selalu hatiku, sebab Tuhan tersenyum mesra.
ngy, 01 09 21
selamat datang bulan baru.
1 note · View note
aanggyyy · 4 years ago
Text
surat kepada ibu
bu, sudikah ibu menungguku pulang?
menemaniku begadang.
akan aku ceritakan bagaimana aku menjadi laut sekaligus langit yang lapang.
ngy.
1 note · View note
aanggyyy · 4 years ago
Text
kubakar impian dalam sebatang rokok. Cara yang bagus untuk menikmatinya, lalu melayang menghilang dengan memukau. 
Sebagai asap.
Hanya saja, harapan tak pernah putus. Seperti jalinan waktu, dan aku hidup seolah mati esok.
ngy, 08 agst 21
Tumblr media
1 note · View note
aanggyyy · 4 years ago
Text
hilang
bisakah kita benar-benar mencerna apa itu ‘hilang’?
lalu menikmatinya?
seperti sarapan pagi yang hangat, atau segelas kopi ditemani sebatang rokok ditangan.
ngy, 07 agst 21
0 notes
aanggyyy · 4 years ago
Link
Bisakah kita tetap memberi Walau tak suci? Bisakah terus mengobati Walau membiru?Cukup besar 'tuk mengampuni 'Tuk mengasihi Tanpa memperhitungkan masa yang lalu Walau kering Bisakah kita tetap membasuh?
1 note · View note