adimasaji
adimasaji
Life Notes
151 posts
[Adimas Prasetyaaji's Blog]- When we do everything with persistence and sincere it'll exceed our expectation. Insya Allah. Stay humble and keep praying and struggling.
Don't wanna be here? Send us removal request.
adimasaji · 8 years ago
Text
Mencintai sama dengan belajar berkompromi satu sama lain, setiap saat. Terima kasih @ellenawulandari.
4 notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Quote
Tidak semua tulisan seseorang memberikan pelajaran bagi orang lain. Tapi setiap tulisan pasti menjadi pelajaran bagi penulisnya sendiri.
(via choqi-isyraqi)
693 notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Quote
Ada yang dalam 24 jam bisa mengurus negara. Ada yang bisa mengurus keluarganya. Ada pula yang bahkan tidak bisa mengurus dirinya sendiri.
(via seriusbercanda)
108 notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Quote
Tidak banyak yang tahu tentang perjuanganmu, tidak banyak yang mengerti tentang perjalananmu dan upayamu untuk melaluinya selama ini. Jangan khawatir, sebab itu sama sekali tidak mengurangi nilai dirimu, sama sekali tidak membuat perjuanganmu sia-sia.
Teruslah berjuang sebab orang lain tidak akan pernah sanggup benar-benar mengerti tentang apa yang sedang kamu jalani dan perjuangkan.
Kurniawan Gunadi
(via kurniawangunadi)
-selfnote-
2K notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Text
Sungguh Indah Skenario-Nya #2
Tulisan ini seyogyanya adalah media saya untuk bersyukur dan menjadikan pelajaran pribadi bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang patut saya lalui dengan kebahagiaan ikhtiar dan keimanan, dimana Allah SWT telah memberikan skenario terbaik bagi setiap hamba-Nya. Alhamdulillah tidak ada niatan untuk menunjukkan kesombongan atau niatan buruk lainnya.
Tidak terasa, sudah hampir 1 bulan saya melepas status seorang mahasiswa. Hampir 1 bulan juga saya menyandang gelar baru dengan tanggung jawab moral dan intelektual yang besar. Di tulisan kali ini, saya akan bercerita tentang bagaimana saya melalui waktu hampir 1 bulan dengan embel-embel baru pada nama saya, S.T.
Tanggal 16 Februari 2017, akhirnya saya berhasil menyelesaikan studi saya di Teknik Kimia UGM. Momen kebahagiaan tersebut saya bagikan bersama keluarga tercinta dan seseorang yang spesial bagi saya. Dua hari pra- dan pasca-wisuda perasaan bahagia masih menyelimuti saya. Namun setelah itu, munculah rasa khawatir bagaimana menghadapi fasa baru kehidupan yang ada di depan mata.
Saya rasa, wajar setiap lulusan baru merasa khawatir. Alasan saya pribadi adalah ketika melihat attendance 20th Job Fair UGM yang mencapai +20.000 orang dalam sehari, membuat saya membayangkan apakah portofolio yang saya tawarkan kepada calon perusahaan cukup menarik? Jika iya, mampukah saya melewati segala macam test yang kadang hingga beberapa tahap panjang? Ah, akhirnya saya percaya bahwa ada uncontrolled factor yang menentukan keberhasilan seseorang selama orang tersebut telah melakukan usaha semaksimal mungkin. Allah’s will, of course!
Bulan lalu, UGM mengadakan 21st Job Fair di JEC. Yup, tentu sebuah hikmah event ini diadakan beberapa hari setelah wisuda. Sehingga event ini menjadi usaha pertama saya untuk meraih pekerjaan yang baik dan halal. Sehari sebelum event (Jumat, 24 Februari 2017), saya membuat akun ECC UGM kategori alumni dan mendaftar Management Trainee (MT) di Propan. Sore harinya saya mendapatkan SMS undangan psikotest besok harinya (Sabtu, 25 Februari 2017). Padahal saya sudah berencana datang ke Job Fair dan telah membuat list perusahaan yang akan saya lamar pada hari tersebut (total ada 7 calon perusahaan). Lalu saya memutuskan untuk mengikuti psikotest MT Propan karena Job Fair masih ada esok harinya.
Besok paginya, saya telah sampai di tempat test Propan pada pukul 7:45 dan kebetulan mengobrol dengan salah satu peserta test.
A: “Mas, mau test Propan juga, siapa namanya? Saya Adimas”
B: “Iya mas, saya B. Masnya sudah bawa formulir yang di email kan?”
A: *jleb, dalam hati mikir formulir yang mana? Perasaan kemaren dari SMS aja pemberitahuannya* “Wah mas saya belum tahu kalo ada formulir. Coba saya cek email.” *beberapa saat cek email tidak ada. Dan ternyata saya baru tersadar bahwa ketika mendaftar akun ECC UGM kategori alumni itu saya pakai email baru yang belum tersingkron ke HP. Astaghfirullah, segera saya cek email barunya, dan melihat ternyata ada 5 halaman formulir yang WAJIB dibawa ketika test. Dengan waktu 15 menit tersisa, sepertinya memang tidak mungkin untuk mencari tempat print di sekitar tempat tes (Ring Road barat) belum lagi mengisinya.*
Dengan berat hati saya memutuskan untuk membatalkan psikotesnya dan kembali ke kos untuk menyiapkan berkas-berkas yang dibutuhkan di Job Fair. Dalam perjalanan pulang, saya ngedumel pada diri sendiri. Kok bisa sih saya seceroboh itu? Saya sempat berfikir apakah ini akibat dari dosa-dosa yang saya perbuat selama ini TT. Terus saja saya berucap lirih “Qodarullah wa masya’a fa’al” hingga sampai ke kos.
Sesampainya di kos, saya menuju ke tempat print untuk menyiapkan berkas-berkas yang belum dicetak. Ketika itu saya melihat seseorang sedang mencetak surat lamaran untuk DBC Co. Karena orang tersebut dari jurusan ekonomi, saya berfikir perusahaan tersebut merupakan perusahaan konsultan ekonomi. Selain itu, DBC Co. juga tidak masuk dalam list calon perusahaan yang saya targetkan, sehingga saya tidak menyiapkan berkas untuk perusahaan ini. Setelah semua berkas yang diperlukan sudah tercetak, saya bergegas untuk berangkat ke JEC.
Sesampainya di sana, saya kaget karena DBC Co., memiliki banyak antrean pendaftar. Panjang sekali. Pendaftar online saja hingga 3100an. Belum yang datang di stand Job Fair-nya. Daya tarik dari perusahaan ini adalah stand-nya yang bagus karena termasuk Gold Sponsor. Sehingga cukup banyak menarik atensi Job Seeker. Setelah saya tanya orang-orang yang juga ingin mendaftar, ternyata untuk mendaftar, hanya mengisi formulir online di laptop panitia. Alhamdulillah, jadi tidak membutuhkan fortopolio tambahan.
Sore harinya alhamdulillah masuk email panggilan test dari DBC Co., belajar dari kesalahan, saya siapkan semua yang tertulis di email. Tanggal 26 Februari saya melaksanakan psikotest dan LGD. Lalu lanjut wawancara tanggal 27 Februari. Akhirnya, dengan hikmah Allah tanggal 28 Februari 2017 saya mendapat Offering Letter untuk bergabung di DBC Co. Masyaallah pada tanggal tersebut bersamaan dengan Ultah Ibunda, akhirnya saya berkesempatan memberikan kado manis pada beliau.
Alhamdulillah Sungguh Indah Skenario-Mu Ya Allah, semoga diri ini selalu bisa bersyukur dan terus mendekatkan diri kepada-Mu. Amin
Tulungagung, 13 Maret 2017
Adimas Prasetyaaji
1 note · View note
adimasaji · 8 years ago
Quote
Kehendak nafsu itu manis pangkalnya dan hambar ujungnya. Sedangkan kehendak akal pahit pangkalnya tetapi manis ujungnya.
Buya Hamka - Falsafah Hidup
2 notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Quote
Pencapaian besar dimulai dari pencapaian-pencapaian kecil hari ini. Jadi, lakukan apapun yang terbaik. Lalu tuliskanlah sehingga hal tersebut akan memunculkan perasaan percaya diri yang tinggi untuk bekal perjuangan selanjutnya.
Job Hunter D6
3 notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Text
Balik 7,5 tahun yang lalu bermula dari sebuah percakapan di samping lapangan sekolah:
Bayu: “Dim, kenalin ini Lukman, salah satu tim olim TIK.”
Aku dan Lukman lalu berjabat tangan dan berkenalan satu sama lain. Saat itulah pertama kali aku mengenal sosok yang selalu “jayus yet jenius” hingga saat ini haha.
Baiklah ketika itu, di kelas 10, kami sering berlatih program komputer C++ di lab komputer bersama anggota tim lain untuk mempersiapkan sebuah perlombaan. Aku yang saat itu hanya bergabung karena rekomendasi dari seorang guru, harus belajar dari awal soal TIK. Apa yang aku bayangkan ketika menerima tawaran tersebut rupanya berbeda dengan apa yang harus dipelajari di dalamnya. Sementara, anggota tim lain sepertinya sudah terbiasa dengan bentuk soal-soal dan algoritma pemrograman yang disajikan. Dari semua anggota tim, ada satu orang yang paling memukau menurutku, yaitu si Lukman. Dia mampu menyelesaikan soal matematika/logika secara cepat dan benar. Dengan periode latihan yang cukup akhirnya, dipilihlah 3 terbaik yang akan maju mewakili sekolah di kabupaten. Dan bisa ditebak si Lukman lolos pertama, Bayu, lalu namaku. Di tingkat kabupaten hanya Lukman yang berhasil lolos ke provinsi dengan peringkat 2. Wow.
Kelas 11, kami berbeda haluan. Aku ikut tim Kimia, Lukman tim Kebumian, dan Habib (seorang sahabat yang bergabung bersama aku dan Lukman) ikut tim Matematika. Bertiga, kami sama-sama lolos ke tingkat provinsi dan dari saat itu kami sering mengikuti lomba bareng, backpacker, kuliner, hingga main PES. Baik, aku akan fokus menceritakan pribadi Lukman dalam cerita ini. Dia adalah cowok yang males untuk ngapa2in, jago main PES, hampir pasti ngalamin motion sickness di dalam bis, paling suka tidur di perjalanan naik kereta, penyuka kuliner (hingga harddisk laptop nya diberi nama-nama makanan -_-) dan dia sering ter-bully oleh kami berdua. HAHA. Namun dari kelas 11 hingga kelas 12 dia masuk 5 besar paralel jurusan IPA, tapi masih di bawah kami berdua wkwk. Itu pun karena dia tidak pernah sungguh-sungguh.
Saat itu kami sama-sama tidak lolos SNMPTN Undangan, sehingga harus berjuang lagi. Pada saat-saat yang menentukan itu, ada aja momen yang bikin geleng-geleng kepala. Kami telat masuk tempat tes SNMPTN Tulis!!! Itu karena kami harus naik angkot dan pas hari H memang kemacetan tidak kami prediksi (-___-). Alhamdulillah dengan hikmah Allah Lukman tetap lolos di T.Geodesi UGM, Habib di Kedokteran UNEJ, dan aku di T.Kimia UGM. Namun akhirnya Lukman memilih STIS pada saat terakhir pendaftaran, dari saat itu kami baru tersadar bahwa kami terpisah di bagian timur, tengah, dan barat bagian pulau jawa. Well, semoga masih bisa bertemu lagi nanti, lengkap bertiga.
Beberapa tahun belum bertemu, aku mendapat kabar yang sangat membahagiakan yaitu Lukman akan menikah Tahun 2017. Wow. Seorang yang dulu sangat tidak perhatian bahkan dengan penampilannya sendiri, sekarang berubah menjadi sosok yang dewasa dan sholih. Dia termasuk 10 lulusan terbaik STIS di angkatannya sehingga dia ditempatkan di Jakarta. Pasangannya adalah wanita sholihah yang cerdas lulusan Geodesi ITB, yang juga teman lesku. Barakallah, “semoga Allah memberkahimu di waktu bahagia dan memberkahimu di waktu susah, serta semoga Allah mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR. Abu Dawud no. 2130).
Tumblr media
(bahagianya melihat kalian bahagia, minus Habib yang sedang koas 🙁)
Tumblr media
(Ganteng and Cantik banget)
Tulungagung, 27 Januari 2017
Adimas Prasetyaaji
6 notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Text
Pernah denger sebuah hadits, bahwa wanita dinikahi karena 4 hal, salah satunya karena kecantikannya, padahal kecantikan yang dimaksud menurut sebagian besar ulama adalah ketenangan jiwa yang ditimbulkan ketika kita (kaum lelaki) hanya dengan memandangnya atau mendengar suaranya saja, bukan cantik yang selama ini didefinisikan oleh kebanyakan orang, termasuk aku dulu. Ada kisah menarik ketika Rasul SAW pertama kali melihat malaikat Jibril as. Beliau SAW sangat ketakutan hingga seluruh badannya bergetar, ketika ada suara memanggil nama beliau SAW namun ketika menoleh ke samping kiri, kanan, dan belakang tidak ada seorang pun, dan malah saat melihat ke atas ada sosok malaikat Jibril as. Beliau SAW lari kerumah beliau dan sesampainya di rumah beliau SAW langsung merasa cukup tenang ketika mendengar suara istri tercintanya Khadijah r.a dan diselimuti olehnya hingga Allah SWT menurunkan wahyu untuk menenangkan hati beliau SAW. Masya Allah.
Cantik dan Kekeliruan Pandangan
Tumblr media
Saya jarang mengekspresikan perasaan saya secara gamblang kepada istri saya di media sosial. Tujuannya seperti apa yang pernah saya tuliskan dalam postingan sebelumnya (silakan klik tulisan ini dan ini). Besok tanggal 23, artinya akan tepat 4 bulan pernikahan kami dalam penanggalan masehi.
Ada begitu banyak pelajaran. Terutama terkait apa-apa yang dulu dipikirkan ataupun dikhawatirkan ketika belum menikah. Dan kini apa yang terjadi selepas menikah. Ada banyak sekali hal-hal baru yang didapatkan, sekaligus hal-hal yang mengejutkan. Tapi setidaknya, saya ingin terus berbagi tentang banyak hal terkait apa yang saya alami dan pelajari dari pernikahan kami ini.
Kini saya ingin berbagi kepada kaum saya, laki-laki. Ada hal-hal yang sebagai laki-laki, dulu saya pernah merasakan dan mengalamninya;
Saat sudah menikah nanti, kau (laki-laki) akan memahami bahwa kecantikan yang sebelumnya kau cari-cari letaknya tidak pernah berada di paras. Kecantikan yang dulu selalu memukaumu dari wajah yang hilir mudik di timeline instagram. Kecantikan yang dulu menggoyahkan imanmu dan membuatmu berhasrat untuk memilikinya. Selepas menikah nanti, kau akan menyadari kekeliruanmu. Kau kelak akan mendapati kecantikan itu adalah sesuatu yang lahir dari dalam diri, menjadi perkataan dan perbuatan. Dan kecantikan paling indah adalah ketaatannya padamu yang membuat hatimu menjadi tentram. Jika hari ini kau masih memandang kecantikan sebagai sebuah syarat, maka sepertinya ada yang hilang dari niatmu.
Jadi, perbaikilah niat itu sebelum meneruskannya menjadi tindakan yang benar-benar akan mengikatmu dengan tanggungjawab. Seumur hidup, selamanya. Dunia dan akhiratmu. Yogyakarta, 22 Januari 2017 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes
adimasaji · 8 years ago
Text
Sungguh Indah Skenario-Nya #1
Bulan Desember 2016 lalu, aku balik ke kampung halaman untuk menjenguk keluarga dan memanfaatkan waktu liburan bersama. Maklum jika bukan libur bersama, waktu berkumpul kami hanya malam hari atau ketika hari Minggu. Suatu saat dalam momen liburan itu, aku dan ayah sedang bercakap-cakap di ruang tamu. Kami sekedar membicarakan hal-hal sederhana dengan tujuan menghabiskan waktu bersama. Di tengah pembicaraan, handphone beliau berdering. Ketika itu, terlihat handphone beliau dan seketika itu aku menyadari bahwa memang seorang ayah selalu menganggap prioritas anggota keluarga lebih penting daripada prioritas dirinya sendiri. Sebuah bentuk penundukan ego yang luar biasa. Bagaimana tidak? Selama ini beliau telah membelikan istri dan anak-anak nya handphone yang sangat layak, namun beliau sendiri hanya menggunakan handphone yang, maaf merk #lokal, dan layarnya sudah pecah karena pernah terjatuh. Benar-benar pecah hingga aku melihatnya saja miris. Aku yakin beliau mampu membeli yang lebih baik, namun beliau mendahulukan kebutuhan anak istrinya hingga mereka tidak merasa kurang.
Saat itu aku malu, walaupun handphone-ku adalah hasil pembelianku pribadi, aku merasa malu karena beliau dengan pekerjaan yang sangat banyak dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, mobilitas alat komunikasinya tidak lebih baik dari aku, yang hanya seorang mahasiswa yang hanya itu-itu saja tugasnya. Dalam jeda pembicaraan itu, muncul sebuah rencana kecil untuk mengganti handphone beliau dengan yang lebih baik. Bismillah.
Beberapa minggu kemudian, tepatnya tanggal 20 Januari 2017, Allah mengizinkan aku membeli sebuah handphone baru untuk ayah yang tentunya kali ini lebih bagus daripada milikku sendiri. Aku ingin memberi beliau kejutan pada tanggal 26 Januari 2017 nanti ketika aku pulang. Skenario-Nya yang begitu rapi adalah ketika aku memberikan kabar kepada ibu, orang pertama yang selalu tahu apapun yang aku lakukan, tentang kelulusan ujian komprehensifku pada tanggal 24 Januari 2017. Karena aku berkabar kepada ibu, beberapa saat kemudian ada panggilan masuk, dari ayah. Beliau memberikan ucapan selamat kepadaku dan bagian paling bikin ingat sama Allah adalah “Le, maaf ayah belum bisa ngasih ucapan via WA, HP ayah kemarin lusa hilang pas di Pasuruan.” Masya Allah, aku terharu mendengar hal itu. Aku hanya membalas, “Tidak apa-apa yah, semua ini juga berkat doa panjenengan sama ibu. Bla bla bla. Soal HP, semoga Allah meggantinya dengan yang lebih baik ya yah. Amin.” Aku hanya berdzikir, masya Allah, Allah SWT telah mengganti HP beliau sebelum beliau berdoa agar diganti yang lebih baik.
Sungguh indah skenario-Mu Ya Rabb. Alhamdulillah. Semoga bisa menuliskan lagi indahnya skenario-Nya dalam kehidupan pribadi/orang-orang sekitar. Doakan agar ada seri #2, #3, dst. Hehe. Terima kasih sudah membaca.
Yogyakarta, 25 Januari 2017 (2:49 AM)
Adimas Prasetyaaji
4 notes · View notes
adimasaji · 9 years ago
Quote
Untuk kamu yang sedang sama-sama berjuang disana, janganlah khawatir akan rasa itu. Saat kita terlalu jauh berspekulasi, coba kembalikan kepada-Nya, tempat menggantungkan segala rasa. Bukankah Dia telah mengirim dua makhluk yang super taat di samping kanan dan kiri kita yang mencatat apapun yang kita lakukan, apapun yang kita ucapkan? Kita ganti kekhawatiran itu dengan doa dan usaha terbaik untuk ketaatan pada-Nya.
2 notes · View notes
adimasaji · 9 years ago
Text
Morning thought: Hi ladies, is it true?
Aku menyadari bahwa setiap cewek, bahkan ibuku sendiri, naturally memiliki sifat ‘terlalu’ khawatir terhadap orang-orang yang mereka sayang. Sifat itu muncul karena mereka sangat peduli terhadap kita. Mereka butuh tahu bagaimana kondisi kita, apa yang kita lakukan dan rasakan, sesering mereka mengingat urusan rumah/pekerjaan/perkuliahan mereka? Itu juga yang menyebabkan mereka dianugerahi kemampuan multitasking melebihi cowok. Inget, itu secara natural ya! Terkadang memang ada ibu yang tidak selalu pengen tahu bagaimana kondisi anak-anaknya, tapi pastilah mereka selalu menyisipkan doa kecilnya.
Nah, selain mereka membutuhkan clarity about our personal state, both physical state and feeling, mereka juga membutuhkan pembenaran tentang apa yang mereka lakukan. ‘Hmm membutuhkan pembenaran, what do you mean by that?’ simple-nya begini, ketika wanita mengambil sebuah keputusan, mereka tidak bisa 100% yakin apakah hal itu benar atau tidak. Ini akibat dari luasnya sudut pandang yang mereka ambil, sehingga butuh seseorang yang dapat meyakinkan keputusan tersebut (mungkin hanya menguatkan sudut pandang tertentu). Kita dapat melihat contoh kecilnya ketika ibu/saudara cewek kita sedang membeli baju. Kadang, mereka membeli hampir semua opsi yang mereka temukan :D
‘Apa sih poin dari tulisan ini?’ Jadi readers, dengan mengetahui karakter tersebut, kita akan sebisa mungkin tidak membuat ibu-ibu kita menjadi ‘terlalu’ khawatir, paling mudah dengan cara lebih sering menghubungi beliau. Bukankah obrolan ringan melalui whatsapp call beberapa menit sudah cukup membuat mereka tenang? Lalu, poin selanjutnya adalah mengusahakan untuk memberikan opini yang otentik dan logis yang mereka butuhkan.
2 notes · View notes
adimasaji · 9 years ago
Text
Ingatan yang belajar
Terkadang, muncul sebuah pembenaran yang membabi buta bahwa kemampuan mengingat atau menghafal seseorang akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Tidak jarang dari pernyataan itu, muncul alasan-alasan untuk tidak memaksimalkan potensi yang diberikan-Nya. Ketika misal kita menemukan sesuatu yang terlihat sangat banyak dan sulit untuk dihafal, muncul sebuah fikiran untuk ‘menurunkan standard’ pembelajaran. Alasan-alasan seperti “Ilmu ini terlalu rumit, yasudah yang penting TAU garis besarnya saja. Kalo butuh nanti dibaca lagi.” atau “Penjelasan di artikel ini cukup sulit, aku save dulu aja, toh kalo tidak bisa tinggal lihat HP di bookmarked page!”
Ya, kadang saya pribadi melakukan hal itu. Hal itu bisa terbilang terlalu ‘memanjakan pikiran’ untuk tidak menghafalkannya/memahamkannya tapi hanya sekedar TAU. Ya sebagai akibat, ilmu itu tidak permanen, hanya tinggal beberapa hari/minggu saja. Dialog diri pun sering terjadi, “Apakah kamu lupa kisah Imam Bukhari, Imam Muslim, Sunan Ibnu Majah, dan perawi-perawi hadist lainnya yang mampu menghafal ribuan hadist disaat fasilitas mereka tidak selengkap fasilitasmu saat ini?” Lalu terbawalah diri ini semakin larut dalam muhasabah diri, “Mengapa hafalanku buruk?”
Saya penasaran dengan pertanyaan itu, dan mencoba untuk mencari jawabannya secara Syar’i. Setelah mencari beberapa sumber, ketemulah sebuah artikel di internet yang menurut saya sangat bagus. Artikel tersebut menjelaskan rahasia para sahabat Nabi SAW dan orang-orang sholih yang memiliki kemampuan hafalan yang luar biasa, diantaranya adalah mereka selalu mengingat Allah SWT dan menjauhi dosa/maksiat.
Masya Allah, kebetulan hari itu saya selesai membaca salah satu bab buku Nashaihul ‘Ibad (melembutkan hati) karangan Imam Ibn Hajar al-’Asqalani yang menjelaskan tatacara untuk selalu mengingat Allah SWT dan amalan penghapus dosa walaupun sebanyak buih di lautan.
Ahli Fiqih Abul Laits berkata: “Barangsiapa melestarikan tujuh kalimat berikut, maka ia akan menjadi orang yang mulia dalam pandangan Allah dan malaikat, dosanya diampuni walaupun sebanyak buih di lautan, dapat merasakan manisnya taat, serta hidup dan matinya menjadi baik. (Tujuh kalimat tersebut adalah): (1) Membaca Basmalah setiap kali memulai pekerjaan; (2) Membaca Hamdalah setiap kali mengakhiri pekerjaan; (3) Membaca Istighfar setiap kali terlanjur mengucapkan perkataan yang tidak berguna; (4) Mengucapkan Insya Allah setiap kali ingin melakukan sesuatu; (5) Jika menghadapi sesuatu yang berat, ia mengucapkan Laa Haula Wa Laa Quwwaata Illaa Billaahil ‘Aliyyil ‘Azhim; (6) Jika terkena musibah, ia mengucapkan Innaa Lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji’uun; (7) Baik siang maupun malam, tak pernah lalai membaca Laa Ilaaha Illallaah Muhammadur Rasuulullaah.”
Jadi, bukan semata-mata umur yang menyebabkan hafalan kita menjadi sulit, namun juga beban dosa yang ada dalam diri kita. Semoga dengan terus belajar, berdoa, bersabar, dan bersyukur, Allah SWT memberikan hikmah ilmu kepada kita. Amin..
Wassalam,
AP
Tumblr media
Reference:
Link artikel: http://catatandars.blogspot.co.id/2014/02/sepuluh-wasiat-dalam-menguatkan-hafalan.html?m=1
Sumber buku: al-’Asqalani, I. I. H., 2016, “Nashaihul ‘Ibad (Melembutkan Hati)”, hal. 190-191, Mitra Pustaka: Yogyakarta.
Sumber gambar: Koleksi galeri penulis
0 notes
adimasaji · 9 years ago
Quote
We should be careful not to exhaust our available time on things that are merely good and leave little time for that which is better or best.
Dallin Oaks
1 note · View note
adimasaji · 9 years ago
Text
March-April 2016 Books
Assalamu’alaikum, yeah after so long I didn’t write anything about the books I've read, this following post is my second attempt to write a resume of the books that I have completed reading during March to April 2016 :D. Enjoy…
Tumblr media
Allegiant (Mizan Fantasy, 496 pages)
Allegiant, the third novel in Divergent Trilogy, presents a fairly unique way of storytelling. Veronica Roth as a writer describes the storyline with the two facet of perspectives from two main characters interchangeably, namely Tris and Four.
Allegiant is expected to be the answers of the vast mysteries in previous novels. I, personally have a lot of questions in mind, like what is the main purpose of making the faction system? What actually exists outside Chicago city? And who is Edith Prior who claims to be the initiator of Chicago? Yep, in this novel, those questions above are answered clearly, but not so dazzling me as a reader.
This trilogy is very exciting in the beginning because it contains many vague mysteries. Additionally, they are not seldom to be unrelated and contradictory one and another, but it make them so intrigue to read. In my own opinion the answeraren’t as horrendous as I expect. For example, first is the condition of city outside Chicago. There are no interesting events beside the internal conflict at the Bureau. The bureau itself governs and oversees ‘Chicago-simulation-city’ to create Divergent as much as possible with faction system. Second is the main goals of Bureau disguise to obtain Divergent, since Divergent doesn’t make special effect in the story except he/she is not affected by simulation, then, why there should be a Divergent a.k.a pure genetic? Perhaps, the last novel named ‘Four’ will explain every obscurities. Above all, Allegiant is able to describe the after-urban circumstances very well.
Tumblr media
Emotional Intelligent (PT. Gramedia Pustaka Utama, 483 pages)
Emotional Intelligence is a self-improvement book with highly research support data conducted by the author and his colleagues. This book was first written when the author discovered the principle of brain structure and function that affect the psychological responses. At the beginning of this book, it describes the part of the brain called the amygdala and the prefrontal lobes. Analogy used to describe those parts is that amygdala as the proposer (emotion triggers), and prefrontal lobes as a determinant (logic inducers).
I will write down the key points which are summarized in sticky notes inside this book (in Bahasa):
“Menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang.”
“Empati dibangun berdasarkan kesadaran diri, semakin terbuka kita kepada emosi diri sendiri, semakin terampil kita membaca perasaan orang lain.”
“Mencintai dan bekerja adalah kemampuan yang menandai matangnya kedewasaan.”
“Sukses sekolah pada seorang anak tidak diramalkan dari kemampuan dirinya untuk membaca, melainkan pada sikap-sikap: yakin pada diri sendiri, mempunyai minat, tahu perilaku apa yang diharapkan orang lain, mampu menunggu, mengikuti petunjuk dan mengungkapkan kebutuhannya.”
So, that's all I can share about this book. I hope this will encourage and boost our emotional intelligent.
Tumblr media
Markas Cahaya (PT. Bentang Pustaka, 220 pages)
Markas Cahaya is a spiritual book that tells the story of Hijrah of Sakti (former guitarist of Sheila on 7) to become Salman Al-Jugjawy who is currently more familiar with Sunnah.
His hijrah story started when he finished a concert in Surabaya in 2004, he knew that his mother whom he loved so much is getting sick and had to be taken to hospital. In that hospital, Sakti though what actually he was looking for in this world? Should he pursue his goals that made his mother aside? And how can he devote to her mother and then to Allah SWT, if this condition keep going? This event was able to make him to better interpret religion journey of his life.
Then, additionally there is also the story of his concert in Malaysia. When he was at the plane which brought him to Malaysia, he was reading a book called " Menjemput Sakaratul Maut Bersama Rasulullah SAW (in Bahasa)". The content of that book inspire him to Hijrah to Allah SWT, remember life after death, and do Shalat properly.
Alhamdulillah, he is currently enjoying his life with faith in his heart. And may we are given the clarity of faith. Amiiin…
PS. Thanks to S for this book. I really loved it. May Allah SWT always protect you.
0 notes
adimasaji · 9 years ago
Text
Intuisi
Beberapa baris tulisan di status LINE Haidar Muhammad TK ’14 yang sengaja aku tulis dengan izin dia untuk menjadi pengingat pribadi dan orang-orang yang membutuhkan. Silakan diambil manfaatnya:
“Beberapa orang memiliki intuisi yang baik. Ia peka, dan tahu bagaimana bersikap jika bertemu seseorang.
Saat hati tertutup oleh dosa dan keinginan syahwati, intuisi ini memudar. Kita jadi tak lagi peduli orang lain. Egois, dan egosentris.
Begitulah, mengapa beberapa orang teman yang sangat terjaga ketaatannya, sangat terjaga pula akhlaqnya.
Kita bisa mengingat orang-orang yang jika bertemu menerbitkan senyum di wajah sendu. Menyegarkan jiwa yang kering oleh iman. Juga menyibak otak dari mendung kekhawatiran.
Mereka adalah teman yang berharga. Dan aku sadar, untuk bisa menjadi seperti mereka, adalah perjuangan sepanjang hidup.
Ah, betapa indah pada sahabat menggambarkan wajah Rasulullah SAW, “wajah beliau adalah wajah tersenyum..”
“lebih indah dan bercahaya ketimbang bulan purnama””
Kadang, sebuah tulisan sederhana nan ikhlas dari seorang penulis, mampu membuat batin kita bangun dari rasa nyaman dan mulai berinstrospeksi. Mulai untuk melihat dalam diri apakah diri ini mampu menjadi sebermanfaat itu? Life Notes, 17Nov16
0 notes
adimasaji · 9 years ago
Text
‘rawaasiya’.
Tumblr media
Saya suka sekali falsafah gunung. 
Pernah melihat suatu ilustrasi, jika ingin konsentrasi, bayangkan diri sendiri seperti gunung yang kokoh. Jika ada distraksi, anggaplah mereka hanyalah awan-awan yang berseliweran. Sedangkan dirimu tetap kokoh di tempat.
Kemudian, tadabbur saya kebetulan sampai ke sebuah ayat tentang gunung. ‘Rawaasiya’. Sesuatu yang kokoh.
وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa bagi orang-orang yang bertanya. QS. Fussilat : 10
Ayat ini menjadi inspirasi bagi saya untuk menciptakan kekokohan diri. Entah jam tidur yang selalu sama tiap hari, mengusahakan jalan kaki dari rumah ke (masjid) Salman paling tidak tiga kali sehari, tilawah beberapa lembar, tidak facebookan kalau memang tidak perlu, dan patok-patok diri lainnya.
Mungkin kita akan kuatir. Jika kita misal tidak setiap hari facebookan, kita akan ketinggalan berita terkini. Jika kita jalan kaki, kita kehabisan waktu. Atau ketika kita tidak membalas pesan-pesan Whatsapp di grup, maka kita akan dianggap sombong.
Namun, saya belajar, dengan mengusahakan patok-patok diri untuk alasan yang baik, maka semuanya akan menyesuaikan. Limpahan informasi dalam facebook digantikan dengan keleluasaan waktu untuk refleksi dan menstrategikan mimpi. Jalan kaki ke kantor membuat kita jadi makin presisi mengatur waktu. Tidak lantas lekas merespon pesan-pesan kasual di WA membuat kita makin respek terhadap lawan bicara nyata kita.
Asmaul husna yang saya sukai kini, dan cukup sering mengawali do’a-do’a saya ialah yaa Matin. Wahai yang maha kokoh. :D
Mari, bangun pribadi kokoh dan berkekuatan~!
*Ilusrasi dari sini.
83 notes · View notes