Text
Tuhan tau semua yg kau lakukan, baik buruknya, Tuhan tau betul.
Tapi selalu bersedia memaafkan walaupun kau sering ingkar,
masih memberikan jutaan nikmatNya kepadamu tanpa mengharap satupun imbalan darimu, hanya untuk kebaikan mu saja.
Tapi apa? keluhan dan tuntutan mu pun semakin banyak, seolah Tuhan berkewajiban untuk memenuhi semua ekspektasi mu.
Kalau tidak, amarahmu pun seolah-olah seperti memberi Tuhan pelajaran.
Kau menuntut cintaNya, padahal cinta itu tak terhalang oleh apapun, kau saja yg buta tak dapat melihat cinta yg mengalir segitu deras nya.
Katamu, “mana Tuhan cinta yg kau berikan pada hamba-hamba Mu yg lain? Kenapa aku tidak, kau pilih kasih Tuhan”
Kalau semua yang kau dapatkan itu bukan cinta, lantas apa namanya?
Kau hanya diminta taat saja, susah sekali.
Hamba yang tidak tau diri.
Af.
6 notes
·
View notes
Text
“Ya Allah aku serahkan hidupku padaMu”
Manaaa?
Mana yg katanya “aku menyerahkan hidupku padaMu”
Kamu? Beneran? Yakin?
Kok masih curiga aja sama takdir Tuhan
Kok masih saja mengeluhkan perkara-perkara dunia yang ngga ada apa-apa nya itu
Itu yg namanya tawakal versi kamu?
Jangan munafik.
Jangan seolah-olah kamu benar mengatakan sesuai hatimu.
Engga kan, itu hanya dimulut aja kan,
Nyatanya kamu mengeluhkan setiap ketentuan yang berlaku dalam hidupmu,
Jadi mana penyerahan yang kamu maksud itu?
Menyerahkan semuanya pada Tuhan tapi doyan ngeluh.
Gimana sih, ngga gitu konsep nya.
Af.
13 notes
·
View notes
Text
Ketika pikiran penuh dengan sumpah serapah didalamnya.
Aku tetap melukis senyum di wajah ini seakan tak perduli dengan bisingnya.
Yaaa…Aku lihai dalam hal itu.
Kalimat2 buruk itu, aku mencoba tak mendengar.
Tak ingin perduli dengan caci maki dan rasa sakit setelahnya.
Kataku kala itu “biarkan saja ya, barangkali inilah seninya”.
Jiwaku selalu berupaya menyembuhkan bagian2 lukanya sendiri, aku sangat berterima kasih dan aku merayakan setiap bagian yg baru umbuh.
aku tau betul tidak lah mudah untuk proses ini, namun bagian terbaiknya, aku kembali terlahir hanya untuk menari dibawah hujan, melihat matahari terbit dan terbenam, berjalan di tepi pantai dan bersenandung karna perasaan bahagia.
Lalu aku kembali bertahan, karna sadar besok masih ada satu hari lagi.
Af.
0 notes
Text
Aku sebelum kamu adalah seseorang yg tidak bisa mengatur langkah kaki, berlarian tanpa arah, tanpa berhenti.
Aku sebelum kamu tidak pernah membayangkan akan sejauh mana membawa diri yg sedang memikul luka yg dibalut rasa trauma ini.
Iyaaa…
Aku lelah.
Aku lengah.
Aku sebelum kamu melangkah dengan hiruk pikuknya isi kepala, membawa pergi segala anganku.
Aku, yg dituntut oleh diriku sendiri untuk tetap menyerah pada lupa.
Aku sebelum kamu
Hanyalah si munafik yg membiarkan dunia mengira bahwa semua baik-baik saja.
Sekarang semuanya telah usai…
Aku bersamamu.
Akan ku lukis lagi pelangi di langitku dengan kamu sebagai kuasnya.
Af.
6 notes
·
View notes
Text
Perihal Ikhlas yang Selalu Menjadi Ujian
Ikhlas itu ...
Ketika kamu beramal dengan sama baiknya ketika ada orang lain ataupun tidak ada orang lain.
Ketika kamu sholat sama khusyu'nya ketika berjamaah atau sholat sendirian.
Ketika kamu bersedekah sama banyaknya ketika disebutkan atau tidak nominal sedekahmu.
Ketika kamu bahagia dengan kebahagiaan yang sama membantu orang lain, tidak berkurang kebahagiaanmu meski orang yang dibantu tidak mengucapkan terima kasih.
Ketika kamu merasa ... inilah amalku, Allah yang menilai. Tidak butuh penilaian manusia.
Ketika kamu mencukupkan penilaian Allah semata. Ikhlas lillahi ta'ala.
Perihal ikhlas memang tak mudah. Bahkan akan menjadi ujian meski sekian waktu lamanya.
Seperti dirimu yang tetap menjaga ikhlas, di saat dulu kamu menolong orang, tetapi ketika kamu butuh bantuannya, dia tidak mau membantu.
Ketika hatimu sama lapangnya dalam situasi itu. Tanpa menyebut, "Padahal dulu aku bantu kamu,"
Karena sekali kalimat itu terucap, artinya ikhlasmu tak sempurna. Sebab hatimu mendamba balasan orang lain, tidak mencukupkan hati dengan balasan Allah.
Sekali lagi, perihal ikhlas tak pernah mudah.
23 notes
·
View notes
Text
Selamat Tahun Baru Islam
1 Muharram 1446 H 🥰🕌
Semoga Allah selalu menjaga kita terutama dari hawa nafsu kita sendiri
Dan semoga Allah mudahkan untuk mengupgrade diri jadi lebih baik lagi…
Jika tahun lalu sholatnya sering diakhir waktu
Semoga tahun ini dan seterusnya bisa sholat tepat waktu ya 🥰
Jika tahun lalu jarang ngaji
Semoga tahun ini dan seterusnya AlQuran sudah jd sahabat.
Niatin hal2 baik sebanyak2 nya
Pengen ketagihan ibadah
Pengen setiap hari istighfar dan sholawat
Apapun itu, niatin yg baik2🌷
Maaf lahir batin ya temen2 🩷
Af.
21 notes
·
View notes
Text
Aku rapuh
Tak perduli sebanyak apa luka yg kau beri, aku masih tetap disini.
Tak perduli pupus harap ku, aku masih bersedia menunggu hal yg kutau pasti tak mungkin terjadi.
Seperti yg kukatakan, aku masih disini menutup luka-luka dengan sempurna seolah semua baik-baik saja.
Dan iya, hari ini aku benar-benar rapuh, Tuan.
Aku sedang tidak baik-baik saja.
Af.
8 notes
·
View notes
Text
🧺🫘🫙🥨
Memang tidak ada yg akan memberitahumu hidup esok hari, semakin sulit atau kebalikannya.
Tapi semoga ada yg bertanya padamu “apa kamu baik-baik saja” ? Atau memastikan bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar.
Semoga ada yg bersedia meminjamkan pundaknya untukmu, mendengar celotehanmu dengan senyum di wajahnya.
Semangat 😙
Af.
8 notes
·
View notes
Text
Mata teduh itu menghampirinya seolah berlari disaat mata mata yg lain hanya memandangi dari kejauhan
Ia hanya melihat, tapi seolah mengintip jiwa
Luka yg tersembunyi pun terlihat jelas
Luka yg Terbungkus rapi, yg enggan angkat kaki
Luka yg sebenarnya tak mampu ia emban lagi.
Seketika hening, tidak lagi berisik
Untuk pertama kalinya Ia tidak lagi ingin berlari
“inilah saya tuan, Saya dengan luka-luka saya”
Ia tak ingin berbagi luka namun berharap disembuhkan.
Af.
8 notes
·
View notes
Text

Ternyata bisa dilewati juga kan
Ujian yg katanya berat
Ternyata bisa berdamai juga kan dengan keadaan yg katanya ngga sanggup dihadapi
Yg hancur akan utuh lagi
Yg hilang akan tergantikan
Yaa, begitulah semuanya terjadi
Dan ternyata,
Bukan tak mampu, tapi sabarnya yg kurang.
Bukan tak bisa, tapi tak mau.
Af.
11 notes
·
View notes
Text

Hari ini adalah perayaan 4 tahun saya di Tumblr 🥳
0 notes
Text
Puan..
Kau lestari dalam anganku, terpatri dalam seluk beluk urat nadiku, menggerutu merdu dalam pusara logikaku, menyeruak indah pada titian frasa intuisiku, tertawa syahdu diambang batas niscayaku. Kubiarkan kau berbaring tenang disana, kuabadikan tentangmu sebagai pijar bintang berpangku sukma.
Puan..
Jika cinta ini lautan hina, akankah kau bumi dengan samuderanya?. Jika kau biru segara, apakah bagimu cintaku ini merupa bencana?. Sejauh gurat yang kubaca, tintamu tetaplah gemercak rancu yang menghujamiku dengan rangkaian tanya tanpa susunan aksara. Sejauh hati ini merasa, megamu merundung angkasa bercampur mendung dan badai. Sedang aku langit dengan pasak rapuh yang dengan lancangnya mencoba mendekapmu penuh.
Kau terluka, dan aku lumpuh..
Sebab itulah aku pergi, tapi lubuk hati terdalamku tak pernah sedikitpun membencimu. Kau tetaplah rangkaian bunga yang melingkari pergelangan lenganku. Namun kini ia merupa ungkapan kasih yang sudah tak mampu kuemban lagi hanya dengan sebatas sabar. Ia merupa sajak-sajak kecemburuan, senandung bait-bait keikhlasan, deburan ombak tanpa teguran yang kelak kan menghantam. Ia bara api yang takut kedinginan tuk membakar, dan larik puisi yang dengan pengilhaman tidak untuk diprosakan.
Puan..
Aku mencintaimu dengan penuh ketakutan dan sadar. Namun jika mencintaimu dalam kediamanku membuatmu merasakan arti kedamaian, maka biarkan aku mewakilkan angin untuk membelai wajahmu dari kejauhan. Jika setulus juangku kau anggap tak lebih dari debu jalanan, biarkan aku menjadi hamparan angan yang bahkan tak tampak dalam harapan, hingga kemudian hilang.
Orang-orang kan berlalu lalang, tapi kau akan tetap terpatri dalam ingatan, mengalun indah pada tiap melodi memori yang terlinimasakan. Sebab cinta itu rumit, karenanya kepala ini merunduk kikuk. Maka puan, jika kepergianku ialah senja yang mampu untuk kau nikmati jingganya, biarkan aku terbenam dalam sore yang menunggu malam memadam. Bahkan bila mencintaimu bermaknakan untuk mengajariku penyesalan, maka biarkan aku menyesal dalam keabadian.
Puan...
Sebab aku merasa, menjadi mentarimu terlalu lancang bagiku. Siapalah aku ini. Sungguh tak layak bagiku menggerutu, memintamu mengorbit bintang katai merah tua renta yang tak tahu malu. Cahayaku terlalu redup untuk sekedar menghangatkan dinginmu. Gemerlap keberanianku telah terhisap kegelapan lubang hitam yang kau ramu.
Sejauh kata terucap, nafasmu pun masihlah hembusan keyakinan yang kuanggap tabu. Sepelik inikah berdamai dengan masa lalu?. Rasanya ingin kuingkari saja kenyataan bahwa kau disana, terbakar lalu lebur mengabu. Sesulit inikah mengubur sajak-sajak cinta yang pernah tumbuh sepenuh untukmu?. Rasanya ingin kubungkam saja seluruh pujangga dengan segala omong kosongnya perihal cinta dan rindu.
Puan...
Kini larik puisi kehidupanku telah runtuh. Bagai reremahan pecahan kaca yang basah menggunung, sedang kau di dalamnya, diam termangu tanpa ada sedikitpun keinginan mencipta lagi percikan getaran hati yang telah terbunuh.
Larik itu sudah tak indah lagi, bahkan sejak dari dulu kau tahu itu kan?. Ia telah gugur, bak dedaunan yang kalah dengan musim, kesusahan mempertahankan asupan klorofil yang tersalur. Selepas pergimu, kini ia mulai menguning, dan waktu kan menghukumnya hingga kering.
Meski aku kembali, binar matamu pun telah berbeda, sebab kini bagimu ada-ku hanyalah pupuk kompos yang menyuburkan kelopak bunga egomu. Namun bagaimanapun juga aku telah puas, sebab telah mengerti bahwa aku bukanlah lebah yang kau mau.
Untukmu yang takkan kembali,
kututup kisah ini dengan bab keikhlasan
dengan berat hati kuucapkan; Selamat jalan...
Kudoakan segala tentangmu selalu berpayungkan kebahagiaan.
71 notes
·
View notes
Text
Orang-orang yg kita temui
Mereka terbentuk dari berbagai macam suka dan duka dalam hidupnya, cobaan hidup yg datang silih berganti.
Sangat mungkin ada beberapa dari mereka yg tidak sepemahaman denganmu.
Sekali lagi,
Jangan berharap semua orang sesuai dengan cara pandangmu.
Tidak akan ada, mungkin hanya akan mengundang kecewa saja. Kurang-kurangin.
Kau hanya perlu mempelajari mereka, lalu luaskan hatimu
Seperti yg mereka lakukan.
Tidak menutup kemungkinan kau pun begitu, dimata mereka. Manusia tidak luput dari salah bukan.
Keburukan orang lain bukan tanggung jawabmu
Kamu, Jadilah baik saja, setidaknya tidak menyusahkan orang lain.
Af.
16 notes
·
View notes
Text
Hatinya lagi terombang ambing.
Ia sedang kehilangan arah.
Dihantam oleh kenyataan-kenyataan pahit,
Dibantai habis oleh pikirannya.
Katanya,
Sial.
Aku kehilangan diriku.
Lagi.
Af.
18 notes
·
View notes
Text
Sore ini ditaman rumahku aku duduk memejamkan mata membayangkan dunia saat ini.
Kondisinya begitu memprihatinkan, mungkin ia lelah dengan tingkah laku manusia dengan berbagai macam sifat dan keangkuhannya. Apakah dunia sedang marah?
Aku menyadari dunia hari ini begitu tua, mendung menyelimuti langit, diiringi hembusan angin yg sejuk...
Apakah dunia akan secepatnya berakhir?
Lalu bagaimana denganku? Apakah aku sudah siap kembali kepadaNya? Apakah aku sudah mempersiapkan bekalku untuk pulang?
7 notes
·
View notes