Text
karena mengantar sejauh apapun akan tetap berpisah, jadi untuk apalagi kau sembunyikan perihnya?
0 notes
Text
kemarau seharusnya sudah tiba, tapi hujan masih enggan beranjak… mengapa pula harus mengambil alih hal yang tidak seharusnya kau miliki? mengapa jadi harus aku yang banyak bertanya? bukankah semua memiliki bagiannya sendiri? pakaian tebalku sudah hampir habis, mesin cuci bahkan tidak cukup untuk membuatnya kering sempurna, apakah aku akan mati kedinginan? atau memang karena ada pelangi yang bersusah payah dibentuk untuk menjemputku? diantara keduanya, aku hanya dapat mengandalkan harapan, semoga memang karena bernasib sangat baik.
0 notes
Text
Pelabuhan????
Masih banyak tempat untuk singgah, tapi aku sudah tidak punya tempat untuk memilih, bukan tidak ada tempat, tapi tidak mau memilih, ah! bagaimana mungkin perjalanan ini berhenti jika memang tidak punya tujuan, daripada berjalan aku bahkan memilih tenggelam dalam kesepian, diam, tanpa tau caranya beranjak lagi, tidak tahu apa yang menjadi penantian ini, hanya berpikir mungkin ruang untuk menetap itu masih belum akan menjemputku, mungkin masih menunggu aku menemukannya, tapi yang menjadi masalah, bagaimana caranya untuk menjadi berani melangkah lagi? apakah ada pilihan untuk meminta pertolongan??
0 notes
Text
setelah hari itu, ku tutup setiap pintu dengan rapat.. ku hapus semua jalan masuk yang ada, tidak membiarkan siapapun masuk, kecuali memang ku izinkan, tapi pula tidak pernah ada yang benar-benar berhasil masuk, hanya sekedar menyapa manis lewat jendela, sesekali merasa senang dan membuatku ingin membukakan pintu, tapi angin lebih sering menghempas celahnya hingga menutupnya kembali, tapi aku juga tidak kesal, karena mungkin aku juga tidak benar-benar ingin membuka pintu.
setelah hari itu, ada banyak hal yang tidak mudah ku percaya, walaupun hujan sesekali hadir untuk menyejukkan, tapi tidak sekali juga ia membuatku meriang, walaupun karena kondisi tubuhku yang lemah, tapi mengapa pula aku harus mempercayainya sebagai hal yang menenangkan? aku memang tidak selalu mengambil keputusan yang tepat, tapi tidak lebih jarang juga mengira hal buruk yang benar.
setelah hari itu, teh hangat itu tidak pernah punya teman lagi, ia menjadi dingin sendirian, hanya menunggu pemiliknya selesai membaca buku favoritnya, kadang-kadang juga berubah menjadi es kopi susu, tapi walau berubah tetap saja hanya ada ia sendiri dirak cuci piring itu, menonton dari jauh cangkir-cangkir lainnya yang sedari hari itu tidur menganggur.
setelah hari itu, bunga tidak lagi mekar. aku sudah tidak memelihara bunga, semuanya telah layu dan ku kubur jauh dikebun belakang. aku tidak mau sia-sia untuk yang kedua, ketiga, atau keempat kali. merawat yang tidak ingin dirawat membuatku merasa begitu egois, aku tidak ingin berjuang sendiri lagi. lebih tidak ingin menjaga sendirian karena aku tidak pernah tau bagaimana caranya menjadi berani lagi. aku sudah kehabisan banyak hal, takut akan semakin merugi.
tapi tidak perlu dikasihani, walau begitu menyedihkan setidaknya hingga hari ini aku berhasil menjaga diriku dengan lebih baik, walau lebih terasa banyak sepinya, tapi aku cukup puas. coba kau tebak, kapan aku akan benar-benar berusaha percaya lagi? kau berharap lebih cepat, bukan? aku juga! semoga memang iya.
0 notes
Text
Dipenghujung dua-lima
Aku sudah hampir kehabisan keinginan, maksudku.. tidak ada begitu banyak ambisi, hanya ingin hidup damai bak selembar kertas dengan penuh bait-bait rasa dalam puisi. Yang membuat mereka yang mengerti merasakan pula indahnya, yang membuat mereka yang mengerti akan mengingat selalu maknanya, yang membuat mereka yang mengerti mengenang selalu rasanya.
Baris demi baris yang coba ku lewati pada akhirnya sampai pada ujungnya, beberapa hari lagi.. aku tidak tahu banyak perbedaan rasanya, selain apa yang pernah aku minta perlahan-lahan mulai menemukan jalannya. Harapku cemas tapi doa-doa yang ku langitkan setiap jam dua pagi dengan derai air mata rasa syukur yang menemani selalu membuatku yakin bahwa apapun yang terjadi, apapun yang menyertaiku, apapun yang menimpaku, akan selalu ku percaya.. bahwa rencanaNya, pilihanNya, kehendakNya adalah yang terbaik dari segala yang terbaik.
Waktu itu ku pikir memang akan berat, namun rencanaNya sungguh jauh lebih mengagumkan dari perhitunganku. Aku tahu waktuku hanya sebentar, aku tahu suatu saat aku akan kembali, aku tahu bahwa aku hanya sementara, setidaknya sisa waktu ini bisa ku pertanggung jawabkan untuk memberi makna pada mereka yang menyayangiku, mereka yang berhak atas banyaaak kebaikan dihidup ini.. aku bersyukur! walau celah itu masih banyak, tapi aku berusaha untuk selalu belajar… belajar untuk tidak berhenti menjadi manusiawi, belajar untuk tetap hidup dengan lebih baik, belajar untuk lebih bermanfaat bagi siapapun.. keinginan yang besar ini bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi untuk semua yang berhak menerimanya, aku ingin mereka merasa istimewa untuk segala hal dalam hidupnya!
Jangan tanyakan perihal yang lain, karena jika memang ada takdirku bertemu dengannya, dunia ini pasti akan menunjukkan jalannya, jangan bertanya tentang banyak hal yang belum pasti, karena suatu hari nanti akan ada banyak jawaban dari segala tanda tanya yang tak sempat ku ungkap selain dihati, doa-doa itu biar melenggang merayuNya dengan manis, ku tahu dalam hidupku untuk sekecil apapun urusanku, adalah kehendak terbaikNya untukku…
1 note
·
View note
Text
cahaya
semakin dekat semakin sulit untuk aku lihat jelas, walau sekedar menyapa pantulannya namun juga tetap terasa begitu hangat, aku begitu menghargainya bak kebaikan yang menyapaku dengan begitu mesra, namun aku tahu bahwa cahaya ini bukan milikku satu-satunya, ada banyak rasa dan suara yang berusaha menjangkaunya, entah aku ada dibaris keberapa, entah terlihat atau bahkan tertutup rapat, hanya bisa mensyukuri rasanya sebagai bagian dari harapan untuk menemukan jalan terbaik, meski cukup melelahkan namun mengetahui bahwa ia tidak pernah redup, itu sudah jauh dari rasa cukup. bisakah kamu tetap hidup? -rr-
0 notes
Text
garis
memangnya bisa seseorang mencintai selayaknya menulis sebuah garis? kau bebas menggambarnya sepanjang apapun, tidak akan berhenti selama kau akan terus setuju untuk menjaga tintanya utuh, walau kau tetap tau suatu hari ia akan memudar dan segera habis tapi setidaknya kita sudah siap dengan tinta isi ulang disampingnya, tidak akan pernah habis selama kau terus menjaganya hidup, tidak terpisahkan apapun, sekalipun oleh sebuah batas buku atau paragraf kosong diujung setiap lembarannya, ia tetap harus terhubung dan dilanjutkan, sampai kau menghabiskan satu buah buku dan berlanjut ke buku-buku baru berikutnya, sampai kau punya lemari bahkan perpustakaan khusus untuknya, memaafkan setiap noda dan debu yang hadir dan menerimanya sebagai sebuah pelajaran, tidak akan bosan dan tetap setuju untuk saling dalam segalanya, tidak akan berubah dan selalu sama, yang paling penting kau akan tetap bahagia dan setuju untuk mengisinya hanya dengan warnaku, mungkin kau akan keberatan, tapi memang hanya boleh untuk warnaku saja. aku tidak mau banyak toleransi. apakah, bisa?
0 notes
Text
bunga terakhir
lantas, bagaimana kalau bunga-bunga itu tidak lagi kembali mekar? akankah mereka membenciku? akankah mereka tetap mengenangku? aku tidak tahu kapan aku dapat selesai dengan teriknya mentari dan terpaan angin kencang yang selalu berhasil melemahkan badanku, aku hanya mampu bertahan tapi tetap tidak dapat berhenti mengeluh, aku sudah kelelahan, walau aku juga tidak mau kau sebut pecundang tapi siapa yang akan benar-benar menjadi penolongku saat ini? apakah kau juga bisa membantu? kalau tidak seharusnya sudah berhenti lama untuk menambah bebanku, setidaknya untuk tidak banyak berharap padaku. aku sudah sangat berserah bahkan tidak satupun mencoba mengobatiku, hanya datang untuk melihat dan bertanya kapan akan kembali memekarkan yang lain? atau bertanya kapan mereka akan dapat menghirup lagi wanginya? adakah sungguh sudah keterlaluan? aku kehilangan energi dan hampir mati dalam tiga tahun ini, hujan bahkan tidak lagi hadir menyapaku, ia bahkan sudah ikut menyerah dengan kondisiku, mengenaskan.. tidak satupun ada yang melihatku dengan tatapan malang, hanya karena aku tidak pernah berhenti tersenyum, adakah kau mengira ini hidup sempurna yang mereka sangat idam-idamkan? mereka masih memandangku hanya karena merasa aku beruntung masih memiliki harapan hidup, bukankah bahkan yang hidup juga tidak selalu benar-benar merasakan hidup? apa yang bisa dipercaya dari mata yang bisa kau tatap pula tetap dapat ditutup oleh setiap kata dari sang mulut manis? sudahkah merasa menjadi yang paling tahu akan segalanya?
0 notes
Text
menang tapi kalah
siapa yang akan menyangka kalau hari kemenangan itu juga mungkin berarti kekalahan? tapi siapa juga yang akan bisa menyangkalnya? bukankah tidak semua hal kita dapati peran kendalinya? lantas, apakah adil untuk menyerang sesuatu yang bahkan tidak pernah kita inginkan? aku sungguh tidak marah, hanya bertanya lalu kenapa? aku bahkan tidak begitu peduli untuk bertanya banyak hal mengenai hidup diluar diriku, mana mungkin ada hidup yang mudah, sekalipun ku tahu kau punya kesulitan tapi apakah aku harus juga menjadi sama sepertimu? belas kasihan yang ku miliki begitu banyak, rasa dendamku juga hanya benda mati, jadi tidak ada keraguan untuk mengurungnya dan hidup biasa-biasa aja, bisakah kau belajar dariku? tentu bukan karena aku lebih baik, tapi karena aku lebih punya perasaan, aku khawatir kau lupa kalau hatimu juga bisa hidup dengan lebih baik untuk tuannya. Bagaimana? Perlu kah ku ajarkan?
0 notes
Text
aku mengagumi beberapa hal karena walaupun terlihat tidak begitu peduli, tapi aku tahu bahwa mereka sangat menyayangiku. aku juga ingin sepertinya, walaupun ternyata yang ia biasa lakukan tidak mudah, aku akan tetap berusaha banyak tersenyum walau airmata itu sudah sampai diujung mataku, walau kini semua hanya berupa bayangan karena airmata yang tak terbendung mulai menutupi wujudnya tapi aku tetap menahannya keluar dan memaksanya kembali masuk, walaupun mereka bilang aku sangat tabah, tapi siapa pula yang benar-benar tau kapan aku akan sangat memecah pilunya? aku begitu senang melihat banyak senyuman tapi bukan berarti siapapun boleh melihatku kesakitan, bukan? berhenti menyebutku egois, walaupun rasanya sangat sembrono tapi aku harus bisa menjadi yang paling diandalkan, sebab semua luka butuh obat semua resah butuh penenangnya, lalu jika semua sibuk meluapkan sakitnya siapa yang akan mengobatinya? aku justru tidak punya waktu untuk memikirkan diriku sendiri, aku malah merasa egois jika tidak berbuat apa-apa, aku tidak mau siapapun melihatnya karena aku akan sedikit sombong untuk mengatakan bahwa aku akan segera sembuh setelah melihat semuanya baik-baik saja, jika hidup ini cuma satu kali maka itu berharga, jadi apa ruginya untuk mengorbankan diri pada kehidupan yang punya makna? aku akan senang bila kau mau sepakat dengan keputusanku, aku harus kuat.
0 notes
Text
ombak itu selalu lebih tinggi dari badanku yang mungil, bahkan juga lebih tinggi dari pohon kelapa pinggir pantai, setiap kali aku berhasil mendakinya tidak begitu lama dan menyeretku kembali ke tepian, padahal aku baru menikmati indahnya sebentar, beberapa lainnya bahkan sudah sampai berhasil bermalam dilautan, aku tetap tidak kemana-mana, mulai dari aku yang sangat cengeng sampai rasanya sudah habis semua, tidak lagi sedih apalagi senang tidak lebih sering takut tapi juga tetap banyak berharap tidak lagi kecewa, tetapi tetap berani.. aku tidak begitu mengerti apa yang membuatku begitu dibenci lautan, aku tidak pernah membuang sampah sembarangan, bahkan aku membersihkannya, atau aku melukai ikan-ikanya pun juga tidak berani, aku bahkan tidak begitu suka makan ikan karena aku tidak tega, walau ibuku tetap marah karena mengkhawatirkan giziku. aku masih merasa sangat bersikap baik padanya tapi kenapa belum juga memberiku kesempatan hidup lebih lama dilautan tenang? perahuku sudah rusak lama, sekarang aku hanya punya tangan dan kakikku, yang sering sekali keram ketika berenang, mereka tetap bilang bahwa hidupku beruntung dibalik banyaknya hal yang membuatku hampir kehabisan napas, tidak jarang aku melelah dan hanya menunggu kapan aku benar-benar akan kehabisan napas? sialnya, selalu ada yang membuatku memilih selamat. aku sungguh pasrah, tidak tahu apakah aku masih bisa ku andalkan, sangat sulit.
0 notes
Text
sekarang aku lebih mengerti kenapa aku tidak begitu berani mendengar banyak tentang kata-kata yang menyenangkan, karena ketika aku telah memilikinya itu berarti aku sudah siap untuk kehilangannya, aku akan lebih memilih untuk tidak memulai semuanya, kau tau? ada banyak hal yang kukira tulus, tapi mungkin juga tidak ikhlas. aku bahkan takut pada janji, karena aku benci omong kosong. walau akan tetap membuatku memberikan banyak maaf, tapi sedikit luka bahkan tidak selalu mudah untuk sembuh, bukan? kalau memang tidak bisa siap dengan komitmen, kenapa pula harus merayuku dengan sebuah janji? itu hanya akan membuatmu malu dan tidak punya harga diri. mungkin juga akan merasa bersalah, walau beberapa orang mudah untuk menyembunyikan sesalnya. aku tidak sedang meminta siapapun, aku hanya menunggu takdirku datang. walau hidup dengan diri sendiri juga mungkin akan lebih baik dan menguntungkan, tapi setiap hal dibumi memiliki jodohnya sendiri. aku takut tapi juga tidak sabar untuk punya orang baik yang istimewa disisiku, entah siapapun itu aku berharap kau sudah mencoba mengenalku sejak tulisan ini dibuat, mudah untuk mengenalku. cukup membaca seluruh apa yang pernah ku tulis, kau akan banyak tau kelemahan dan mungkin sedikit kelebihanku. aku membongkar diriku lewat setiap kata yang kau baca, tidak semua akan memahaminya jadi kalau kau bisa menafsirkan dengan baik, itu artinya kau adalah orangnya. tapi aku juga tidak begitu berharap, setiap manusia punya waktunya sendiri, sejak aku sadar bahwa waktu kita berbeda-beda aku tidak begitu khawatir banyak bahkan jika ternyata jodohku adalah kematian. itu bukan hal buruk, aku berusaha hidup dengan lebih baik setiap harinya karena suatu saat aku akan sampai pada waktuku. kau pernah memikirkannya juga, kan?
0 notes
Text
kalau hidupmu sepi, kau cukup perlu ingat bahwa burung yang bebas tidak selalu pergi berkelompok, mungkin ia sendiri tapi dia punya segala hal yang ada dilangit dan bumi, matahari, awan indah, pepohonan, bunga, atau juga pantai. walaupun tidak bisa bicara, tapi mereka melegkapimu. itu sebabnya keyakinan selalu mengantarkan kita pada tujuan. sebab, semua hanya tentang bagaimana kita menjaga firasat baik dan berperasaan. sekali pun hanya manusia biasa, bukan masalah besar.
0 notes
Text
Naif
belakangan memilih berdiam, ternyata aku punya banyak pencerahan. tidak begitu mengejutkan, karena prasangka mungkin juga adalah sebuah petunjuk atau bahkan jawabannya. aku punya banyak sekali orang baik dihidupku, mungkin bukan karena aku memang pantas mendapatkannya, tapi karena semua orang pasti akan baik didepanku. entah sekedar berlagak atau pura-pura. hidup dan tumbuh dari keluarga yang harmonis, ku pikir juga tidak terlalu baik, terlebih aku terbiasa diberikan toleransi yang begitu tinggi, sangat mudah untuk memberi sebuah maaf atau bahkan saat kata itu belum sempat terucap, aku akan lebih dulu memaklumi karena mungkin ada alasan yang membuat siapapun harus melakukan itu, aku berlapang dada menerima karena ternyata itu bukan hal yang sulit, sama sekali. tapi, juga bukan berarti aku mudah untuk melupakan. sayangnya, aku tidak begitu mengerti bagaimana caranya punya dendam, sehingga daripada itu, aku lebih memilih berdamai dan melanjutkan hidup. tidak pula semerta merta untuk menunjukan bahwa aku yang paling baik, karena mungkin lebih dari sekali aku juga menyakiti hati yang lain, itu bagian dari kekuranganku, tapi aku mengakui dan berusaha tidak pernah mengulang dan melakukannya lagi. aku tetap percaya bahwa ketulusan masih berpihak padaku, walau tidak banyak tapi aku lebih tenang karena menjaga itu sulit, aku lebih senang menjaga yang sedikit. aku sudah menyangkal banyak fikiran buruk hanya karena mendahulukan untuk lebih mengerti keadaan yang lain, walau aku sudah terluka parah dan tidak ada yang peduli mungkin aku akan tetap menganggapnya sebagai sebuah ketidaksengajaan, atau bahkan kau siapkan sebuah perangkap untukku juga aku mungkin akan menganggap kau tidak begitu serius melakukannya, karena dalam hatiku ketulusan itu tidak pernah hilang, mudah diberikan dan sulit untuk ku tarik kembali, sungguh.. aku orang yang bertanggung jawab. Tidak jauh berbeda seperti rasa menyesalku, jika aku tidak memperlakukan siapapun dengan baik. aku juga hanya manusia yang sangat biasa, tapi aku menyadari bahwa manusia itu berbeda, hal-hal yang menurutku akan melukai mungkin saja bagi beberapa orang hal yang biasa, jadi aku tidak punya wewenang untuk meluapkan bentuk amarah sekecil apapun. tidak tahu kau yang membaca ini akan begitu mengerti atau tidak tapi aku harap ketulusanku dalam hidup siapapun semoga tidak selalu berakhir dengan rasa kecewa. karena aku tidak pernah siap dengan itu.
0 notes
Text
aku sudah sampai titik paling berserah dalam hidupku, mengikhlaskan banyak rencana yang ku pikir akan berjalan indah, aku lupa kalau aku bukan siapa-siapa, aku lupa kalau aku tidak punya kekuatan apapun, aku lupa kalau aku tidak selalu berhak atas segala yang ku pikir baik bagiku, aku lupa kalau aku hanya manusia, aku lupa kalau aku punya Tuhan yang maha segalanya, yang lebih tahu dari segala yang kerap ku anggap baik, lebih mengerti dari segala yang ku kira sudah aku pahami, lebih kuat dari segala yang kukira hebat, aku terlalu khawatir sampai aku lupa untuk menyadari bahwa aku masih didunia, tempat tinggal sementaraku. Aku sadar bahwa segala yang Tuhan atur adalah yang terbaik dan yang akan memberiku banyak kebaikan. Tidak ada jalan lain yang bisa ku tempuh selain menjadi manusia yang sabar, walau air mata itu enggan beralih, walau aku pula masih jauh dari kata “baik” tapi setidaknya aku berusaha agar tetap Tuhan cintai. Semoga memang iya!
0 notes
Text
ternyata, Ia mendengar semuanya
semua doa-doa yang tiap detik ku langitkan
jauhkan aku dari segala yang sulit, Tuhan
dan ia mudahkan
jauhkan aku dari segala yang buruk, Tuhan
dan ia pisahkan
aku tidak punya sedikitpun alasan untuk kecewa pada tiap-tiap luka yang harus ku terima
selain karena aku meyakini bahwa aku akan menerima banyak kebaikan dariNya
aku serahkan segalanya, Tuhan
aku tidak punya apapun
aku bahkan tidak punya banyak kekuatan
selain darimu
0 notes