agnesiaanggun

[agnesiaanggun]

When two people have different definition of love, sometimes it is hard to express the love itself. To understand each other, we should go a little extra to think, to spend time, to feel, the love given by our partner.

It is okay if sometimes you are tired of understanding. At least you always try, to be a better partner.

It is okay if sometimes you feel disappointed. At least you know what to expect, and know how far the reality from your expectation.

After all, love is something unconditional. When you want something in return from the love you are giving, it is not love anymore.

[agnesiaanggun]

Bagaimana kita tahu bahwa apa yang kita pilih itu tepat?

Bagiku, barangkali ini hanya salah satu cara mengetahuinya:

“Ketika kita tahu konsekuensi dari pilihan kita tersebut dan kita siap dengan konsekuensinya.”

Bukankah betapa sering kita memilih, tapi tidak siap dengan konsekuensinya? Hanya mau dengan pilihan tersebut, tapi tidak mau menjalani resikonya.

- Kurniawan Gunadi -

(via kurniawangunadi)

[agnesiaanggun]

You don’t tell people you’re not okay,“ she said, “because it’s hard watching them not know what to do. “Then you end up comforting them, even though the one who needed comforting was you.

S.Z. // Excerpt from a book I’ll never write #222 (via blossomfully)

[agnesiaanggun]

Bahkan seorang anak yang telah mendewasa dan hidup dalam kemandiriannya masih saja merindukan pelukan kedua orang tuanya

Fauzan Arif (via fauzan-arif)

[agnesiaanggun]

(via https://soundcloud.com/agnesianggun/payung-teduh-tidurlah?utm_source=soundcloud&utm_campaign=share&utm_medium=tumblr)

[agnesiaanggun]

Masa laluku, masa lalumu, sudah berakhir. Dan kita, segala yang baru. Cinta. Harapan. Semoga-semoga. Dan Tuhan bersama kita.

@saraahauliaa (via pena-kecil)

Selalu.

(via telapaktangansenja)

[agnesiaanggun]

Melihatmu Dari Jauh

“Sedih ketika mengetahui masih banyak yang ingin dilakukan untuk memperbaiki organisasi namun masa kita sudah habis.”

Sepenggal kalimat muncul dalam benak seusai pemaparan pertanggungjawaban PSDM di Sidang Umum Mahasiswa Sistem Informasi, Sabtu 30/5 lalu. HMSI, tempat saya pernah menempatkan diri, melebur, tumbuh berkembang, dan mengabdikan sebagian masa kuliah. Mungkin saya disebut mereka aneh, dan lain. Kusebut masa pergantian ini bukan sebagai perayaan atas berakhirnya masa amanah di tahun ketiga. Tapi ini adalah sebuah titik balik, di mana di titik ini saya dapat melihat bahwa banyak sekali yang seharusnya bisa saya lakukan sebagai bentuk abdi terhadap tempat yang sudah kuanggap rumah kedua ini.

Tuhan tidak selalu membawa kita sampai ke indahnya akhir perjalanan, melainkan kita dibawaNya melalui suka duka berbagai pengalaman. Pengalaman yang tidak akan pernah saya dapatkan di mana pun, selain di tempat ini. Tempat yang bagi saya adalah yang terbaik untuk menempa diri. Memegang amanah sebagai kepala departemen bukan menjadi hal yang mudah, mengingat di awal pembentukan kepengurusan sudah ada saja masalah. Saya tegar berdiri, bersama teman-teman terbaik saya yang bersedia membantu mengendarai kendaraan mimpi HMSI.

Teman-teman saya bukanlah orang-orang hebat. Tapi mereka adalah kader-kader terbaik. Dengan segala kemampuan mereka dan niat tanpa pamrih, kami bersama-sama menjalankan kendaraan pengembangan sumber daya mahasiswa di HMSI. Di tengah jalan, tak jarang mimpi kami bersimpangan. Kembali kami saling mengingatkan bahwa di sini kita bersatu untuk satu tujuan. Sederhana namun bermakna, kami ingin anggota baru HMSI dapat mengalami masa pengembangan diri terbaiknya.

Masalah mendewasakan kita. Kendaraan mimpi ini sudah banyak memberi masalah, tinggal berharap ia dapat mendewasakannya. Mulai dari sepinya forum warga hingga kegiatan camp batal diadakan. Permasalahan yang pernah terjadi sebenarnya diatur untuk organisasi ini dapat semakin berkembang. Di sini, saya dan teman-teman yakin bahwa penerus kami dengan baik mempelajarinya. Bahagia akan terasa sederhana ketika saya kelak mengenakan toga dan mengetahui HMSI berada pada masa kejayaannya.

[agnesiaanggun]

Nak, besok kalau kamu menyukai seorang perempuan. Tidak apa-apa bila ibu tidak tahu, karena mungkin kamu malu mengatakannya. Ibu hanya berpesan agar kamu jangan sembarangan mengutarakan perasaanmu itu kepadanya. Kalau kamu mau mengutarakannya, maka kamu wajib mengabarkannya dahulu kepada ayah dan ibu. Karena perkara itu bukan main-main.

Bila kamu merasa belum cukup kuasa mengatakannya. Maka, jagalah dia dengan kamu menjaga perasaanmu sendiri. Jangan sekali-kali menyebut namanya sembarangan. Itu bisa menjatuhkan kehormatannya. Itu bisa menjatuhkan perasaannya dan berasumsi tentang kamu.

Kalau mau. Kamu diam, tapi tetaplah bergerak. Karena cinta itu energi yang luar biasa untuk melakukan banyak hal baik. Mudahkanlah urusannya diam-diam. Buatlah dia bahagia diam-diam. Kamu tidak usah tampil bak pahlawan yang seolah-olah selalu ada ketika dia butuhkan. Sembunyilah di tempat yang aman, tapi kamu selalu terjaga untuk membuatnya tetap aman.

Mudahkanlah urusannya, bantulah dia menyelesaikan masalahnya diam-diam. Buatlah dia bahagia diam-diam. Doakan dia dengan cara-cara yang ahsan. Kamu akan menjadi orang pertama yang bahagia karena dia bahagia. Karena, satu kesalahan besar laki-laki yang ibu tahu adalah mengatakan perasaannya tapi tidak siap untuk mengikatnya. Kamu anak laki-laki ibu, ibu akan marah jika kamu melakukannya diam-diam tanpa sepengetahuan ibu.

Rumah, 12 Mei 2015 | ©kurniawangunadi

Cerpen : Pesan Ibu kepada Anak Laki-Lakinya tentang Cinta

[agnesiaanggun]

Hitam putih beberapa waktu terakhir. Tidak terasa waktuku di sini akan segera berakhir...

[agnesiaanggun]

Masing-masing kita nanti adalah jawaban atas doa orang lain, jadilah jawaban terbaik untuk ia yang mendoakan kita sebagaimana kita berharap doa-doa kita dikabulkan.

Kita senantiasa berharap doa kita pun dijawab dengan jawaban terbaik yaitu dengan dikabulkan. Maka, persiapkan diri kita sebaik-baiknya karena ada orang lain yang tidak kita tahu sedang menunggu kita sebagai jawaban atas doanya, bahkan doa terbaiknya. Doa paling rahasia yang dia miliki :)

©kurniawangunadi

[agnesiaanggun]

...

Mengganti cita-cita karena kita sadar kita tak pernah menginginkannya, barangkali tak termasuk sebuah kepengecutan. Justru, boleh jadi, bertahan pada cita-cita yang tak sesuai dengan suara hatilah yang merupakan kepecundangan. Kita tak dewasa untuk mendengarkan nurani kita sendiri. Tak berani menapaki jalan yang kita percaya hanya karena takut pada orang-orang di sekeliling kita yang sudah terlalu mahir mencela yang-berbeda karena dilatih setiap hari.

“Tak peduli seberapa jauh jalan salah yang Anda jalani,” kata Rhenald Kasali, “putar arah sekarang juga.”

...

[agnesiaanggun]

Mencari pasangan bukan hanya dia yang bisa membahagiakan kita, tapi dia yang bisa berbahagia dalam kebahagiaan kita, cukup sederhana bukan?

dokterfina

[agnesiaanggun]

Ber-arti

Apa yang membuat manusia begitu berarti? Ketika mereka merasa telah memberi tanpa berharap apapun kembali. Atau, ketika mereka mampu belajar hal-hal baru di tempat mereka berdiri. 

Aku yakin setiap manusia punya caranya sendiri untuk menjadi berarti. Ada yang dengan tak lelah memberi, tak henti menyemangati, dan ada yang selalu ada untuk saling mengerti.

[agnesiaanggun]

photo credit : Faizal Rachmansyah & Alfan Eko Prasetyo

Surabaya, 21 Januari 2015

[agnesiaanggun]

You know you’re in love with the right person when falling in love with him turns you into the best version of yourself.

Ika Natassa dalam Twivortiare 2 (via kuntawiaji)