aguslio17g
aguslio17g
a.jour17al
506 posts
my personality - activities - favorites
Don't wanna be here? Send us removal request.
aguslio17g · 6 years ago
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media
1 note · View note
aguslio17g · 8 years ago
Quote
Where there is desire, there is gonna be a flame Where there is a flame, someone's bound to get burned But just because it burns, doesn't mean you're gonna die You gotta get up and try
P!nk
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Text
Agama Buddha yang saya kenal
Oleh Mahendradatta Jayadi
Sejak kecil, saya bersekolah yang bersifat non-buddhis dan mengikuti pelajaran agama non-Buddhis. Seharusnya dengan mengikuti sekolah non-Buddhis, saya menjadi non-Buddhis, sebagaimana yang terjadi pada teman-teman sekolahku. Tetapi, selama dua belas tahun saya merasa tidak sreg dengan ajaran tersebut. Saya mulai berkenalan dengan agama Buddha sewaktu kuliah di Universitas Indonesia, saya mulai mendapatkan teman-teman se-Dhamma dan belajar mengikuti kebaktian dan membaca paritta untuk pertama kalinya. Banyak teman yang menanyakan, kok Anda bisa bertahan selama 12 tahun tanpa pindah agama, sedangkan teman-temanmu banyak yang pindah. Mungkin karma yang pernah saya perbuat pada kehidupan yang lampau membuat saya tetap memeluk agama Buddha.
Selama dua belas tahun, saya mempelajari bahwa manusia tersebut hanyalah objek. Dengan mempercayai "God" mereka akan diselamatkan dan masuk ke surga. Masa kecil saya susah. Sedangkan dalam masyarakat luar saya melihat banyak yang hidup mewah dan kaya, apalagi di SMA saya bersekolah. Apakah ini takdir yang harus diterima? Apakah manusia hanya dapat berpasrah pada rencana "God"?
Saya seringkali mempertanyakan ketidaksamaan (inequality) dalam kehidupan ini pada saat mengikuti kegiatan retreat sewaktu sekolah. Para pembimbing tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Itu semua merupakan rencana besar, katanya. Saya pun meragukannya, kenapa saya ditakdirkan menjadi seorang yang kalah (loser), sementara yang lain hidup enak dan berfoya-foya.
Ajaran Buddha adalah ajaran manusia, bagaimana manusia bertingkah laku dan melakoni hidup ini dengan benar; bagaimana memperlakukan pasangan hidup, orang tua, teman dan masyarakat. Inilah keindahan ajaran Buddha. Semua orang dapat mencapai kebahagiaan berdasarkan perilaku mereka sendiri. Tidak ada bantuan dari supranatural being. Setiap manusia dengan usahanya sendiri dapat mencapai ke-buddha-an dan Nibbana.
Sebagai mahasiswa yang mendalami sains, saya sangat memperhatikan hukum sebab akibat dalam alam semesta. Hal ini selaras dengan hukum karma dalam agama Buddha. Hukum alam yang pasti akan berlaku dan bersifat universal. Siapa berbuat, dialah yang akan menuai hasil perbuatannya. Tak seorang pun yang dapat menghapuskan karma buruk, kecuali karma baik yang dilakukannya. Inilah inti ajaran Buddha yang membuat saya tertarik mempelajari agama Buddha selanjutnya. Suatu penjelasan yang masuk akal dan dapat dinalar.
Selama bertahun-tahun saya mempelajari agama Buddha, ajarannya selalu berpusat pada manusia. Tidak pernah menceritakan peranan "makhluk adikodrati" yang akan menyelamatkan manusia dan menghapus semua karma buruk. Manusia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Agama Buddha tidak pernah mengiming-imingi akan kehidupan yang bahagia. Inilah penyebab agama Buddha kurang diminati oleh umat yang menginginkan jalan pintas dan keluar dari permasalahan duniawi.
Ajaran Buddha bersifat ehipassiko, saya datang, saya lihat dan saya buktikan. Jika tidak berkenan di hati saya, saya dapat meninggalkannya. Konsep ini membuat ajaran Buddha ini terbuka dan dapat berdialog dengan doktrin-doktrin agama lainnya. Ajaran Buddha menjadi tidak dogmatis dan bisa diperdebatkan kebenaran dan kesahihannya. Diharapkan pandangan terang (samma-dithi) akan muncul setelah berdialog dengan ajaran Buddha.
Seringkali saya mendengar pernyataan skeptis, agama Buddha menyembah berhala. Inilah dogma yang bersifat peyoratif dan memojokkan umat Buddha. Umat non-Buddhis seringkali mencampuradukkan ajaran Buddha dan kepercayaan tradisional (kepercayaan Tionghoa dan kepercayaan Jawa), dimana pemujaan kepada dewa diwujudkan dalam bentuk patung. Umat Buddha menggunakan Buddharupam (patung Buddha) untuk membangun citra Buddha dan penghormatan dalam puja bakti. Sayangnya, umat Buddha sendiri kurang memiliki pengetahuan dalam menjawabnya. Inilah kelemahan yang membuat umat Buddha pindah agama. Untunglah di alam reformasi ini, membicarakan agama Buddha bisa lebih terbuka, persamaan dan perbedaan doktrin tidak perlu ditutup-tutupi. Saya mengimpikan, bahwa akan muncul cendekiawan Buddha yang kritis akan agamanya dan doktrinnya.
Komentar negatif lainnya: Umat Buddha tidak punya kitab suci. Jika ada, mana buktinya, kok tidak dibawa-bawa. Komentar ini agak sulit disanggah. Umat Buddha memiliki kitab suci Tipitaka (yang dilestarikan dengan lengkap dalam bahasa Pali), dan jauh lebih tebal daripada kitab suci lainnya. Fakta menunjukkan, belum ada kitab suci Tipitaka yang lengkap dalam bahasa Indonesia. Umat Buddha Indonesia kebanyakan memiliki Dhammapada dan potongan-potongan terjemahan Tipitaka. Di sini, mampu menunjukkan kitab suci merupakan bukti fisik pengalaman religi dan legitimasi sebagai umat beragama. Di negara Barat, negara tidak mencampuri kehidupan beragama warganegaranya.
Dalam agama Buddha, perwujudan religi dengan cara perayaan tidaklah terlalu digembar-gemborkan. Mempraktikkan ajaran Buddha adalah yang termulia. Mungkin inilah penyebab timbulnya istilah "agama Buddha KTP" karena umat Buddha jarang muncul di vihara atau cetiya. Di Indonesia, perwujudan religi dengan melakukan ritual dalam tempat ibadah adalah penting untuk menunjukkan eksistensi umatnya. Pertanyaan seperti, "Anda beribadah dimana?" merupakan pertanyaan umum dan seringkali diajukan. Padahal, masalah agama merupakan masalah pribadi dan keyakinan (saddha) seharusnya tidak dipertanyakan di depan publik.
Meskipun banyak serangan akan ajaran Buddha, saya tetap berpegang teguh pada ajaran Buddha. Ajaran Buddha akan semakin indah jika dipelajari dan dikaji terus menerus. Boleh juga diperdebatkan selama Dhamma tersebut memperkaya jiwa umatnya. Dhamma itu indah pada awalnya, pada pertengahan dan pada akhirnya. Saya akan berpegang teguh pada Dhamma. Sadhu, sadhu, sadhu.
Surabaya, Februari 2000
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Text
Pasangan Hidup Yang Sesuai Dalam Agama Buddha
Dalam pandangan Agama Buddha perkawinan hanyalah merupakan salah satu pilihan hidup di antara banyak pilihan hidup lainnya. Seorang penganut agama Buddha dapat hidup menyendiri menjadi seorang bhikku/ni, samanera/ri, anagarini/silacarini ataupun hidup sendiri dirumah tanpa menikah. Perkawinan hanyalah merupakan salah satu cara untuk mencapai kebahagiaan. Apabila seseorang berniat berumah tangga maka hendaknya ia konsekuen dan setia dengan pilihannya, melaksanakan segala tugas dan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Orang yang demikian sesungguhnya adalah seperti seorang pertapa tetapi hidup dalam tumah tangga.
Sebelum mencapai tahap perkawinan, ada baiknya kita melewati masa perkenalan (pacaran) yang merupakan masa bagi kita untuk saling menjajaki satu sama lain. Ada beberapa faktor yang sebaiknya kita jadikan pertimbangan dalam mencari pasangan hidup yang baik. Terdapat 4 hal yang diuraikan dalam Anguttara Nikaya II,60. Hal tersebut adalah :
A. Kesamaan keyakinan (samma saddha)
Walaupun sering kali dianggap hal yang kurang diperhatikan. Ada baiknya bagi kita untuk mencari pasangan hidup yang sama keyakinannya (agama). Seringkali kita mendengar banyak muda mudi berkata bahwa cinta dapat mengalahkan segalanya. Tetapi jika mereka mau berpikir lebih jauh, bila nanti mereka mempunyai anak, sangatlah sulit untuk menentukan pembinaan agama bagi keturunannya. Orang tua akan terlibat perdebatan berkepanjangan karena menganggap agamanya yang paling baik ( walaupun mungkin dapat diselesaikan jika salah satu ada yang mengalah). Alangkah lebih baiknya jika kedua orang tua bersama anak-anaknya pergi ke Vihara bersama-sama daripada saling memisahkan diri.
B. Kesamaan kemoralan (samma sila)
Jika sudah sama agamanya yaitu Agama Buddha hendaklah pasangan memiliki kesamaan dalam menjalankan Sila yang baik. Alangkah bahagianya jika pasangan dapat harmonis dalam menjalankan Sila-Sila dalam Agama Buddha terutama Pancasila Buddhis. Hal ini akan menambah keharmonisan pasangan karena masing-masing telah mengerti akan Ajaran Sang Buddha dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. Kesamaan kedermawanan (samma caga)
Jika pasangan mempunyai watak kedermawanan yang sama dan sesuai dengan Ajaran Sang Buddha maka mereka akan mengerti bahwa sesungguhnya cinta adalah memberi segalanya demi kebahagiaan orang lain.
D. Kesamaan kebijaksanaan (samma panna)
Bila masing masing pasangan memiliki kebijaksanaan yang sama. Maka segala permasalahan yang timbul dalam pacaran maupun pada saat membina pasangan hidup dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ajaran Agama Buddha. Pasangan harus sama-sama mengerti bahwa masalah yang timbul semuanya adalah akibat ketidakpuasan dan ketidak-kekalan yang semuanya adalah dukkha. Maka jika pasangan memiliki kesamaan kebijaksanaan maka diharapkan masalah dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Text
If you have to win a campaign by dividing people, you won't be able to unite them later.
Barack Obama
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Text
Native American Animal Symbol
Native American animal symbols can encompass just about all the animals and their symbolic representation to the many tribes of the Americas.
Many Native American cultures have the belief that a person is assigned an animal at the time of birth. Find yours!
July 22nd through August 21st – The Salmon
The Salmon ● Colors - Red ● Personality traits - Proud and confident ● Compatible with - Owl and falcon ● Best day: Saturday ● Best time of the day: between 11 am and 1 pm, between 11 pm and 1 am
Creativity is your calling card if you are born under the sign of the salmon. Salmons are also expressly focused, prone to intuitiveness, and amazingly energetic. As a Salmon, you are very confident and love to motivate. A natural motivator, the Salmon's confidence, and enthusiasm are easily infectious. As a Salmon, you have many friends thanks to8 your intelligent, intuitive, and generous nature.
Tumblr media
1 note · View note
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
FREEDOM Commissioned with and designed by Katsuhiro Otomo Directed by Shuhei Morita Written by Katsuhiko Chiba | Yuuichi Nomura | Dai Satō Music by Yoshihiro Ike Theme song "This is Love" by Utada Hikaru "Kiss & Cry" by Utada Hikaru Studio Sunrise Licensed by Bandai Visual AUS Madman Entertainment | NA Discotek Media | UK Manga Entertainment Released November 24, 2006 – May 23, 2008 Episodes 7 episodes | 1 prologue Runtime Prologue : 6 minutes Episode 1 : 21 minutes Episodes 2–6 : 22 minutes Episode 7 : 45 minutes Japanese promotional project by Nissin Cup Noodles | 35th anniversary 2006
3 notes · View notes
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media
@buzzfeedanimals
1 note · View note
aguslio17g · 8 years ago
Text
PRIMAL ZODIAC SIGNS BY COMBINATION
Here are all of the sign combinations listed alphabetically (first by Western Zodiac Sign and then each by its Eastern Zodiac Sign counterpart. If you want to find Primal Zodiac signs by birthdate, then you can click here to go to the Primal Zodiac Sign Calculation Chart.
Leo + Rat = Otter
Otters have the Tropical Sun sign of Leo, and are born during the Chinese Zodiac’s Year of the Rat.
PRIMAL ZODIAC SIGN OF OTTER
Social, funny, and outgoing, those born under the sign of the Otter use their warmth and charm as their primary tool in navigating life. Like their animal namesake, members of this sign are clever, feisty, and gregarious. They usually spend a lot of time grooming themselves for their looks are of great importance to them. They are not terribly territorial either, preferring to sleep where their adventure takes them for the night. A nice home will eventually be required, but a young Otter can travel the world for years without getting too homesick. Otters like to be in charge. This way they can not only get what they want, but receive attention and respect while doing so. They can occasionally behave somewhat self-centered and egotistical, but are usually smart enough not to push their self-proclaimed authority too far. Otters want to be the best, and they understand that being the best takes work. As long as they get to do thing their own way, there is little they won’t undertake. Members of this sign have a sense of pride that only a few other signs can top. They absolutely hate looking unintentionally foolish (though they will act the part of the fool if it gets them a good laugh) and have little tolerance for those who don’t respect this important (if unspoken) rule. They like to be seen as evolved, wise, and powerful, which they often are, but this can sometimes cause them to hesitate trying new things. Above all things, Otters don’t like to live by other people’s rules. As long as they keep life in perspective this shouldn’t be a big problem, but out of perspective Otters risk becoming greedy and narrow-minded and there is always a chance that they will take what they want if nobody is willing to offer it up to them. Members of this sign can also be a bit judgmental of others, particularly those who are less successful than they are at that point in their lives. As they mature they tend to realize that everyone operates differently, and will slowly come to accept this, especially if they have a hard road to reaching their goals.
COMPATIBILITY (LOVE FRIENDSHIP)
Otters are charming, warm, and energetic. They are absolutely magnetic and people long to be around them at all times. Other dominant personalities may dislike having an Otter as competition for attention, but everyone else absolutely adores them. While it’s important for them to be admired and respected, they also have a good sense of humor and don’t mind being the butt of jokes as long as they don’t hit too close to home or challenge an important self-belief. Friendly, fun, and interesting, Otters usually have great stories to share. They should be aware of their tendency to be domineering so as not to drive away those whom they rely on for attention. Unfortunately, Otters are not as great with romantic relationships. They like having new experiences, new partners, and new encounters, and aren’t typically looking to settle down with someone long-term until much later in life. They love their independence and value their friendships so much that the thought of cutting down on those experiences is simply not attractive. Early on relationships will work best with someone who respects their social needs and probably shares the same group of friends. As Otters mature and their priorities change, they will be more open to settling down, but will still be very picky about the person they give the honor of their partnership to.
CAREERS GOALS
Otters like nice things and have few qualms about spending their entire paycheck on comfort and luxuries. They have refined taste and want everyone who comes around to see it. Unless they are lucky enough to be born into wealth most Otters will likely have to work for their money, which makes career particularly important to them. They work well in groups if they are in charge or are given enough independence to complete their tasks the best way they see fit. This makes entrepreneurship a particularly good fit for this sign. They are also natural politicians and many will seek out this profession with successful results. Members of this sign aren’t the most artistically talented but they are very creative thinkers who bring a strong presence and positive energy to the projects they get involved with. They are natural directors who excel at directing films, plays, or musical projects. They have great senses of humor and can also become writers and comedians with little trouble. Given their love of giving advice to others (but rarely taking it themselves), they can be great talk show hosts, counselors, and teachers. These roles give them a particular sense of pride because they are not only doing what they do best, but are helping others in the process.
FAMOUS OTTERS
Ashlyn Sanchez (7/27/1996) Dhani Lennevald (7/24/1984) Brandon Roy (7/23/1984) Emily Robison (8/16/1972) Ben Affleck (8/15/1972) Juanes (8/9/1972) Geri Estelle Halliwell (8/6/1972) Brad Hargreaves (7/30/1972) Marlon Wayans (7/23/1972) Sean Penn (8/17/1960) Timothy Hutton (8/16/1960) Antonio Banderas (8/10/1960) David Duchovny (8/7/1960) Robert Plant (8/20/1948) Tipper Gore (8/19/1948) Jean Reno (7/30/1948) Sally Struthers (7/28/1948) Peggy Fleming (7/27/1948) Wilt Chamberlain (8/21/1936) Robert Redford (8/18/1936) Yves Saint Laurent (8/1/1936) Buddy Guy (7/30/1936) Elizabeth Dole (7/29/1936) Ruth Buzzi (7/24/1936) Don Drysdale (7/23/1936) Jack Weston (8/21/1924) Phyllis Schlafly (8/15/1924) Carroll O'Connor (8/2/1924) James Baldwin (8/2/1924) Julia Child (8/15/1912) Ben Hogan (8/13/1912) Jane Wyatt (8/12/1912) Raoul Wallenberg (8/4/1912) Milton Friedman (7/31/1912) Vivian Vance (7/26/1912) Elizabeth, The Queen Mother (8/4/1900) Zelda Fitzgerald (7/24/1900) Raymond Chandler (7/23/1888) Mata Hari (8/7/1876) Percy Bysshe Shelley (8/4/1792) source : http://www.primalastrology.com/primal-zodiac-by-combination.html
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Cold War 2 | 寒戰II | 寒战II Directed by Longman Leung | Sunny Luk Produced by William Kong | Ivy Ho | Jiang Ping |Zhao Haicheng |Fan Kim-hung Written by Jack Ng | Longman Leung |Sunny Luk Music by Peter Kam Cinematography Jason Kwan Edited by Jordan Goldman |Ron Chan Production company Irresistible Films Edko Films EDKO (Beijing) Distribution Shanghai Tencent Penguin Pictures China Film Co. Homeland Pictures Distribution company Edko Films Release date 8 July 2016 Running time 110 minutes Country Hong Kong China Language Cantonese English Box office US$115 million Starring Aaron Kwok as Sean Lau (劉傑輝), Commissioner of Police Tony Leung Ka-fai as M.B. Lee (李文彬), Ex-deputy Commissioner of Police Chow Yun-fat as Oswald Kan (簡奧偉), Ex-judge, Court of First Instance of High Court / Senior Counsel / Legislator Charlie Young as Phoenix Leung (梁紫薇), Senior Assistance Commissioner (Management Service) Janice Man as Isabel Au (歐詠恩), Barrister Eddie Peng as Joe Lee (李家俊), Ex-police constable Aarif Rahman as Billy Cheung (張國標), ICAC Principal InvestigatorAarif Rahman Tony Yang as Roy Ho, Ex-Senior Police Constable Chang Kuo-chu as Peter Choi (蔡元祺), Ex-Commissioner of Police Wu Yue as Wu Tin-man, Ex-Senior Inspector of Police Fan Zhibo as Rachel Ma, S.I.P. (VIP Protection Unit) Ma Yili as Michelle Lau (陳雪兒), wife of Sean Lau Bibi Zhou as Alice Poon, Barrister source : https://en.wikipedia.org/wiki/Cold_War_2_(film)
3 notes · View notes
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Cold War | 寒戰 | 寒战 Directed by Longman Leung | Sunny Luk Produced by Bill Kong | Mathew Tang | Ivy Ho Written by Longman Leung | Sunny Luk Cinematography Jason Kwan | Kenny Tse Edited by Kwong Chi-leung | Wong Hoi Production company Irresistible Delta Limited Edko Films Sil-Metropole Organisation Distributor company Edko Films Release date 4 October 2012 (Busan) 8 November 2012 (Hong Kong) Running time 102 minutes Country Hong Kong Language Cantonese Box office HK$42,805,434 Starring Aaron Kwok as Sean K.F. Lau (劉傑輝), Deputy Commissioner of Police (Management) Tony Leung Ka-fai as Waise M.B. Lee (李文彬), Deputy Commissioner of Police (Operation) Charlie Young Phoenix C.M. Leung (梁紫薇), Chief Superintendent, Head of Police Public Relations Branch Gordon Lam as Albert C.L. Kwong (鄺智立), Senior Superintendent Chin Kar-lok as Vincent W.K. Tsui (徐永基), Senior Superintendent Aarif Rahman as Billy K.B. Cheung (張國標), ICAC Principal Investigation Officer Eddie Peng as Joe K.C. Lee (李家俊), Police Constable on EU 71 Andy Lau as Philip M.W. Luk (陸明華), Security Bureau, Secretary for Security source : https://en.wikipedia.org/wiki/Cold_War_(film)
1 note · View note
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media
EHIPASSIKO
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Text
What Each Zodiac Sign Means When They Say ‘I Love You’
Leo (July 23 – Aug. 22) “You win.” Although Leos are loving by nature (and dispense that love freely), it can be difficult for them to settle down, since the grass everywhere looks so darn green. Though they tend to be charismatic and always seem to have plenty of people pursuing them, when they find someone to settle down with it’s a very deliberate decision. Therefore, winning a Leo’s love is one of the biggest compliments you could ever get.
1 note · View note
aguslio17g · 8 years ago
Photo
Tumblr media
SANKACCAYANA Sebelum berganti nama beliau dikenal sebagai bhikkhu mahakancayana karena ketampanannya orang orang mengatakan beliau mirip dengan sang buddha karena tidak mau orang orang mengatakan beliau mirip sang buddha kemudian beliau bermeditasi dan merubah tubuhnya menjadi gemuk kemudian ia mengganti namanya menjadi sankacayan ada beberapa kisah dari mahakancayana yaitu Kisah Soreyya Suatu hari Soreyya beserta seorang teman dan beberapa pembantu pergi dengan sebuah kereta yang mewah untuk membersihkan diri (mandi). Pada saat itu, Mahakaccayana Thera sedang mengatur jubahnya di pinggir luar kota, karena ia akan memasuki kota Soreyya untuk berpindapatta. Pemuda Soreyya melihat sinar keemasan dari Mahakaccayana Thera, berpikir: “Bagaimana apabila Mahakaccayana Thera menjadi istriku, atau bagaimana apabila warna kulit istriku seperti itu.” Karena muncul keinginan seperti itu, kelaminnya berubah menjadi seorang wanita. Dengan sangat malu, ia turun dari kereta dan berlari, pada jalan menuju ke arah Taxila. Pembantunya kehilangan dia, mencarinya, tetapi tidak dapat menemukannya. Soreyya, sekarang seorang wanita, memberikan cincinnya sebagai ongkos kepada beberapa orang yang bepergian ke Taxila, dengan harapan agar ia diizinkan ikut dalam kereta mereka. Setelah tiba di Taxila, teman-teman Soreyya berkata kepada seorang pemuda kaya di Taxila, tentang perempuan yang datang bersama mereka. Pemuda kaya itu melihat Soreyya yang begitu cantik dan seumur dengannya, menikahi Soreyya. Perkawinan itu membuahkan dua anak laki-laki, dan ada juga dua anak laki-laki dari perkawinan Soreyya pada waktu masih sebagai pria. Suatu hari, seorang anak orang kaya dari kota Soreyya datang di Taxila dengan limaratus kereta. Perempuan Soreyya mengenalinya sebagai seseorang yang telah diutus oleh teman lamanya. Laki-laki dari kota Soreyya itu merasa senang bahwa ia diundang oleh seorang perempuan yang tidak dikenalnya. Ia berbicara dengan Soreyya bahwa ia tidak mengenalnya, dan bertanya kepada Soreyya apakah Soreyya mengetahui dirinya. Soreyya menjawab bahwa ia tahu tentang dirinya dan menanyakan kesehatan keluarganya dan beberapa orang-orang di kota Soreyya. Laki-laki dari kota Soreyya berbicara tentang anak orang kaya yang hilang secara misterius ketika pergi ke luar kota untuk mandi. Soreyya mengungkapkan identitas dirinya dan menghubungkan semua apa yang telah terjadi, tentang pikiran salahnya kepada Mahakaccaya Thera, tentang perubahan kelamin, dan perkawinannya dengan orang kaya di Taxila. Laki-laki dari kota Soreyya menasehatinya untuk meminta maaf kepada Mahakaccayana Thera. Mahakaccayana Thera diundang ke rumah perempuan Soreyya dan menerima dana makanan darinya. Sesudah bersantap perempuan Soreyya dibawa menghadap Mahakaccayana Thera, dan laki-laki dari kota Soreyya berbicara kepada Mahakaccayana Thera bahwa perempuan ini pada waktu dulu adalah seorang anak laki-laki orang kaya di kota Soreyya. Ia kemudian menjelaskan kepada Mahakaccayana Thera bagaimana Soreyya menjadi perempuan karena berpikiran jelek pada saat menghormati Mahakaccayana Thera. Perempuan Soreyya dengan hormat meminta maaf kepada Mahakaccayana Thera. Mahakaccayana Thera berkata, “Bangunlah, saya memaafkanmu.” Segera setelah kata-kata itu diucapkan, perempuan tersebut berubah kelamin menjadi seorang laki-laki. Soreyya kemudian merenungkan bagaimana dengan satu keberadaan diri dan dengan satu keberadaan tubuh jasmani ia berubah kelamin, bagaimana anak-anak telah dilahirkannya. Merasa sangat cemas dan jijik terhadap segala hal itu, ia memutuskan untuk meninggalkan hidup berumah tangga, dan memasuki Pasamuan Sangha dibawah bimbingan Mahakaccayana Thera. Sesudah itu ia sering ditanyai, “Siapa yang kamu cintai, dua anak laki-laki pada saat ia sebagai seorang laki-laki, atau dua anak lain pada saat ia menjadi seorang istri?” Terhadap hal itu ia menjawab bahwa cinta kepada mereka yang dilahirkan dari rahimnya adalah lebih besar. Pertanyaan ini seringkali seringkali muncul, ia merasa sangat terganggu dan malu. Kemudian ia menyendiri dan dengan rajin, merenungkan penghancuran dan proses tubuh jasmani. Tidak terlalu lama kemudian, ia mencapai kesucian arahat, bersamaan dengan pandangan terang analitis. Ketika pertanyaan lama ditanyakan kepadanya, ia menjawab bahwa ia telah tidak mempunyai lagi kesayangan pada sesuatu yang khusus. Bhikkhu-bhikkhu yang lain mendengarnya berpikir bahwa ia pasti berkata tidak benar. Pada saat dilapori dua jawaban berbeda Soreyya itu, Sang Buddha berkata, “Anakku berkata benar, ia telah berbicara benar. Jawabannya sekarang lain karena ia sekarang telah mencapai tingkat kesucian arahat, sehingga ia tidak lagi menyayangi sesuatu yang khusus. Dengan pikiran terarah benar, anak-Ku telah membuat dirinya berada pada suatu kehidupan baik, yang diberikan oleh ayah maupun ibu.” Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 43 berikut: Bukan dengan pertolongan ibu, ayah, ataupun sanak keluarga; namun pikiran yang diarahkan dengan baik, yang akan membantu dan mengangkat derajat seseorang. Banyak bhikkhu mencapai tingkat kesucian sotapatti setelah khotbah Dhamma itu berakhir.
0 notes
aguslio17g · 8 years ago
Text
Tuhan dalam Agama Buddha
Jika Tuhan dalam pengertian umum adalah sebagai Pencipta dan mempunyai sifat2 seperti manusia (bisa marah, bisa benci, bisa memusnahkan suatu kaum), maka jelas tidak ada tuhan seperti itu di dalama agama Buddha. Bukan tidak dibicarakan tentang tuhan seperti itu, melainkan jelas ditolak dan dianggap tidak tepat konsep tuhan seperti itu karena tidak nyata (Sumber: Brahmajalasutta). Jadi, Jika tuhan diartikan sebagai pencipta, agama Buddha jelas menolak tuhan (artinya tidak ada tuhan seperti itu dalam ajaran Buddha) Jika tuhan diartikan sebagai pengatur kehidupan manusia, agama Buddha menolak tuhan seperti itu (artinya menurut agama Buddha tidak ada pengatur kehidupan manusia/makhluk hidup.) Byangkan bencana Tsunami apakah kerjaan tuhan?? bayi yang baru lahir pun tewas seketika.. bencana setiap hari ada dengan berbagai macam bentuknya apakah rencana tuhan yang kejam?? Menurut ajaran Buddha, ada sebab ada akibat.contoh: apabila saya mati, tentu ada sebab dan kondisi2 yg mendukung. misal karma buruk masa lalu didukung dengan kondisi tidak menjaga keseahatan, didukung dengan sikap hidup yang tidak sehat, dll. jadi semua akibat yg terjadi ada sebab, seringkali kita tidak mengetahui sebabnya. sebagian orang karena tidak tahu kemudian mengatakan dewa/tuhan sebagai penyebab.) Jika pengertian tuhan sebagai suatu pribadi (ada sosok), maka agama Buddha juga tidak sependat (artinya menurut agama Buddha, tidak ada yang seperti itu) Jika konsep tuhan diartikan sebagai sesuatu yang tidak terpikir, tidak terjangkau pikiran, maka mgkn bisa ditemukan konsep ketuhanan seperti itu dalam agama Buddha. Beberapa konsep ketuhanan dalam agama Buddha. 1. Tidak perlu berdoa kepada objek ketuhanan tersebut 2. Tidak pernah marah, benci atau dendam dengan agama apapun 3. Tidak eksklusif, artinya ketuhanan dalam agama Buddha itu universal sifatnya. Jadi, mau percaya atau tidak dengan "ketuhanan buddhis" tidak masalah. seorang ateis bisa masuk "surga" Beberapa Konsep yang dapat dipilih dan dijadikan konsep Ketuhanan : 1. Nibbana 2. Adi Buddha 3. Dharmakaya 4. Tahtagathagarbha 5. Brahmavihara 6. Niyama "Ajaran Buddha sangat mengutamakan etika dan moralitas. Tanpa perlu diperintah2, umat Buddhis sejati mengembangkan cinta, belas kasih, kepedulian atas nama kemanusiaan. Karena setiap orang tidak mau menderita, maka jangan melakukannya kepada yang lain. Begitulah ajaran Buddha. Sangat Sederhana. " Buddha sendiri mengatakan : [Tradisi Theravada] “Apabila, O para bhikkhu, para makhluk mengalami penderitaan dan kebahagiaan sebagai hasil atau sebab dari ciptaan Tuhan (Issara-nimmanahetu), maka para Nigantha (petapa telanjang) ini tentu juga diciptakan oleh satu Tuhan yang jahat/nakal (Papakena Issara), karena mereka kini mengalami penderitaan yang sangat mengerikan.” (Devadaha Sutta, Majjhima Nikaya 101, Tipitaka Pali). “Bila ada Sang Maha Kuasa yang dapat mendatangkan bagi setiap mahluk ciptaanya kebahagiaan atau penderitaan, perbuatan baik maupun jahat, maka yang maha kuasa itu diliputi dosa, sedangkan manusia hanya menjalankan perintahnya saja.” ( Mahabodhi Jataka No.528 ) Dengan mata, seseorang dapat melihat pandangan memilukan; Mengapa Brahma itu tidak menciptakan secara baik? Bila kekuatannya demikian tak terbatas, mengapa tangannya begitu jarang memberkati? Mengapa dia tidak memberi kebahagiaan semata? Mengapa kejahatan, kebohongan dan ketidak-tahuan merajalela? Mengapa memenangkan kepalsuan, sedangkan kebenaran dan keadilan gagal? Saya menganggap Brahma adalah ketidakadilan. Yang membuat dunia yang diatur keliru.” [Bhuridatta Jataka, Jataka 543] [Tradisi Mahayana] Salah satu dari Mahayana Sutra, yaitu Lankavatara Sutra, berisi dialog antara Sang Buddha dengan Mahamati. Dalam dialog tersebut, Sang Buddha menyatakan bahwa konsep Tuhan yang berdaulat, atau Atman adalah imajinasi belaka atau perwujudan dari pikiran dan bisa menjadi halangan menuju kesempurnaan karena ini membuat kita menjadi terikat dengan konsep Tuhan Maha Pencipta. Kutipan dari sutra tersebut sebagai berikut: "Semua konsep seperti penyebab, suksesi, atom, unsur-unsur dasar, yang membuat kepribadian, jiwa pribadi, roh tertinggi, Tuhan Yang Mahakuasa, Sang Pencipta, adalah imajinasi belaka dan perwujudan dari pemikiran manusia. Tidak, Mahamati, doktrin Tathágata dari rahim ke-Tathágata-an tidaklah sama dengan filosofi Atman." (Lankavatara sutra, bab VI) "Asumsi bahwa suatu Tuhan (isvara) adalah penyebab, dan lain sebagainya, bersandar atas kepercayaan salah dalam suatu diri yang kekal; tetapi kepercayaan itu haruslah ditinggalkan, jikalau seseorang sudah dengan jelas mengerti bahwa segala sesuatu adalah tunduk pada penderitaan. [Vasubhandu, Abhidharmakosa, 5, 8 (vol. IV, p. 19); Sphutartha, p. 445,26.]
0 notes