Tumgik
Text
Penyakit Pada Anak-Anak dan Binatang Itu Disebabkan Apa?
Tumblr media
Kompilasi Fatwa Syekh Ali Al-Khawwash (1)
Penyakit yang didera oleh sebagian anak atau binatang baik berupa kecacatan secara fisik maupun mental. Apakah itu alamiah, faktor biologis atau ada pengaruh dari luar, baik itu bersifat fisik atau metafisik, dosa misanya?
Syekh Abdulwahhab Asy-Sya'rani bertanya, pada gurunya, Syekh Ali al-Khawwash,
tentang sebagian anak dan binatang yang terkena penyakit atau kecacatan. Apakah itu sebagai kafarah atau penebus atas maksiat dan dosa mereka atau bagaimana?
Syekh Ali Al-Khawwash menjawab,
penyakit atau kecacatan yang ada pada sebagian anak dan binatang itu bukan sebagai kafarah atas dosa atau maksiat mereka. Karena secara syariat mereka tidak dianggap bermaksiat. Anak tidak dianggap bermaksiat jika belum baligh, karena mereka belum mukallaf (terbebani syariat). Binatang tidak dianggap bermaksiat, karena mereka memang tidak mukallaf.
Akan tetapi penyakit atau kecacatan yang diderita sebagian anak, itu disebabkan orang yang mengandung dan menyusuinya. Karena mereka mengonsumsi makanan atau minuman secara berlebihan, atau yang tidak seharusnya dikonsumsi. Sehingga berdampak pada tubuh mereka, semacam campuran kasar yang berlawanan dengan tubuh mereka. Janin di rahim menjadi terganggu dan susu menjadi tercemar yang pada akhirnya berdampak pada fisik dan psikis anak seperti kelumpuhan dan berperilaku idiot.
Kalau ingin selamat dari itu, jangan makan dan minum kecuali saat butuh, dengan kadar yang sesuai kebutuhan, dan mengonsumsi satu macam bahan saja. Sekiranya desakan rasa lapar sudah sirna, berhentilah dari makan atau minum, istirahatkan tubuh, lalu tidur. Jangan bergerak berlebihan dan jangan pula terlalu sering diam.
Pada intinya Syekh Ali Al-Khawwash menekankan faktor makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh ibu hamil atau menyusui. Mengatur pola makan dan minum mereka baik dari jenis makanan, kadar mengonsumsi, dan waktu mengonsumsi. Jika itu terpelihara maka in sya'a Allah buah hati yang lahir akan sehat jasmani dan rohani.
Sedangkan penyakit atau kecacatan yang dialami oleh sebagian binatang atau hewan ternak, itu karena mereka diberi pakan dan minum tidak pada waktunya, atau tidak sesuai dengan tubuh mereka, atau berlebihan dalam memberi pakan. Di samping itu mereka masih tetap dipekerjakan, sehingga tubuh mereka lelah dan kemudian sakit, lebih-lebih pada saat musim dingin atau panas yang ekstrem.
Hampir sama dengan manusia, Syekh Ali Al-Khawwash juga menitikberatkan pada pengaturan pola makan pada binatang atau hewan ternak. Supaya tidak berdampak buruk pada tubuh mereka.
Diterjemahkan dari kompilasi fatwa Syekh Ali Al-Khawwash yang dirangkum muridnya, Syekh Abdulwahhab Asy-Sya'rani dalam Durar Al-Ghawwash 'ala Fatawa Sayyidi Ali Al-Khawwash.
Ahmad Wildan At-Turabi
0 notes
Text
Saya pernah berziarah pada beliau satu waktu, saya masuk berdiri di depan pintu masyhadnya yang pertama. "Eh ingat, beliau itu harim (perempuan) lho," saya mencoba menegur sahabat saya yang nyelonong masuk ke kuburnya.
Kala saya tidur, beliau mendatangi saya. Di atas kepalanya ada mi'zar (kain penutup kepala) sufi warna putih. Beliau berkata kepadaku, "Aku Nafisah. Kalau kamu datang berziarah, masuk saja ke kuburku, aku sudah mengizinkanmu." Sejak hari itu, saya tidak sungkan lagi masuk menziarah beliau dan saya duduk menghadap wajahnya radliya Allahu anha.
Itu adalah pengalaman spiritual asy-Sya'rani kala menziarahi Masyhad Sayyidah Nafisah binti al-Hasan al-Anwar. Lihatlah adabnya di hadapan seorang ahli bait perempuan, Sayyidah Nafisah. Sebab adabnya itu ia sampai didatangi Sayyidah Nafisah di mimpinya dan mendapatkan izin langsung dari beliau.
Disadur dari at-Thabaqat al-Wustha karya asy-Sya'rani; juz 1 hal: 214
instagram
0 notes
Text
Lebih dari satu orang bercerita padaku, dari al-Hafizh Abi al-Qasim Ali bin al-Hasan al-Asakiri berkata, aku mendengar Abul Hasan Ali bin al-Muslim al-Faqih berkata, aku mendengar Syaikh Imam al-Faqih az-Zahid Abul Fath Nashr bin Ibrahim bin Nashr al-Maqdisi berkata, bercerita padaku Abdullah as-Saqqa seorang syaikh saleh yang tinggal dekat Bait al-Maqdis berkata,
Aku (Syaikh Abdullah as-Saqqa) selalu membaca setiap malam surat Qul huwa Allahu ahad dua ratus kali, tanpa membaca Bismillahirrahmanirrahim. Kemudian aku bermimpi pada satu malam melihat dua ratus kambing, tanpa kepala, putus semua. Lalu ada yang berkata, "Ini untukmu." Aku bertanya, "Mengapa tanpa kepala semua?" Dijawab, "Karena kamu tidak membaca Bismillahirrahmanirrahim."
Abul Mahasin ar-Ruyani menyebutkan dalam kitabnya al-Bahr, dari Abi Sahl al-Abiwardi bahwa,
Ada seorang khatib di Bukhara, ia seorang ulama dan zahid, ia dapat keterangan hadits bahwasanya Rasulullah bersabda, "Barang siapa membaca Qul huwa Allahu ahad (surat Al-Ikhlas) seribu kali, Allah akan menghindarkannya dari sakit gigi, dan tidak akan sakit gigi selamanya." Satu ketika gigi sang khatib cenat-cenut, sakit tak tertahankan. Ia bacalah surat Al-Ikhlas seribu kali, namun cenat-cenutnya tidak kunjung reda, malah semakin bertambah. Hingga satu malam ia tidur dan bermimpi bertemu Rasulullah, mengadulah ia pada Rasulullah sekalian bertanya, "Saya dapat keterangan ada hadits Anda ya Rasulullah yang menyebutkan begini... dan saya sudah mengamalkannya begini.... tapi sakit gigi saya kok tidak hilang-hilang ya Rasulullah?" Dijawab oleh Rasulullah, "Karena kamu membacanya tanpa bismillah. Cobalah baca pakai bismillah!" Habis itu tiba-tiba sang khatib terbangun dari tidurnya. Ia langsung mengamalkan apa yang disabdakan Rasulullah, ia baca surat Al-Ikhlas seribu kali dengan bismillah. Benar saja selesai membacanya, sakit dan cenat-cenut di giginya hilang. Sejak itu ia tidak pernah sakit gigi lagi.
Dua kisah di atas dicatat Abu Syamah dalam Kitab al-Basmalah, dan dicuplik as-Suyuthi dalam Kitab al-Muhadlarat wa al-Muhawaratnya hal: 159
1 note · View note
Text
Konon salah satu orangtua Ratu Bilqis adalah jin. Ibn al-Ala' berkata: "Bapaknya Bilqis menikahi wanita dari bangsa jin yang namanya Raihanah binti as-Sakan. Kemudian lahirlah darinya Bilqis. Ia juga dinamai Balqamah."
Konon juga kaki bagian bawah Ratu Bilqis itu seperti kaki binatang. Maksudnya di betisnya banyak tumbuh rambut. Kemudian setelah menikah dengan Nabi Sulaiman, setan-setan diperintahkan untuk membuat tempat mandi khusus Ratu Bilqis yang terbuat dari batu gamping (batu ini berguna untuk menghilangkan rambut atau bulu dari badan).
Menanggapi konon di atas as-Suyuthi berkata, Abu Syaikh dalam al-Azhamah, Ibnu Mardawaih, dan Ibnu Asakir, meriwayatkan dari Abi Hurairah berkata, Rasulullah bersabda, "Salah satu orangtua Bilqis itu jin." Ibnu Abi Syaibah dan Ibn al-Mundzir meriwayatkan dari Mujahid berkata, "Pemilik Saba', ibunya itu jin." Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Zuhair bahwa Muhammad berkata, "Ibunya Bilqis itu Fari'ah al-Jinniyah." Ibnu Abi Hatim dari Ibnu Juraij berkata, "Ibunya Bilqis itu Balqiyah." Al-Hakim meriwayatkan dari Ibnu Mardawaih dari Utsman bin Hafir berkata, "Ibunya Bilqis itu wanita bernama Balqiyah binti Syaithan." Ibnu Asakir meriwayatkan dari al-Hasan (al-Bashri), dia ditanya tentang Ratu Saba', kemudian dijawab, "Salah satu orangtuanya itu Jin." Penanya masih menyangkal, "Jin itu tidak beranak-pinak (Wanita itu tidak mungkin lahir dari bangsa jin)."
Disadur dari Laqthul Marjan karya As-Suyuthi; hal: 78
Saya masih ingat dulu pernah diceritain guru saya, kalo gak salah, Yai Fathun Qarib athala Allahu umrah wa nafa'ana bi ilmih, beliau pas itu ngajar Tafsir Jalalain waktu saya kelas tujuh tsanawiyah. Di sela-sela pelajaran, beliau bercerita kalo Ratu Bilqis itu betisnya banyak rambut atau bulunya,  makanya pas Ratu Bilqis itu masuk ke Kerajaan Nabi Sulaiman, ia mengangkat gaunnya karena lantainya berupa kolam ikan yang berlapis kaca, yang ia kira tidak ada kacanya, jadi keliatan sampai betisnya, ada rambutnya. Makanya kalo ada perempuan kok betisnya ada rambutnya itu berarti "nuruni" Ratu Bilqis. Saya terus berpikir, bahkan cuman intermeso saja ada dasarnya, apalagi pas gak intermeso. Ya walaupun saya juga gak tahu cerita kayak gini itu min qabil israiliyat atau bukan. Tapi baik dulu pas tsanawiyah maupun sekarang saya tetap menikmati "dongeng-dongeng pengantar tidur" kayak gini, tanpa memedulikan itu israiliyat atau bukan. Wa Allahu a'lam.
0 notes
Text
Abubakar Al-Baghandi dapat cerita dari Imam Mujahid, beliau bercerita: "Setan itu selalu saja menampakkan diri waktu aku salat, ia menyerupakan wujudnya seperti guruku, Ibnu Abbas. Tiba-tiba aku jadi ingat dawuh guruku, mungkin karena perwujudannya yang seperti guruku itu. Esoknya waktu aku mau salat, aku sudah siapkan sebilah pisau di sampingku. Benar saja, aku salat ia menampakkan diri. Selesai salat aku langsung ambil pisau dan kutusukkan padanya. Seketika ia jatuh dan berbunyi gedebuk. Habis itu aku tidak pernah melihatnya lagi."
Al-Abtsi dapat cerita bahwa Ibnu Asy-Syarbir satu ketika melihat ada sesosok bocah tingginya sekitar dua jengkal (kilan). Dia berdiri di atas pelana tunggangannya. Ditanya sama Ibnu Asy-Syarbir, "Kau ini apa?" "Izab" "Oh dari bangsa jin ya?!" Kemudian tuyul itu dipentung kepalanya sama Ibnu Asy-Syarbir dengan cemeti kayu sampai dia kabur tunggang langgang.
Disadur dari Laqthul Marjan karya As-Suyuthi; hal: 69
0 notes
Text
Habib Abdullah Al-Jufri nerangin kalo lupa bisa dianggap uzur (meninggalkan) solat, selama nggak menyengaja lupa. Maksudnya lupa yg timbul dari keharaman. Kalo lupa yg timbul dari amrin mathlub (sesuatu yg diperintah agama), nah itu baru uzur solat. Habib Abdullah Al-Jufri ngasih contoh kasus lupa yg sebab amrin mathlub, yaitu kayak cerita salah seorang faqih di Tarim.
Ada salah satu fuqaha di Tarim. Sehabis salat malam di rumah, beliau ke masjid qubailas subuh, sambil menunggu azan subuh. Beliau kebetulan punya musykilah yg belum selesai, beliau naik ke perpustakaan di atas masjid untuk memuthala'ah beberapa kitab. "Saya mau mutolaah sebentar, nanti azan berkumandang saya turun," begitu rencana beliau. Dirasa lama sekali, "Kok tidak azan azan ini, muazinnya ketiduran apa gimana?" Gumam beliau di hati. Beliau turun dan mendapati langit sudah menguning (waktu isfar), tanda sudah syuruq matahari. Beliau mendatangi si muazin yg ternyata malah baru mau mengumandangkan azan. "Kamu ini bagaimana, kamu terlambat azannya, ini udah isfar ini, sudah waktu syuruq, sudah fajar ini dan kamu malah baru mau azan! Kenapa kamu telat azan?!" tegur seorang faqih tadi pada si muazin. "Maksudnya Anda apa Syekh? Fajar gimana? Sekarang saya ini mau azan maghrib!"
Jadi seorang faqih tadi selama 13 jam kurang lebih memuthala'ah kitab nggak inget makan, minum, atau bahkan ketiduran. Beliau fawat solat subuh, zuhur, dan asar. Fawatnya beliau ini karena lupa yg nggak disengaja, karena timbul dari amrin mathlub. Kalo kamu misal mutolaah kitab trus sampe azan, trus kamu bilang, aduh aku lupa solat, nggak! Kamu gak lupa solat, setan malah yg ngetawain kamu. Karena kalo kayak gitu, kamu pasti masih inget laper dan sebagainya. Sedangkan faqih ini nggak. Kalo kamu bisa seperti faqih tadi, lupamu itu baru bisa dianggap bi sababi amrin mathlub. Kira-kira begitu Habib Abdullah Al-Jufri ngejelasin tentang nisyan yg la yata'adda bi nisyanihi.
(Disadur dari Dars Fathil Mu'in ke-2 oleh Habib Abdullah Al-Jufri di Raudhatun Naim)
2 notes · View notes
Text
مالي إذا عرض الحساب وسيلة () أنجو بها من هول يوم الموعد
إلا اعترافي بالذنوب وإنني () متمسك بولاء آل محمد
كتب ذلك ابن سناء الملك في مشهد سيدنا يحيى الشبيه
Tiada bagiku wasilah ketika hisabku diperlihatkan. Yang bisa menyelamatkanku dari kepayahan Hari Perjanjian. Kecuali pengakuanku terhadap dosa-dosa, dan sesungguhnya aku. Berpegang pada mencintai ahli bait Nabi Muhammad.
Syiir ini ditulis oleh Ibnu Sana' Al-Mulk pada Masyhad Sayyidina Yahya Asy-Syabih.
0 notes
Text
Sertifikasi Wali Imam Ahmad
Satu hari guru dan murid, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad, berpapasan dengan Syaikh Syaiban ar-Ra'i. Imam Syafi'i hendak menyalaminya, tahu karena beliau seorang wali besar yang tidak menampakkan kealimannya. Imam Ahmad wajar saja heran karena memang beliau tidak pernah tampak kealimannya, atas dasar apa beliau diklaim wali. Lantas Imam Ahmad mengungkapkan keraguannya, "Allah itu tidak mengangkat wali yang jahil." Maka Imam Syafi'i enteng saja, "Tanya saja!"
Kemudian Imam Ahmad mendekati Syaikh Syaiban dan mengajukan beberapa pertanyaan.
"Berapa zakat atas kambing Anda?"
"Kalau mazhab kalian dari 40 kambing cukup satu."
"Loh apakah mazhab Anda bukan seperti itu?"
"Iya, melainkan semuanya untuk Allah."
"Terus apa dalilnya?"
"Jawaban Sahabat Abu Bakr saat ditanya Rasulullah shalla Allahu alaihi wa sallam 'Apa yang kamu tinggalkan untuk keluargamu?' yaitu 'Allah dan Rasul-Nya.'"
"Apa yang harus dilakukan jika Anda lupa dalam salat?"
"Kalau mazhab kalian maka dengan sujud dua kali, kalau mazhabku maka ku ulangi salatnya."
"Apa dalilnya?"
"Firman Allah, 'Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari mengingati Allah.' Maka ku ulangi salatnya sebagai hukuman atas klaimku, dan wajib atasku hukuman yaitu aku dipukul kayu serta dikatakan kepadaku 'Ini balasan hati yang lalai dari Allah ta'ala.'"
"Apa itu hakikat makrifat?"
"Nur di kalbu."
Kemudian Syaikh Syaiban pergi dan menghilang dari pandangan mata. Imam Ahmad akhirnya komentar, "Aku datang pada seorang mufti syariat dan hakikat."
من مرشد الزوار إلى قبور الأبرار للشيخ موفق الدين بن عثمان
0 notes
Text
يا من إذا سأل المقصر عفوه # فهو المجيب بفضله لسؤاله
مالي سوى فقري إليك وسيلة # وتشفعي بمحمد وبآله
- النظم لابن سناء الملك الوزير المكتوب على قبر سيدنا الإمام القاسم الطيب بن محمد المأمون الحسيني -
من مرشد الزوار إلى قبور الأبرار للشيخ موفق الدين بن عثمان
0 notes
Text
التوبة صفة المؤمنين لقوله تعالى وتوبوا إلى الله جميعا أيه المؤمنون (النور : ٣١)
والإنابة صفة الأولياء والمقربين لقوله تعالى وجاء بقلب منيب (ق : ٣٣)
والأوبة صفة الأنبياء والمرسلين لقوله تعالى نعم العبد إنه أواب (ص : ٣٠)
من التسير المعين بشرح معاني منازل السائرين للأستاذ الدكتور يسري رشدي جبر الحسني
1 note · View note
Text
Di antara orang yang diberi kabar gembira akan diutusnya Nabi Muhammad adalah moyang beliau yaitu Ka'b bin Lu'ay. Beliau memeluk agama Nabi Ibrahim dan membenarkan akan diutusnya Nabi Akhir Zaman. Beliau juga orang yang mencetuskan nama hari Jumu'ah. Dulu orang Arab menyebut hari itu al-'Arubah. Mengapa kemudian diberi nama Jumu'ah karena beliau (Ka'b bin Lu'ay) pada hari itu setelah zawal (waktu setelah tergelincirnya matahari) mengumpulkan orang-orang lantas berkhutbah, bermauizah, dan memberi kabar gembira pada mereka akan diutusnya Nabi Akhir Zaman Muhammad shalla Allahu alaihi wa sallam.
"Wahai manusia, surga demi Allah ada di hadapan kalian. dan zhan itu berbeda dengan zhan kalian. Maka hiasilah tanah haram kalian dan agungkanlah, berpeganglah padanya jangan sampai lepas. Akan datang padanya kabar yang agung. Dan akan keluar darinya Nabi yang mulia." Setelah berkhutbah Ka'b bin Lu'ay mendendangkan syiir,
"Siang, malam, dan pergantian masa. Sama saja bagi kita manisnya maupun pahitnya."
"Terbuai akan datangnya Nabi, Muhammad. Dia mengabarkan beberapa kabar yang pasti benar pembawa kabarnya."
(Hadaiqul Anwar wa Mathali'ul Asrar fi Siratin Nabiyyil Mukhtar karya Syaikh Muhammad bin Umar Bahraq Al-Hadlrami Asy-Syafi'i; hal: 97 cet: Darul Minhaj)
0 notes
Text
Bagaimana Imam Ibnu Taimiyah Al-Jad (kakek dari Ibnu Taimiyah, rujukan ulama Salafi) Menjaga Istifadah Waktu
Beliau adalah Majduddin Abul Barakat Abdussalam bin Abdullah bin Taimiyah Al-Harrani Al-Hanbali, lahir pada tahun 590 H dan wafat pada tahun 653 H.
Beliau termasuk ulama yang menjaga istifadah waktu (tidak menyisakan waktu untuk hal sia-sia) dengan cara unik dan kegiatan yang bahkan tidak terpikirkan.
Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam Dzail Thabaqat Al-Hanabilah menyebutkan biografi Imam Ibnu Taimiyah:
Beliau adalah Al-Imam, Al-Faqih, Al-Muqri', Al-Muhaddits, Al-Mufassir, Al-Ushuli, An-Nahwi, Syaikhul Islam, Faqihul Waqti, dan salah satu alim besar. Dari Abu Abdillah bin Al-Qayyim (guru Al-Hafizh Ibnu Rajab Al-Hanbali), dari Abdurrahman bin Abdul Halim bin Taimiyah (saudara dari guru Ibnul Qayyim), dari ayahnya (Abdul Halim) menceritakan,
"Dulu kakek (Imam Majduddin Abul Barakat) setiap mau masuk kamar kecil berpesan padaku, 'Bacakan kitab ini, dan keraskan suaramu sampai aku dengar'."
Imam Ibnu Taimiyah Al-Jad menyuruh cucunya untuk membacakan satu kitab selama beliau berada di kamar kecil, sedangkan cucunya berada di luar kamar kecil.
Ibnu Rajab berkomentar bahwa kisah ini menunjukkan bagaimana semangatnya Imam Ibnu Taimiyah Al-Jad menghasilkan ilmu dan menjaga istifadah waktu.
Menurut saya pribadi, kisah juga menunjukkan bahwa memuliakan ilmu di antaranya adalah dengan tidak membawa kitab atau membacanya di tempat-tempat yang tidak layak seperti kamar kecil.
(Qimmatuz Zaman indal Ulama karya Syaikh Abdul Fattah Abu Ghuddah; hal: 122 cet. Darussalam)
1 note · View note
Text
وأما أحاديث الاكتحال والغسل والتطيب في يوم عاشوراء فمن وضع الكذابين
(قوله وأما أحاديث الاكتحال إلخ) في النفحات النبوية في الفضائل العاشورية للشيخ العدوي ما نصه قال العلامة الأجهوري أما أحديث الكحل فقال الحاكم إنه منكر وقال ابن حجر إنه موضوع بل قال بعض الحنفية إن الاكتحال يوم عاشوراء لما صار علامة لبغض آل البيت وجب تركه قال وقال العلامة صاحب جمع التعاليق يكره الكحل يوم عاشوراء لأن يزيد وابن زياد اكتحلا بدم الحسين هذا اليوم وقيل بالإثمد لتقر أعينهما بفعله قال العلامة الأجهوري ولقد سألت بعض أئمة الحديث والفقه عن الكحل وطبخ الحبوب ولبس الجديد وإظهار السرور فقال لم يرد فيه حديث صحيح عن النبي صلى الله عليه وسلم ولا عن أحد من الصحابة ولا استحبه أحد من أئمة المسلمين وكذا ما قيل إنه من اكتحل يومه لم يرمد ذلك العام ومن اغتسل يومه لم يرمض كذلك قال وحاصله أن ما ورد من فعل عشر خصال يوم عاشوراء لم يصح فيها إلا حديث الصيام والتوسعة على العيال وأما باقي الخصال الثماني فمنها ما هو ضعيف ومنها ما هو منكر و��وضوع
(إعانة الطالبين للشيخ أبي بكر شطا؛ ج : ٢ ص : ٥١٤-٥١٥ طبعة دار الفيحاء)
0 notes
Text
Disebutkan dalam Syarh Al-Alfiyah karya Imam Al-Iraqi dan Fathil Mughits karya Imam As-Sakhawi.
Putra Imam Ahmad bin Hanbal, Abdullah bertanya pada ayahnya, "Bagaimana menurutmu ayah, sebaiknya seorang pencari ilmu mulazamah (menetap) pada satu guru yang alim, lantas menulis ilmu darinya? Atau melanglang buana ke negeri-negeri para ulama dan mendengarkan ilmu dari mereka?" Jawab Imam Ahmad, "Sebaiknya dia melanglang buana dan menulis ilmu dari ulama Kufah, Basrah, Madinah, dan Makkah, kemudian bergumul pada masyarakat dari setiap negeri dan mendengar berbagai pengetahuan dari mereka."
Imam Yahya bin Ma'in mengatakan bahwa ada empat orang yang kecerdasannya tidak dapat membuat mereka tenang, Imam Yahya menyebutkan salah satu dari empat itu adalah orang yang menulis (mendalami ilmu) di negerinya dan tidak melanglang buana mencari hadits.
Imam Ahmad juga pernah ditanya, "Apakah harus seseorang bepergian dalam mencari ilmu?" Jawab Imam Ahmad, "Tentu saja, Demi Allah, 'Alqamah bin Qays An-Nakha'i dan Al-Aswad bin Yazid An-Nakha'i mereka berdua orang Kufah, Irak, hadits dari Umar telah sampai pada mereka tapi itu tidak membuat mereka puas sehingga mereka keluar ke Madinah dan mendengar hadits itu dari Umar langsung."
(صفحات من صبر العلماء على شدائد العلم والتحصيل للشيخ عبد الفتاح أبو غدة تخريج سلمان بن عبد الفتاح أبو غدة؛ ص : ٤٧ طبعة دار البشائر الإسلامية)
0 notes
Text
وفي السنة السابعة وفد جده عبد المطلب على سيف بن ذي يزن الحميري فأخبره سيف والكهان بنبوة محمد صلى الله عليه وسلم .....
وفي الثالثة عشرة خرج به عمه أبو طالب إلى الشام فلما بلغوا بصرى رآه بحيرا الراهب بفتح الموحدة وكسر المهملة ممدودا فتحقق فيه صفات النبوة فأمر عمه برده فرجع به .....
وفي الخامسة والعشرين خرج صلى عليه وسلم مع ميسرة غلام خديجة رضي الله عنها في تجارة لها فرآه نسطور بفتح النون الراهب فقال أشهد أن هذا نبي وأنه آخر الأنبياء فلما رجعا أخبرها ميسرة بذلك وبما شاهد منه صلى الله عليه وسلم فخطبته إلى نفسها فنكحها
(حدائق الأنوار ومطالع الأسرار في سيرة النبي المختار للقاضي محمد بن عمر بحرق الحضرمي الشافعي؛ ص : ٦٠ تحقيق محمد غسان نصوح عزقول طبعة دار المنهاج)
Pada tahun ketujuh (dari kelahiran); kakek beliau, Abdul Mutalib pergi mengunjungi Saif bin Dzi Yazan Al-Himyari. Saif dan para peramal mengabarkan tentang kenabian cucu Abdul Mutalib, Muhammad shalla Allahu alaihi wa sallam.
Pada tahun ketiga belas; paman beliau, Abu Talib mengajaknya pergi ke Syam. Tatkala mereka sampai di Busra, ada seorang rahib, Bahira namanya, melihat keponakan Abu Talib itu. Rahib itu mendapati sifat-sifat kenabian pada diri Muhammad, lantas ia meminta Abu Talib supaya mengembalikan keponakannya itu. Dan mereka pun akhirnya pulang.
Pada tahun kedua puluh lima; beliau shalla Allahu alaihi wa sallam pergi bersama Maisarah, pembantu Khadijah radliya Allahu anha, untuk mendagangkan barang Khadijah. Di perjalanan ada seorang rahib, Nastur namanya, melihat sosok Muhammad. Kemudian rahib itu bersaksi, "Aku bersaksi bahwa (pemuda) ini adalah nabi dan sesungguhnya dialah akhir para nabi." Selepas pulang, Maisarah mengabarkan apa yang telah ia saksikan tadi pada Khadijah. Maka kemudian Khadijah melamar Muhammad untuk dirinya, dan Muhammad pun menikahinya.
Dari ibarat di atas setidaknya kita tahu ada beberapa tokoh yang sudah mengabarkan kenabian Nabi Muhammad sebelum beliau diutus.
1. Saif bin Dzi Yazan Al-Himyari dan para kahin
2. Rahib Bahira
3. Rahib Nastur
0 notes
Text
قال أستاذنا شيخ الإسلام في مشيخته كم من شيخ كبير في العلم والفضل أدركته وما استخرته وأقول على هذا الفوت منشئا هذا البيت :
لهفا على فوت التلاقي لهفى {} ما كل ما فات ويفنى يلفى
(شرح تعليم المتعلم للشيخ نوعي زاده الرومي؛ ص : ٢٠٤ طبعة دار الإحسان)
Guru kami (Burhanuddin Az-Zarnuji) Syaikhul Islam (Burhanuddin Ali bin Abi Bakr Al-Marghinani Al-Hanafi) berkalam dalam Masyikhah-nya, "Berapa banyak guru sepuh dalam ilmu dan kehormatan yang ku temui masanya tapi tidak ku ambil kebaikannya." Ku ungkapkan kehilanganku ini dengan mendendangkan bait ini,
"Aduh sesalnya, kehilangan pertemuan, menyesalnya! {} Tidak semua yang sudah hilang dan raib dapat kembali ada."
1 note · View note
Text
سوء التدبير سبب التبذير
"Buruknya pengelolaan adalah sebab terjadinya pemborosan."
(سبيل الرشاد إلى نفع العباد للشيخ أحمد الدمنهوري؛ ص : ٧٢ طبعة كشيدة)
0 notes