Video
#repost #savealaqsha🇵🇸🇵🇸🇵🇸✊✊✊🇮🇩🇮🇩🇮🇩 #savealquds
1 note
·
View note
Text
Bagi sebagian orang, semakin tua berarti semakin panik perihal jodoh. Cemas boleh, hilang akal jangan. Ikhtiar boleh, genit jangan. Realistis boleh, banting harga jangan.
— Taufik Aulia
2K notes
·
View notes
Text
Dengan Rezki anda selalu merasa kuatir, padahal Rezki sudah di atur oleh Illahi, namun dengan akidah dan iman anda tidak kuatir padahal itu tidak di jamin oleh Allah
0 notes
Text
Yang Muda yang Akan Memberitahu Kita
@edgarhamas
“Mungkin suatu ketika engkau akan bertanya pada dirimu, kapan kejayaanmu akan berakhir. Yang mudalah yang akan menjawabnya”, begitulah satu dialog yang amat saya ingat ketika Lighting Mc Queen memutuskan untuk menjadi Coach di film Cars 3. Usianya yang menua, sedangkan kejuaraan Piston Cup diisi oleh pembalap-pembalap muda. Dengan segala petualangan dan perenungannya, akhirnya ia mengantarkan Ramirez, pembalap pemula menjadi juara mengalahkan Jason Storm. Lengkapnya silahkan nonton sendiri 😆
Di film itu, awalnya saya mengira Mc Queen akan kembali menjadi juara. Namun lebih hebat, ia mengajarkan pada penonton, “bahwa para pemenang sejati adalah mereka yang bisa membuat orang lain menang.”
Kita tidak tahu kapan kehebatan kita akan bertahan. Yang muda-mudalah akan menjawabnya suatu hari nanti. Perkara ini seharusnya bukanlah untuk kita, tapi untuk para ayah dan ibunda. Namun percayalah, suatu hari nanti kita juga akan merasakan hakikatnya.
Zaman baru ini sudah memanggil kita untuk mengisi pos-pos strategisnya. Citra kita sebagai millenial telah digadang-gadang untuk meneruskan estafet kepemimpinan profesional di setiap ranah dan segmen. Maka jika kita masih menyibukkan diri dengan remeh temeh masa muda macam foya-foya dan meneguhkan gengsi, waktu akan habis tanpa kita akan sadari.
Sementara di bawah kita, yang lebih muda ternyata punya peluang lebih siap dan lebih tangguh. Mereka diproyeksikan lebih ‘out of the box’ gaya berpikirnya, lebih gesit mengimbangi pemain internasional yang lain.
Terlepas dari itu semua, sebagai pemuda muslim millenial zaman now, persaingan bukan orientasi kita. Kita lebih memilih kata “berkolaborasi” dengan kelebihan juga bidang masing-masing. Sadar gerakan, itu kuncinya. Memang kita tak punya pusat kendali dan headquarter yang memberdayakan keahlian kita secara maksimal. Namun dengan sadar kebutuhan Ummat, kita sudah bisa memetakan apa yang seharusnya kita lakukan.
Dan jangan lupa, pemenang sejati adalah yang bisa membuat penerusnya menjadi pemenang yang lebih hebat darinya.
119 notes
·
View notes
Text
Ujian
Jika kau tak siap diuji, maka ujian itu akan tetap ada di depanmu, menantimu siap menghadapinya. Begitu seterusnya dengan ujian-ujian yang lain, mengantri dibelakangnya, semakin banyak. Jika kita tidak menghadapinya, kita tidak akan beranjak kemana-mana, diam ditempat.
Esok atau lusa, seperti saat-saat ini, saat kita melihat kebelakang dan menyaksikan betapa banyak ujian yang telah kita lewati, semuanya terasa seperti baru kemarin sore. Segala keresahan, kekhawatiran, ketakutan itu sudah terlewati. Dan perasaan ketika ujian datang selalu begitu, ragu, khawatir, takut, dsb.
Esok atau lusa, seperti saat-saat ini, saat kita sudah berhasil memahami, mengapa kita mesti melewati ujian-ujian tersebut. Sudah seharusnya itu cukup untuk menjadi penyemangat kita atas ujian yang ada didepan mata, sesuatu yang besar menanti didepannya.
Esok atau lusa, kita mungkin akan banyak bersyukur. Sebab hadiah terbaik dari setiap ujian bukanlah di hasilnya, melainkan di rangkaian prosesnya. Sesuatu yang membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bijaksana, lebih saleh, dan menjadi manusia yang lebih bernilai.
Yogyakarta, 30 Oktober 2017 | ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
Ibu boleh saja mengeluh padaku, jika ibu memang ingin mengeluh. Aku paham ibu juga manusia, kadang lelah dan jenuh. Aku sering lupa diri. Terlalu banyak mau dan tidak memikirkanmu. Aku tahu, seandainya aku yang menjadi dirimu, aku belum tentu setangguh engkau. Perempuan yang tetap berusaha menyelesaikan semua butuh kami, dan sering mengabaikan keinginanmu dalam hati. Tetaplah jadi ibu kami yang sehat. Jika kau sedang lelah, utarakan sajalah. Aku tahu, aku terlalu banyak meminta namun sering lupa memberi padamu.
–boycandra
706 notes
·
View notes