akidlabiq-blog
akidlabiq-blog
Indonesian Tourism Destination
6 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
akidlabiq-blog · 6 years ago
Text
Tumblr media
0 notes
akidlabiq-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
                        Pesona Gejog Lesung Desa Wisata Kaki Langit         
           Gejog Lesung merupakan sebuah kesenian tradisional asli Bantul. Kesenian ini ada dan tercipta untuk memperingati masa panen para petani pada zaman dulu sampai sekarang. Tetapi hanya beberapa daerah saja yang masih mempertunjukan Gejog Lesung. Hal ini sangatlah miris karena kebudayaan yang asli dari daerah sendiri mulai tersingkirkan oleh perkembangan zaman. Salah satu daerah yang yang masih mempertontonkan kesenian Gejog Lesung adalah Desa Wisata Kaki Langit. Tepatnya ada di daerah Mangunan, Bantul.
           Pertunjukan Gejog Lesung di Desa Wisata Kaki Langit pemainnya di dominasi oleh kaum-kaum yang sudah tidak muda lagi. Mungkin para pemainnya umurnya sudah menginjak 60-70 tahun. Tetapi perlu kita garis bawahi bahwa umur tidak menghalangi seseorang untuk berkreasi dna melestarikan budaya. “ Memang umur kami sudah tidak muda lagi, tetapi yang terpinting itu semangat dan keinginan yang tinggi agar budaya kami sendiri tidak hilang tertelan zaman”, kata Sardjito salah satu pemain Gejog Lesung.
           Gejog Lesung di Desa Wisata Kaki Langit ini tampil setiap hari Sabtu dan Minggu bertepatan dengan dibukanya Pasar Semi Desa Wisata Kaki Langit. Untuk pelestarian Gejog Lesung ini, setiap anak-anak di Desa Wisata Kaki Langit diberikan pelatihan oleh para tetua dan pemain. Hal tersebut bermaksud agar Gejog Lesung dapat dimainkan disetiap zamannya. “ Kami mengajak anak-anak secara sukarela tidak dengan paksaan sehingga anak-anak juga nyaman belajar kesenian ini”, kata Sardjito. Diharapkan pula agara timbul kesadaran pada anak-anak zaman milenial bahwa budaya sendiri harus dijaga dan dilestarikan bukannya dihilangkan.
           Lagu-lagu yang biasanya dimainkan pada kesenian Gejog Lesung adalah lagu-lagu tradisional jawa seperti Lir-Ilir, Gundul-Gundul Pacul, dan Suwe Ora Jamu. Tetapi Kesnian Gejog Lesung pada zaman sekarang tidak hanya dimainkan pada saat masa panen saja. Ada juga kesenian tersebut dimainkan untuk sekedar menghibur para pengunjung atau sebagai pengisi event-event kebudayaan. Bagi kalian yang ingin belajar ataupun sekedar menonton Gejog Lesung. Langsung saja datang pada hari Sabtu atau Minggu pukul 07.00 pagi ke Desa Wisata Kaki Langit.
0 notes
akidlabiq-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
             Kopi merupakan minuman yang ditemukan sekitar 800 SM, dalam masa perkembangan saat ini kopi merupakan minuman favorit yang selalu diinginkan oleh hampir seluruh manusia didunia ini. kebutuhan manusia akan kopi bahkan sampai membawa beberapa orang kecanduan dikarenakan kafein yang terkandung didalamnya. Dari tahun ke tahun masa perkembangan kopi muncul sangat banyak varian baru dari kopi itu sendiri. Menurut Majalah Otten Coffe Kopi Arabica merupakan jenis yang paling diminati didunia, hampir 70% peminum kopi mengonsumsi jenis tersebut. Sebenarnya kalau kita lihat dari cara manusia mengonsumsi kopi, bisa dikatakan bahwa pengonsumsian kopi merupakan sebuah budaya di beberapa daerah atau kalangan tertentu. Contohnya adalah dikalangan mahasiswa, pengonsumsian kopi hampir menjadi kebiasaan setiap hari yang harus dilakukan. Dengan adanya perilaku mahasiswa tersebut membuat beberapa daerah seperti Yogyakarta muncul beberapa coffee shop.
           Tetapi dalam karya ini penulis tidak akan membahas sejarah kopi ataupun perkembangan kopi dari tahun ke tahun, tetapi penulis ingin menuliskan coffee shop atau warung kopi yang memiliki signature kopi yang unik. Dan coffee shop yang menjadi pilihan penulis adalah Belluga Koffein. Coffee shop ini buka pertama kali pada bulan maret 2019. Mengusung tema tempat coffee shop modern Belluga Koffein harus bersaing sebagai pendatang baru didunia kopi Yogyakarta. Tetapi dengan mempertahankan menu signaturenya yaitu Es Kopay hampir setiap malam Belluga Koffein kebanjiran pembeli.
             Jika kita lihat dari prespektif bisnis ada beberapa faktor yang membuat Belluga Koffein mampu bersaing dengan nama-nama besar coffee shop di Yogyakarta seperti Laju Kopi maupun Starbucks Coffee. Yang pertama adalah tempat yang sangat strategis. Jalan Bougenvile CT X 3, Karang Gayam, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta itulah tempat dimana Belluga Koffein didirikan. Dekat dengan lingkungan 3 lingkungan kampus yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, dan Universitas Sanatadharma membuat pengunjungnya didominasi oleh mahasiswa ataupun alumni mahasiswa. Selain itu lokasi dari Belluga juga sangat dekat dengan jalan raya daerah Gejayan yang sangat ramai dilalui oleh pengendara. Sehingga akses menuju Belluga sangatlah mudah untuk dicapai. Faktor yang kedua adalah penataan tempat yang nyaman. Mengusung tema tempat modern coffee shop bukanlah hal yang mudah agar menarik perhatian pengunjung. Apalagi terkadang penataan tempat membuat kesan yang harusnya tempat itu luas menjadi sempit. Tetapi Belluga memberikan tempat yang sangat nyaman bagi pengunjung untuk melakukan aktivitasnya. Memberikan beberapa aliran listrik dan sumber wifi yang tergolong memenuhi ekspektasi pengunjung membuat mereka betah untuk berlama-lama di tempat itu. Pemberian cermin juga membuat kesan luas pada salah satu ruangan. Tempat ibadah dan toilet yang disediakan pun sangat bagus dan nyaman. Yang terakhir adalah pengemasan, berbeda dari tempat lain yang menggunakan gelas plastik maupun kaca di menu signaturenya Belluga mengusung kemasan dengan tema kaleng, yang membuat pelanggan tidak takut kopi akan mudah tumpah. Bisa dilihat digambar dibawah ini bahwa pengemasan kopi signature di Belluga menggunakan kaleng.
                      Keberhasilan Belluga Koffein dalam menarik pembeli juga dapat dilihat dari aspek atau prespektif pariwisata dan budaya. Didalam pariwisata itu sendiri ada beberapa motivasi terkait keingin pengunjung untuk datang kesuatu destinasi atau tempat tujuan. Salah satunya adalah kebutuhan manusia akan relaksasi diri atau pencarian hiburan. Pencarian hiburan ini juga meliputi mencari suatu hal yang baru. Atas hal tersebut Belluga dapat memanfaatkan motivasi pengunjung maupun pembeli dengan menyediakan beberapa menu dengan varian baru. Menu baru ini disebut dengan Es Kopay. Hampir mirip dengan es kopi seperti yang ada tempat lain, tetapi ada satu perbedaan yang membuat menu baru ini mencolok bagi pengunjung. Yaitu rasa yang terkandung dalam Es Kopay itu sendiri. Ada 4 jenis rasa yang disajikan dalam menu Es Kopay. Yang pertama adalah Es Kopay Ore, kata Ore diambil dari kata Original yang berarti belum ada campuran dari rasa selain rasa Es Kopay itu sendiri. Rasa ini cocok bagi pembeli yang ingin merasakan kopi dengan sajian dingin tanpa menghilangkan rasa dari kopi itu sendiri. Yang kedua adalah Es Kopay Straw, menu yang satu ini sangat cocok bagi pecinta buah asam manis karena kandungan buah strawberry yang dipadukan dengan rasa kopi. Menurut Shoffan salah satu pembeli disana ia mengatakan bahwa menu straw ini sangat cocok bagi dirinya yang suka dengan buah asam manis dan rasa antara strawberry dengan kopinya sangat stabil atau tidak dominan salah satunya. Yang ketiga dan yang paling menarik adalah Es Kopay Klepon. Klepon merupakan salah satu jajanan atau makanan pasar khas Jawa. Pertama kali mendengar adanya menu ini banyak pelanggan yang bertanya tanya apakah rasanya tidak aneh apabila makanan tradisional yaitu klepon dipadukan dengan es kopi. Tetapi semua pertanyaan itu hilang setelah mereka merasakan Es Kopay Klepon ini. Salah satu pelanggan yang berasal dari Magelang bernama Aziz Pratama mengutarakan bahwa ia sangat menyukai menu unik ini karena ditempat lain ia belum pernah menjumpai menu seperti ini, perpaduan Klepon dan kopi pun terasa sangat enak dan tidak terasa aneh sama sekali. Menu Es Kopay terakhir adalah Es Kopay Bone yang memadukan rasa pisang, coklat, dan kopi.
              Dapat kita lihat di perkembangan Belluga Koffein dalam menarik pelanggan bahwa budaya tradisional juga dapat berkembang bersama dengan modernisasi seiring dengan berjalannya zaman. Budaya tradisional juga harus dijaga bukan hanya dihapus demi kepentingan pribadi atau demi kepentingan kelompok.
0 notes
akidlabiq-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media Tumblr media
                 Rahasia Dibalik Suksesnya Desa Wisata Kaki Langit
             Desa Wisata Kaki Langit merupakan sebuah destinasi wisata yang mendapatkan julukan sebagai “desa wisata mandiri berbudaya” dari gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.  Desa wiswata ini diusulkan dari tahun 2015, tetapi beberapa atraksi wisatanya baru diresmikan pada tahun 2017.Kesuksesaan Desa Wisata Kaki Langit ini dipengaruhi oleh 2 faktor penting.
               Yang pertama adalah organisasi pengelola. Desa wisata Kaki Langit sebenarnya dikelola oleh organisasi Kaki Langit itu sendiri. Nama Kaki Langit sebenarnya merupakan tujuan bukan nama tempat,  yang memiliki arti dan harapan yang sangat dalam dimasyarakat.  “ Kaki kami ibaratkan sebagai langkah untuk maju kedepan sedangkan langit berarti ciptaan Tuhan yang tingginya tidak ada batasnya, sehinggga harapan kami apabila kita punya cita-cita harus maju kedepan untuk mencapai cita-cita yang setinggi langit,” kata Sumijan, ketua 2 Kaki Langit. Organisasi Kaki Langit memiliki sebuah asas yaitu gotong royong, sehingga semua kalangan masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan.
               Bukti bahwa setiap masyarakat ikut ambil bagian dalam pengelolaannya adalah adanya 8 divisi didalam Organisasi Kaki Langit. 8 divisi ini bernama Budaya Langit yang mengelola budaya dan seni, Rasa Langit mengelola kuliner, Atap Langit pengelola homestay, Karya Langit pengelola hasil kerajinan masyarakat, Langit Cerdas pengelola warisan leluhur, Langit Ilalang pengelola outbond, dan Langit Terjal pengelola wisata adrenalin. Asas gotong royong dipilih karena pengelola percaya bahwa dengan adanya budaya gotong royong dimasyarakat dapat memunculkan kesadaran bahwa pariwisata merupakan sebuah kesempatan agar desa mereka dapat berkembang.                
           Faktor kesuksesan yang terakhir adalah bekerjasama dengan komunitas dan pemerintah. Dalam masa perkembangnnya Desa Wisata Kaki Langit dibantu oleh sebuah komunitas pariwisata nasional yaitu Genpi ( Generasi Pesona Indonesia ). Tugas dari Genpi sebagai perantara antara masyarakat dengan pemerintah berjalan sangat baik. Terbukti dengan bantuan dana dari pemerintah sebesar 2 juta untuk pembangunan atraksi wisata Pasar Semi. Genpi juga sering membuat sebuah event baik budaya, seni, maupun kuliner di Desa Wisata Kaki Langit. Untuk pemerintah organisasi pengelola selalu menjalin hubungan baik dan berkomunikasi dengan pemerintah apabila terdapat masalah dalam perkembangannya.Beberapa atraksi wisata yang terkenal dari Desa wista Kaki Langit adalah Pasar Semi, homestay dengan konsep Rumah Tradisional Limasan,  dan beberapa produk kesenian Budaya Langit.
              Pasar Semi merupakan sebuah atraksi kuliner yang menyediakan jajanan tradisonal seperti  wedang uwoh, lotek, dan tiwul. Dinamakan Pasar Semi karena hanya ada pada hari Sabtu dan Minggu. Pasar ini biasanya buka pukul 06.00-12.00. Pasar ini sangat popular di kalangan wisatawan bahkan istri dari Dr.H. Muhammad Amien Rais mantan ketua MPR selalu datang untuk sarapan di Pasar Semi. Tata cara untuk belanja disini pun sangat unik yaitu dengan menukarkan uang anda dengan koin kayu yang berfungsi sebagai mata uang di kawasan Pasar Semi. Homestay berkonsep Limasan yang selalu ramai dengan pengunjung. Harga semalam untuk homestay di Desa Wisata Kaki Langit tergolong murah antara 400-600 ribu per malam. Dengan konsep Rumah Tradisional Limasan dan suasana alam yang sangat sejuk menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.Budaya langit merupakan divisi yang selalu menampilkan kesenian tradisional. Pemainnya mulai dari anak sekolah dasar sampai wanita dan pria paruhbaya. Gebug Lesung, ketoprak, dan karawitan merupakan beberapa produk budaya yang mereka tampilkan rutin di Pasar Semi.
.
0 notes
akidlabiq-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Kopi Kampung Ambarukmo Sajikan Nuansa Minum Kopi dipinggir Rel Kereta
Siapa sih yang belum pernah ke warung kopi? Hampir semua orang sudah pernah ke warung kopi. Apalagi kaum milenial kalau belum ke warung kopi terasa hidup belum lengkap. Nah pada kesempatan kali ini timesindonesia berkesempatan untuk berkunjung ke salah satu warung kopi yang tergolong sangat unik. Namanya Kopi Kampung Ambarukmo di Jaranan, Banguntapan, Bantul.          
           Jadi di Kopi Kampung Ambarukmo atau yang sering disebut oleh pelanggannya KOKAMBAR, kita dapat meminum kopi sembari  melihat senja dan kereta yang berlalu lalang pulang pergi. Karena KOKAMBAR sendiri dibangun persis di samping rel kereta api. “ Kami membangun KOKAMBAR disamping rel kerta api karena dapat tanahnya memang disitu”, jelas Ikhsan salah satu pemilik.
           Dibangun pada November 2018 perkembangan dari KOKAMBAR terhitung sangat cepat. Sekarang setiap hari dipenuh dengan para pelanggan. Bahkan terkadang banyak pelanggan yang tidak kebagian tempat saking ramainya. Dengan sistem buka 24 jam membuat KOKAMBAR tidak sepi dengan pelanggan. Dari pagi sampai pagi pasti ada orang yang berada disana. “ Konsep kami sebenarnya bukan warung kopi, tetapi tempat nongkrong sehingga menuntut kami agar selalu memperhatikan kualitas baik pelayanan ataupun menunya yang membuat para pembeli bisa betah dan datang kembali “, kata Ikhsan.
           Untuk harga sangat cocok sekali bagi semua kalangan terutama mahasiswa. Rentan harga  untuk minuman mulai dari Rp3.000,00 – Rp6.000,00 dan untuk makanan Rp7.000,00 – Rp20.000,00. “ Menu favorit disini adalah kopi cangkir yang harganya Rp6.000,00”, jelas Ikhsan
           Bagi kalian yang ingin menikmati suasana minum kopi berbeda dari yang lain KOKAMBAR dapat menjadi salah satu pilihan. Dianjurkan pula untuk datang saat menjelang senja agar  mendapatkan view dan tempat yang nyaman.
0 notes
akidlabiq-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Obyek wisata Kaki Langit kini diburu para pelancong. Baik dalam maupun luar negeri. Ya, obyek wisata yang lokasinya tak jauh dari Hutan Pinus ini menawarkan suasana tempo dulu (jaman dahulu), berbagai arena hiburan, dan spot selfi menarik. Obyek wisata ini berada di Dusun Cempuk Desa Mangunan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Desa wisata yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat ini menyuguhkan berbagai hiburan untuk menarik wisatawan. Seperti, Pasar Semi, homestay dengan konsep rumah tradisional limasan,  dan beberapa produk kesenian khas Budaya Langit.
“Pasar Semi merupakan sebuah atraksi kuliner yang menyediakan jajanan tradisonal seperti  wedang uwoh, lotek, dan tiwul. Dinamai Pasar Semi karena hanya ada pada hari Sabtu dan Minggu. Pasar ini mulai buka pukul 06.00-12.00,” kata Sumijan, seorang pengelola obyek wisata Kaki Langit.
Menurutnya, Pasar Semi sangat popular di kalangan wisatawan. Bahkan, isteri mantan Ketua MPR RI Amien Rais kerap menyempatkan diri datang ke obyek wisata kangenan ini untuk sekadar sarapan.
“Di tempat wisata ini kami pengelola menawarkan tata cara belanja yang tergolong unik. Yaitu, wisatawan yang ingin belajar harus menukarkan uang dengan koin kayu yang kemudian dapat difungsikan sebagai mata uang untuk berbelanja di kawasan Pasar Semi,” terang Sumijan.
Hampir setiap hari terutama libur akhir pekan dan liburan panjang, homestay berkonsep limasan selalu ramai pengunjung. Bagi wisatawan yang ingin menginap di rumah lawasan ini cukup membayar Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu per malam. Rumah dapat ditempat sampai dengan 5 orang.
“Wisatawan yang menginap di sini juga bisa menikmati suasana alam yang sangat sejuk dan asri,” jelasnya.
Untuk memikat dan menambah kesan kepada para wisatawan, pengelola menampilkan hiburan tradisional yaitu gejok lesung, ketoprak dan karawitan. Hiburan rakyat itu dimainkan oleh warga setempat. “Wisatawan juga bisa ikut bermain bersama dengan warga,” terang Sumijan.
Sumijan menerangkan, Desa Wisata Kaki Langit ini mulai eksis dan digandungi wisatawan baru 2017 lalu. Obyek wisata yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat ini diharapkan dapat mensejahterakan masyarakat setempat. Obyek wisata ini dirintis dengan semangat gotong royong dengan melibatkan masyarakat peduli lingkungan.
“Mengapa dinamai Kaki Langit. Artinya, Kaki kami ibaratkan sebagai langkah untuk maju ke depan. Sedangkan langit berarti ciptaan Tuhan yang tingginya tidak ada batasnya. Sehingga, kami memiliki harapan dan cita-cita harus maju kedepan untuk mencapai cita-cita yang setinggi langit,” papar Sumijan
Agar obyek wisata ini terkelola secara profesional, pengelola membagi delapan divisi. Yakni, Divisi Budaya Langit yang mengelola budaya dan seni, Rasa Langit mengelola kuliner, Atap Langit pengelola homestay, Karya Langit pengelola hasil kerajinan masyarakat, Langit Cerdas pengelola warisan leluhur, Langit Ilalang pengelola outbond, dan Langit Terjal pengelola wisata adrenalin.
“Asas gotong royong dipilih karena pengelola percaya bahwa dengan adanya budaya gotong royong dimasyarakat dapat memunculkan kesadaran bahwa pariwisata merupakan sebuah kesempatan agar desa mereka dapat berkembang,” terang Sumijan.
Nah, yang penasaran dengan kemolekan suasana tempo dulu bisa langsung dapat ke obyek wisata Kaki Langit yang ada di Dusun Cempuk, Mangunan, Bantul, Yogyakarta. Lokasinya, dapat ditempuh melalui jalur darat Kota Yogyakarta sekitar 1 jam dengan melalui Jalan Imogiri Timur atau melalui Kabupaten Gunungkidul. 
1 note · View note