Text
Menjadi hal yang menyakitkan bila aku cuba memahami situasi, tapi sering dibalas “tidak perlu”
28 december
0 notes
Text
Ibu, aku ingin pulang. Dalam hangat pelukmu. Anak perempuan pertamamu kepalanya sedang kusut dan ribut. Keningnya yang sering kali berkerut memikirkan entah apa yang menjadi kemelut, menyadari butuh rumah untuk meredam segala emosi yang mudah tersulut.
Intinyaaaa, pengen pulaaaang aaaa
56 notes
·
View notes
Text
Menghayati perasaan itu melemahkan. Menutup waras fikir dan kebebasan. Dan aku ingin segera tuntas dari kelemahan ini.
0 notes
Text
Aku sudah sekian lama berdamai dengan takdir. Bahawa takdir yang ingin aku jalani, seakan menghambat pergi segala keinginanku. Takdir berputar, seolah menjauh segala rasa bahagia yang aku definisikan. Tidak akan aku persoalkan takdir. Bahkan aku tidak sabar melihat penghujung perjalanan takdirku.
20/11, hari hari yang sedih
0 notes
Text
Sukarnya mencari hikmah. Yang ditemukan malah sebaliknya. Lantas terus terusan menyalahkan hasad, padahal hasad yang timbul adalah datang nya dari didikan diri yang salah.
3 Oktober 2023
0 notes
Text
Sampaikan pada jiwa yang bersedih
Begitu dingin dunia yang kau huni
Jika tak ada tempatmu kembali
Bawa lukamu biar aku obati
Tidak kah letih kakimu berlari
Ada hal yang tak mereka mengerti
Beri waktu tuk bersandar sebentar
Selama ini kau hebat
Hanya kau tak didengar
-Ghea, jiwa yang bersedih.
10 August 2023
1 note
·
View note
Text
Untuk kamu yang tidak bisa ditandai, disebutkan, atau diharapkan kehadirannya; selamat hari hujan!
30 July 2023
1 note
·
View note
Text
Akan menjadi terlalu payah untuk segera sembuh, jika kau terus menerus mengingat kesakitan lama.
Kata kau, kesakitan itu seperti tak terlihat hujungnya. Rasa sakit dan segala berat begitu tinggi sehingga tiada kehidupan untuk hari esok.
Aku tidak akan pernah faham, dan aku tidak ingin memahami juga. Akan kenapa hal itu masih tidak ingin kau lepaskan. Entah bagai mana aku pun keliru, bagaimana ingin mereda kesedihan yang tak terlihat. Yang ku tahu, kesakitan kau tak benar benar abadi, ada Dzat yang Maha Tinggi yang setia menuntut kamu agar tidak perlu bersedih sendiri.
Mencari sebuah sembuh itu payah, dimulai dengan rehat fikir, merawat nurani dan meminta hikmah. Bahawa sebetulnya, cukup dengan melangitkan doa kepadaNya.
Dan doaku tidak akan pernah kurang untuk kau segera sembuh.
29 April 2023.
5 notes
·
View notes
Text
Bagi hujan yang menyesakkan nafas, ragu yang kian menyempit
nyata percaya adalah realiti kehidupan yang tumbuh dari dahan tipu tipu seorang penyair. Kepercayaan yang tidak pernah wujud. Hadirnya tidak pernah aku rasa. Penyair adalah pembohong, menipu ruang ruang si pencinta dan di isi dengan bunga bunga layu yang tidak pernah mekar. Diam aku menganggap bunga terpaling indah, nyata keraguaan itu benar.
0 notes
Text
Faqis,
faqis buat apa tu? Seronok ke tengah main main kat syurga tu sayang. Kak Ain rindu faqis. Dah 5 tahun dah, mesti sekarang faqis dah form 1. Semoga faqis selalu ingat kak ain. Love you sayang
0 notes
Text
Bahagia yang diupayakan, berat. Seolah olah menuntun aku ke penghujung jalan yang gelap. Setidaknya tinggalkan sisa bahagia walau sedikitpun padaku.
0 notes
Text




Bagaimana bisa aku jatuh cinta berulangkali pada orang yang sama?
-refalhady
Bagaimana bisa cinta terhadap kamu tumbuh tanpa aku sedar, yang pada akhirnya membawa kepada kecintaan yang tak terhingga.
Bagaimana bisa aku merawat cinta, yang tidak pernah berdarah dan tidak pernah terluka, tapi padaku cukup parah. Umpama satu kegilaan, saban malam sasar mencari lena.
28 Mei
0 notes
Text
Merawat Ingatan.
Setiap kali aku merawat ingatanku. Aku selalu saja sampai pada bagian terkosong diriku. Orang-orang melihatku bahagia tanpa memiliki sebuah luka. Padahal, tidak pernah menceritakan luka bukan berarti tidak pernah terluka bukan?
Aku, selalu menahan diriku untuk tidak menceritakan segala riuh isi kepala. Dan menahan diriku untuk menceritakan sebuah luka sekalipun lebur dan hancur yang ada. Bukan tidak ingin ditolong. Entah mengapa aku merasa ketulusan itu tidak pernah sampai ke hatiku. Entah aku membatasi diriku, atau memang tidak ada yang benar-benar peduli atas perasaan yang sedang ku alami.
Setiap kali aku merawat ingatanku, selalu saja ku temukan banyak kisah yang itu ternyata bukanlah diriku. Aku seringkali mendengarkan keluhan, dan rasa sakit orang-orang di sekitarku. Mereka selalu bercerita bahwa diri merekalah yang paling menderita di muka bumi ini tanpa sedikitpun memikirkan bagaimana perasaanku. Apakah aku baik-baik saja kala mendengarkan keluhan itu, apakah aku sedang tidak baik-baik saja kala menerima problem mereka itu. Aku, selalu saja mengabaikan diriku agar untuk mendengarkan mereka sekalipun aku seringkali mengabaikan diriku sendiri.
Ini sangat melelahkan. Sungguh. Beberapa hari ini, aku mencoba merawat ingatanku dengan mencoba berbicara kepada diriku sendiri. Seringkali aku seperti orang gila yang kala sendiri bertanya seolah-olah aku sedang berbicara kepada orang lain. Padahal lawan bicaraku adalah diriku sendiri dalam versi yang berbeda. Kala demikian, seringnya aku menangis kepada Allaah. Aku seringkali mengatakan lelah kepadaNya. Mengapa dunia yang ku tempati ini penuh sekali dengan ujian dan tangisan yang seringkali buatku takut dan merasa kelelahan.
Kala bercerita dengan riuh isi kepala sendiri kepadaNya. Perasaanku selalu saja dibuat tenang, memang tak menemukan solusi saat itu juga. Namun aku merasakan tenang, aku merasa suatu saat nanti solusi yang ditawarkan dari lawan bicaraku yang berarti itu aku akan menjadi kenyataan yang baik nantinya.
Apakah kau yang membaca mahami tulisan ini? Jangan terlalu serius untuk memahaminya. Sebab aku hanya menulis. Menuliskan apa-apa yang memang harus dilarikan untuk menjadi sebuah ingatan nantinya. Jadi, kala ada yang bilang bagaimana aku melalui hari-hariku yang terlihat menyenangkan tanpa sebuah luka? Maka cara terbaik adalah dengan banyaklah ngobrol dengan dirimu sendiri. Lalu mintalah solusi kepada Allaah perihal apa yang musti kamu lakukan.
Terlihat tanpa memiliki masalah, terlihat selalu bahagia, terlihat tanpa luka sesungguhnya itu selalu ku adukan kepada Allaah. Bagaimana mungkin manusia bisa menilai bahwa ada manusia yang tetap selalu happy tanpa terluka dan terlihat sedih setiap harinya. Karna sejatinya sejak dulu manusia berteman dengan sebuah luka.
Pagi ini seharusnya ku sarapankan ingatanku dengan sebuah doa-doa kebaikan kepadaNya. Nyatanya, ku beri ia tangisan yang membuatku tak semangat untuk melalui hari-hari setelahnya. Lalu aku bertanya kepada Allaah, "Allaah, tolong. Jangan uji aku dengan masalah ini, sebab aku terlalu lelah."
Pada akhirnya aku memahami, bahwasanya ujian yang datang adalah cara untuk menguji kecintaan seorang hamba kepada Tuhannya. Lalu bagian mana yang tidak kau pahami wahai diriku? Bukankah malam akan berlalu dan berganti pagi yang seringkali memberimu sebuah harap? Jadi, cukuplah merasa menjadi orang paling menderita di muka bumi ini. Sebab bukan hanya kamu yang merasakan sakit dan terluka di dunia ini.
Dan aku mencukupkan diriku untuk tidak lagi terlalu dalam terluka. Aku mencukupkan diriku untuk tidak lagi merasa menjadi korban yang paling sengsara. Aku mencukupkan diriku untuk tidak lagi menjadi manusia yang tidak tahu diri. Sebab Allaah tidak suka. Dan sebab agar aku dicintai olehNya. Sekalipun untuk mencapai titik itu tidak cukup sebagai pengikraran di lisan saja.
Segala puji bagiMu ya Allaah, beberapa hari ini perasaanku lebih ringan sekalipun aku selalu saja merasa berjalan sendiri di dunia ini.
Merawat Ingatan di bulan Ramadhan..
251 notes
·
View notes
Text
Perasaan terbaik.
Perasaan terbaik: Berada di dekat orang-orang, dimana kita merasa menjadi diri sendiri adalah hal yang baik.
(Copas status whatsapp, mbak Tyas)
Perasaan terbaik, bukan perasaan bahagia yang meletup-letup, tapi perasaan tenang yang cukup.
Cukup untuk menuntun agar tetap realistis namun tetap menumbuh rimbunkan syukur dalam hati.
Cukup untuk memberikan kesadaran, bahwa segala hal dalam hidup adalah kesementaraan.
Cukup untuk menghadirkan rasa lapang karena diterima tanpa penghakiman dan ekspketasi yang terlalu menyudutkan.
Cukup untuk membuat diri merasa nyaman dan aman karena tak masalah jadi diri yang biasa saja dan tak selalu mampu meramu segala hal jadi menyenangkan.
Perasaan terbaik ini, seringkali kau cari terlalu jauh dan paksakan, ada—dalam diri seseorang yang memang tak bisa menerima dan menghargaimu secara penuh.
Padahal bisa jadi perasaan terbaik itu, ada di depan matamu. Ada pada keluargamu yang selalu menjadi rumah terbuka, untukmu pulang. Ada pada diri seseorang yang selama ini berdiri di depanmu, tapi luput dari perhatianmu. Ada pada sahabat-sahabatmu yang selama ini selalu berdiri di sisimu, meski dibentang ribuan kilometer jarak yang jauh.
Perasaan terbaik itu ada; pada seseorang yang rela menyisihkan waktu di tengah kesibukannya untukmu; pada seseorang yang selalu mendukungmu meski dunia sedang mengalahkanmu; dan pada seseorang yang diam-diam menyelipkan namamu dalam doa, agar dirimu bahagia.
Jadi, mari gunakan seluruh dayamu untuk lebih peka merasakan perasaan terbaik itu.🤍
Pagi, 28 April 2022 07.13
373 notes
·
View notes
Text
aku sudah khatam untuk merana dalam kandas yang tidak pernah tuntas. kau bilang setia itu mahal namun nyatanya kau perjual belikan hanya dengan seonggok kata-kata kepada siapapun yang mendengar.
kau salah satu yang paling berani mencuri permadaniku lalu kau tinggalkan dengan pecah belah yang tak lagi berupa. tidak berani menyembuhkan lantas kau menuntut ia kembali ada?
setelah makianku yang panjang lebar, maafku selalu saja tak pernah lelah unjuk gigi, tapi bukan lagi harus kembali sama. lebih bernyali untuk menjaga agar tidak jatuh kedua kali. aku yang terlalu ceroboh membiarkan asap berkibar terlalu lama dari rumah atap.
tidak ada penyesalanku selain kau yang tidak pernah berani untuk menyembuhkan luka yang kau tanam ini. semai sekali atau dua kali, tidak berhasil lalu kau tinggal pergi.
riang sekali bahagiamu disana kudengar. tak apa, jika cara ini termasuk membahagiakanmu, lalu aku berhasil menjadi yang paling bisa membuatmu bahagia.
74 notes
·
View notes