Tumgik
alfaruqiahmad · 2 years
Text
Fase Berharga
Tumblr media
Menurutku, setiap masa memiliki important moment nya masing-masing. dan bagi mahasiswa kedokteran yang musti mempelajari a sampai z tentang segala hal tuntutan kompetensi yang harus mereka kuasai, masa pre-klinik adalah masa golden period-nya. sangat menguntungkan sekali (bahkan seharusnya) semua ilmu basic tentang anatomi tubuh manusia, fisiologis elemen organ, etiologis sampai treatment akhir dari segala macam penyakit sudah benar-benar dipelajari dan dipahami di fase ini. sehingga nanti, ketika timing nya terjun langsung untuk masa praktisi―fase klinis atau koas―ilmu yang sudah dibaca di buku dulu teoritisnya, sekarang harus sudah bisa langsung diaplikasikan saja lagi dengan menemukan pasien dan penyakitnya secara nyata di rumah sakit.
Time flies so fast dan ga menyangka diriku tiga setengah tahun yang lalu masih ragu memilih untuk melanjutkan studi pasca SMA hendak kemana, keraguan lulus atau tidak di kampus ini, diterima atau tidak di kampus itu, apakah  cocok  mengambil jurusan ini atau itu. tapi alhamdulillah ternyata pilihan-pilihan itu dibingkai dengan usaha dan do’a orang-orang terdekat sehingga bisa sejauh ini mengantarkanku untuk duduk dan sampai di titik ini.
Perjuangan selama kuliah di preklinik tak selamanya jalannya lurus lurus saja. awal semester masih mencoba menyesuaikan dan mencari feeling bagaimana cara belajar yang cocok. sempat panik dan terkejut di awal ujian cbt gimana ya menjawab 70 soal dengan waktu 70 menit? belum lagi ujian osce dan segala serba serbi ujian mentalnya (deg degan pas masuk, lega pas keluar). ternyata penting banget bertanya dan belajar dengan kakak kelas untuk survive dan bisa menanggung beban materi dengan baik, istirahat dengan cukup, kumpul dengan teman-teman juga sempat.
Pasca masa penyesuaian, tahun kedua mulai berani ambil kesibukan lain. bergabung di organisasi LDF, BEM sampai ISMKI semuanya diikuti dengan hastag #dicobasajadulu yang akhirnya lumayan memberikan pengalaman. setidaknya pernahlah merasakan kegiatan menjadi mahasiswa yang katanya aktivis itu;  demo di gubernuran, audiensi ke dinas kesehatan, handle kepanitiaan event ini dan itu. tahun keduaku di kampus adalah fase belajar sambilan kurakura (kata orang; kuliah rapat kuliah rapat). sayangnya, di tengah lagi semangat semangatnya di kepengurusan organisasi, juli 2020 jengjeng tiba-tiba muncul lah wabah korona dan membuat hampir semua rancangan kegiatan dibatalkan. sempat agak down merasa dan mempertanyakan ikut gabung semua ini bakalan gaining manfaatnya atau sama aja engga ya, karena semuanya jadi online, nge zoom, dan rapat bawa laptop kemanapun.
Tahun ketiga niat mulia nya sih mendongkrak nilai, mulai ikutan mengambis kayak orang orang (maaf ya) karena pelajarannya mulai sulit dan penyakitnya makin rumit. eh malah sedikit tersandung di blok hematoimunologi penyakit kulit yang membuat tren ipk yang semula cantik mendaki gunung, malah berubah jadi rollercoster. tahun ketiga juga pernah merasakan dua kali ujian di osce obgyn (pasang intrauterine device) dan pemeriksaan luar jenazah di forensik. but lagi lagi (kata temanku); that’s okay, masih untung setelah keluar ruang ujian itu, kaki masih bisa lanjut jalan, muka masih bisa senyum walau sedikit. rupanya kali ini semboyannya adalah #balasdiblokselanjutnya dan begitu seterusnya.
Masuk tahun akhir sudah mulai merampungkan penelitian dan ambil data. pulang balik ruang rekam medis sampai malam tiap hari nyalin dan meneliti data pasien. setelah pusing dengan problema data penelitian pasien covid yang begitu banyaknya, diskusi sana sini buat cari solusinya. untungnya dokter pembimbing baik hati dan selalu men-push supaya mahasiswanya cepat-cepat seminar ujian hasil dan sarjana. terimakasih ya dok! dan semua orang yang membantu dalam penulisan skripsi.
Kisah kuliah selama pre-klinik ini gabakalan cukup dimuat dalam satu tulisan saja. selain cerita serba serbi diatas, ada satu hal main point yang sejauh ini benar-benar terasa dan kusadari, bahwa tentang betapa dipandang mahal dan berharga nya sebuah attitude. selama disini aku diajari bahwa sikap, kesopanan, tatakrama, kesantunan, rasa hormat, dan respect adalah segalanya. bahwa menghargai dan menghormati pasien itu sebuah kewajiban. bahwa sepintar dan sebanyak apapun ilmu kedokteran yang kita kuasai, tidak akan dilihat dan tidak akan dianggap apa-apa jika tak punya akhlak yang baik, dan kurang pandai dalam social interact. agaknya sesuailah bagaimana individu manusia diciptakan fii ahsani taqwiim dalam bentuk yang sempurna, sebagaimana bertambah ilmunya, seharusnya semakin meningkat jua kaya kepribadian dan akhlak nya.
Satu fase dari bagian hidup telah kulewati saat ini, terimakasih masa pre-klinik dan segala kenangannya, moment and people yang berada didalamnya, pelajaran dan nilai yang banyak dan bisa dipetik hikmah dan jawabannya. karena menurutku setiap fase itu berharga, hanya tentang bagaimana kita memandangnya, dan belajar di dalamnya.
Pekanbaru, Februari 2023
11 notes · View notes
alfaruqiahmad · 3 years
Text
Bagian Terlemah
Tumblr media
November, 2021
Apakah roda kehidupan itu adalah nyata? kadangkala kita berada diatas, mendapat kebahagiaan, menggapai capaian luarbiasa, dihampiri hal-hal baik. dilain waktu kita jatuh tersungkur kebawah, melihat penyesalan, menangisi kesalahan.  
Apakah kesempurnaan itu ada? berharap menjadi insan terpuji, meraup sebanyak mungkin sikap mutiara, melecut semua sifat cacat dan alpa, membasuh diri tanpa kekhilafan dan nestapa.
Mungkinkah semua bagian yang terlihat kuat diluar, trnyata sangat rapuh didalam? karena justru kita punya bagian terlemah dari seorang diri; sepotong hati.
Hingga rasa tulus mencintai, pikiran, keinginan dikhianati oleh hal jahat yang menghancurkan segalanya dalam sekejap. sama sekali sedikitpun tidak berniat buruk, tapi miris hal jahat yang mendorong membuat buta dan benar-benar menghancurkan segalanya. habis tak tersisa.
Pernahkah kita mencoba memaafkan diri atas kesalahan yang pernah kita lakukan? menangis terduduk malu tertunduk. bisakah penerimaan menjadi hal yang meski berat tapi sangat diharapkan? berpikir bagaimana supaya tidak menyalahkan diri sendiri, kita hanya memohon hal keliru, meminta ulang waktu memutar segalanya, mengharapkan ketidakmungkinan.
Ketika ekspektasi telah runtuh berantakan, menjadi sebuah ketidakbanggaan kekecewaan bahkan kebencian. adakah setetes kecil airmata penyesalan manusia diterima, dimaafkan, berubah baik kembali seperti sedia kala? kumohon mungkinkah?
2 notes · View notes
alfaruqiahmad · 3 years
Text
Di Tepian Langit Senja: Sudahkah Kamu Temukan Harga Sebuah Percaya?
Tumblr media
Siluet indah menggantung di pelupuk barat, bermandikan garis-garis cahaya lembut berwarna jingga, merah, biru, dan ungu. Sinar temaram menyebar memancarkan sapaan mentari yang mulai tenggelam lelah di sudut langit, perlahan ingin pamit. danau luas terbentang dengan air yang memantulkan bayangan tenang tanpa ombak, ditengah danau sesekali ikan-ikan kecil muncul ke permukaan berkejaran menghasilkan buih keindahan, kemudian pergi lalu menghilang. angin seduh bertiup menenangkan, pelan menghembuskan sepoi-sepoi seakan lupa daratan. dua buah perahu kecil pencari nafkah tertambat ringan di tepi kayu lusuh yang ditancapkan ke tanah, dirambati bunga dan rerumputan.
Dua buah bola mata coklatnya berkerling menikmati keindahan pemandangan, antusias.
Aku duduk disana menemani, mendengarkan, saat dia memulai kalimat pertama dari kisahnya. berusaha mengorek kembali memori yang begitu detail, berat, dan dalam. ingatan yang masih sangat lekat seakan-akan semua puzzle itu terangkai lengkap dalam kepala, tersusun rapi, kemudian tersampaikan oleh mulut yang berbicara. namun kali ini berbeda. suaranya yang biasa riang dan semangat, yang bisa berani menjelaskan tapi tetap sopan, yang berteriak berkisah menarik bersama anak-anak, yang memanggil bahagia dan menyapa ramah, kini adalah suara yang sedikit serak sesekali tersendat, oleh banyak hal yang telah terjadi bersamanya.
Dia tumpah mengadu kepadaku senja itu, bercerita semuanya.
Kisah lama, pengalaman, peristiwa, perjuangan, perasaan, dan pelajaran. diantara kelopak matanya yang tertahan terisak, di tengah pembicaraan tanggung tak terjawab, aku tahu sesekali dia masih menoleh menenangkan, melihatkan senyum tipis anggun yang tetap ingin dia selipkan di wajahnya kepadaku seolah berkata; “hey,aku (sekarang sudah) baik-baik saja, percayalah.”
Udara hangat kembali berhembus melambai pelan, sinar jingga mulai menghilang diantara mata jernihnya yang masih lekat, melihat dalam, mencari tempat berlabuh dan berteduh.
Terselip pesan kala itu; atas hal-hal yang telah kita pelajari, atas sebuah bagian percaya, atas cerita masa lalu yang tetap disana, semua adalah hal yang sangat berharga. karena sungguh, setiap peristiwa kecil selalu punya nilai, yang bahkan tidak bisa kita kira selamanya. kamu percaya?,/
13 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Melanjutkan (kembali)
Tumblr media
“Kalau sudah sibuk kuliah nanti, Faruqi bakal masih tetap buat tulisan ga ya?” begitulah kalimat setengah bercanda dari seorang teman beberapa tahun yang lalu, saat bahkan saya belum sama sekali tahu banyak hal mengenai kesibukan dan kehidupan perkuliahan. meski pertanyaan iseng dan sekedar celetukan, sejujurnya pertanyaan ini membuat saya berpikir dan bahkan seringkali bertanya pada diri sendiri, “kalau sudah kuliah, apakah saya akan masih (bisa) sempat menulis? tanya ini terus menggantung, sampai akhirnya saya duduk di bangku kuliah, bergabung organisasi, mengikuti berbagai kegiatan dan rutinitas, agenda yang padat, hingga pada satu titik saya menyadari bahwa hidup saya (selalu saja ada rasa yang kurang) jika tidak menulis.
Siapapun yang sudah kuliah dan mengikuti berbagai macam kegiatan, pasti memahami bahwa kehidupan transisi dan perubahan agenda kesibukan penuh dengan masa-masa adaptasi. fisik beradaptasi pada aktivitas baru, psikis beradaptasi pada peranan baru, begitupun cara berpikir, bersikap, dan bertindak. semuanya beradaptasi, menyesuaikan diri, mencari titik tengah, hingga pada akhirnya bisa menyesuaikan, mengikuti ritme yang baru dan teratur seperti sedia kala. menulis, termasuk salah satu bagian poin yang juga harus beradaptasi. apa itu? hal yang berkaitan dengan waktu, sumber ide, daya, kemauan, dan juga energi untuk menulis, termasuk serangkaian jalan kreatif dalam prosesnya.
well, di titik ini saya menyadari bahwa berdaya dan berkarya memanglah sebuah bagian utama. terkadang kita bahkan perlu berkorban waktu dan tenaga. karena sejatinya ia tidak begitu saja hadir karena terbiasa, namun datang karena adanya upaya untuk terus membiasakan diri agar terbiasa. tidak hanya itu, saya pun semakin menyadari bahwa keuletan berpikir, tutur kata yang baik, sudut pandang dan wawasan luas yang dimiliki seseorang akan jelas tergambarkan melalui cara orang bersikap, juga dari tulisan yang dibuat beserta karyanya. bukan masalah kendala, kesibukan, dan halangan, semua sejatinya tetap bisa dilakukan asal memiliki kemauan, tekad, serta baik-nya tatacara kelola.
hikmah, pelajaran dan makna intisari yang selama ini kita dapatkan, jangan sampai hanya terbatas pada diri sendiri saja. berilah dampak, ikat ilmu dengan kalimat dan kata-kata, berbagi nilai positif dengan sebanyak mungkin orang, sehingga akhirnya kita bisa mencintai diri sendiri dengan bermanfaat bagi orang lain sekaligus menghargai mereka.
apapun, yang menjadi niat baik semoga agar selalu bisa direalisasikan dan dijalankan. well, sampai jumpa (kembali) di tulisan selanjutnya!
9 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Dilema Sosial: Haruskah Saya Berkontribusi?
Tumblr media
Perlulah kita melihat dan mengkaji ulang bagaimana konsep pembelajaran kita yang selama ini selalu menuntut ranah kognitif, mengesampingkan beberapa hal yang sangat disayangkan perlu diperhatikan, masih terpaku kepada silabus dan kurikulum yang ditetapkan. sudah selayaknya kita menyadari bahwa apa yang kita ketahui tanpa atau akan kita sadari, ilmu dan pengetahuan itu menghadirkan tuntutan dan tanggung jawab yang baru dalam hidup keseharian sebagai manusia yang sosialis. praktik ilmu dan pengabdian diri adalah semacam keharusan tak tertulis yang mesti menjadi nyata dan berwujud aksi.
Sebuah permisalan rakyat yang sudah membaca dan mengerti hukum, perlindungan sanksi dengan alasan “tidak tahu” sama sekali tidak lagi berlaku baginya. juga seperti dalam hal keagamaan, anak yang cukup usia dan pemahaman, akan dibebani tanggung jawab dosa jika melakukan kesalahan. karena? mereka paham dan tahu ilmunya, tanggung jawab konsekuensinya.
Mengingat pengalaman yang sudah ada, apa saja yang kita ketahui, serta usia sejauh ini, pertanyaan mengenai-kontribusi apa yang bisa kita berikan kepada masyarakat–sudah bisa dibilang cukup relevan. sifat kepekaan dan sensitif terhadap apa yang terjadi di tengah penduduk dan awam, masalah apa yang mesti diangkat dan diselesaikan, tidak boleh datang terlambat untuk menyadarkan pikiran kita, untuk bertindak sekaligus memberikan andil nyata, tidak hanya menggaungkan omong kosong, atau ide yang menggantung.
Lalu, apa yang bisa saya lakukan?
Mulailah dari hal-hal kecil dan sederhana sesuai kapasitas dan capability individu. Karena semua butuh proses yang mesti dilalui. Hasil terkadang akan memiliki perubahan yang stagnan, namun dilain sisi jika konsisten, peningkatan kualitas diri dan nilai positif yang bisa diabdikan kepada masyarakat akan signifikan dan tidak mengecewakan.
Seperti di buku-buku motivasi dan perkataan inspiratif: memberikan pertolongan dan jasa terhadap hanya satu atau sekelompok orang memang tidak akan bisa mengubah seluruh dunia, namun siapa sangka―jasa dan pengabdian kita yang kecil saja, bisa mengubah satu dunia seseorang, bukankah bermakna sekali?
Melihat, mendengar, berpikir. urgensi manajemen masalah dan pemecahan problematika harus menjadi sorotan. perlu kita memberikan tata laksana dan solusi yang definitif―jawaban sesuai dari akar permasalahan, sehingga poin-poin perbaikan akan muncul di tengah lapisan dan elemen masyarakat.
9 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
CAMPUS REALITY: FRIENDSHIP
Tumblr media
Selamat datang di dunia perkuliahan! Everything is available here. apa yang akan kamu temui adalah sesuatu hal yang bisa dibilang―lebih berwarna, beragam, bermacam, karena akan ada tetek bengek mulai dari hal-hal kecil dan biasa saja, sampai peristiwa dan pengalaman yang gempar menggelegar. aduhai kawan, kamu pasti akan merasakannya, coba saja!  
Hidup di kampus sama sekali berbeda dengan ketika kita masih sekolah dan belajar di SMA. Kampus akan mempertemukan kita dengan lebih banyak ide, sudut pandang, cara berpikir, argumentasi, prinsip, konsep dan ideologi, watak manusia yang unik- melankolis lembut melambai, heboh gokil yang lebay, idealis tiada tara merasa paling pandai, dan masih banyak lagi. Satu hal yang penting kawan, kita perlu belajar cara menghargai, juga toleransi perbedaan. Karena kampus adalah wadah bertemunya semua isi kepala dari berbagai tempat asal mulai pangkal sabang sampai ujung merauke Indonesia.
Ada sebuah istilah ketika kamu akan bertemu dengan teman-teman baru yang mempunyai latar belakang berbeda, sifat dan cara bersikap yang pasti berbeda pula. selalu berada di dalam comfort zone adalah pilihan yang buruk jika kamu ingin berkembang, menemukan ide baru, dan memperluas wawasan. maka bergaul lah dengan sebanyak mungkin teman, bersosialisasi, berdiskusi, menjalin hubungan, berinteraksi akrab dengan siapa saja. karena dengan semakin banyaknya kamu memiliki teman dan kenalan, kamu akan punya pandangan yang lebih luas, pemahaman yang lebih baik, dan cara yang lebih dewasa dalam menyikapi sesuatu.
Pergaulan dan pertemanan adalah hal yang sangat urgen dalam kehidupan remaja dan mahasiswa. Namun satu hal yang perlu diperhatikan, bukan berarti kamu bisa berteman dan bergaul sesuka hati dan sebebasnya. hal yang mesti kamu ingat adalah bahwa tidak selalu setiap orang yang akan kamu temui dan kenal akan memberikan dampak dan nilai positif bagi diri sendiri. terkadang kamu perlu memfilter mana saja lingkungan dan circle pertemanan yang cocok dan sesuai, serta mendorong untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak ada salahnya suatu saat kamu harus membuat garis tegas bahwa ini tidak lagi sejalan dengan konsep, pikiran dan tujuan dari diri kamu.
Agak sulit menjelaskannya dan akan terdengar sedikit egois, namun satu hal yang pasti, memilih untuk tetap teguh pada prinsip bukanlah berarti keras kepala, adalah hal yang berbeda dari tidak mau menerima perbedaan. Berbaurlah tapi jangan sampai lebur, seperti kanvas putih kosong, lebih baik kamu yang menjadi pensil warna dan mewarnai kanvas itu, daripada ikut terwarnai oleh yang lain. kamu harus menjadi orang yang memberikan dampak positif di lingkungan sekitar! bukan sebaliknya. Kawan, mencari circle pertemanan yang cocok dan memfilter pergaulan bukanlah bicara tentang pilih-pilih teman. kamu harus pandai membagi waktu, menjelaskan keadaan, dan menjaga hubungan yang baik. ini ilmu kehidupan kawan, bukan rumus yang bisa dibaca, teori yang bisa pakai, tapi sesuatu yang mesti dirasakan langsung, oleh diri sendiri.
Kamu bisa berteman dengan siapapun, bagus malah. tapi, tetaplah menjadi diri kamu apa adanya. memaksa diri untuk berpura-pura bahagia agar disenangi sekelompok mayoritas, berlagak asyik dan ikut-ikutan agar mudah bergabung dan dianggap keren―yang sebenarnya dari perasaan terdalam kamu terpaksa melakukannya, itu hanya akan menekanmu sepanjang waktu, dan sama sekali benar-benar ga worth it. Berteman bukanlah tentang pemaksaan, tapi dengan menempatkan diri kamu di lingkungan yang senyaman, dan sesuai dengan diri masing-masing.
Maka dimanapun, jika kamu punya selera bergaul dan berteman yang baik, carilah sebisa mungkin at least satu atau dua dari sekian banyak teman-teman, dimana mereka punya pemikiran yang sama, sesuai dengan prinsip diri kamu, selalu memberi nilai positif dan support yang baik, engga baper-baperan, engga berpura-pura, ga ada malu-malunya―malu-maluin malah, dan yang terpenting, mereka bukan fake-friend! haha. ga ada yang bisa kamu tutupin dari mereka, dan memang benar-benar menjadi diri kamu sendiri! Kawan, inilah yang namanya sahabat. Percaya atau engga, sahabat adalah sesuatu yang sangatt berharga. lebih sulit mencari satu saja seorang sahabat dibanding ratusan orang berwajah manis, bermuka ganda. maka persoalannya tinggal bagaimana kamu mencari dan memilihnya. sekali saja kamu mendapatkan seorang sahabat, tolong jangan buat hal konyol yang akan merusaknya, harusnya kita sadar ga semua orang punya kesempatan berharga yang sama!
Akhirnya, ternyata kampus bukanlah hanya tempat belajar ilmu eksak dan terapan, universitas tidak cuma menjadi sarana pengaplikasian kebijakan menteri pendidikan, kuliah bukan sekedar supaya punya title mahasiswa yang bisa dibanggakan, tapi lebih jauh lagi, kampus juga adalah wadah untuk menggali dan melihat bagaimana diri kita terjun dalam persoalan dan permasalahan klasik ranah psikologi remaja: pertemanan, pergaulan, persahabatan. dan ya, tunggu apa lagi? meet your friends, let’s see and start the journey! Selamat menjalani kehidupan di kampus!
7 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Kita Menulis (bagian dua)
Tumblr media
Entahlah. Selama ini aku tidak pernah percaya ada orang yang benar-benar bisa membaca pikiran orang lain, atau ada yang bisa tahu apa yang dirasakan oleh orang lain tanpa dibilang terlebih dahulu kepadanya, atau semacam menerka dengan tepat hal-hal samar yang sebenarnya mereka simpan rapat dalam bayangan dan pikiran masing-masing. Tentu saja tidak mungkin bukan? Kecuali kita hidup di alam fiksi atau dalam film-film adegan televisi. hal-hal tak kasat mata namun ada seperti imajinasi, bayangan, anggapan, perasaan, ide dan gagasan yang semuanya selalu berputar-putar hanya dalam kepala, akan selamanya tetap di dalam kepala jika tidak kita tuangkan, keluarkan, atau tumpahkan. bisa lewat mulut yang berbicara menyampaikan, tubuh yang langsung bergerak menjelaskan, dan ya satu lagi, tangan yang menuliskan.
Mudah saja, jika kalian lebih sulit meluruskan suatu hal dengan percakapan, atau enggan menyela pembicaraan dengan pendapat yang mungkin saja tak begitu meyakinkan, atau juga terlalu malu untuk menyampaikan sesuatu dengan cara mengatakan, hei kita masih bisa menuliskannya dalam tulisan. Sederhanya bisa dibilang kalau informasi, maksud, ide, wawasan, keinginan berpendapat, atau sesuatu hal yang orang ingin tahu dari kita, bisa kita sampaikan melalui kalimat dan kata-kata, lewat kertas dan tinta. segala sesuatu hal yang baik, tidak semuanya juga selalu harus dibicarakan atau disuarakan. dalam hal tertentu, ada kalanya lebih baik agar orang memilih membacanya melalui tulisan.
Sudah terlalu banyak gagasan maupun terobosan yang sebenarnya luar biasa, sia-sia terlewatkan hanya karena tidak diangkat bicara. Tidak sedikit ide-ide gila yang kalau saja direalisasikan akan menjadi hal hebat dan menakjubkan, namun lagi-lagi urung karena terlalu malu dan rendah diri untuk berdiri dan berpendapat. banyak juga hal-hal menyenangkan yang sayang sekali harus direlakan karena tidak berani untuk mengekspresikannya kepada orang lain yang menjadi tujuan. Tulis! Tulis, tulis saja ide-ide itu, tulis saja mimpi dan angan-angan itu, tulis saja kenangan dan momen itu, tulis saja apapun yang kita inginkan, apa saja yang kita pikirkan, apa saja yang ingin kita katakan. Karena sejatinya menulis juga berbicara, menulis juga bersuara, menulis juga duduk bercerita, menulis juga berdiri setuju bilang iya, atau menggeleng tegas dan kecewa. hei menulis juga mungkin adalah segalanya!
Layaknya suatu wadah putih polos besar, kita bisa melakukan apapun dalam tulisan. membuat apapun, bercerita atau berkreasi semaunya. menulis itu banyak jenisnya. Prosa, cerpen, fiksi, cerita, buku diary, curhat, kenangan, teks narasi, sindiran, opini, atau pengetahuan dan artikel. banyak banyak sekali. tinggal pilih bagian mana yang suka, bagian mana yang bisa. karena tanpa disadari, tak jarang dalam tulisan kita memiliki kekuatan loh. menggerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu, atau merasakan apa yang juga kita rasakan ketika kita menulis. selama itu bermanfaat dan hal baik, boleh saja bukan?  
Selain memotret dan membuat foto gambar, menulis juga artinya kita mengabadikan momen-momen. Menulis adalah cara lain untuk abadi dan tidak mati. Karena apa yang terjadi sekarang, tidak akan terjadi lagi esok lusa. Terlalu menjadi hal yang kecil dan sederhana, tapi juga banyak yang menganggap sepele dan biasa. Tidak istimewa di mata kita, namun di mata orang lain bisa saja berbeda. Suatu saat bukan tidak mungkin ada seseorang yang akan merasakan lebih ketika membacanya, mengambil pelajaran dan mengerti oh jadi begini seharusnya. Jangan bilang diri sendiri tidak bisa apa apa. cukup tulis apa yang terjadi hari ini, dan yakinlah, tulisan itu akan bisa selalu berdiri sendiri dan menginspirasi. bahkan jika kita sudah tak lagi disini.
Ngomong-ngomong tentu tidak semua orang akan suka menulis, dan tak masalah. Tipe-tipe orang pasti beragam. ada yang selalu berbicara, ada yang tak bisa diam dan selalu bergerak, ada yang extrovert dan terbuka, atau mungkin pendiam dan sedikit berkata. kita tidak akan memaksa, mengajak, atau mendesak agar semua orang menulis dong. Tentu saja tidak. Semua apapun kelebihan dan kekurangan seseorang pasti akan selalu menutupi dan saling melengkapi. Ohya satu lagi ketika kita menulis sesuatu, tentu harus juga diiringi dengan banyak melihat dan membaca. boleh dari artikel, internet, novel, atau banyak lagi bahan-bahan ringan yang bisa kita jadikan bahan ide dan sumber inspirasi. Tidak pernah rugi loh kalau kita menulis. at the end of the day, kita harus selalu percaya kalau kita pasti bisa. hai semuanya selamat menulis dan berkarya!
4 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Apakah Kita Sudah Merdeka?
Tumblr media
Jika bumi adalah bola mata raksasa, bisakah ia melihat gerak tangan halus di sebuah bangunan tinggi menjulang mengkilap? atau banting tulang kepala desa memikul kayu bakar hingga petang, merebus airmata demi melepas dahaga? Kalau saja ada telinga seluas samudera, apakah suara teriakan wanita bertopeng yang menjilat darah para petinggi berjas lebih didengar daripada rintihan para nelayan memperjuangkan garis teritorial menjaga ikan-ikan dan bersumpah, ini laut kami!? andai pohon-pohon dan terumbu karang mengecap manis getirnya pengorbanan, akankah bisa dirasa pelik gundah tubuh-tubuh renta yang menyeduh kopi pahit saban pagi mencari nafkah, cinta mati tanah air walau garuda saja mereka tidak tahu benar warna sayapnya, bisakah?  
Tentu saja tidak, sayang. negeri ini tidak lebih hanyalah sebuah jembatan kasta yang sangat besar, lebar menganga.
Adalah pemuda bermata biru air laut pesisir, membentang layar menghantam ombak dan melempar jaring, berteriak kepada langit, mana janji-janji bisu yang dulu begitu manis? Kami sudah mencarinya di setiap sudut kapal-kapal, dibalik papan-papan rumah kayu, di gubuk kecil lumbung padi di tengah sawah, di kisah-kisah senja orangtua tepi desa, bahkan diantara rawa-rawa? jangan lagi, kami sudah muak dengan ucapan retorika kalimat yang mengandung buaian kosong, nihil, dan hampa.
Air sungai mengalir deras dari hulu, membawa sumber mata pencaharian tangan-tangan lemah, yang telah keriput lapuk dimakan kerasnya batu bara, memasak, menanak nasi. dahan ranting pokok bakau mencengkram kuat tanah-tanah, menumbuhkan kecintaan mati pada alam dan angin musim yang berhembus. jika melempar tongkat diantara rumput ilalang tropis, sinar hujan akan bergantian menumbuhkan zamrud tepat di tengah garis katulistiwa. Harimau sumatera mengaum buas dari tangan-tangan haus yang buta. jangan pernah berharap untuk menjual kulit dan memajang gading, darah bahkan akan melepuh, daging akan meleleh, penduduk, hewan dan seluruh alam akan menentang, ini hutan kami, ini laut kami, inilah darah daging hidup mati kami!  
Kalian mau tahu apa yang menjadi puncak dari jembatan dalam kisah-kisah ini? selingkuh birokrasi. rekornya begitu fantastis, reputasinya nomor satu. banyak sekali boneka manekin bertopeng, yang telunjuknya adalah tahta bagi kekuatan adidaya, langkahnya menginjak-injak peluh saudara keluarga. Sikut dorong adalah hal biasa yang tertutupi oleh sedan mewah dan pagar tinggi istana. ketika banting meja dan intruksi adalah satu satunya opsi dan solusi. Telinga dan hati sudah tuli akan rintihan laut pesisir, tak lagi ambil pusing dengan negosiasi, pulau-pulau sudah dilepas oleh emas dan harta yang begitu berharga, iyakah? Tapi beginilah bagaimana kolusi menghianati, meracuni, membuat manipulasi, oleh pertikaian oknum birokrasi.    
Jauh sekali dari intrik bangunan mewah gedung berlantai, anak-anak pulau berlarian dengan baju seragam merah putih lusuh berantakan. Tangan menggenggam daun pisang, berteduh dari rintik-rintik hujan. Senyum yang lebar, meski tanpa alas kaki. Semangat mereka membaca aksara membakar membara. Bendera yang tadi pagi berkibar, sekarang basah kuyup oleh keringat peluh nestapa. Mimpi-mimpi itu tak peduli lagi pada kecemasan, kelaparan, dan airmata. Tetap saja menggantung di langit-langit desa, membisikkan syair-syair tanah air tentang anak-anak negeri.
Demi tangis darah ibu pertiwi, apakah kita sudah merdeka?
2 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Tanpa Tahu Hendak Kemana
Tumblr media
Siang ini saya ke bandara, tanpa tahu hendak kemana
Saya berdiri di tengah keramaian, Melihat orang-orang yang berlalu lalang, Mereka sibuk bergegas, membawa banyak tas, berbincang, menurunkan barang bawaan, merapikan pakaian, mengecek arloji berkali-kali, menelpon seseorang, kemudian mati, berganti untuk panggilan yang lain. seorang perempuan berlari sambil menggenggam buku kecil dengan pita, wajah yang sembab, tak ingin kehilangan momen perpisahan.
Saya melihat papan monitor schedule keberangkatan. ada sembilan penerbangan dengan maskapai yang berbeda, seorang ibu-ibu paruh baya kemudian menegur, menawarkan minuman yang dijual, tampak pakaiannya lusuh dan kelopak matanya berat, seperti kurang tidur. Saya memilih untuk membeli satu buah botol, memberikan beberapa lembar uang, setidaknya mungkin bisa sedikit membantu.
Siang ini saya ke bandara, tanpa tahu hendak kemana.  
Di tengah pintu masuk ruang tunggu, serombongan anak kecil berlari tidak sabaran, menunjuk mainan yang dipajang di toko pinggir bandara, merengek, menangis minta dibelikan. Ibunya datang menenangkan, memperbaiki ransel dan tas kain keberatan. hari ini lumayan terik, peluh dikening membuat risih, andai saja musim panas tidak pernah ada, akankah lebih baik atau sama saja, tunggu dulu, apa pentingnya?
Karena siang ini saya ke bandara, tanpa tahu hendak kemana.
Saya ingin pulang, tapi enggan. Tugas kuliah menumpuk tidak karuan, buku dan bacaan menuntut agar diselesaikan. paper dan esai cukup sudah membuat kesal dan menghabiskan waktu seharian. Pernah saya berpikir untuk memilih tidak peduli dengan semua omong kosong ini, membiarkan segala hal terbengkalai, berlipat dan bertambah seiring waktu. Barangkali kertas-kertas dan tinta itu bisa mengerjakan diri sendiri dan suatu saat sadar bahwa mereka begitu memberatkan dan menyebalkan.
Apakah pikiran-pikiran ini begitu jahat?
Semalam mungkin bisa jadi adalah hari yang buruk. saya berselisih dengan ibu. saya hanya ingin mengatakan kalau sebenarnya saya mencintainya, dan menyesal telah berbicara tanpa pikir dan meninggikan suara. tidak seharusnya saya yang membantahnya.
Kemarin juga adalah hal yang tidak begitu baik. saya bertengkar dengan sahabat saya, dan salahnya ada pada saya. saya hanya ingin meminta maaf dan bilang bahwa kesalahpahaman tidak boleh membawa perdebatan panjang. saya terlalu ego dan abai dengan beberapa hal yang padahal begitu penting.
Siang ini saya ke bandara, tanpa tahu hendak kemana
Saya duduk saja di kursi tepi bandara, sudah sekian banyak pesawat yang berangkat dan meninggalkan kota. Sebuah panggilan masuk menggetarkan ponsel di saku celana. Saya membuka layar dan membaca dari siapa, sekali lagi baca dan berulang-ulang. saya punya cukup kesadaran bahwa ini memanglah nyata. Seakan ada cahaya, panggilan yang baru masuk menampilkan nama yang sudah sangat begitu lama. membuat saya berpikir ulang tentang segala hal.
Siang ini saya ke bandara, tapi ini berbeda, sekarang saya sudah tahu harus kemana.
 Pekanbaru, 17 Mei 2020
4 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Sebuah Surat Untuk Adikku
Tumblr media
[Pekanbaru, Mei 2020]
Kamu belum akan mengerti apa-apa tentang tulisan ini hari ini. tapi kakak percaya, suatu saat nanti, kamu akan menemukan bagaimana luar biasanya memaknai hidup, jauh melebihi sekedar hanya memahami kalimat dan kata-kata.
Bagaimana sekolahmu? Pasti menyenangkan. Tidak berlebihan untuk bilang kalau kamu sudah jauh lebih beruntung. Punya seragam yang rapi dan bersih, buku dan alat tulis lengkap, tinggal duduk manis dan belajar. Hidupmu sudah bisa dibilang, serba ada. kakak tidak akan bermaksud iri dengan itu semua. Hanya saja, kakak berharap kamu pasti akan segera menyadari dan mensyukurinya, nanti.  
Dunia kita sudah jelas benar-benar berubah adikku. Ini bukan lagi zaman orangtua kita dan pendahulu. Alam sungguh tanpa disadari, sangat cepat berganti. Negeri ini melesat, berotasi, bertransformasi, menjelma menjadi sesuatu hal baru yang bahkan tak pernah terbayangkan di masa lalu. selalu banyak hal inovasi, pembaruan, terobosan, dan reformasi yang sangat tidak logis sama sekali, tapi percaya atau tidak, itu terjadi hari ini.
Disisi lain, sangat disayangkan, nilai-nilai indah itu mulai luruh dan sirna. Nasehat lama yang selalu digaungkan para tetua, sudah terkikis bahkan hilang begitu saja. Terlalu banyak intrik dan hasutan dalam kehidupan bernegara. Politik dikebiri demokrasi diperkosa. Kebebasan berpendapat ditekan habis-habisan oleh kepentingan kecil kalangan elite penguasa. Ketika bahkan jika kamu punya argumen ampuh dan luar biasa, kebijakan manuver birokrasi papan atas mudah saja membuatnya menjadi stigma dan wacana belaka. Terlalu miris dan tidak masuk akal, namun begitulah apa adanya.
Kamu akan melihat semuanya dik, dengan mata dan hati nurani sendiri. kalimat dan tulisan kakak tidak akan cukup jelas menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi, hari ini. Kamu akan tumbuh dewasa. menjadi jurnalis dan pengacara, memperjuangkan hak rakyat yang menderita. menjadi guru dan tenaga pendidik, mengajarkan pentingnya sila pertama pancasila. menjadi dokter dan perawat, berpikir tentang solusi kesehatan anak bangsa. menjadi investor dan pengusaha, menukarkan bahan olah menjadi visa negara . Sungguh kamu akan tumbuh dewasa. menjadi apapun. Kelak kamu tidak akan hanya disini saja bersama kakak dan orangtua. pada akhirnya, kamu juga akan menemukan orang yang akan menemani sisa hidupmu, menjadi ibu, mendidik anak dan berkeluarga.
Maka berpegang teguhlah selalu pada prinsip-prinsip itu. bagaimanapun. sampai kapanpun. bahkan jika tidak ada lagi orang yang berdiri satu baris denganmu, ketika semua hal terasa berat dan menyesakkan. Sungguh jauh lebih mulia hidup bersama pemahaman dan nilai kebaikan, dibanding mengobral diri demi kemajuan, tetapi bermuka tebal oleh tahta dan keangkuhan.
Ini bukan hanya sekedar tentang kemarahan ayah atas boneka tetangga yang kamu ambil senja itu. Bukan cuma celotehan ibu sepanjang hari mengapa kamu bolos sekolah dan berbohong kepada pak guru. Tidak sesederhana hentakan kakak ketika kamu kelahi dan menangis dengan temanmu. Sungguh. Persoalan ini jauh lebih berarti daripada itu. kakak selalu percaya, kamu akan mendapatkan jawaban atas semua yang terjadi dalam hidupmu. Hanya soal waktu dan bagaimana kamu melewatinya. kamu akan tau, mengapa ibu marah kepadamu, mengapa ayah melarangmu. kala itu.
Hormatilah mereka berdua, bahkan sampai kita semua menua. Tak ada yang tahu sampai kapan kita semua di dunia. Setidaknya dengan kita hidup bersama prinsip dan nasehat mereka, akan selalu memberikan rela dan bahagia. dan kamu tahu adikku? melaksanakan pesan mereka jauh lebih membanggakan daripada mendapat penghargaan sebagai  jurnalis dan pengacara, terpilih sebagai guru pendidik paling bertalenta, meraih nobel ilmu pengetahuan kesehatan sebagai dokter luar biasa, kekayaan kepemilkan investor dan pengusaha. Sekali lagi, prinsip itu lebih berharga.
Dari sekian banyak ilmu yang kakak punya, bertumpuk buku yang kakak baca, inilah hal yang paling tidak boleh lupa, selamanya.
Salam hangat dari kakak, semoga semua selalu sehat dan bahagia.
12 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Aku Suka Haltenya
Tumblr media
Gerimis dan rintik hujan masih turun di langit kota, walau awan mendung sudah mulai menghilang. Matahari tampak ingin pamit di ufuk barat, memberikan kesan dan warna kemerahan di seluruh sudut jalan dan bangunan. Senja kota ini selalu sama, tak peduli musim silih berganti, kesibukan penduduk kota, kemacetan di jalanan, anak sekolah yang pulang ke rumah. Senja kota sama sekali tak berubah. Selalu indah.
Jalanan masih basah, tentu saja. Gerimis kecil sore ini membuat air-air jatuh dan membasahi bangunan, rerumputan, persimpangan jalan, dan lampu taman kota. memberikan suasana yang menyejukkan dan menenangkan. Aku sedang berjalan di tepi jalanan besar yang di lewati kendaraan dan mobil-mobil yang melintas. Terlihat di seberang jalan, gerai fotokopian yang mulai sibuk membereskan barang-barangnya. Bersiap untuk tutup sepertinya. Mereka masih menyelesaikan beberapa hal, menggunting ini, menulis itu, mengetik sesuatu di layar komputer. Masih ada beberapa remaja disana, mahasiswa yang masih sibuk dengan kertas dan buku-bukunya. Mungkin mereka sedang berburu dengan deadline tugas, atau ada juga yang hanya numpang berteduh. Sesekali tertawa dan bercanda. Ah ramai sekali.
Aku baru berjalan keluar beberapa meter dari gerbang tempat kerjaku, rumah sakit utama kota. Badanku terasa remuk, sekujur tubuhku lelah sekali, sesekali aku masih mengusap peluh di kening. Memperbaiki ujung jilbab, membersihkan embun yang mengaburkan kacamata. ntahlah, apakah itu embun, atau air mata. Yang pasti, aku letih. Hanya tinggal beberapa langkah lagi menuju tujuan, halte bus dengan tempat duduk, dan atap yang cukup meneduhkan. Sudah ada beberapa orang disana. sepertinya lagi-lagi mahasiswa, adik kelasku lebih tepatnya. Memang tempat kerjaku, dan halte ini tidak jauh dari kampus dengan bangunan tinggi menjulang tepat di perempatan jalan. Aku suka haltenya, dan masih menjadi tempat favoritku sejak dulu. dekat, bersih, nyaman dan karena, ini juga tempat favoritnya. dulu.
∞∞∞∞∞
Tiga buku di tangan kiri, botol minuman dan kotak makanan di tangan kanan, satu tas sandang, dan tas kain yang kugendong di depan badanku, rempong sekali. Kuliah hari ini sudah selesai. dokter jam terakhir menyuruh kami memeriksa beberapa cadaver dan anatomi, mudah saja. Aku bergegas pulang menyebrang jalan sebelum awan mendung di langit menurunkan hujan. Berlari kecil menuju halte bus di seberang jalan. Tiba-tiba seseorang dari belakang mengambil langsung buku-buku dan kertas di tangan kiriku. Sesaat aku terkejut, “hei!” dan menyadari, ternyata itu dia. “Biar aku bantu membawanya, kamu akan keberatan.” Sama sekali merasa tak perlu melihatku, dia tetap saja jalan dengan langkahnya yang seolah tak peduli, menyebrang jalan. Terkejutku berubah menjadi senyum, melihat punggungnya dan masih berdiri terdiam di tepi jalan. Sesaat kemudian, panggilannya memutus lamunanku, “kamu mau tetap berdiri disitu saja sampai malam dan tidak akan pulang?” Aku langsung bergegas mengikuti langkahnya, sambil sedikit memperbaiki kacamata “ah iya, tunggu akuu!” kami menunggu di halte sore itu, dan aku tertawa cekikikan. dalam hati.
∞∞∞∞∞
Aku tersenyum disini saat ini, Persis di tempat yang sama, mencoba berdamai dengan masa lalu. kenangan itu telah lama pergi, jauh tertinggal. Sejak wisuda dan yudisium sarjana, dia menghilang begitu saja. Tanpa pamit. Tidak ada bilang apa-apa. Menghilang ditelan bumi. Sampai sekarang, sama sekali tidak ada sedikitpun kabar angin yang berhembus tentangnya. Sedangkan aku? Masih tetap begini saja. menyelesaikan tahun terakhirku di jenjang pendidikan klinik―seperti magang, di sebuah rumah sakit daerah utama kota. Hari-hariku selalu sibuk dengan penyakit, keluhan, dan apapun yang menguras tenaga. Bisa-bisanya kenangan masa lalu itu muncul sekarang, di saat seperti ini?
Kalau boleh jujur, dan tidak bermaksud apa-apa, aku telah tumbuh menjadi gadis yang kuat dan bisa diandalkan dua tahun belakangan. Tubuhku tinggi semampai, pakaianku lebih rapi, penampilanku bisa dibilang lumayan, dan tidak buruk, setidaknya aku lebih memperhatikan gaya jilbab dan makeup seperti orang lain. Tanganku cekatan, mataku cermat dan cara berbicaraku, jauh lebih perhatian dan lembut. Aku hanya sedang kesal dan pusing dari kejadian siang tadi di rumah sakit. pikiranku rumit.  semuanya membuat tak habis pikir. Bagaimanapun juga, aku tetaplah seorang perempuan. Rumitnya masalah membuatku harus lebih berekspresi dan berbagi. Aku tidak lemah, hanya saja kelopak mataku tak bisa lagi membendung airmata untuk jatuh dan terisak.  
∞∞∞∞∞
Seorang pasien diatas ranjang dibawa dengan cepat keluar dari ambulan. Tiga orang petugas berlari menggiringnya membawa masuk kedalam IGD. aku yang berdiri dan melihat, langsung cepat membaca situasi. Bertanya kepada petugas tentang tanda vital pasien “Laporkan!” dalam satu hembusan nafas, petugas itu menjelaskan semuanya. Otakku berpikir cepat, memperhitungkan kemungkinan. sepersekian detik, seakan ada rangsangan cepat mengirim sinyal ke otak. mencerna informasi. oke. aku paham. pasien di pindahkan ke ranjang gawat darurat dengan peralatan lengkap. Tiga orang perawat sudah siap siaga. Aku mencuci tangan,memakai handscoon, mengecek segala hal, kesadaran, kornea mata, denyut nadi radialis―pergelangan tangan, pindah carotis―bagian leher. Tolonglah ini lemah sekali. Sesaat kemudian. Aku terkejut. Hilang! Sebelum menyadari apa yang terjadi, aku membuka jas putihku, melemparnya sembarang. Menyingsing lengan baju, langsung bergegas melakukan CPR(cardiopulmonary resuscitation) ada yang lebih penting, jantung yang harus diselamatkan.
“DEFIBLIRATOR.!!!”
Aku belum pernah teriak sekencang itu. urat syarafku menegang dibalik jilbab berantakanku. Suaraku serak dan bergetar. Lebih dari cukup untuk membuat satu ruangan terkejut dan khawatir. Dua perawat menanggapi serentak “Akan kami siapkan!” satu lagi perawat berdiri di sampingku, “Cepat panggil professor!!” tanpa banyak tanya perawat itu langsung bergegas lari keluar ruangan. Tanganku terus melakukan hentakkan, sesekali sambil melihat keatas, langit-langit ruangan, menahan air mata agar tidak tumpah. Setiap detik adalah berharga. Satu menit terlambat, akan sangat fatal akibatnya. Aku sudah di tahun terakhir dari masa pendidikan dokterku, setidaknya sudah belasan hingga puluhan kali prosedur kompresi dada, dengan menghentakkan dua tangan pada tubuh pasien sudah pernah kulakukan. Soal kompeten, tanganku lebih dari telaten. Tapi tetap saja, ini tentang hidup dan nyawa manusia.
Seorang pria paruh baya dengan baju rapinya masuk ke dalam ruangan. Pandangannya cerdas, langkah kakinya cepat, gerak tangannya gesit, terlihat sangat cekatan dan berpengalaman. Professor. Dia langsung mengambil alat―defiblirator pacu jantung elektronik dan memulai prosedur.
memasukkan 150 joule. Meminta perawat menyuntik epinefrin, satu. dua. tiga. Clear! Aku kembali mengkompresi dada. mengecek denyut nadi. Melihat monitor. nihil.
memasukkan 200 joule. Menyuntikkan amiodaron. Meningkatkan dosis, intensitas. satu. dua. tiga. Clear! Aku kembali mengkompresi dada pasien. mengecek denyut nadi. melihat monitor. masih sama. Mataku mulai basah.
Terakhir. kembali 200 joule. satu. dua. tiga. Clear! Dengan cekatan kembali dua tanganku melakukan prosedur itu. kompresi dada. mengecek denyut nadi di leher. melihat monitor. jangan. Asistol. Tidak berdetak. tolong. Jantungku yang berdegup sangat kencang. Bukan pasien ini. Kakiku kebas. Tanganku tak terasa apa-apa. bunyi denging mesin monitor selalu sama. Panjang dan memilukan. Tubuhku mulai lemas. Tak ada keajaiban disini. Badanku mengginggil. Aku tidak kuat.
Seorang anak kecil setinggi pinggang, wajah polos, dan kebingungan, berlari menghampiriku ketika aku keluar dari ruangan. Oh lihatlah anak kecil ini, dia masih saja bisa tersenyum dan lucu. ada apa gerangan yang membawanya kemari? Perlahan ternyata dia memanggilku.
“buk dokter, bagaimana kondisi ayahku? Apakah dia baik-baik saja?”
Oh tuhan. Aku kehabisan kata-kata.
∞∞∞∞∞
Langit senja kota masih selalu sama. Tidak berubah. Selalu indah. Gerimis dan rintik hujan perlahan mulai mereda. Gerai fotokopian seberang jalan, sudah tutup. Sudah sekian menit aku menunggu di halte ini. Menenangkan diri dengan perasaan. Meluapkan emosi dengan kenangan. Ini mengapa aku selalu lebih memilih untuk pulang dengan bus, karena aku suka haltenya. Selalu menyenangkan ketika mengingat masa-masa itu. dan dia. setelah begitu banyak masalah yang kulalui, setidaknya aku punya tempat dimana merasa aman dan nyaman. Sebenarnya aku tidak terlalu memahami apa yang kurasakan. Rindu? Ntahlah. Aku juga tidak mengerti apa yang aku harapkan. Disisi lain, terkadang diri selalu menyalahkan hati, mengapa masih saja membiarkan ingatan dan memori itu untuk kembali. Absurd memang. Dalam banyak hal, aku sangat bisa diandalkan. Kecuali soal, perasaan.
Suara pintu bus berbunyi, dua tiga orang turun dan keluar. Petugas bus kembali sibuk dengan tiket dan bayaran. Aku bergegas membawa barang, bersiap naik, dan melangkah. Sesaat sebelum kaki masuk ke dalam bus, Tiba-tiba sebuah suara dari belakang memanggilku. Aku langsung membalikkan badan, menoleh, terkejut. Seorang pria yang lebih tinggi sedikit dariku, dengan tampilan sederhana, cukup berwibawa. Perawakannya masih sama. tidak banyak yang berubah, masih berdiri tersenyum. bukankah itu dia?
“A…Ah..Ahmad??”  
5 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Aku, Kamu, dan Prasangka
Tumblr media
Seringkali anggapan dan prasangka awal mewarnai apapun tentang sesuatu, yang sebenarnya belum pasti dan belum ada titik jelasnya. Bukan sekali dua kali, kita membuat statement dan kesimpulan, dari suatu kejadian yang sebenarnya kita tidak tau kelengkapan ceritanya. Tak bisa lagi dihitung jari, pikiran yang tidak sabaran mengambil sikap atas perlakuan dan tindakan orang lain yang hanya kita lihat dengan kedua bola mata kita. Abai dengan maksud ataupun pandangan luas yang jika kita mau sadari, sangat bijak untuk diketahui, dan dipahami. Sehingga anggapan, pandangan, dan kesimpulan tergesa yang dibuat, acapkali menyakiti diri sendiri, membuat sebuah catatan palsu dalam hati, dan merubah sikap kepada orang-orang terdekat. Bahkan sangat disayangkan, yang awalnya saling kuat dan mempercayai, dalam sekejap mata dapat berubah menjadi benci dan sakit hati. Lagi-lagi tidak jarang itu semua, untuk menyadari pada akhirnya kita telah salah mengira, menyesal karena bukan itu yang sebenarnya terjadi.
Jalan dan skenario hidup yang telah disusun tak sesederhana yang terlihat. Ada lebih dari ratusan juta manusia di muka bumi, hidup dengan seluk beluk dan jalan ceritanya masing-masing. Hanya ingin orang lain agar memahami hidup kita, tanpa berusaha memahami hidup orang lain, bukanlah suatu hal yang bijak. Maka, terburu membuat prasangka yang tak pasti atas kejadian dan hidup orang lain, kita tidak punya hak sama sekali. Karena tidak segala hal tentang hidup mereka, adalah tentang kita. Jangan terlanjur berharap mereka selalu ada dalam setiap permasalahan hidup yang kita punya. tidak semua mereka akan paham, dan mereka tidak akan paham semuanya. Kita tidak akan belajar bagaimana menjadi orang paling bijak sedunia. Tapi begitulah dinamika hidup, orang akan datang dan pergi, problematika akan selalu datang beriring dengan berjalannya hari. Pertanyaanya, hai dirimu, siapa yang peduli?
Ada suatu perdebatan antara otak dan hati, tentang bagaimana diri ini akan hidup dan berinteraksi. Penasaran apakah sikap logis lebih dipentingkan daripada toleransi. Ingin tahu saja apakah rasionalitas punya peran lebih penting dari pada perasaan dan rasa mengasihani. Untuk sebuah prasangka, mereka berdua―otak dan hati harus selalu terintegrasi agar tak menghasilkan kesimpulan yang goyah dan disesali. Berikut mengapa kita selalu harus berpikir terlebih dahulu jika ingin membuat prasangka dan ekspetasi:
1.    Prasangka bukanlah sesuatu yang pasti
Setiap kejadian dan hal yang terjadi masih terlalu banyak sesuatu yang rahasia di dalamnya. Jangan melabeli diri sendiri menjadi orang yang paling tahu atas sesuatu, dan mulai berprasangka ini dan itu. Atas setiap sikap dan tindakan, setiap orang pasti tidak akan lakukan jikalau tanpa alasan. Memang tidak nyaman ketika melihat mengapa mereka bisa seperti ini, apakah benar dia melakukan itu, kok bisa sampai dia yang menjadi ini dan itu. Tak ada salahnya sedikit bersabar dan menahan agar tidak berpikir dan berprasangka buruk terlebih dahulu. Semua hal dan anggapan yang terlalu dini, hanya menyiksa diri kita sendiri. Kita akan kecewa atas sesuatu, terlanjur putus asa dan memilih pergi. Semua hanya karena prasangka dan pemikiran yang tanpa kita sadari, sedikit keliru. Sebelum semua terjadi cobalah untuk melihat luas, mencoba paham dan mengklarifikasi, tidak ada salahnya bertanya, setidaknya sampai semua hal menjadi jelas dan pasti.
2.    Jangan berharap hanya agar dilihat
setiap orang pasti selalu berharap apa yang dilakukannya, setiap hasil karya, pengorbanan dan kerja kerasnya dilihat dan dihargai oleh orang lain―yang berarti dalam hidup mereka. Begitulah manusia, apresiasi, pujian, dan kalimat membangun adalah kebutuhan. Namun ketika sudah sampai di titik dimana kamu melakukan segala sesuatu hanya karena orang lain, sangat berharap agar dia atau mereka setuju dengan pendapatmu, menilai bagus perbuatanmu, dan berterimakasih atas apa yang telah kamu lakukan untuk mereka, tidak selamanya akan mendapat feedback yang sesuai dengan yang kita harapkan. Tidak perlu pengakuan orang lain agar kita terlihat hebat. Tidak penting melakukan apa yang juga orang lain perbuat hanya untuk disukai suatu kalangan atau orang banyak. That’s okay ketika kamu telah luar biasa dengan pencapaianmu, namun mereka semua tidak tahu. Jangan juga disalahkan mereka yang tidak selalu mendukung dan lebih jarang untuk berada disampingmu, karena siklus itu akan terus berjalan. Akan ada orang yang selalu peduli, dan ada juga yang memilih berganti dan pergi. Buat harapan untuk diri sendiri lebih baik, ketika berekspetasi yang banyak hanya akan membuat kecewa dan menimbulkan luka.
 3.    Anggapan yang buruk, kembali rugi untuk diri sendiri
Jangan terlalu ribet dengan pikiran, jangan kita sibukkan diri dengan firasat buruk tentang orang lain. Anggapan yang negatif tentang mereka, akan selalu membuat ketidaknyamanan dan hilangnya rasa suka. Diri kita menjadi lebih terbebani dan hanya akan menyakiti diri sendiri. Begitu juga tentang pandangan mereka terhadap kita. apapun tentang kritik, caci maki, bahasa menjatuhkan, lirikan tidak suka, bahkan sikap kebencian mereka? sadarlah, kita tidak hidup karena itu semua. Maksudnya, apapun tanggapan, omongan, masukan, dan kalimat sindiran orang lain, kita juga akan tetap hidup aman, biasa saja, dan tak terjadi apa apa tanpa hal itu. Percayalah, semua tentang kita, apakah kita lebih memilih untuk membuang dan melupakan semua prasangka, anggapan, dan pendapat buruk orang lain yang sama sekali tidak ada gunanya, atau tetap saja berlama-lama memikirkan, merasakan, dan masukkan ke dalam hati bahwa semua hal menjatuhkan diri kita dari orang lain akan benar benar menjatuhkan kita pada akhirnya. Walaupun disisi lain dan sangat disayangkan, mereka tidak akan peduli.
4.    Cobalah selalu berpikir positif
Mulailah untuk lebih terbuka dan menerima segala hal. diri kita layak untuk diapresiasi atas semua yang telah dilakukannya untuk menghindari hal hal buruk yang membuat sedih dan jatuh. Biasakan tersenyum dengan apapun yang terjadi, sekalipun itu suatu saat akan sangat menyakitkan dan tidak diduga, kita akan bisa lebih memahaminya atas pemikiran dan prasangka baik yang kita punya. Kita punya jauh lebih banyak hak untuk senang dan bahagia, daripada kesempatan kita untuk kecewa. Sikap positif yang kita perlihatkan tak hanya akan memperbaiki suasana, namun juga akan membangun pemikiran, ide, serta pandangan yang matang, bahwa setiap orang memiliki prasangkanya masing-masing, termasuk kita. bukankah setiap orang punya kendali kuat untuk dirinya agar bahagia?
Tulisan ini bukanlah sebuah motivasi yang berkoar-koar, juga bukan tentang belajar bagaimana kesehatan mental dan sikap. Kita juga tidak termasuk orang yang membaca banyak buku, artikel, ataupun jurnal tentang ilmu kejiwaan dan psikologis. ini juga bukan tentang prosedur menyehatkan pikiran atau bahkan fiksi membaca mantera sulap agar terlihat kuat dan bahagia.
Tidak. Bukan tentang itu semua. Kamu juga tidak akan berubah hanya karena tulisan ini. Semuanya lagi dan lagi untuk kesekian kalinya, tergantung pada dirimu sendiri. Apa yang terjadi pada dirimu, apa yang dirasakan oleh hatimu, apa yang akan ada dalam pikiranmu, jangan beri orang lain untuk mengaturnya. Biarlah apa yang menjadi milik kita, akan selalu jadi milik kita selamanya.
Terlalu banyak warna-warni dan bermacam ragam peristiwa, pengalaman, kejadian, dan apapun yang terjadi dalam hidup kita. kadangkala, selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Setidaknya ada nilai-nilai yang bisa dijadikan poin untuk bisa selalu memperbaiki diri, hari demi hari, menjadi lebih baik lagi dan lagi. Kita bukan orang yang paling baik, namun berbagi kebaikan dan berusaha bersama-sama untuk membangun diri, tak ada salahnya!
1 note · View note
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Cintasitis-sebuah fakta diri yang fenomenal
Tumblr media
Abstrak. Semakin jauh memasuki abad ke-21, rakyat bumi selalu dikejutkan dengan temuan temuan baru yang berkaitan dengan ilmu kesehatan, dan penyakit. Beda halnya dengan wabah yang mematikan dan menggemparkan, temuan ini sangat jarang dilirik oleh umumnya manusia, bahkan lebih banyak dari mereka yang memilih untuk tak begitu peduli, sehingga tidak sedikit dari sekian rakyat bumi yang hidup menjadi korban yang terjangkiti, dan tersakiti. Sesuatu yang ingin kita bicarakan bukanlah  hal yang baru dalam dunia kehidupan atau kesehatan pribadi, tapi lebih karena hal ini cenderung tenggelam dan terabaikan, maka pengetahuan dan pemahaman mengenai hal tertentu adalah perlu dan esensial, sehingga kita atau mereka bisa melakukan antisipasi atau merekontruksi diri dari apapun yang terkait.
Berbicara teoritis, akan sulit untuk menyebut hal ini sebagai suatu penyakit dalam konteks yang nyata dan fisik. Bersifat lebih mempengaruhi mental dan psikis, cintasitis dapat menimbulkan masalah pada jiwa dan perasaan penderita. Belum ada penelitian yang sistematis mengenai dimana sebenarnya letak masalah pada penyakit ini yang mempengaruhi fungsional tubuh yang normal. Tapi karena dapat menyebabkan masalah pada beberapa bagian, tak bisa disangkal, cintasitis dapat diklasifikasikan sebagai suatu penyakit.
Cintasitis secara bahasa, dengan tambahan “sitis” adalah istilah umum yang digunakan dalam dunia kedokteran yang berarti―atau bisa disebut sebagai “peradangan cinta”. Istilah baru yang bahkan bisa dijadikan lelucon dan bahan candaan. Namun jangan salah, setiap istilah baru adalah hak pribadi si pembuat dan dilindungi oleh undang undang tentang hak cipta. Kembali ke konteks, Setiap peradangan atau inflamasi dalam suatu penyakit selalu ditandai dengan 5 tanda khas diantaranya yang berkaitan dengan cintasitis, akan memberikan rasa nyeri dan sakit pada perasaan dan hati, berubahnya warna menjadi rona kemerahan pada pipi, serta penurunan fungsi kerja otak dan akal sehat si penderita. Mengerikan sekali.
Hal yang sangat unik pada penyebab dan asal usul penyakit ini adalah cenderung pada aktivitas si penderita dan melibatkan setidaknya 2 orang, dalam kasus tertentu yang tak jarang, cintasitis dapat disebabkan oleh orang ke-tiga. Cintasitis dapat timbul karena rasa kagum yang berlebihan, suka yang tak dapat terdefinisi, melihat seseorang dalam freukensi yang banyak dan periode yang lama sehingga dalam waktu tertentu menimbulkan sesuatu yang aneh dan menyenangkan―orang awam menyebutnya sebagai “rasa nyaman”. Dalam kasus komplikasi stadium berat, cintasitis dapat disebabkan oleh patah hati, merasa dikhianati, dianggap tak lagi peduli, bahkan dapat disebabkan hanya karena diabaikan dan ditinggalkan begitu saja, dengan alasan klasik paling utama, lupa.
Tanda tanda dan gejala orang yang mengalami cintasitis sangat mudah dikenali karena sangat terlihat dan tampak, tak bisa dibohongi. Penderita akan memiliki hati yang tidak terkendali, perasaan yang sangat mendebar tepatnya di jantung, tangan dan kaki yang mulai mengginggil tanpa sebab, mulut yang mengeluarkan kata kata yang sulit dipahami orang lain bahkan oleh teman dekatnya sendiri. Dalam keadaan tertentu, syaraf akan menstimulasi seluruh organ tubuh dan menyebabkan salting (salah tingkah) yang sangat memalukan dan tidak rasional. Beberapa orang yang mengalami cintasitis, akal sehat dan pikiran dalam otaknya tak lagi mengambil peran utama dalam melakukan suatu tindakan, sehingga tak jarang, penderita bisa melakukan hal yang tak paling masuk akal atau bahkan gila. Secara sistem keseluruhan cintasitis mempengaruhi peningkatan denyut jantung dan juga sesak nafas pada paru-paru. Lagi lagi dalam konteks dan kasus yang lebih rumit dan komplikasi, tanda dan gejala cintasitis sedikit berbeda sampai dapat menimbulkan hilangnya nafsu makan, kesulitan tidur karena memikirkan, dan mungkin, nyeri hebat dan sakit pada hati yang selalu ingin secepatnya, melupakan.
Cintasitis tak selamanya penyakit yang buruk. Sama dengan demam yang merupakan mekanisme protektif tubuh seseorang dari benda asing, mikroorganisme, dan penyebab penyakit. Maka penyakit ini pun demikian, adalah suatu mekanisme perlindungan hati dari suatu perasaan yang menyakitkan, atau mungkin menyenangkan bagi seseorang individu penderita. Maka jangan sampai kelewatan bahagia sehingga lupa. Atau jangan sampai frustasi, stress, dan mengutuk apa yang terjadi karena terlalu sedih dan merasa sakit. karena ini adalah hal yang normal dan tenang saja, para ahli akan melakukan terbaik, menemukan solusi.
Faktor resiko terbesar yang memudahkan seseorang mengalami hal ini adalah usia remaja manusia, kira-kira rentang belasan hingga duapuluhan tahun. Tapi tak menutup kemungkinan orang dewasa yang abai akan hal hal penyebab dan risiko, akan juga mengalami hal serupa. Namun fakta di lapangan, hampir setiap orang dengan sifat normal dan usia seperti tersebut diatas pasti akan atau sudah mengalami hal ini. Dan adalah hal yang lumrah untuk memiliki rasa, mencintai, atau bahkan sakit hati. Sehingga kesadaran untuk orang orang yang merasa hidupnya habis, ingin menyudahi segala sesuatu, melupakan apapun kenangan, tidak lagi rasional karena tidak hanya mereka berdiri dan merasa sendiri.
Disebabkan hal ini cenderung lebih berkaitan dengan perasaan, maka tidak diperlukan penanganan atau pemeriksaan fisik khusus untuk pengambilan tindakan. Selama tak ada gangguan kejiwaan dan kelainan, uniknya penyakit ini, setiap orang dapat menangani apa yang dia alami dan rasakan sendiri. Suatu penelitian menyebutkan bahwa setiap masalah yang berkaitan dengan perasaan dan rasa individu, satu satunya cara untuk memperbaiki adalah, dari diri sendiri. Namun yang menjadi masalah terbesarnya adalah, begitu banyak dari penderita tak memiliki kepercayaan diri yang cukup bahwa mereka sebenarnya mampu mengendalikan perasaannya, memperbaiki sakit hatinya, dan cukup kuat untuk bilang tak terjadi apa-apa. Sesuatu hal paling rahasia tentang hal-hal buruk, kenangan, dan perasaan, bukan dengan cara melupakannya, namun memeluknya, dan mengikhlaskannya. Terlepas dari apapun itu sebabnya.
Disamping fakta bahwa satu-satunya cara untuk lari dari hal buruk tentang hal ini timbul dari dalam diri sendiri, para ahli meyakini bahwa seorang penderita selalu butuh tempat sandaran ataupun berbagi cerita. Penderita butuh orang lain untuk meluapkan segala kesenangan, ataupun kekesalan dan penyesalan. Sahabat, keluarga dan teman dekat sangat direkomendasikan sebagai solusi utama tempat menuangkan keluh kesah dan pengaduan rasa. Selain itu, urgensi seorang individu untuk mengintropeksi diri melebihi dari segalanya. Bagaimana seseorang memilih belajar memahami dan memaklumi, menganggap wajar dan tidak berlebihan menanggapi hal-hal yang bersifat fana dan canda. Hidup penuh dengan rasionalitas, dan segala hal memiliki penjelasan dan arti makna. Maka apapun yang terjadi dan dialami, pasti ada hal yang perlu diketahui dan nilai untuk meningkatkan kualitas diri.
Pada akhirnya, orang paling hebat di dunia bukanlah orang yang tak pernah mengalami cintasitis, memiliki rasa, mencintai, ataupun sakit dan patah hati, namun nilai yang luar biasa bagaimana seseorang individu selalu mengambil nilai positif dari apa yang terjadi, dan dalam perjalanan kehidupan menuju kedewasaan, pemahaman dan makna arti merupakan sesuatu yang sangat penting dan tak boleh dilewati.
Peringatan:
Tulisan diatas bersifat abstrak dan murni subjektif pendapat penulis. Sama sekali tidak ada niat menyinggung seseorang ataupun objek tertentu.
Sangat tidak dianjurkan menjadikan tulisan ini sebagai referensi pembuatan karya ilmiah, artikel kesehatan, ataupun dasar penelitian. Jika cukup cerdas membacanya, penulis tidak akan bertanggung jawab atas tindakan konyol dan memalukan.
3 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Si Mata Hitam Legam
Tumblr media
Seberkas cahaya terang, putih, dan tajam melintas cepat membuat silau mata, sesaat.
Diriku sedang berdiri di sebuah bangunan mewah, lantainya mengkilat terbuat dari batu alam―semacam granit―sepertinya, tidak tau persis. Yang aku tau, semua ini pasti sangat mahal harganya. Semacam lorong dengan penerangan cukup, membentang luas disebelah kiri dan kananku, terlihat di setiap satu setengah meter jaraknya, dipisahkan oleh jendela lebar terbuat dari kayu ornamen berkualitas, terbuka menampakkan pemandangan indah taman bunga di luarnya. Dinding dindingnya berdiri kokoh menjulang ke atas bersambung dengan langit langit ruangan yang fantastis! Ukiran estetik mengkilau keemasan dan lampu kristal bening menjuntai menambah kesan megah dan glamor-nya bangunan ini.
Sekilas bayangan dan ingatan itu secara tiba-tiba kembali hadir menerjang pikiranku. Bayangan tentang masa lalu. Seorang pria paruh baya menandatangani sesuatu, didepan orang banyak berjas dan ber-stelan yang rapi. Semua yang hadir memberikan tepuk tangan penghargaan dan berdiri. Aku lulus waktu itu, dengan gelar Master degree seni politik, di sebuah universitas ternama di negeri bigben,London. Aku ingat, ibuku yang paling banyak membutuhkan tisu saat itu, menangis terharu. Bayangan itu seakan dengan cepat berpindah, berputar, bercampur, dan kemudian kembali jelas. Aku tidak tahu mengapa aku yakin, ini adalah 3 tahun setelahnya. Badan ku terasa remuk, letih, lelah dan capek. Seragamku masih lengkap namun kotor penuh lumpur. Di pinggangku tersangkut rapi pistol sejenis glock meyer 22 rapi dengan peluru aktif di dalamnya, sesaat seorang bertubuh tegap datang dari arah belakang, “selamat letnan! black hawk helikopter sudah resmi kau yang menjadi pilotnya”. Haha selalu indah dan tersenyum sendiri ketika mengingat momen dan masa itu.
Aku kembali berjalan di lorong-lorong megah itu, berhenti sejenak. Mataku terpaku dengan sebuah foto yang tidak terlalu besar, namun terlihat masih bersih dan terawat. Di dalam bingkai segiempat itu terlihat badanku yang tegap dan bugar, sedang menunggangi kuda dengan medali silver menggantung di leherku. Dibelakang nya dengan jelas terbaca tulisan SEA games, 2017. Belakangan aku menyadari, bahwa polo dan berkuda itu olahraga yang cukup menyenangkan.
Dari arah ujung lorong ruangan, datang serombongan orang berpakaian rapi bersahaja, jalan mereka cepat, tegap, bertahap, dan meyakinkan. Di tengahnya seorang pria dengan guratan jelas di wajahnya, alis dan kumisnya tumbuh membuat garis tegas dengan pandangannya yang tajam, namun peduli. Badannya ditutupi dengan jubah mewah berwarna gelap, dengan sepatu mengkilat. Aku sadar, dialah ayahku, pemilik istana ini. Sekejap beliau melihatku, dengan tatapan heran namun sekilas. Dia punya banyak urusan penting di tangannya. Seseorang berperawakan halus kemudian menyapaku, “wahai pangeran, mengapa engkau belum siap-siap? Pertemuan kenegaraan akan dimulai sebentar lagi.” Aku mengangguk dan tak begitu peduli.
Belum sempat aku mengangkat kaki, belum genap otakku menerima informasi, belum siap darahku mengalir sempurna agar bisa berdiri. Sesaat itulah, dalam hitungan sepersekian detik, semua dunia terasa berhenti. hatiku berdebar kencang, jantungku berdegub tidak teratur, genggaman kuat ditanganku perlahan bergetar, dan tubuhku tak bisa buat apa-apa. Seakan mati. Membisu. Kagum. Terpukau. Tatapan kami beradu, mataku lurus melihat matanya yang melihatku, entahlah apakah dia melihatku saja, atau tatapannya dengan cepat langsung menghujam hatiku, tanpa rasa ampun. matanya yang hitam legam jelita berhasil mengambil alih seluruh perhatianku. Segala hal tentang bayangan, momen, bingkai foto kecil, dan serombongan orang hilang seketika. Wajah teduh nya dihiasi jilbab cantik diantara bunga-bunga. Tiba-tiba dia membuka mulutnya, ingin bicara sesuatu, seakan memanggil namaku. Dengan sangat cepat sekali aku memutar badanku, mengangkat kakiku dan sebuah benda besar berhasil membuat ku tersungkur dan terjatuh.
DUBRAKK!!
Kembali seberkas cahaya putih yang sangat terang dan tajam, menyilaukan mata.
Aku membuka mataku, mendapati tubuhku yang jatuh dibawah tempat tidur, melihat cermin disamping dengan wajah kusut dan rambut kusam. Aku berteriak sekeras-kerasnya, namun tak ada suara. Seakan-akan diriku sendiri menertawakanku, mengejekku. Namun tiba-tiba dalam hatiku muncul rasa bercampur penasaran. Siapakah aku? Siapakah mimpiku? Dan siapakah dia perempuan itu? Dalam hatiku berkata, Aku akan mewujudkan sendiri mimpi mimpiku. Aku akan menggapai impian dan citaku. Aku akan lakukan dengan tanganku sendiri, apa yang telah menjadi tekadku. Aku bergegas mengambil handuk dan berdiri, “Aku akan temukan sendiri si mata hitam cantik-ku!”.
 Tulisan ini terinspirasi dari para pengagum rahasia pangeran di negeri seberang―yang tak ingin disebutkan namanya―bahwa kita lebih berharga dengan mimpi-mimpi kita sendiri. Kita lebih luar biasa dalam cerita versi kehidupan kita pribadi. Setiap orang spesial dalam setiap kisahnya. Maka kagumi, jalani, dan cintai diri kita, hidup kita, dan pada akhirnya, mimpi-mimpi itu akan menjadi nyata! Percayalah!
3 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Bolehkah Aku Menangis?
Tumblr media
Secara teknis, selain faktor biologis dan fisiologis di masa kecil, Aku sangat jarang menangis. Dalam artian hanya sekali dua kali dalam kondisi yang sangat sangat tertentu saja―kecuali saat bayi―aku bisa menangis. Entahlah bagaimana kalian melihatnya. Apakah terdengar hebat dan kuat, atau bahkan sebaliknya, seperti orang egois dengan hati sekeras baja. Terlepas dari itu semua, haii inilah diriku.
Tidak menangis bukanlah hal yang terlalu buruk menurutku. Atau bisa dibilang terlalu keras? dan kejam? Tidak menangis bukanlah berarti tidak memiliki perasaan. Tidak menangis bukanlah bentuk ketidakpedulian. Tidak menangis bukan salah satu ciri dari orang yang mementingkan diri sendiri dan abai dengan sekitar. Siapa yang tahu, orang yang tidak jatuh air matanya, tapi meleleh hatinya. Fisiknya mungkin tidak menangis, tapi perasaannya jatuh deras terisak. Tapi tetap saja, secara teknis, dia tidak menangis hehe.
Satu hal lagi dari hidupku, aku tidak pernah benar-benar melihat ayahku menangis, kecuali ketika nenek dan kakek berpulang kala itu. Aku tidak tahu, bahkan sampai mulai beranjak dewasa seperti sekarangpun, aku masih berpikir bahwa ayah selalu menyembunyikan sedihnya, jika ada. Dia tak pernah mau memperlihatkan kepada anak-anak nya kecuali berita yang membuat bahagia. Mungkin seperti ini setiap seorang ayah selalu ingin memberikan yang terbaik untuk keluarganya. dan aku tidak pernah melihat bagaimana caranya menangis dari seorang ayah layaknya seorang laki-laki tentunya. Selalu agar terlihat kuat, dan bisa diandalkan. Ayah, bolehkah aku menangis, bagaimana?
Tak bisa kita samakan semua isi kepala manusia. Setiap orang pasti memiliki pola pikir masing-masing, dan percayalah, tidak mungkin ada sifat yang persis benar benar sama antar satu dengan yang lain. Setiap individu berlatar belakang macam-macam, faktor lingkungan beragam, dan satu lagi faktor gender pria dan wanita. Perempuan yang lebih cenderung terlihat lembut dan perasa, menangis adalah salah satu karunia yang menyatu dan tak terpisah dari jiwa. Jangan salahkan, perempuan selalu punya jalan rahasia dalam tangisannya. Ada rasa lega, duka, bahkan cinta. Apakah aku salah? Hehe. Secara umum, menangis adalah hal yang normal dan alamiah bagi manusia. Menangislah, tak ada yang salah. Tak akan hilang pandangan hebat orang lain kepadamu sebagai laki laki yang kuat hanya karena kau menangis kawan. Boleh menangis asal jangan karena ditinggal oleh dia. Haha udah.
Dalam beberapa artikel dan bacaan yang aku baca, dalam kondisi tertentu, menangis dapat menghilangkan stress, memperbaiki mood, dan melegakan perasaan. peningkatan hormon endorfin yang disebabkan oleh tangisan seseorang, bahkan dapat mengurangi rasa sakit. dalam penilitian lain, air mata juga mengandung suatu enzim yang dapat membunuh. Membunuh bakteri tentunya. dan juga, perasaan. Ga percaya? Coba aja!
Kalian pernah melihat seorang pendiam yang sangat jarang tersenyum, sekali dia tertawa dan bahagia, alangkah manis dan senang orang melihatnya. Dan begitupun sebaliknya. Ketika orang yang sangat jarang menangis, jikalau sudah keluar air matanya, sudah pasti luar biasa sebabnya, dan sangat memilukan untuk bahkan sekedar mendengarnya saja.
Ada beberapa anjuran luar biasa tentang menangis. Cerita tentang orang yang memiliki iman di dalam dada, apabila disebut nama tuhannya bergetar hatinya―alanfal:2―lalu tunduk serta menangis dan meneteskan air mata―maryam:58―bahkan dengan dibacakan ayat mulia, wajah mereka jatuh tersungkur dalam tangisan cinta luarbiasa―alisra:109―sungguh indah dan agung ketika kita menangis dalam ketaatan dan doa, jatuh bangun perasaan menemukan tujuan dan hidayah dari sang maha kuasa. Tak ada tangisan yang lebih dirindukan semesta, daripada air mata cinta yang jatuh menyesali dosa.
Bolehkah aku menangis? Izinkan aku untuk meneteskan air mata. Biarkan aku merasakan manisnya cinta. Jangan kau halangi aku untuk jatuh terisak mengaduk rasa. Walau kelihatan lemah tak berdaya, sungguh ini jauh lebih mulia dari sejuta air mata dunia. Tak ada lagi tangis rindu tak bersua. Tak ada lagi airmata cemburu dan kecewa. Hilang sudah sesenggukan harap dan rasa. Kita bicara soal cinta. Bolehkah aku menangis dalam sujud di ujung malam sepertiga?
3 notes · View notes
alfaruqiahmad · 4 years
Text
Bumiku adalah bumi-mu
Tumblr media
Setelah hampir 6 bulan pandemi ini turun ke bumi, angkanya melambung mengejutkan, menggemparkan. Merenggut nyawa manusia tanpa ampun. Duapuluh kali lipat lebih mematikan dari wabah dunia takterlupakan, ebola. Membuat virus mengerikan seperti SARS terlihat belum apa-apa jumlah korbannya dibanding wabah yang sekarang berhasil mengambil alih perhatian seluruh umat dunia. Bagaimana tidak, warga bumi yang terkonfirmasi positif sampai detik ini menurut WHO-organisasi kesehatan dunia melebihi satu juta manusia. Dan nyawa yang telah hilang akibat pandemi ini, lewat dari seratus ribu jiwa!
Kalian butuh waktu lebih dari 24 jam sehari jika ingin membahas penyakit, gejala, faktor resiko, patofisiologi pandemi maupun obat untuk menanganinya. Bahkan sampai sekarang, tangan dan kepala seluruh ilmuwan di dunia belum mampu mendapatkan jawaban tentang vaksin paling efektif yang dapat mengobati wabah paling terkenal, kita sebut covid19. Banyak pertanyaan, usaha, dan tekad yang belum terlaksana demi satu buah jenis makhluk kecil tak terlihat, tapi merepotkan ciptaan tuhan paling pintar sejagat.
Jangan pernah salahkan siapa siapa atas apa yang sedang terjadi. Bumi sedang bergejolak, ia tak mampu lagi menampung manusia manusia yang tak peduli dengan apa yang telah atau tidak dilakukannya. Siapa bilang tidak ada sama sekali faktor x yang menjadi penyebab dari musibah ini. Tangan tangan manusia yang senang bermaksiat, hati dan pikiran yang selalu menunda taubat, bahkan badan serta jiwa yang selalu malas untuk sekedar menjalankan kewajiban dan taat. Apalagi alasan Allah untuk tidak menegur hambanya?
Kawan, kita perlu menggeser kacamata dan melihat lebih luas. Tak jarang hal hal yang terlihat kecil dan sederhana, sebenarnya memberikan dampak dan berpengaruh besar bagi orang sekitar. Perlu bersabar untuk tetap tinggal di rumah, keluar sebentar sesuai keperluan. Setelah ini, jangan sampai terdengar lagi kalimat kalimat mengeluh, ucapan kesal dan tuntutan, kapan ini akan berakhir? Biarlah semua berjalan dan bekerja pada porsinya. Tak hanya kau yang ingin didengar keluh kesahnya, tak hanya kita yang berharap dan berdoa. Tolong jangan tambah masalah dunia, dengan memberontak tak ingin ikut serta. Apa susahnya, di rumah saja.
Bukan menjadi alasan, tidak pergi kekampus idaman membuat kita berhenti belajar. Tak bisa jadi acuan, diam di rumah berarti alfa dari bacaan dan pekerjaan. Pembatasan jarak dengan orang lain bukanlah pembatasan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri. Banyak hal yang bisa kita lakukan kawan! Setiap hal yang terjadi pasti terselip hikmah dan pemahaman. Tinggal kita saja yang perlu sadar dan manfaatkan.
Tulisan ini dibuat untuk manusia. penulis dan teman-temannya. Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi esok lusa. kamu yang sedang membaca, semoga selalu sehat dan bahagia. dunia sedang berduka, alam semesta gerah menuntut hak nya. wahai bumi-ku. Lekaslah sembuh. Karena bumiku adalah bumi-mu, bumi kita bersama.
4 notes · View notes
alfaruqiahmad · 5 years
Text
Tujuan Favorit
Tumblr media
Ketika menulis tulisan ini, aku sedang berada di salah satu sudut perpustakaan terbesar di kota ini. Perpustakaan yang berbentuk seperti buku raksasa―atapnya melengkung seperti dua halaman buku yg sedang terbuka―terletak di tengah kota dan berada tepat di samping kantor pemerintahan yang tinggi mencakar langit. Bangunan perpustakaan ini yang cukup tinggi bisa bersaing menyamai gedung gedung raksasa lain disekitarnya. Gedung ini memiliki 5 lantai (kalau tidak salah) dengan lantai paling bawah untuk penyambutan tamu, lantai dua untuk buku-buku dengan jenis tertentu, dan seterusnya.
Perpustakaan ini selalu ramai dikunjungi orang, kebanyakan ya anak anak muda, mahasiswa yang membaca atau mengotak-ngatik laptop sama seperti aku hehe, beberapa siswa yang sedang mencari buku favoritnya, dan satu dua orang dewasa paruh baya dengan seragam dinas. Gedung ini memang cocok untuk teman teman yang ingin mencari ketenangan untuk membaca, menulis, ataupun mengerjakan tugas.
Kalau kita naik ke lantai tiga kita akan menemukan ruangan tertutup ber-AC dengan meja bundar ditengahnya, dikelilingi oleh kaca transparan besar yang membatasi gedung perpustakaan dengan pemandangan indah di luarnya. ruangan ini berukuran sekitar 5x5 meter dan dilengkapi dengan pendingin ruangan yang cukup. Karena tempatnya yang  tertutup―walau dengan kaca―membuat ruangan ini menjadi lebih nyaman, jauh dari bising, dan lebih dari cukup untuk betah berlama-lama membaca buku disana, atau mengerjakan hal lainnya.
Tempat ini lah yang menjadi tujuan favoritku seminggu terakhir.
Niat memang untuk mencari tempat yang cocok untuk menulis, selain ingin mengisi waktu luang liburan, menurutku menulis sesuatu hal terserah tentang apa adalah hal yang menarik. Aku menulis untuk menuangkan apa yang ada di pikiranku sekarang. semoga dengan tulisan yang aku buat bisa bermanfaat bagi orang lain. Ada saran ga nih teman-teman buat tulisan tentang apa? hehe
1 note · View note