Tumgik
amatsalma · 4 months
Text
amah, dalam minim putaran hidupku yang berisi gim dan hanya gim itu, sungguh tak pernah terbesit namamu. yang kutahu—aku hanya cucu tak tahu malu yang mengharap 'hadiah' atas kematianmu. sedang delima yang tumbuh di sudut sempit depan rumahmu justru menjadi saksi ketulusan cintamu; padaku; pada cucu yang bahkan tak tahu caramu mengancing baju.
hari-hari sepimu kerap kuganggu dengan pertanyaan semacam, "siapa yang nomor satu?" seolah harus jadi juara untuk bisa menangkan hatimu, padahal sungguh cintamu melampaui besarnya nominal dan anganku.
kini aku tak lagi ingin jadi jutawan sebab untuk naik kereta aku tak lagi punya kawan. berkali kuketuk petimu agar kau kenang selalu jalan-jalan itu, juga agar kau tahu bahwa aku akan selalu rindu menggenggam tanganmu; menuntun langkah kecilmu.
amah, sesekali datanglah ke mimpiku, di sana ada rumah lamamu yang cukup baru, saat itu kan dipenuhi tawa anak-cucumu. kau tak lagi perlu menunggu minggu untuk bertemu, kau pun bisa ceritakan apapun yang kau mau. jika saatnya tiba, kau boleh cicipi hidangan sapi favoritmu dan kita bisa lebih sering bermain kartu.
[how to make millions before grandma dies - 2024]
0 notes
amatsalma · 1 year
Text
[11092023] 🥀
per hari ini tulang punggungmu disulap kian kuat, pun kau menjadi rindang; hatimu mengakar ke tanah tempatnya disemayamkan, berbuah besar sabar serta tenang paling lapang. kenangan yang ia tanggalkan kan subur; mencukupkan.
kau kan jadi bapak sebab tak hanya kenang, perannya juga ia wariskan. 'kuatlah kau kuat' pinta mereka. menyemoga tangismu reda dan memaksa bahagia paling pura-pura. doaku agar kau tahu cara lemah juga, lagipula dunia jarang adil dan kau sudah telan semuanya.
usai puas tangis payah lemahmu, pulanglah kau pulang ke satu peluk ibumu yang tak lagi terasa hangat. sebab sejak tadi pagi—tak peduli betapapun kemarau menggilas kami—kalian tetap keluarga paling kedinginan di bumi. siapa pula yang berkemas pergi sepagi tadi?
esok kau mulai pelajari cara lanjutkan hidup usai kepergian bapak yang telah temanimu seumur hidup. tak tersedia tutorialnya, tapi bahu sulungmu dirancang terlampau tangguh untuk ini semua. mampumu bisa selalu obati luka ibu & dua adikmu.
duka cita paling dalam, semoga terang lekas datang.
4 notes · View notes
amatsalma · 1 year
Text
lebih dari sekadar potret makanan di atas meja, aku merekam semua kejadian pada hari yang sama dengan baik di kepala. bagaimana kita pergi ke sana, percakapan penuh tawa, menu yang kebingungan kita pesan, rasa suapan pertama, ulasan usai kita kekenyangan dan perjalanan pulang dengan hati lapang. semacam ingatan-ingatan senang yang sukar kulupakan. tak peduli sarapan atau makan siang, makan malam atau sekadar kudapan, kenangan yang kusimpan akan selalu lebih terang dari bintang-bintang. karena tidak semua kesempatan bisa kita ulang, ayo kita pergi makan ♡
6 notes · View notes
amatsalma · 1 year
Text
bergegas aku mengemas baju, bersiap untuk membukukan rindu. sekali dua kusimak memo di ponselku, barangkali ada bawaan yang tertinggal satu. akhirnya aku pergi lagi; entah ke mana, entah dengan siapa, entah untuk apa. membiarkan takdir menyeretku ke manapun ia mau, sekali lagi.
lalu di sini aku, hadapi terik bali, teriakan orang-orang sesekali, koreksi, permintaan tolong, juga tanggung jawab-tanggung jawab lain yang ternyata hinggap di pundakku. ia bilang, "kau sudah bertanggung jawab atas diri dan maumu."
di meja makan malam paling pikuk sedunia itu, kukatakan inginku mati berkali-kali dan janji-janji palsu yang diingkari hidup ini. ia bilang, "terlalu banyak yang membutuhkan hidupmu, jadi jangan mati dulu. berat tanggung jawabmu adalah akibat mampumu." lalu ia meminta hidupku, sekali lagi.
kapal kami bergoyang, kencang. pusing kepala yang dulu biasa kurasakan saat kanak manja tak lagi bisa dirasa. hidupku bukan lagi soal mau tidak mau, tapi lebih dari itu—pulang ke mana kali ini aku tak tahu.
3 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
aku kira tahun ini akan selamanya berantakan atau mungkin tidak akan berakhir. panjangnya, sesaknya, sedihnya, tangisnya, juga segala juang yang ada di dalamnya. tapi kau hadir, menjadi telinga yang selalu siap sedia— seolah kesibukanmu tiada.
lalu di sini kita siang ini, melihat terik mendung jakarta usai menghitung hari tanpa tahu sudah tiba di hitungan ke berapa. pasar senen akan sesak seperti biasa dengan lorong-lorong panjangnya, gondang dia akan tetap menyala kuningnya walau kita tidak lagi akan ke sana, cikini akan selamanya menjadi cikini dengan atau tanpa keberadaan kita. mereka bukan aku dan kamu yang bergerak tiba-tiba, yang bertemu lalu tiba-tiba berpisah waktu, berpisah kota. tiba-tiba.
hidup kita dengan jarak-jarak nyata, dengan direct message di semua sosial media, dengan harap halu diberi sempat keliling dunia bersama. sayangnya, beban-beban dewasa tiba-tiba ada di pundak kita, yang kita tak bisa lari darinya atau mati sia-sia. jadi mari kita nikmati hidup dengan sapa sosial media, dengan tawa fana bersebab para influencer yang kita suka. tak apa tak lama, tak apa sementara.
toh, jakarta hari ini lebih dari cukup untuk kita.
2 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
rayakan saja hari-hari biasa, hari di mana hujan turun dan kau tak bisa ke mana-mana, juga hari di saat kau dengarkan lagu yang sama tanpa bosan meski tak juga rasakan senang seperti kali pertama.
rayakan saja walau kau masih bingung perihal menu apa yang harus kau beli untuk sarapan, walau tak kau dapati notifikasi yang paling kau nanti, walau tak ada tanggal merah bulan ini.
rayakan saja video baru dari kanal youtube favoritmu yang tayang siang ini, anggap saja ia bisa obati sedikit sepi. rayakan juga banyak waktu yang kau buang untuk menunda mandi dan mencuci. syukuri apapun, sebab bisa jadi— esok hari tak bisa kita dapati lagi.
kau boleh sedikit kecewa meski seorang teman batalkan janji sore ini, anggap saja kau akan dapat kebaikan ganda di lain hari. cobalah berhenti ambil hati omongan orang, barangkali kau kan temui tenang. hidupilah hidup dengan biasa saja, sebab meski membosankan; ternyata kita tidak kenapa-napa.
rayakan saja hal-hal biasa, sayur sop lauk telur dadar, lagu viral berjudul komang, membayar tagihan, rubik yang lupa kau selesaikan, alarm di jam tiga pagi yang kau abaikan lagi, orang-orang sama yang harus kau temui setiap hari, pekerjaan yang itu-itu lagi, apapun. rayakan dengan sederhana, sebab masih diberi hidup sudah lebih dari cukup.
53 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
tak lagi ingin aku tahun baru yang sederhana. sebab kumau ragam keajaiban 2023 singgahi hidupmu, hidupku. kan kuminta doa terbaik dari ayah-ibu agar hidupmu, hidupku dikaruniai tenang selalu— bahagia-bahagia panjang, kenang-kenang senang, dada-dada lapang.
bimbang ragu sudah jadi kawan dari dulu, tak tahu aku ke mana langkah harus menuju; inginku kini dibukakan jalan-jalan baik selalu. pun hati yang patah berjumlah tak terhingga sudah; mauku diberi maaf selapang semesta lalu dikarunia cinta sebesar dunia.
antara inginku jadi jelita, kaya raya atau keliling dunia— lebih ingin aku jadi satu nama bermakna; dalam hidup manusia-manusia baik di hari-hariku yang pelik. inginku rayakan setiap temu dengan megahnya waktu, sebab tak ada yang lebih mahal dari itu. ingin sekali tahun ini jadi tahunku.
lalu kita, semoga senantiasa diberi istimewa, lebih dari yang kita minta.
karanganyar, 02/01/2023
3 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
kekhawatiran pengemis tua berkursi roda saat aku jatuh tadi pagi begitu menenangkan. ingin aku cium punggung tangannya tapi aku terlalu tergesa hingga tak sempat lakukannya.
percakapan dengan penjaga museum hari ini menyenangkan. seperti melihat lukisan lebih dalam, mengenal riwayat pelukisnya, membiarkan warna di balik piguranya lebih banyak bercerita.
berbincang dengan abang gojek petang tadi seru sekali, katanya—aku harus sedikit lebih berusaha untuk berbaur dengan manusia. ia bilang aku harus selalu menikmati hari-hari di jogja, memulai hidup baru usai pandemi berlalu.
adik SMA di KRL tadi beri aku ruang untuk duduk, bapak-bapak di lampu merah tunjukkan padaku arah stasiun, mas-mas di bengkel beri aku harga murah yang katanya uang sisanya bisa kusimpan untuk jajan, teman-temanku bertanya apa aku baik-baik saja, ibuku bahkan mengirim pesan memastikan aku tidak sedang kesulitan.
barangkali, 'baik-baik saja' masih jauh dari realita dan hidup memang selalu punya cara jatuhkan kita; buat kita marah menangis dan kecewa, tapi ternyata—masih banyak hal baik yang tersisa.
surakarta, 02/11/22
2 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
sore ini hujan, kita kelilingi jogja tanpa tujuan dengan perut yang baru saja kenyang. sama-sama belum ingin pulang dan berpisah walau kita sudah kehabisan percakapan. tak ada film menarik yang bisa kita tonton sore ini dan lagi-lagi kita kebingungan harus mengarahkan motor ke mana lagi, hingga tiba-tiba kau bicarakan perihal 'betapa menyenangkannya punya teman'.
sepakat aku tentang betapa menyenangkannya mengerjakan tugas bersama, membeli bahan dan memasak setiap hari lalu jika tiba akhir pekan, kita bisa lakukan perjalanan kecil-kecilan. kita bisa mengobrol banyak tentang kuliah dengan orang-orang yang satu angkatan dan satu jurusan dengan kita, juga bisa habiskan banyak waktu dalam ramai yang menyenangkan, bukan hujan-hujan berdua macet-macetan tanpa tujuan.
"dipikir-pikir lagi, aku nggak punya temen selain kamu."
"iya juga ya, sama."
lalu kita tertawa menyadari bahwa tiga tahun sudah terlewat dan tak ada banyak teman yang kita dapat. tak perlu ramai tawa, tak perlu banyak jumpa, toh berdua kita baik-baik saja.
bantul, 08/11/2022
2 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
kadang aku suka bertanya-tanya, kalimat apa yang lebih mewah dan megah dari terima kasih? kalau ada— akan kuucapkan ia berkali-kali, sampai kau bosan, sampai kau muak, sampai kau menyadari kebaikan-kebaikanmu terlalu banyak.
1 note · View note
amatsalma · 2 years
Text
barangkali 'aku mencintaimu' semacam kata-kata, "jangan lupa minum obat", atau "kabari jika sudah sampai", juga "pastikan hari ini kamu makan nasi". mungkin, cinta juga seperti kata-kata "gas" tiap kali kita mengajak pergi ke suatu tempat.
cinta mungkin semacam mengantarmu ke kamar mandi di malam hari, menunggu unggahan barumu di blog, sabar saat kau terlambat datang, juga mendengar saat kau berkelakar. barangkali cinta juga dikatakan lewat rekomendasi makanan enak, tanaman yang diurus saat kau pergi jauh, tawaran minum di terik siang, pun seperti undangan ke rumahnya agar kau bertandang.
mengisi daya ponselmu saat kau tidur juga rupa cinta, sama seperti memastikan keberadaanmu di zoom saat kuliah berlangsung, telepon random dengan alasan merindukanmu, playlist yang sengaja dibuat untukmu, satu folder berisi puluhan foto candidmu, juga seperti paket lucu yang dikirim ke alamat rumahmu.
meski tidak melulu lewat kata-kata— semoga ragam cinta senantiasa dirasa, ya?
3 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
pagi ini aku makan kue yang tak seenak buatanmu, merayakan hidupmu yang hancur untuk kami; berkali-kali. sebab setengah abadmu berisi aku dan kegilaan-kegilaan tak tahu malu yang terlalu berani menyakitimu.
berlomba kita dengan waktu yang fana— kau menuju usia senja sedang aku melupa karena sibuk mengejar cita. lewat cara paling egois sedunia, ingin aku memintamu panjang usia, lebih lama dari umur napasku kalau bisa. sebab tak ada derita yang lebih purna dari pergimu, jadi biarkan aku mati lebih dulu.
tak ada lilin hari ini, sebab kali terakhir meniupnya kau bilang, "tak ada ulang tahun lagi ya setelah ini." itu belas tahun lalu dan aku mengangguk; mengamini setiap penambahan angka pada usia dengan tanpa— bagimu perayaan adalah hal paling sia-sia.
tapi biar kali ini aku merayakannya dengan doa, yang katamu bisa kita lakukan kapan saja, yang katamu tak perlu kue, yang katamu tak perlu menunggu 5 desember tiba, lebih-lebih tak perlu menanti usia lima puluh lima.
meski kado hari ini hanya berisi doa, inginku menyemoga hidup yang kau punya jauh dari nestapa, lalu berisi bahagia-bahagia sederhana yang kian dekatkanmu padaNya. semoga.
terima kasih untuk panjang umurmu yang habis itu mencintaiku.
bogor, 05/12/2022
3 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
lebih dari sekadar temu, juga tempat-tempat yang kita singgahi pun ragam kuliner yang kita cicipi— aku lebih ingin mendengarmu berbincang, atau melihatmu mendengarkanku bercerita. sebab lebih dari hal-hal indah yang ingin kita rasa, aku tetap lebih ingin percakapan-percakapan lama yang ternyata sudah hilang dari kita.
1 note · View note
amatsalma · 2 years
Text
kita buat rencana mendadak di telepon pagi tadi, saling menunggu di lampu merah ketandan saat terik siang, bertengkar kecil perihal kado yang akan kita berikan untuk pernikahan seorang teman, lengkap dengan kebingungan mencari motor di parkiran mall nyaris setengah jam.
tak hanya itu, pameran yang kita datangi hari ini juga kurang menarik, ramen yang kita cicipi jauh dari kata enak, hujan pun turun seharian penuh dan kita masih harus kena macet panjang di perempatan tugu menjelang petang saat sudah kelelahan.
di antara banyaknya hal yang dianggap orang lain sial, nyatanya kita masih bahagia dan sibuk tertawa seharian. hari ini bahkan dihabiskan dengan cerita panjang yang selalu gagal kau utarakan lewat pesan, jadi— bertemu lagi setelah satu tahun lebih tidak bertukar cerita; seru juga ternyata.
kita menutup malam dengan minum ronde langgananmu di dekat RSUD tanpa melepas jas hujan dan berpisah setelah bertukar sandal. besok atau besok lusa kita akan bertemu lagi barangkali, tapi rasanya, hari-hari seperti ini akan sulit terulang lagi.
atau, haruskah kita pergi ke arto moro besok pagi?
2 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
harusnya malam ini kamu bisa istirahat, nikmati akhir pekan di bukit bintang atau membaca buku di kamar kosan. harusnya malam ini kamu bisa tidur lebih awal, tak perlu tersesat di gedung kampus pada pukul sembilan lewat, pun merasa kasihan karena hidupku sedikit lebih berat. tak perlu duduk di sampingku berpuluh-puluh menit mendengar diskusi soal politik yang sama-sama tidak ingin kita usik, tak perlu mendengar orang menghinaku dan repot-repot membelaku. kau juga tak perlu ke K-24 hanya untuk belikanku tolak angin, terlebih tak perlu membawa bunga yang kurangkai dengan hati-hati saat aku menyetir dan kau begitu khawatir ia terbawa angin.
harusnya kau juga tidak perlu mendengar semua racauanku yang sepertinya tak akan berakhir. tapi kau ada di sini, di warmindo yang kita pilih secara asal karena hari sudah terlalu malam dan aku terlanjur kelaparan. makan magelangan berdua sambil berbincang soal banyak hal yang kian berantakan, lalu melihatmu pikirkan banyak solusi untuk masalahku yang seolah-olah juga milikmu. jadi sadar aku, tuhan tak akan pernah biarkan aku sendiri, terima kasih masih menemani.
hari sudah menjelang pagi dan kau katakan, "kita nikmati aja ya bareng-bareng, kita ikhlasin juga semuanya, biar beratnya nggak kerasa. kalau kamu capek, kita istirahat." meski hanya mengangguk, tiba-tiba hidupku terasa cukup.
sejak kapan semua masalahku menjadi masalah kita? sejak kapan bebanku bisa dibagi dua? sama rata pula.
1 note · View note
amatsalma · 2 years
Text
di lampu merah
sambil ratapi mendung dan rintik yang buat masuk angin; sering aku bertanya-tanya pada diri sendiri, dalam hati— ke mana orang-orang yang sama-sama menunggu lampu hijau ini kan menuju? apakah mereka baru saja pergi menjemput bahagia atau justru pegal di pundak mereka sama denganku? apakah mereka antusias singgahi suatu tempat atau justru ingin segera istirahat meski hari masih jauh dari gelap? apa yang hari ini mereka dapat? adakah hari mereka indah? atau cuma berisi kumpulan lelah dan berserah?
lampu sudah hijau dan tiada jawab yang kudapat selain kencleng pengamen yang kali ini mengarah ke wajahku; datang sebagai pengingat bahwa hari-hari berat ini bukan cuma milikku sendiri.
2 notes · View notes
amatsalma · 2 years
Text
Ayo kita jalan-jalan lagi, berangkat lebih awal agar bisa lebih lama melihat matahari terbenam dan membawa jaket agar tidak perlu kedinginan. Jangan lupa untuk memesan makanan online karena kita tidak punya banyak waktu untuk pergi dan mengantri. Kita bisa piknik seadanya seperti kemarin dan habiskan malam dengan percakapan-percakapan yang keesokan harinya akan kita lupakan.
Ah, sayangnya kau tak pernah punya banyak waktu. Kalau waktu bisa diperjual-belikan, maka aku akan menyedekahkan waktu yang kupunya agar kita bisa tetap jalan-jalan bersama, setidaknya setiap akhir pekan tiba. Sayangnya, sabtu-minggumu berisi rapat dan agenda yang sama sekali tidak ingin kutahu isinya.
Jadi mari kita berdoa, sambil tetap menabung waktu luang yang tersisa. Tanpa pernah tahu, kapan kesempatan berikutnya tiba.
1 note · View note