ammarjasir
ammarjasir
Suara Cacing
726 posts
Sastra, seni rupa, dan sandiwara. Desain Kriminologi Visual.
Don't wanna be here? Send us removal request.
ammarjasir · 5 years ago
Text
Setahun yang lalu saya menemukan tulisan ini. Dan hari ini saya coba bacakan. Bisa didengarkan di sini.
Tumblr media
Ayah Kecil
— Terjemahan sajak Li-Young Lee oleh M. Aan Mansyur
Aku menguburkan ayahku di angkasa. Dan burung-burung memandikan dan menyisir rambutnya setiap pagi, dan menarik selimut hingga dagunya setiap malam.
Aku memakamkan ayahku di bawah tanah. Dan anak-anak tangga hanya bisa digunakan memanjat ke bawah, dan utuh seluruh bumi menjelma rumah yang kamar-kamarnya adalah waktu, yang pintu-pintunya terbuka pada malam hari, menerima tamu demi tamu. Kadang-kadang aku melihat masa lampau mereka menghamparkan meja untuk pesta pernikahan.
Aku menanam ayahku di jantungku. Ia tumbuh dalam diriku, anak laki-lakiku yang asing, urat-daging kecilku yang tidak suka minum susu, kaki-kaki kecil yang tenggelam dalam arus malam yang berlalu, detak mata air kecil yang memancar dari kobar api, buah-buah anggur kecil, orang tua bagi manis minuman masa depan, anak laki-laki buah-buahan dari anak laki-lakinya sendiri, ayah kecil bekal hidupku.
Tumblr media
Membaca sajak ini, saya menjadi ingat momen waktu menguburkan Aba, awal Juli 9 tahun lalu. Saya di sana, masuk di liang itu mengantarkan Aba ke peristirahatan terakhirnya di bumi.
Puisi ini, entah bagaimana cukup bisa menggambarkan apa yang dirasakan manusia-manusia seperti saya yang jam segini masih menulis/membaca di semacam Tumblr ini. Haha malam adalah memang teman terbaik untuk bersendiri. Juga terbang jauh ke masa lalu, dan mengingat mereka yang jauh. Orang tua, kerabat, kawan baik dan apapun yang ingin dikenang.
Sementara ‘burung-burung’, orang-orang di luar yang tidak tahu apa yang sebenarnya dihadapi hanya bisa ‘berkicau’. Dan berlalu, menjalani kehidupannya, beraktivitas pada siang hari, dan tidur dengan nyenyak di malam hari.
Ada masa-masa memang di mana saya merasa kesal dengan diri sendiri. Atas apa yang terjadi, keadaan yang membuat saya hanya bisa melakukan dialog imajiner dengan Aba. Tentang apa yang sebaiknya dilakukan laki-laki dewasa dalam keadaan tertentu. Itupun tanpa ada jawaban karena Aba sangat pendiam sekali. Haha. Tapi kemudian saya sadar bahwa keheningan malam semacam ini, bisa mendewasakan juga jika mereka diajak berdiskusi dengan baik. Salah satunya lewat kegiatan menulis ini.
Omong-omong, Aba akrab sekali dengan tanah. Beliau cukup lama menjadi dosen pertanian, dan waktu kecil saya suka membolak-balik bukunya tentang ilmu tanah. Juga majalah Trubus dan kamus istilah pertanian. Tanah mungkin memang tempat paling hangat di bumi. Dan meskipun Aba jauh di sana, di dalam tanah yang belum pernah saya injaki lagi setelah pemakamannya, saya menguburkan Aba di dalam hati. 
Aba kecil, bekal hidupku.
44 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Kehilangan atas sesuatu yang tidak dimiliki, ternyata sama kecewanya
Rencananya malam ini saya ingin membacakan puisi terjemahan Aan Mansyur, dari penulis luar yang saya lupa namanya. Pokoknya saya menemukan puisi itu dalam sebuah tulisan Aan Mansyur di Medium beberapa tahun lalu.
Ketika mencari, saya menemui “404″, alias Not Found. Halaman Aan Mansyur di Medium sudah tidak ada. Dan jejak digital untuk puisi yang diterjemahkannya itu juga tidak saya temukan. Saya hanya ketemu beberapa tulisan terjemahan puisi dan sajak di blog Aan Mansyur, namun tidak ada puisi yang saya maksud. Jalan terakhirnya, saya bertanya langsung melalui Twitter kepada penulisnya. Berharap menemukan jawaban.
Puisi itu, kalau saya tidak salah ingat, bercerita tentang seorang anak yang menguburkan ayahnya. Saya lupa detailnya, tapi ketika membacanya dulu, terasa personal untuk saya. Sepuluh tahun lalu, saya juga menguburkan ayah saya. Tapi kayaknya memang ada bagian-bagian lain yang menarik dari puisi itu. Semoga masih bisa bertemu. Haha
Yang jelas, setelah pencarian yang tidak panjang-panjang amat dan sampai kepada kesimpulan bahwa saya tidak bisa menemukan apa yang saya cari selain memintanya kepada penciptanya, saya cukup berkecewa diri tadi.
Kini saya hanya bisa berharap, semoga pinta saya didengar dan sang pencipta berkenan menurunkannya sekali lagi. 
Tumblr media
9 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Baracas, Hujan, dan berdamai dengan perasaan
Tumblr media
(Ini adalah draft dari blog saya 3 tahun lalu. Waktu saya tinggal masih dalam bentuk judul dan ide tentang tulisan ini)
Waktu itu 3 tahun lalu, saya bersama beberapa kawan menyaksikan film Bacaras karya Pidi Baiq di bioskop yang bukan tempat biasa kami menonton. Sebabnya karena film ini begitu cepat turun layar, sehingga bioskop terdekat yang masih menayangkan film ini jaraknya lumayan jauh. Tapi tetap kami tempuh juga karena penasaran dengan film ini.
Filmnya bisa dibilang sangat ringan. Namanya juga film komedi, dengan jokes yang kadang masih hit & miss juga. Saya bisa menerima ketidaksukaan penonton terhadap film ini, tapi secara personal saya menyukai beberapa aspek dari film ini. Sebagai pembaca buku-buku Pidi Baiq, dan sempat menyaksikan “kuliah” nya secara langsung, saya cukup memahami caranya berkomedi. Dan beberapa sangat berhasil buat saya. Tapi yang menurut saya menarik adalah pesan yang saya dapat dari film ini, bagian ending film yang sebenarnya bisa dibilang terlalu mudah untuk disudahi.
Tidak jauh secara waktu dari situ, saya menyelesaikan membaca novel “Hujan” dari Tere Liye. Buat saya “Hujan” bukan karya terbaik dari Tere Liye. Termasuk dari pemilihan judul dan setting cerita. Masih banyak buku Tere Liye lain yang terasa lebih jujur dan memikat, dan sangat bisa dipercaya. Meskipun kita bisa paham ini hanyalah fiksi.  Sama dengan Baracas, menurut saya yang menarik adalah pesan yang saya dapat dari novel ini, bagian ending novel yang menjadi inti dan kunci keseluruhan ceritanya.
Satu kata kunci dari dua karya ini adalah “berdamai dengan perasaan”. Bukan hal yang jarang dibahas, berdamai dengan perasaan mungkin salah satu tema yang lumayan sering diangkat dalam berbagai medium. Baracas membungkusnya dengan komedia, sementara Hujan membungkusnya dengan drama. Bagi saya saat itu, dua pesan yang sama dari dua karya yang berbeda ini semacam memberitahu bahwa berdamai dengan perasaan adalah hal yang bisa dilalui sambil lalu, atau penuh upaya yang berat. Mungkin tergantung perasaan yang ingin didamaikan. Pada sebuah syairnya, Joko Pinurbo menyebut bahwa melawan trauma adalah sebuah Jihad. Jihad Cinta.
Saat ini saya mungkin tidak sedang dalam sebuah upaya untuk suatu perdamaian dengan perasaan apapun. Tapi mungkin suatu hari, saat saya membutuhkan itu, saya bisa menonton kembali “Baracas”, atau membaca “Hujan”, atau mungkin membaca tulisan ini.
9 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Bertaut dengan “Bertaut”
Harus diakui rilisan baru Nadin Amizah dalam album “Selamat Ulang Tahun” memang personal, tapi ternyata punya koneksi kepada orang lain dengan caranya masing-masing.
Saya baru sadar kalau lagu “Bertaut” ternyata bercerita tentang sosok Ibu. Padahal saya sudah mendengarkan lagu ini bolak-balik sejak dirilis bulan mei lalu, tapi memang baru belakangan menekuni lirik dan mencari tahu melalui kanal resminya Nadin di Youtube.
Ooh.. ternyata lagu ini bercerita tentang ibu toh. Haha
Ada banyak sekali karya baik itu lagu, puisi, novel, karya rupa atau lainnya soal ibu. Bisa jadi itu sudut pandang subyektif si kreator terhadap ibu. Ibu yang “mengibui” mereka, atau sosok ideal ibu yang dibayangkan. Entahlah. Karena saya pernah ketemu juga karya yang menceritakan sosok ibu yang tidak keibuan atau bisa dibilang jauh dari yang banyak digambarkan. Tapi lagu ini tidak sih, hanya cerita personal Nadin saja tentang sosok ibu atau “Bun” nya.
Saya suka bagian reffnya yang menunjukkan hubungan ibu dan anak yang mungkin karena keidentikan sifatnya, seringkali jadi masalah. Saya menemukan itu pada beberapa teman saya dan ibunya. Tapi mungkin hal itu yang mempertautkan mereka. Kesamaan yang kadang menjadi bara api. Atau jadi kehangatan dan memecah kebeukan suasana dengan mudah.
Keras kepalaku sama denganmu Caraku marah, caraku tersenyum Seperti detak jantung yang bertaut Nyawaku nyala karena denganmu
Harus diakui, hidup bersama mama hampir 3 tahunan ini membuka banyak hal yang saya tidak ketahui tentangnya. Karena sebelum ini kami terpisah kurang lebih 11 tahun sejak saya sekolah di pesantren dan lanjut kuliah di perantauan. Tapi ada sih momen-momen lucu yang terjadi selama kami akhirnya tinggal bersama ini. Itu yang saya rindukan sejak awal tahun dan pandemi yang memisahkan ini.
Aku masih ada sampai di sini Melihatmu kuat setengah mati Seperti detak jantung yang bertaut Nyawaku nyala karena denganmu
Saya mungkin harus kembali menunggu untuk kebersamaan itu. Tapi selama penantian, semoga pertautan antara ibu dan anak ini dapat tetap terjalin meskipun lebih sering hanya lewat frekunsi udara dan doa.
Terima kasih Nadin buat “Bertaut” nya!
Tumblr media
*Oiya soal tema “Bertaut” dalam #AgustusMembius pekan pertama ini, sejujurnya memang saya ambil dari lagu ini. Haha
12 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Tumblr media
Seingat saya, saat umur 18 saya mungkin salah satu tahun terbaik saya dalam hidup. Bisa dibilang itu adalah puncak upaya terbaik saya dalam mencapai sesuatu, kedekatan terbaik saya dengan Yang Maha Kuasa, dan waktu di mana saya mendapat banyak sekali pelajaran kehidupan dari keadaan saat itu. Saya bisa bilang, umur 18 saya adalah masa-masa tersulit tapi juga juga terbaik yang pernah saya alami selama hidup.
Jika saya bertemu dengan diri saya yang berumur 18 tahun, sepertinya saya tidak akan memberi dia petuah-petuah, karena saya tahu apa yang saya mesti katakan kepadanya:
Tolong nasihati saya
9 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Kisah-Kisah Suri Teladan
"Kisah-Kisah Suri Teladan" karya Sabda Armandio mungkin adalah kumpulan cerpen terbaik yang saya baca tahun ini. Isinya cukup beragam dari cerita yang tidak pendek sampai yang pendek sekali. Dan dari yg latarnya sehari-hari sekali sampai yang agak jauh dari keseharian. Haha
Tumblr media Tumblr media
Favorit saya adalah cerpen terpanjang di buku ini: "Legenda Kaktus yang Lebih Funky dari Yesus Kristus". Saya baca lagi dan coba iseng-iseng coret-coret alurnya. Haha Sungguh sebuah cerpen yang sangat menarik. Sebuah potongan-potongan cerita dari berbagai zaman dan tokoh yang disambungkan oleh sebuah kaktus yang dapat berbicara dan bisa mengabulkan keinginan manusia. Beruntung ketika saya mengunggah gambar alur coretan saya, penulisnya merespon dan mengatakan bahwa alur yang saya buat sudah sesuai. 
Selain cerita kaktus favorit saya itu masih ada banyak cerita pendek (dan yang sangat pendek) yang juga sangat menarik. Seperti “Malam Berangin” yang menceritakan perseteruan dua polisi yang baru saja menangkap tukang hipnotis. Pergantian sudut pandangnya menarik sekali. Juga kisah soal perempuan yang kebingungan karena lupa di mana memarkir mobilnya pada sebuah mall dalam “Tempat Parkir”.
Sedikit kembali ke cerita kaktus yang membuat saya terkagum-kagum itu, saya akhirnya memutuskan menamai beberapa tanaman yang saat ini saya rawat dengan nama-nama dari tokoh dalam cerita pendek itu. Lagi-lagi saya senang karena penulis cerita pendek tersebut, Sabda Armandio turut mendoakan “anak-anak hijau” saya. Katanya:
Semoga berkah
Tumblr media
3 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Anak-anak yang mengejar layang-layang di atas kuburan
Tumblr media
Angin sepi, sorak sorai bocah-bocah sore, kepala mendongak, menatap langit tanpa bertolak.
Layang-layang putus, bergerak tak menentu, tapi seperti enggan jatuh, masih berusaha berada selama mungkin di udara.
Di atas kematian, tubuh-tubuh ringan berlarian berebutan. Sesuatu yang bisa mereka beli tapi lebih seru ketika didapat dengan perjuangan.
Di atas bayang-bayang kematian, manusia mencari penghidupan. Berkejaran dengan usia yang kian senja, meraih sesuatu yang mungkin terlihat di depan mata tapi belum tentu bisa sampai di tangan.
Layang-layang putus, melayang di atas jiwa-jiwa yang mampus.
6 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Agustus Membius
Ada untungnya juga pengulangan-pengulangan ini ya.
Saat malam datang dan hari berganti, kita semacam punya semangat baru yang masih segar dan hidup terasa bisa lebih baik dari kemarin.
Saat akhir pekan berlalu dan datang pekan yang baru, seolah yang lalu bisa diperbaiki di pekan yang baru ini.
Saat tanggal mulai lagi dari satu, ada banyak hal yag akhirnya bisa dimulai lagi, diperbaiki.
Ada untungnya juga pengulangan-pengulangan ini ya. Jadi ada semacam dorongan yang lebih untuk memperbaiki yang terlanjur kacrut. Memulai sesuatu yang baru. Atau berhenti dari sesuatu.
----------------------------------------------------------------------
Di Agustus ini, bersama beberapa kawan saya mencoba lagi memulai aktif lagi untuk sesuatu yang lain dari rutinitas sehari-hari. Jika pada april kemarin kami menulis setiap hari, maka pada kali ini kami ingin ‘membius’ (setidaknya diri kami sendiri) dengan apapun yang ingin kami bagi, setiap hari selama sebulan ini. Akan ada tema tiap pekannya. 
Tumblr media
Sadar tidak sadar, ternyata saya masih butuh hal-hal semacam tantangan atau pengagendaan seperti ini untuk dapat rajin menulis atau berkreasi. Haha sebenarnya hal yang ingin dituangkan ada, tapi kadang niat untuk mengeksekusinya tidak sebesar itu. Akhirnya tertimbun sampai berlalu saja. Hehe Okelah, semoga rantai ini tidak putus sampai bulan ini berlalu, lalu tersambung lagi dengan agenda lainnya di bulan nanti. Semoga begitu.
Depok, 1 Agustus 2020
29 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
E S S E N T I A L S
Tumblr media
2K notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Akhir Chapter 25
Harus mulai dari mana lagi ya. Hati udah keras dan kebas menerima kebenaran. Sepertinya sudah bukan tetesan air yang dibutuhkan untuk memecahkan ‘batu’ ini, tapi kucuran air yang lebih deras. Dan kayaknya itu mesti datang dari diri sendiri, kemauan dan tekad sendiri.
Keadaan diri saya saat ini tidak lebih baik dari diri saya saat menulis terakhir kali pada awal bulan ini. Mau bagaimana lagi.
Saya punya janji pada diri saya sendiri. Janji-janji saya yang lain sudah banyak yang saya ingkari. Untuk yang ini saja, saya ingin sekali bisa menepatinya. Semoga umur saya masih ada sampai waktu itu. Waktu yang tidak lama lagi.
Tumblr media
3 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Photo
Tumblr media
Saat memulai sesuatu, kita mungkin tidak selalu dibekali dengan persiapan yang paling mumpuni. Tapi yang menjadi asasi dari permulaan adalah sebuah keyakinan tentang alasan memulai sesuatu itu. Sebuah kepercayaan terhadap diri sendiri dan yang berkaitan dengannya untuk menjalani sesuatu. Meskipun tidak semua permulaan berakhir seperti yang dibayangkan, tapi setidaknya ada sesuatu yang dimulai. Dan Akhirnya ada yang bisa diambil dari sana. Untuk memulai permulaan baru.
Begitu pula dengan sebulan di April lalu. Memasuki tanggal 1, saya dan kawan di Twitter iseng saja memulai kembali kebiasaan menulis ini. Apalagi dengan adanya kondisi saat ini yang semakin menguras emosi. Kebutuhan untuk bertutur dan melampiaskan perasaan dan pikiran menjadi sebuah keperluan, setidaknya yang saya rasakan. Maka jadilah #AprilBercerita. Sebuah gerakan kecil dari beberapa orang untuk menulis satu tulisan setiap hari dengan tema yang diacak.
Dalam perjalanannya saya sempat merasa kepayahan, terutama ketika ada hari yang terlewat dan saya jadi menumpuk ‘kewajiban’ tulisan saya. Tapi saya percaya, di akhir ini semua ada sesuatu yang baik buat saya jika saya bisa menyelesaikan. Mungkin bukan untuk saat ini, tapi nanti di lain hari.
Tulisan adalah mesin waktu yang merekam pikiran dan perasaan pada saat ditulisnya. Saya juga banyak menulis dan mengambil tulisan dari tulisan-tulisan saya yang lama dan menjadi refleksi tersendiri untuk diri saya di hari ini.
Ya, #AprilBercerita adalah sebuah rangkaian perjalanan buat saya. Sebuah perjalanan menelusiri diri saya sendiri, kecemasan-kecemasan, pikiran-pikiran atau sekadar mengabadikan momen-momen sederhana sehari-hari. Semoga masih ada “bercerita-bercerita” lainnya di bulan atau tahun yang nanti.
--------------------------------
Special thanx to my #AprilBercerita partners di Twitter: Teh @kiridepanmang, Mbak @SelasaPagi_ , Mas Dad @Jontor_bruise dan Mas @thegreypark . Juga beberapa kawan yang sempat ikut di awal bulan April.
11 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Quote
Seandainya Allah berkehendak menunjukkan kesalahanku di hadapan manusia, niscaya tidak ada manusia yang sanggup bertahan hidup saking jijiknya.
Lagi iseng buka-buka diari lama jaman 2010 - 2012 dan saya menemukan tulisan ini, tanpa ada keterangan sumber.
Saya mencoba mengetiknya ulang dan mencoba mencarinya lewat Google namun juga tidak ketemu. Tapi dari manapun kutipan ini saya dapat, lebih penting isinya. Karena setiap kali membacanya membuat saya terpekur. Sehina itu manusia, namun karena kebaikan-Nya, kita masih dijaga dari pandangan manusia lainnya terkait kehinaan-kehinaan kita. 
Setiap merenungi ini, saya jadi lebih berhati-hati menilai keburukan orang lain yang tersingkap. Berusaha tidak menghakimi berlebihan, karena bisa jadi aib saya lebih keji lagi jika ditampakkan.
Satu hal yang kita mesti tahu, meskipun di dunia kita bisa menyembunyikan semua keburukan, di hari pembalasan semua akan ditampakkan sejelas-jelasnya kepada semua makhluk. Tapi selama kita masih di dunia, kita masih bisa mengurangi hal-hal itu dan memohon ampunan dari-Nya. Mungkin dengan kemurahan dari-Nya, keburukan-keburukan kita tidak menghinakan kita, setidaknya selama di dunia.
Tumblr media
16 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Auto-obituary
Pekan lalu saya mengikuti sebuah kelas online dari seorang seniman yang saya sedang gandrungi: Farid Stevy. Saya mengikuti dua kelas dari beliau. Pertama tentang “Band Branding”, bagaimana menempatkan dan mengelola persona Band yang diinginkan sesuai dengan khalayak. Yang kedua yang menurut saya paling menarik, tentang “Personal Branding”.
Menarik buat saya karena Farid Stevy sendiri sangat menarik secara persona. Saya pernah bekerja bersama dalam sebuah project ketika di Jogja dan kemudian mewawancarai beliau untuk tugas akhir saya. Menarik kemudian karena apa yang saya dapat pada kelas ini lebih dari apa yang saya bayangkan tentang personal branding. Membicarakan personal branding dengan Farid Stevy adalah ternyata sebuah perjalanan spiritual menemukan diri sendiri dan salah satu bagian yang menurut saya paling menarik adalah tentang menulis obituari.
Tumblr media
"Personal Branding is the story people tell about you when you're not in the room." - Jessie Maltin
Kematian adalah gambaran paling absolut tentang ketidakhadiran kita. Dan apa yang orang bicarakan tentang kita ketika kita mati, seharusnya adalah opini paling jujur tentang bagaimana orang-orang mengenal kita selama ini. Belum pernah saya bayangkan sebelumnya bagaimana orang-orang akan menulis tentang saya ketika saya meninggal. Dan hal itu adalah hasil dari apa-apa yang saya lakukan selama hidup, sadar maupun tidak sadar.
Menulis obituari sendiri adalah semacam terapi, juga alat bantu kita menemukan diri. Hendak dikenal dan dikenang sebagai apa kita pada akhirnya. Ah, ini kok jadi esensial sekali ya. Haha Farid bercerita pengalamannya ketika ia mengikuti workshop membuat obituari pada suatu hari, betul-betul emosional dan spiritual.
Dari kelas itu, setidaknya saya jadi punya satu tugas untuk saya kerjakan dalam masa-masa pandemi ini. Saya ingin menyelesaikan obituari saya dan menyimpannya dalam hati. Kemudian pelan-pelan menjalani kehidupan agar dikenang sebagaimana apa yang saya tulis itu. Semoga selalu diberikan kebijakan dan senantiasa diliputi kebajikan.
8 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Dark Mood
Sejak pandemi melanda, sepertinya yang saya tidak sadari adalah saya jadi lebih banyak menatap layar, baik layar laptop atau layar ponsel. Dan ternyata hal itu berpengaruh kepada kesehatan mata saya. Kadang di pagi hari saat baru akan memulai kerja, saya merasakan perih di mata. Kawan saya menyarankan untuk menggunakan kacamata anti radiasi. Ya mungkin akan saya coba itu.
Tapi sepertinya waktu yang dihabiskan untuk menatap layar jadi bertambah banyak ke layar ponsel. Sejak WFH, saya kehilangan hasrat saya membaca buku dan menambah banyak alasan untuk lebih banyak menatap layar ponsel. Hal itu juga menggeser jam tidur saya menjadi lebih larut. Belakangan lagi saya coba balikin lagi ke waktu yang agak normal karena saya jadi beberapa kali ketinggalan sahur. Haha
Sampai kemudian saya berkenalan dengan “Dark Mode”. Mode tampilan layar gelap sehingga ramah untuk malam hari dan kegelapan. Saya akhirnya mulai menerapkan menggunakan ini sejak semakin seringnya saya menatap layar untuk banyak hal. Yang paling pertama sosial media. Kemudian menyusul dunia pertulisan di Tumblr ini. Berlanjut saya menggunakan dark mode di aplikasi berkirim pesan Whatsapp. Dan terakhir saya terapkan untuk tampilan satu ponsel (saya baru tahu tentang fitur ini belakangan).
Efeknya ternyata mata jadi lumayan lebih nyaman sih, tidak seperih dulu. Tapi efek lainnnya, saya jadi makin lama menatap layar dan jadi lebih sulit untuk melepas ponsel. Karena sekarang saya mulai terbiasa menggunakannya bahkan dalam kegelapan saat lampu ruangan sudah saya matikan untuk tidur. Akhirnya yang biasanya membuat saya beranjak tidur bukan lagi rasa kantuk, melainkan rasa bosan. Haha jika kemudian saya sudah tidak menemukan hal menarik lagi di layar ponsel. Bosan bermain game, sudah tidak ada postingan menarik di sosial media, atau kawan bercakap saya sudah tidak membalas lagi.
Ada hal yang saya sadari dari ini semua. Ternyata kegiatan malam di layar ponsel itu (bermain game, bersosial media dan bercakap dengan kawan-kawan) adalah kegiatan baru yang lumayan menyenangkan buat saya. Pandemi sudah membuat saya jauh dari orang-orang yang bisa dan biasa saya temui, kegiatan yang saya biasa lakukan di luar, dan kesenangan lainnnya. Setidaknya meskipun mengorbankan jam tidur, dark mode menyelamatkan saya dari  “Dark Mood”
Tumblr media
11 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Yang Tidak Bisa Kita Sembunyikan Lagi
Rasanya kita tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan resah, gundah dan sedih atas banyaknya hal-hal yang terjadi belakangan ini. Mungkin rutinitas lumayan bisa membantu kita untuk sejenak melupakan sebenarnya apa yang terjadi. Tapi ketika kesadaran atas kenyataan itu datang, kita tetap mampus juga dibuatnya termenung.
Mungkin di antara kita masih ada yang cukup beruntung, meskipun tidak bisa menjalani kehidupan sebebas sebelumnya, tapi untuk kebutuhan harian masih tercukupi. Saya pun termasuk orang yang demikian. Selama pandemi ini yang berubah hanya saya harus bisa melaksanakan semua aktivitas dari rumah. Tapi saya masih bisa memenuhi kebutuhan saya pribadi dan keluarga.
Ada banyak di luar saya, kabar dari kawan saya, dan dari kawannya lagi tentang mereka yang harus tertahan penghidupannya akibat pandemi ini. Yang harus kehilangan pekerjaan tetapnya atau pekerjaan lepasnya. Sementara keadaan belum memungkinkan untuk kembali berpenghasilan. Yang dibutuhkan betul-betul hal untuk melanjutkan kehidupan. Di luar itu kabar tentang banyaknya yang berguguran sudah lama tidak saya ikuti, karena mencernanya kadang terasa berat sekali.
Secara tidak langsung saya berhadapan dengan kisah-kisah ini yang nyata di luar sana itu, dari lingkup pekerjaan saya, cerita kawan saya atau yang muncul di jagat maya. Namun sialnya dengan keadaan dan akses yang saya punya saya merasa belum bisa berbuat banyak.
Hal-hal yang suram ini, jadi semacam mimpi buruk baru yang datang di kala sepi. Ketika saya selesai dengan urusan saya, dan akhirnya mengingat lagi orang-orang yang kehilangan urusannya. Saya cuma bisa berharap ada orang yang berkemampuan bisa menjangkau dan membantunya. Atau saya sendiri yang dimampukan dan diberi kesempatan.
Ya, rasanya kita tidak bisa lagi menyembunyikan perasaan resah, gundah dan sedih atas banyaknya hal-hal yang terjadi belakangan ini. Kata-kata semangat dan positif sudah tidak begitu berarti. Karena yang paling berarti adalah hal-hal untuk mempertahankan hidup itu sendiri.
Tumblr media
16 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Quote
Cukupkanlah ikatanmu Relakanlah yang tak seharusnya untukmu
Sulung / Bungsu (Kunto Aji)
Pada albumnya yang “Mantra Mantra”, Kunto Aji menempatkan dua lagu di awal dan akhir dengan lirik yang hampir sama. Semacam sebuah penekanan pada hal tertentu kepada pendengar. Dan di antara dua lagu itu, lirik ini diulang berkali-kali. Meskipun bagi sebagian orang, hal itu mungkin tidak akan cukup. Karena mencukupkan ikatan dan merelakan sesuatu tidak semudah menyanyikan sebuah lagu.
Agak tidak valid sih kayaknya saya bicara hal ini, karena saya sadar saya tidak pernah sejauh itu mempunyai ikatan dengan seseorang. Sehingga ketika ikatan itu harus dicukupkan dan direlakan, saya mungkin tidak sesulit itu merelakannya. Tapi meskipun sedikit, ada juga sih yang ketika harus direlakan ya cukup menyita perasaan. Haha
Tidak kebayang kalau saya punya sebuah ikatan yang sangat kuat, erat dan dekat, dan akhirnya harus direlakan. Berat sih pasti. Dan keseimbangan hidup mungkin akan lumayan terganggu.
Saya tuh ngerasa ya, tidak dalam kondisi yang cukup baik untuk punya suatu ikatan khusus dengan orang lain. Sehingga daripada menyesal di belakang akibat keadaan yang tidak memungkinkan, akhirnya memilih untuk menjaga jarak. Dan akhirnya tidak perlu ada ikatan dan ketika harus direlakan ya tidak akan seberat itu. Lagian siapa juga ya saya kalau harus merelakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada pada saya. Hahaha
Beberapa kawan mungkin menilai saya terlalu pesimis dalam memandang keadaan diri sendiri. Mungkin kawan itu ada benarnya juga. Hehe cuma mungkin pada saat di mana saya menulis ini, belum ada semangat juang yang besar untuk mengubah keadaan yang saya anggap jauh dari ideal.
Saking merasa cukupnya, saya kayaknya jadi terlalu enggan untuk berubah.
Tumblr media
20 notes · View notes
ammarjasir · 5 years ago
Text
Rajutan Kekeluargaan
Hari ini di akhir pekan, saya menghabiskan seharian di kontrakan. Selain tiduran di pagi hari, siang hari saya sempat mengikuti kelas online sampai sore. Lumayan produktif lah ya akhir pekan ini. Hehe Oiya sebelum kelas saya juga sempat ‘merajut’ video keluarga. Jadi ceritanya paman saya mengirim video kompilasi dia dan teman-temannya nyanyi “Rumah Kita” nya God Bless di grup WA keluarga. Haha jadilah saya kena tugas bikin juga versi keluarga kami.
Setelah menunggu semua video terkumpul dari beberapa pekan lalu, saya coba jahit hari ini videonya. Alhamdulillah bisa selesai sebelum berbuka puasa di tempat saya (meskipun di tempat keluarga saya di Makassar sih sudah ya. Haha)
Tapi ternyata ada yang kurang! Jadi ternyata ada video dari tante saya yang tidak terkirim sehingga saya harus mengeditnya lagi. Haha padahal saya kira akan tidak ada revisi. Maka jadilah malam ini saya kembali membetulkan jahitan video keluarga ini.
Saya cukup menikmati proses merajut video-video ini. Sebelumnya saya belum pernah melihat adik-adik saya nyanyi, juga beberapa om dan tante saya, apalagi adik-adik sepupu saya. Kalau mama saya sih sudah pernah liat. Haha tapi inisiatif sederhana ini justru jadi pengobat rindu buat saya yang bertugas merajutnya. Lumayan jadi penyegaran di masa karantina begini. Tidak lupa saya dan adik saya ikut juga meskipun hanya beberapa detik.
Sebagai keluarga yang sudah terbiasa berjarak secara fisik, saya mengerti hal-hal semacam ini cukup penting. Karena kami memang tidak selalu bisa bertemu. Terakhir kami kumpul cukup lengkap itu sekitar tiga tahun lalu saat kakak saya akan menikah. Setelah itu saya belum pulang kampung lagi. Justru tidak lama setelahnya mama dan adik saya ikut ke tempat saya di sini. Haha
Ah, saya keasikan cerita sampai lupa mau melanjutkan mengedit videonya. Haha semoga bisa bangun sahur nanti. Sayang nasi yang udah dimasak tadi. Hihihi
Tumblr media
6 notes · View notes