anadarp

[anadarp]

Hai, satu tahun sudah kita jalani, belum seberapa jutaan rintangan sudah menanti, mari siap siap tapi jangan terlalu tergesa, tak ada yang tau juga apakah rintangan itu akan menghadang atau tidak, tergantung jalan yang kita ambil, bawa saya tersesat mencari jalan dan melewati rintangan itu bersama ya.

Ini saya tulis jauh sebelum hari ini datang.

[anadarp]

Masa sma, yakin rindu? Saya tidak, tak pernah bangga.

Mungkin belum, entah kapan, entah iya ataupun tidak akan.

[anadarp]

(Rindu)

Oh tidak, ternyata itu sangat sulit

Oh mungkin saya yang tidak kuat

Oh bisa jadi dia tak mersakan

Oh seharusnya diungkapkan

[anadarp]

Saya berantakan

Hampir hancur

Anda singgah

Tapi saya harap menetap

Mungkin terlalu jauh

Tapi semua menjadi baik

Sejak hari itu.

[anadarp]

(Bagai Kompas.)

Tesesat entah kemana

Jalan setapak tak tentu arah

Tak ada petunjuk atau cahaya

Pekat gelap gulita

Entah dari mana datang nya

Cahaya datang

Banyak pertolongan

Bagai sebuah kompas

Semua arah sudah tertuju

Hanya menunggu waktu

Sampaikah kita kesana.

[anadarp]

Untuk apa? Dia telah datang, tak perlu repot kembali, hanya membuang waktu saja, percuma.

[anadarp]

Saya adalah introvert yang berpura-pura menjadi extrovert tak tahu apa tujuan nya, serba salah, terkadang banyak kata yang terucap, se enaknya saja, tak tahu aturan bicara, tatakrama dan sopan santun namun dibaliknya selalu terdapat kecemasan akan salah pengucapan, membuat orang sakit hati akan ucapan saya dan juga kecemasan terhadap impresi orang terhadap saya, namun sifat "bodo amat" selalu menjadi penolong akan hal hal yang saya khawatirkan tadi.

Malas dan seenaknya sangat melekat kepada diri saya, sedari dulu ayah saya selalu menjudge saya sebagai seorang pemalas dan oingin merubah/memperbaiki image di mata orang lain melain kan orang yang jika di katakan a akan terus a, bahkan akan mendalami a tersebut dan bahkan hal itu yang membuat orang sekitat kesal dan mengapa saya menyebut diri saya seenak nya hal itu bercermin pada gampang nya saya membuat dan membatalkan sebuah janji, tapi dua hal tadi mulai hilang seiring datang nya dewasa.

Terlalu memikirkan orang lain, hal ini bukan sebuah pengakuan dari diri sendiri namun orang terdekat saya yang selalu membicarakan hal tersebut dan jika dipikirkan kembali itu memang fakta, saya sangat susah mengakatan tidak atas permintaan orang lain, sedih rasanya jika melihat orang lain kehilangan harapan untung senang, sedikit ada rasa percaya diri dalam kalimat itu tapi bagi saya jika orang lain meminta pertolongan atau ajakan itu artinya dia memiliki harapan kepada saya dan itu menjadi sebuah beban keharusan yang harus dilakukan.

Terlalu cepat bosan dan tidak suka proses menjadi salah satu fase dalam hidup saya yang sedang perlahan disingkirkan, gampang suka terhadap suatu hal merupakan salah satu faktor mengapa saya menjadi begitu, sifat nafsu ysng begitu besar membuat saya sangat kurang bersyukur dengan apa yang saya punya