andikarhman

[andikarhman]

Aku ngantuk tapi ada janji ketemu dengan seseorang dan sedang tidak ada kopi. Untung aku rindu kamu, gk ada hubungannya sih tapi mau gimana, namanya juga sayang.

[andikarhman]

Kita Kalah, Akui Saja

Barangkali tuhan salah bersabda perihal nama yang ia tulis lima puluh ribu tahun silam sebelum langit diperkenalkan dengan lautan.

Seharusnya itu namamu, bukan yang lain. Kadangkala aku pikir tuhan itu ada dua, tuhan baik dan tuhan jahat.

Sialnya. ketika nama kita tertulis, tuhan jahat sedang melakukan tugasnya. Ia tak sabar menantikan hari ini tiba.

Aku marah, kau marah dan ia berbahagia perihal sabdanya yang membikin kita mati bak seorang pecundang.

Kita kalah, akui saja kau dan aku tak punya cukup daya untuk perang yang kita tahu betul akhirnya.

Pada kehidupan berikutnya, temui aku di bangku merah jambu kesukaanmu yang barangkali warnanya telah pudar.

Akan kita bayar tuntas sakit ini.

[andikarhman]

Jendela

Aku percaya, Tuhan punya Jendela di rumahnya. 

Barangkali berwarna biru muda dengan Bunga Mawar sebagai corak gordennya. 

Kira-kira berfungsi sebagai apa Jendela itu? 

Ia melihat manusia melakukan dosa pertama kali dari Jendelanya.

[andikarhman]

Menurutmu ini Bukan Badai

Sebelum Semua ini, aku kira hanya akan ada air mata

bahkan aku sudah siap dengan kemungkinan-kemungkinan sakit melebihi ini.

lalu tiba-tiba badai itu datang

dan semua persiapanku sia-sia.

aku kalah, aku masih saja merengek

semua teori dan logika masih saja tak mampu berdialektika

perasaan macam apa ini?

lalu aku penasaran perihal persiapan yang kau buat

hingga bisa setegar demikian menghadapi semua ini?

mantra-mantra apa yang sudah kau ucapkan?

oh, rupanya kau tak butuh semua itu

karena dari awal kau tak ingin kita ini ada

pisah bukanlah badai buatmu.

[andikarhman]

Adalah Matamu

Semua tentangmu itu aku suka,

gerak pundakmu kala tertawa karena leluconku, aku suka.

kantong matamu yang makin terlihat jelas ketika kacamatamu kau lepas, aku suka.

caramu menyimak pembicaraan ketika ngobrol.

suaramu ketika menyebut namaku, paling aku suka.

kalau ada satu hal yang tidak aku suka darimu

adalah matamu.

matamu itu jurang,

yang di dalamnya aku rela jatuh.

[andikarhman]

Bagaimana Cara Kerja Semesta?

Aku masih ingat betul

semua waktuku yang ada kamunya.

pun dengan semua hal-hal konyol

yang kita berdua lakukan.

barangkali bagimu itu hal lumrah,

namun akan sangat berbeda

ketika kau lihat dari sudut pandangku.

percayalah, ketika kau jatuh cinta,

semua waktu yang kuhabiskan denganmu

akan berputar terus di ingatan.

bagaimana cara kerja semesta dalam hal ini?

entahlah.

[andikarhman]

Kemungkinan-Kemungkinan

Ada kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja kita pilih

Lalu kita memilih untuk menjadi ketidakmungkinan

Barangkali benar, kita adalah ketidakmungkinan ini

Lalu, untuk apa ada kita?

Untuk apa kemungkinan-kemungkinan itu diciptakan untuk kita?

[andikarhman]

Kembali Asing

Kau datang kemudian menyembuhkan

Aku yang bukan lagi aku

Lalu menemukan kembali senja itu

Tiba-tiba, tanpa permisi

Kau kembali asing

Pikirmu ini mudah?

Pikirmu ini akan baik-baik saja?

[andikarhman]

Tuhan Dan Ibu Kamu

Saya percaya ada banyak bentuk Tuhan

Ia bisa saja sebagai yang Maha Pengasih

Ia bisa saja ada ketika Matahari baru saja tenggelam di barat

Bahkan ia bisa saja sebagai pohon cemara di belakang rumahmu.

Namun, kabar paling mengecewakan dari semua itu adalah

Ketika ia hadir ke dalam bentuk Ibu kamu

Kalau tuhan itu sahabatku,

Barangkali aku akan ajak dia minum kopi dan ngobrol,

Perihal tidak adilnya dia,

Karena telah menciptakan cinta dan membuatku mencintaimu

Lalu ibu kamu tidak merestui itu.

Bukankah dalam hal ini Tuhan itu kejam?

Bukankah Ibu kamu kejam?

[andikarhman]

Sekali Lagi

Sekali lagi, aku tak suka senja yang tak ada kamunya. 

Senja sudah tidak pernah benar-benar sama lagi.

Kamu dimana? Apa kabar? Bukankah senja hampir usai?

Kemarilah, pulangmu itu aku.

[andikarhman]

Perihal Kehilangan

Tak ada yang salah dengan kehilangan,

Pun dengan pergimu,

Hanya saja, ini terasa berat,

Aku lelah, tetapi lebih memilih bertahan,

Bukan karena bodoh, aku hanya merasa sudah melangkah terlalu jauh,

Barangkali kamu benar,

Perihal mengikhlaskanmu saja agar semua usai,

Dan memilih hidup baru,

Hanya saja, memilih pergi tanpamu, sama saja bunuh diri,

Kamu kenal aku lebih dari aku kenal diriku.

Begini saja, aku salah, kamu juga salah,

Dan hidup tetaplah hidup,

Aku kehilangan kamu, kamu kehilangan aku

[andikarhman]

Sudah aku kirimkan, silahkan di cek. Rindu-nya masih utuh

Rhmn

[andikarhman]

Tak sedikit yang mengabadikan romantisme bulan Juli dengan memberikan nama ke anak-anak mereka. Kasih, percayalah. Aku hanya ingin menghabiskan bulan Juli-ku bersamamu,bersama angin,bersama hujan-nya yang malu-malu. Tidakah kau ingin?

Rhmn

[andikarhman]

Bahwa

Bahwa…. Persoalan perasaan, Aku tak bisa selayaknya mereka Persoalan harta, Aku tak sekaya Fir'aun Persoalan kekuasaan, Aku tak se-berkuasa Hitler dengan Nazi-nya Persoalan rupa, Aku tak setampan Dicaprio Aku ini aku, Manusia di bumi Masih menikmati kukubima campur susu sehabis futsal Masih antusias menunggu edisi Star Wars berikutnya Masih rindu ke kamu dan ibuku Aku ini aku, Kalau kamu mau Aku bisa buat kamu bahagia, Dengan caraku, dengan cara kita Kalau kamu mau… Itu saja.

Juli 2017