Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Kasih, izinkan aku menulis kata-kata paling tulus, bak tilas air yang jatuh, di atas daun talas.
0 notes
Text
DUA SUDUT SANGAT BERTOLAK BERLAKANG
Berkehidupan adalah pilihan ataupun saling memilih. Sekenario pertama memilih baik atau jahat, memikirkan halhal positif atau negative, memakan dan minum sesuatu yang lezat atau yang membuat muntah dan lainnya. Itu adalah sekenario pertama. Sekenario kedua satu suka yang lain boleh membenci, satu boleh meminta yang lain boleh tidak memberi, ataupun yang lainnya yang jelas seorang boleh ini yang lainnya tidak dilarang untuk itu. Karenanya, semua hal akan bertemu dua sudut pandang yang bertolak belakang. Kita bisa memilih, pun orang lain juga. Bisa saja pilihan kita sama dengan yang lain atau berbeda.
Bagi seorang pribadi, maka sekenario pertama adalah sebuah jalan yang ditempuh yaitu hidup adalah pilihan. Apapun yang terjadi pada dirinya adalah apa yang dipilihnya. Sadar atau tidak sadar, baik atau tidak, dengan atau tanpa bantuan.
Semakin bernafas, semakin berpilihan, semoga apa yang setiap orang pilih adalah apa yang telah siap diselali. Apapun itu semoga semua tetap dan akan baik-baik saja.
.
(:

0 notes
Text
Bagaimana orang akan membenci gelapnya malam. Walau dengan cahaya seadanya, tetap saja sebagian besar mereka nampak lebih tenang, saat malam datang.

0 notes
Text

MUNCUL.....
Kadang memang demikian, menjelaskan perasaan memang tidak mudah. Apa maksudnya ini? Apa yang akan terjadi? Lalu harus apa sekarang? Diri seakan tetap tidak menemukan jawaban yang tepat. Sekalipun diri tetap tumbuh, menjadi dewasa mungkin, tetap saja menjelaskan apa aitu perasaan kadang memang susah. Atau memang tidak ada jawabannya? Entahlah.
Oh ya, cerita saja. Semacam pengalaman mengenai perasaan hahaha. Senin minggu ke dua bulan ke-sembilan, diri sempat mengalami yang namanya insomnia, susah tidur, atau tidak bisa tidur. Minum kopi? Tidak, banyak tugas? Tidak, ada acara? Tidak juga. Lantas apa? Ya itu perasaan. Bagaimana? Tiba-tiba muncul begitu saja kenangan- kenangan terhadap seseorang. Terpikirkan seseorang singkat padat jelasnya. Benar-benar tidak bisa tidur, tidak hilang semalaman-pagian. Jantung serasa habis mendapat doping lebih karena terpikirkan hal tersebut. Berdetak menerus dengan lebih cepat dari biasanya. Tergambar jelas kenangan-kenangan itu muncul. Ya sudah jadi, menyerah, tidak tidur.
Perasaan memang susah dijelaskan, apapun itu. Kadang muncul tiba-tiba lalu menghilang seketika. Membingungkan. Menyenangkan. Menakutkan. Membuat cemas. Lainnya yang memang terjadi kadang-kadang. Tidak menemukan jawaban. Lantas apa yang harus dilakukan? Menikmati saja yang sedang-sedang. Berproses. Selalu memikirkan ekspektasi di masa depan pun justru menambah-nambah saja. Kan urutannya berencana, melaksanakan, hasil, evaluasi, lalu kembali ke yang awal dan seperti itu terus.
Jadi begitu, perasaan dan sedikit pengalaman yang muncul mengenainya.
Apapun itu, semoga semuanya baik-baik saja di mas mendatang...
Terima kasih. (:
0 notes
Text
"YANG GELAP ITU RUANGAN, BUKAN CAHAYA."
________________________________
Maka, dimana hati dan pikiran akan diletakan, itu akan menjadi sebab seseorang berbeda atau sama dengan yang lainnya.
Jika benar ya ikuti, bertahan, salah ya jangan. Jika orang-orang menggangap kita buruk, yang padahal diri tidak merasa. Ya biarkan. Yakin saja apa yang ada pada kita itu benar, asal memang sungguh ada dasarnya. Jikalau kita marah atau tidak terima dan menampakan rasa marah atau tidak terima tersebut, dengan bagaimanapun bentuknya, maka apa bedanya diri dengan orang lain tersebut?
Tapi jika orang yang menganggap kita buruk lalu menyatakan pendapatnya mengapa dia mencapai tersebut. Jikalau bisa diambil sisi baiknya, terima saja, jadikan sebagai secuil nasihat. Barangkali ada solusi supaya anggapan mereka berubah. Tapi tetap, jangan marah atau balik untuk tidak terima.
Jadi silahkan menentukan, jadi ruangan yang gelap, atau cahaya dalam ruang gelap.... (:

0 notes
Text
KITA LUPA BERSEMBUNYI.....
Mungkin sempit paham kita tentang sendirian (apalagi diri ini), lalu kadang lupa bagaimana cara untuk menikmati. Rasanya semua orang perlu tahu apa yang sedang atau telah diri lakukan, perlu tahu diri sedang bahagia, harus peduli bahwa diri bersedih. Menjadikan lupa kepada siapa seharusnya hal tersebut disampaikan.
Hingga...
Kita lupa, ada hak pada diri untuk tidak usah menghiraukan apa yang tidak perlu diperhatikan.
(:

1 note
·
View note