Text
Pola Kemenangan
@edgarhamas
“ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yang bukan-bukan terhadap Allah.” (al Ahzab 10)
Siapapun yang membaca kisah pertempuran Khandaq, pasti akan dibuat menggigil saking mencekamnya keadaan kala itu. Musim dingin yang ekstrim, persediaan makanan nyaris habis, orang-orang munafiq mengacau mengadu domba, sementara di luar Madinah telah berkumpul 10 ribu pasukan koalisi kabilah-kabilah kafir dari seluruh daratan Arabia. Pemimpinnya tak tanggung-tanggung, presiden kaum kafir saat itu: Abu Sufyan bin Harb.
Di masa mencekam itu, yang Allah sendiri mendeskripsikan, “ketika penglihatan(mu) terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan”, justru Rasulullah ﷺ mengabarkan isyarat kemenangan yang berkobar-kobar.
Kisahnya sangat masyhur. Ketika ada batu raksasa yang tak bisa dipecahkan bahkan oleh Umar sekalipun, Rasulullah ﷺ yang saat itu mengganjal perutnya dengan 3 butir batu untuk menahan lapar, maju. Dipecahkannya batu itu dengan 3 pukulan. Masing-masingnya mengeluarkan cahaya. Dan dari situlah, narasi agung tentang penaklukan dunia bermula.
“Bismillah, Allahu Akbar! Aku diberi kunci-kunci bumi Syam. Demi Allah aku bisa melihat istananya nan berwarna merah dari tempat ini!”
“Allahu Akbar! Aku diberi kunci-kunci tanah Persia. Demi Allah aku bisa melihat kastil putih Persia dari tempat ini!”
“Allahu Akbar! Aku diberi kunci negeri Yaman. Demi Allah aku bisa melihat gerbang Shan'a dari tempat ini!”
***
Sejarah Islam, bagi siapapun yang mentadabburi dengan hati dan akalnya, akan menemukan; di saat masa mencekam, di dalam waktu yang tersulit, justru kemenangan berada pada titik yang sangat dekat.
Ketika Musa dan kaumnya telah terhimpit samudra di hadapan, dan pasukan Firaun di belakang menghujam; hanya dengan perantara tongkat yang dicelupkan pada buih lautan, terbelahlah ia. Bani Israil selamat, dan Firaun musnah bersama bala tentaranya.
Ketika pasukan kafir Quraisy datang menabuh genderang perang, seribu lelaki terbaik berkuda berunta dan bersenjata lengkap, melawan 300 tentara tak berpengalaman dalam arena tempur di Medan Badar. Kabar telah tersiar ke saentero Arabia. Dan hanya dalam beberapa jam saja, kemenangan fenomenal diraih umat Islam.
Maka, Untuk kamu yang kini dalam problema. Berprasangka baiklah, tetaplah yakin dan kencangkan doa, rawat dengan ikhtiar, sirami dengan tawakkal.
Momentum milikmu telah mendekat, dan sujud syukurlah ketika Allah memberimu lebih dari apa yang kau harapkan. Sebab nyatanya, begitulah pola Allah menolong hamba-Nya.
“Most great people have achieved their greatest succes just one step beyond their darkest hours.”
318 notes
·
View notes
Photo

Sebelum tumblr diblokir
sebelum tumblr diblokir (kalau nggak jadi sih nggak papa haha).
Selama ini aku kan bercerita dengan bahasa yang tidak langsung. It’s my style. Tapi bukan berarti tulisan bisa mencerminkan diriku sendiri. Sometimes, it just difference. Terkadang kita menulis sesuatu karena kita habis melihat, menghadapi, atau menyelesaikan sesuatu. Terkadang kita menulis kebaikan karena kita habis melakukan keburukan, lalu kita tahu mana yang baik, kita simpan kebaikan itu diruang-ruang yang private.
Dan, kali ini aku mau mengangkat topic yang cheesy (dan sebenernya aku ragu mau nulis) dan takut salah ngomong:(-----> tapi yaudah.
Well, kita-kita yang telah ada diposisi penghujung semester akhir (bilang aja mau lulus nah). Ini bahasan nggak akan habisnya:
1. mau lulus kapan?
2. mau kerja dimana? oh masih profesi
3. langsung s2 ya katanya? masih profesi mbak
4. Abis profesi gimana? langsung s2? lhah
5. pas profesi boleh nikah kan ya (hmmmm)
6. jangan nikah pas profesi, tar pas comdis matek (bener)
7. cycle of the questions have been repeat
intinya kesimpulannya:
abis lulus : profesi/s2/kerja/nikah.
itu kaya lu harus milih kek pilihan ganda yang jawabannya bisa bener semua. bingung keun bacanya haha.
Kalian yang sedang diusia hampir seperempat abad banyak yang merasakan hal ini kan? Sama.
Pusing nggak? bisa iya bisa tidak.
Menurutku, pertanyaan yang nggak akan abis itu juga ada sisi positifnya, artinya akan ada orang yang selalu mengingatkan kita kemana arah ini akan kita pilih. They care for you. Care for your life (meski terasa nyebai).
What about me?
For me....
Dalam mengambil keputusan, kemana kesini atau kesana aja, aku adalah orang yang sulit mengambil keputusan.
Kadang gini suka banget pada bilang ke aku, “kamu abis ini mau nikah ya?”
aku jawab “ya”
ya sapa tau doa...tapi BUKAN BERARTI AKU NGE IYAIN BENERAN.
“Yan, abis ini kamu nikah aja”
aku : “oke doain aja”
BUKAN BERARTI EYKE NGEBET NIKAH
---------------------------nah kan topicnya why so cheesy ------------------------------
I mean, membahas kaya gini jika aku sedang dihadapan orang-orang maka aku akan santai menjawabnya, didoain nikah yaudah, didoain lancar hidupnya ya aku
For me, aku sih santai mau dikatain pengen nikah ya oke. lah masak kalean-kalean ga pengen?
Ya, aku anggep semua perkataan mereka adalah doa. Karena kita gatau doa siapa yang akan dijawab sama Allah *mendadak serius*
But, literally........
For me, married is a big deal.
Menikah bukan hanya menikah dengan siapa, tetapi dalam ibadah terlama itu, kita mau ngelakuin apa aja, agar setelah fase itu kita mulai ambil, didalamnya harus ada manfaat-manfaat untuk sekitar.
I think that, jika kita nanti sudah menikah, maka kita harus menjadi orang yang lebih baik. Tetapi, kebaikan tidak hanya dimulai saat kita menikah, tetapi mulai dari sekarang.
Aku nggak punya banyak kriteria, karena aku tau, bahwa diriku belum sebaik seperti yang ku harapkan *halah*.
Oya...sejujurnya aku gatau kriteriaku seperti apa. Sampe sekarang sih nggak punya .-.
Mungkin nanti aku akan sama-sama bertemu dengan orang yang punya prinsip “married is a big deal for me”
gitu.
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk sekarang, aku menjalankan apa yang harus dijalankan sekarang, Masih ada skripsi (amanah) yang harus kita selesaikan, masih ada kewajiban-kewajiban kita sebagai anak untuk membahagiakan orang tua. Berbakti kepada orang tua sebelum nanti orang yang bertanggung jawab atas kita telah diambil alih. You know guys, hidup nggak akan berhenti dan happy ending setelah kamu menikah. Tidak sesederhana itu. Menikah butuh ilmu yang luas, kesabaran yang luar biasa, prinsip yang tegas. Intinya, kesiapan untuk menjalankan kehidupan selanjutnya harus kita persiapkan dari sekarang. Setelah hidup akan ada kehidupan setelahnya, jadi carilah seseorang yang dengan bersamanya, surga menjadi lebih dekat. (kek aku dah ngerasain aja, nggak deng cuma baca postingannya @kurniawangunadi).
Jadi, setiap pertanyaan dari teman-teman semoga itu menjadi doa yang baik untuk aku.
Jika kalian sedang mendapatkan hujanan pertanyaan seperti itu, it’s okay to be you.
Bertumbuhlah dengan baik.
2 notes
·
View notes
Photo

Untuk teman-teman, saya mohon maaf jika selama ini saya suudzan, sering memaksakan kehendak, negatif thinking, dan sering sebel-yang mungkin kalian nggak tahu. Semoga saya segera bisa memperbaiki diri saya sendiri dan tidak mengulanginya. Sekali lagi saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Terkadang saya belum bisa menerima kekurangan orang lain dan ingin kalian merespon seperti yang saya harapkan (dan alhasil saya sedih sendiri), kemudian saya berpikir yang tidak-tidak yang berakhir dosa. Dengan dosa-dosa itu membuat saya merasa bersalah. Saya ini lebih sering merasa berperan antagonis daripada role victim, jadi itu membuat saya membuat merasa jauh lebih merasa bersalah. Rasa ini kemudian membuat saya sulit bahagia (nah). So, dari dasar hati saya mohon maaf dan saya ingin mengubah bad habit saya ini. Saya mencoba challenge untuk berpikir positif terus menerus ( kasihan tubuh saya mendapatkan efek yang buruk ).
InsyaAllah saya akan belajar menerima kekurangan dari orang sekitar saya dan mencoba lebih bersabar (dan khusnudzan) dalam menghadapi masalah.
Terimakasih telah memaafkan saya dan telah bersabar terhadap saya.
5 Maret 2018
D.A
0 notes
Text
Maka ketika ujian datang silih berganti itu artinya kita masih hidup, kita masih berkesempatan untuk memperbaiki diri, kita masih punya waktu untuk mencintai. Dan tentunya kita masih disayang Allaah. Bagian ini yang paling penting, Allaah masih peduli pada hidup kita. Kalau bukan peduli dan tanda sayang, lantas apa artinya semua ini??
Selama kita masih hidup, yang datang dan pergi ( seperti masalah, kebahagiaan, lelah atau semacamnya) adalah sebuah ujian. Bersyukurlah masih diberi ujian, artinya masih dianggep orang beriman :”
Karena sesungguhnya Allaah sayang sama kita.
Itulah mengapa ujian demi ujian selalu kita rasakan. Gpp, nikmati saja setiap prosesnya. Sebab Allaah sedang melihat kesungguhan kita, keyakinan kita. Akankah sama kondisi keimananannya ketika diuji dan sebelum diuji.
Tentu berbeda-beda bukan?
Maka ketika ujian datang silih berganti itu artinya kita masih hidup, kita masih berkesempatan untuk memperbaiki diri, kita masih punya waktu untuk mencintai. Dan tentunya kita masih disayang Allaah. Bagian ini yang paling penting, Allaah masih peduli pada hidup kita. Kalau bukan peduli dan tanda sayang, lantas apa artinya semua ini??
(Perempuan dalam dekapan Tuhannya - aku)
196 notes
·
View notes
Photo

Process on going
satu hal yang dibilang sepele atau tidak di fase quarter life crisis adalah menjalani dari proses tumbuh itu sendiri. Pikiran-pikiran kita akan bertumbuh sesuai apa yang dihadapi setiap hari. dan satu hal yang bisa dirasakan saat sedang bertumbuh adalah jarak antara pikiran dan hatimu sendiri (Novieoctavia, 2017)
ditengah pikiran kita yang semakin hari semakin bertambah, timbulah hati yang merasakan bahwa bebanmu memang semakin berat. keadaan seperti ini terjadi karena belum terjadi keseimbangan antara mereka berdua. Ya, memang keseimbangan (equilibrium) tidak semena-mena langsung terjadi begitu saja, Keseimbangan itu seperti kata mufakat, sebelum ditemukan mufakat akan ada proses musyarawah bukan?
Pikiran dan hati yang masih terbentang jarak panjang, belum seimbang, dan belum menyatu. Tidak apa-apa untuk sekarang. Tetapi, mau tidak mau segala proses yang menyenangkan dan melelahkan harus ditempuh, karena mereka adalah dua komponen yang diberikan Allah dan mereka memiliki hak dan kewajiban. Hak nya adalah kita memberikan ruang mereka berdua untuk berproses.
Suatu ketika, aku mengeluhkan hal ini pada seorang sahabat. Kenapa aku kesulitan mengendalikan dua the most important problem in my self called the heart and the mind. Kemudian, dia memberi contoh : pasti suatu hari kita mendapat sebuah kalimat (untuk kita) dari dua orang yang berbeda. Pada orang pertama, kamu merasa kalimat yang diucapkan biasa saja, tapi pada orang kedua kamu merasa kalimat itu cukup memberikan dampak yang luar biasa padamu. Kenapa? karena pikiran dan pendapat hati kamu antara orang pertama dan kedua itu berbeda. Padahal dihadapanmu, kedudukan mereka sama. Itu karena balancing antara pikiran dan hati kamu belum menyatu. Hati kadang membuat subyektif, pikiran membuat kita obyektif. Jika keduanya tidak bersepakat akan menimbulkan keputusan yang cenderung kearah obyektif atau subyektif. Untuk kasus pada contoh tadi, mengarah ke subyektif. Kemudian dia melanjutkan cerita, terkadang kita menjadi subyektif karena di posisi itu, kita memang sedang membutuhkan kalimat itu untuk diucapkan oleh orang yang menurut kita tepat.
Lalu bagimana agar tidak terjadi banyak hal yang berujung subyektif?
Memelihara dan mengajak pikiran dan hati untuk belajar.
Membaca banyak referensi, menghadapi banyak tantangan yang cukup menguras keduanya. Proses ini membawa mereka ke arah yang lebih dewasa. Mengendalikan diri menjadi proses yang berkontribusi dalam menyatukan pikiran dan hati.
Karena tidak selamanya hatimu selalu salah dan pikiranmu selalu benar dan sebaliknya
Hal ini terkadang memunculkan suatu pendapat bahwa kita perlu menyelesaikan dan menyatukan pikiran dan hati diri sendiri sebelum menyatukannya kepada yang lain. Sebab proses ini membutuhkan perjalanan yang tidak mudah, perlu kesabaran dan keikhlasan yang tak bertepi.
Jadi.........
Semangat untuk menyatuka pikiran dan hatimu sendiri ya. Setelah berhasil, bolehlah kamu mencoba menyatukan dengan yang lain.
Misal : menyatukan hati dan pemikiran dengan teman seprofesi, teman kerja, terserah mau teman apa aja.
Gitu
26 Februari 2018
*di tulis disela sela pressure menyelesaikan deadline.
4 notes
·
View notes
Text
Nyatanya, dalam lapis-lapis hati dan perasaan kita yang tersimpan di balik jendela, banyak yang tak kita ceritakan kepada sembarang manusia. Ada kebahagiaan yang masih ragu untuk diceritakan, ada kesedihan yang sulit untuk dibahasakan, ada kekecewaan yang sedang sekuat tenaga disembuhkan, ada marah yang sedang riuh dan berusaha diredakan, ada mimpi yang belum waktunya dibagikan, ada kebingungan yang entah bagaimana tak ingin sampai muncul ke permukaan, begitulah, dan seterusnya. Tak mengapa, biarkan hati merasa apa yang dirasakannya, agar darinya tertangkap makna bahwa di balik jendela, ada ruang paling syahdu antara manusia dan penciptanya, yaitu ruang dimana kita merasakan betapa menakutkannya pikir dan hati kita, hingga yang kita harapkan hanyalah petunjuk dan penjagaan-Nya saja.
ada yang tidak disampaikan, ada yang dijaga, ada yang berusaha disingkirkan, ada yang sedang didoakan, ada yang tidak bisa diungkapkan kepada siapa siapa, tapi Tuhan tau.
Di Balik Jendela
Apa yang kita lihat atau ketahui tentang orang lain, terutama dari halaman-halaman sosial medianya, tidak pernah akan cukup untuk menjelaskan apapun yang sebenarnya. Banyak dinamika dan liku hidup yang tersembunyi, yang tak akan mampu kita ketahui sebab setiap orang memang memiliki ruang publik yang sedikit saja, alakadarnya. Selebihnya adalah rahasia, selanjutnya adalah perjalanan rasa yang tak tertangkap kata atau kamera.
Ada jendela warna-warni yang tertutup rapat dalam setiap ruang terbuka milik manusia. Di baliknya, si pemilik jendela sedang berjuang di ladang amal dan ladang ujiannya, meski mungkin tanpa kisah yang sempat tertangkap oleh apapun cara pengamatan kita. Jendela itu menjaga rahasia yang paling rahasia, yang terjalin dan berkelindan bersama sebentuk sabar dan syukurnya, juga harap dan takutnya.
Melalui segala gemerlap yang terlihat dari hilir mudiknya seorang manusia di dunia nyata ataupun di linimasa, sejatinya kita hanya sedang menyaksikan puncak-puncak gunung es, yang tak akan pernah cukup menjelaskan segalanya. Kedalamannya masih begitu jauh hingga palung samudera. Pun dasarnya yang mustahil terjamah oleh teorema dan logika-logika.

Tunggu, mengapa semua cerita ini terasa dekat dan tak asing di telinga? Ah, tentu saja! Sebab, sejak tadi kita memang sedang membicarakan diri kita sendiri dan segala yang terjadi di balik jendela kita. Nyatanya, dalam lapis-lapis hati dan perasaan kita yang tersimpan di balik jendela, banyak yang tak kita ceritakan kepada sembarang manusia. Ada kebahagiaan yang masih ragu untuk diceritakan, ada kesedihan yang sulit untuk dibahasakan, ada kekecewaan yang sedang sekuat tenaga disembuhkan, ada marah yang sedang riuh dan berusaha diredakan, ada mimpi yang belum waktunya dibagikan, ada kebingungan yang entah bagaimana tak ingin sampai muncul ke permukaan, begitulah, dan seterusnya. Tak mengapa, biarkan hati merasa apa yang dirasakannya, agar darinya tertangkap makna bahwa di balik jendela, ada ruang paling syahdu antara manusia dan penciptanya, yaitu ruang dimana kita merasakan betapa menakutkannya pikir dan hati kita, hingga yang kita harapkan hanyalah petunjuk dan penjagaan-Nya saja.
Picture: Pexels
278 notes
·
View notes
Photo

Bapak konsultan senior di lembaga edukasi perekonomian syariah ini adalah seorang mantan bankir di salah satu bank BUMN. Jabatan terakhir beliau adalah International Regional Manager (Managing Bussiness and Relationship Region Europe, Asia, Middle East and Africa). Beliau sendiri bekerja di bank tersebut dari tahun 1997 hingga 2013 saat mengundurkan diri.
Konsekuensi yang harus beliau jalankan ketika memutuskan meninggalkan dunia #Riba tidak sederhana dan tidak mudah untuk dilakukan.
Ustadz Erwandi Tarmizi, memberikan penjelasan bahwa salah satu bentuk taubat dan hijrahnya seseorang yang sebelumnya mencari nafkah di lembaga ribawi adalah dengan menghitung seluruh aset yang didapat dari gaji, bonus dll, lalu ditotal nilainya.
Kemudian hitung kebutuhan pokok keluarga selama satu tahun. Yang menjadi catatan penting di sini ada pada kata pokok ini. Dalam hal menentukan apa saja yang pokok maka kejujuran pribadi akan terukur, mirip dengan penetapan status darurat.
Nilai seluruh harta yang didapat dari bekerja di lembaga ribawi tadi dikurangi kebutuhan pokok selama setahun. Hasilnya wajib dikeluarkan untuk infaq dan shodaqoh.
Yang halal dan boleh diambil hanya sejumlah kebutuhan pokok selama satu tahun tadi.
Hal ini pun dilakukan oleh Bapak mantan bankir tersebut dengan keyakinan bahwa Alloh pasti memudahkan jalan yang ia tempuh dalam rangka bertaubat dari segala kejahilan di masa lalu.
Meninggalkan dunia yang digeluti selama belasan tahun karena memang gemar dengan bidang tersebut dan memberikan pemasukan dalam jumlah besar memang tidak mudah. Tapi sulit bukan berarti mustahil untuk dilakukan.
Alhamdulillah sejak 2013 berazzam hijrah meninggalkan dunia riba, tidak lantas menjadikan beliau beserta keluarga fakir miskin, walau banyak fasilitas dan kenikmatan hidup di masa lalu yang harus ditinggalkan.
Yakin pada pertolongan Alloh sebagai satu-satunya Dzat Yang Maha Kaya.
Meraih kebahagiaan sesungguhnya bukan pada banyaknya harta yang kita dapat, tetapi pada keberkahan yang ada pada harta tersebut dan Alloh Ta'ala ridho pada cara kita memperolehnya.
Semoga perjalanan hijrah beliau bisa menjadi ibroh/ pelajaran untuk kita semua dan memantapkan niat sebagian kawan-kawan yang mungkin masih ragu untuk meninggalkan dunia riba dengan berbagai alasan.
_________________________
Secuplik sharing dari dauroh ekonomi syariah “Sudah Halalkah Hartaku” Bandung 17-18 Februari 2018
–
9 notes
·
View notes
Quote
after you changes the man on your dream, he changes becomes the man that your new dreams want to (again)
situ pernah?
sering nggak sih?
0 notes
Video
youtube
You don't know what it's like
You don't know what it's like
.
Don't look at me like that
Just like you understand
Don't try to pull me back
._.
0 notes
Photo

P A T I E N C E
Karena sebuah perjalanan membutuhkan usaha dan kerja keras. Membutuhkan hati yang sabar dan luas serta pikiran yang jernih.
The day you don’t care to yourself, but trust me that Allah still care and love to you.
Fighting ya!
0 notes
Quote
ibu dan dosen pembimbing adalah tangan Tuhan yang dikirimkan untuk meluruskan hidupku
dua orang yang menurutku menjadi sosok yang teladan adalah ibu dan dosen pembimbing. Banyak cerita dan kesabaran yang telah kami lalui, Oneday, nanti aku cerita tentang my beloved-academics-mommy ya:)
0 notes
Photo

1/4 Life Crisis
Kita tumbuh dari remaja hingga menjelang usia 25-an akan mengalami fase bernama quarter life crisis. Beberapa waktu lalu, aku mulai menyadari kedatangnya secara tidak tiba-tiba, pelan-pelan, lalu mengikat!!
Quarter life crisis berjalan individually, jadi cerita orang ke orang akan berbeda, kenapa? karena masa lalu, latar belakang, didikan, pola pikir setiap otak manusia itu beda, cara menghadapinya berbeda, solvingnya juga akan berbeda, hingga outcomenya akan berbeda juga.
Mungkin quarter life crisis itu bagiku seperti berproses.
Berproses
Yak, berproses itu tidak sesederhana namanya. Berproses itu tidak mudah, butuh kesabaran, butuh penerimaan dengan hati yang lapang dan pikiran yang luas.
Kita berproses dengan segala hal yang tiap detik kita hadapi dan lalui. Kita tidak jarang salah berpikir, salah mengganggap, salah mengambil keputusan, dan ingin ini itu cepat tapi kita lupa prosesnya, kita lupa bahwa dunia tidak hanya tentang kamu bisa ini dan itu.
Kita membuat kesalahan, lalu mencela, lalu menyalahkan orang-orang dan tentu menyalahkan dirimu sendiri. Kita lantas tidak menyukai orang-orang yang terlibat dengan kesalahan kita. Kita terlalu sibuk mengutus dan menyesali kesalahan itu sendiri hingga kita tidak mau menyinggung apalagi membahas kesalahan itu. Kemudian pikiran dan hati kita lambat laun menjadi hitam.
Kemudian lambat laun juga, kita menyadari bahwa kesalahan-kesalahan yang lakukan dahulu itu telah menyatu didalam hidup kita. Kesalahan yang lama terjadi itu ternyata tidak hilang setelah kita tinggalkan. Tidak!
Ternyata, seperti yang ku bilang, dia telah menyatu didalam hidup. Hidup kita ditemani dengan mereka ( rasa menyesal, ketakutan, kekhawatiran, ansietas, stuck, rasa bersalah, rasa dendam dan rasa-rasa yang menurut kita itu menyiksa). Sepanjang jalan yang ditemani mereka, ternyata kita mulai menjalani hidup dengan penuh kehati-hatian, lebih bijak, lebih cermat, lebih sabar, dan bisa lebih bertahan dan lebih kuat. Karena kita hidup dengan hal baru yang dihadapkan berserta “ditumpangi atau dibebani oleh mereka”. Itu membuat saat kita akan menyeleweng ke jalan yang salah, mereka akan mengingatkan kita. Kesalahan akan mengingatkan kita untuk tidak mengulanginya lagi. Sekali lagi, kemudian kita hidup dengan lebih berhati-hati.
Lama-lama kita bosan, kapan mereka pergi dari pundak kita. Apakah selamanya mereka akan bersama dengan kita? Mungkin iya, kita akan selalu butuh mereka untuk self-controlled. Bisa juga kita memutuskan untuk tidak terbebani lagi oleh mereka. Ku kira begitu.
Bertahun-tahun kita berproses bersama kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Hingga suatu hari kesalahan akan menampilkan wajahnya kembali kepada kita. Kesalahan itu muncul kembali kepada kita seakan memberi selamat bahwa kita telah berhasil hidup bersama mereka. Kita lebih kuat dan lebih tangguh setelah diuji oleh mereka. Kedatangan mereka sekarang adalah untuk memberikan selamat kepada kita yang telah memaafkan diri sendiri dan orang-orang yang terlibat didalamnya. Mereka datang, memberi selamat, yang melambaikan tangan kebahagiaan seakan bilang “sudah cukup aku membebanimu, aku tidak khawatir karena kamu akan bahagia dengan bijak”.
Iya bijak, sebab kita mulai bisa mengolah rasa sedih dan bahagia secara bijak dan sewajarnya.
Pasti, suatu hari kesalahan-kesalahan itu datang kembali untuk mengucapkan selamat kepada kita yang telah berhasil melalui ujian. Pasti datang, entah lebih cepat entah lebih lambat, satu tahun, dua tahun, bertahun-tahun? Pasti
Pada akhirnya kamu akan berterima kasih kepada mereka, kini hidupmu sudah berubah, jalan yang kamu pilih tidak salah lagi, kecepatan berjalanmu sudah teratur, sudah tertatam dan sudah terarah, kamu ternyata sudah berprogres.
Kesalahan itu adalah penuntun kita untuk berproses dan berprogres.
Berproses itu butuh kesabaran yang tiada batas, pikiran yang luas, dan hati yang lapang.
Berproses di fase quarter life crisis
Di fase ini, kita akan memasuki kandang harimau? Bisa! Kita harus keluar hari zona nyaman.
Zona nyaman adalah tempat yang indah tetapi tidak ada yang tumbuh didalamnya
Di fase ini, kita meninggalkan hal-hal yang kita anggap nyaman. Kita dihadapkan dengan area dengan atmosfer yang carut marut. Mood naik turun luar biasa, urusan yang tidak main-main, ketakutan mencoba hal yang baru, takut salah, takut gagal dll. Bisa jadi kita membuat kesalahan? Iya bisa. Balik lagi ke ulasan diatas, kesalahan akan membuatmu berproses. Jadi, jika difase ini kita melakukan kesalahan, it’s okay to be us. Akan banyak beban yang mulai kita tanggung, banyak hal yang mulai menjadi urusan kita, banyak hal yang mulai menjadi tanggung jawab kita, lalu kita mulai merasa takut untuk mengambil beban-beban tersebut.
Kita akan mulai menghadapi kesulitan-kesulitan yang luar biasa, kondisi yang tidak pasti, jejalan beban yang datang tiada henti. Tidak apa-apa, kita akan bisa melaluinya:)
Belum lagi pertanyaan tentang kamu akan melanjutkan hidup seperti apa, merencanakan mimpi seperti apa, hidupmu akan seperti apa, dan akan hidup bersama siapa(?). Dan pernyataan lain dengan bahasa lain yang intinya sama, iya kan?
Nggak papa, sadar nggak sadar, pertanyaan itu bisa dianalogikan seperti satu kesatuan yang akan selalu hidup menemani kita dalam berproses dan berprogres.
Untuk kita yang sedang didalam fase ini, semoga kita bisa melewatinya dengan baik, berproses dengan baik, dan memiliki progres yang baik pula.
Segala sesuatu yang baik hendaklah diniati dengan baik, dimulai dengan hal yang baik, berproses dengan sabar, menerima seluas-luasnya, dan bersyukur sebanyak-banyaknya.
Semoga untuk kita yang sedang berjalan ke tujuan yang baik, semoga kita dipertemukan dengan orang dan hal yang baik pula
1 note
·
View note
Photo

Assertiveness
Alhamdulillah, segala kesulitan itu tidak akan membuatmu terpuruk jika kamu berjuang untuk menghadapinya, sebab saat kesulitan itu datang maka Allah hanya meminta kita untuk sabar dan shalat, udah gitu aja. Aku barusan menghadapkan naskah wisuda untuk dikoreksi, alhamdulillah bahwa Allah begitu baik mendatangkan kesulitan dan kemudahan. Sebab kita bisa membuat sesuatu itu sulit dan menjadi mudah, karena kita berusaha.
Jika kamu telah menyelesaikan suatu kesulitan kemudian Allah memberikan kemudahan bagimu, maka setelah urusan itu selesai, beralihkan ke urusan yang lain dan mengharap berkah Allah dalam segala urusanmu.
Karena lebih baik menyelesaian urusan hingga final daripada kita membuat sesuatu itu menjadi sempurna, karena kesempurnaan itu tidak akan pernah bisa kamu capai,
Pelajaran buat aku dalam dua hari ini, bahwa segera selesaikan urusan, dan bersyukur, tidak ada yang sempurna
0 notes
Quote
ujian itu ada dua, ujian kemudahan dan kesulitan. Banyak orang bisa menghadapi ujian kesulitan, tapi tidak dengan ujian kemudahan
ujian kemudahan itu juga sama sulitnya, sesulit ujian kesulitan. Ujian kesulitan berupa rasa yang tidak boleh menyerah, sabar, berdoa, dan hati yang tangguh. Ujian kemudahan berupa ikhlas dalam beramal, mau berbagi, tidak kikir, tidak sombong, dan bersyukur..
Semoga kita selalu dilindungi dalam istiqamahNya
5 notes
·
View notes
Text
deviasi atas dan standar bawah
Menurutku, orang paling keren itu bukan dia yang show up what they have do. Kali ini, aku menemukan definisi dari keren itu sendiri. Barusan aku lihat bapak-bapak paruh baya penjual alat rumah tangga, jualannya nggak seberapa. Bapak ini menggelar dagangannya diatas tiker. Ketika pembeli nanya itu harga berapa, baran-barangnya dijual 5-10 ribuan, murah-murah kan? Alat-alat sesederhana ini, mungkin nanti digenerasi kita nggak bakal dibutuhin kali ya, aku juga mikir nanti aku butuh spons cuci piring kek gini ga ya, kalaupun butuh aku bakal beli yg bagus, yang bersih. hmm pisau? nanti aku beli yang stainless steel biar kalo ngupas buah nggak ada residunya. kira-kira penghasilan bapak ini berapa? ya menurutku cukup buat makan aja kayaknya
Kemudian ada anak dan ibu, sepertinya masih saudaraan sama bapak ini menyapa. Si ibu bilang kalau dia abis beli perlengkapan buat anaknya study tour ke Bali, pas ibunya mau pergi, bapak inu ngambil sebuah lembaran kertas dari saku nya, 50 ribu tjoy! Si bapak lalu ngasih uang ke anak ibu, buat uang saku ke Bali katanya.
Ahela tjoy, study tour itu seneng-seneng, lihat bapak ini nyari duit aja susah kok ya dia ikhlas gitu hlo ngasih duit? aku yang liat aja nggak ikhlas, menggerutu, “ini emak sama anak gatau diri emang, kenapa ga ditolak aja woy”
Melihat dagangan bapak vs duit yang dia keluarkan, hmm apa cukup? Serius dia cukup dengan duit segini, dagangan segini..........
nyatanya, bapaknya itu tetap jualan kok tjoy, jadi insyaAllah cukup.
Kadang kita buat ngeluarin duit 10 rb buat melebihin bayaran jajan aja sungkan, atau kalo kita kepasar kalo nawar kejamnya minta ampun, pas kita ke mall barang mahal kita beli. Nongkron di mall, beli kopi 50rb aja ikhlas. Kalo kaya gini caranya, kita bisa membuat orang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin ya?
Menurut aku, orang yang ngasih kebaikan ke orang lain, begitu besarnya, lihat 50 rb dari bapaknya itu mungkin hasil 1/2 jualan dari dagangannya, menghabiskan waktu dan tenaga, tapi bapak kasih gitu aja. lalu aku melihat sisi bahwa orang yang memberi itu terlihat keren, pastilah bapak itu bukan orang biasa, harta bisa dicari, tapi kesempatan sedekah kadang datang satu kali.
1. Keren itu orang yang mau memberi kebaikan kepada seseorang, entah apa saja yang telah dia korbankan demi sebuah kebaikan, dan dia nggak takut akan kehabisan apa yang dia punya, karena dia hanya menggantungkan harapannya kepada Tuhan
“Tidak ada kebaikan kecuali dibalas dengan kebaikan”
Hanya saja,kita kadang salah menempatkan harapan. Kita berusaha membantu dalam kebaikan agar dibalas dengan kebaikan. Namun, kita salah menempatkan harapan itu kepada manusia, kita ingin orang itu akan membantu kita saat kita kesulitan, Nyatanya, harapan kita menjadi sebuah kekecewaan.
Pernah aku denger apa baca ya, bahwa kebaikan yang kita lakukan ini perlu diluruskan niatnya, murni untuk kebaikan dan beramal kepada Allah, setelah kita berbuat baik, maka kita berharap hanya kepada Allah, meski kebaikanmu tidak dilihat oleh manusia di bumi. tetapi semoga itu didengar oleh penduduk langit.
2. Keren itu orang yang mampu tidak melampaui batas atas tapi mau menembus batas bawah
I mean, aku belajar dari sosok yang bener-bener high class, kita hidup dengan sangat berkecukupan, mau belanja berapapun juga mampu, mau makan enak, beli apa-apa juga sanggup, sampai aku bingung kalo mau ngasih hadiah dia apa, kalo nggak barang mahal dia gak mau pakai:(
tapi disisi lain dia mampu melampaui batas bawah, dia ga sungkan untuk beli barang dari pinggir jalan, beli berdempetan di gang sempit, atau beli karena kasian, padal akhirnya nggak kepakai, beli barang-barang nggak penting dari orang, dan nggak kepakai....tapi tetep dibeli karena kasian. Tapi dia juga mampu beli macem-macem yang mahal tapi nggak norak, nggak show up, nggak menunjukkan apa yang dia punya, dia makai barang-barang mahal itu secukupnya, Jadi intinya, dia nggak belebihan meski dia mampu. Aku bertanya kepadanya, dia mampu beli apa-apa lalu apa yang dirasakan?
“Ya bersyukur, kita dan mereka tuh sama aja, intinya saat kamu sedih sedihlah sewajarnya, saat kamu bahagia bisa ini itu, bahagia sewajarnya juga, bagi kelimpahanmu dengan orang yang belum bisa sepertimu. Kadang kita lupa membagikan tanpa memikirkan perasaan orang-orang yang kita bagikan. Bisa jadi orang-orang sangat bahagia melihat apa yang kita bagikan, atau sebaliknya”
oke aku nggak mudeng sebenernya kata dia artinya apa. yang jelas aku masih mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan hidup yang bikin penasaran.
Intinya adalah kebaikan-kebaikan kita itu meski tidak dibalas manusia, nantinya akan di balas sama Allah. God impacts’.... rangkaian kejutan dari Allah berisi sedih dan bahagia yang diformulasikan secara balance yang siap menemani kehidupanmu. Sambut dengan baik (husnuzan) apa yang datang dan apa yang pergi. Jangan lelah berbuat baik, kalo capek...berhenti sebentar lalu berbuat baik lagi. Gitu katanya.
gitu
28 Januari 2018
2 definisi yang aku jumpai bersama orang-orang dan tentu saja si bapak penjual
1 note
·
View note
Quote
Kita sering diingatkan untuk berbuat baik kepada orang lain. Tetapi terkadang kita lupa untuk berbuat baik terhadap diri kita sendiri.
Stop being so hard on yourself. // A. W.
Bandung, November 2017.
(via surat-pendek)
2K notes
·
View notes
Text
benar sekali, cuman hati kita kadang ada difase peka dan gapeka. hati yang gapeka tu isinya cuma marah, ngomel,mengeluh, dan sambat. Jernihkan pikiran dan lapangkan hati agar mampu melihat dan merasakannya
Allah itu Maha baik. Dia selalu terlalu baik kepada kita. Setiap kita meminta, Allah kasih. Setiap kita merengek, Allah beri. Setiap kita pasrah, Allah bantu. Allah itu Maha baik. Sangat baik, sangat sayang sama kita! kitanya saja yang sering banget lupa. Baru dikasih ujian sedikit ngeluh, giliran dikasih rahmat malah sombong, lupa kalau itu datangnya dari Allah. Allah itu baik, Maha baik. Jangan malu minta, jangan lupa syukur!
Allah sebaik ini, ya Allah pengen nangis 😭
51 notes
·
View notes