anindyaft
anindyaft
Anindya Fatona
1 post
Don't wanna be here? Send us removal request.
anindyaft · 3 years ago
Text
Komitmen Untuk Diri Sendiri.
Nindy, panggilan yang kerap kali dipanggil sejak aku kecil. Lulus dari Sekolah Menengah Atas aku dihadapi dengan banyaknya pilihan. Masuk universitas negeri atau swasta, kuliah dijurusan apa, kuliah didalam atau luar daerah, dan lain sebagainya. Tentunya pilihan ini harus dipertimbangkan dengan baik, karena akan berdampak pada kehidupan kedepannya. Hal ini menjadi salah satu kebingungan besar yang terjadi dihidupku. Masukan-masukan dari banyak pihak aku dengarkan sebelum akhirnya memantapkan pilihanku.Merantau. Terdengar seru namun beresiko. (Awal)
Aku memantapkan diri untuk mengikuti keinginan ayah untuk menyekolahkan putri-putrinya keperguruan tinggi dan membebaskan kami untuk menjelajah banyak hal diluarsana. Terbayang dalam pikiranku, nanti ketika jauh dari orangtua dan keluarga, aku akan lebih bebas mencari ilmu, bebas bergaul dan menggapai cita dan cinta. Bandung, salah satu daerah yang cukup jauh dari daerah asalku, Mataram Nusa Tenggara Barat. Hingga saat ini, sudah sekitar satu setengah tahun aku tinggal untuk menempuh perkuliahan disini. Organisasi, komunitas, kepanitiaan, kegiatan pengabdian masyarakat dan semacamnya aku ikuti demi mendapat banyak pengalaman untuk menjadi modal yang bisa aku implementasikan nanti didunia kerja. Tahun 2022 ini adalah tahun yang paling membuatku terpuruk. (Latar)
Banyak biaya yang dikeluarkan oleh kedua orang tuaku bayar uang kuliah, bayar uang untuk kos-kosan, kebutuhan bulanan maupun keperluan kepanitiaan tidaklah sedikit. Aku mencari banyak cara untuk aku akhirnya bisa survive dikondisi ini. Aku memilih untuk partime. Selama 3 bulan aku kerja sampingan sebagai Content Creator dan Florist Assistant di salah satu toko bunga disini. Aku bersemangat dan sangat menggebu-gebu, namun ternyata ini tidaklah mudah. (Aksi)
Tidak mudah untuk bagi waktu, menyiapkan tenaga dan mental serta harus mengatur keuangan dengan baik. Niatku menyimpan sebagian dari upah yang aku dapatkan untuk ditabung dan sebagai tambahan uang jajan sehari-hari. Namun ternyata, yang aku sadari adalah bahwa tidak semudah itu untuk manage uang sesuai dengan rencana awal yang sudah aku niatkan. Aku menghabiskan banyak uang untuk membeli keinginanku. Menghabiskan uang yang berkedok self reward dan healing, namun akhirnya lupa untuk ditabung. Hal ini ternyata keputusan yang sangat salah. (Klimaks)
Perasaanku campur aduk. Aku banyak berdebat dengan ego dan pikiranku sendiri. Banyak hal yang dikorbankan atas keputusanku untuk partime selama 3 bulan kemarin. Karena terhambat oleh kendaraan yang menyulitkan aku untuk pulang dan pergi, karena keadaan yang mendesak ayah membelikanku motor untuk fasilitas ku selama kerja disini. Rasa bersalah bertambah dan semakin menjadi-jadi. Aku menyadari, keputusanku yang buru-buru tanpa ada pemikiran yang matang, membuat semuanya tidak maksimal. Upah kerja selama 3 bulan yang niatnya akan aku tabung, sekarang hilang entah kemana. Aku banyak menyalahkan diri sendiri karena keputusan yang tidak berhati-hati. (Konflik)
Aku memandang semua ini menjadi salah satu pengalaman yang sangat berharga dalam hidupku. Aku sangat bangga terhadap diriku yang bisa berjuang sendiri ditanah rantau serta bisa bertahan hingga saat ini. Namun, aku sadar apapun tindakan dan target yang aku inginkan, kedepannya harus membutuhkan planning yang matang, pertimbangan yang hati-hati jangan terlalu terburu-buru. Mulai hari ini, aku akan menyelesaikan satu persatu kewajiban organisasi maupun kepanitiaan yang ternyata membutuhkan banyak sekali biaya. Setelah itu, selanjutnya aku akan mencari kegiatan maupun peluang yang menghasilkan. Mencari magang berbayar, mulai bisnis kecil-kecilan ataupun mengambil partime dengan pertimbangan yang matang. Aku melihat diriku satu tahun kedepan sebagai aku yang konsisten untuk nabung dan menghasilkan dari hasil kerjakeras sendiri. Sehingga bisa membanggakan kedua orangtuaku. Aamiin. (Resolusi)
1 note · View note