Quote
Jangan buru buru memuji atau mencela manusia, boleh jadi yang hari ini membuatmu senang besok menyakiti.
Ibnu Masud (via shintarahayu)
78 notes
·
View notes
Text
Terima kasih kak! (:
Writer Talk #28: Gimana Kalau Tulisan Saya Gak Ada yang Baca?
“Assalammualaikum, mba Novie! Mau tanya, mba. Mba udah berapa lama pake tumblr? Aku kadang berpikir mba, aku nulis tapi kayaknya gak ada yang baca, yang baca cuma aku. Hehe. Soalnya followers aku di tumblr cuma 4. Menurut mba, apakah aku rugi? Eh tapi, sebenarnya engga sih ya karena yang penting kan aku nulis? Eh hmm jadi bingung, mba.”
Pertanyaan itu muncul di inbox Tumblr saya beberapa waktu yang lalu. Kepada yang bertanya, saya izin untuk jawab via posting Writer Talk, dan ternyata boleh. Kalau begitu, ayo kita bahas!
Mungkin ini terlambat, tapi saya baru mengenal Tumblr di tahun 2011. Sebelumnya saya punya website pribadi yang ternyata kurang saya sukai sampai akhirnya perpanjangan domainnya tidak saya bayar lagi. Saya juga pernah menggunakan blogspot, tapi ternyata Tumblr lebih menarik bagi saya. Sejak 2011 itu, awalnya saya hanya punya akun tapi tidak mengisinya secara berkala dan baru aktif memposting tulisan di sekitar akhir tahun 2014.
Awalnya, saya juga tidak punya followers, kemudian punya dan jumlahnya masih bisa dihitung dengan hitungan jari. Uniknya, Tumblr bagi saya memang bukan ajang untuk saling pamer jumlah followers. Kita pun sebagai penggunanya akan memfollow orang-orang yang kita sukai tulisannya, bukan? Lagi pula, bagi saya, kekuatan sebuah tulisan tidak bergantung pada berapa banyak followers yang dimiliki oleh si penulisnya, tidak juga pada seberapa banyak tulisan itu mendapatkan like atau reblog. Kekuatan tulisan justru terletak pada makna kebaikan dan value positif di dalamnya.
Lalu bagaimana jika kita terus menulis tapi tidak ada yang baca?
Teruslah menulis! Teruskan saja proses menulisnya karena setiap karya pasti ada peminat dan penikmatnya. Pasti ada! Followers terkadang memang tidak perlu dicari, mereka akan datang sendiri lewat melihat tulisan kita direblog atau direpost oleh orang lain. Kuncinya, mulailah membentuk konsistensi dalam menulis. Bisa jadi konsisiten dalam jadwal waktu atau tema yang dibahas. Bebaslah, yang penting konsisten supaya tulisan kita dirindukan oleh pembacanya.
Apakah kita rugi jika tulisan kita tidak ada yang baca?
Tidak, dong! Menulis pada awalnya adalah proses yang sangat pribadi. Sebelum dibaca orang lain, kitalah yang lebih dulu merasakan manfaatnya karena dengan begitu emosi, niat baik untuk berbagi, opini dan perasaan kita tersalurkan. Tenang, niat baik pasti menemukan jalannya sendiri.
Jangan gantungkan kekuatan tulisan pada banyak-sedikitnya followers yang kita punya, sebab itu tak berarti apa-apa jika kita tidak menyertakan niat yang tulus untuk jujur dan berbagi dalam setiap tulisan kita.
Semangat menulis dan berkarya, ya!
37 notes
·
View notes
Text
Baru terasa nikmatnya belajar hukum, pd saat duduk di semester 5.. Ah nikmatnya, alhamdulillah :)
0 notes
Video
😢 papa. Ingin papa kembali seperti ini. Rasanya sudah sangat sangat lama "hilangnya" ini dr papa. Semoga Allah memberikan papa hidayah 😢😢😢
SubhanAllah :) 💕 @islamin.siyah.incisi
119 notes
·
View notes
Note
Assalamu'alaikum kang satria, based on best practice and experience akang, gimana cara menganalisis dan mengetahui kalau seorang perempuan memang sudah bener-bener siap dan layak buat dijadikan 'partner'?
Walaikumussalaam warahmatullah, bro @quraners . Pertanyaannya menarik yang pasti dipikirin semua laki-laki yang mulai pengen nikah. Pemahaman paling awal menyoal kriteria. Tiap laki-laki sebaiknya punya gambaran karakter perempuan kaya gimana yang dinilai layak jadi ibu dari anak-anaknya kelak. Kenapa harus ibu? Karena pernikahan adalah perjalanan jangka panjang yang akan melibatkan tanggung jawab dunia akhirat. Setiap anak juga punya hak untuk memiliki ibu yang baik dari keputusan bapaknya sebelum ia menikah. Saat gambaran tentang kriteria udah dipunyai, keputusan akan cenderung lebih mudah dibuat.
Berikutnya, visi. Enggak semua perempuan dewasa punya kesiapan untuk segera melepas masa lajang. Sebagian ingin menikmati dulu kariernya, pendidikannya atau kebebasannya untuk melakukan apapun yang ia senangi. Enggak mutlak perempuan yang menikah lebih awal itu lebih dewasa secara pemikiran, tapi biasanya setiap visi memang punya tenggat waktu tertentu bukan? Tipikal perempuan yang enggak mau sama sekali atau udah jengah sama hubungan pacaran sebelum nikah biasanya punya kecenderungan untuk menyegerakan pernikahan.
Yang terakhir, kenali ketetapan hatimu. Tiap ikhtiar yang diupayakan untuk memantaskan diri, akan berujung pada ketetapan hati yang datang dari-Nya. Akan ada masanya, perkara nentuin pasangan hidup itu jadi gampang (bahkan tanpa analisis yang canggih-canggih amat) selama kita sedemikian akrab sama Sang Penggenggam Hati. Iyalah, penentuan tentang segala sesuatu apapun selalu bermuara pada-Nya yekan. Siap & layak bukan berarti 100% harus sesuai dan mesti terpenuhi semua ya. Seringkali keputusan terbaik juga lahir dari situasi yang enggak terduga.
Maka, ketetapan hati yang menggenapkan itu datang dalam beragam bentuk: keyakinan yang utuh, lampu hijau dari si dia, dukungan dari keluarga beserta orang-orang tercinta maupun kemudahan dalam mengupayakan kebaikan. Dulu pengalaman saya kurang lebih gitu sebelum akhirnya meminang istri. Satu lagi, jangan kaget kalau selama prosesnya akan hadir begitu banyak kejutan dari-Nya. Insya Allah semua nyenengin dan baik. Barakallahu fiik. Wassalamu’alaikum.
343 notes
·
View notes
Note
Thankyou (:
Hey! (: Can you recommend me an apps for studying? I often spend my time outside because I have a lot of extracurricular activities. Meanwhile I am always got my phone on my hand everywhere than my notebook. Thank u!
Hello! Of course! Here are some apps that might interest you (I’ll try to separate them into categories):
Time Management & Productivity Apps:
Flattomato - a pomodoro timer app.
30/30 - another type of productivity timer like the one above.
Maths Alarm Clock - makes you solve a maths question before turning your alarm off to ensure that you wake up.
Timetable - again just one example because there are a lot of timetabling apps so definitely check out alternatives to find one that suits you / is available on your device.
Timeful - acts as a calendar and to-do list, allowing you to keep your entire schedule in just one place.
Remember The Milk - a to-do list app.
Wunderlist - another to do list (this is the one that I tend to use).
EpicWin - each “task / to do” you complete earns XP which can be used to improve an in-app character.
Note Taking:
Evernote - gather your notes, ideas, and thoughts in one place, organised in notebooks.
Prezi - create presentations across devices.
Super Notes - allows the saving of notes, recordings, images and more.
OneNote - type, hand write, draw, and clip things from the web to get down your thoughts into your notebook.
Study Apps:
GoConqr - create online Mind Maps, Flashcards, Online Notes and Quizzes
My Study Life - see homework due and overdue for classes, classes which conflict with your exams and even add revision tasks for a specific exam.
Khan Academy - learn using videos, interactive exercises, and in-depth articles.
Mental Health:
Viridi - nurture some succulents; I find it very relaxing.
Code Blue - “provide teenagers struggling from depression or bullying with support when they need it. Users can choose several contacts to be part of their support group. With just a few taps, the app will alert the support group that the user needs immediate help.”
Lantern - “combines cognitive behavioral therapy (CBT) techniques with advice from real experts. Users start by taking an assessment test to determine their strengths and weaknesses in five areas: body, stress/anxiety, mood, sleep, and social life. Lantern provides daily exercises tailored to suit users’ needs based on the results of their assessment. Each user is also matched with a professional coach trained in CBT who can provide feedback and answer any questions.”
I think this is only on IOS but it’s primarly web-based anyway.
BellyBio - teaches a breathing technique that’s helpful for anxiety disorders.
Optimism - “track your moods, keep a journal, and chart your recovery progress with this comprehensive tool for depression, bipolar disorder, and anxiety disorders.”
Relax Melodies - mix and match nature sounds with new age music.
Reference & Other:
The Oxford Dictionary / Merriam-Webster- there are lots of other dictionary apps but I think these are the main two that people use.
Photomath - scans equations and solves mathematical problems.
Babylon - a translation app.
RealCalc Scientific Calculator - for if you leave your calculator at home but need a scientific one, not just the average built in one.
TED - educational talks and presentations.
Sworkit - exercise & fitness; can create five minute exercise plans.
Circle of 6 - safety app; good for walking at night / whenever you feel unsafe; there are lots of similar apps so worth checking the stores to find one that suits you and your needs.
If anyone has any other app recs please add them in the notes and replies!
2K notes
·
View notes
Note
Rasanya ko susah banget ya jatuh cinta?
@nelanwulandari Habiskan dulu buku yang sedang kau baca, baru kau mengambil buku baru dengan kisah baru.Kalo belum mau baca buku yang baru ya jangan dipaksa.selesaikan dulu urusanmu yang dulu. Baru mulai kisah baru kalo udah siap
26 notes
·
View notes
Quote
My mother taught me the power of tahhajud since I was a little girl. She told me that when life gets hard, the last third of the night holds the keys to my ease. Til this day, I race fajr by a few minutes to soak my palms and my feet- and come to You in desperation and need. I tell You my secrets though they are already planted in Your knowledge. ‘My Lord, I am aching. My Lord, I am breaking. My Lord I have wronged you. My Lord, I have wronged myself. Please take me back. Please don’t leave me. Oh Opener of ways, open for me a path out of my self inflicted despair!“ And surely enough, my mother’s wisdom and Your infinite mercy saves my undeserving soul from self destruction.
Tahhajud is key. (via faramosh)
Ya Allah, guide us all
(via dunyatraveler)
4K notes
·
View notes
Text
#PrayfortheWorld
The world needs our du'a. Keep them in your du'a. May Allah ease all of their affairs and strengthen their imaan amin. #PrayforMadinah #PrayForTurkey #PrayforBaghdad #PrayforDhaka #Prayforallofoursistersandbrothersaroundthe world
139 notes
·
View notes
Photo

Masih pada #edisilebaran ? Taqabbalallahu minna waminkum. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Minal Aidin Wal Faidzin. Mohon Maaf Lahir dan Batin! :)) -Caco S. Fam- *anw, maafkeun gaya gaje ini-,-
0 notes
Photo

(Bon appétit.) . . . . #suhoortime #26ramadhan #food #crab #bonappetit #instafood #ramadhankareem #fastbreaking
0 notes
Text
Sedih..
Ramadan, Aku Pura-pura Rindu
Ramadan, ternyata selama ini kami cuma pura-pura merindukanmu.
Sejak dua bulan lalu ketika kami panjatkan doa kepada Allah untuk disampaikan kepadamu, kami selalu bilang kami begitu merindukanmu. Ketika itu pula, kami selalu bilang kami tak sabar lagi untuk berjumpa denganmu—takut rasanya, bila ternyata sisa umur yang tak pasti ini membuat kami tak punya lagi kesempatan untuk kita saling menyapa & memberi arti. Akhirnya, sampai juga hari ini, bahkan sudah separuh Ramadan kami jalani.
Benar sekali, sukacita kami menyambut kehadiranmu. Apa lagi yang kami tunggu? Maka petasan meledak dan berisik di sana-sini, masjid-masjid kembali hidup, kitab-kitab dibersihkan dari debu yang menyelimutinya entah sejak kapan—Ramadan lalu barangkali, berbondong-bondong kami berangkat shalat tarawih meski berat sebab perut kami masih dalam keadaan kenyang keterlaluan, pukul dua acara televisi sudah ramai dengan lawakan-lawakan yang tidak lucu, dan seperti biasa: lagu-lagu religi diperdengarkan di mana-mana.
Inikah juga yang kau harapkan wahai Ramadan?
Tiap hari kami menghitung lembar-lembar kitab yang telah kami baca, kami tersenyum: sudah banyak, insyaAllah targetan kami tercapai. Kami tak terlalu peduli apakah kitab yang bolak-balik kami baca itu kami mengerti atau tidak, apalagi mengamalkannya—kejauhan. Kami sudah sangat puas bila ada yang bertanya ‘sudah berapa lembar yang telah dibaca’, kami bisa menjawab: sudah khatam dua kali. Lalu mereka kagum. Bukankah itu surga?
Tapi itukah sambutan yang sungguh kau harapkan wahai Ramadan?
Kami melihat agenda harian kami: Senin buka bersama dengan X, Selasa buka bersama dengan Alumni Y, Rabu buka bersama dengan Komunitas Z sekaligus Sahur on The Road, Kamis.. Jumat.. begitu seterusnya. Begitulah cara kami merayakan kedatanganmu. Tarawih bisa dilewat karena sunnah, Shalat malam jangan ditanya, mana sanggup kami menunaikannya. Malam-malam kami habiskan dengan tidur dengan lelap karena lelah, jangan sampai kami kesiangan sahur apalagi ketinggalan acara sahur favorit. Nanti kami dibilang tidak gaul.
Shalat shubuh di Bulan Ramadhan bagi kami adalah ritual penting menuju alam mimpi. Ya, kami tidur lagi karena tidur di Bulan Ramadan adalah ibadah.
Puasa kami tak pernah bolong barang sehari, sebagaimana lisan kami yang tak pernah lupa jadwal amalan gibahnya. Kami begitu kuat menahan lapar, dahaga, berahi, sebagaimana kami begitu kuat menahan harta yang ada di dompet kami—tak ada yang boleh menyentuhnya sebab akan kami gunakan untuk lebaran mahameriah kami. Sesekali kami ingat ucapan penyair itu: ‘kau akan menjadi milik hartamu jika kau menahannya, dan jika kau menafkahkannya maka harta itu menjadi milikmu.’ Tapi siapa peduli. Lebaran tetaplah lebaran, merayakannya dengan kesederhanaan tak boleh jadi pilihan.
Seperti itukah perlakuan yang ingin kau dapatkan wahai Ramadan?
Kelak ketika Ramadan berakhir, kami—dengan mengendarai mobil pribadi kami—akan berkeliling mengunjungi saudara dan kerabat, bermaaf-maafan atau sekadar mencicip kue. Kami tentu senang, bahagia, karena katanya kami menang.
Ah, Ramadan.
Entahlah, kami tak mengerti: barangkali kami memang cuma pura-pura merindukanmu.
~
Azhar Nurun Ala
766 notes
·
View notes