Tumgik
autographyco-blog · 6 years
Text
Kisah Kembalinya Maybach Ke Gelanggang Pertempuran Mobil Ultra-Mewah
Autography.co - Tergiur ingin bermain di segmen über-sedan, alias sedan ultra-mewah, tahun 2002 DaimlerChrysler meluncurkan brand Maybach. Diposisikan di atas Mercedes-Benz, DaimlerChrysler menargetkah Maybach untuk menantang Rolls-Royce dan Bentley. Sepasang model disiapkan, Maybach 57 dan 62.
Apa mau dikata, hasilnya tidak sesuai harapan. Dari target dua ribu unit, rata-rata Maybach hanya terjual 100 – 200 unit. Alhasil tahun 2012, induk perusahaan yang kini bernama Daimler mengumumkan berhentinya operasi Maybach per akhir 2013.
Tidaklah susah mencari alasan di balik gagalnya Maybach. Pertama faktor brand, praktis tidak beroperasi pasca Perang Dunia II dan hanya familier di Jerman. Kedua, konsumen gagal menemukan esensi mengapa harus beli Maybach nan-mahal kalau semuanya sudah bisa didapat pada S-Class ‘lebih affordable’. Sudah begitu, penampilannya terlalu ‘Mercedes’.
Namun, hal ini tidak berhenti nama Maybach benar-benar hilang dari muka bumi. Bagi Daimler dan Mercedes-Benz, nama Maybach terlalu penting dan legendaris untuk dilenyapkan. Ini karena sejak awal sejarah Mercedes-Benz dan dunia otomotif secara keseluruhan, Daimler dan Maybach merupakan satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan.
Sejarah Maybach
Adalah berkat kolaborasi Wilhelm Maybach dan Gottlieb Daimler kita mengenal mesin dan mobil. Tahun 1885 Maybach dan Daimler menciptakan mesin ‘Grandfather Clock’ 1 silinder 100 cc dan 1 dk berikut sistem pasokan karburator. Versi turunan dari mesin inilah yang dipasang pada Reitwagen, motor pertama di dunia tahun 1886. Maybach terus terlibat pada produk-produk Daimler, sampai akhirnya mendirikan perusahaan sendiri tahun 1909.
Maybach-Motorenbau GmbH mulai memperkenalkan mobil pertamanya, Maybach W1 tahun 1919 dan dijual dua tahun kemudian. Fokus kepada sedan-sedan mewah, tahun 1929 meluncur seri Maybach Zeppelin. Dinamai sebagai tribut penggunaan mesin Maybach pada balon Zeppelin selama Perang Dunia I.
Pecahnya Perang Dunia II membuat hampir seluruh produsen otomotif mengabdikan produksinya membuat tank atau pesawat. Tak terkecuali Maybach. Bahkan, tidak melanjutkan lagi produksinya pasca perang. Brand Maybach baru muncul tahun 1997 seiring keinginan Daimler merambah segmen ultra-premium untuk melawan Rolls Royce. Sampai akhirnya dipensiunkan akhir 2013.
Maybach lahir kembali
Secara brand, Maybach memang sudah tidak ada. Akan tetapi, tradisinya tetap lestari dalam wujud sub-brand Mercedes-Maybach. Dan produk paling pas mengenakan nama besar ini tentulah S-Class. Diluncurkan serentak di LA Auto Show dan Guanzhou Motor Show November silam.
Ya, daripada membuat Maybach betulan yang terlalu mirip S-Class, sekalian saja ‘memewahkan’ S-Class dan diberi sub-brand Maybach. Sungguh pas dengan generasi 222-series yang membawa standar baru dalam unsur kemewahan dan desain aristokrat pada S-Class.
Secara fisik memang mirip, namun terdapat sejumlah perbedaan dibandingkan S-Class reguler. Mulai dari penambahan dimensi lebih panjang 207 mm, serta tambahan fitur kemewahan utamanya di dalam kabin.
Di Indonesia, Mercedes-Maybach S 500 diluncurkan tahun 2015 dengan harga “fantastis” nyaris menembus Rp 6 miliar.
Pada November 2016, muncul model kedua bernama Mercedes-Maybach S 650 Coupe yang diproduksi sangat terbatas di angka 300 unit. Diikuti SUV super-mewah Mercedes-Maybach G 650 Landaulet yang diluncurkan awal tahun silam
Upaya membuat model terpisah
Apa ditampilkan Mercedes di ajang Pebble Beach Concours D'Elégance 2016 membuat banyak pihak berspekulasi mengenai keinginan Maybach membuat garis tegas dengan Mercedes-Benz. Jika tidak dalam wujudmerek tersediri seperti antara 2002 – 2012, setidaknya dari sisi produk. Karena konsep dinamai Vision Mercedes-Maybach 6 ini jelas tidak memiliki saudara berupa model Mercedes biasa.
Beberapa pesan keras agaknya mengiringi kelahiran Maybach 6. Pertama, menunjukkan taring eksklusivitas Maybach, lebih dari sekadar versi mewah S-Class. Bukti bahwa Maybach sanggup menantang Bentley dan Rolls-Royce dalam taraf pertarungan sama.
Lihat dimensi mencapai 5,7 meter. Andai diproduksi, Maybach 6 akan terlihat lebih agung dan megah dibandingkan Rolls-Royce Phantom Coupé yang merupakan coupé terbesar saat ini. Mercedes menyebut Maybach 6 terinspirasi era kejayaan ‘aero coupé’ dekade 1930-an. Di ajang sama setahun kemudian pun muncul Vision Mercedes-Maybach 6 Cabriolet.
Dari sisi produk, Mercedes-Maybach S-Class model year 2018 pun dibuat semakin berbeda saudaranya dari Mercedes-Benz, dapat dikenali melalui desain gril baru vertikal dan ada kelir 2-tone seperti terdapat pada Maybach 57 dan 62 era 2000-an.
Kabar terkini, muncul satu lagi konsep dinamai Vision Mercedes-Maybach Ultimate Luxury di Auto China 2008. Ini merupakan konsep SUV ultra-mewah ala Maybach berbasis flagship SUV Mercedes-Benz GLS.
Rasanya, kehadiran Mercedes-Maybach “genuine” di pasar hanyalah tinggal menunggu waktu…
2 notes · View notes
autographyco-blog · 6 years
Text
Membedah Rahasia Dibalik Fenomena Kesuksesan Mitsubishi Xpander
Autography.co – Apa syarat mutlak bagi mobil keluarga? Daya angkut, kepraktisan, tenaga berkecukupan, efisiensi operasional dan resale value. Sesuatu yang dipegang teguh penguasa pasar MPV Tanah Air, sekaligus membuatnya susah tergantikan. Bahkan dari seingat saya, gelar mobil keluarga terlaris tidak pernah lepas dari satu merek sejak dahulu kala.
Segmen mobil keluarga juga merupakan kunci kesuksesan sebuah pabrikan ingin menaklukkan pasar Tanah Air. Sukses di sini, maka dijamin brand bersangkutan setidaknya akan masuk lima besar produsen terlaris Tanah Air. Tak heran, serbuan ke segmen ini pun begitu gencar dan masif.
Inilah menyebabkan pertempuran di segmen ini begitu keras. Diawali perang kualitas produk, lalu disusul pertempuran atrisi di jajaran sales dan diakhiri adu layanan purna-jual. Memasuki segmen dengan umat terbanyak dan menembus lapisan terbawah konsumen mobil, sedikit kesalahan dilakukan brand, dijamin akan berujung tidak enak.
Produk baru datang dan pergi, namun sang raja tetap tidak tergoyahkan. Setiap ada model datang, media yang haus akan produk segar di segmen ini segera menyambutnya dengan gegap gempita, bahkan sampai melabeli “killer”. Tetap, dari lima paramater saya sebut di atas, masih belum mampu menggeser sang raja.
Selamat datang di tahun 2017, di pagelaran Gaikindo International Motor Show, pada booth Mitsubishi tepatnya. Duduk dengan manis sang calon pendatang baru di segmen ketat ini. Dinamai Mitsubishi Xpander, merupakan versi produksi XM Concept tampil setahun sebelumnya.
And the rest is history ….
Data terkini dirilis Gaikindo untuk Januari 2018 menyebut bahwa Mitsubishi Xpander menempati posisi kedua mobil terlaris bulan tersebut dengan total penjualan 7.079 unit. Hanya tertinggal 464 unit dari pemimpin pasar, Toyota Avanza.
Lebih mengejutkan ketika melihat data back order masih harus dipenuhi Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI). Hingga Februari 2018, MMKSI telah menerima pesanan tak kurang dari 55 ribu unit. Dengan total produksi 9 – 10 ribu per bulan (termasuk ekspor), paling cepat calon pelanggan harus menunggu setidaknya 4 – 5 bulan sebelum mobil diantar ke garasi.
Hebatnya, turnover pelanggan ke merek lain juga tidak terlalu tinggi. Tidak juga beralih ke SUV baru diluncurkan dengan rentang harga serupa dari kubu “toko sebelah”. “Saya ingin Xpander, bukan yang lain,” begitu mungkin tekad calon pembeli tersebut.
Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan dalam diri saya. Apa hebatnya, sih, MPV terbaru “tiga berlian” tersebut? MPV memang bukan hal baru dalam tradisi Mitsubishi. Last time I check mereka bisa mendekati pusat pertempuran ketika memperkenalkan Kuda pada tahun 1997, atau sebelumnya pada era Colt T 120.
Jawaban atas pertanyaan ini langsung saya temukan ketika MMKSI mengundang tak kurang dari 96 media untuk mengikuti Mitsubishi Xpander media trip di area Jawa Tengah. Etape pertama, Semarang – Solo dengan jarak tempuh sekitar 200 km.
Ada tiga hal bisa saya garis bawahi mengapa Xpander bisa dengan cepat merebut perhatian calon konsumen di segmen ini. Pertama dari sisi desain, kedua akomodasi kabin dan ketiga tentu keinginan konsumen yang ingin tampil beda.
Bicara desain tentu tidak perlu diperdebatkan. Saya yakin siapa pun melihat Xpander akan secara aklamasi sepakat bahwa mobil ini keren banget. Angkat jempol bagi tim desainer Mitsubishi yang berhasil mematahkan mitos bahwa mobil keluarga harus bertampag sederhana. Sekilas deskripsi, lampu depan diletakkan di bawah seperti Nissan Juke dengan lampu kecil membentuk sepasang alis. Bagian belakang terlihat ekstrem lewat “pahatan” ornamen menyerupai “X” di tailgate.
Kelegaan kabin? Inilah keuntungan dengan menjadi model terakhir meluncur. Menyempurnakan dan mengompilasi apa saja kelebihan dan kekurangan kompetitor diluncurkan duluan. Dan bagi kendaraan keluarga, unsur akomodasi pun menjadi titik berat utama. Masuk ke dalam kabin, maka Anda akan merasakan kelegaan bagaikan MPV sekelas di atasnya. Jarak antar-bahu baris pertama sangat jauh. Ditambah kualitas material dan kemewahan kabin yang juga bagaikan mobil dihargai lebih mahal.
Poin ketiga jelas merupakan tambahan nilai rasa dari aspek desain. Sudah terlalu lama rasanya konsumen menunggu kehadiran mobil keluarga “fresh from the oven”. Kalau pun ada yang berpenampilan lebih segar, harus berkompromi dengan akomodasi. Dan dengan wajah SUV-esque, Xpander pun menjadi MPV “stands out among the crowds”.
Kalaupun ada batu pengganjal kesuksesan, rasanya lebih kepada faktor non-produk. Lamanya inden, misalnya, akan membuat konsumen tak sabar atau butuh cepat untuk pindah ke lain hati. Apalagi pada saat bersamaan, “toko sebelah” mengeluarkan SUV berharga sebelas-duabelas dengan akomodasi juga beda tipis.
Isu lain tentu soal ketangguhan dan purnajual. Menjawab anggapan bahwa memelihara Mitsubishi itu mahal, Xpander pun hadir dengan paket servis gratis hingga 50 ribu km. Untuk ketangguhan, rasanya kesaktian Pajero Sport dapat menjadi jaminan mutu.
Mitsubishi pun sangat serius mengembangkan layanan konsumen. Sebagai contoh, belakangan ini muncul isu problem seputar idle-up yang disebut suka membuat putaran mesin melonjak secara mendadak. Mitsubishi menjawab bahwa perubahan putaran mesin disebabkan oleh karakter AC sangat dingin yang membutuhkan penyesuaian rpm guna menjaga temperatur. Sembari memberikan solusi berupa pembaruan peranti lunak yang akan dilakukan di bengkel resmi tanpa dipungut biaya.
Rival pun harus berbenah. Dan menarik untuk mengetahui apa tengah disiapkan “toko-toko sebelah” untuk merebut kembali perhatian keluarga Indonesia.
0 notes
autographyco-blog · 6 years
Text
CES 2018: Serbuan Robot-Robot Terkini Honda
Autography.co - Bicara mobil dan robot, yang terbayang tentu aksi Optimus Prime dan Bumblebee dalam serial film Transformers.
Pada kenyataannya, setidaknya belakangan ini mobil dan robot memang memiliki hubungan sangat erat. Salah satunya karena telah masuknya era swakemudi (autonomous), yang membuat pada prinsipnya mobil dikendalikan oleh ‘robot’.
Tetapi, beberapa pabrikan malah melakukan program robotnya lebih dari itu. Lihat apa yang dilakukan Honda dan Toyota. Seperti beradu saksi dalam memperkenalkan robot versinya masing-masing. Apakah karena Jepang identik film kartun robot (mecha)? Mungkin saja.
Bicara robot Honda, tentu ingat Asimo. Mulai dibuat sejak 2000, berbentuk humanoid dan telah berevolusi menjadi bermacam iterasi. Asimo dapat melakukan berbagai fungsi sederhana manusia. Seperti berjalan dan mengantarkan baki berisi makanan.
Robot versi Toyota diberi nama T-HR3, sudah memasuki generasi ketiganya. Berbeda dengan ASIMO hadir dengan AI, T-HR3 dikendalikan oleh seorang operator yang duduk dalam Master Maneuvering System.  
Pada Consumer Electronic Show 2018, Honda memperkenalkan generasi robot terbaru dinamai 3E Robotics Concept. Terdiri atas 3E-A18, 3E-B17, 3E-C18 dan 3E-D18. Masing-masing memiliki fungsinya masing-masing, dan semuanya bertugas meningkatkan taraf hidup umat manusia.
Pertama, 3E-D18, kendaraan off-road swakemudi yang bertugas membantu manusia dalam sejumlah pekerjaan. Dibekali motor listrik, 3E-D18 mampu melakukan pekerjaan seperti mengantar barang, mencari dan menolong, di berbagai bidang seperti memadamkan api, konstruksi dan lain-lain, ke lokasi sulit dijangkau manusia. Sebagai basis 3E-D18 menggunakan sasis Honda ATV.
Lalu, 3E-B18, mampu berfungsi sebagai keranjang koper atau stroller swakemudi. “Robot” ini didesain seringkas mungkin agar bisa bermanuver di sela-sela orang lalu-lalang.
Untuk membantu hubungan manusia dengan komunitasnya, ada unit 3E-C18. Merupakan mobile platform mendukung aktivitas pengusaha, seniman dan mereka yang ingin mengembangkan komunitasnya. Bentuknya mirip gerobak, serta dapat dilengkapi Mobile Power Pack untuk men-charge robot lain.
Terakhir, 3E-A18. Dari sekian robot, inilah paling mendekati robot-robot film fiksi-sains. Memiliki “wajah” dan dapat memberikan dukungan moril kepada individu yang memerlukan, dengan cara menganalisanya.
0 notes
autographyco-blog · 6 years
Text
Lebih Panjang 230 mm, Toyota Rush 2018 Terbaru Tawarkan Kabin Lapang dan Nyaman
Autography.co - Toyota Rush 2018 terbaru resmi diluncurkan di The Westin Hotel di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (23/11/2017). Secara dimensi, ia lebih panjang 230 mm dari pendahulunya. Makanya sekarang Rush tawarkan kabin lapang dan nyaman.
Seperti disebutkan di artikel sebelumnya, gaya ikonik Toyota Rush didapatkan dari bertenggernya ban cadangan di pintu bagasi belakang. Kalau diperhatikan mirip konde. Masalahnya, konde tersebut mereduksi dimensi panjang Rush. Walau diakui itu jadi cirikhasnya yang sangat kental.
Tapi kodrat SUV sudah bergeser dari sebuah off-roader menjadi sebuah kendaraan multi fungsi dan multi kondisi. Ia pun juga dituntut agar bisa beraksi di kepadatan jalan dengan nilai fungsional tinggi. Mudahnya, ia harus bisa bawa banyak penumpang dan barang.
Hal itu diterjemahkan oleh desainer Toyota dengan memindahkan ban serep Rush ke bawah bagasi. Ruang yang tersisa dimanfaatkan untuk memanjangkan dimensi mobil agar tercipta kabin yang lebih lapang.
Akhirnya, panjang Toyota Rush ditambah 230 mm dari pendahulunya. Berdasarkan data, Toyota Rush terbaru punya dimensi panjang 4.435 mm. Ini membuat Toyota pede menempatkan bangku baris ketiga sebagai kelengkapan standard. Berdasarkan klaim, jarak bangku baris kedua dan ketiga mencapai 700 mm.
Asyiknya, volume bagasi juga masih terbilang memadai. Saat bangku baris ketiga ditegakkan, panjang bagasi mencapai 450 mm. Lebih panjang 150 mm dari pendahulunya. Ini membuat proporsi  ruang kaki ketiga baris bangku terasa pas. Tapi karena lebar mobil masih sama, Anda mesti berbagi ruang bahu saat dimuati 3 penumpang di tengah.
Sayang, mekanisme lipat bangku Toyota Rush belum berubah. Bangku hanya bisa dilipat ke depan sehingga area bagasi tidak bisa digarap maksimal. Namun itu merupakan konsekuensi dari aplikasi sasis tangga alias ladder frame dan gerak roda belakang.
Memang sejatinya Toyota Rush sudah menganut sasis unibody. Hanya saja, dari moncong hingga roda belakang, ia masih menganut sasis tangga. Baru dari ban belakang ke buritan pakai sasis monokok.
Konstruksi sasis tangga membuat desainer Toyota bakal kesulitan menciptakan ‘kolam’ buat melipat rata bangku Rush. Mengapa kami menyebut kolam? Karena dek Toyota Rush saja sudah tinggi. Pasti butuh ruang di bawah dek untuk melipat rata bangku. Padahal lagi, sasis tangga milik Rush tidak mungkin selebar bodi. Alhasil semakin mustahil menerapkan mekanisme tersebut.
Tingginya dek juga karena penggunaan sasis tangga tersebut. Ditambah, kehadiran mekanisme gerak roda belakang berupa as kopel dan gardan belakang, kian membuat angan tersebut bagaikan mission impossible.
Seperti kami sebutkan, akibat aplikasi sasis tangga, maka dek Toyota Rush jadi cukup tinggi untuk sebuah mobil keluarga modern. Namun ternyata, ground clearance-nya malah naik 20 mm dari sebelumnya 200 mm. Bagaimana dengan akses penumpang ke bangku baris ketiga? Belum lagi kalau bicara potensi limbung akibat bertambahnya tinggi.
Desain kabin lumayan modern, meski AC untuk penumpang belakang masih diletakkan di atas bangku depan. Tapi garansinya adalah hawa dingin bisa berembus maksimal hingga kabin belakang. Kualitas buatan juga cukup oke dan menunjukkan bahwa stratanya di atas Toyota Avanza.
Toyota Rush punya 2 pilihan tipe, yakni G dan TRD Sportivo. Keduanya dibagi lagi atas pilihan transmisi manual 5-speed dan otomatis 4-speed. Total ada 4 pilihan model di Rush.
Sebagai flagship, Toyota Rush TRD Sportivo jelas lebih mewah dari tipe G. Seperti penggunaan bahan kulit di seluruh jok. Bahan dasbor juga terasa lebih lembut dan ‘mahal’ ketika disentuh. Panel instrumen juga lebih keren  dan AC digital sudah climate control, meski belum dual zone.
Meski begitu, seluruh model sudah ada tombol start/stop mesin dan kamera parkir. Termasuk pula setir bisa turun naik dan slot charger di seluruh baris jok. Sekarang Toyota Rush benar-benar sudah naik kelas.
2 notes · View notes
autographyco-blog · 6 years
Text
Tesla Roadster II: Lebih Cepat Dari Dua Kedipan Mata
Autography - Perlombaan menciptakan mobil tercepat di atas aspal sudah seperti ambisi membangun Menara Babel. Dan kini Elon Musk dengan Tesla terbarunya sudah berada di atas menara itu dan bersiap melesatkan anak panah ke kahyangan.
Rekor Porsche 918 sebagai mobil buatan pabrik dengan akselerasi tercepat di dunia sejak tahun 2014, akselerasi 0 – 100 km/jam dalam 2,2 detik, akan segera dikalahkan Tesla Roadster generasi kedua yang notabene sepenuhnya digerakkan oleh motor listrik.
Tepat 17 November lalu, Elon Musk membuka tabir Tesla Roadster generasi kedua yang jauh lebih unggul dalam akselerasi, kecepatan, dan jarak jelajah dari mobil listrik manapun. Musk secara jujur mengatakan kehadiran Roadster ini untuk memberikan pukulan telak pada mobil-mobil berbahan bakar fosil.
Roadster beratap targa dengan desain eksterior mirip Acura NSX dan buritan yang mengingatkan pada Aston Martin DB10 ini memiliki performa yang lebih orisinil dari tampilannya. Bayangkan saja, Elon Musk berani mengklaim akselerasi 0 – 100 km/jam dalam hitungan 1,9 detik atau sedikit lebih cepat dari mata manusia normal berkedip dua kali.
Dalam 4,2 detik, Roadster II sudah mencapai 160 km/jam. Jarak seperempat mil atau 402 meter tercapai kurang dari sembilan detik. Sementara kecepatan maksimal bisa di atas 400 km/jam.
Dengan kecepatan puncak seperti itu, Roadster sudah memasuki teritori Bugatti Chiron maupun Koenigsegg Agera RS. Namun tangki bensin 83 liter Chiron akan kering dalam sembilan menit jika digeber konstan di 400 km/jam. Sementara Roadster masih bisa bertahan setidaknya 25 menit sebelum baterai kosong dan selama ada jalan lurus yang lengang sejauh 166 km tentunya.
Jika supercar konvensional tidak memasukkan daya jelajah dalam daftar prioritas, Roadster 2 selain menawarkan akselerasi melebihi ekspektasi juga menjanjikan jarak tempuh sejauh 1.000 km dengan baterai terisi penuh. Itu setara dengan menjelajahi jalan Daendels dari Anyer hingga Panarukan.
Perlu digarisbawahi, performa di atas adalah kemampuan yang ditawarkan Tesla Roadster versi standar. Tidak tertutup kemungkinan, Tesla akan menawarkan “ludicrous mode” yang bisa memberikan akselerasi lebih gila dalam durasi pendek seperti pada Tesla Model S.
Tesla Roadster II didukung baterai berkapasitas 200 kWh (dua kali lipat baterai Tesla Model S P100D) untuk memasok energi ke sepasang motor listrik di roda belakang dan satu motor untuk memutar roda depan. Sayangnya Tesla belum mengungkapkan berapa waktu yang dibutuhkan untuk mengisi ulang baterainya.
Total tenaga maksimal yang dihasilkan ketiga motor tersebut diperkirakan mencapai 1.500 dk. Tidak mengherankan jika akselerasinya begitu dahsyat. Torsi puncaknya mencapai 10.000 Nm. Itu dua kali torsi tank Leopard 2 berbobot 60 ton.
Untuk bisa membawa pulang mobil seharga US$ 200.000 (Rp 2,7 miliar) ini, konsumen harus menyetorkan uang muka US$ 50.000 (Rp 676 juta) dan produksi baru dimulai tahun 2020. Jika ingin mendapatkan edisi eksklusif Founder Series, konsumen diminta membayar tunai sebesar US$ 250.000 (Rp 3,4 miliar).
Isu Internal
Di balik rasa optimis Elon Musk yang begitu tinggi dengan Tesla Roadster, Tesla Motors ironisnya sedang dihadapkan dengan masalah produksi dan finansial yang pelik.
Produksi Tesla Model 3 yang dijadwalkan sebanyak 1.500 unit di bulan September nyatanya hanya 260 unit yang keluar dari Gigafactory bulan Oktober lalu. Padahal Tesla sebelumnya dengan percaya diri menargetkan produksi Model 3 sebanyak 5.000 unit per minggu.
Proses perakitan baterai yang dilakukan manual dan ada masalah komunikasi dengan Panasonic sebagai pemasok sel baterai dituding menjadi penyebab terhambatnya produksi Model 3.
Tesla Roadster pertama yang dirilis tahun 2008 juga dihadapkan dengan sejumlah masalah. Biaya pengembangan membengkak sementara konsumen sudah membayarkan uang muka. Tesla Motors akhirnya terselamatkan oleh Model S yang terjual lebih dari 150.000 unit secara global.
Tesla pada kuartal terakhir 2017 mengalami kerugian US$ 671 juta. Ini kerugian terbesar dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai US$ 336 juta. 
Ah..serahkan saja urusan pembukuan pada para akuntan. Tidak ada kata murah untuk merealisasikan ide gila. Tak salah jika Elon Musk dijuluki sebagai Tony Stark dunia nyata karena kenekatannya merealisakan ide-ide berimajinasi tinggi.
Apa target selanjutnya jika pabrikan mobil mampu menembus 1,5 detik untuk mencapai kecepatan tiga digit? Bisa jadi Elon Musk sudah beralih mengembangkan mobil listrik yang lebih cepat dari bayangannya.
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Text
All-New Range Rover Velar: Ketika Desainer dan Engineer Saling Bermain Mata
Fotografi oleh Will Wiriawan
Autography – Mungkin tidak lama lagi Range Rover bakal menjadi brand otomotif baru yang terpisah dari induknya, Land Rover. Bagaimana tidak, empat dari enam model yang ditawarkan pabrikan SUV premium asal Inggris ini adalah Range Rover. Saat pertama kali dipasarkan di Amerika Serikat beberapa dekade silam, Range Rover sempat dianggap merek mobil oleh para Yankee karena Land Rover tidak menempelkan logo ovalnya yang khas.
Range Rover Velar kini menjadi amunisi baru dalam keluarga Range Rover. Model yang memulai debutnya di London Design Museum bulan Maret lalu ini diposisikan di bawah Range Rover Sport dan di atas Range Rover Evogue. Di kawasan Asia Pasifik, Indonesia mendapat kehormatan menjadi negara pertama yang mendapatkanny.
Nama Velar sendiri berasal dar nama samaran yang digunakan purwarupa pertama Range Rover di tahun 1960-an. Land Rover menciptakan merk mobil fiktif untuk merahasiakan proyek Station Wagon 100 Inci-nya. Istri dari salah seorang manajer senior Rover yang berasal dari Italia menyarankan nama Velar yang diambil dari kata 'velare' yang berarti ‘tersembunyi’ dalam bahasa Italia.
Desain, desain, dan desain. Itulah tiga hal paling menarik yang diusung Range Rover Velar. Gerry Mc Govern yang juga mendesain Range Rover Sport dan Evogue melakukan revisi desain yang berani justru dengan gaya minimalis. Tidak seperti gaya crossover Jerman yang membulat ataupun Jepang yang bermain dengan sudut-sudut runcing, Velar memberikan interpretasi futuristik pada gaya boxy Range Rover klasik tanpa terjebak dalam permainan retro.
Garis pinggang yang tinggi, atap chop top, dan pelek 22 inci (standar pada First Edition) mengirimkan pesan ini adalah city slicker mewah berkecepatan tinggi ketimbang kendaraan cross country akhir pekan. Dengan koefisien hambatan udara 0,32 cd (sama persis dengan Jaguar F-Pace), Velar adalah model Land Rover yang paling mementingkan aerodinamika seperti begitu pentingnya ukuran lingkar pinggang bagi super model.
Tidak hanya lampu belakang, lampu depannya sudah sepenuhnya menggunakan LED. Juga terdapat fitur High Beam Assist dan Adaptive Front Lighting yang dapat mengoptimalkan jangkauan sorotan lampu tanpa menyilaukan pengendara lainnya dari arah depan. Pertunjukan cahaya yang tak kalah menarik terdapat pada lampu seinnya di mana pendarannya “mengalir” dari arah dalam keluar.
Secara teknis, Velar masih kerabat dekat Jaguar F-Pace. Keduanya menggunakan platform monokok Jaguar Land Rover iQ. Hal ini secara kasat mata dapat terdeteksi dengan panjang wheelbase yang sama persis, 2.874 mm. Begitu pula dengan keluarga mesin Ingenium yang menjadi penggeraknya. Namun demi menghindari perang saudara, Jaguar Land Rover membatasi kemampuan offroad F-Pace. Sehingga Velar memiliki derajat kemewahan dan kenyamanan (tentu juga lebih mahal) di atas kerabatnya tersebut.
Gagang pintu "ulang-alik" #RangeRover #Velar
A post shared by Autography (@autographyco) on Sep 12, 2017 at 10:57pm PDT
Bukan hanya itu DNA Jaguar yang mengalir di dalam tubuh Velar. Handel pintunya yang bisa 'hilang' dari pandangan saat terkunci sama persis dengan roadster Jaguar F-Type. Beralih ke interiornya, desain dashboard hingga panel instrumennya senada dengan milik mobil listrik konsep Jaguar I-Pace. Desain glass cockpit inilah yang menjadi haute couture yang diunggulkan Velar. Jika disandingkan dengan Evogue dan Sport, interior Velar telah membumbung tinggi meninggalkan orbit bumi
Anda akan disambut dengan nuansa steril dan dingin ketika memasuki kokpitnya. Dashboard yang menyambung dengan konsol tengah menyerupai huruf T ini tidak terlihat deretan tombol dan panel instrumen. Hanya ada tiga layar LED berwarna hitam di balik setir, dashboard, dan konsol tengah. Begitu mesin dinyalakan, beragam informasi grafis yang atraktif termasuk speedometer virtual akan muncul di ketiga layar itu.
Layar 10 inci definisi tinggi Touch Pro Duo selain dapat diakses melalui sentuhan jari juga dapat dilakukan melalui tombol pengatur di setir. Praktis hanya tertinggal dua tombol fisik di bawah layar konsol tengah. Kedua tombol Dynamic Dial ini akan berubah fungsi sesuai tampilan yang aktif. Tidak hanya berfungsi untuk mengatur temperatur kabin tetapi juga untuk memilih mode Terrain Response. Meskipun menarik secara visual, kami kurang merasakan interaksi yang sesungguhnya dengan instrumen artifisial ini. Mungkin beberapa tahun lagi, Land Rover akan menanamkan teknologi pembaca pikiran untuk mengatur setelan kendaraan.
Dari enam varian yang diproduksi di Solihull, PT Wahana Auto Ekamarga (WAE) sebagai distributor resmi Jaguar Land Rover di Indonesia untuk saat ini hanya mengimpor varian R-Dynamic SE. Varian ini hanya selevel di bawah R-Dynamic HSE yang menjadi varian tertinggi. Ciri khas R-Dynamic yang paling menonjol dapat dikenali dari desain bumper depan dengan desain lubang udara yang … mengingatkan pada Porsche.
Untuk saat ini, PT WAE belum berencana memasukkan varian diesel. Pasar Indonesia mendapatka model mesin bensin P250 4 silinder 2,0 liter turbo (250 dk/365 Nm) dan P380 V6 3,0 liter supercharged (380 hp/450 Nm). Karakter P250 di atas kertas lebih berisi di putaran awal dengan torsi maksimal yang sudah dipanen pada 1.200 rpm. Sementara P380 lebih agresif di putaran tinggi (3.500 – 5.000 rpm) dengan akselerasi 0 – 100 km/jam 5,3 detik (1,1 detik lebih cepat dari P250). Kedua mesin ini dipadukan dengan transmisi otomatis 8 percepatan dari ZF.
Penggerak semua rodanya yang didukung sistem Intelligent Driveline Dynamic (IDD) memastikan traksi optimal di beragam permukaan jalan tanpa mengurangi keseruan berkendara. Dalam kondisi normal, 100 persen ke roda belakang atau bahkan ke roda depan saja. Understeer berlebih dapat dinetralkan dengan Torque Vectoring by Braking. Saat terdeteksi understeer, kedua ban di sisi yang paling dekat dengan tikungan akan dikurangi kecepatanny sehingga Velar dapat menikung dengan kecepatan tinggi dan terkendali.
Layaknya SUV crossover performa tinggi pada umumnya, karakter berkendara Velar dapat dioptimalkan (sekaligus disensor) dengan throttle mapping, gearbox shift point, setingan setir dan suspensi sesuai kebutuhan pengemudi berdasarkan interpretasi komputer tentunya. Bagaimana dengan kemampuan di luar aspal?
Meskipun kami prediksi 99,9 persen pemilik Velar tidak akan tega menderanya di medan offroad, Velar tetap mumpuni untuk bermain tanah meskipun tidak sehebat Discovery 5. Dengan suspensi udara, ketinggiannya dapat dinaikkan hingga 50 mm. Meskipun tidak dilengkapi transfer case dengan rasio gigi rendah untuk melipatgandakan torsi mesin ke roda, masih ada keajaiban teknologi yang bernama Terrain Response, All Terrain Progress Control, dan Active Locking Differential.
Terrain Response secara otomatis dapat mengatur setingan mesin, gearbox, diferensial, hingga sasis untuk menjaga traksi roda secara optimal sesuai kondisi permukaan medan yang diarungi. All Terrain Progress Control bisa dikatakan adalah cruise control untuk medan offroad. Pengemudi tinggal berkonsentrasi pada setir dan jalur yang dilewati sementara komputer akan menjaga kecepatan kendaraan antara 1,6 – 30 km/jam di atas kontur tanah yang tidak beraturan sekalipun.
Sementara Active Locking Rear Differential fungsinya sama dengan pengunci diferensial mekanis, hanya kinerjanya berlangsung secara otomatis dan komputer yang menentukan kapan pengunci ini aktif. Dalam kondisi terkunci, putaran roda belakang kanan dan kiri akan sama. Saat satu roda spin, roda lainnya yang memiliki traksi dapat membuat Velar terus bergerak maju. Tanpa pengunci diferensial, roda yang memiliki traksi akan tetap diam.
Di pasar SUV crossover premium ukuran medium, Range Rover Velar layak berduel dengan Porsche Macan, BMW X4, dan Lexus RX. Ketiga kompetitor tersebut dibekali mesin yang sekelas. Meskipun Velar unggul dalam keluaran mesin, kelegaan kabin, dan kenyamanan di segala medan, lagi-lagi daya tarik crossover yang dijual dengan harga mulai Rp 2 miliar ini adalah desain avant garde-nya.
Anda berminat dengannya harus sedikit sabar menunggu. Karena PT WAE telah menjual habis seluruh kuota Velar untuk tahun ini.
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Video
Tidak hanya handel pintu, layar konsol #Velar juga dirancang untuk masuk ke dashboard saat mesin mati. #RangeRover #landrover
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Text
Tradisi 40 Tahun BMW Seri-7
Autography – Orang bijak bilang, hidup dimulai dari usia 40. Konon, pada usia ini seorang pria akan memancarkan puncak kematangannya. Banyak makan asam garam, namun masih memiliki gairah, semangat dan energi bagaikan anak muda. Pria dengan kualitas seperti ini, akan jauh lebih menarik dibandingkan anak muda, seganteng apa pun ia.
Tahun 1977, produsen Bavaria yang sebelumnya hanya diakrabi memproduksi sedan menengah menghadirkan model benar-benar baru dinamai Seri-7. Konsepnya serupa dengan adik-adiknya, menawarkan paket handling sportif namun ditujukan bagi kalangan atas. Diberi kode E23, model pertama adalah menggunakan mesin M30 6 silinder segaris.
Empat tahun kemudian, model turbo pertama Seri-7 bernama 745i meluncur. Model ini menggunakan unit 3.200 cc 6 silinder turbo. Tentu, performanya tidak bisa dibandingkan dengan unit 2.000 cc dan 3.000 cc twin-turbo pada generasi terkini G12. Tapi pada masanya, jangan tanya soal performa.
Fast forward lima generasi. Model terkini G11 / G12 diperkenalkan perdana pada IAA Frankfurt 2015. Walau secara konsep dasar masih satu benang merah, relevansi pada abad ke-21 telah menambahkan satu unique selling point. Mengubah G12 menjadi kantor berjalan, lengkap dengan segala fasilitasnya.
FIRST DRIVE BMW 740 Li PURE EXCELLENCE
Sejumlah gimmick dibenamkan pada Seri-7 terkini. Masih segar dalam ingatan ketika Seri-7 E65 / E66 mengejutkan dunia melalui antar-muka iDrive. Mari ucapkan salam kenal kepada fitur Gesture Control. Layaknya smartphone, Anda bisa mengendalikan sejumlah fungsi mobil dengan menggerakkan jari di depan layar.
Silakan menaikkan atau menurunkan volue dengan cara memutar jadi dari kiri atau kanan. Dijamin membuat siapa pun naik Seri-7 untuk pertama kalinya akan terkesima.
Masih ada Skylounge, atap kaca panorama dikelilingi 15 ribu LED berpendar beraneka warna. Plus kehadiran pencahayaan ambient, membuat Anda merasa seperti tengah duduk dalam first class kabin A380.
Tampak bagaimana desainer BMW begitu mencurahkan perhatiannya pada kabin belakang. Rumor kami dengar, sempat ada wacana menempatkan mesin pembuat kopi di sana. Tidak jadi dihadirkan, namun tidak sampai mengurangi unsur kenyamanan, kemewahan dan kecanggihan di dalam. Sepasang jok bisa diatur secara terpisah dan dibalut material kulit Nappa selembut sutera. Sebagai bagian dari paket Pure Excellence, hadir fitur pemijat yang membuat siapa pun tidak ingin buru-buru keluar kabin.
Unsur abad ke-21 diperkuat kehadiran Touch Command, tablet dibuat khusus oleh Samsung. Juga, tersedia sepasang layar untuk memutar hiburan dari berbagai sumber. TV digital, blu-ray DVD, atau gadget terhubung USD atau HDMI.
Secara fisik, tampilan memang lebih pas disebut evolusi, bukan revolusi. Dengan wheelbase 3.210 mm, Seri-7 lebih panjang dari Mercedes S-Class (3.165 mm). Lekukan Hofmeister kink pada pilar-C kini dibayangi lekukan serupa pada bodi. Bagian ekor dipertegas lampu belakang super-besar yang kembali mengingatkan saya akan E 66 rancangan Chris Bangle nan kontroversial.
Model kami bawa pada sesi foto adalah 740 Li Pure Excellence. Ia dilengkapi mesin 3.000 cc 6 silinder turbo berkode B58, menghadirkan daya maksimal 326 dk. Guna menjamin unsur dinamis menjadi ciri BMW selama ini, tim insinyur mati-matian melakukan diet ketat sehingga mobil lebih ringan 130 kg.
Terdapat suspensi udara menjamin kelembutan laksana berkendara di awan jika digunakan pada setelan Comfort atau Comfort Plus. Ubah ke mode adaptive, maka sang kereta kencana pun akan menjelma menjadi chariot perang. Mengatur setelan suspensi, respons mesin dan kemudi sesuai situasi dan kondisi. Jangan heran jika 740 Li lebih terasa seperti si lincah Seri-3, daripada Seri-5.
Pada versi CKD diluncurkan di Indonesia International Motor Show April silam, hadir fitur Remote Control Parking. Disini, pengemudi dapat menyalakan mesin dan menjalankan mobil tanpa harus berada di balik kemudi. Cukup menekan layar pada BMW Display Key, seperti main game menggunakan smartphone.
TRADISI V12 M760 Li xDrive
Jika secara keseluruhan Seri-7 merayakan ulang tahunnya ke-40, maka 2017 juga menandai anniversary kehadiran mesin V12 pada flagship Bavaria. Tahun 1987, meluncur 750iL bermesin 5.000 cc V12.
Salut untuk BMW yang tetap mempertahankan tradisi V12 ditengah-tengah tren penggunaan mesin berkapasitas kecil. Pada generasi VI, model mendapatkan kehormatan V12 adalah M760 Li.
Diberi kode M karena sejatinya ini adalah monster tersamar segala kemewahan Seri-7. Diberi kode N63M30, mesin twin-turbo berkapasitas 4.400 cc mampu menyemburkan daya 610 dk dan torsi 800 Nm. Disalurkan ke keempat rodia via sistem gerak xDrive.
Jangan tanya entakan tenaga disajikannya. Data BMW menunjukkan klaim akselerasi 0-100 km/jam secepat 3,7 detik.
Adalah importir umum Blinkz-Blinkz Motors yang ‘berani’ menghadirkan monster 7 ini ke Indonesia.
M760 Li properti: Blinkz-Blinkz Motors
Galeri 40 Tahun BMW Seri-7
BMW 7 Series Edition 40 Jahre
Sebagai perayaan ulang tahun ke-40, pada ajang IAA Frankfurt 2017 berlangsung 14-24 September mendatang BMW Menampilkan 7 Series Edition 40 Jahre. Ini adalah edisi khusus dengan desain ekslusif dan diproduksi hanya sebanyak 200 unit. Warna disajikan pun khusus, Frozen Silver dan Petrol Mica. Plus kehadiran material Merino grain dengan paduan warna Smoke White / Cohiba atau Smoke White / Black. 
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Kenob antik dari Italia, cantik? #ferrari #otomotifindonesia #italian #design #klasik #vintage
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Text
Penamaan Baru nan Rumit Ala Audi, April Mop Yang Terlambat?
Autography – Dalam 24 jam terakhir, Audi membuat heboh jagad maya. Audi berencana menerapkan sistem penamaan baru yang bagi sebagian besar orang, termasuk kami, terkesan rumit. Rencananya sistem penamaan ini akan mulai digunakan oleh Audi A8 model 2018.
Saat ini, pabrikan asal Ingolstadt, Jerman masih menggunakan dua digit angka yang menunjukkan besarnya kapasitas mesin di belakang kode model kendaraan. Contohnya Audi A4 1.8 TFSI, angka 1.8 menunjukkan kapasitas mesin 1,8 liter yang digunakan.
Nah, penamaan seperti itu bakal segera digantikan dengan dua digit angka yang menunjukkan kelas tenaga yang dihasilkan mesinnya.  Sebagai contoh, Audi A8 50 TDI. Angka 50 bukan berarti mesin yang digunakan berkapasitas 5,0 liter tetapi masuk kelas 50 dengan rentang tenaga 282 – 308 dk.
Audi akan menerapkan setidaknya sembilan kelas tenaga dengan detail sebagai berikut:
25 –  106 dk dan di bawahnya
30 –  107 – 127 dk
35 –  145 – 159 dk
40 –  165 – 198 dk  
45 –  223 – 244 dk
50 –  278 - 304 dk
55 –  324 – 363 dk
60 –  423 – 449 dk
70 – 529 dk
Di belakang angka di atas akan diikuti teknologi mesin yang diusung seperti TFSI, TDI, g-tron, hingga e-tron. Sayangnya Audi tidak menjelaskan mengapa menggunakan bilangan kelipatan lima yang dimulai dari 25 tersebut.
Meski mengundang kontroversi karena tidak (belum) lazim digunakan pabrikan otomotif manapun, Audi punya pendapat tersendiri mengapa sistem penamaan ini akan menjadi standar baru mereka. “Seiring dengan meningkatnya teknologi penggerak alternatif, kapasitas mesin sebagai atribut penunjuk performa menjadi kurang penting lagi bagi konsumen kami,” terang Dr Dietmar Voggenreiter, Board of Management Member untuk Penjualan dan Pemasaran Audi AG. “Kejelasan dan logika penataan nama berdasarkan tenaga yang dihasilkan memungkinkan untuk membedakan beragam level performa (mobil),” tambah Voggenreiter.
Dari pernyataan tersebut kami menyimpulkan Audi bakal lebih intensif mengembangkan mesin kombusi internal berkapasitas kecil dan mobil listrik tanpa mengorbankan performa untuk berlari kencang. Tidak hanya itu, sistem penamaan Audi ini secara terselubung seperti ingin menyentil sistem penamaan dari dua rival senegaranya.
Sepintas tidak ada yang berubah dengan kode angka pada nama mobil-mobil Mercedes-Benz dan BMW. Sebagai contoh, BMW 328i. Dulu angka 28 berarti menggunakan mesin berkapasitas 2,8 liter. Namun sekarang telah jauh melenceng. Sedan 328i sekarang ditenagai mesin 4 silinder 2,0 liter Twin Power Turbo dengan tenaga sekelas mesin lama 2,8 liter naturally aspirated. Contoh lainnya adalah Mercedes-AMG E63 yang ditenagai mesin V8 5,5 liter twin turbo dengan kemampuan setara mesin berkapasitas 6,3 liter.
Kedua produsen mobil premium itu sepertinya terbelit dengan permainan angka mereka sendiri. Meski kini performa mesin berkapasitas lebih kecil bisa melampaui mesin berkapasitas besar yang superior beberapa tahun silam, menggunakan angka yang lebih kecil untuk penamaan secara psikologis bakal menjatuhkan gengsi pemilik mobil.
Bagi generasi yang tumbuh di era karburator mungkin lebih mudah membayangka kemampuan mesin empat silinder 2,0 liter turbo setara dengan mesin V6 3,0 liter. Namun bagi generasi milenial itu lebih mistis dari belajar kalkulus.
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Text
Kencan Pertama Dengan Supercar Hybrid Honda
Autography – Kesempatan jarang datang dua kali. Jadi, ketika ada kesempatan kedua dan Anda masih juga melewatkannya, itu namanya kebangetan. Beberapa waktu silam kami mendapatkan info datangnya salah satu supercar paling happening, Honda NSX ke Tanah Air. Sayang, informasinya simpang siur dan kami pun tidak berkesempatan untuk berhadapan satu lawan satu dengannya.
Jadi, ketika saya mendapatkan info keberadaan satu unit NSX berkelir hitam di importir umum Ivan’s Motor. Kesempatan ini pun segera tidak saya sia-siakan. “Buruan, bro! Mobil mau di-delivery,” sahut rekan IU Ferdy Santoso dari Ivan’s Motor melalui Whatsapp.
Jeda waktu 12 tahun antara berhentinya produksi NSX generasi pertama dan kemunculan generasi kedua dimanfaatkan Honda dengan sangat baik untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Supercar logo H ini pun dapat berdiri tegak tanpa rasa rendah diri saat bersebelahan dengan kuda maupun banteng Italia.
Sebetulnya, masalah jeda ini bukan keinginan Honda murni. Tak lama sejak NSX terakhir keluar jalur produksi, Honda sudah merencanakan sportscar penerus. Konsepnya beda, bermesin V10 ditempatkan di depan. Hanya saja, memburuknya kondisi ekonomi membuat proyek ini masuk peti es. Merasa tanggung setengah jalan, mobil bernama HSV-010 GT ini langsung diterjunkan ke arena Super GT pada 2010. Tanpa pernah diproduksi massal.
Kelanjutan NSX kembali terdengar pada Desember 2011. Disusul penampilan perdana Acura NSX Concept di North American International Auto Show 2012. Butuh tiga tahun bagi Honda untuk menerjemahkan versi konsep ke wujud produksi. Baru tampil tiga tahun kemudian dan mulai dijual pada 2016.
Jika dulu NSX diartikan New Sportscar eXperimental, maka kali ini merupakan singkatan dari New Sports eXperience. Dan untuk menjawab janji “pengalaman sport baru”, NSX pun mengadopsi konfigurasi layaknya hypercar papan atas. Dilengkapi dengan teknologi hybrid bernama Sport Hybrid SH-AWD (Super Handling All-Wheel Drive).
Disini motor listrik tidak hanya berfungsi sebagai penambah tenaga. Tetapi juga terlibat langsung dengan seluruh aspek berkendara; akselerasi, mengerem dan saat menikung. Kehadiran Twin Motor Unit pada roda depan menyediakan fitur torque vectoring. Menyesuaikan torsi motor dengan kondisi pengendaraan.
Mesin sendiri menggunakan unit 3.500 cc V6 turbo berdaya 507 dk ditempatkan di tengah. Ditambah Direct Drive Motor tersambung langsung transmisi kopling ganda 9DCT dan Twin Motor Unit, membentuk sistem hybrid dengan total daya 581 dk.
Terdengar kurang impresif? Tunggu sampai Anda mendengar klaim performanya. Akselerasi 0-100 km/jam dicapai dalam 2,9 detik. Angka ini menempatkan NSX dalam klub dibawah tiga detik berisikan hypercar hybrid seperti Porsche 918 Spyder, LaFerrari dan McLaren P1.  Sementara, kecepatan puncak “hanya” 307 km/jam.
Walau sepintas mirip, secara fisik terdapat perbedaan dimensi antara NSX konsep dan produksi. Lebih panjang 80 mm, lebih lebar 25 mm dan lebih tinggi 15 mm. Bahkan, wheelbase pun berselisih 20 mm. Biar begitu, segala karisma dan unsur canggih NSX konsep lanjut ke model produksi.
Lewat NSX, Honda telah menunjukkan bahwa ia layak diundang masuk liga utama supercar. Hati-hati Godzilla GT-R R35, karena sosok satu ini siap menantang gelarmu sebagai samurai terhebat Jepang! 
SPESIFIKASI
HONDA NSX
Powetrain: Mesin 3.493 V6 turbo 507 dk dengan Direct Drive Motor dan Twin Motor Unit Tenaga total: 581 dk Torsi: 646 Nm Transmisi: 9-speed DCT, AWD Dimensi: 4.470 x 1.940 x 1.215 mm Wheelbase: 2.630 mm Properti: Ivan’s Motor (021) 6506666
  Galeri: Jalan Menuju NSX Baru
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Text
First Impression Toyota C-HR, Crossover Terpanas Tahun Ini
Autography - Bagaikan pungguk merindukan bulan. Kira-kira itulah hal dirasakan calon pembeli Toyota C-HR yang melihat sosoknya di booth Toyota GIIAS 2017 untuk kedua kalinya. Bagaimana tidak, hanya bisa menyaksikannya tanpa ada kejelasan kapan bisa membelinya.
PT Toyota-Astra Motor hanya menyebut bahwa C-HR akan dijual dalam waktu dekat. Meski Wikipedia seperti mendahului takdir dengan menyebut versi Indonesia menggunakan mesin 1.500 cc seperti terdapat pada Sienta.
C-HR merupakan singkatan dari coupé-high rider. Bisa dibilang ia merupakan generasi baru crossover bergaya coupé. Banyak pihak memprediksi bahwa dimasa depan, semua sports car akan menjelma menjadi sosok seperti C-HR. Berdesain atraktif dan dinamis, mampu memberikan senyum bagi pengendaranya, namun tetap praktis dibawa kemana-mana.
Ini dibuktikan dengan aksi C-HR di balap ketahanan Nurburgring 24 Hours 2016 dengan menempati hasil finis ke-84 dan posisi ketiga kelas SP2T (berkapasitas maks 1.620 cc turbo).
Di pasar Jepang, C-HR hadir dalam dua pilihan mesin. Pertama, 1.200 cc turbo 8NR-FTS dan hybrid 1.800 cc 2ZR-FXE. Dimana, versi ditampilkan TAM di GIIAS adalah bermesin hybrid.
FIRST IMPRESSION C-HR G-T
Tepat saat C-HR hybrid memikat pengunjung GIIAS, saya mendapatkan informasi mengenai keberadaan C-HR di gerai importir umum. Jadi, di sinilah kami. Berhadapan satu lawan satu dengan compact coupé crossover terpanas Toyota.  Versi dijual importir umum Gading Autocars adalah bermesin 1.200 cc turbo dengan sistem penggerak semua roda (AWD).
Pertama hadir di Eropa lewat Auris, unit 8NR-FTS mampu menghadirkan daya 115 dk. Dengan transmisi Super CVT-i, menjamin pengendaraan superhalus tanpa merusak unsur kesenangan. Klaim konsumsi bbm seirit 15,4 km/liter. Tidak, ini mesin berbeda dengan 1.200 cc milik Calya - Sigra berkode 3NR-VE.
Melalui panel instrumen, kita bisa melihat cara kerja sistem AWD. Dalam kondisi normal, akan mengalirkan torsi ke keempat roda. Untuk kemudian diatur sesuai kondisi jalan. Saat menikung putar balik, misalnya, saya melihat torsi dialirkan lebih banyak ke roda depan.
Sebagaimana tradisi IU, model dihadirkan pun varian termahal. Fitur pemanja, hingga keselamatan dijamin sangat lengkap. Sudah dilengkapi paket Toyota Safety Sense terdiri atas Pre-Collision system, Lane Departure Alert, Road Sign Assist dan Automatic Highbeam, serta Pedestrian Detection dan Adaptive Cruise Control.
C-HR duduk diatas platform TNGA seperti Toyota Prius terkini. Dibekali sasis kaku dengan titik pusat gravitasi nan rendah, menjadikan mobil stabil layaknya sports car. Suspensi depan menggunakan Macpherson strut dan belakang double-wishbone. Dipadu shock absorber SACHS dan bantalan urethane. Saat dikendarai terasa agak kaku, namun masih dalam koridor nyaman.
PREDIKSI VERSI TAM
Melihat posisi produknya, saat nanti dijual TAM di Indonesia C-HR akan berhadapan head-to-head dengan Nissan Juke dan Honda HR-V. Ini berarti, prediksi Wikipedia akan kehadiran mesin 2NR-FE 1.500 cc bisa saja terbukti benar adanya. Tetapi, melihat TAM berani menampilkan C-HR hybrid di GIIAS, bukan tidak mungkin versi ini juga akan ikut ditawarkan. 
Harus saya akui desain C-HR lebih memikat dibandingkan kedua rivalnya. Mampu mengaduk desain coupe dengan crossover dengan sangat manis.
Dan pengalaman Toyota menghadirkan mobil best seller tentu akan berujung pada harga kompetitif. Kami memprediksi C-HR versi TAM bermesin 1.500 cc akan dijual pada rentang harga Rp 300 - 350 jutaan.
Silakan lupakan kehadiran Toyota Safety Sense serta sistem gerak AWD pada C-HR versi TAM.
Di Jepang, Toyota berhasil menjual sebanyak 79.303 unit sepanjang semester pertama. Menjadikannya SUV terlaris di sana. Di Jepang, C-HR hadir menggantikan sekaligus Toyota Rush dan RAV4. Berbeda di Indonesia, saya rasa ia akan diposisikan diantara Rush dan Fortuner.
Belum jelas kapan TAM akan menghadirkan C-HR. Bagi Anda tak sabar ingin segera memilikinya, dapat melirik versi G-T 1.200 cc turbo AWD ditawarkan Gading Autocars…
 SPESIFIKASI
TOYOTA C-HR G-T
Mesin: 1.197 cc 4 silinder turbo
Tenaga: 115 dk @ 5.200 rpm
Torsi: 190 Nm @ 1.500 rpm
Transmisi: Super CVT-i, AWD
Dimensi: 4.360 x 1.795 x 1.565 mm
Wheelbase: 2.640 mm
Properti: Gading Autocars - (021) 22454545
2 notes · View notes
autographyco-blog · 7 years
Video
Behold, Lexus #lc500, in slow-motion! (at Lexus Gallery)
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
#Lexus #lc500 launch day, Jakarta
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
The lineup: E250, E300, both Luxury and AMG are spotted. #intelligendriveid. (at Senayan National Golf Club)
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Ikuti perjalanan #intelligentdriveid @w1ll dengan @mercedesbenzid selama 2 hari ke depan. (at Senayan National Golf Club)
0 notes
autographyco-blog · 7 years
Text
Rolls-Royce SRH: Mobil Mungil Termewah Bagi Buah Hati Keluarga
“Strive for perfection in everything you do”. Itulah pemahaman Sir Frederick Henry Royce mengenai Rolls-Royce, sebuah brand mobil ultra luxury yang melegenda akan kesempurnaan dalam setiap masterpiece mereka sejak dibentuk di London, Inggris, pada tahun 1904.
Bermula dari debut varian Silver Ghost pada tahun 1907, Rolls-Royce terus menyempurnakan definisi keindahan, kemewahan, dan performa dalam setiap varian produksi mereka selama lebih dari satu abad. Pengaruh ini terus terasa lewat ‘representasi’ The Spirit of Ecstasy abad 21 seperti Rolls-Royce Dawn, Wraith, Ghost, hingga Phantom yang diproduksi secara hand-made di Home of Rolls-Royce, Goodwood, West Sussex, Inggris.
Selain menekankan pemahaman akan penciptaan mahakarya otomotif, Henry Royce juga menanamkan etos kerja Rolls-Royce yang terus bereksperimen dan bereksplorasi, sesuai dengan petuahnya yang lain: “When it does not exist, design it”. Alasan inilah yang kemudian turut melahirkan Rolls-Royce SRH, mobil termungil sepanjang sejarah Rolls-Royce.
Ya, Anda tidak salah baca.
Rolls-Royce SRH sejatinya diciptakan sebagai mobil mainan untuk anak-anak. Hanya saja, penggunaannya dikhususkan sebagai wahana “transportasi” mewah bagi pasien unit pediatrik di St Richard’s Hospital, sebuah rumah sakit anak-anak yang terletak di Chichester, West Sussex, Inggris.
Untuk mengakomodir penggunaan Rolls-Royce SRH, koridor di rumah sakit tersebut dirombak dengan suasana jalan raya plus disediakan fasilitas-fasilitas rambu jalan. Harapannya anak-anak kecil yang berkendara dengan mobil ini bisa menikmati experience Spirit of Ecstasy sebagai penawar rasa stress sebelum mengalami tindakan operasi.
Sekalipun diperuntukkan hanya untuk anak kecil, Rolls-Royce tetaplah mengedepankan kesempurnaan dan supremasi kala menciptakan Rolls-Royce SRH. Faktanya, mobil mungil ini membutuhkan waktu produksi lebih dari 400 jam, dan keseluruhan proses produksi dilakukan secara hand-made oleh Bespoke Manufacturing team yang bertugas sebagai ‘artisan’ dan bertanggung jawab terhadap kesempurnaan setiap kustomisasi dan detil unik dari seluruh unit Rolls-Royce.
Kreasi Bespoke Manufacturing team dalam menciptakan SHR terasa lewat bubuhan detil coachline St James Red yang menambah akses bodi berbalur paint-scheme Andalusian White dan Salamanca Blue. Perhatian mendetil pun berlanjut ke area “kabin” dimana lingkar setir dibalut aksen two-tone, paddle control di setir sebagai pengganti pedal gas, serta balutan leather pada jok.
Rolls-Royce pun melakukan pendekatan mutakhir dalam hal rancang bangun mobil mungil ini, dimana bagian sasis dan teknologi elektrik dicetak menggunakan 3D Printer. Bahkan untuk detil terkecil seperti logo Spirit of Ecstasy pun dibuat dengan pendekatan teknologi cetak mutakhir ini. Nice!
Hal mutakhir lain juga berlaku untuk urusan performa, dimana Rolls-Royce mengadopsi sistem 24 volt gel battery yang siap membawa sang mobil mungil mengarungi area koridor rumah sakit hingga kecepatan 16 km/jam, dan bisa dibatasi untuk alasan keamanan hingga 6 km/jam. Semua performa ini siap membawa sang pengemudi merasakan pengalaman melesat secara “senyap” selayaknya saat para petrolhead memacu jantung pacu V12 Rolls-Royce.
Lalu siapakah yang berkesempatan mencicipi mobil terkecil Rolls-Royce sepanjang sejarah ini? Mari berkenalkan Molly Matthews dan Hari Rajyaguru, dua anak kecil yang bertugas menjadi “test driver” dari St Richard’s Hospital.
Molly dan Hari bersama keluarga mendapatkan kesempatan langka merasakan treatment khas customer VIP Rolls-Royce, termasuk mencicipi untuk pertama kalinya Rolls-Royce SRH di area fasilitas Home of Rolls-Royce dan melakukan pra-inspeksi di Goodwood Studio, sebelum nantinya diserahkan ke St Richard’s Hospital.
Well, jika kebanyakan brand mobil premium menciptakan mobil mainan anak-anak sebagai bentuk edukasi memperkenalkan virus petrolhead sedari dini, namun Rolls-Royce berani memberikan pendekatan lebih positif lewat Rolls-Royce SRH. Sekalipun tidak ada informasi apakah Rolls-Royce SRH kedepannya akan diproduksi secara umum ataupun diperuntukkan untuk kegiatan sosial, namun keberadaannya sekali lagi membuktikan petuah Sir Henry Royce mengenai semangat untuk terus bereksperimen dan menginspirasi lewat ragam mahakarya-nya.
0 notes