Text
"Kalau kemahalan, ya berarti target marketnya bukan kamu."
Itu bukan sebuah penghinaan, melainkan penghargaan. Di dunia yang penuh pilihan, sedangkan kita yang punya waktu yang sedikit dan ruang yang terbatas, tahu kapan harus mengabaikan menjadi sangat penting.
Terdengar biasa, tapi maknanya luas dan dalam. Ini tentang marketing masa kini.
Dalam menjual gagasan, tantangannya bukan hanya bagaimana mengomunikasikan, melainkan menemukan orang yang tepat.
Kalau mereka punya persepsi yang berbeda, itu bukan masalah. Semakin beragam, semakin banyak kesempatan. Namanya hidup bermasyarakat, ya susah kalau semua-muanya harus selalu sana dan sejalan.
The ability to ignore is a key part of the ability to pay attention. "If it is not for you, accept it!"
0 notes
Text
Tak jarang antara usaha dan hasil bertolak belakang. Ketahuilah bahwa kata 'tidak' itu lebih kuat dibanding 'ya'. Belajar menolak dan menerima penolakan itu sama pentingnya.
Hasil bisa dimaknai dua hal: goal (sasaran) dan purpose (tujuan). Goal berkutat pada diri sendiri. Purpose menghubungkan kita dengan orang lain atau sesuatu yang lebih besar.
Ketika hasil tidak sejalan dengan usaha, ketahuilah bahwa ia tidak sedang berkhianat. Ia sedang berlaku jujur untuk membuatmu selamat. Berpikiran terbuka dan peka itu membebaskan. Saat realita tak sesuai dengan harapan, diri ini yang kita sesuaikan.
Jika keadaan sudah tidak memungkinkan, jangan kau paksakan. Itu pertanda kesombongan dengan menyangkal hal-hal yang ada di luar kendali.
Terus-menerus mamaksakan mimpi-mimpimu lama-kelamaan menjadi ego dan obsesi yang akan membunuhmu di kemudian hari.
There is always U-turn. Before it's too late.
0 notes
Text
Stop Being Fake Hanya Karena Agar Diterima
How to be more authentic?
Being authentic person maksudnya asli, sejati, nyata, ga palsu, ga banyak berpura-pura.
Disadari atau tidak, banyak di antara kita yang berusaha menjadi orang lain agar dapat diterima atau agar tidak merasa sendirian dan kesepian. Yang terakhir ini bahkan bisa sampai menjatuhkan kita ke dalam cita yang semu lewat cara yang keliru dari orang yang salah pada waktu dan tempat yang tidak tepat.
Pertama. Pertama dan paling utama, jadi diri sendiri. Yang sering orang lupa ketika berusaha menjadi diri sendiri adalah dari mana ia berasal. Remember, you were not just born this or that way.
Kita dibentuk oleh apa yang ada di sekitar kita; agama, keluarga, masyarkat, bangsa dan negara. Setuju atau tidak, itulah kenyataannya. Kita bukan hanya tentang masa depan, melainkan juga masa lalu.
What you do is who you are. You must know the past to undertand the present and to prepare for the future. Ga perlu ikut arus yang kamu ga nyaman, ga cocok, atau ga pengen.
Kedua. Tentukan nilai. Ini contoh, boleh sepakat boleh didebat.
The way people treat us should not define the way we treat them (or others).
Jangan menjadikan perilaku orang terhadap diri kita sebagai tolak ukulele bagaimana kita harus berperilaku terhadap mereka.
Milikilah prinsipmu sendiri yang kuat mengakar. Orang bersikap buruk = ordinary. Orang bersikap buruk, kita tetap baik = extraordinary.
Kalau memang dasarnya kita baik, kita baik ke semua orang. No buts, no ifs. This is called authenticity.
Ketiga. Pandai-pandailah mendengar.
Ada 3 makna dari setiap kata yang keluar dari bibir.
What you say What you mean What I hear
Ketiganya bisa berbeda. Ada persepsi dan realita yang berbeda. Itulah kenapa kalau ngobrol, pahami konteksnya.
Pun juga pihak yang berbicara, berbicaralah dengan bahasa kaumnya. Kamu ingin didengar untuk dipahami atau didengar agar terlihat pintar?
Keempat. Live in the moment, be mindful. Mindfulness menurut banyaj literature merupakan keterampilan paling penting tahun 2022. Hidup sungguh-sungguh, hadir penuh, total, tuntas, ikhlas dan bersyukur.
Stop apologising for feeling or being authentic. Ga perlu minta maaf hanya karena kita menjadi diri sendiri (in positive way). Carilah tempat di mana kamu diterima dan dihargai.
Kelima. Selalu punya tujuan. Untuk unya tujuan, harus ada alasan. Everything happens for a reason and a purpose.
You don't need to go with the flow. Just be yourself and the world will eventually adjust.
0 notes
Text
Slow Living Seni Mensyukuri Hidup itu Ke-berlanjut-an
Bagian terakhir dari seni serial slow living. Contoh yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari adalah gerakan melawan fast food dan fast fashion. Eh, apa hubungannya?
Slow Living vs Fast Living Fast fppd artinya makanan cepat saji, diantar atau disajikan dengan cepat setelah dipesan. Kalau yang bergizi buruk disebut junk food.
Kalau fast fashion? Industri tekstil dengan berbagai model fesyen silih berganti dalam waktu sangat singkat, bahan baku berkualitas buruk sehingga tidak tahan lama, plus kalau ga dipakai atau sekali pakai jadi limbah.
Poinnya bukan hanya pada produk-produknya, melainkan juga proses produksi produsennya dan perilaku si pengguna produk.
Faktanya: Restoran cept saji di Amerika membuang sekitar 85.063.390 lbs makanan setiap hari (kira-kira 38 ribu ton, cmiiw) atau setara berat 5600 gajah, bahkan diperkirakan 4 - 10% makanan yang dibeli itu menjadi sampai sebelum sampai ke meja konsumen (endfoodwastenow.org)
Industri fesyen menyumbang 10% emisi karbon tahunan, terbesar kedua, mengonsumsi sebanyak 93 miliar m3 air dan sekitar 20% limbah air berasal dari sini (UNEP & Ellen MacArthur Foundation). Bagaimana dengan yang fast fashion apalagi ultrafast fashion?
Paham kan sekarang kenapa orang-orang kampanye slow living? It is not just about ourselves, but also our environment.
Pelan-pelan saja. Makan dan minum perlahan, dengan waktu yang cukup utnuk mencicipi dan menikmati makanan, menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, tanpa terburu-buru.
Pakaian juga begitu. Jangan buru-buru beli baru. Kalau beli, pastikan dipakai. Bedanya sama seperti orang yang hobi beli buku dan baca buku.
I love this idea. it is what is at the heart of the simplicity movement, as well as those who are trying to live frugal lives. It's not just a matter of reducing clutter or saving money. ...It's matter of slowing down to enjoy life more of savoring life's simple pleasure, of rejecting on some level the materialistic culture we are all caught up in and embracing fellow humans instead. It is about changing our values and priorities.
Ini tulisan Leo Babauta, seorang penulis, vegan dan minimalis zenhabits.net. Ada keterkaitan antara kata-kata di atas.
Waktu tidak pernah salah. Kita semua pasti pernah merasa seperti dikejar-kejar. Entah oleh pekerjaan, rekan, atau pikiran. Ujung0ujungnya waktu yang disalahkan; dikejar waktu. Padahal, waktu itu absolutely dan konstantinos, tidak pernah lebih cepat atau melambat. Dalam agama Islam, kita dilarang mencela waktu.
Dikutip dari New York Times, "There are a limited m=number of hours in the day and focusing on time management just makes us more aware of how many of those hours we waste. A better option is attention management: Prioritize the people and projects that matter, and it won't matter how long anything takes." Jadi yang perlu diatur itu caramu menggunakan waktu, bukan waktu itu sendiri.
Kata Haemin Sunim dalam The Things You Can See Only When You Slow Down, dunia bergerak begitu cepat dan kita merasa sangat sibuk, "is it the world taht is busy, or is it my mind?"
Tuma'ninah. Banyak orang yang ketika penat, sibuk luar biasa, menjadikan sholat untuk berhenti sejenak, istirahat meredam dan mereda kecepatan hiruk-pikik dunai kecil mereka. Kemudian perasaan lega-tenang itu muncul.
Sesnsi slow living ada dalam sholat: tuma'ninah.
Rasulullah SAW bersabda, " Jika engkau hendak sholat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Alqur'an yang mudah bagimu. lalu rukuklah dan serta tuma'ninah ketika ruku. Lalu bangkitlah dan beriktidallah sambil berdiri. Kemudian sujudlah disertai tuma'ninanh ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud kembali sambil disertai tuma'ninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap sholatmu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Lakukan sholat dengan tuma'ninah, perlahan, khusyuk dan resapi arti bacaaan hingga rasanya seperti berkomunikasi dengan Allah SWT.
Buat kamu yang capek karena terus diburu-buru, saatnya mencoba slow living. Cek slow living 1 (menimati hidup), 2 (menghargai hidup), 3 (mensyukuri hidup) untuk tips lebih lengkap. Menjaga dari kerusakan adalah bagian dari rasa syukur. Jadi, tidak sekedar menikmati hidup tetapi juga lestari.
Buat kamu yang SDGs banget, coba terapin SLOW di kehidupan sehari-hari. Sustainability, Local, Organic dan Whole (heartedness)
Go With The Slow
0 notes
Text
Biasakan Dirimu untuk Dibanding-bandingkan
Wong koyo ngene kok sibanding-bandingke...
Ingat lagu yang viral itu? Tentang pria yang tidak ingin dibanding-bandingkan.
Benar bahwa membanding-bandingkan itu tidak baik, tapi juga tidak selalu buruk.
Humans are associative creatures. They think and act by comparing and contrasting. Manusia itu makhluk asosiatif yang berpikir dan bertindak dengan membandingkan dan membedakan.
Kita tidak dapat mengendalikan pikiran dan cara berpikir orang lain. Maka, jadilah manusia yang terbiasa dibanding-bandingkan. Tekanan tidak hanya datang dari orang sekitar, tetapi juga diri sendiri.
Akibat membandingkan, muncul perasaan ketidakmampuan, kerendahdirian, atau lainnya. Insecurity semacam itu bersifat subjektif - belum tentu benar.
Jika tidak ada perbandingan, tidakakan ada proyeksi dan refleksi untuk menilai diri. Itulah kenapa, sesekali merasa insecure itu juga perlu.
Bicara soal subjektivitas, subjektivitas memberi ruang berpikir dan membuat pilihannya sendiri. Meski tidak bisa mengubah fakta, kita boleh memberi makna pada setiap situasi dan kondisi.
Dunai ini subjektif. In this subjective world, people cann turn their feeling of inferiority into their advantage.
Kelemahan = Kekuatan
Rule #1: Strenght anda weakness are relative. Kekuranganmu di mata orang, waktu dan tempat bisa jadi kelebihan.
Rule #2: You are strong when you know your weakness. Ketika kamu memahami apa yang membuatmu lemah, tidak ada yang bisa mengambil kendalimu.
Rule #3: Both strength and weakness are interchangeable. mereka sadar #1 dan #2 akan tahu betul kapan menggunakan yang mana. Di dunia yang subjektif ini, kita temui orang-orang yang ia izinkan orang lain untuk melihatnya.
Untuk sampai ke sana, tidak cukup hanya dengan mengenal diri sendiri. Hal paling mendasar yang perlu dilakukan adalah menerima diri apa adanya.
Penerimaan seperti itu bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Ada yang kurang, perbaiki. Ada yang berlebihan, dikurangi.
Self-confidence comes from within and it sometimes is manipulative, depending on how you handle it.
Jangan sampai rasa percaya diri itu hanya muncul bersama hal-hal yang melekat sementara. Biarkan hal-hal itu menjadi pendukung setiamu. Namun, pastikan dirimu tetap tegar saat mereka tidak ada.
Sekarang kita bicara lebih materialistis.
Saat membandingkan dengan yang lain, hakikatnya kamu sedang membandingkan dirimu dengan sosok yang ingin kamu lihat dan apa yang ingin ia tunjukkan.
Apa yang tidak ksmu lihat dan apa yang tidak ditunjukkannya, tidak kamu ketahui. So. let's be fair.
Sama seperti rich and wealthy. Kamu melihat barang-barang branded, gaya hidup mewah, harta melimpah, tapi tidak kamu saksikan berapa tagihan, cicilan, utangnya atau kerja kerasnya. Sebaliknya, orang-orang yang kau remehkan karena pakaiannya itu-itu saja, ternyata asetnya di mana-mana. Wealth is what you don't see.
Anggap enteng saja kalau dibanding-bandingkan. Urip kuwi sawang-sinawang (memandang dan dipandang). Makna lebih dalam dari filosofi Jawa ini adalah bersyukur.
Satu penutup, kutiapn @komunitasdakwah "Orang-orang yang saleh yang dicatat oleh sejarah karena kearifannya selalu menjadi laut, menampung sunga-sngai yang kotor, tanpa harus mengotorkan dirinya. Mereka menampung kebencian dan makian, lalu membenamkannya ke dalamnya. Hanya seungai dangkal yang selalu beriak, kemudian sunyi ditelan imbak."
Karena subjektifnya dunia kita, mari maknai sendiri bijaknya kata-kata. Relax, get used to it, take it easy and go to sleep.
0 notes
Text
Don't Treat People The Same Way They Treat You
Treat people the same way they treat you. Jadi, balas dendam gitu ceeritanya? Bukan, bukan balas dendam, itu self-love, self-respect dan self-worth. Halal, apa iya?
Sejujurnya dari dulu emang ga setuju kalimat itu. Apakah kalau orang berbuat jahat, kita juga harus berbuat jahat ke mereka?
The way you treat people is a REFLECTION of yourself. The way people treat you is a STATEMENT about who they are.
How you treat others say a lot about yourself. No matter what.
Allah SWT berfirman dalam QS FUshilat ayat 34-35, "Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan anatara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar."
KUALITAS diri semestinya tidak ditentukan oleh bagaimana orang memperlakukanmu. Kita harus punya STANDAR. Kalau dasarnya baik, ya baik. Jangan lelah menjadi orang baik. Tidak ada kebaikan yang sia-sia.
Kalau kata Joker, "Orang jahat adalah orang baik yang tersakiti?" Masa sih? Sesakit apapun rasa yang dialami tidak seharusnya membenarkan tindakan jahat, apalagi membuatmu menjadi orang jahat. Let's normalize this!
Treat people the way YOU want to be created. Ini aturan lama (golden rule) dan berlaku di mana-mana. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Sayangnya, orang-orang memaknainya agak lain, yakni dengan bersikap self-oriented. Coba kita renungkan: apakah kita baik ke orang lain HANYA karena kita ingin diperlakukan baik juga oleh mereka?
Padahal, maksud yang lebih penting dari golden rule itu sesungguhnya adalah selalulah berbuat baik kapan pun, di mana pun, dengan siapa pun.
Stick to your stance regardless of external conditions. All people deserve to be treated as human being with intrinsic dignity and given respect.
Jangan hanya ke orang yang kita suka atau kita hormati, melainkan juga ke orang yang kita tidak kenal dan bahkan yang sudah, entah sengaja atau tidak, berbuat tidak baik ke kita. Udah, ga usah dipikir sikap dia bagaimana, yang penting kita baik karena kita memang baik.
Treat people graciously and with KINDNESS, not for approval or reciprocal. True kindness lies in the act of giving without the expectation or getting something in return.
Treat everyone with kindness, not because they are kindhearted, but because you are.
Jadi, bukan karena mereka baik atau berlaku baik ke kita, melainkan karena memang kita baik. Titik. Ga perlu 'JIKA' atau 'TAPI'.
Treated people The Way They Want to be Treated Ternyata banyak yang mempertanyakan aturan yang pertama tadi. Orang-prang mulai beralih ke treat people the way they want to be treated (perlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan).
Memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukanmu (treat people the same way they treat you) sama saja dengan balas-membalas. Baik kalau dibaikin, jadi jahat kalau dijahatin.
So, how do people actually want to be treated? Tidak ada di dunia ini seorang pun yang ingin diperlakukan dengan buruk atau jahat. Kalau kita memegang PRINSIP ini, seburuk apapun perlakuan orang lain, kita tetap akan berlaku baik, sekaligus melihat dari perspektif orang lain, menghindarkan dari pemahaman self-oriented yang kurang pas.
Kesimpulannya, treating people how they want to be treated adalah kelanjutan dari treating people the way you want to be treated.
Dilandasi dengan pemahaman untuk selalu berbuat baik, diperkuat dengan usaha untuk memahami dengan lebih baik (lebih tepatnya saling memahami).
Bersikap manis ke orang yang tidak kita suka atau yang pernah berbuat jahat ke kita itu bukan berarti fake. No, it's not fake. That's an ATTITUDE OF MATURITY.
No matter how educated or talented you believe you are, how you treat people ultimately tells all.
0 notes
Text
Rumput Tetangga (Tidak) Lebih Hijau
The grass is greener on the other side. Rumput tetangga lebih hijau.
Ga banyak yang tahu kalimat itu ada lanjutannya. Salah satu yang paling lama adalah potongan lagu Amerika yang dirilis tahun 1924 berjudul "The Grass is Alwys Greener in the Other Fellow's Yard" oleh Raymond B. Egan dan Richard A. Whiting.
Karena saking penasarannya, pas sahur tadi bener-bener baca liriknya dan nemu penggalan di bawah ini.
Sure the grass is always greener in the other fellow's yard And the little row you have to hoe seems mighty hard If we all could wear green glasses, then it would be so hard Just to see how green the grass is in our own backyard
Kalau kacamatanya sama, semua akan sama hijaunya. Itulah cara pandang.
Memang sudah naluru manusia untuk tidak pernah merasa puas, selalu menginginkan lebih. Menginginkan apa yang belum atau tidak mereka miliki.
The grass is always greener on the other side Always searching for another high. Ini juga lagu, tapi lebih baru, tahun 2015 by Ludacris yang menggambarkan keinginan yang tidak pernah ada ujungnya: another high.
Humans want what they don't have; wanting always interrupts being.
Keinginan yang terus-menerus itu justru mengganggu dan bahkan bisa merusak kebahagiaan yang sudah ada. Itulah yang kenapa kita diminta hadir seutuhnya saat ini (present in the moment) agar bisa melihat dengan lebih jujur dan bersyukur.
Jadi, ini adalah tentang PERSPEKTIF dan PERSEPSI.
Sama dengan 'rumput tetangga lebih hijau' atau yang lebih ekstrem lagi 'selimut tetangga lebih hangat' - how could you know that, excuse me?
Kalau rumput tetangga selalu lebih hijau, hidup akan lebih baik jika berada dalam keadaan yang berbeda. Yang begini ini, berpotensi pada perilaku tidak bersyukur.
Lah, katanya siap dibanding-bandingkan karena hidup ini penuh perbedaan. Setiap ada perbedaan akan diikuti perbandingan. Siap dibanding-bandingkan tidak sama dengan terbiasa membanding-bandingkan.
Akan selalu ada yang lebih. Di atas langit masih ada langit. Meski milikku sudah yang paling baik, akan selalu ada yang lebih baik.
Tetanggamu juga akan melihat rumputmu lebih hijau dari rumput mereka. Mereka, tidak tahu apa yang ada di dapurmu.
Sebuah fantasi dan ilusi yang tampaknya tak lagi cocok untuk kondisi masyarakat saat ini.
Rasulullah Shallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Bersemangatlah untuk meraih segala hal yang bermanfaat bagimu. Mintalah pertolongan Allah dan jangan lemah. Apabila engkau tertimpa sesuatu (yang tidak menyenangkan) janganlah berkata, "Seandainya aku dulu berbuat begini niscaya akan menjadi begini dan begitu", akan tetapi katakanlah, "Qaddarallahu wa maa sysaa'a fa'ala, Allah telah menakdirkan, terserah apa yang ditakdirkan-Nya. Karena perkataan seandainya dapat membuka celah perbuatan setan." (HR Muslim)
The grass is greener on the other side means the things we don't have seems better than the things we have -- often said by people who are constantly unsettled, envious of someone else's and have commitment issues.
Be the people we really are. Seandainya mau membandingkan, jangan dengan faktor eksternal. Kebahagiaan datangnya dari dalam. Artinya, bandingkan dengan rumputmu setahun yang lalu. Apakah ada perbaikan?
Apakah rumput tetangga yang lebih hijau itu menghijau dengan sendirinya? Tentu tidak. You just didn't know that. They did something. It takes time and consistent action.
Never compare our 'behind the scenes' with everyone else's 'highlight reels'.
Yang ini lebih masuk akal.
The grass is not always - rarely - never greener on the other side.
The reality is...
It is always greener where you water it.
0 notes
Text
Rahasia Dibalik Orang-Orang yang Berlaku Sopan
Banyak -- atau mungkin sebagian -- orang menganggap bahwa norma-norma kesopanan tidak lagi relevan. Alasannya, ga sesuai zaman, ketinggalan, menjadikan seseorang tidak otentik, membatasi ekspresi dan aktualisasi dan seterusnya.
Padahal sejatinya.....
manners are cultural sosial intelegence.
Jadi, justru orang yang sopanlah yang cerdas secara sosial. Mereka tenang dan tidak meledak-ledak.
Mereka Ga Judging
Coba bedakan antara dua kalimat ini.
"Kamu salah." vs "Menurutku kamu salah."
Beda tipis, satu kata. Tapi, maknanya beda. Yang satunya ngejudge, satunya berpendapat.
Kalau kata Carl Jung sih thinking is difficult, that's why most people judge. Hanya orang yang mau berpikir yang tidak sembarangan menghakimi.
Untuk mengeluarkan kata-kata macam di atas, mereka akan memperhatikan (a) situasi (publik/privat), (b) relasi dengan lawan bicara supaya tidak melanggar personal space. Sadar secara sosial.
Mereka Ga Close
Bicara soal ide, orang-orang yang cerdas secara sosial meskipun tidak sependapat dan punya penilaian 'kurang baik' tentang sebuah gagasan, tidak akan langsung mengungkapkannya sebagai sesuatu yang bersifat final dan pasti.
"Idenya buruk" vs "Aku ga begitu ngerti sama ide ini, jadi kurang setuju,"
Di awal dia akan terlihat bodoh, tapi justru itu menunjukkan bahwa dia punya perspektif yang beragam. Baik buat dia, belum tentu baik untuk orang lain.
Mereka Ga Mengeneralisasi
Tindakan seseorang dalam suatu situasi tidak memvalidasi keseluruhan perilakunya, dan tidak juga menjadi patokan-patokan perilaku orang di sekitarnya/komunitasnya.
Coba inget-inget, kalau lagi sama temen terus ada yang nyeletuk, "Ah dia @#$%."
Orang yang cerdas secara sosial ga akan ngomong begitu, tapi begini, "Aku punya pengalaman XYZ sama dia." Mereka juga menghindari menggunakan kata-kata semacam 'you always' , 'you never' lebih pilih 'I feel','I think'.
Mereka Ga Mempermalukan Diri Mereka Sendiri
Ini gampang banget dilihat di media sosial. Orang yang cerdas secara sosial tidak akan mengunggah apa-apa yang berpotensi mempermalukan, bukan hanya diri mereka sendiri, melainkan juga yang terkait dengan diri mereka: orang tua, istri/suami, anak, keluarga, pekerjaan, perusahaan dll.
Lebih lanjut, tidak memposting hal-hal yang tidak sepenuhnya paham dan yakin. Apalagi yang memicu perdebatan dan kebencian.
Mereka ga berdebat dengan yang hanya ingin menang.
Not everybody wants to communicate, learn, grow or connect; no need to force them.
Mereka ga menolak kritis, pun ga bereaksi seketika.
Mereka ga selalu mengaitkan dirinya dengan setiap hal. Knowing the world does not revolve around them.
Mereka pandai memvalidasi perasaan orang lain. They speak calmy, simply, concisely and mindfully.
Sadar atau tidak, tanda-tanda di atas sering kita temui pada orang-orang yang menjaga sopan-santunnya.
0 notes
Text
Bolehkah Ga Berekspektasi? Kalau Merasa Insecure?
Kapan hari ada yang nanya gimana supaya ga berekspektasi ke orang lain dan cara mengatasi insecurity?
Sebelum dijawab, insecurity dan expectation bisa muncul dalam wujud yang berbeda, tanpa disadari. Yang satu berubah menjadi OVERCONFIDENCE, yang satunya lagi menjelma menjadi DISCONTENTMENT.
Jadi, orang yang over pede itu justru biasanya ada INSECURITY di dalamnya. Overcompetitive juga bisa jadi. Yang suka lupa bersyukur, itu karena terlalu banyak ekspektasi.
Tapi, bukan berarti insecurity dan expectation ga penting. Pahami tiga alasan ini.
Pertama, insecurity dan expectation itu perlu ada. Justru agar hidup kita benar-benar hidup, seimbang dan terus berjalan - apapun disebutnya: bertumbuh, berkembang, berproses, berprogres, perlu insecurity dan expectation.
Dengan berbagai istilah, intinya insecurity itu normal sebagai bagian dari kondisi manusia. Everyone is insecure and that's okay.
A healthy dose of self-doubt spurs us to monitor ourselves and our interactions. Most important is it helps us identify how to get along better with our fellow humans.
Expectation juga begitu.It is a natural part of being human, but having too many can kill our happiness. Keep it within your hand aka in control.
Kedua, keduanya harus dikelola. Ini yang kadang orang lupa. Membiarkan insecurity dan expectation membelenggu diri mereka sendiri. Gimana caranya, kita pakai rumus matematis.
Insecurity: 3A - 1 A --> Acknowledge, admit and accept it, do not advoid it. -1 + 1 --> Prepare for seatbacks and celebrate the breakthrough.
Expectation: 0 --> Keep it low, meaning realistic, reasonable and reachable. 3 + 3 =6 8 --> Practice gratitude, remember the figure 8 depicts infinity if you are grateful.
Ketiga, ga perlu orang lain tahu. Ketika insecurity dan expectationmu diketahui orang lain, hilanglah kendalimu. Sebab, fokusmu jadi ada di luar.
Please take note, people can't destroy what they don't know. Work on it silently!
Kecuali kalau butuh pertolongan, yang artinya dosis insecurity dan expectationnya udah kebanyakan. Perlu disampaikan ke orang yang menurut kita bisa menolong.
0 notes
Text
Gimana Cara Ngadepin Senin (Monday Blues)?
Kadang suka heran, kenapa kalau udah masuk Minggu sore ke malem orang-orang pada ngepost atau ngetweet ngingetin besok senin lagi, back to reality, dsb. Berasa berat banget nagdepin Seninnya? XD
Padahal, Senin ini yang ditunggu-tunggu. Hahaha. Rasanya seperti Reborn, Recharged, Refreshed!
Faktanya: Senin adalah hari paling produktif. Ini menurut beberapa study. Ada dari Moneypenny, Money Control dan Onepoll.
Ada jam: menit pada hari Senin yang dinilai paling produktif: Monday 10:54 a.m.
Bahkan, pukul 4 subuh adalah waktu paling produktif setiap harinya (Wall Street Journal). Alasannya, karena hanya ada sedikit distraksi sebelum terbitnya matahari.
Coba tanya mereka yang udah habis subuh harus berangkat kerja, gimana rasanya?
Beberapa orang melakukannya itu karena memang harus melakukannya, misalnya yang bekerja di kebun, ladang, pasar, atau yang memang jarak antara rumah dan kantor cukup jauh.
Tapi, ada juga yang beralasan karena memang ingin dan memilih untuk menjadi earlyriser or morning person.
Untuk bisa melakukannya, persiapan dimulai pada malam harinya atau hari sebelumnya: olahraga, makan bernutrisi, tidur cukup.
Sayang banget kalau hari Senin kita diawali dengan negative vibes MONDAY BLUES. Karena pada hari itulah produktivitas kita dianggap paling tinggi. Jadi, kalau Seninnya udah negatif, bakalan kebawa ke hari-hari berikutnya dan pekerjaan akan semakin menumpuk.
Monday blues: you wake up feeling sad, low spirited, and run down Monday morning (penghujung awal pekan atau di akhir pekan).
Beberapa hal ini bisa dilakukan untuk mencegah Monday Blues.
Plan on Friday Apa yang kita kerjakan di hari Senin baiknya sudah direncanakan sejak Jumat - sisa-sisa pekerjaan. Usahakan listnya sudah ada supaya Senin langsung bisa sat set tanpa mikir 'mau ngapain ya hari ini?'. A great Monday begins on Friday.
Do Something on Saturday Cari aktivitas yang benar-benar lepas dari pekerjaan. Piknik, olahraga, nonton, baca buku, masak, main sama keluarga, temen dan lainnya. Ini buat mencegah anxiety. Kalau Sabtu masih kurang, lanjut sampai Minggu pagi.
Taka A Rest on Sunday Ada ungkapan 'A great Monday starts already on Sunday'. Baik Minggu sore buat istirahat di rumah. Kalau mau yang capek-capeknya, habisin di Sabtunya. Sabtu itu refreshing, Minggu itu recharging.
No Heavy Meeting on Monday Boleh dicatat ya, jangan bikin jadwal meeting Senin pagi. Kenapa? Karena sudah pasti weekend akan tersita untuk persiapan meeting. Apalagi kalau meeting penting Plus, kerjaan-kerjaan lain jadi ga bisa kepegang.
Well-Dressed Mau wfh atau wfo, perhatikan penampilan. Maksudnya, jangan asal-asalan. Menjaga penampilan ternyata membantu meningkatkan self-esteem dan membuat kita lebih produktif. Menurut beberapa studi tentang ENCLOTHED COGNITION, apa yang kita kenakan berdampak pada performa/kinerja.
Play On, Too Rayakan dengan SOCIAL CONNECTION. Do fun things on Monday, too. Dulu-dulu pernah juga olahraga atau nongkrong dulu sebentar sebelum pulang, atau siangnya maksi bareng. Biar Senin itu ga berasa tegang.
Change Your Mind Afirmasi positif dan ubah perspektif tentang hari Senin. Sama seperti memulai yang baru yang seharusnya penuh semangat, senang dan gembira. Salah satunya, berangkat pagi. Kalau mau cek sosial media, do it! Ga perlu ditahan, tuntaskan habis itu fokus ke kerjaan.
Just Do It on Tues, Wed, Thu Jangan menunda-nunda hal basic yang bisa dilakukan di weekdays, misalnya belanja, laundry, kerjaan-kerjaan rumah lainnya. Ga perlu nunggu weekend karena weekendmu sudah ada rencananya sendiri.
0 notes
Text
40% dari Gaji Buat Skincare, Worth It?
Jadi ceritanya ada yang curhat di akun base di X tentang budget skincare dia.
Gaji 6 jt, alokasi skincare + body care 2.5 jt/bulan. Menurut kalian gimana? Rela ga makan enak sih yang penting.
Kalau pas nemu curhat-curhat yang menarik begini, jangan lupa scrolling komentarnya. Pasti ada satu dua yang insightnya itu nendang banget.
Sebelum kita bahas dari aspek keuangan dan bagaimana laki-laki dan perempuan memandang skincare dan/atau body care ini, mari kita simak dulu tanggapan netizen.
Kalau emang fokus di situ gpp, invest di situ.
Jangan sampai kelaparan dan tetap makan sehat karena makanan sehat pengaruhi kulit.
Iya jika relate dengan pekerjaan ke depan, ga worth it kalau pamer doang.
Kalau kamu operator pabrik, lebih baik jangan.
Gpp, itu kan uang kamu, jangan lupa sedekah.
Tampil cantik itu penting. Jangan lupa nabung.
Mending invest duitnya buat member gym, zumba, aerobic, sama stok makanan sehat.
Kalau sumber penghasilan kamu adalah penampilan, sah-sah aja.
Kuranglah, 2.5 mah belum salmon dnanya.
Kamu makan emas buat skincare?
Semuanya tergantung apa yang kamu kejar.
Asal kamu happy dan ga kelaperan gpp.
Gpp penting bisa dapetin suami gaji 100 juta per bulan biar ga rugi.
Maksain banget ga sehat untuk finansialnya.
Selama tidak memberatkan, jalani aja.
Awas masuk portal berita karena ditemukan kelaparan dalam keadaan glowing.
Di setiap komentar di atas, ada beberapa kata kunci yang bisa disimpulkan (dari yang ditebalkan, digarisbawahi, dimiringi, diapit petik).
Cara pandang orang tentang keuangan berbeda-beda (relatif) dan ini sekaligus memvalidasi bahwa finance is personal.
Berlaku skala prioritas (mendang-mending itu tanpa kita sadari adalah bentuk skala prioritas).
Tujuan dari alokasi keuangan itu harus selalu ada dan ada dalam kendali (mindful spending).
Hidup sesuai kemampuan (live below your means).
Ada hubungan kausalitas (sebab-akibat) dan komplementaritas (saling melengkapi) antara pengeluaran yang satu dengan yang lainnya.
Coba kita analisis:
Bukan angka Rp 2.5 jutanya yang kita bahas. Karena nilai tersebut akan berbeda jika dilihat dari kacamata yang berbeda.
Let's put it into perspective!
Rp 2.5 juta adalah 40% dari Rp 6 juta. Artinya, lebih dari sepertiga pengasilan digunakan untuk skincare + body care.
Ingat bahwa budgeting ga harus 50/30/20. Ada banyak sekali variasinya 40-30-20-10 40-40-20 80-10-10 80-29 1-1-1 70-20-10 60-30-10 60-20-20 50-15-5 90-10
Poin pentingnya adalah sender sudah melakukan budgeting.
Pertanyaannya: Di manakah skincare + bodycare itu dialokasikan?
Mandatories (Kewajiban): Suka/tidak suka, butuh/tidak butuh, harus ditunaikan, dihukumi wajib oleh agama dan negara, menyangkut hak orang lain.
Needs (Kebutuhan): Jika tidak dipenuhi akan mengganggu kelangsungan hidup, seperti kebutuhan sehari-hari, sandang, pangan, papan, pendidikan, hiburan.
Wants (Keinginan): Tujuannya untuk mendapatkan kepuasan, tambahan kualitas atau nilai, tak dipenuhipun tak apa.
Demands (Permintaan/Tuntutan): Keinginan yang diperkuat oleh buying power (kemampuan untuk membeli). Padahal, fungsinya sama dengan yang lebih murah. Biasanya untuk status sosial. Misalnya, branded stuff.
Jelas bukan #1. Kemungkinan #2 atau #3.
Poin pentingnya adalah worth it atau tidaknya alokasi budgeting bergantung pada di mana kamu menempatkannya.
Karena sender tadi ga menyebutkan informasi tambahan lain sebagai pertimbangan, jadi kita juga ga bisa melihat secara utuh kondisinya.
Yang pasti, sebagian besar masyarakat menganggap skincare+bodycare 'perlu'. Baik perempuan maupun laki-laki.
Tahun 2022, pernah bikin Q&A survey, perlu ga sih laki pakai skincare dan makeup? Kalau pacar atau suami kamu pakai gimana? Dari ratusan responded, yang mayoritasnya perempuan, tapi laki ada juga yang ikutan komentar, jawabannya di luar dugaan.
ahampir ga ada yang menjawab ga perlu (ini untuk skincare, bukan makeup).
Tergantung sih, better pake.
Suamiku kadang-kadang aku pakein masker malem.
Ga masalah, jadi ada temen skincarean.
Beberapa item perlu sih.
Aku sih pengennya dia pake, tapi dia ga mau.
Skin care yes, make up no.
Kulit itu ga ada gender.
Kalau perlu gpp, kalo nyaman gpp.
Suamiku pake, aku happy liat mukanya bersih.
Perlu di luar banyak polusi, kulit jadi kusam.
Perlu biar bersih,menghargai diri sendiri.
Perlu, perlu sehat, meski tidak perlu ganteng.
Ga salah juga penampilan buat pasangan.
Lebih kelihatan ngerawat diri aja.
Saya seneng kalo kelak pasangan merawatnya.
Merawat penting, tapi jangan menyerupai wanita.
Cowo tetap wajib pake skincare.
Doi kadang maskerku juga dipake.
Boleh pake, tapi istrinya dibelikan juga.
Biar tua nanti kulitnya tetep kenceng kulitnya.
Seneng aja sih, jadi lebih merawat kesehatan.
Menjaga pemberian Allah itu harus, termasuk wajah.
Skincare = Skinhealth
So cute, jadi bsia sharing foundation.
Yang jawab ga perlu, rata-rata untuk amke up dan ga perlu berlebihan.
Jadi ngomongin gender kan. Soalnya ada juga komentar netizenke curhatan skincare tadi yang menyerang perempuan, menganggap bahwa Rp 2.5 juta dari Rp 6 juta untuk skincare + bodydace itu lebay.
Seandainya sendernya adalah perempuan, maka penelitiandi bawah ini (mungkin) bisa menghapus bias-bias gender terhadap 40% gaji untuk skincare.
Perempuan ketika mempunyai sumber daya/aset akan menggunakannya untuk pendidikan dan kesehatan (Evita Hanie, p dkk, 2009)
Tabungan rumah tangga yang melipatkan ustri 24% lebih tinggi dibanding rumah tangga yang tidak melibatkan istri dalam proses tersebut (Sulistiadi Dono & Faradina Afika, 2020)
Memang tidak terkait langsung. Namun, setidaknya memberikan pandangan lain bahwa perempuan memiliki kemampuan lebih baik secara rasional dalam mengatur keuangan. Terlepas berapa uang yg gunakan untuk skincare. Gimana meurutmu?
0 notes
Text
Stop Being Fake Hanya Karena Agar Diterima
How to be more authentic?
Being authentic person maksudnya asli, sejati, nyata, ga palsu, ga banyak berpura-pura.
Disadari atau tidak, banyak di antara kita yang berusaha menjadi orang lain agar dapat diterima atau agar tidak merasa sendirian dan kesepian. Yang terakhir ini bahkan bisa sampai menjatuhkan kita ke dalam cinta yang semu lewat cara yang keliru dari orang yang salah pada waktu dan tempat yang tidak tepat.
Pertama. Pertama dan paling utama, jadi diri sendiri. Yang sering orang lupa ketika berusaha menjadi diri sendiri adalah dari mana ia berasal. Remember, you were not just born this or that way.
Kita dibentuk oleh apa yang ada di sekitar kita; agaman, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Setuju atau tidak, itulah kenyataannya. Kita bukan hanya tentang masa depan, melainkan juga masa lalu.
What you do is who you are. You must know the past to understand the present and to prepare for the future. Ga perlu ikut arus yang kamu ga nyaman, ga cocok atau ga pengen.
Kedua. Tentukan nilau. Ini contoh, boleh sepakat boleh didebat.
The way people treat us should not define the way we treat them (pr others).
Jangan menjadikan perilaku orang terhadap diri kita sebagau tolak ukur bagaimana kita harus berperilaku terhadap mereka.
Milikilah prinsipmu sendiri yang kuat mengakar. Orang bersikap buruk dibalas buruk = ordinary. Orang bersikap buruk, kita teap baik = extraordinary.
Kalau memang dasarnya kita baik, kita baik ke semya orang. No buts, no ifs. This is calles authenticity.
Ketiga. Pandai-pandailah mendengar.
Ada 3 makna dari setiap kata yang keluar dari bibir.
What you say What you mean What I hear
Ketiganya bisa berbeda. Ada persepsi dan realita yang berbeda. Itulah kenapa kalau ngobrol, pahami konteksnya.
Pun juga pihak yang berbicara, berbicaralah dengan bahas kaumnya. Kamu ingin didengar untuk dipahami atau didengar agar terlihat pintar?
Keempat.
Live in the moment, be mindful. Midfulness menurut banyak literatur merupakan keterampilan paling penting tahun 2022. Hidup sungguh-sungguh hadir penuh, total, tuntas, ikhlas dan bersyukur.
Stop apologising for feeling or being authentic. Ga perlu minta maaf hanya karena kita menjadi diri sendiri (in positive way). Carilah tempat di mana kamu diterima dan dihargai.
Kelima. Selalu punya tujuan. Untuk punya tujuan, harus ada alasan. Everything happens for a reason and a purpose.
0 notes
Text
Kurang-kurangilah Kepomu, Kawan
Berhentilah memupuk rasa ingin tahu yang berlebihan tentang keinginan atau urusan orang lain (kepo dalam KBBI).
"Barangsiapa yang melihat ke dalam rumah seseorang tanpa izin, maka dia halal dicongkel matanya." (HR Muslim)
Orang kepo biasanya belum selesai atau tidak bisa selesai dengan dirinya sendiri. Dimulai dari pertanyaan sederhana macam 'udah nikah belum?'. Habis itu lanjut dengan prasangka mengira-ngira, lalu menggunjing tak bergeming, ghibah berakhir fitnah.
Yang peduli tidak sama dengan yang kepo-kepo ini. Percayalah intuisi dan mata akan memberitahumu bagaimana membedakannya. Tak perlu menerka sebab itu juga akan menjerumuskan kita dalam prasangka.
yang peduli tentu akan (1) paham batasn, (2) tidak memaksa dan (3) mendengarkan untuk memahami bukan menghakimi.
Di sisi lain, setiap orang juga harus bisa memilih dan memilah apa yang pantas keluar dari bibir karena tidak semua hal perlu didengar. Yang tidak layak didengar, sudah pasti tidak perlu juga diperdengarkan (disebarluaskan).
A note to myself.
Sometimes you block your own belssings by telling everyone your own business. The less people know hat you are up to, the more successful you can be. Remember, oversharing is killing and private life is a happy life.
When you ask someone, but all you get is silence, listen. Silence is also an answer.
"jauhilah prasangka buruk karena prasangka buruk adalah ucapan yang paling dusta dan janganlah kalian saling mendiamkan, saling mencari kejelekan, saling menipu dalam jual beli, saling mendengki,s aling memusuhi dan janganlah saling membelakangi dan jadilah kalian semua hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR Bukhari)
Pun dalam bertanya, kendalikan pertanyaanmu. Jangan sampai keingintahuanmu justru membuka aib masa lalu orang lain.
Bukannya lu yang dulu 'ini' ya? Kamu pernah 'itu' kan? Gimana, situ udah ga mau kaya 'gitu' lagi?
Allah melarang mencari perkara yang tersembunyi dari orang lain dan melarang mencari-cari aib mereka (Tafsir Al-Baghowi WA Al-Hujurat: 12)
Ada ebnarnya ungkapan 'manusia butuh waktu dua tahun untuk belajar bicara, tetapi butuh waktu bertahun-tahun untuk belajar diam'. Diam sampai diminta untuk berbicara lebih baik daripada terus berbicara - dan bertanya - sampai diminta untuk diam.
"Hidup ini singkat sedang kewajiban kita amat banyak," pesan Imam Ahmad bin Hanbal. Fokuslah pada apa yang bermanfaat.
Ada hal-hal yang lebih baik tidak kita ketahui.
Ada hal-hal yang memang bukan rahasia, tapi bukan juga urusan kita. Pahami bedanya.
"Kelak di akhir zaman akan muncul sekelompok orang yang pekerjaan utama mereka adalah saling mencerca dan itu mereka sebut bekerja." (Nasihat Ibnu Mas'ud)
Meskipun malu bertanya bsia sesat di jalan, terlalu banyak bertanya akan membuat orang lain kreepotan. Kita terlalu berkutat dengan pertanyaan. Ada nasihat lain yang tak kalah penting tentang jawaban.
Menjawab ketika tidak ditanya? Jangan menjawab pertanyaan orang yang tidak bertanya kepadamu. Abu Umar bin Al 'Alaa berkata, "Bukan termasuk adab yang baik adalah engaku mejawab pertanyaan orang yang tidak bertanya kepadamu." (Siyar A'lam An-Nubala 6/409)
Termasuk ketika tidak tahu. Sampaikanlah ketidaktahuanmu. Jujurlah. tetapi kalau ada orang yang bertanya tentang sesuatu dan kalian mengetahuinya, maka jawablah. Tetapi jika tidak tahu, maka katakan, saya tidak tahu." (Umar bin Khattab)
Lain halnya dengan menutup aib. Tentang bagaiman orang-orang yang baik hatinya saling menutup aib sahabatnya hanya dengan mengatakan 'aku tidak tahu'.
Kawan 1: "Ada yang naya begini..." Kawan 2: "Kamu jawab apa?" Kawan 1: "Aku bilang ga tahu." Kawan 2: "Thanks."
And the kepo (kaypoh) immediately stops.
Dan ketika Allah sudah menutup aibmu, jangan kau bongkar lagi tanpa urat malu.
Sekali lagi pengingat paripurna: "Saya menjadi lebih tenang ketika saya tidak mengurusi yang bukan menjadi urusan saya." (Ali bin Abi Thalib)
0 notes
Text
Rugi Itu Tak Pernah Ada
What was your greatest loss this year? Nithing. Whatever was meant for me, remained. What ever was not meant for me, left.
Sesimple itu hidup ini. Kalau kata pepatah, keinginan manusia itu tidak terbatas. Oleh karena itu, kemungkinan untuk mencapainya secara sempurna tidak akan pernah terjadi.
Yang namanya keinginan, meskipun tidak terbatas, ternyata dibatasi oleh kemampuan dan kepentingan. Bukan karena kita mampu, lantas harus selalu dituju. Tidak semua hal yang boleh itu oenting. Pahami ini baik-baik.
Jangan cuma ngitung untung-rugi. Ada banyak kutipan yang saling bertentangan tengant untung-rugi hidup ini - menjadi sebuah cerita.
Life is not a fairly tale. Then it must be a profit loss statement. (Pawan)
Life is like a business. Full of profit and losses. With every loss, we grow stronger. Strong enough to make new profits (Yati Padia)
Life is a porfit loss statement, always go for profit. (Nojoto)
Life is not a profit and loss statement. It's all about how you balance 'shit'. (Debasish Gosh)
Life is a balance of holding on and letting go. (Rumi)
Yang mana yang paling makes sense?
Bukan tentang investasi. Ga setiap hal yang terjadi harus selalu diukur dengan kaidah-kaidah investasi.
Kalau cuma imbalances yang kau pikir, ingatlah...
Al-Kharaj Bi Al-Daman Al Ghunmu Bi Al-Ghurmi
Kewajibanberbanding lurus dengan hak. Keuntungan berbanding lurus dengan risiko.
Kalau ga sanggup menanggung, jangan pernah berharap untung. Hasil usaha itu muncul bersama biaya. Risiko menyertai manfaat. Kata orang Jawa, ojo kakehan karep ben ora kakehan sambat (jangan terlalu banyak keinginan agar tidak banyak mengeluh juga).
Sama dengan penyesalan (regret).
One day a friend asked me, "Greget, have you ever regretted something you did?"
It took me a while to answer and ended up with an never. Look. Even if have wastes my time with wrong people, in wrong places, or at wrong time, I am not going to regret it all.
Ingat, bahwa hidup ini bukan kisah dari negeri dongeng dan setiap ha; bersifat sementara. Jadi, apa yang mau disesali?
Kalau toh bertemu orang yang salah, di tempat yang keliru, pada waktu yang tidak tepat, itu adalah kerugian yang menguntungkan. Sebuah pelajaran (lessons learned) yang tidak bisa dibeli di mana-mana.
Yang 'sementara' itu bukan tanpa alasan. Setiap hal membawa pesan. Jadi jangan menyaahkan.
Good people give you HAPPINESS. Worst people give you LESSONS. Best people give you MEMORIES.
"Such is life," said the other friend. Hidup itu ya seperti itu.
Plus, satu hal lagi. Segala sesuatu itu pada hakikatnya bukan milik kita, apa punitu. Semuanya adalah milik Allah. Lantas, ketika Allah ambil kembali, mengapa engkau marah?
Mengapa negkau marah?
Rugi itu tak pernah ada.
If Allah has taken from you that which you could have never imagined losing, He will give you that which you could have never imagined owning. (Abu Maryam)
"If Allah knows (any) good in your hearts, He will give you (something) better than what was taken from you, and He will forgive you; and Allah is Forgiving and Merciful." (QS. Al-Anfal: 70)
0 notes
Text
20 Rahasia Biar Benar-Benar Produktif?
Wake Up Early and Eat Breakfast Dari kecil udah terbiasa sarapan. Mau berat, mau ringan, yang penting ada asupan. Makanan (kurang makan) memengaruhi kinerja kognitif dan pengambilan keputusan (Harvard Business Review). Selama 2 - 3 pekan belakangan, jadwal sarapan berubah ke jam 5.30an - please note that I started my morning every day at 4 ish. You can achieve a lot by simply waking up early. Pemenang adalah yang sampai lebih dulu di medan perang.
Move, Exercise, Go Outside Pagi-pagi jalan kaki atau lari (7 - 30 menit). Buat yang Muslim, subuhnya usahakan ke mesjid. Percaya atau ga, keluar pagi itu sensai ENDORFIN-nya kaya 'MENANGIN HARI' dan itu vibe-nya kebawa sampai sore atau malam nanti.
Write, Read, Watch (Mindful Scrolling) Buat yang ga perlu commute jauh-jauh, pagi-pagi gitu bisa nulis, nulis apa aja: caption, diary, journaling, ngonten, to-do list, etc. Nulis di pagi hari itu membantu menstimulasi kreativitas, menuangkan pikiran/isi hati melepas tekanan.
Baca? Ngaji itu termasuk baca. Baca artinya juga. Baca itu inspirasi, food for thought. Ingat ruus INPUT = OUTPUT. Mau bicara lancar, harus mau mendengar. Mau lancar nulis, ya harus mau baca.
Kalau nonton? Scrollong Instagram atau Tiktok boleh kok. Cara ampuh mengatasi distraksi adalah dengan melakukannya secara sadar: jadwalin waktu buat scrolling (wasting time).
Choose Your Method and Technique Ada 25 - 5 (25 menit kerja, 5 menit break), 10 - 2, (52 - 17 atau 90 20. Intinya, ada JEDA. Di kantor,d alam sehari sesekali nyamperin temen ke kubikel atau ruangan lain, 'ngecel' buat refresh. Jadi, ga terus-terusan duduk. Ada juga 2 - minute rule: if a task can be done in 2 minutes, do it immediately.
No Multitasking, Forget About Perfectionism Menurut berbagai literatur, di dunia ini hanya ada 2 - 2.5% orang yang benar-benar bisa multitask. Sisanya, melakukan beberapa hal sekaligus tanpa fokus. Akibat dari multitasking, 40% produktivitas menurun. Jadi, kerjain satu-satu, nikmati, selesai, lupakan, lanjut ke yang lain. Plus, ga perlu sempurna, just get things done!
Procrastination is Okay Ada positive procastination: menunda untuk nanti dan waktu penundaan itu kita pakai untuk hal-hal yang santai-bermanfaat, misal tidur, jangan malah ngabisin energi secara negatif.
Eat The Frog Ini kiasan terkenal, yang artinya selesaikan yang paling besar, susah, penting dan menantang dulu suapa ga ada tanggungan setelahnya. Tapi, beberapa orang memilih untuk menyelesaikan yang paling mudah dan cepat dulu sebagai booster, gapapa juga.
Just Give Up Dalam situasi yang udah bener-bener buntu. BERHENTI. Balik lagi nanti. Jangan dipaksa.
Turn Off Notification Orang-orang ngecek hape 47x (Deloitte), necek email 15x atau setiap 37 menit (Forbes, HBR) dalam sehari. Tips dari aku: turn all notifications off on your phone. Udah bertahun-tahun belakangan, cuma ada 1 notifikasi yang aktif. WA. Sisanya baru ketahuan kalau apps-nya dibuka. Sekali kita klik foto dapat dengan cepat meningkat menjadi 20 foto (learn.filtered.com).
Zero Inbox Terutama email. Kapan hari ada temen ngajak kerja bareng, pas lihat Outlook kaget kok bisa cuma da 3 unread email? Punya dia ribuan. Unread emails and clutter can trigger stresses and anxiety. Aturannya: DELETE, DELEGATE, DEFER, DO or simply just RESPOND.
Voicemailing Jangan luapa, ada yang namanya voicemail. Kalau males ngerik, ga ada waktu buat telepon atau khawatir ngalor-ngidul, please deh voicenote aja.
Stop Following the News (Knowledge Obesity) Ga semua hal harus kita ikuti atau kita ketahui. Pilih-pilih yang RELEVAN dengan kehidupan kita. terlalu banyak mengonsumsi hal-hal yang ga ada kaitannya hanya akan membuang waktu. Ground yourself. Limit your input.
Pick Your Battle Ga semua harus ditanggapi. Ini bukan cuma soal media sosial. Ini tentang kehidupan sehari-hari. Simpan energi untuk hal-hal yang lebih esensial.
Superpower Hour Ada masa di mana otak kita mampu bekerja paling maksimal dengan perasaan senang sehingga bisa menikmati apa yang sedang kita lakukan. Jam-jam ini berbeda untuk masing-masing toang. Superpower hours aku ada di jam 2 - 3 dini hari dan 5 - 9 pagi. Maksimalkan periode itu untuk mengerjakan hal-hal yang penting. Dari konten ini saja sudah bsia dilihat dari jam 5 - 9 pagi ada apa saja yang dikerjakan.
Slo-mo Your Life Ojo kmrungsung. Plaing ga seneng kalau diburu-buru. Sesuatu yang terburu-buru itu melelahkan, rawan telat. Kalem aja, kasih tempo, tapi ga perlu nunggu motivasi juga, tetap kerjain, apsang DEADLINE.
Speak Your Truth Satunya kata dengan tindakan. Tentang mengubah niat menjadi tindakan. Sesederhana "Aku akan XYZ" ketimbang "Aku harus XYZ". Monir change indeed, but it helps our brain switch from intention to action. If you want to do something, plan, then do it, before it becomes 'should have'.
Weekends Off Pisahkan antara kerja dan keluarga, kantor dan rumah. Kalau weekend, pakai untuk hal-hal yang ssama sekali berbeda. Pilihannya banyak, berbagai klub olahraga, hobi-hobi kekinian, acara-acara festival/pameran/kajian, beberes, main ke rumah temen atau saudara, dll you name it.
Tomorrow Starts Tonight Tidur teratur dengan penuh rasa syukur atas apa yang sudah kita lalui dan kerjakan seharian ini. Ga perlu nyesel, kecewa, marah dsb. Lupakan yang udah kejadian. Jangan berlarut-larut. Jangan kurang tidur, tapi juga jangan tidur kebanyakan. Setiap kali mau tidur, kita udah tahu besok mau ngapain.
Don't Be Too Much Kalau mau bikin to-do-list, ga usah banyak-banyak. RATIONAL-REALISTIS-REASONABLE aja.
Focus on the End Goal Semisal ada kegagalan-kegagalan kecil, santai. itu bagian dari tujuan akhir yang lebih besar.
0 notes
Text
Ga Semua Hal Itu Urgen
Sebelum dikira typo, kata urgen sudah masuk dalam KBBI.
urgen/ur.gen/urgen/a mendesak sekali pelaksanaannya; sangat penting (gawat, mendesak, memerlukan tindakan segera).
This is urgent! That is urgent, too!
Dikit-dikit urgen, bentar-bentar urgen. Sekan semua yang ada di dunia ini urgen. Kalau setiap hal urgen, tidak ada yang benar-benar urgen. Kalau setiap hal penting, tidak ada yang benar-benar penting. Pahami ini baik-baik.
Itulah kenapa ada yang namanya SKALA PRIORITAS. Teringat cerita teman lama, dari temannya juga, yang pernah dapat 'nasihat' menarik dari atasannya.
"Why does your bad plan become my emergency?"
Kenapa ambisimu, keserakahanmu, ketidakterampilanmu dalam mengelola waktu dan perencanaanmu yang buruk harus menjadi beban orang lain?
Cerita lain, ada yang udah pulang balik dari kantor, dipanggil lagi suruh kerja di kantor.
Not everything needs to happen right now.
You have to do this right now or everything will go wrong everything will be just fine. Just because they're panicking doesn't mean you have to. The world cant wait, dude. You, can also wait. Not everything can be done today, nor does it need to be.
Islam recognizes the importance of urgency in certain situations, emphasizing the need to act swiftly on religious duties and opportunities for good. However, it also emphasized the value of patience and thoughtful consideration.
Ada orang-orang yang selalu menandai email yang mereka kirim dengan 'urgent' atau 'high priority' - prioritas siapa?
Pahamilah perbedaan antara urgensi dan KEBERARTIAN (important). Tidak semua hal yang berarti itu urgen. Pun sebaliknya, tidak setiap yang urgen itu berarti.
Importance - Having a significant impact on the outcome.
Urgency - Requiring immediate attention.
Bedakan juga antara URGENT CRISIS dan URGENT REQUEST. Kebanyakan yang kita alami adalah yang kedua. We feel like living in a constant state of emergency.
Ada hal-hal yang penting, tetapi tidak urgen. Ada pilihan kerjakan sekarang, tunda dulu, biarlah orang lain yang melakukannya dengan senang hati, atau lepaskan.
Kadang, kita harus dengan lapang dada menerima bahwa ada hal-hal yang memang tidak bisa selesai (atau tidak bisa kita selesaikan sendiri dan bukan tanggung jawab kita untuk menyelesaikannya). Tidak semua hal adalah situasi hidup dan mati.
Your sense of urgency is killing you slowly (and people around you).
0 notes
Text
Menkes: Tentang Para Pria berukuran Celana di Atas 32 Perut buncit dan badan gemuk dalam Islam
"Kalau laki-laki beli celana jeans masih di atas ukuran 32 atau 33, itu sudah pasti obesitas. Itu menghadap Allah-nya lebih cepat dibanding yang ukurannya 32 atau ke bawah. Saya bukannya body shaming, tapi memang artinya begitu." (Menkes Budi Gunadi Sadikin)
Banyak orang yang menyoroti gaya komunikasi atau public speaking menteri-menteri kita. Salah satunya terkait pernyataan di atas. Ada yang menyebutnya slip of tongue, tidak sensitif, ada juga yang menyarankan lebih baik menggunakan teks agar dapat disampaikan dengan diplomatis dan tidak menimbulkan kegaduhan. Tapi, mari kita pahami lebih dalam soal lingkar perut.
Penjelasan dari Menkes, ambang batas lingkar pinggang ideal pria 90 cm dan wanita 80 cm. Ukuran celana bisa menjadi tolak ukur kasar bagi pria untuk mengevaluasi potensi obesitas. Rekan-rekan dokter dan ahli gizi, mohon diluruskan kalau salah ya.
Kita tidak akan mengupas Body Mass Index (BMI) atau teori-teori kesehatan lainnya, tetapi bagaimana Islam memandang lingkar perut berlebihan atau yang biasa kita sebut buncit?
Ada satu hadis yang sering digunakan untuk mencela orang yang gemuk atau buncit. Seolah-olah Allah membenci orang yang gemuk? Apakah pemahaman ini benar? Jawabannya tidak.
Di bawah ini hadis masyhur yang menyatakan bahwa Allah membenci orang gemuk. "Sesungguhnya Allah membenci seorang ahlu ilmu yang berbadan gemuk."
Berdasarkan penelusuran dari berbagai laman khasanah Islam, dijelaskan oleh Syekh Muhammad Shalih Al-Munajjid Hafidzahullah hadis di atas tidak sahih.
"Seteleah menelusuri hadis ini, jelaslah bagi kita bahwa hadis ini tidak berasal dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Tidak boleh menisbatkannya kepada beliau. Hadis ini tidak sahih dari berbagai riwayat para sahabat Radhiallahu 'anhu." (as-Su-aal Wal Jawab, no. 137177)
Jadi, gemuk atau buncit itu ga aoa-apa kan ya? tunggu dulu. Ada hadis yang lain.
"Generasi yerbaik adalah generasi di zamanku, kemudian masa setelahnya, kemudian generasi setelahnya. Sesungguhnya pada masa yang akan datang, akan ada kaum yang suka berkhianat dan tidak bisa dipercaya. Mereka bersaksi sebelum diminta kesaksiannya, bernazar tetapi tidak melaksanakannya dan tampak pada mereka kegemukan." (HR Bukhari dan Muslim)
"Sebaik-baik umatku adalah masyarakat yang aku diutus di tengah mereka (para sahabat), kemudian generasi setelahnya. Kemudian datanglah suatu kaum yang suka menggemukkan badan, mereka bersaksi sebelum diminta bersaksi." (HR Muslim dan Ahmad)
Jadi, gemuk itu tercela?
An-Nawawi Rahimahullah juga menjelaskan bahwa gemuk yang tercela bukanlah semata-mata gemuk secara alami, tetapi terkait dengan sikap makan dan minum yang berlebihan.
"Maknanya buka murni menjadi gemuk. Para ulama menjelaskan bahwa yang tercela yaitu yang mengusahakan menjadi gemuk. Adapun yang gemuk secara alami (dari awal), tidak termasuk dalam hadis ini. Maksudnya adalah orang yang sengaja mengusahakan gemuj dengan terlalu berlebihan makan dan minum dari ukuran normal." (Syarh Shahih Muslim, 16 : 67)
Dasi sini bisa dipahami ya, tidak semua gemuk itu tercela.
Jadi, bagi yang memiliki perut buncit, bada gemuk, tetapi bukan karena banyak makan dan bermalas-malasan, tentu tidak termasuk gemuk yang tercela.
Ulama menjelaskan bahwa gemuk yang tercela adalah gemuk yang terjadi karena terlalu banyak makan dan minum, terlalu banyak santai serta lalai dengan akhirat, bukan gemuk yang menjadi bawaan lahir atau sekedar alasan gemuk saja menjadi tercela.
Ingat sabda Rasulullah shallahu alaihi wasallam, "Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat pada bentuk rupa dan harta kalian. Akan tetapi, Allah SWT hanyalah melihat pada hati dan amalan kalian," (HR Muslim 2564)
Ketimbang kita sibuk dengan narasi Menkes kenapa ga coba kita pahami maknanya sebagai pengingat?
Khusus terkait dengan perut buncit.
Dalam suatu kisah, Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu pernah menjelaskan, "Hai sekalian manusia, hai sekalian manusia. Hindari perut yang besar. Karena membuat kalian malas menunaikan sholat, merusak organ tubuh, menimbulkan banyak penyakit. Makanlah kaluan secukupnya. Agar kalian semangat menunaikan sholat, terhindar dari sifat boros dan lebih giat beribadah kepada Allah."
Umar mengajak untuk memperhatikan bentuk tubuh agar terhindar dari kegemukan. Karena badan yang gemuk dapat mendatangkan sifat malas dalam beribadah, bekerja, serta dapat mendatangkan berbagai penyakit.
Aturan 1/3 Porsi makan sesuai anjuran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam:
"Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lainnya untuk pernafasan.
Tentu pola makan bukan satu-satunya cara untuk menjaga bentuk tubuh tetap ideal, ada olahraga, istirahat yang cukup, sosialisasi dan gaya hidup sehat lainnya.
0 notes