Text
Secangkir Cappucino Penuh Cerita
"Suami aku lagi jatuh hati" "ya bagus" "Kamu mau jadi WO pernikahan dia?" Jlebbbb Cappucino pun terasa pahit. Speachless "Gak usah kaget biasa aja. Saya aja biasa kok. Yah awalnya sih sya kayak kamu. Bahkan lebih parah. Saya sampai ngamuk ngadu ke bapak ibunya.Semua dalam pantauan saya. Ya hp ya laptop semua pokoknya. Tapiii yah namanya urusan hati mau sekeras apapun usaha saya untuk mencegah mereka berkomunikasi ini jaman modern ada banyak cara, toh itu semua buatan manusia kan jadi pasti ada cara untuk mengakali. Tadinya saya berfikir bahwa cinta dan hati dia hanya untuk saya. Tapiii bagaimana mungkin ada Cinta yg lain klo saya saja sudah cukup. Saya tidak ingin menjadi dosa dan penghalang kebahagian org lain. Saya bukan Khadijah atau istri2 nabi yg lain tapiii sy juga tidak ingin suami saya menjadi pendosa karena sy menghalangi cintanya. Udah kapan2 qta cerita saya harus pulang, bentar lagi dia pulang kerja. Kita Deal ya kamu jadi WO Pernikahan suami saya. Besok aku tgg disini ngomongin konsepnya yah sepulang kamu kantorlah kamu kan org sibuk"
Dan dia pun berlalu dari hadapan saya. yang sampai detik ini masih terdiam membisu. Serasa berada di belahan bumi bagian mana. Masih tak habis pikir saya bagaimana perempuan itu bisa berubah pola pikir. Masih ingat saya bagaimana dia menolak POLIGAMI. Bagaimana dia menangis di pinggir jalan benar benar dipinggir jalan menangisi pria yang saat ini menjadi Imamnya. Bagaimana wajah bahagianya ketika pria itu meminangnya meskipun ada sedikit bumbu "Saya Nikahin kamu karena Ibu saya, tolong jaga Ibu saya" Kekuatan apa yang membuatnya merelakan BERBAGI SUAMI. Mungkin dia memang bukan Khadijah tapi kebesaran hatinya untuk berdamai dengan keadaan sangat luar biasa. Perempuan ini yg benar2 tidak menyukai POLIGAMI harus berdamai dengan takdir. Takdir dia dan suaminya
Apa saya bisa sekuat dia? untuk berdiri dari tempat ini saja sudah tak Mampu. Apalagi untuk bertemu besok dengannya lagi.
0 notes