Tumgik
bajugarisgaris · 4 months
Text
Living in Another Universe
19/2/2024
Imagine, you find a person who has same vision with you, who understand your world, your flaws, has same energy to discuss about everything, has the same frequency about how to living a life, how to control what we can't control. Traveling around the world together, going to the bookstore, enjoy our evening coffee and cigarets beside the rivers, gone fishing, living in a small cottage core , farming, once going to the beach, never assuming about everything.
Why....
Tumblr media
Why I didn't met him earlier, why we met in that canteen, why we should talk about mental health, why we should talk about education, about what I don't want to know. call me "sapiosexual", but there you are. I just only can imagine that we're in the same universe, in the same world that we always want.
There're so many WHY or WHAT IF ?
Why we grow on the same boat, but different deck? different harbor, is that okay? can we just talk like we never met ? can we just looking each other like we're know that we're could be in this situation?
Imagine, that we're on the same boat. Reading different books, discuss it, talk about what we want to eat for tomorrow. How about your days?
Sitting on the yard, singing and playing guitar, drinking our beer or coffee, eating our colorful fruits. Somehow, I think I want (or need) a person like you. But, that's not the reality. You living your own life, me on my own. That's okay.
I think it's too late for everything, but never mind. Sometimes it's just need to living in our "delusion" to keep our lives sane. It's that okay?
Call me crazy, but it's doesn't matter for me as long as I am okay. As long as I can through all of this.
Tumblr media
0 notes
bajugarisgaris · 9 months
Text
Apakah Tidak Apa-apa, Tidak Menjadi Apa-apa ?
6 September 2023 15.25, Street Side Coffee
Aku baru saja mengunjungi psikolog untuk menangani Anak-anakku. Esok hari aku ke Marsudirini 78 untuk survey sekolah, pikiranku tents campur aduk tidak karuan. Aku selalu berpikiran buruk atas diriku sendiri, ketakutanku menghantui. Banyak pikiran buruk merayap yang menghantui dan mulai berata "aku adalah ibu yang buruk".
Aku meninggalkan Anak-anakku di sang hari untuk bekerja, Walaupun kadang hang yang kudapat tak seberapa. Tapi setidaknya Saku berusaha, aku akan selalu mencari cara untuk menomor satuian Anak-anakku Walaupun heti kecil kadang berakta "lha aku kapan?" Hehehe, mungkin masa jayaku sudah selesai. Kini saatnya mencetak anak-anak unggul, saatnya aku harus menurunkan egoku untuk menjadi sesuatu. Walaupun dalam hati kecil, mimpiku masih banyak, cita-citaku masih tinggi, tapi itu Semua tak berarti Kalau aku nagga berhasil mengurus anak-anakku dengan baik.
Banyak pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab
Apakah tidak apa-apa Kalau aku cuma ibu rumah tanga yang masih butuh bantuan orang lain?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku tidak seperti saudara-saudaraku, atau teman-temanku dengan kariernya yang moncer tapi mereka masih bisa mengurus anak?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku hanya seorang buruh seni yang tak selalu ada pekerjaan Walaupun sekolahku sampai S2 ?
Apakah tidak apa-apa Kalau saat ini aku memilih untuk tidak menjadi apa-apa?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku masih jauh dari harapanku sendiri?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku masih punga keinginan untuk pergi ke tempat lain bersama Anak-anakku?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku tidak jago masak?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku ingin Anak-anakku tertangani dengan baik?
Apakah tidak apa-apa Kalau aku belum bisa jalan-jalan ke luar negeri seperti orang-orang?
Apakah tidak apa-apa kalau aku saat ini hanya ingin memperbaiki kualitas hidup anak-anakku? seperti yang bapakku berikan pada Anak-anaknya
Apakah tidak apa-apa, Kalau aku adalah aku...
0 notes
bajugarisgaris · 10 months
Text
Almost is Never Enough
Friday August 25th 2023 12.42
I'd like to say we gave it a try I'd like to blame it all on life Maybe we just weren't right But that's a lie, that's a lie
And we can deny it as much as we want But in time our feelings will show 'Cause sooner or later we'll wonder why we gave up The truth is everyone knows, oh
Almost, almost is never enough So close to being in love If I would have known that you wanted me The way I wanted you Then maybe we wouldn't be two worlds apart But right here in each other's arms And we almost, we almost knew what love was But almost is never enough
If I could change the world overnight There'd be no such thing as goodbye You'd be standing right where you were And we'd get the chance we deserve, oh
Try to deny it as much as you want But in time our feelings will show 'Cause sooner or later we'll wonder why we gave up The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough So close to being in love If I would have known that you wanted me The way I wanted you, oh Then maybe we wouldn't be two worlds apart But right here in each other's arms And we almost, we almost knew what love was But almost is never enough
Huh (huh-huh), huh, baby (mm) You know, you know, baby Almost, (baby, baby) is never enough, baby (baby) You know, (hm-hm) hey
And we can deny it as much as we want But in time our feelings will show 'Cause sooner or later we'll wonder why we gave up The truth is everyone knows
Almost, almost is never enough (is never enough, baby) (We were close) so close to being in love (so close) If I would have known that you wanted me (that you wanted me) The way I wanted you, babe Then maybe we wouldn't be two worlds apart But right here in each other's arms And we almost, we almost knew what love was (baby) But almost is never enough
Huh, huh, baby (almost) You know, you know, baby Almost, is never enough, baby (never) You know, hey
Thank you for the truth and the confession, so I'll keep it on my stories, maybe on my art or my poems. Now, just keep going to live our each life with your family and my family. I am so thankful to know you, maybe we're not met as a lover, but we could be a friends, a team for some movement. Maybe our time wasn't ours, It was Him. One day, I'll get my happiness too. Let's we walk, in our EACH path. Thank you, J.
0 notes
bajugarisgaris · 2 years
Text
MIMPI BISA BERUBAH, BEGITU KATA SAUDARAKU
Streetside Coffee, 5 Oktober 2022 14.30
Aku seorang ibu rumah tangga kantoran yang agak-agak depresi tapi mencoba bahagaia ini sedang banyak berpikir. Apakah ibu-ibu rumah tangga (full) punya pikiran untuk bekerja juga tapi di sisi lain juga tetap pengen jadi ibu rumah tangga? Atau apakah ibu-ibu bekerja yang pulangnya masih harus ngurus rumah pengen jadi ibu rumah tangga full? tapi kenyataannya dia harus bekerja karena keadaan.
Hmmm, begitu syulit untuk memahami keadaan dan kenyataan. Seperti aku sekarang ini, aku bahkan ingin memutar waktu di saat anak-anakku mulai belajar makan. Ingin melatih mereka makan sendiri sejak kecil, sekarang apa yang kudapat? aku bekerja dan feeding rules yang kuinginkan tentu saja buyar karena aku tidak mampu untuk memberi pengertian pada ibuku atau mbak kalau anak makan tidak harus habis atau tidak harus banyak.
Lalu kenyataan apa yang sedang kuhadapi sehingga saat ini aku ingin sekali kembali ke waktu itu?
Sebuah keadaan yang cukup sulit, ujian rumah tangga vs memperbaiki kualitas diri. Apakah jika aku sudah bisa jadi lebih baik akan kembali bertanya : a. Did he deserve me? atau sebaliknya b. Did my kids deserve me? atau sebaliknya c. Did I good enough as a wife and mom? dan pertanyaan-pertanyaan lain.
Sayangnya, keadaan sekarang ini sedang sangat menguji mental dan finansial (kami). Benar-benar sedang diuji untuk menurunkan ego, hmmm ego siapakah yang akan runtuh? Jika egoku berhasil runtuh lalu egonya tidak, apakah ini semua dapat dilanjutkan. Mengingat saat ini komunikasi begitu buruk, tak ada kesepakatan, minimnya diskusi karena selalu berujung perdebatan, dan lain-lain. Kuat? enggak dong :) tapi aku sedang mencoba banyak ngobrol dengan Tuhan, ujian apa ini Tuhan kenapa sampe badanku meriang :") mungkin Tuhan akan menjawab doa-doaku kalau diriku sudah siap. Eitsss agak melenceng dari judul nih, MIMPI BISA BERUBAH.
Well, saudara sepupuku pernah berkata kalau dulu ia tetap ingin bekerja walau punya anak. Tapi seiring berjalannya waktu, mendampingi tumbuh kembang anaknya sebentar lagi 5 tahun membuatnya berpikir bahwa JADI IBU RUMAH TANGGA ADALAH SEBUAH HAL YANG MEWAH. MIMPI UNTUK BEKERJA LAGI TU NANTI-NANTI AJA, MENDAMPINGI ANAK DAN SUAMI RASANYA LEBIH NIKMAT. If only ya mbak, keadanku bisa sepertimu (walau sedikit) aku tidak masalah untuk menjadi ibu rumah tangga FULL. Bahkan berada di luar kota dan mengurus 2 balita sendiri aku tidak apa-apa, tapi karena startnya sudah salah. Banyak hal yang kulewatkan karena terlalu acuh dan inilah yang kudapat sekarang, effort harus lebih keras untuk membuat mereka bertumbuh sesuai dengan usianya. Tetapi apa boleh buat YGY, apakah ini takdir yang harus kujalani? atau ini memang JALAN TUHAN untuk menempaku lebih keras sehingga nanti di depan sana ada secercah harapan untuk memetik buahnya.
Betul mbak, aku setuju bahwa MIMPI BISA BERUBAH. Aku benar-benar ingin menjadi ibu rumah tangga walau nggak bisa bebas cek out barang ini itu, skincare terbatas, it's ok asal tumbuh kembang anak-anakku baik. Mimpiku berubah total mbak setelah anakku tumbuh sebesar ini dan harus mempersiapkannya sekolah nanti, gangguan bicara dll. Hancur mbak hatiku, apalagi kenyataan yang harus kuterima saat ini adalah aku merasa seperti berjalan sendiri. Keluarga kecil "utuh" tapi rasanya seperti single fighter. Sudah lelah berdebat mbak aku tu :") trauma dengan kejadian tahun lalu, jadi semua kutelan sendiri walaupun ini nggak baik. Tapi aku berusaha kuat mbak, aku berusaha buat menjalani semuanya.
Seandainya waktu bisa kuputar mbak, walaupun aku tidak pernah menyesal melahirkan anak-anakku. Aku hanya menyesal bahwa mereka ada di saat aku tidak siap mental dan finansial, saat kami tidak siap untuk membicarakan parenting macam apa yang akan kami terapkan. Pacaran lama juga nggak menjamin kehidupan pernikahan akan baik-baik saja, akankah aku bertahan mbak? Aku ingin banyak bercerita denganmu mbak, tapi aku takut. Karena ini pilihan yang sudah terlanjut kuambil. Aku ingin sekali cerita denganmu mbak.
Untukmu, semoga kamu mengerti kalau saat ini aku merasa berjalan sendiri sebagai pasangan. Semua kukerjakan sendiri bahkan urusan anak juga kuurus sendiri tentunya dengan bantuan mami dan mbak. Andai kau tau, aku ingin kita mengurus rumah tangga kita sendiri, berada di rumah kita sendiri walaupun ngontrak. Tapi entah kenapa uneg-uneg ini sulit untuk diutarakan.
Terimakasih mbak, sudah banyak mengubah pikiranku. Doakan aku mampu melewati semua ini dan bisa memetik buahnya suatu hari nanti :) Amin.
Tumblr media
2 notes · View notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
Keluar dari Toxic Relationship dalam Serial Netflix MAID - Season 1 (2021)
Tumblr media
Alex (Margaret Qualley), seorang ibu muda dengan anaknya yang berusia 3 tahun, Maddy harus menghadapi kenyataan bahwa Sean (Nick Robinson), pasangan Alex melakukan kekerasan verbal yang membuat Alex trauma. Sehingga Alex memutuskan untuk keluar dari rumah Sean di tengah malam sambil membawa Maddy yang masih tidur (jujur, melihat Maddy yang mskungan yang tidak suportif untuk membesarkan anak. Maid sendiri merupakan adaptasi dari buku yang berjudul Maid: Hard Work, Low Pay, and a Mother's Will karangan Stephanie Land dimana hal tersebut adalah kisah nyata yang ia alami.
Tumblr media
Hmm, ini sedikit membuat saya tergelitik karena ingat sebuah ungkapan yang saya dapatkan ketika masih kuliah di tahun 2018 dulu : "WOMEN CAN GET IT ALL", meskipun ternyata semua itu patah seketika setelah melihat kenyataan yang lebih dekat. Bahwa privilege akan hubungan komunikasi yang baik dengan pasangan, kondisi finansial serta kestabilan mental merupakan hal utama untuk membangun fondasi keluarga. Dalam Maid memang pada akhirnya Alex bisa mendapatkan "semua" mimpinya di akhir cerita : lepas dari hubungan yang toxic, berhasil mendapatkan hak asuh Maddy, membuat mimpi dan cita-citanya jadi kenyataan yang ia dambakan 4 tahun sebelumnya (berkuliah di jurusan creative writting di Montana), berdamai dengan pilihan ibunya dan keluar dari kota yang membuatnya "hancur". Secara emosional, tokoh Alex ini menunjukkan bahwa jadi ibu itu benar-benar harus matang secara emosi dan finansial. Jadi nih, tokoh Alex ini menunjukkan gimana kalau lagi di depan anak (terutama masih balita dan belum tau masalah-masalah kompleks soal rumah tangga orangtuanya), bahwa semuanya AKAN BAIK-BAIK SAJA. Meskipun kenyataannya hal itu sedang tidak baik-baik saja.
Series ini menurutku sangat menguras batin (untuk ibu-ibu yang anaknya masih balita kayak saya gini), nah kali ini saya pengen sedikit mengulas atau menulis pendapat/resume tentang series ini. Sebenarnya series ini mengingatkan akan salah satu series yang pernah saya lihat sebelumnya (tahun lalu kira-kira) yang berjudul Workin Mom, keduanya bisa ditonton di Netflix. Tapi kali ini saya mencoba fokus ke Maid dulu saja, yang mungkin akan ada sedikit sangkut pautnya dengan beberapa film atau buku yang menurut saya bisa memperkaya pengetahuan dan menarik benang merah untuk bisa lebih memahami peran single parent yang sedang strugling parah demi anak dan kehidupannya, juga kebahagiannya. Mari kita mulai~~
Alex (Margaret Qualley), seorang ibu muda dengan anaknya yang berusia 3 tahun, Maddy harus menghadapi kenyataan bahwa Sean (Nick Robinson), pasangan Alex melakukan kekerasan verbal yang membuat Alex trauma. Sehingga Alex memutuskan untuk keluar dari rumah Sean di tengah malam sambil membawa Maddy yang masih tidur (jujur, melihat Maddy yang masih tidur ini bikin ingat anak-anak saya juga), Alex membawa barang seadanya serta Maddy sambil mengendarai mobilnya tanpa tujuan yang pasti. Ia pergi ke sebuah yayasan untuk mencari informasi dimana Alex dan Maddy bisa tinggal karena status mereka yang homeless ini, ternyata menyulitkan pihak yayasan untuk mencarikan mereka tempat tinggal. Alex tidak punya pekerjaan dan tidak ada bukti penganiayaan yang dilakukan oleh Sean (karena tidak ada luka yang 'terlihat'), akhirnya pihak yayasan menganjurkan Alex untuk bekerja paruh waktu setidaknya untuk mendapatkan slip gaji sehingga ia bisa menyewa tempat tinggal (kalau di Indonesia mungkin sejenis rusun, kos keluarga atau apartemen sederhana). Ia akhirnya diarahkan oleh pihak yayasan untuk bekerja sebagai tukang bersih-bersih yang dikelola oleh seorang perempuan bernama Yolanda. Setelah itu, terpaksa Alex menitipkan Maddy untuk tinggal bersama ibunya di karavan-bersama pasangan ibunya, Basil. Beberapa kali Alex harus pindah tempat karena menemui berbagai macam masalah entah itu perijinan atau statusnya sebagai pekerja paruh waktu, ia juga menemukan jalan untuk terbebas dari Sean dan berhasil memperjuangkan hak asuh penuh atas Maddy. Sebenarnya, dalam series ini ada banyak sekali irisan-irisan yang tidak hanya menyinggung tentang toxic relationship semata, tetapi juga bagaimana negara/institusi yang tidak bisa melindungi korban-korban kekerasan dalam rumah tangga JIKA TIDAK ADA BUKTI YANG TERLIHAT. Nah, ternyata tidak hanya di Indonesia saja yang tidak memiliki payung hukum kuat untuk hal ini (lihat informasi tentang RUU PKS).
Bagaimana Alex harus berjuang keras untuk bekerja dan memenangkan pengadilan mengingat kekerasan yang dilakukan Sean adalah kekerasan verbal dan emotional abuse. Hal tersebut ditunjukkan dalam beberapa adegan antara lain ketika Alex dan Maddy tinggal di sebuah safe house yang mempertemukan mereka dengan seorang perempuan bernama Denise (BJ Horisson) sebagai ibu asuh di safe house tersebut. Safe house yang diperuntukan bagi perempuan dan anak-anak yang menjadi korban KDRT tersebut tidak dipungut biaya sama sekali, mereka mengandalkan donatur baik berupa uang maupun materi (makanan untuk sarapan sehari-hari penghuni safe house) serta penghuni boleh mengambil pakaian secara bebas di toko mereka secara GRATIS, dimana Denise menjelaskan bahwa semua yang ada di toko itu diberikan oleh donatur. Hingga suatu hari Alex bertemu dengan Nate, seseorang yang dulu pernah mengunjungi bar tempat Alex bekerja dan ternyata menyukai Alex sejak lama tetapi Alex lebih tertarik dengan Sean. Adegan itu juga membuat penonton (atau setidaknya bagi yang pernah membaca atau mengalami) mengapa kadang yang dipilih adalah yang bad boy, bukan yang tulus. Itu sudah menjadi red flag untuk masa depan bukan? Nate memberi tumpangan hingga memberikan tempat untuk Alex tinggal sementara bersama Maddy dan ibu Alex, Paula Langley (Andie Macdowell) yang menderita bipolar disorder setelah ditipu Basil. Kondisi Paula makin memburuk ketika ia pergi ke rumah warisan neneknya yang sudah dijual oleh Basil, ia melukai dirinya sendiri hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kondisi Paula dengan mental yang tidak stabil ini juga semakin membuat Alex khawatir, akankah ia bisa memperjuangkan mimpinya untuk keluar dari kota tempat mereka tinggal dan pergi ke Montana untuk kuliah atau terjebak dengan kondisi yang sangat kompleks.
Selama itu, Nate yang berusaha memberikan semua untuk Alex tiba-tiba saja berubah 180 derajat setelah perisitiwa Paula yang dibawa ke rumah sakit, karena malam itu Alex kembali ke rumah Sean. Perjuangan Alex untuk mencari pengasuh bagi Maddy ketika ia bekerja juga menjadi sorotan menarik, salah satunya adalah menemukan daycare yang tepat. Ia akhirnya menitipkan di daycare yang murah karena keterbatasan biaya, dan ketika ia bisa menitipkan Maddy di daycare dengan kualitas yang lebih baik (baik dari segi pengasuh dan aktivitas) dengan bantuan Nate, tetapi harus berakhir karena Nate tidak mau membantu Alex lagi setelah kejadian itu.
Tumblr media
Hal yang menurut saya menjadi sorotan adalah tentang birokrasi ketika Alex mencari tempat tinggal (di luar safe house). Selama ia mencari tempat tinggal, bahkan untuk sementara sampai ia benar-benar settle, ia selalu dihadapkan dengan berbagai permasalahan statusnya sebagai ibu tunggal yang (dianggap) 'tidak bekerja', meskipun ia sudah memiliki pekerjaan paruh waktu. Dari apartemen satu ke apartemen lain selalu terbentuk dengan persyaratan yang berhubungan dengan statusnya sebagai ibu tunggal dan pekerjaannya. Misalnya saja, apartemen pertama yang ia tempati ternyata tidak layak huni untuk anaknya karena ketika musim dingin tiba, dinding kamarnya sangat lembab dan berjamur sehingga anaknya menjadi mudah sakit. Di apartemen kedua, ketika ia berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan baik dari segi lokasi maupun harga, sayangnya hal itu dikacaukan oleh Sean ketika menghadiri ulang tahun Maddy. Keramaian Sean dan teman-temannya membuat pemilik apartemen tidak percaya lagi dengan Alex, sehingga ia harus keluar dari sana dan memutuskan untuk kembali ke safe house.
Kondisi Alex yang serba salah ini memang tidak semudah menjalaninya, saya yang nonton saja ikut pusing. Membayangkan berjuang seorang diri dengan anak balita, tanpa bantuan siapapun. Meskipun pada akhirnya Alex sempat meminta bantuan ibunya yang mengidap bipolar untuk menjaga Maddy, itupun tidak bertahan lama.
Di akhir cerita, Alex berhasil mendapatkan hak asuh penuh untuk Maddy setelah ia berjuang untuk bekerja keras, dipisahkan dengan Maddy selama 7 hari, hingga mencari pengacara untuk membantunya. Terlebih pada akhirnya ia berhasil diterima di universitas yang ia inginkan sejak 4 tahun lalu, ia pergi bersama Maddy ke Montana untuk melanjutkan hidup barunya.
Lika liku menjadi ibu tunggal memiliki banyak sekali kompleksitas, baik stigma bahwa menjadi janda adalah sesuatu yang buruk, ketidakmampuan perempuan dalam 'memelihara' keluarga (padahal dalam berkeluarga dibutuhkan juga peran ayah/suami), hingga stigma yang akan melekat pada anaknya ketika sudah dapat bersosialisasi. Jika menjadi janda dan belum memiliki anak, maka kerap kali orang melabeli dengan cap perempuan 'gatel' atau 'rentan' menggoda suami orang.
Banyak sekali penelitian atau artikel terkait tentang ibu tunggal serta stigmanya. Mungkin beberapa bisa saya sematkan disini : - Perjuangan Ibu Tunggal - Menjadi Ibu TUnggal Bukan Aib - Ketika Ibu Tunggal Membangun Keluarga
0 notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
3 OKTOBER 2021 : "RAHAJENG DAN NARESWARI"
3 Oktober 2021, 11.12
Hari ini, tanggal yang ajaib. 2 orang yang namanya "kucomot" untuk nama anak-anakku sedang ada di hari bahagianya masing-masing. Yang satunya sahabatku sejak TK, yang satu lagi adalah sahabat dari sepupuku dan kami kenal di acara pernikahan kakak sepupuku tahun 2016 silam. Pertama kenal, kami langsung dekat, anaknya sangat menyenangkan dan tampak sekali bahwa dia pekerja keras. Hal itu terlihat sampai sekarang dengan apa yang dilakoninya dengan pasangannya Gabriel.
Hari ini, Rosa Amelia Nareswari berulang tahun ke 30 - sahabatku sejak TK, yang dulu kami mengawali persahabatan karena dia sering mencubitku hingga kini kami masih kontak meskipun jarang. Bisa dibilang persahabatan ini sangat low maintanance, tapiiii sekalinya ngobrol kami bisa lupa waktu. Kami pernah punya luka masing-masing di masa lalu yang menyebabkan persahabatan kami ajur, tapi itu semua berhasil kami lewati. And I'm so grateful have a bestfriend like her. I love her very much. Masih kuingat jelas, waktu SD ia pernah kecelakaan di dekat rumah saat kami berjalan bersama hingga ia terpental jauh beberapa meter dari tempat kami berjalan yang menyebabkan luka-luka, padahal beberapa hari lagi kami ada acara perpisahan SD di Tlogo. Saat itu aku memintanya dengan amat sangat agar ia ikut, dengan konsekuensi aku harus membantu mengganti perbannya dan membantu ia mandi. Semua kulakukan karenaaa : AKU TIDAK PUNYA TEMAN DEKAT SELAIN DIA ! Terlalu banyak ceritaku dengan Lia, begitu hanya aku dan keluarganya memanggilnya. Sedangkan teman-teman yang lain memanggilnya Rosa / Ocha. Tapi aku tetep panggil dia Lia. Ya itu panggilan sayangku hahaha. Sekarang dia ada di BSD, kami hanya berjumpa setahun sekali :( ia enggan pulang karena neneknya menyuruhnya untuk segera menikah, padahal aku sering bilang kalau nikah itu neraka kalau ketemu partner yang 'salah'. Nggak usah terburu-buru soal menikah, karena aku yakin dia orang yang berprinsip setelah mengalami kepaitan dalam relationshipnya beberapa tahun lalu yang kandas karena kesalahan yang ia buat dan ia tidak mau lagi mengulangi. Kami memang punya jalan hidup yang berbeda, tapi kami juga saling belajar. Aku senang dengan semua jalan yang ia pilih, ia bahagia telah memilih jalan-jalan tersebut. Sekarang memang kami jarang bertukar kabar, tapi aku selalu mendoakannya agar ia selalu mendapatkan yang terbaik. Sengaja kuambil nama belakangmu untuk anakku Kananta Andhra Nareswari, agar kelak Kana bisa selalu jadi anak perempuan yang kuat dan memberi warna dalam perjalanan hidupnya. Kelak, aku tidak mempermasalahkan kalau Kana memilih bernyanyi sepertimu atau lebih senang bermain dengan seni visual sepertiku. She'll proud that her mother has a bestfriend like you. Selamat ulang tahun sahabatku, Lia. Aku mengasihimu, semoga suatu hari kita bisa dipertemukan di waktu yang lebih panjang untuk mencurahkan semua cerita-cerita yang kita punya <3
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hari ini, Abigail Narulita Rahajeng - menikah dengan seseorang yang dulu pernah dipacarinya lalu sempat putus dan kembali lagi hingga kini menikah, Gabriel Ricardo. Ajeng ini dulu berkuliah di ISI jurusan Desain Interior, dimana selama berkuliah dia selalu punya cara untuk menuntaskan tugas-tugasnya, entah bagaimanapun caranya tapi pasti beres. Aku memang tidak terlalu dekat dengannya, tapi waktu di Jogja kami sempat sering ketemu berdua atau malam-malam ketemuan di dekat kontrakan karena dia sambil kerja. Hebat sekali dia ini, benar-benar pekerja keras dan rela nggak tidur untuk urusan kerjaannya. Nah, beberapa pelajaran yang kuambil darinya adalah keteguhan prinsip, kerja kerasnya tapi dia juga anak yang baik dan menyenangkan. Aku senang ngobrol sama Ajeng, banyak hal yang bisa kita bicarakan dan banyak nyambungnya. Memang tak banyak aku tau tentangnya, tetapi ada alasan kenapa aku senang dengan namamu dan kuberikan juga pada anakku Rahajeng Dhira Kinanthi, doa yang kusematkan pada namanya supaya kelak Kinan menjadi anak perempuan yang bisa menuntun dan membawa keselamatan dan bisa kuat untuk menjalani jalan hidupnya. Selamat menikah, Ajeng dan Gabriel di hari ini, semoga kalian selalu dilimpahkan sukacita dan banyak cinta dalam rumah tangga. Tuhan Yesus memberkati.
NARESWARI dan RAHAJENG, 3 Oktober 2021. Terimakasih bahwa kalian memberikan banyak insipirasi dan pelajaran di hidupku, yang bisa kuajarkan pada anak-anakku nanti :)
0 notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
Write Down My (BIG) Dream #2
22.9.21 - 22.15 (di tengah kejaran deadline sebelum tanggal 27)
Malam ini, aku mencoba menguraikan apa yang menjadi pemikiranku sebelum semuanya lupa. Sebelumnya, aku pernah menuliskan mimpi-mimpiku pada bagian pertama . Pada tulisan tersebut aku ingin mencoba tinggal di negara 4 musim dan menjadi ilustrator buku anak. Baiklah, untuk mimpi pertama masih banyak harapan dengan berbagai jalan : sekolah lagi, residensi atau mencari pekerjaan dengan bekal ketertarikanku pada research dan dunia komik yang sudah aku kantongi. Untuk mimpi kedua, saat ini aku geser dahulu karena semakin banyak ilustrator keren-keren yang muncul. Bahkan aku mencoba untuk vakum (LAGI) dari Instagram untuk menemukan diriku lagi, untuk mencari diriku dan peluang apa yang bisa aku dapatkan di masa depan dengan ketrampilan visualku ini.
Belakangan aku sedang menuntaskan buku yang berjudul Man Searching For Meaning yang ditulis oleh Viktor Frankl dan baru saja (lebih tepatnya sudah 2x) nonton film yang beberapa bulan lalu sangat happening : Ali and Ratu-Ratu Queens. Sangat menarik ketika aku mencoba menghubungkan 2 karya sastra yang berbeda ini dengan mimpi-mimpiku dan keadaanku. Baiklah kita coba uraikan satu per satu, dan aku akan memulainya dari film karena masih amat hangat dalam ingatan bagaimana aku memberi makna pada film tersebut.
Tumblr media
https://i.pinimg.com/originals/0e/5c/7e/0e5c7e5b897aae946fc78762bd574478.j
Film tersebut mengisahkan Ali yang pergi ke New York (NY) untuk mencari ibunya di usia remajanya karena ibunya meninggalkan Ali saat ia masih kecil untuk mengejar mimpinya di NY. Selama hidupnya, Ali kecil tinggal dengan ayahnya hingga tiba-tiba ayahnya meninggal dan hal itu membuat Ali untuk mencari tahu keberadaan ibunya di NY dan mengapa belasan tahun ibunya bahkan tidak pulang ke Indonesia untuk sekedar menemui Ali. Kenekatan Ali ke NY berbuah manis hingga ia bertemu dengan 4 orang wanita asal Indonesia yang tinggal di sebuah flat di wilayah Queens, NY. Mereka menamakan diri mereka Ratu-Ratu Queens, 4 wanita tersebut antara lain : Party (Nirina Zubir), Chinta (Happy Salma), Biyah (Asri Welas) dan Ance (Tika Panggabean). Dari keempat wanita tersebut, Ance adalah satu-satunya yang sudah memiliki anak dan ia seorang single parent, ia punya anak bernama Eva, kurang lebih seusia Ali. Singkat cerita, Ali yang tinggal selama beberapa hari di flat mereka akhirnya bertemu dengan Mia, ibunya yang ternyata sudah berkeluarga dan punya 2 orang anak serta tinggal di kawasan elite di NY. Sayangnya, akhirnya penonton diharuskan menebak-nebak sendiri bagaimana akhir dari cerita ini. Berbagai konflik dalam film ini lebih kurang berfokus pada perjalanan Ali dalam menemukan makna "keluarga" yang tidak hanya diikat oleh hubungan darah tetapi juga batin. Selain itu tentang hubungan antara ibu dan anak.
Setelah nonton film ini, aku jadi bercermin pada diriku sendiri dan membayangkan beberapa tahun lagi, jangan sampai aku menyesal dengan pilihan-pilihanku sekarang ini.
Tampak dalam beberapa adegan Mia saat memberikan penjelasan pada Ali bahwa (mantan) suaminyayan tidak mendukung mimpinya sehingga akhirnya tanpa sepengetahuan Ali, mereka bercerai dan Mia memilih untuk menikah lagi. Setelah Mia memiliki keluarga baru dimana anaknya masih dibawah 10 tahun, ia tampak bahagia berada di dalam toko mainan dengan anak perempuannya. Mia juga berkata pada Ali bahwa keluarga barunya ini memberikan kesempatan untuknya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Untuk dapat memberikan yang terbaik bagi anaknya, memberikan apa yang tidak didapatkan oleh Ali. Meskipun akhirnya Ali sendiri kecewa, mengapa Mia tidak mau memaafkan dirinya padahal Ali sudah menerima Mia dengan segala kesalahan masa lalunya.
2x aku nonton film ini, ada beberapa hal dalam benakku yang menjadi ketakutanku : aku menyesal dengan pilihanku sekarang (bekerja sambil mengasuh anak, bahwa itu tidaklah mudah dan akan ada yang harus dikorbankan salah satunya WAKTU), aku kehilangan jati diriku dan harapan yang masih aku pegang. Harapan bahwa aku masih bisa menggapai mimpi besarku di masa depan, dimana nantinya anak-anakku adalah bagian dari mimpiku itu. Entah bagaimana nanti caranya, kami bisa merasakan tinggal di negara 4 musim. Kadang lebay kalau harus bercermin pada salah satu karaker yang ada dalam film, ya hal itu dikarenakan aku sebagai penonton merasa relate dengan kondisi atau cerita dari karakter tersebut. Nanti kapan-kapan aku akan buat resensi filmnya secara utuh :) kepanjangan kalau sekarang karena ini isinya tentang mimpi-mimpiku :p Ya, dari film ini kesimpulan yang bisa aku ambil adalah tentang 'kenekatan' dalam mengambil keputusan untuk mewujudkan mimpi tapi harus rasional juga dalam menjalankannya. Jangan lupa bahwa aku masih memiliki keluarga dan hal-hal kecil yang masih mengikatku saat ini, dan itu harus disadari.
Selanjutnya adalah buku berjudul Man Searching For Meaning dari Viktor Frankl.
Tumblr media
Buku ini bisa dibilang "berat tapi ringan", untuk bagian awal memang "ringan" tapi ngilu. Karena membaca catatan perjalanan Frankl saat masih menjadi tawanan Nazi di Auzwitch, bagaimana ia bertahan hidup, bagaimana ia menghadapi kenyataan bahwa berada di kamp merupakan mimpi buruk bagi semua tawanan. Hidup dan mati batasnya amat tipis, bahkan sebagian dari mereka sudah menyadari kapan maut akan menjemput mereka. Frankl terjebak dalam situasi yang sulit di tengah-tengah tawanan dengan berbagai kondisi fisik dan mental yang sulit ditebak. Bahkan mereka seolah sudah 'mati rasa' dengan segala emosi. Yang dipertahankan adalah fisik berupa tulang dan kulit serta usaha untuk tetap hidup, meskipun orang-orang terkasih mereka sudah gugur entah karena penyakit, cuac.
Kalau tidak salah, dulu sahabatku Bokir pernah bilang kalau buku ini bisa jadi salah satu untuk 'menelusuri' batin kita dan menjadi jalan bagi pendamaian batin kita dengan keadaan yang sedang kita alami. Salah satunya adalah keadaan yang sangat tidak kita inginkan. Meskipun di bagian akhir dari buku ini membahas tentang logoterapi, yaitu memaknai kehidupan dengan memasukkan nilai agar hidup berkualitas.
Salah satu bentuk psikoterapi dari Viktor Frankl sendiri ketika ia menangani tawanan-tawanan di kamp. Contohnya adalah pikiran kita dipusatkan pada masa depan, meskipun masa lalu menghantui dan banyak hal-hal di masa lalu yang tidak bisa kita selesaikan atau kita belum bisa berdamai dengannya. (Untuk selanjutnya, buku ini bisa didapat di berbagai marketplace karena sudah dicetak ke berbagai bahasa jadi untuk terjemahan bahasa Indonesia sangat mudah untuk mendapatkannya).
Tumblr media
HDari kedua karya sastra tersebut, aku mencoba untuk menyimpulkan (meskipun untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit rasanya) bahwa "berdamai dengan masa lalu adalah salah satu cara untuk terus melangkah maju, belajar dari kesalahan di masa lalu karena baik secara langsung maupun tidak langsung, apapun yang membuat kita gagal bisa jadi celah atau senjata kita untuk menuju masa depan". Ya, karena tujuan dari logoterapi sendiri adalah berfokus pada masa depan, dan akhir dari film Ali & Ratu-Ratu Queens, ditunjukkan bahwa Ali melanjutkan hidupnya di NY meskipun tidak tinggal bersama dengan Mia, ia memilih tinggal dengan para Ratu kemudian mencari beasiswa untuk kuliah disana. Sedangkan Mia tetap hidup dengan keluarga barunya. Entah bagaimana kelanjutan Ali dan Mia, tapi mereka memilih masa depan mereka masing-masing, setelah melalui konflik panjang yang membuat mereka "terjebak" dalam "dosa masa lalu". Dimana mereka ingin saling menebusnya, tetapi tidak ada jalan tengah lalu mereka berjalan di jalan mereka masing-masing.
Masa laluku, terlalu banyak yang sudah kutuliskan di halamanku ini. Banyak kerikil dan batu-batu dalam hati yang masih mengganjal di hati, membuat sulit untuk maju bahkan sempat berada di titik paling rendah. Takut bertemu orang lain, tidak mau lagi membuka medsos kecuali Twitter (itupun hanya untuk membaca berita dan mencari meme) hingga sering menyalahkan keadaan. Mimpiku masih banyak dan besar. Aku masih ingin sekolah di luar negeri suatu saat nanti dengan jalur beasiswa, aku ingin mempunyai rumah mungil dengan halaman yang cukup luas sehingga bisa memelihara ayam kate dan bisa minum kopi sambil menemani anak-anak bermain. Sungguh mustahil sepertinya, tetapi aku yakin...meskipun langkah ini terasa berat, tetapi aku harus terus maju ke depan dan mulai babat alas untuk kembali menunjukkan taring dan potensiku. Walaupun nanti hasilnya tidak akan sesempurna yang dibayangkan, setidaknya aku sudah (dan akan selalu) berusaha.
Semoga aku bisa berdamai dengan masa lalu, berproses kembali dan kembali jalan ke depan untuk masa depan yang lebih baik. Begitu juga dengan kamu <3
0 notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
MIMPIKU YANG TERTUNDA, PERKARA MENGAMINI DAN MENGIMANI
02.14, jam-jam krusial over thinking (pakai backsoundnya Sulung - Kunto Aji)
Tumblr media
(siapa yang tidak rindu momen-momen seperti itu, duduk di jendela sambil membaca atau menulis)
Saat ini aku sedang break dari koreksian mahasiswa yang menggunung dan bikin pusing, sampai lupa kalau kurang tidur, lupa kalau anak juga bangun pagi, lupa juga kalau aku sendiri harus bangun pagi! Kadang-kadang aku sangat lelah. Energiku habis, bahkan mungkin defisit, membagi waktuku antara bekerja (lebih dari 8 jam, semua untuk anak-anakku dan orangtuaku), bermain dengan anak, dan mendidik mereka (tentu saja, dan itu harus). Kadang-kadang aku merasa gagal juga jadi ibu dan jadi anak. Sampai saat ini aku masih suka kehilangan arah, sampai meriang dan auraku jadi butek :( sedih sih. Tapi inilah yang terjadi. Aku tidak punya banyak pilihan karena aku juga tak lagi punya teman ngobrol 'ngalor ngidul' seperti masa mudaku dulu. Sungkan mau curhat dengan orang lain, ya karena pasti mereka punya masalah kan? Aku sering merasa bersalah atas keputusan-keputusan yang kuambil, tapi kalau aku tidak begini. Pada siapa nanti mereka akan bergantung? Aku sering mengorbankan kesenanganku (dan yang bikin pedih lagi adalah...aku baru saja membeli rak buku, baru beberapa jam ada di rumah raknya sudah patah karena keberatan buku :(( sad). Ya, kadang aku lelah menjadi "sandwich generation", tapi (sekali lagi) inilah keadaan dan takdir yang harus kau terima. Saat ini beban memang terasa berat, tapi percaya saja di balik ini semua Tuhan akan memberikan kelegaan yang luar biasa atas doa dan usaha-usahamu (ada amin saudara?). Baiklah, aku baru saja melihat postingan dari status Facebook-nya mbak Judith yang membuatku yakin dan percaya bahwa proses yang 'tidak nyaman' ini akan berbuah manis.
Tumblr media
1"I KEEP MY FAITH STRONG, SAYA MENGAMINI DAN MENGIMANI BAHWA NIAT YANG BAIK DIDAMPINGI DOA DAPAT MENJADI KENYATAAN"
Mungkin aku terdengar terlalu perfeksionis : aku ingin mendampingi tumbuh kembang anakku di usia emas mereka, aku ingin kerja sebaik mungkin (untuk melunasi hutangku, untuk menabung demi masa depanku, untuk membelikan ibuku mesin jahit agar menjadi modal dan menabung untuk membeli rumah impian). Aku sudah tidak peduli pada jenjang karierku saat ini, dulu aku ingin sekali bisa memiliki kedudukan khusus saat aku bekerja atau aku ahli di bidang tertentu. Tetapi, apa yang kulakukan sekarang, meskipun aku berusaha membagi waktu untuk mimpi-mimpiku itu (barang sedikit saja). Aku juga yakin dan percaya, apa yang kulakukan saat ini, nantinya akan menjadi sesuatu yang indah. Hasilnya juga bisa saja baru terlihat beberapa tahun lagi. Saat ini, mungkin saat-saat untuk memikul salib. Berjalan sampai ke bukit Golgota (sembari menghayati masa-masa Paskah) dan menemukan jawaban doa-doa dan usaha. Memangnya mimpi apa sih kok sampai harus dikorbankan atau ditunda? Hmmm, dulu aku pernah menulis di Tumblr ini bagaimana kecewanya diriku karena aku hamil. Tapi sekarang tidak lagi, aku lebih kecewa kalau aku tidak bisa mendampingi mereka bertumbuh, aku tidak bisa memasak untuk mereka (karena aku masih minta bantuan ibuku dan mbak Jum), aku terkadang sedih (lagi) kehilangan masa-masa itu. Tapi kalau aku tidak bekerja, apakah semua kebutuhan rumah akan terpenuhi? Ingat, aku adalah bagian dari sandwich generation.
Aku punya banyak sekali cita-cita, ini hanya beberapa dari sekian banyak cita-cita itu : 0. Semua hutang-hutang harus lunas! 1. Mempunyai rumah sendiri dengan rak buku besar, halaman belakang atau meja makan kecil dimana bisa difungsikan juga untuk ngobrol saat ada tamu datang ke rumah. 2. Menjadi praktisi di bidang komik, dan novel grafis. Oiya, aku ingin sekali bisa berkolaborasi dengan penulis-penulis idolaku untuk project-project tersebut, atau suatu hari aku bisa punya karier di bidang ini. Entah jadi apapun itu. 3. Jadi ibu rumah tangga atau kerja dari rumah saat anak-anak berusia remaja. Karena anak remaja butuh banyak bimbingan dari orangtua tentang rambu-rambu masa puber mereka :p dan aku tidak mau melewatkan masa ini! 4. Project besar dengan konsep karya kolektif yang dikumpulkan secara berkala (atau dalam kurun waktu 1 tahun) lalu dipamerkan di beberapa galeri di Indonesia. Project ini masih rahasia, karena sedang digodog, aku sendiri juga sedang research bagaimana cara mengumpulkan artist atau tim untuk bisa bergabung dalam project ini. 5. Aku amat sangat ingin sekali bisa kemBali lagi. Entah sebentar atau lama, tapi aku sangat rindu. ...dan lain-lain...
Mungkin itu saja yang kuingat, ya saking banyaknya. Masih banyak lagi. Saat ini aku hanya bisa berusaha, berdoa, dan tekun untuk mewujudkan itu semua. Dalam nama Yesus, ada Amin saudara? (aminnnn), dah yuk tidur dulu.
4 notes · View notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
"AWUL-AWUL”, “CUCI LEMARI DONASI” DAN THRIFTSHOP (Part 2 Bagian Akhir)
23.03.2021 14.10 WIB
I’m back!  Setelah beberapa minggu break dari nulis di Tumblr (karena nggak sempat), nyambung dari tulisan sebelumnya tentang “awul-awul”, kali ini aku mau nulis tentang apa yang pernah kukerjakan di masa mudaku (ceilahhh) beberapa tahun yang lalu.  Kegiatan charity ini aku kerjakan dengan temanku yang saat ini fokus di bidang katering sehat, kami memberi nama kegiatan ini dengan “CUCI LEMARI DONASI” di tahun 2017.  Awal mula kegiatan ini dari menumpuknya barang kami yang sudah bertahun-tahun nggak dipakai. Ada buku, baju-baju yang sudah kecil, tumbler dan jaket dari mantan. 
Tumblr media
Tadinya kami mau bikin website untuk gerakan ini, yang nantinya bisa dilakukan secara online (mirip-mirip Toko Senyum, yang ada di postingan sebelumnya) dan kami bisa donasikan ke berbagai portal atau tempat yang membutuhkan. Sayang sekali, kegiatan ini nggak berlangsung lama :( hanya 1 tahun karena tahun berikutnya aku sudah pindah Jogja dan kawanku ini sudah menikah sehingga masing-masing punya kesibukan sendiri. Padahal kami ingin sekali meneruskan kegiatan ini, mungkin nanti kalau anak-anak kami sudah besar dan bisa kami libatkan dalam kegiatan ini. Oh alangkah bahagianya! Semoga ya, amin. 
Tumblr media
Ini kegiatan kami yang kedua, ada di Aromia Coffee bersamaan dengan kegiatan Ngobrol Ide yang pertama kali diadakan oleh salah satu komunitas di kota Salatiga. Cukup lumayan hasil yang kami dapatkan dalam kegiatan ini. Tujuannya adalah kami ingin berdonasi ke beberapa panti asuhan yang ada di Salatiga, hingga akhirnya kami memilih salah satu yayasan yang merawat orang-orang berkebutuhan khusus. 
Tumblr media
Beberapa helai baju yang sudah terkumpul ini asalnya dari lemari kami sendiri, beberapa dari saudara dan sahabat dekat. Semuanya masih bagus, bahkan kami juga ikut membeli jika ada yang cocok :p 
Tumblr media
nah, kalau ini gambar yang kami pajang di beberapa kegiatan yang kami ikuti. Alas yang kami pakai adalah sprei, syukurlah respon teman-teman yang datang sangat bagus.  Akhirnya kami berpikir untuk kembali melanjutkan kegiatan ini bekerja sama dengan sahabat kami yang mengelola sebuah sanggar untuk Sahabat Tuli, namanya Sarang Lebah. Kami buka lapak beberapa hari disana dan menunggu kalau baju-baju itu tidak habis maka kami akan menyumbangkannya ke orang-orang yang membutuhkan. 
Tumblr media
Hari yang cerah di tahun 2017, dan kebetulan pemilik Sarang Lebah ini baru saja membuka warung kopi. Lapak kami gelar di halaman Sarang Lebah, sehingga orang-orang yang lewat bisa lihat-lihat, atau barangkali ada yang mau membeli. Kami disana selama beberapa hari saja.
Tumblr media Tumblr media
Nah, itu aku, yang lagi duduk :p Selain baju, kami juga menjual tas, bahkan ada yang menitipkan alat-alat kerajinan tangan. Kami sangsi apakah nanti bisa terbeli benda-benda seperti itu. Ternyata ada yang beli walaupun anak-anak kecil yang ada di sekitar sana. 
Tumblr media Tumblr media
Poster diatas kami adalah kegiatan yang kami adakan lebih kurang setahun setelah beberapa acara di tahun sebelumnya. Garage sale yang ini kami adakan karena ada salah satu teman pemilik warung makan yang ingin memberikan tempat bagi kami untuk “melapak” sekaligus menuntaskan misi kami untuk mengumpulkan donasi.  Akhirnya dari beberapa acara yang sudah kami adakan, donasi terkumpul lebih kurang sebanyak 1.200.000an. Dari situ kami berdua berbelanja sembako dan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh panti asuhan, hingga tiba harinya untuk mengantarkan sembako ke panti asuhan.  Panti Asuhan yang kami pilih adalah Yayasan Sumber Kasih, yang berada di Karangalit, Salatiga. Panti tersebut merawat lansia berkebutuhan khusus dan beberapa lansia yang sebenarnya masih memiliki keluarga tetapi keluarga tidak mau merawat. Dari donasi tersebut kami membeli bahan makanan, kebutuhan sehari-hari seperti sampo, sabun, beberapa handuk dan pampers khusus orang dewasa. 
Setelah acara terakhir itu, kami masih sering kontak, tapi sayangnya sampai tahun ini kami belum bisa bergerak lagi untuk melakukan gerakan serupa. Karena masih sibuk jadi ibu-ibu yang anaknya masih balita. Mimpi kami bahwa suatu saat untuk membuat toko kecil seperti Toko Senyum akan terus kami rawat. Entah berapa tahun lagi impian itu terwujud, tapi aku yakin kalau nanti pasti bisa mewujudkannya. 
2 notes · View notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
"AWUL-AWUL”, “CUCI LEMARI DONASI” DAN THRIFTSHOP (Part 1)
12.03.2021 
Belakangan lagi ramai perkara istilah thriftshop, secondhand shop dan vintage shop yang diawali dari cuitan seseorang yang “flexing” hasil penjualan baju-baju di marketplace dengan angka yang cukup tinggi. Lalu mendapatkan tanggapan dari seorang penulis bahwa dengan ia menjual baju-baju bekas dianggap “merampok hak orang miskin”, kemudian keributan di Twitter terjadi dengan berbagai macam opini. Memang ya, Twitter sarangnya keributan :) tapi jadi banyak bahan untuk ditelaah lebih jauh. 
Kali ini aku ingin sekali ikut menuliskan pengalamanku sebagai pecinta awul-awul (dimana mbak Diana Rikasari menyebutnya sebagai secondhand market) dan istilah thriftshop yang sedang jadi bahan perdebatan. Meskipun sekarang topik itu sudah nggak ramai lagi, tapi aku ingin sekali menuliskannya disini. 
“AWUL-AWUL” ADALAH NAMA TENGAHKU Istilah awul-awul pertama kali kudengar dari kakak sepupuku sekitar 20 tahunan yang lalu, aku ingat betul waktu itu kakak sepupuku yang SMA memakai sweater abu-abu bergambar Snoopy, adiknya yang usianya tidak berbeda jauh denganku memakai kaos hijau tua (kalau tidak salah ada tulisannya Looney Tunes). Lalu ia menceritakan kalau mereka dapat baju itu di sebuah toko baju bekas yang ada di kota kami. Mereka menyebut tempat jual baju bekas dengan istilah “awul-awul”. Karena dengan ngubek baju itu kita harus mengawul-awul sampai apa yang kita inginkan ketemu. Seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Katanya, kalau kita jeli dan telaten ngubek bak atau memilah baju-baju yang dipasang di hanger, kita akan dapat jackpot berupa baju (bekas) yang mahal. Saat itu harga sweater dengan label Peanuts dan kaos adiknya mereka dapatkan tidak lebih dari 25.000 rupiah!  Wow, aku jadi tertarik. Tak lama kemudian aku ijin pada ibu untuk menyisihkan sedikit uang sakuku biar bisa beli baju di toko itu. Tibalah harinya aku dan ibu pergi ke awul-awul, aku sudah merencanakan untuk membeli jaket / sweater dan sehelai baju. Cukup itu saja. Sampai disana kami akhirnya mendapatkan apa yang kucari, 1 jaket hitam (yang saat ini masih ada, tapi lebih sering dipakai ibu) dan 1 baju biru tua dengan label Nike aseli! Aku senang sekali, sampai rumah kami merendam baju-baju itu dengan air panas dan deterjen yang banyak, lalu mencucinya sampai benar-benar bersih. 
Kegiatan itu jadi candu sampai sekarang yang hampir berusia 30 tahun, dan mungkin akan berlanjut sampai tua nanti. Di berbagai tempat selama aku pergi merantau baik di Jogja, Jakarta maupun Bali aku tidak pernah absen pergi ke awul-awul atau ke event yang menjual baju bekas. Biasanya event seperti itu diadakan untuk charity, mereka menjual baju pantas pakai yang masih bagus lalu hasil penjualannya diberikan entah ke korban bencana alam, dog shelter, atau untuk panti asuhan.  Selama di Jogja sejak tahun 2012, aku tidak pernah absen dengan event besar di akhir tahun yang bernama SEKATEN. Sekaten adalah sebuah acara besar yang biasanya dimaknai oleh orang-orang Jogja (khususnya) sebagai pasar rakyat dan pada hari-hari terakhir acara itu akan ada grebeg Gunungan. Sayang, aku tidak punya dokumentasi waktu kesana. Dalam Sekaten ada satu lokasi yang dikhususkan untuk awul-awul, dimana itu menjadi “surga” bagi kami pecinta awul-awul. Walaupun pengap dan “penuh”, tapi kami sangat bersemangat untuk memulai perburuan mencari baju. Memang kadang jadi lapar mata karena sebenarnya ada baju yang tidak ingin dibeli, tapi karena dianggap “bagus” dan “kapan lagi bisa dapat baju yang labelnya asli tapi murah!”.  Kemudian saat aku tinggal di Bali, aku lebih sering membeli baju di Jl. Teuku Umar, disana ada sederet toko yang menjual baju-baju bekas import. Kadang mereka membuka lapak di pinggir jalan kalau malam hari. Ada juga yang menjualnya dengan mobil pickup. Selain mendapat baju-baju bagus dengan harga miring, aku juga mendapatkan beberapa helai scarf.  Ada lagi toko khusus charity di Ubud, tepatnya di seberang Seniman Cafe, namanya Toko Senyum. Pertama kali masuk kesana, aku senang dengan konsep tokonya, semua yang dijual disana untuk biaya operasi anak-anak dengan bibir sumbing. Pramuniaga toko itu seorang ibu-ibu dengan anaknya yang masih kecil, kadang-kadang seorang opa-opa (mungkin pemiliknya atau opa yang mengisi waktu luang). Toko itu tidak hanya menjual baju, tapi juga buku-buku berbagai bahasa, dan baju yang mereka jual biasanya diperoleh dari turis yang pergi ke Bali lalu meninggalkan baju, buku atau bahkan sepatu (dari berbagai usia) bisa didapatkan disana. Aku juga mendapatkan beberapa postcard yang akhirnya pada tahun 2017 tidak kudapatkan lagi. Setelah cek lagi, ternyata tokonya sudah pindah. Terakhir kali kesana di tahun 2017 pada bulan Januari, sedikit pesimis kalau toko ini akan bertahan lama, ternyata mereka pindag tempat. Syukurlah. Sangat menyenangkan bisa belanja di Toko Senyum, karena barang masih bagus-bagus dan harganya murah! 
Tumblr media
Foto ini aku ambil dari Facebook-nya Toko Senyum. Karena setiap kali mampir kesana tidak pernah mengambil foto, saking excitednya memilih baju / postcard. Yang dibawah ini adalah beberapa postcard yang kudapat dari Toko Senyum, 1 postcard harganya 2.500 rupiah untuk postcard dari Indonesia dan 3.500 rupiah untuk postcard dari luar negeri. 
Tumblr media Tumblr media
Nah, gambar diatas adalah baju pertamaku yang kubeli di sebuah event kecil di Bali pada tahun 2015. Oh iya, baju itu merknya Roxy (dulu waktu masih SD dan SMP, Roxy sangat berjaya dan hanya bisa dimiliki oleh orang-orang berduit, soalnya mahal bok). Seneng dong dapet baju mahal tapi murah, sekaligus ikut charity.  Di event itu, ada sebuah sudut yang saat itu digunakan oleh sekelompok orang untuk menjual baju-baju bekas untuk membantu dog shelter di Ubud, hasil penjualan akan mereka gunakan untuk membeli pakan hewan, membersihkan lokasi shelter dan membantu volunteer disana.  Dokumentasi selanjutnya adalah beberapa fotoku dengan outfit yang kudapat dari awul-awul : 
Tumblr media
Outer kotak-kotak oversized ini beli di gudang secondhand yang gedungnya bekas tempat cuci mobil. Harganya kalau tidak salah sekitar 45.000 rupiah, ransel Kipling bekas, dapat dari om. Foto ini diambil tahun 2015 saat nyebrang dari Lombok ke Bali. 
Tumblr media
Jumpsuit bunga-bunga beli di Jl. Teuku Umar Barat, Bali seharga 25.000, masih bagus dan nggak ada bolong-bolongnya. Jumpsuit ini sekarang udah kupotong bagian celananya, biar jadi celana pendek (foto tahun 2015, di pantai Padang-Padang, Uluwatu).
Tumblr media
Jaket denim juga beli di toko secondhand, lupa harga persisnya. Tapi nggak sampai 50.000 rupiah. Ini outfitku waktu masih kerja di agency, 6 tahun lalu -,-
Tumblr media
Outer ini beli di teman yang menjual baju-baju second dengan kondisi amat baik, harganya 45.000, dress hitam pakai punya nenek.
Tumblr media
Outer ini adalah outer kesayangan, jadi dipakai terus soalnya nggak panas juga. Nah, tas warna-warni itu beli di toko secondhand juga, kebetulan waktu itu ibuku yang memilih. Sling bag kecil made in Italy, strapnya masih bagus! dan harganya nggak sampai 100.000 rupiah :’)
Tumblr media
Slingbag juga dapat di secondhand market, celana kulot bekas teman (2017, UGM). 
Kenapa sih sampai sekarang masih suka beli barang second? selain berhemat, biasanya aku lebih senang beli baju second di tempat yang khusus untuk donasi. Tapi tidak selalu sih, sebenarnya hanya berusaha untuk lebih “ramah lingkungan”, untuk mengurangi rantai limbah fast fashion.  Fast fashion yang belakangan limbahnya semakin mencemari lingkungan termasuk sungai-sungai, mungkin langkah beli baju second bisa jadi alternatif untuk mengurangi limbah lho.  Sekarang ini, ada marketplace yang dikhususkan untuk membeli barang-barang second. Yes, thank you so much Carousell! Sebuah aplikasi yang isinya “awul’awul online”. Tidak hanya baju, tapi properti, barang elektronik, buku, sepatu dan lain-lain bisa kita dapatkan disini langsung dari penjualnya.  Decluterring bagi pedagang sekaligus keuntungan bagi pembeli karena bisa mendapatkan barang yang diinginkan meskipun bekas, tapi masih bagus. 
Tumblr media
Pada part 2, aku akan membahas tentang Cuci Lemari Donasi, sebuah gerakan kecil yang diinisiasi oleh seorang teman (saat ini sibuk sebagai ibu rumah tangga dan mengelola catering sehat, bisa cek di instagramnya @/aselidapur). Awalnya kami hanya ingin menjual baju-baju bekas kami yang hasil penjualannya akan kami donasikan ke panti asuhan, kami senang karena apa yang kami lakukan mendapat respon positif dari teman-teman yang ada di sekitar kami. Ingin rasanya untuk kembali melanjutkan gerakan ini dan berharap punya toko seperti Toko Senyum, suatu hari nanti. Semoga suatu saat impian ini bisa terwujud :) 
0 notes
bajugarisgaris · 3 years
Text
APAKAH KAMU TERMASUK “MANUSIA SUPER”?
07.03.2021
Di hari Minggu pagi ini, ijinkan aku kembali lagi untuk melanjutkan menulis pikiran-pikiran yang ramai di kepala seperti pasar. Belakangan aku mudah sekali ‘terpancing’ dengan omongan orang lain, atau dengan postingan orang lain, lalu over thinking. 
Merasa bisa mengerjakan segalanya baik itu pekerjaan dan membesarkan anak, semua dipaksa harus berjalan beriringan. Tetapi ternyata, asam lambung juga karena terlalu banyak memikirikan omongan orang, memasukkan ke hati akan kritik dari orang lain. Dalam hati, ingin rasanya semua sempurna, begitu juga ide-ide yang ada di kepala, ingin rasanya semua seimbang. Karier jalan (meskipun nggak pro-pro amat tapi setidaknya achievements sudah diraih, dalam hal ini aku sedang ingin masuk ke dunia yang sangat baru dan belum pernah kucoba : menjadi penulis konten dan media planner), anak-anak bertumbuh dan berkembang dengan baik di golden age mereka (setidaknya sampai usia mereka 3 tahun, setelah itu tahun berikutnya mereka bisa sekolah), dan masih menabung mimpi untuk memiliki rumah impianku sendiri setidaknya 2 tahun lagi (amin ya Tuhan). 
Minggu-minggu ini, isu di Twitter benar-benar ramai seperti : demam Clubhouse yang hanya bisa diakses bagi pengguna ipin, privilage orang yang bisa akses sampai ke pendidikan tinggi, kematangan finansial di usia tertentu, keharusan untuk menjadi ibu yang SEMPURNA (dari sudut pandang seorang ibu yang juga bekerja sebagai digital marketing, ada juga yang bekerja sebagai financial planner, enterpreneur dll), kasus pelecehan (yang sebenarnya mungkin dilakukan dengan consent), isu kesetaraan gender yang mulai digaungkan, konflik Myanmar, terakhir yang masih anget banget adalah anak presiden yang nge-ghosting pacarnya sendiri.  Coba, apa tidak lelah scroll timeline isinya keributan terus, mau buka IG insecure lihat pencapaian orang lain, mau buka Youtube bingung apa yang mau ditonton, mau nonton Netflix kok udah ngantuk. Ya udah pokoknya riuh sekali rasanya.  Segala sesuatu seolah “dituntut” untuk sempurna. Hingga lupa akan batas-batas kita, karena kita merasa “aku bisa seperti dia, aku juga ‘sangar’ seperti dia, aku lebih dari yang dia katakan/anggap, AKU BISA SEMUA!” dan lain sebagainya. Padahal, kita suka lupa juga bahwa apa yang (kadang) orang lain posting / tuliskan di media sosial itu INSIGHT mereka saja, bisa jadi memang dari pengalaman mereka, dari sudut pandang mereka. Yang mungkin disertai dengan riset-riset dan ndilalah cocok dengan kehidupan meraka atau sampling yang mereka ambil. Valid? ya valid lah, kan ada yang mengalami sama seperti mereka. 
“YA...MELALUI WACANA” Suatu hari di tahun 2017, saat aku berkuliah di KBM dan waktu itu kebetulan sedang mengambil mata kuliah Teori Kritis, aku lupa persis apa yang dibahas dosen pada waktu itu. Tapi aku ingat betul apa yang kutanyakan dan jawaban dari dosenku. Sebelum menjabarkan apa yang dosenku katakan, latar belakang dari dosen tersebut adalah dari kelas ‘menengah ke atas’, alias kelompok borjuis. Beliau sedang bercerita tentang bagaimana pedagang-pedagang kecil di Malioboro didatangi rentenir, lalu beliau juga bercerita bagaimana kita sudah ‘disetir’ oleh kapitalisme (eh tapi kapitalisme nggak salah juga, kalau nggak cocok kita bisa untuk meninggalkannya kan?). 
Di penghujung perkuliahan hari itu, aku bertanya pada beliau, kira-kira begini : Aku : “lalu, bagaimana kita harus mengedukasi atau membuat orang-orang sadar agar kita tidak disetir atau diperalat, atau mungkin ingin merdeka sendiri sementara kita tidak punya alatnya sebagai modal pak?” Beliau : “ya melalui wacana” Aku : “kok bisa pak? memangnya semua orang mau peduli dengan wacana itu” Beliau : (terdiam sejenak) “bisa, tanpa sadar pada akhirnya, kita sebagai manusia akan tergiring dengan wacana dalam berbagai bentuk, apalagi melalui media. Wacana akan menggerakkan massa, wacana akan mengubah cara pikir seseorang, seperti doktrin”. Setelah itu aku masih terdiam dan mencoba mencerna, masa iya hanya modal “wacana” pikiran kita bisa berubah?  Di minggu selanjutnya, ada tugas dari mata kuliah lain tentang identitas seseorang dalam media sosial. Lalu aku mencoba mengambil konsep Ubermensch, manusia super menurut Friedrich Nietzche. Waktu itu masih malas baca, ngapain sih terlalu mendalami, toh nanti nggak dipresentasikan. Ternyata sekarang baru sadar bund, butuh waktu 4 tahun untuk mengerti dan memahami karena melihat sendiri apa yang terjadi pada dunia dengan konsep tersebut. 
4 TAHUN KEMUDIAN (2021) Di saat aku mulai menikmati peranku sebagai ibu dan pengajar sekaligus freelancer, kadang masih suka juga untuk mengamati perilaku netizen jaman sekarang (jujur saja, aku rindu mengamati perilaku orang-orang di luar sana sambil observasi tapi apa daya masih di situasi pandemi seperti ini). Dengan melihat keributan-keributan yang ada di media sosial, pencapaian-pencapaian orang lain dan akhirnya membuat diri ini menjadi kacau karena “cemburu buta” dengan kehidupan orang lain (memang ya rumput tetangga selalu lebih hijau). Aku akhirnya merenungi apa yang menjadi kekacauan dalam diri sehingga tidak bisa menjalankan tanggung jawabku dengan ikhlas, lalu aku menganilisa apa yang sebenarnya terjadi di sekitarku sehingga aku sendiri sulit untuk mengendalikan emosi. “Apa yang membuatku kacau seperti ini” Ternyata jawabannya adalah : AKU INGIN MENJADI MANUSIA SUPER. Seperti yang Nietzche katakan : “Lihatlah, aku mengajarkan Übermensch kepadamu. Übermensch adalah makna dunia ini. Biarkanlah kehendakmu berseru. Hendaknya Übermensch menjadi makna dunia ini” (Also Sprach Zarathustra)
Menjadi manusia super menurut Nietzche tentu harus mampu, kuat dan menjadi diri sendiri dalam menghadapi setiap masalah. Dengan atau tanpa orang lain, kita akan selalu ingin dilihat “LEBIH”, ingin eksis dan menjadi pusat perhatian. Lalu bagaimana dong caranya? Macam-macam, ada cara cepat ada cara yang butuh waktu lama. Kalau mau cepat ya buatlah sensasi lalu viralkan, kalau harus makan waktu lama berarti harus mengasah ketrampilan diri, harus upgrade skill dalam diri, harus melatih kesabaran dan berguru pada Ki Ageng Suryo Mentaram untuk menghadapi segala tuntutan duniawi ini yang bikin kita capek. Memang ya, kadang orang tidak perlu tahu bahwa kita sudah mendapat pencapaian kita, karena pada akhirnya nanti akan muncul kritikan lagi bahwa “kamu masih bisa begini, kamu masih bisa begitu” dan lain sebagainya. Lelah sekali jika kita harus mengikuti standart tersebut. 
Mereka tidak akan pernah puas mengurusi hidup orang lain, hingga kita lupa hidup kita sendiri, yang selalu ingin menjadi manusia super. Super segala-galanya, menunjukkan pada dunia bahwa kita mampu untuk menghadapi dan menjalani semua yang menimpa diri kita.  Kita mati-matian berubah untuk berjalan dengan sepatu orang lain, hingga kita lupa berjalan di sepatu sendiri, kita lupa bahwa kita luka. Kita berakting bahwa kita kuat, tapi dari dalam hati kecil, masih ada keyakinan : AKU BISA, AKU AKAN SAMPAI DISANA, SUATU SAAT NANTI. DENGAN CARAKU, DENGAN JERIH PAYAHKU.  Ternyata, walau kenyataannya kita bukan manusia super, kita masih punya sahabat bernama intuisi dan keyakinan, yang membuat kira menjadi super :) Salam super~~ 
Tumblr media
pinterest.com.au
1 note · View note
bajugarisgaris · 4 years
Text
Apa yang Kamu Lihat dari Mereka?
14.08.2020
Sudah lama sekali aku tidak muncul ya! Karena sekarang aku sudah bisa (mulai) menerima kesibukanku yang baru, membagi waktuku untuk anak-anak dan orangtuaku, pekerjaan dan kesenangan. Tetapi aku belum menemukan kesenanganku lagi.  Hmmm, tadi aku mulai membuka IG lagi, karena harus cek DM untuk megetahui apakah aku masih dicari (?) oh ternyata masih dong.
Dan ngapain aku kudu buka-buka stories, lalu sekarang drop lagi. Memang IG nggak baik buatmu nak, tapi kamu kan harus update portfolio lagi pasca ujian. Kecuali kamu mau banting setir dari nol untuk menguasai bidang lain yang jelas-jelas nggak ada hubungannya sama visual. Masalahnya adalah, duniaku ini rasanya terpenjara banget lihat portfolio ilustrasi atau seni teman-teman online maupun offlineku yang semakin canggih. Sementara aku masih disitu-situ aja.  Feeling insecure? of course. Apalagi lihat teman-teman yang udah berkeluarga tu udah pada punya rumah, udah punya tools yang memadai buat kerja (sementara aku harus survie sama Leno kecintaanku yang tahan banting ini! hang on there Leno, kamu kuat!), bisa saving money untuk leisure time mereka dan lain-lain, dan lain-lain. 
Lalu, kenapa sih kok masih insecure? Mari kita uraikan permasalahannya (kali ini nggak usah bawa-bawa anak-anak ya!). 
Pertama, aku masih merasa ini bukan waktu yang tepat buat berkeluarga. Aku lupa mencintai diriku, aku bekerja bukan untuk aku, tapi untuk anak-anak, untuk ayah ibuku, untuk adik-adikku dan aku belum bisa memberi reward untuk diriku atas pencapaianku, atas kerja kerasku, padahal aku ingin. Sungguh. Tapi aku harus mengutamakan kewajibanku terlebih dahulu, saat ini harus berkorban dulu. Semua yang kamu kerjakan adalah untuk mereka. Memang berat, tapi percayalah, ini akan berbuah manis entah kapan manisnya.
Kedua, aku bingung. Jadi, untuk menjadi ibu tu harusnya full pegang anak atau boleh kerja sih? atau gimana sih? Melihat teman-temanku yang udah pada jadi ibu trus kerja kendalanya apa ya? Dosa nggak ya nitipin anak ke eyang-eyangnya. 
Ketiga, aku ingin mengasuh anak-anakku sendiri, tapi di sisi lain aku juga harus bekerja untuk mereka. Itu yang bikin aku bingung sampai saat ini. Merasa bersalah karena nitipin anak ke ibu dan bapakku, karena merepotkan mereka. Tapi kalau nggak kerja nanti angsuran bagaimana bayarnya. Apakah aku harus selalu membawa serta mereka. 
ya Tuhan, lancarkan selalu urusan ini..yang terpenting adalah berilah kesehatan dan kekuatan dan umur panjang untuk mami, bapak, adikadik, suami dan jaga selalu anak-anakku.
Tumblr media
source : Pinterest. Aku pengen kesitu
0 notes
bajugarisgaris · 5 years
Text
Write Down My (BIG) Dream #1
8.27, meja di rumah ibu bapakku - 12/12/2019
Di hari yang mendung ini, aku ingin menuliskan mimpiku dan berandai-andai yang mungkin impossible untuk orang kayak aku. Let’s start it.
Tumblr media
pict : pinterest
AKU INGIN TINGGAL/PERGI KE NEGARA 4 MUSIM 
Entah kenapa itu mimpiku dari kecil, aku ingin sekali bermain dengan daun-daun orange, memakai coat, boots, syal hangat berwarna coklat, menyusuri jalanan sambil membawa serta keluarga kecilku, lalu kami ke minimarket berbelanja kebutuhan sehari-hari dan nongkrong di kafe kecil yang ada jendela besarnya. Cukuplah kami tinggal di flat/apartemen kecil yang hangat, ada kursi dan meja di terasnya yang menghadap jalan. Di akhir pekan kami jalan-jalan ke taman kota atau kota sebelah naik kereta. Jalan-jalan, untuk collect moment :) ah itu cita-citaku waktu kecil. Tapi tidak apa-apa, meskipun aku baru menulisnya, siapa tau suatu saat itu bisa terwujud ya kan. Hari-hari biasa aku akan bekerja di perusahaan multinasional yang pusatnya di Eropa (P&G atau Unilever misalnya :p ), dan suami akan bekerja lepas di apartemen sambil menemani anak-anak sepulang sekolah. Mereka akan bersekolah di sekolah negeri yang biayanya gratis karena sudah ditanggung negara. Pada akhir tahun, ibu bapak dan adik-adikku akan mengunjungi kami di negara itu (sebut saja US, Belanda, Swiss, Belgia, atau Australia). Setiap ada flea market, kami akan berburu barang-barang keperluan kami dan buku bacaan, kami akan membeli baju, tas, sepatu second untuk hari-hari kami.
AKU INGIN MENJADI ILUSTRATOR BUKU ANAK-ANAK
Ya, masih menjadi mimpi, meskipun sudah bisa sedikit-sedikit terwujud tapi belum produktif. Karena ter-pause untuk sementara waktu, nanti akan berjalan kembali. Tenang saja, mimpi yang kelihatannya semu itu mungkin nanti akan terwujud, yang penting yakin. Hmmm, sama apalagi ya, aku ingin punya vw combi! 
Tumblr media
0 notes
bajugarisgaris · 5 years
Text
Untuk Dua Pasang Mata yang Indah
11.11.2019, 14.29
Perpustakaan UKSW.
Tumblr media
 pict : pinterest/Jock Mardi
Sudah beberapa hari aku duduk disini, dari siang hingga petang. Berusaha memusatkan pikiran pada ribuan kata di depanku, berusaha memikirkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Baiklah, kini aku harus belajar. Belajar untuk menerima semua kekalahanku, bahwa apa yang kuinginkan belum tentu dikabulkan, bahwa apa yang menjadi rencanaku bukanlah rencanaNya, lalu hingga 4 bulan ini semuanya terasa begitu lambat tapi mereka terus memandangku dengan cara yang tak biasa. Mereka berkata bahwa “kamu tidak boleh berhenti berlari”. Aku lelah, sangat lelah. Semua yang menjadi keinginanku untuk menjadi individu yang merdeka, hilang sudah, tak ada lagi kepentingan diri sendiri, tak ada lagi menyegarkan pikiran ditemani ombak laut dan langit sore yang indah, tak ada lagi aku bebas bepergian kesana kemari. Lalu dua pasang mata itu berkata lagi ketika aku ingin meminta Tuhan untuk mengembalikan waktuku yang dulu, “perjalananku masih panjang, mana yang akan kau pilih...membiarkanku tanpa masa depan atau memberikanku masa depan yang jauh lebih baik daripada kamu?” seperti biasa, aku tidak bisa berucap apa-apa. Hanya kembali menghela nafas sambil berkata , “sehatkan ibuku dan panjangkan umurnya, berikan kekuatan untukku menghadapi semua ini”. Kadang aku ingin menangis, ingin kukatakan pada ibuku “buk, maaf aku belum bisa membantu keluarga secara optimal, aku malah menambah beban dengan dua anak-anak ini, maaf aku melahirkan di saat yang tidak tepat, saat aku belum memiliki rumah sendiri, saat aku belum mandiri secara finansial, saat aku masih harus menyelesaikan tesis...dan saat-saat yang tidak tepat lainnya”. Maafkan aku bu, hingga aku belum bisa membelikanmu mesin jahit tetapi malah menambah bebanmu untuk mengasuh mereka. Untuk dua pasang mata yang indah, yang selalu menuntutku untuk tidak boleh lelah, “maafkan aku belum bisa hadir 24/7 untukmu, masih ada yang harus diselesaikan untuk masa depanmu...”
Untukmu yang mungkin tak pernah tau apa yang kurasakan saat ini, “maaf aku belum selesai dengan diriku sendiri, maaf aku masih harus bergelut dengan perasaan dan keinginan yang belum kucapai, maaf jika tak semuanya bisa kusampaikan padamu, karena aku tak mau menuntutmu lebih, biarkan aku berusaha pada porsiku dan untuk mereka tanpa kamu harus tau”. Maaf jika aku keras kepala dengan segala keinginanku, karena itulah aku. Aku yang seharusnya bisa berjuang untuk menyelesaikan semuanya dengan ikhlas, kini harus menerima dan menjalani peranku, sebagai manusia yang harus bisa melakukan segalanya.
Untuk diriku sendiri, maaf kalau sampai saat ini aku masih belum bisa menerima kurangmu, maaf kalau semua yang menjadi keinginan untuk berubah masih jauh, maaf jika aku belum menyayangi diriku sendiri, karena aku harus lebih mencintai mereka, dua pasang mata yang selalu memintaku bahagia. Maaf kalau aku sering berpura-pura bahagia agar kalian selalu tersenyum dan tertawa lebar. Untuk waktuku yang belum selesai, entah kapan akan selesai, entah dimana aku bisa membayarnya...tapi jika waktu itu tiba, aku akan membayar semuanya dengan harga yang lebih mahal. Untuk buku-buku yang belum sempat kubaca, maafkan aku yang sampai saat ini belum menyentuhmu, memahami tiap kata yang kau utarakan dan membenamkan imajinasiku di dalam sana. 
Untuk dua pasang mata yang setiap hari selalu memintaku untuk bersabar, maaf jika terkadang aku ingin menyakiti diriku sendiri, maaf jika kadang aku ingin kalian tak ada, maafkan aku jika aku belum bisa menerima bumerang dari Tuhan. Apa yang menjadi ucapanku dulu, kini berbalik dan harus bisa menjalani. Aku ingat betul apa yang kuucapkan beberapa tahun lalu dan sekarang aku harus menerima apa yang menjadi ucapanku.  Aku tak ingin punya anak, aku rhesus negatif sulit punya anak, aku mau menunda punya anak setelah tesis selesai. Aku masih ingin berkeliling Indonesia,aku masih ingin berkarier.  Sekarang semua sudah terlanjur, di saat yang lain sudah mencapai puncak kejayaannya. Kamu masih disini, di kota kecil ini, menyelesaikan segala yang tertunda, memutar otak agar mereka bisa bahagia, memutar otak mempersiapkan masa depannya, memutar otak dan menata hati untuk tetap berhati-hati dalam berbicara baik dengan kalian atau denganmu. Kini jangan salahkan perbuatanmu sendiri, belajarlah dari setiap ucapanmu yang berulang kali kau katakan pada semesta. Kini dalam setiap nafasku, aku hanya meminta agar mereka selalu bahagia, entah kapan aku benar-benar merasa bahagia, aku belum pernah. SUdah 1 tahun lebih. Hingga aku lupa, siapa diriku. Biarkan hanya aku dan Tuhan, yang benar-benar tahu isi hatiku dan permasalahanku.
Untuk diriku sendiri, semoga kamu kuat merelakan semua yang menjadi keinginan dulu tak tercapai, untuk diriku sendiri, relakanlah semua keinginanmu, persiapkan masa depan untuk mereka, untuk diriku sendiri silahkan  berproses dan cobalah berdamai dengan semua yang telah terjadi, cobalah lebih keras kepala untuk mereka, cobalah untuk lebih keras pada dirimu, untuk diriku sendiri maafkan kesalahan atas segala ucapanmu dan sadarilah semesta mendengarnya, tak apa mencoba lebih keras tak apa jika kau berubah, kau hanya belum menemukan dirimu sendiri di saat ini untuk mempersiapkan masa depan mereka. Semoga kamu tetap kuat untuk bertahan saat ini dan nanti.
Tumblr media
pict : modefille.ml
2 notes · View notes
bajugarisgaris · 5 years
Text
Untuk Y
Tumblr media
13.05.2019
Untuk Y, terimakasih ada 3Y penting dalam hidupku. Yesus, you and you. SIapa 2 you ini? Ya siapa saja, yang pernah, sedang dan mungkin akan mengisi hidupku. Y, baru saja terpikir mengapa harus Y? 
2 Y. 
Jika waktu itu aku mau menunggu sebentar, mungkin Yesus akan memberikan Y yang kedua untukku, meskipun yang pertama akan selalu bertahan dan ada untukku. Tapi Yesus tak kunjung memberikan petunjuk untuk Y kedua, apakah aku kurang sabar? Ya, barangkali begitu. Y yang pertama, selalu berusaha memberikan yang terbaik dan tidak ingin melihatku menangis, berkomitmen untuk mendampingi sampai maut memisahkan. Y yang kedua, aku belum mengenalnya dengan baik, aku hanya melihatnya secara visual dan menarik, dan mencintai Yesus. Yang pertama hanya mengenal Yesus, belum mencintai. Tetapi keduanya sama-sama baik, kadang waktu yang kurang tepat sehingga aku harus menerka sendiri jawaban Yesus, takdirku ada pada Y pertama. Y kedua, salam kenal ya...aku tau kita sama-sama mencintai Yesus, tetapi barangkali Yesus sendiri lebih ingin aku dengan Y pertama. Entah untuk belajar, atau setidaknya mengenali pemikiran lain, mencoba menunggu keajaiban dari Yesus untuk doa-doa yang belum terjawab. Yesus selalu berkata agar aku sabar dalam kesesakan dan bertekun dalam doa, hai Y kedua apakah kau melakukannya juga? aku pikir demikian. Y pertama, meskipun cara kita berdoa berbeda, tetapi kita sama-sama sedang bersabar dalam kesesakan, kita sama-sama menunggu jawaban doa itu. Kadang lucu, ketika aku sudah menyadari aku akan memiliki anak dengan Y pertama, Yesus mencoba bergurau denganku “ini lho Y kedua, kalau kamu mau sabar sebentar mungkin semuanya akan berbeda”. Tapi Yesus juga berpesan, apapun yang Dia berikan akan selalu baik. Begitu pula Y pertama, dia baik sekali! Walapun tidak selalu, tapi Y pertama adalah salah satu pemberian Yesus yang membuatku belajar akan banyak hal.  baru saja, aku menerima email dari warungsatekamu.org untuk berkolaborasi, dan tibalah waktunya aku mendapatkan project itu untuk bulan Juni nanti. Tahukah, aku saat ini sedang menolak apa yang diberikan Yesus dalam hidupku, sepasang anak kembar. Bukankah itu suatu keajaiban yang harusnya disyukuri? Tetapi aku menolak dengan alasan aku tidak akan sebebas dulu lagi, semua mimpiku akan terkubur dan harus mengurus anak. Tetapi beberapa orang berkata bahkan dalam essay ku sendiri juga dituliskan, aku yang menuliskannya sendiri bahwa perempuan harus tetap bermimpi meskipun sudah menjadi ibu, tidak apa-apa beberapa tertunda. Mungkin belum waktunya. Ajaibnya dalam proyek kolaborasi ini ada beberapa hal yang membuatku terkaget dan ingat apa yang dinasehatkan kakak sepupuku padaku untuk “sembuh” dari penolakan ini, mirip sekali dengan yang dia katakan :
Image 1: Kadang, aku merasa hidup ini tidak adil.
Image 2: Aku berusaha hidup benar, tetapi tak jarang kemalangan menimpaku. Jalan hidupku terasa terjal hingga langkahku nyaris tergelincir.  
Image 3: Pun ketika aku melihat ke sekelilingku, aku melihat mereka yang hidupnya tidak benar malah tampak begitu mujur.
Image 4: Namun, ketika aku datang kepada Tuhan, Dia mengingatkanku bahwa penyertaan-Nya selalu sempurna dan ada buatku. Tuhan sedang menuntunku dengan nasihat-Nya untuk kelak membawaku dalam kemuliaan.
Image 5: Aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya
Dan membaca ayat tentang “Perjalanan Hidup” dari Mazmur 73, tentang penolakan-penolakan jalan yang disediakan Yesus bagi kita. Persis seperti apa yang aku rasakan, memang akhir-akhir ini aku berdoa pada Yesus untuk menguatkan kaki ini melangkah, tetap tertuju pada mimpi masa depan lalu salah satu referensi renungan yang lagi-lagi membuatku ingin menangis adalah tentang doa yang direvisi, ketika kita tidak menempatkan Tuhan seperti pemilik hidup dan kita berkehendak sendiri, alangkah sombongnya kita sebagai manusia. Selain itu tentang pencarian, kita harus mencariNya dulu karena Ia yang mempersiapkan apa yang kita butuhkan. Yesus hanya butuh kita rendah hati menjalani semua ini, lalu Ia akan lepaskan satu per satu yang menjadi kesesakan kita. Bukankah itu ajaib? semoga Yesus selalu memberi kekuatan untuk kami melangkah, bersama Y pertama dan anak-anak ini. Yesus tidak pernah salah memberi, kita hanya harus sabar. Aku sudah memilih Y pertama untuk melangkah bersama dan mungkin akan menunjukkan keajaiban2 Yesus yang lain atas hidup kami. 
Yesus, aku tahu mungkin aku pernah mengingini Y kedua di beberapa masa, tapi aku tahu...Engkau tidak akan pernah salah untuk memberiku Y pertama, semua pemberianmu akan baik jika aku tidak hanya melihat itu sebagai potongan puzzle yang tidak utuh, mungkin saat ini aku sedang menyusun potongan itu menjadi gambar penuh. Yesus meletakkan beberapa potongan itu di beberapa tempat agar aku dan Y pertama mencarinya atau jika lelah, Yesus meminta untuk meletakkan sejenak kelelahan itu dan mencoba menyerahkan pada Yesus untuk memberi petunjuk. Lalu akan datang petunjuk dengan cara yang tak terduga, jangan pernah lelah...Yesus tau, dengan atau tidak adanya kedua Y ini Yesus akan tetap menjaga dan memberikan keajaiban. Percayalah, Yesus akan selalu baik dalam proses kehidupan ini. Terimakasih Yesus yang telah memberikan Y pertama dalam hidupku dan memberikan kesempatan untuk mengenal Y kedua sebagai seseorang yang baik, semoga Y kedua akan menemukan orang yang tepat untuk sama-sama mencintai Yesus :) 
2 Y ini adalah inisial orang yang berbeda, keduanya baik karena Yesus menciptakan mereka :)
0 notes
bajugarisgaris · 5 years
Text
Kupinjamkan Dagingku Untukmu
11.02.2019
Tumblr media
Kau tahu, bagaimana rasanya mimpi harus tertunda entah sampai kapan?
Iya memang, perempuan...bahkan SEMUA perempuan berhak untuk bermimpi, wajib bermimpi agar punya tujuan hidup dan semangat untuk hidup.
Semakin besar daging yang ada di tubuhku ini, entah mengapa semuanya semakin membingungkan. Mengapa beberapa hal nantinya harus kukorbankan untuk memenuhi hidupnya? Sesuatu yang bertumbuh dan aku sendiri masih menganggap ini adalah hal yang biasa. Menjalani sesuatu yang tertunda adalah hal yang biasa bagiku. Sampai saat ini, belum ada rasa untuk mencoba mencintai diri sendiri. Perasaanku masih menjadi-jadi ketika aku merasakan tubuhku yang selama ini kugunakan hanya untuk memuaskan sosial saja. 
Sejak kapan aku bisa mulai mencintai raga ini? Aku sendiri tidak tahu. Mereka mencintai aku, apakah aku dengan seluruh diri ini? Dengan segala penolakan yang lahir dari jiwaku, jiwa yang menolak tubuh ini ada. 
Tapi lihatlah, aku harus berbagi daging dan air, lalu membiarkan mereka tumbuh dari apa yang kumakan. Akankah aku mampu? Untuk mewujudkan semuanya nanti? Untuk bisa menjalani karier yang kuimpikan demi pundi-pundi untuk membahagiakan orangtuaku dan orang di sekelilingku. Sungguh hancur rasanya ketika semua terjadi secepat ini. Lalu, benarkah apa yang dimaksud “bersyukur dalam segala hal” adalah termasuk mensyukuri semua kelemahan dan segala sesuatu yang kuanggap musibah? Mungkin aku lupa, Tuhan bisa menjadi jahat dan menjadi baik, Dia bisa menjadi keduanya, tinggal mana yang mau kuambil untuk pelajaran hidup. 
Aku merasa gagal untuk mencintai diriku sendiri, semua gerutukan ini hanya akan berakhir dengan ucapan “bagaimana kalau...”, yang diikuti dengan segala pengandaian yang lain. Mereka bilang ini mudah, kau hanya perlu bersyukur. Lalu, ketika mereka mengatakan bahwa bersedia menyediakan telinganya untuk mendengar keluh kesahku, tapi apakah aku tega, dengan segala keluhanku hanya mengganggu kebahagiaan mereka. 
Bolehkah menangis? Dua buah gumpalan daging yang mulai bernyawa ini harus kuperjuangkan hidupnya, bahkan aku rela tidak hidup untuk membiarkan mereka hidup nantinya, melanjutkan apa yang menjadi cita-cita mereka :) 
0 notes
bajugarisgaris · 5 years
Text
Stasiun Jakarta Kota dan Sisa Cerita
23.01.2019
It’s been almost 3 years. Mengapa Stasiun Jakarta Kota? Iya, adalah cerita menarik seputar stasiun ini baik sejarah bangunannya maupun jejak yang kutinggalkan disana hampir 3 tahun yang lalu. Perjalanan super singkat, cerita yang sangat singkat juga tapi tak akan pernah hilang di memori batang otak. Sejarah stasiun ini jadi bonus untuk ulasan cerita singkat di stasiu ini.
Tumblr media
photo courtesy : megapolitan.kompas.com
PUKUL 5 SORE DI PINGGIRAN STASIUN JAKARTA KOTA
Hari itu, sepulang kaki melangkah dari Bekasi setelah pukul 11.00-15.30an beranjak dari stasiun Mangga Besar berbekal slling bag berisi botol minum, handuk kecil, snack dan minyak kayu putih tak lupa ia membekaliku dengan kartu KRL yang saat itu sudah kuisi lagi sebesar 35.000 rupiah. Lumayan, selain untukku wira-wiri, sisanya bisa dia pakai untuk perjalanan selanjutnya. Perjalananku ke Bekasi tak terasa karena aku banyak tidurnya ketimbang menikmati perjalanan naik KRL pertama kali, ngantuk sekali rasanya karena baru jam 5 pagi aku beranjak tidur. Bukan begadang karena aku bekerja, tidak. Karena ada misi rahasia yang menjadi salah satu tujuanku ke Jakarta, menyelesaikan sesuatu yang belum selesai dan tidak akan pernah selesai. Baik, hanya aku, dia, tembok dan Tuhan yang tahu. 
Sampai di stasiun Manggarai aku kembali menghubunginya, memberi tahu kalau sebentar lagi sampai di Jakarta kota. Lucu sekali, setelah kuingat-ingat pertemuanku dengannya hanya sebatas stasiun saja, berjumpa di stasiun semalam sebelumnya, keesokan harinya dia mengantarku ke stasiun dan sore itu dia menjemput kembali di stasiun. Sampai sekarang masih kuingat wajahnya yang cerah ketika menungguku di tangga pintu kedatangan Stasiun Gambir, sehari sebelumnya. Sore itu, tidak terlalu panas tapi tidak dingin juga, tahulah cuaca Jakarta yang lebih kental dengan bau solarnya ketimbang mencari oksigen. Lalu dia mengajakku makan di sebuah kedai roti bakar yang letaknya tak jauh dari stasiun, roti bakar 88 kalau tidak salah. Perbincangan kami sedikit sekali, tak seperti malam sebelumnya. Semua dibicarakan, hingga hal tak penting diantara kami berdua dari beberapa tahun lalu juga ikut dibicarakan bahkan pembicaraan 10 tahun yang lalu! Sungguh kami masih mengingat masa-masa itu. Bukan romansa, kami tidak bicara cinta sama sekali. Segelas air putih malam itu yang menjadi saksi pembicaraan kami. Masih di kedai roti itu, sekali lagi, kami hanya berbicara sedikit sambil sesekali tertawa dan aku mencuri pandang matanya yang tajam, begitupun dia sambil sedikit tersenyum. Sunyi, hati kami yang berbicara. Hingga tiba saatnya aku harus beranjak dari tempat itu, aku tidak mungkin tinggal semalam lagi disana, bisa-bisa kawanku mengendus kedatanganku ke tempat tinggalnya dan mencurigai apa yang kami lakukan. 
Langit mulai gelap, kami berpisah dan berpelukan seakan tak ada lagi pertemuan singkat diantara kami. Memang sampai saat ini tak ada, kami melanjutkan hidup masing-masing, dengan jalur yang berbeda. Stasiun dan peron kereta, terimakasih sudah menjadi tempat perjumpaan dan perpisahan. Teruntuk seseorang yang kukenal 13 tahun yang lalu, semua hal yang pernah terjadi hanya cerita. Tak lagi bisa diulang meskipun ada rasa ingin mengulangnya, seperti sejarah yang tak akan pernah bisa dikembalikan lagi karena yang tertinggal hanya ingatan dan cerita.
Sedikit mengutip makna bangunan stasiun Jakarta Kota, kesederhanaan adalah jalan menuju kecantikan. Tak ada yang dipaksa hari itu, semua mengalir begitu saja, pertemuan dan perpisahan yang mungkin tak bisa diulang menjadi bagian dari cerita cantik diantara kami dan stasiun.
Tumblr media
SEJARAH STASIUN JAKARTA KOTA
Stasiun ini dikenal  dengan sebutan Stasiun Beos. Walaupun stasiun ini dinamakan "Stasiun Jakarta Kota" semenjak berdiri, stasiun ini lebih dikenal dengan sebutan "Stasiun Kota". Nama "Stasiun Kota" juga dapat merujuk kepada Stasiun Surabaya Kota.
Pada masa lalu, karena terkenalnya stasiun ini, nama itu dijadikan sebuah acara oleh stasiun televisi swasta. Hanya saja mungkin hanya sedikit warga Jakarta yang tahu apa arti Beos yang ternyata memiliki banyak versi.
Yang pertama, nama Beos mengacu pada nama stasiun Batavia BOS Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), yang berada pada lokasi yang sama sebelum dibongkar. Perusahaan ini adalah sebuah perusahaan kereta api swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, yang berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.
Sebenarnya, masih ada nama lain untuk Stasiun Jakarta Kota ini, yakni Batavia Zuid yang berarti Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul karena pada akhir abad ke-19, Batavia sudah memiliki lebih dari dua stasiun kereta api. Satunya adalah Stasiun Batavia Noord (Batavia Utara) yang terletak di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta sekarang. Batavia Noord pada awalnya merupakan milik perusahaan kereta api Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, dan merupakan terminus untuk jalur Batavia-Buitenzorg. Pada tahun 1913 jalur Batavia-Buitenzorg ini dijual kepada pemerintah Hindia Belanda dan dikelola oleh Staatsspoorwegen. Pada waktu itu kawasan Jatinegara dan Tanjung Priok belum termasuk gemeente Batavia.
Batavia Zuid, awalnya dibangun sekitar tahun 1887, kemudian ditutup pada tahun 1926 untuk direnovasi menjadi bangunan yang kini ada. Selama stasiun ini dibangun, kereta-kereta api menggunakan stasiun Batavia Noord. Sekitar 200 m dari stasiun yang ditutup ini dibangunlah Stasiun Jakarta Kota yang sekarang. Pembangunannya selesai pada 19 Agustus 1929 dan secara resmi digunakan pada 8 Oktober 1929. Acara peresmiannya dilakukan secara besar-besaran dengan penanaman kepala kerbau oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.
Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, 8 September 1882, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur dan Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta serta Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta.
Stasiun Beos merupakan karya besar Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana meski bercita rasa tinggi. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan.
0 notes