bakal-arwah-blog
bakal-arwah-blog
bakal-arwah
10 posts
Blog kata kata nasihat dan cerita tentang kematian
Don't wanna be here? Send us removal request.
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Selamat Tinggal dunia...... Kita akan tinggalkan insan2 yang kita sayangi kita akan berpisah untuk selama lamanya dan terputus sudah hubungan kita dengan urusan dunia menuju ke Alam Barzakh iaitu alam antara dunia dan akhirat bertemankan amal amal kita sewaktu hidup di dunia..
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Mati itu tidak kenal tua atau muda,miskin atau kaya, sihat atau sakit ................................ ............................................................................................................. Bila2 masa saja malaikat maut boleh datang mencabut nyawa kita tanpa mengira kita bersedia atau tidak.....sama2 kita beringat dan perbanyakkan amal2 soleh
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Tanda 100 hari sebelum kematian
 Ini adalah petanda pertama dari Allah. Semua yang beragama Islam akan mendapat tanda ini. Cuma tidak semua akan sedar. Tanda ini biasanya muncul selepas waktu Asar. Anda akan berasa getaran di seluruh badan. Jika anda perasan getaran ini berlaku, boleh mula siapkan diri untuk kembali ke sana. Jika anda tidak sedar, tanda ini akan hilang begitu sahaja. 
 Tanda 40 hari sebelum kematian 
Tanda ini juga akan berlaku selepas waktu Asar. Anda  akan rasa pusat anda berdenyut-denyut. Pada waktu ini daun di Arasy yang tertulis nama anda akan gugur dari pokok. Malaikat maut akan mengutip daun tersebut dan mula mengikuti anda tersebut setiap waktu sehingga ajal anda tiba. Ada kalanya malaikat maut akan menampakkan dirinya cuma anda tidak perasan. 
 Tanda 7 hari sebelum hari kematian
 Ini adalah fasa yang sering dipanggil sebagai buang tebiat. Kalau anda tak suka bergaya, tiba-tiba anda melaram sakan. Kalau anda biasanya tak suka makan durian, tiba-tiba jadi hantu durian. Kalau anda sakit teruk dan terlantar, biasanya 7 hari sebelum kematian, anda akan segar dan berselara untuk makan. 
 Tanda 5 hari sebelum kematian
 5 hari sebelum kematian, anda akan berasa anak lidah bergerak-gerak. Jika tanda ini datang kepada anda, kami nasihatkan supaya  memperbanyakkan bacaan Al-Quran, berzikir, berselawat dan beristighfar supaya dapat melafazkan kalimah syahadah dengan mudah menjelang sakaratulmaut.
 Tanda 3 hari sebelum kematian
 3 hari sebelum kematian, anda akan terasa denyutan seolah-olah bergerak bahagian tengah dahi anda. Sekiranya ketika ini anda sedang sakit tenat, anda akan menjadi sihat seperti sedia kala secara tiba-tiba.
Tanda 2 hari sebelum kematian
2 hari sebelum kematian, anda akan didatangi oleh roh orang tersayang yang telah pergi meninggalkan anda. Anda juga akan merasa seluruh dahi anda berdenyut dan bergerak-gerak. Selain itu, Mata hitam anda ajan kehilangan sinarnya Hidung anda akan mulai jatuh Telinga anda akan layu ke bawah Telapak kaki anda yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan semula. 
Tanda 1 hari sebelum kematian
 Selepas waktu Asar, anda akan terasa denyutan di bahagian ubun-ubun.
Dan tanda akhir kematian Apabila kematian menjelma, anda akan berasa sejuk di bahagian pusat. Kemudian kesejukan itu akan turun dari pusat ke bahagian pinggang sehingga ke tulang sulbi dan seterusnya akan naik ke semula bahagian halkum. Jika anda mula merasakan kesejukan tersebut, banyakkan berzikir, berselawat, menyebut nama Allah dan mula mengucap kalimah syahadah. Rasulullah ﷺbersabda: “Janganlah seseorang itu meninggal dunia, melainkan dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah سبحانه وتعالى.” (Hadis riwayat Muslim)
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Assalamu'alaikum warrahmatullah.. Sahabat Amanah, kali ini kami akan memposting kisah sahabat Rasulullah yang bernama Sya'ban RA.. ------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Alkisah seorang sahabat bernama Sya’ban RA. Ia adalah seorang sahabat yang tidak menonjol dibandingkan sahabat – sahabat yang lain. Ada suatu kebiasaan unik dari beliau yaitu setiap masuk masjid sebelum sholat berjamaah dimulai dia selalu beritikaf di pojok depan masjid. Dia mengambil posisi di pojok bukan karena supaya mudah bersandar atau tidur, namun karena tidak ingin mengganggu orang lain dan tak mau terganggu oleh orang lain dalam beribadah. Kebiasaan ini sudah dipahami oleh sahabat bahkan oleh RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam, bahwa Sya’ban RA selalu berada di posisi tersebut termasuk saat sholat berjamaah. Suatu pagi saat sholat subuh berjamaah akan dimulai RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam mendapati bahwa Sya’ban RA tidak berada di posisinya seperti biasa. Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun bertanya kepada jemaah yang hadir apakah ada yang melihat Sya’ban RA. Namun tak seorangpun jemaah yang melihat Sya’ban RA. Sholat subuhpun ditunda sejenak untuk menunggu kehadiran Sya’ban RA. Namun yang ditunggu belum juga datang. Khawatir sholat subuh kesiangan, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam memutuskan untuk segera melaksanakan sholat subuh berjamaah. Selesai sholat subuh, Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya apa ada yang mengetahui kabar dari Sya’ban RA. Namun tak ada seorangpun yang menjawab. Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya lagi apa ada yang mengetahui di mana rumah Sya’ban RA. Kali ini seorang sahabat mengangkat tangan dan mengatakan bahwa dia mengetahui persis di mana rumah Sya’ban RA. RasululLah Shallallahu `alaihi Wa Sallam yang khawatir terjadi sesuatu dengan Sya’ban RA meminta diantarkan ke rumah Sya’ban RA. Perjalanan dengan jalan kaki cukup lama ditempuh oleh Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam dan rombongan sebelum sampai ke rumah yang dimaksud. Rombongan Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam sampai ke sana saat waktu afdol untuk sholat dhuha ( kira-kira 3 jam perjalanan). Sampai di depan rumah tersebut beliau Shallallahu `alaihi Wa Sallam mengucapkan salam. Dan keluarlah seorang wanita sambil membalas salam tersebut. “Benarkah ini rumah Sya’ban RA?” Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam bertanya. “Ya benar, saya istrinya” jawab wanita tersebut. “ "Bolehkah kami menemui Sya’ban RA, yang tadi tidak hadir saat sholat subuh di masjid?” . Dengan berlinangan air mata istri Sya’ban RA menjawab: “ Beliau telah meninggal tadi pagi” InnaliLahi wainna ilaihirojiun…SubhanalLah , satu – satunya penyebab dia tidak solat subuh berjamaah adalah karena ajal sudah menjemputnya…. Beberapa saat kemudian istri Sya’ban bertanya kepada Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam “ Ya Rasulullah ada sesuatu yang jadi tanda tanya bagi kami semua, yaitu menjelang kematiannya dia berteriak tiga kali dengan masing – masing teriakan disertai satu kalimat. Kami semua tidak paham apa maksudnya”. “Apa saja kalimat yang diucapkannya?” tanya Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam . Di masing – masing teriakannya dia mengucapkan: “ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……” “ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “ “ Aduuuh kenapa tidak semua……” Rasul Shallallahu `alaihi Wa Sallam pun melantukan ayat yang terdapat dalam surat Qaaf (50) ayat 22 yang artinya: “ Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan dari padamu hijab (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam “ Saat Sya’ban RA dalam keadaanku sakratul maut… perjalanan hidupnya ditayangkan ulang oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala . Bukan cuma itu, semua ganjaran dari perbuatannya diperlihatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala . Apa yang dilihat oleh Sya’ban RA ( dan orang yang sakratul maut) tidak bisa disaksikan oleh yang lain.. Dalam pandangannya yang tajam itu Sya’ban RA melihat suatu adegan di mana kesehariannya dia pergi pulang ke Masjid untuk sholat berjamaah lima waktu. Perjalanan sekitar 3 jam jalan kaki sudah tentu bukanlah jarak yang dekat. Dalam tayangan itu pula Sya’ban RA diperlihatkan pahala yang diperolehnya dari langkah – langkah nya ke Masjid. Dia melihat seperti apa bentuk sorga ganjarannya. Saat melihat itu dia berucap: “ Aduuuh kenapa tidak lebih jauh……” Timbul penyesalan dalam diri Sya’ban RA, mengapa rumahnya tidak lebih jauh lagi supaya pahala yang didapatkan lebih banyak dan sorga yang didapatkan lebih indah. Dalam penggalan berikutnya Sya’ban RA melihat saai ia akan berangkat sholat berjamaah di musim dingin. Saat ia membuka pintu berhembuslah angin dinginyang menusuk tulang. Dia masuk kembali ke rumahnya dan mengambil satu baju lagi untuk dipakainya. Jadi dia memakai dua buah baju. Sya’ban RA sengaja memakai pakaian yang bagus (baru) di dalam dan yang jelek (butut) di luar. Pikirnya jika kena debu, sudah tentu yang kena hanyalah baju yang luar, sampai di masjid dia bisa membuka baju luar dan solat dengan baju yang lebih bagus. Dalam perjalanan ke tengah masjid dia menemukan seseorang yang terbaring kedinginan dalam kondisi yang mengenaskan. Sya’ban RA pun iba , lalu segera membuka baju yang paling luar dan dipakaikan kepada orang tersebut dan memapahnya untuk bersama – sama ke masjid melakukan sholat berjamaah. Orang itupun terselamatkan dari mati kedinginan dan bahkan sempat melakukan sholat berjamaah. Sya’ban RA pun kemudian melihat indahnya sorga yang sebagai balasan memakaikan baju bututnya kepada orang tersebut. Kemudian dia berteriak lagi : “ Aduuuh kenapa tidak yang baru……. “ Timbul lagi penyesalan di benak Sya’ban RA. Jika dengan baju bekas saja bisa mengantarkannya mendapat pahala yang begitu besar, sudah tentu ia akan mendapat yang lebih besar lagi seandainya ia memakaikan baju yang baru. Berikutnya Sya’ban RA melihat lagi suatu adegan saat dia hendak sarapan dengan roti yang dimakan dengan cara mencelupkan dulu ke segelas susu. Bagi yang pernah ke tanah suci sudah tentu mengetahui sebesar apa ukuran roti arab (sekitar 3 kali ukuran rata-rata roti Indonesia) Ketika baru saja hendak memulai sarapan, muncullah pengemis di depan pintu yang meminta diberikan sedikit roti karena sudah lebih 3 hari perutnya tidak diisi makanan. Melihat hal tersebut , Sya’ban RA merasa iba . Ia kemudian membagi dua roti itu sama besar, demikian pula segelas susu itu pun dibagi dua. Kemudian mereka makan bersama – sama roti itu yang sebelumnya dicelupkan susu , dengan porsi yang sama… Allah Subhanahu wa Ta'ala kemudian memperlihatkan …. ganjaran dari perbuatan Sya’ban RA dengan surga yang indah. Demi melihat itu diapun berteriak lagi: “ Aduuuh kenapa tidak semua……” Sya’ban RA kembali menyesal . Seandainya dia memberikan semua roti itu kepada pengemis tersebut tentulah dia akan mendapat sorga yang lebih indah Masyaallah, Sya’ban bukan menyesali perbuatannya, tapi menyesali mengapa tidak optimal. Sesungguhnya semua kita nanti pada saat sakratul maut akan menyesal tentu dengan kadar yang berbeda, bahkan ada yang meminta untuk ditunda matinya karena pada saat itu barulah terlihat dengan jelas …konsekwensi dari semua perbuatannya di dunia. Mereka meminta untuk ditunda sesaat karena ingin bersedekah. Namun kematian akan datang pada waktunya, tidak dapat dimajukan dan tidak dapat diakhirkan Sering sekali kita mendengar ungkapan – ungkapan berikut : “ Sholat Isya berjamaah pahalanya sama dengan sholat separuh malam” “ Sholat Subuh berjamaah pahalanya sama dengan sholat sepanjang malam” “ Dua rakaat sebelum Shubuh lebih baik dari pada dunia dan isinya” Namun lihatlah Masjid tetap saja lengang dan terasa longgar. Seolah kita tidak percaya kepada janji Allah Subhanahu wa Ta'ala . Mengapa demikian? Karena apa yang dijanjikan Allah Subhanahu wa Ta'ala itu tidak terlihat oleh mata kita pada situasi normal. Mata kita tertutupi oleh suatu hijab. Karena tidak terlihat, maka yang berperan adalah iman dan keyakinan bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak pernah meleset. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan membuka hijab itu pada saatnya. Saat ketika nafas sudah sampai di tenggorokan…. Sya’ban RA telah menginspirasi kita bagaimana seharusnya menyikapi janji Allah Subhanahu wa Ta'ala tersebut. Namun ternyata dia tetap menyesal. Namun penyesalannya bukanlah sia – sia. Penyesalannya karena tidak melakukan kebaikan dengan optimal….. Mudah-mudahan kisah singkat ini bermanfaat bagi kita semua dalam mengarungi sisa waktu yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada kita. Dan mari kita berdo’a semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi kita kekuatan untuk melakukan sebaik, bahkan lebih baik dari pada apa yang dilakukan oleh Sya’ban RA… Amiiiin
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Text
KISAH TENTANG SAKARATUL MAUT
Suatu ketika Malaikat Maut diperintahkan Allah untuk mencabut nyawa Nabi Musa. Kedatangan “tamu istimewa” ini membuat muka Nabi Musa pucat pasi. Begitu Malaikat Maut hendak mencabut nyawa beliau dari ujung kaki, Nabi Musa bertanya, “Sampai hatikah engkau mencabut nyawaku dari kaki yang pernah digunakan untuk berjalan menuju Gunung Tursina ketika turun firman-Nya?” “Bagaimana kalau dari tangan?” Musa menjawab, “Duhai utusan Allah, lupakah engkau bahwa tangan ini pernah menerima lembaran syahifah suci yang berisikan firman-Nya?” “Bagaimana kalau dari kepala?,” pinta Malaikat Maut. “Yaa Rabbul Izzati. Malaikat-Mu hendak mencabut nyawa hamba-Mu dari kepala ini. Padahal sepanjang hidup hamba menggunakannya untuk bersujud kepada-Mu?”. Karena tidak ada jalan lain Malaikat Maut mengambil selembar kulit jeruk yang harum baunya. “Wahai Musa, hiruplah aroma kulit jeruk ini,” perintah Malaikat Maut. Begitu aroma kulit jeruk ini terhisap, Nabi yang mulia ini pun menghembuskan nafas terakhirnya. Menurut sebuah atsar, kematian Nabi Musa adalah kematian paling mudah di antara semua manusia. Namun sadarkah kita apa makna “mudah” dalam proses kematian beliau? Rasulullah saw. bersabda, “Kematian Nabi Musa kadar kegetirannya sama dengan penderitaan seseorang yang ditebas sebilah pedang yang sangat tajam sebanyak 300 kali”. Dalam riwayat lain disebutkan, kematian Nabi Musa itu bagaikan seekor domba dalam keadaan segar bugar lalu dicabut kulitnya dalam keadaan hidup. ‘Aisyah binti Abu Bakar mengungkapkan pula, “Ibarat pentungan besi bergerigi yang ditancapkan ke perut, lalu ditarik dengan sangat keras dengan sekuat tenaga. Tak adakah bagian yang ikut terbawJika kematian Nabi Musa demikian dahsyat dan menyakitkan, apalagi kematian kita—manusia biasa yang lebih banyak dosanya daripada kebaikannya—tampaknya akan jauh lebih menyakitkan! Semoga Allah Yang Maha Penyayang melindungi kita. Karena itu, pantas apabila Rasulullah saw. mencontohkan beberapa doa yang isinya meminta agar Allah Swt. mempermudah proses sakaratul maut kita. Salah satu di antaranya adalah ”Allâhumma innî as’aluka taubatan nashûhâ wa taubatan qablal maût wa rahmatan ’indal maût wa maghfiratan wa rahmatan ba’dal maût wal ’afwa indal hisâb … ” Ertinya, ”Ya Allah, aku memohon kepada-Mu taubat nasuha dan taubat sebelum mati, ketenangan (kemudahan) ketika hendak mati (sakaratul maut), ampunan dan ketenangan setelah mati, dan ampunan ketika dihisab …”.l
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Text
Kisah Anak Lelaki Menerima Azab Saat Sakaratul Maut Akibat Tidak Bertegur Sapa Dengan Ibunya
Suatu hari, Rasulullah SAW berada di sisi seorang pemuda yang sedang mengalami sakaratul maut. “Wahai pemuda, ucapkanlah kalimat tauhid laa ila ha ila llah,” kata Rasul membimbing. Lidah pemuda itu kaku. Dia tak mampu lagi mengucapkan syahadat. Rasulullah bertanya ke hadirin, “Apakah ibu pemuda ini ada di tengah-tengah kalian?” Dengan ragu-ragu, seorang perempuan tua yang berdiri di bagian kepala pemuda itu berkata, “Ya, saya adalah ibunya.” “Apakah engkau merasa rela dan senang dengan anakmu?” Ibu itu menjawab apa adanya. “Tidak, saya tidak bertegur-sapa dengannya selama enam tahun.” “Wahai Ibu, relakanlah kesalahannya.” “Demi menyenangkan hati Anda, Ya Rasulullah, saya rela kepadanya dan semoga Allah juga rela kepadanya.” Kemudian Rasulullah menghadap pemuda itu seraya bertanya, “Wahai pemuda, apa yang sekarang engkau saksikan?” Dia menjawab, ” Saya menyaksikan seorang berwajah buruk dan berbau busuk dan sekarang tengah mencekik saya.” Rasulullah mengajarkan suatu doa kepadanya sebagai berikut, “Wahai Tuhan yang menerima amal yang sedikit dan memaafkan dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit dan ampunilah dosaku yang banyak; Duhai Yang Maha Penyayang di antara para penyayang.” Pemuda itu membaca doa tersebut. Kemudian, Rasul bertanya, “Sekarang apa yang kau saksikan?” Dia menjawab, “Sekarang saya melihat seseorang yang berwajah putih, bersih, rupawan, tubuhnya harum, mengenakan pakaian indah, dan bersikap baik kepada saya.” Setelah mengucapkan kata-kata tersebut dan ditutup dengan kalimat tauhid, dia pun meninggal. Laki-laki itu meninggal dalam dekapan sang ibunda yang telah meredhainya.
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Keadaan Jenazah Ketika di Usung ke Kubur Maksud Hadith: Daripada Abu Said al-Khudri RA bahawasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila jenazah diletakkan (di dalam keranda) dan ditanggung oleh orang-orang lelaki di bahu mereka, jika dia seorang yang soleh dia berkata, “Cepatkan aku, Cepatkan aku. Jika dia tidak beramal soleh nescaya dia berkata, “Alangkah malangnya aku, ke manakah kamu semua akan membawaku?” semua makhluk mendengar suaranya melainkan manusia. Sekiranya didengar oleh manusia nescaya dia akan pengsan (kerana terperanjat dengan suara tersebut)”. Riwayat: Bukhari Huraian Hadith: a. Orang perempuan adalah makruh mengusung jenazah selagi ada orang lelaki b. Orang Islam dikehendaki supaya sentiasa mengerjakan amalan-amalan soleh semasa hidup sebagai bekalan akhirat c. Orang kafir dan fasik sentiasa merasa takut untuk menghadapi alam akhirat d. Orang mati dapat melihat kedudukan mereka di akhirat, kerana itu orang beriman dan beramal soleh ingin segera mendapatkan apa yang disediakan untuknya, manakala orang kafir dan fasik takut untuk menghadapinya.
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Masa hidup dia selalu jalan melewati masjid tapi tak pernah masuk dalam masjid tapi pada suatu hari dia masuk ke dalam masjid juga tapi bukan untuk solat berjemaah tapi di solatkan oleh jemaah masjid 😢
0 notes
bakal-arwah-blog · 6 years ago
Photo
Tumblr media
Hanya amalan kita semasa hidup di dunia yang akan menemani kita di dalam liang lahad kelak (bila dah meninggal dunia)
0 notes