Text
[FANA]
Ketika realitas tidak berbanding lurus dengan pembicaraan, menjadi salah satu faktor terlontarnya kata 'fana'. Kita sering memaknai kata 'fana' sebagai ketidakpuasan atau hambar rasanya. Seringkali kita menyangkal bahwa realitas menjadi hal yang paling kongkrit menggambarkan keadaan.
Tujuan hidup setiap orang terkadang disuguhkan dengan berbagai rintangan, bukan hanya sebatas kebetulan atau hoki, namun lebih kepada makna atau bagaimana proses yang dilaluinya.
Menurut pandangan para penganut aliran psikologi Behaviorisme, diri pribadi dikendalikan oleh lingkungan. Dengan kata lain, lingkungan berperan penting dalam proses pembentukan pemikiran hingga tingkah laku. Namun, apakah pandangan tersebut baik untuk diri sendiri?
Fana, makna kata yang memang bertolak belakang dengan ekspektasi seseorang, ketidakpastian, dan mungkin dipersepsi sebagai awan hitam. Kembali lagi kepada diri, apakah kita akan terpengaruh akan lingkungan? Sebenarnya ada 4 aliran psikologi dan setiap orang memiliki sikap dari ke 4 aliran tersebut, namun ada 1 aliran yang sangat mendominasi dalam dirinya.
Seperti halnya hidup, dengan berbagai pilihan, kita di tuntut untuk memilih salah satu untuk di olah hingga menjadi pilihan yang utuh sesuai diri pribadi. Tak ada jalan suatu pilihan akan mulus seperti kain sutra nan halus, yang ada halnya seperti jalan penuh bebatuan berkelok dan terjal. Memang hidup ini penuh sandiwara, hidup memang tidak kekal selamanya.
Tapi, apa salahnya jika kita selalu berkaca dan senantiasa bertanya, "akan dibawa kemana diri ini?"
ditulis dua tahun yang lalu di salah satu jejaring media sosial.
1 note
·
View note
Photo

Bandung/3.5/1/100/125
Sungguh bukan rekayasa, disana banyak cerita. 2017
5 notes
·
View notes
Text
Lebur
Sepenggal sore menuju malam. Ya, setiap hari dia datang. Entah memberikan senyum khasnya, terkadang tertunduk tak terlihat raut wajahnya. Aku melebur dengannya, bah gula yang menyatu dengan air. Air yang jernih bahkan keruh pun terasa manis. Tak mengenal sebuah fisik yang disajikan, namun dikenal dalam sebuah rasa yang sama. Meninggalkan jejak dalam sebuah jalur, membentuk pola, mengukir kata demi kata dalam pikirku.
1 note
·
View note
Text
Tumbuh dan Kembali
Menjelaskan dengan jelas, memilih sebuah pilihan, menentukan yang belum tentu, mengenali apa yang harus dikenal.
Lebih dari itu, sebuah rasa. Mencintai siapa yang harus dicintai, mempertahankan yang harus dipertahankan.
Totalitas pun prioritas, dibalut dengan tanggungjawab. Sebuah prinsip tumbuh subur dengan hati akur, tanpa lebur namun penuh syukur. Tak kenal goyah terkadang diintimidasi amarah, tak membuat pasrah bukan? Karena akar tertanam tanpa saklar. Ia terus menghirup udara penuh harmoni, hidup dan terus hidup.
Semuanya, kembali pada tuhan.
0 notes
Text
Oh, Hening...
“Tidak ada yang namanya ruang kosong atau waktu kosong. Selalu ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk didengar. Bahkan, jika kita mencoba untuk menciptakan, kita tidak bisa melakukannya.”
Kutipan diatas diambil dari maestro piano dunia, John Cage. Sepakat dengan pernyataan sang maestro diatas. Terkadang dalam sebuah keramaian terbesit kerinduan akan keheningan. Tetapi bagiku, keheningan datang adalah sebuah keramaian ketenangan dalam pikiran.
0 notes
Text
Senja kala itu
Terlihat awan yang begitu bersih tak terlihat noda sedikitpun. Hamparan warna melebur menciptakan indah terlihat subur. Pendengaran pun sejuk, tak sedikitpun terasa ada yang mengetuk. Hempas ombak menabrak dinding tebing sejiwa buih menjadi putih. Aku diam tak berkata, senja kala itu memang memberi warna, entah untuk siapa, yang jelas aku hanya terkesima. Pesona yang tiada habisnya Tuhan berikan, sering kali kita abaikan. Padahal itu hanya suguhan kecil teruntuk manusia yang kecil dihadapan Tuhan. Kutunggu senja itu menghampiri kembali ditemani dengan pesona kehadiran detik nafas duduk berdampingan denganku untuk menyaksikan kelanjutan cerita selanjutnya.
0 notes
Text
Aku Malam
Malam Hai, aku malam. Dalam gelap ini aku merasa sejuk, entah mengapa sejuk? Akupun sering menanyakan itu. Mengapa malam begitu sejuk? Apakah tidak ada cahaya yang menyinari? Menurutku bukan. Tapi berkali-kali aku bertanya aku tak tahu jawabannya. Yang ku tahu ialah aku malam. Kegelapan pekat mungkin setiap hari kurasakan dalam malam. Lagi-lagi malam menjadi misteri, sering memberikan salam pada kenang rindu yang menjadikannya menjadi syahdu. Sendu yang jauh dari belenggu, jauh dari hirup buai nostalgia, dan ini hanyalah malam. Malam yang selalu hadir memberikan berjuta rasa dalam bingkai cerita. Aku malam yang akan selalu menghiasi akhir hingga awal keseharianmu, entah sampai kapan. Tapi aku yakin, malam ini akan selalu hadir abadi. Hanya Tuhan yang tahu, malam ini akan tiada lagi. Selagi aku bisa memberikan cahaya walaupun tak begitu terang, tapi aku tetap berusaha memberikanmu kesejukan. Entah dari mana kesejukan itu datang. Mungkin saja dengan hadirnya bintang menjadi salah satu pendorong setiap hadirmu dalam malam. Ya. Bintang bersinar entah letaknya dimana, dan seberapa jauhnya pun aku tak bisa memperkirakan. Aku hanyalah malam yang gelap, penuh dengan warna hitam. Aku tidak bisa putih, inilah rupaku. Tetapi aku merasa putih, karena aku yakin dengan suguhan malam yang selalu kuberikan setiap harinya, itu semua tulus kuberikan. Tanpa sedikitpun aku ingin terlihat putih di mata. Aku yakin, mata hati yang akan menilai keindahan yang ku berikan. Aku malam, aku malam, aku malam... Selalu menjadi kenang, memberi harapan. Tak lebih dari sekedar gelap, sebatas menguap. Serpihan indah mengarah rupawan. Malam...
0 notes
Text
Hallo.
Hallo, Tertanda mentari pagi selalu beranjak, perlahan, mengikuti alur yang telah ditentukan hingga terbenam di ufuk barat. Terbenam untuk terbit kembali esok hari, terus menerus hingga tuhan yang memutuskan untuk memberhentikan semuanya. Ia adalah kehidupan, yang tak kekal, yang tak abadi, yang takkan ada apa-apanya dibandingkan kelak di zaman yang Tuhan telah siapkan. Maka, apakah hal sekecil mentari terbit hingga terbenam itu tidak anda syukuri? Itu hanyalah sebutir keindahan yang mewarnai hari-hariku selama ini. Perkenalkan dan panggil saja, saya Bektiadi. Seorang pemuda yang sedang mencari keindahan-keindahan kehidupan, yang selalu menghirup oksigen yang entah kapan habisnya, anak dari seorang ibu dan ayah yang selalu membiayaiku selama ini. Dalam blog ini akan dimuat tulisan-tulisan hasil pekerjaan jari-jemariku yang mengetik huruf, kata, hingga menjadi sebuah kalimat yang utuh. Tak tau isinya seperti apa, apa maksudnya, dan apa hubungannya, entahlah… ini hanya sekedar tulisan. Jika menanyakan mengapa? Ya karena tulisan adalah pekerjaan untuk keabadian.
1 note
·
View note