belaislm
belaislm
Media Bela
41 posts
Learn, Grow and Bloom with the Grace🪐
Don't wanna be here? Send us removal request.
belaislm · 9 hours ago
Text
craving somewhere else I can’t explain.
Why is it so hard to explain what I’m feeling right now?
Hv been wondering something feels off lately but haven’t really been doing much. Just got back from a short trip out of town, and everything should feel fine. My mood feels relatively okay, but still.. something’s strange.
There’s this odd urge to go out just for a walk, to chase golden sunlight filtering through the trees and streets in Jakarta. Tapi kenapa bm nya harus di Jakarta sih ya Allah. Perasaan ngga ada yang bikin overwhelming deh.
It’s not sadness, not joy, not even restlessness. It just like whispering that I need to be somewhere i can’t explain. 💔
Tumblr media
0 notes
belaislm · 2 days ago
Text
This is not just about a Mango Float. It’s about weakness, guilt and accidentally saying the bathroom dua at KFC😭✊🏻🍹
#Boycottlifestyle and #FreePalestine
Tumblr media
So, one of my friends at office was seriously struggling like, she was literally dying inside. Because she had been holding herself back from buying her favorite Mangga Float at KFC for way too long.
She begged me to come with her, even though we both knew we’d promised ourselves to boycott that place.
we got close to the restaurant, We walked up to open the door.. “Allahumma inni a’udzu bika…”
Wait, WRONG PLACE 😭
it just came out automatically.
I went in with her like I was escorting someone about to commit a major sin. It felt sinful😂
She had her order and we walked out, I said,
“O ooow, Another Zionist just made a donation.”
We both laugh.
When we got back to our other friends, one of them who had waited for us looked at her and said,
“So, how does it feel to drink the blood of Palestinian children?” 😭💀💔
Super dark humor.
0 notes
belaislm · 2 days ago
Text
Baru merasa kehilangan saat nikmat itu diambil. Rezeki yang dulu terasa biasa, begitu berharga saat Allah menariknya kembali.
Ternyata, bukan karena rezekinya hilang, mungkin hanya lupa bersyukur sejak awal.
RIP for all my hair losttt🪦 gapernah se-ngga normal ini rontok dan rapuhnya. Setiap kali nyisir pakai tangan rasanya khawatir karena banyak banget yang keambil dari biasanya. Ya Allah maafin😭 i’ll try my best and amanah to treat and taking care of my hair. Promise. Gamau botak!😭😭😭💔
Alhamdulillah for my genetic hair growing volume and fuller hair ya Rabb. Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah!!! 😭👌🏻
0 notes
belaislm · 7 days ago
Text
Been 13 years and was holding back a bit of tea from her😂😭
Tumblr media Tumblr media
0 notes
belaislm · 8 days ago
Text
Right before Pra Menstrual, it gets harder to keep the feeling in check. feel more impulsive, more sensitive. Need little small stretches and reducing sugar intake! The symptoms hit harder than usual.
Feel overwhelming padahal ngga ngapa-ngapain😭 Tapi pagi ini hujan turun, udah jarang dengar rintik hujan disepanjang waktu pagi. menenangkan sekaliii Alhamdulillah😭🤍
0 notes
belaislm · 8 days ago
Text
Ruang Aman dalam Keterbukaan.
Setiap orang punya batasan berbeda. Apa yang bagi kita terasa biasa, mungkin berat untuk orang lain dengar.
Penting untuk tau, bukan seberapa banyak yang kita bagikan, tapi apa yang memang penting untuk dibagikan. Yang belum siap dibagi, bukan berarti tidak jujur. Karena itu artinya kita sedang menjaga diri kita, dan itu juga bagian dari cinta. Kalau belum siap, menunda pun bukan masalah.
Berbagi masa lalu bisa mempererat suatu hubungan, jika dilakukan di waktu yang tepat dan dengan kesiapan emosional (Psikolog, knobloch et al. 2023) Keterbukaan yang terburu-buru justru bisa menciptakan jarak, bukan kedekatan.
Penting diingat: untuk hal-hal yang mendasar, seperti selingkuh atau pola komitmen yang belum sehat, menunda terlalu lama merupakan sebuah ketidajujuran.
Lalu, kapan menentukan waktu yang tepat?
Saat hubungan sudah punya rasa aman, saat kita merasa tidak terpaksa, dan saat kita tahu orang lain siap mendengar, bukan hanya merespons.
Bukan tentang seberapa cepat, tapi seberapa siap.
Dan jika kita memilih untuk berbagi, lakukan dengan perlahan.
• Pilih momen yang aman
• Sampaikan dengan empati
• Fokus pada bagaimana pengalaman itu membentuk kita saat ini
Karena pada akhirnya, seseorang yang tepat akan melihat cerita masa lalu kita bukan sebagai beban, tapi sebagai bagian dari perjalanan kita.
0 notes
belaislm · 8 days ago
Text
“Beberapa keadaan memang harus dilalui dengan kesendirian, tidak dengan keluarga, teman, pasangan atau siapapun itu.”
Hanya ada dirimu dan Allah saja.
0 notes
belaislm · 8 days ago
Text
a Letter to my Inner Child
Maaf ya, dulu kamu harus berjuang sendiri. Sekarang aku ada. aku tahu kamu takut, aku akan jadi orang dewasa yang kamu butuhkan waktu itu. Terima kasih sudah bertahan sampai hari ini.🤍
Kamu gak perlu menahan semuanya sendiri lagi, dan sekarang kamu gaperlu buktiin apa-apa. Kamu berhak disayang tanpa syarat. Aku di sini, dan aku akan jaga kamu.
Tumblr media
Ga semua orang akan tinggal, tapi aku akan tetap hadir, sekarang aku yang pegang tangan kamu. Terus hidup dengan lembut, ya?
Dengan peluk paling hangat,
-Bela🌹
0 notes
belaislm · 12 days ago
Text
YA RABB,
THANK YOU FOR LOVING ME THROUGH THE MOMENTS WHEN I FELT UNLOVABLE.
0 notes
belaislm · 13 days ago
Text
pengen masuk ke kepala sendiri terus teriak “semuanya diaaaaaaaaaaaam!”
0 notes
belaislm · 14 days ago
Text
Mengenali Nilai Diri.
Pemateri : Ustadzah Trilolla
Kenapa harus mengenal nilai diri sendiri?
Kalau kita mengenal diri sendiri, kita akan
Lebih mudah mengambil keputusan. Berapa banyak dari kita yang sampai saat ini masih kesulitan bahkan untuk mengambil keputusan-keputusan kecil dalam hidup, misalnya menentukan mau makan apa, pakai baju apa, ingin ikut kegiatan apa. Nah, kalau kita kenal dengan diri sendiri, ini akan sangat membantu kita untuk lebih mudah dalam menentukan banyak hal yang berkaitan dengan hidup kita, minimal di hari itu. Bahkan sampai menentukan keputusan untuk hal-hal lebih besar, seperti dengan siapa kita akan menikah.
Lebih mudah dalam beramal shalih. Kadang kita merasa malu karena belum bisa melakukan amal shalih yang orang lain lakukan, sampai kita melupakan potensi kebaikan amal shalih yang bisa kita lakukan. Misalnya kita merasa sangat sedih karena belum bisa menunaikan haji, bahkan kita sampai mengutuki keadaan dan mempertanyakan takdir kita kepada Allah, kenapa Allah mengundang orang lain haji sedangkan kita tidak. Sebenarnya mempertanyakan takdir adalah hal yang kurang bijak dilakukan seorang muslim, yang lebih tepat dilakukan adalah ridho dengan takdir-Nya, meski kita tidak mengerti. Ini adalah level tertinggi dari keimanan seorang hamba. Setiap hamba pun memiliki amal shalihnya masing masing. Walaupun kita belum bisa haji, tapi jika kita diberi takdir misalnya mengurus orang tua yang sakit atau sedang hamil, maka itu juga adalah amal soleh yang sangat mulia di sisi Allah.
Tau kapan harus berkata iya dan kapan harus menolak. Kita tau ada yang namanya people pleaser alias orang yang selalu ingin menyenangkan semua orang, atau orang yang selalu mengatakan iya tanpa memperhitungkan kemampuannya sendiri. Padahal ada saat di mana kita harus bilang tidak dan menyenangkan semua orang adalah hal yang mustahil dilakukan. Setiap orang memiliki preferensi, harapan, dan ekspektasi yang berbeda dan kita pun tidak akan bisa tau hal yang gaib, seperti perasaan dan pikiran orang lain. Maka kita harus mengenali diri sendiri, apa yang kita mau, apa yang harus kita tuju, karena jika kita tidak, kita akan selalu mengatakan iya pada permintaan orang yang itu belum tentu baik untuk akhirat kita.
Kita juga mungkin takut kehilangan teman dan itu hanya akan membuat kita lelah yang tidak berkesudahan. Sedangkan yang harus kita tuju setiap hari adalah pandangan Rabb kita. Jika kita tau kita sedang ditatap oleh Allah, maka kita tidak akan peduli dengan pandangan manusia, kita tidak akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi harapan makhluk, karena jangankan harapan orang lain, harapan diri sendiri saja belum tentu bisa kita penuhi kalau Allah tidak izinkan.
“Barangsiapa mengenal dirinya niscaya ia akan sibuk memperbaiki diri dan tidak peduli dengan aib orang lain, dan barangsiapa mengenali Rabb-nya niscaya ia akan sibuk beribadah kepada-Nya tidak peduli dengan hawa nafsunya.” -Imam Ibnul Qoyyim RA
Jika kita tidak mengenal diri sendiri, kita akan sibuk mengurusi orang lain.
Padahal seperti yang kita tau, nanti kita akan berdiri di hadapan Allah mempertanggungjawabkan segala yang kita lakukan, bukan apa yang orang lain lakukan. Jika hari ini kita sibuk mengurusi orang lain, misalnya mengomentari berita viral artis di sosial media, kita akan capek sendiri. Dan sebagai seorang muslim, hidup kita sudah rumit, sudah banyak yang harus kita selesaikan, ditambah dengan urusan rumah tangga orang lain tidak akan ada habisnya. Bahkan yang terjadi mereka tidak peduli pada kita, mereka tidak pernah memikirkan kita, sedangkan kita selalu memikirkan mereka. Sudah semestinya kita berfokus pada diri sendiri.
Cara mengenal diri sendiri.
Kenali diri sendiri dengan mengenali Allah. Tidak akan ada diri kita kalau Allah tidak berkehendak menciptakan kita, maka Allah tidak akan menciptakan kita dengan sia-sia. Jika kita mengenal diri sendiri, kita akan tau ada misi besar yang sebetulnya Allah tetapkan untuk kita di dunia ini. Kita tidak hanya diciptakan untuk wisata kuliner ke manca negara, atau menikahi pria tampan yang kita impikan. Misi kita sebagai hamba di muka bumi ini jauh lebih tinggi dari itu. Misi itulah yang harus menjadi ambisi dan mimpi kita setiap hari, yaitu ibadah kepada Allah. Ibadah yang dimaksud bukan berarti sholat nonstop, tapi setiap kegiatan sehari-hari yang kita lakukan, misalnya sekolah tujuannya bukan sekedar untuk mendapatkan gelar saja, tapi untuk mendapatkan ilmu supaya menjadi perempuan cerdas yang berilmu. Dengan ilmu kita bisa membedakan mana yang haq dan yang batil, agar kita tidak terpedaya oleh fitnah dunia. Mengenal Allah akan sangat membantu kita untuk lebih sedikit merasakan sakit. Ketika mendapat ujian di rumah tangga, misalnya diuji dengan suami di PHK, atau diuji dengan mertua/orangtua, kita akan berusaha di tengah ujian itu untuk tidak menyerah dan berputus asa dari rahmat Allah. Bahkan jika kita paham bahwa misi kita setiap hari adalah ibadah, sekedar mengambilkan segelas air untuk suami, mencuci kerah baju suami yang lagi-lagi kotor, menjawab pertanyaan suami yang itu-itu saja, juga dicatat sebagai ibadah, maka kita tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kita tidak dituntut untuk bisa melaluinya setiap ujian, kita hanya perlu fokus pada bagaimana menjalaninya. Yang kita lakukan adalah bagaimana kita merespon ujian itu dan bagaimana kita menjalaninya, apakah kita menjalaninya dengan keluh kesah, mengutuki takdir, atau kita berusaha ridho dan sabar meski kita tidak mengerti.
Kenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Cara terbaik untuk bisa mengenal diri sendiri adalah melalui kajian-kajian, misalnya kajian tentang fiqih wanita, yang berisi tentang kewajiban-kewajiban kita sebagai wanita, nasehat- nasehat untuk wanita, dll. Selain itu, lakukan evaluasi diri sebelum tidur. Dengannya kita akan tau, misalnya ternyata kita suka makanan A, ternyata kita hobi bersih-bersih karena tidak suka jika ada barang yang berantakan, kekurangan kita misalnya kita kurang teliti, saat menyetrika kurang rapi, sehingga kita bisa perbaiki. Kita juga jadi tau, misalnya ternyata kita jago masak dan skill ini bisa kita kembangkan, yang nantinya mungkin kita butuhkan, karena ada kalanya rumah tangga kita akan diuji, maka jika kita memiliki skill, kita bisa membantu menambah penghasilan dan mendukung suami. Tidak ada manusia yang tidak punya skill dan kelebihan, Allah sudah memberi kita bekal kelebihan masing-masing.
Pahami keinginan dan kebutuhan diri sendiri. komunikasikan pada suami apa yang kita inginkan dan apa yang kita butuhkan. Bersikaplah proaktif dalam menyampaikan pada suami apa yang kita suka dan tidak kita suka. Kalaupun ada perbedaan, misalnya kita mendekorasi rumah dengan warna hijau sedangkan suami sebenarnya tidak suka, ini bisa memicu perdebatan yang tidak perlu bahkan memperburuk hubungan suami istri. Ketika kita sudah mengenal diri sendiri, ujian-ujian dalam rumah tangga yang kecil bisa kita ringankan, bukan dibesar-besarkan. Kita bisa saling mengalah.
Tentang mimpi, ambisi dan harapan diri sendiri
Dalam rumah tangga, kita harus tau lebih detil alasan di balik setiap ambisi, mimpi dan harapan yang kita miliki. Dan itu semua harus dipagari oleh syariat untuk menjaga rumah tangga, apa yang boleh dan tidak boleh kita lakukan dalam ambisi tersebut. Setelah menikah, ambisi kita tidak bisa lagi hanya sekedar ingin keliling dunia bersama suami, tapi harusnya segala mimpi kita ujungnya adalah akhirat, misalnya ingin keliling dunia bersama suami karena ingin tadabur bersama.
Bahkan jika ambisi kita adalah menjadi seorang ibu rumah tangga, pahalanya sangat besar di sisi Allah, walaupun di mata makhluk ibu rumah tangga seringkali dicap remeh atau kerdil. Syariat Islam menjunjung tinggi kehormatan dan kemuliaan seorang perempuan di rumah. Kalaupun kita melihat ambisi orang lain lebih indah daripada ambisi kita, bukan berarti kita harus hasad pada mereka, karena ketika kita mengenal diri sendiri kita mengetahui bahwa setiap manusia ada limitasinya.
Segalanya butuh pengorbanan
Untuk mengenali diri untuk mencapai ambisi, mimpi dan harapan kita tadi, semuanya membutuhkan pengorbanan. Jangan kita menganggap perjalanan kita mengenal diri itu mudah, bisa jadi itu menghabiskan seluruh hidup kita, artinya sampai kita wafat mungkin kita belum selesai membedah diri sendiri, karena selalu ada yang berubah, selalu ada hal baru yang kita tau, ada hal-hal yang tidak ingin lagi kita lakukan, dll. Tidak usah malu untuk mengakui bahwa kita pernah melakukan kesalahan, yang perlu kita lakukan adalah bertaubat kepada Allah, meminta perlindungan supaya tidak melakukannya lagi dan berjanji tidak mengulanginya lagi.
Dalam menambah ilmu juga pasti butuh pengorbanan, entah dari segi waktu ataupun tenaga dan harta. Misalnya kita membaca materi ini saja sudah berkorban waktu. Walaupun mungkin kita mengikuti webinar yang gratis, tapi internet tidak gratis, sehingga kita tetap saja berkorban harta. Dan juga kita berkorban tenaga, misalnya di saat sekarang dimana teman-teman kita sedang pergi bersama yang bukan mahramnya, alhamdulillah Allah memberikan taufik kepada kita untuk bisa berada di sini menuntut ilmu.
Sebagai muslim, kita juga dituntut untuk optimis dan berhuznudzon kepada Allah, bahwa insyaAllah Allah akan memberikan keadaan terbaik untuk kita, selama kita berusaha mengikhtiarkan yang terbaik, dengan cara yang baik, dengan niat yang juga selalu ditata.
Kalaupun kita tidak sampai pada hasilnya, misalnya tidak sampai di pernikahan, maka setidaknya proses-proses kita ini akan membuat kita wafat di atas hal yang baik, dan itu yang lebih penting. Apa yang kita korbankan untuk diri kita akan kita dapati hasilnya dengan sepadan, biar Allah yang membayarnya.
Fokus pada apa yang penting
Fokus pada apa yang penting, terutama karena kita sebagai perempuan sangat mudah terpancing dengan hal-hal yang tidak penting, kita menghabiskan umur kita untuk hal-hal yang belum tentu kita bawa di hari kematian. Bahkan kita tidak mau mengatur diri kita dengan baik, kapan waktu memenuhi hak Allah, kapan memenuhi hak diri, apa kewajiban kita. Yang kita pikirkan hanyalah main, makan, main makan. Alangkah malunya kita dihadapan Allah bahwa ada hal yang lebih penting yang kita harusnya lakukan. Bukan berarti makan main itu tidak boleh, tapi jangan sampai itu mendominasi hari-hari kita. Sebagai perempuan Muslimah, kita tidak sama dengan perempuan lain, kita punya skala prioritas, kita punya to do list.
Kita butuh fokus pada hal-hal yang lebih penting, karenanya, atur pandangan kita pada apa yang perlu kita lakukan.
Begitu pula di rumah tangga, bagaimana kita bisa mengurus suami dan anak anak, kalau kita tidak bisa mengurus diri sendiri karena tidak kenal dengan value kita. Seorang perempuan Muslimah sangat mahal, perempuan Muslimah hanya bermain di level-level yang penting saja, yaitu untuk akhirat dia. Dia tau bahwa energinya terbatas dan energi itu hanya pantas dihabiskan untuk hal-hal yang memberi manfaat untuk dirinya di hari akhir nanti, dan lebih spesifik lagi untuk pernikahannya. maka value kita tadi, entah itu karakter kita, kelebihan-kelebihan kita, ambisi kita, dll, akan menjadi modal dasar yang bisa menggerakkan kita untuk mengatur diri, mengatur waktu dan bisa konsisten mengatur rumah tangga kita nanti.
Kemampuan dan bakat bagian dari nikmat
Nanti di hari akhir kita tidak hanya akan ditanya tentang kenikmatan yang diberikan pada kita selama di dunia, entah itu uang, kendaraan, perhiasan, tapi juga tentang bagaimana kita memanfaatkan setiap kelebihan dan nikmat itu.
Kita diberi tangan dipakai untuk apa, kita diberi kecerdasan digunakan atau tidak, kita diberi tubuh yang jarang sakit-sakitan dipakai untuk apa, kemampuan kita untuk berbicara dipakai untuk berbicara apa. Malu sekali jika kita tidak bisa menjawab itu, misalnya Allah sudah memberi kita skill membaca dengan cepat, kenapa kita tidak mengajarkan itu pada orang lain? Itu baru kenikmatan skill, bagaimana dengan nikmat fasilitas yang sudah Allah berikan, misalnya gadget. Apakah gadget itu dipakai untuk mengembangkan skill kita, untuk memahami kelebihan kita, maksimalkan potensi dalam diri kita, mengasah kemampuan kita?
Allah memberi kita internet yang lancar tidak begitu saja. Dari internet kita bisa mendapat ilmu dengan mudah, bahkan kita bisa mendapatkan nasehat-nasehat islami dari sosial media. Itu semua adalah lapisan kenikmatan yang sudah Allah beri untuk kita, yang semestinya membuat kita merasa sempurna.
Setiap kenikmatan itu sekecil apapun akan ditanya, bagaimana kita memproses kenikmatan itu, bagaimana kita meresponnya dan memanfaatkannya. Jadi sebelum kita mengeluhkan kenikmatan yang orang lain miliki dan tidak kita miliki, lebih pantas jika kita lihat dulu kenikmatan-kenikmatan yang tidak ada habisnya dalam diri kita.
“Juga pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?” QS Az-Zariyat: 21
Jika dipahami tafsirnya lebih dalam, maka kita akan tau bahwa Allah menciptakan kita tidak hanya untuk maka akan, bersenang-senang lalu mati.
Terlalu kerdil seorang muslim diciptakan hanya untuk itu. Kita diciptakan untuk sesuatu yang agung, yaitu ibadah kepada Allah, maka pandanglah diri sendiri dengan pandangan yang baik. Misalnya keinginan untuk menikah adalah sesuatu yang mulia, hanya saja tata caranya yang perlu kita kawal. Jika kita memahami bahwa Allah menciptakan kita dengan kasih sayang, insyaAllah kita tidak akan berani untuk merasa insecure dan mengkerdilkan diri di hadapan makhluk. Mengerdilkan diri di hadapan orang yang mungkin amalnya lebih baik itu boleh, supaya mencegah kita dari ujub dan tidak sombong, tapi jangan sampai kita menghamba kepada makhluk. Kita tidak boleh mengemis-ngemis perhatian, minta-minta kasih sayang. Seorang perempuan muslim itu perempuan yang berkelas, mahal dan bernilai tinggi.
Wallahu a'lam bish-shawab
0 notes
belaislm · 16 days ago
Text
Work on your Akhlaq
Carry yourself with elegance and kindness. You can be the most gorgeous person in the world but if you run your mouth all the time, constantly show off your blessings, seek attention, are argumentative, speak arrogantly, gossip, lie, cheat people and always have insincere intentions.
Just know, all that "beauty" is a whole lot of nothing.
Be authentic and consistent, keep delivering good values. Because I promise, people are watching, and importantly, Allah is watching.
Make your manners the most beautiful thing about you.
Tumblr media
He might witness someone coming closer to their deen just because they fell in love with your soft and humble mannerisms. So stay kind, stay mindful of Allah.
0 notes
belaislm · 16 days ago
Text
p.s. I trust you.
Makasih ya udah kerja keras dan mengusahakan itu.
0 notes
belaislm · 16 days ago
Text
Ready to be cheerful and joyful again after that whole depression episode.
I found myself wondering, am I still battling social anxiety after that past heartbreak, or have I finally healed?
Turns out… I have.
now that the dark clouds have passed.
Last week i tested myself by stepping into the crowd at Brightspot. And there, in the middle of the noise and lights, I realized just how relieved. Kinda emotional about it. It’s finally done.
fine and free.
It’s really over. truly over.
الحمدلله
Tumblr media Tumblr media
She used to be my roommates. sweet but cool and basically protecting and taking care of me since i started living in Jakarta. (Especially when it comes to👊🏻 those kalcer predators) 🐊✋🏻
Tumblr media
There’s a big age gap between us, almost 5 years (very young) but she keeps saying I behave like Agnes from Despicable Me. you know, a baby and chaotic 😂
0 notes
belaislm · 18 days ago
Text
As a human, I’ve been confused so many times. But now everything feels different since i have unbiological parents.. from both of them, i feel wrapped in loved, filled with trust and valued in a way.
Every feeling that shows up has its place and purpose.
thank You for never leaving me, ya Rabb🤍☁️✨
Tumblr media
instagram
0 notes
belaislm · 20 days ago
Text
Eid Adha mubarak! 1446 H✨🐑
Spending this Eid di rumah keluarga tante di Sukabumi.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Just like other friends fam i meet before, the warmth and love i’ve found here. 🏡🤍
Selain om dan tante, ibu (mamah tante) menyambut hangat setiap datang. Ibu selalu sengaja masakin makanan dan bawain bahan-bahan yang diambil dari kebun dekat rumah. “udah makan belum sayang? Ibu buatin ini buat kaka bela..”
That’s words is really meant to me🤍
“Kadang kehangatan yang tenang tidak selalu datang dari tempat ia tumbuh, tapi dari hati dan pintu-pintu rumah lain yang terbuka dengan tulus.”
0 notes
belaislm · 20 days ago
Text
My worth is not defined by how I feel, but by the fact that Allah still chooses to bless me. He constantly pours the mercy and love into my life.
“Even when I feel unworthy, His mercy never stops.”
10 Dzulhijjah 1446 H
0 notes