Text
Monolog
Diam adalah sebuah monolog dalam keheningan batin yang terus berbisik dalam katup mulut yang tertutup, mata yang membelalak dan pikiran yang ramai.
Kadang aku suka bermonolog, mencoba mendalami setiap rentetan sebab akibat kenapa aku begini, kamu begitu dan mereka begini begitu. Sehingga aku bisa berhenti sejenak dari banyaknya persimpangan jalan yang menawarkan keuntungan dan tentu saja konsekuensi.
Kadang juga aku lelah bermonolog, karna tak jua menemukan jawaban dan hanya menyia-nyiakan waktu dengan berbagai pertimbangan yang menggelisahkan.
Monolog..... berisik yang menyamar dalam keheningan
3 notes
·
View notes
Text
Every people think about them self!!! So what are you worried about ???
0 notes
Text
Keterbatasan membuat sesuatu menjadi berharga.
Apa jadinya dunia ini bila semua hal melimpah ruah tanpa adanya batasan??? Hirarki kebutuhan maslow telah terpenuhi diseluruh kehidupan ummat manusia, Tak ada lagi yang namanya kelaparan, tak ada lagi kesedihan, tak ada lagi kesakitan, tak ada lagi penderitaan, bahkan tak ada lagi kematian, lantas apakah makna hidup menjadi hilang???
Kemudian sebaliknya...
Kehidupan manusia berjalan seperti biasanya, tak ada utopia ataupun perubahan besar yang terjadi, semuanya berjalan dengan normal sebagaimana adanya. Namun, ada seorang manusia yang berbeda dengan manusia yang lain. Ia adalah entitas tak dikenali, unik dan abnormal, ? Keunikannya adalah tidak adanya rasa lapar, takut, belas kasih. Hati dan otaknya seperti artificial intelligence namun yang membedakan adalah ia punya kehendak atas dirinya sendiri, tak ada yang tau apa tujuannya. Ia hanya ada, dan ada itu yang menjadi identitasnya. lantas apakah makna hidup menjadi hilang???
0 notes
Text
Binar matanya membuat ku bertanya...
Mungkin ada sesuatu yang ia simpan...
Namun, semuanya akan berakhir...
Mungkin inilah akhir sebelum semuanya dimulai...
5 notes
·
View notes
Text
Banyak orang yang mengatakannya dan mustahil mereka berbohong = kebenaran???
Ada orang yang tinggal di suatu perumahan, banyak tetangga yang kurang akur dengannya, berarti kesalahan memang ada pada orang itu???
0 notes
Text
Kekanak-kanakan / Childish
Apakah sifat kekanak-kanakan adalah hal yang salah??? Kekanak-kanakan sering identik dengan sikap yang mudah emosi, kurang bijaksana dan belum matang dalam berpikir yang merujuk pada perilaku anak-anak dalam konteks orang dewasa. Namun, bukankah kekanak-kanakan ini juga tidak lepas dari perilaku anak-anak yang masih polos yang tidak memiliki kepentingan terhadap apapun sehingga membuatnya berkata yang sejujurnya, tidak manipulatif dan mempertanyakan hal yang janggal. Anak-anak juga dikenal sebagai filsuf ulung yang selalu mempertanyakan segalanya hingga rasa ingin tahu itu akan redup seiring berjalannya waktu. Namun, seseorang yang kekanakan-kanakan mungkin adalah manusia yang tidak pernah berhenti bertanya dan bertanya....
0 notes
Text
Manusia berkembang dari berburu meramu menjadi bertani dan mengolah makanannya sendiri (memasak)
Memasak seringnya bertujuan membuat makanan yang enak dan menggugah selera. Dan jarang memperhatikan gizi yang terkandung didalamnya. Akibatnya banyak makanan yang diolah dengan cara yang salah sehingga makanan tersebut semakin miskin gizi bahkan lebih parahnya akan mengundang penyakit. Untuk mengukur gizi dari makanan adalah dengan melihat apakah setelah diolah makanan itu menjadi semakin berbeda dari bentuk aslinya (biasanya sih karna melalui banyak proses pemasakan).
Begitu pula manusia, manusia yang semakin jauh dari fitrahnya (bentuk aslinya/seharusnya) pasti akan memiliki kebermanfaatan (gizi) yang semakin sedikit bahkan membawa dampak buruk (penyakit dalam masyarakat). Hal ini dapat terjadi jika ia dibentuk (diolah/dimasak) dengan cara yang keliru entah itu pendidikan, lingkungan dan lain-lain.
It's just only on my mind...
0 notes
Text
Haus Validasi
Sejak kecil aku senang dipuji, siapa juga yang tidak suka dipuji kan??? Ternyata pujian itu racun... Racun yang membuatmu selalu kehausan... Haus itu tidak akan pernah hilang...haus itu terus menggerogoti nya menjadi manusia yang tidak enakan, menuntut kesempurnaan dan terhegemoni oleh konstruk masyarakat yang tidak berdasar...Hingga sedikit demi sedikit ia menemukan setetes demi setetes air yang memberikan sejuk dalam kehausan itu... Hidup itu memilih untuk sedikit memilih (minimalis aja), hidup itu menikmati setiap moment2 kecil dalam hidup (masa lalu yang berlalu diambil hikmahnya, masa depan yang masih misteri menjadi semangat ), dan masih banyak lagi tetes-tetes air yang menyejukkan jiwa yang kehausan.....
0 notes
Text
Perjalanan selalu saja menggairahkan, tapi sampai tujuan belum tentu
Itulah aku ketika membeli
1 note
·
View note
Text
Mainan kuuuu
Kartu kuuu
Kue kuuu
Beberapa tahun kemudian...
Teman kuuu
Pacar kuuu
Ini akuuu
Beberapa tahun kemudian....
Uang kuuu
Rumah kuuu
Tanah kuuu
Jabatan kuuu
Beberapa tahun kemudian...
Tuhan kuuu
Anak kecil yang bertengkar karna sebuah mainan , kawula muda yang saling membenci karna sosok pemuda rupawan, dan keluarga yang saling berselisih karena sepetak tanah...
Di umur yang hampir seperempat abad, menyaksikan pertengkaran antara dua anak kecil karena mainan atau segeletak bantal guling, rasanya lucu dan ada perasaan untuk apa memperebutkan hal seperti itu, toh itu cuma mainan 😏
Lantas bagaimana dengan Tuhan yang melihat manusia sibuk dan rusuh memperebutkan segala hal duniawi ini...
0 notes
Text
Tuhan itu tidak terbatas dan sempurna sedangkan manusia mencoba memahami Tuhan dengan akal pikiran yang terbatas dan tidak sempurna
Tapi akal manusia tahu bahwa Tuhan itu tidak terbatas dan sempurna, lantas apakah Akal Manusia sudah sampai pada (memahami) Tuhan atau sebaliknya?
5 notes
·
View notes
Text
Kita tidak harus sampai diujung yang di idealkan cukup mati ditengah perjalanan menuju ke sana, jangan pernah berhenti belajar, jangan pernah berhenti mencari arti jangan pernah putus asa...
0 notes
Text
Manusia telah dibekali oleh Tuhan dengan segala format kemampuan dan pengetahuan, entah itu Badan, akal, hati, nafsu dan lain sebagainya. Dan dibentangkan sebuah ruang dan waktu yang dikenal sebagai Dunia. Lantas, seperti sebuah game, kita akan melewati setiap level kehidupan, dengan setiap persenjataan yang dimiliki dan tantangan yang akan dihadapi. Apa sih Tujuan kita bermain dalam game ini? Apakah menemukan hidden games?? Apakah hanya loncat-loncat? Ataukah menemukan monster terakhir untuk dikalahkan? Ataukah untuk membuat si pembuat atau pengguna game yang memainkan kita senang?
1 note
·
View note
Text
Baik tapi tidak beragama
Beragama tapi tidak baik
Yang manakah yang baik???
Ada orang yang berbuat baik tapi tidak sholat, sedangkan ada orang yang berbuat buruk tapi sholat....
Di ayat Alquran, dijelaskan "sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan ingkar dan mungkar", tapi bagaimana orang yang sudah sholat tapi masih berbuat buruk???
Katanya ada yang masih salah dengan sholat orang tersebut...
Menurut saya menjaga sholat seperti menjaga keimanan dan hubungan dengan Tuhan, maka semakin teguh keimanan seseorang semakin baik pula sholatnya.
Islam mengajarkan bahwa janganlah kau mendekati zina (dengan berbagai turunannya), maka disini keimanan seseorang diuji, apakah ia akan memperturutkan hawa nafsunya ataukah ia bisa menjinakkan nafsunya itu... Jika ia memperteguh keimanan, maka ia bisa lolos dari jebakan tapi jika tidak, sungguh dia telah terjerumus...
Namun bagaimana seseorang yang tidak sholat (beragama) tetap berbuat baik???
Maka landasan seseorang berbuat baik dan buruk apa?
Apa landasannya?
ada kebaikan dalam diri manusia (hati)
Namun, bukankah hati manusia rentan untuk bolak balik?? Bahasa sekarang dikenal dengan mood, terkadang kita semangat melakukan sesuatu terkadang juga tidak, karena tidak ada alasan yang jelas untuk melakukannya.
Lalu, ada akal yang bisa menilai, logika manusia adalah tempatnya hitung-hitungan, jika saya memberi satu maka saya akan kehilangan satu, jika saya tidak memberi maka saya tidak akan kehilangan apapun, jadi jika saya menolong seseorang, maka dia harus membalasnya, bukankah begitu? Pragmatis bukan? Atau realistis??
Ada Norma dalam masyarakat
Masyarakat kita telah hidup ribuan tahun bahkan jutaan?? Jika memang nabi adam adalah manusia pertama dan beberapa nabi lainnya memang menyampaikan berita dari Tuhan, bukankah norma yang ada dalam masyarakat adalah sisa-sisa ajaran orang-orang dahulu yang merupakan wali Tuhan?? Bukankah setiap ummat dikirimkan sebuah Utusan untuk menyampaikan kebenaran?? Dan kemudian dalam Islam diketahui bahwa Nabi Muhammad adalah yang melanjutkan estafet risalah penyampaian ajaran nabi-nabi sebelumnya dan menjadi Nabi penutup dan ajarannya lah yang Paten hingga akhir zaman??
Oleh karena itu, apakah itu (norma, hati dan akal) cukup untuk seseorang berbuat baik??? Apa itu cukup untuk mencegahnya dari berbuat keburukan??
Wallahu'alam
Manusia telah dilengkapi potensi-potensi yang ada dalam dirinya, baik berbuat buruk maupun berbuat baik, potensi ini akan di bawa kemana tergantung penggunanya, bagaimana ia diberi kehendak bebas dalam keterbatasan (ruang dan waktu) yang diberikan Tuhan, hanya saja Tuhan memberikan sebuah Fitrah lagi kepada manusia untuk mencari tahu dan merasakan bukti-bukti dan tanda-tanda kekuasaan-Nya, entah itu memikirkan keberadaan Dunia ini, Utusan-Nya dan isi dari penyampaian si Utusan (Kitab).
Wallahu'alam
4 notes
·
View notes
Text
Kau terlalu sibuk hingga khawatir memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang mu, bagaimana jika mereka juga demikian???
Lantas apa yang perlu dikhawatirkan???
3 notes
·
View notes
Text
"I lost you but I found my self"
Tidak ada yang sia-sia, semua punya jalannya masing-masing, sembari menemukan arti dan makna melalui jalan yang tak pernah dibayangkan....
2 notes
·
View notes
Text
In fact I realized that sometimes I only read books not because I enjoyed them but because I wanted to finish them, I was impatient
~Meiqiii
Terkadang kita lupa menikmati sesuatu yang terjadi dalam hidup kita sekarang karena fokus pada hasil dimasa depan hingga akhirnya, hidup terburu-buru, hidup dengan kecemasan dan hidup dengan kekhawatiran. Tak apa memikirkan masa depan dengan berbuat hal-hal yang bisa kita tuai pada akhirnya, namun jangan lupa untuk tetap menikmati apa yang dimiliki dan terjadi dimasa sekarang 🥹
4 notes
·
View notes