Menulis untuk menjadikan pembaca sebagai guru dan teman belajar yang akan meluruskan bengkoknya, membetulkan kelirunya, juga melengkapi kurangnya.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Ikhlaskanlah, dan biarkan Allah yang menyelesaikannya. Lepaskanlah, dan biarkan Allah yang menggantinya.
Untukmu yang hatinya sedang bergemuruh hebat, ketahuilah bahwa pada setiap hati itu terdapat surga, setiap darimu tidak akan bisa mencicipi surga yang hakiki sebelum kamu mencicipi surga hati. Surga yang terletak pada hati setiap hamba yang khusyu’ dalam ibadahnya, mengalir lembut doa-doa tangisan dari lisannya, dan ia memainkan peran dengan sebenar-benar penghambaan. Patuh dan tunduk padaNya dengan apapun jabatan juga gelar yang didapat dari dunia, patuh dan tunduk tanpa tapi.
Doa itu menandakan bahwa hatimu hidup, karena darinya ada keyakinan dan harapan besar yang hanya terpaut pada sang penentu takdir. Mengubah segala jalan kebuntuan menjadi jalan yang lapang.
Tidak perlu ada tangisan yang lama untuk setiap hati yang patah atau harapan yang terbuang oleh manusia, justru bersyukurlah bahwa hatimu kini telah aman dari penjara dunia, penjara yang akan mengekang hatimu pada seseorang yang bukan milikmu dan tidak layaknya kamu mengemis pada manusia.
Indahnya hidup ini bisa dilihat setelah perih yang terobati, setelah jatuh yang kembali bangun lagi, meneruskan perjalanan dan membenarkan kompas kehidupan. Mungkin dulu arahmu salah, hingga Allah membuatmu jatuh agar kamu berbelok haluan menuju jalan yang benar, istiqomahlah.
Selalu berikan senyuman pada setiap kejadian dalam hidup ini, baik dan buruknya sudah menjadi ketentuanNya, menerima dengan lapang dada dan penuh keridhoan. Alloh itu Maha baik.
Mari, kita lanjutkan perjalanan. Semangat menjemput keberkahan, Insyaalloh fiihi khoir.
@jndmmsyhd
2K notes
·
View notes
Text

Tujuh ratus tiga puluh hari sudah aku menjadi istrimu, dan angka-angka itu akan terus bertambah dan tidak akan pernah berakhir. Dear Abu Gaza @ilyasah24 , semoga engkau selalu meluaskan hatimu dan selalu memberikan ruang maaf untuk segala kurang dan khilafku sebagai istrimu dan ibu dari anakmu.
Mari kita nikmati perjalanan ini, sayang. Jangan pernah lelah, walaupun bukan perjalanan yang sempurna. Setahun terakhir ini memang luar biasa guncangannya, luar biasa pengorbanannya, luar biasa pasang-surutnya, luar biasa pula bahagianya sejak kelahiran baby G. MaasyaaAllah. Tapi percayalah, kita bisa membuat semuanya menjadi lebih indah, bersama-sama, selamanya. Karena ke depan mungkin akan lebih banyak lagi kerikil dalam perjalanan kita. Tidak apa, selama sabar dan shalat selalu kita jadikan pegangan, semua akan baik-baik saja.
Semoga Allah senantiasa memberkahi kita usia panjang agar bisa saling membersamai hingga kakek-nenek, dipisahkan oleh ajal namun dipersatukan kembali di dalam surga firdausNya. Aamiin. #05022017
2 notes
·
View notes
Text

Akhirat adalah negeri kejutan. Banyak ucap yang diremehkan ternyata dosa mencelakakan. Banyak 'amal dibanggakan ternyata sedebu berhamburan.
Akhirat adalah negeri kejutan. Banyak dosa yang menghantui ternyata paling diampuni. Banyak 'amal ringan & terlupakan ternyata penyelamatan.
Akhirat adalah negeri kejutan. Banyak kekasih yang dimesrai ternyata musuh bebuyutan. Banyak saudara yang tersisih ternyata setia mendoakan.
Akhirat adalah negeri kejutan. Yang tertabir dibuka, yang terkarunia ditanya, yang terlaku dihisab, yang terjadi diadili. Ke sanalah kita..
Ditulis oleh Ustaz Salim A.Fillah
0 notes
Text
“Kepada diriku sendiri, aku ingin minta maaf atas segala kurangku, maaf tidak selalu mengajak kebaikan, maaf suka diajak berkacau-kacau, dan maaf pernah membencimu padahal harusnya tidak begitu, bagaimana pun kamu adalah aku. Jika bukan aku yang mencintai diriku sendiri, siapa lagi?”
—
360 notes
·
View notes
Text
She has to know that how precious she is in my life. Whatever her problem and whatever our relation, I’ll be right here, hearing as usual. I miss you so, oneechan.
0 notes
Text

Untuk Gaza.
Ambu-mu bukan Ibu yang sempurna untukmu. Tapi Ambu-mu akan selalu berusaha menjadi Ibu terbaik untukmu dengan mencintaimu lebih baik setiap harinya.
.
.
Untuk Diar.
Terimakasih telah bersabar atas ketidaksempurnaan dan keterbatasanmu. Dan terimakasih telah memilih untuk tidak menyerah pada hidupmu.
0 notes
Quote
mungkin, saat-saat kamu benar-benar bahagia adalah ketika kamu tidak perlu lagi menyebutkan betapa bahagianya hidupmu.
seperti saat-saat kamu benar-benar ikhlas–kamu tidak perlu lagi menyebutkan betapa ikhlasnya hatimu.
mari berbahagia dan sangat-sangat berbahagia. lalu, biarkan hanya Allah yang tahu. :)
729 notes
·
View notes
Text
Cerpen : Perempuan-perempuan yang Bersyukur.
“Ma, perempuan yang paling mama suka itu yang seperti apa?” tanyaku suatu sore.
“Mama suka sama perempuan yang mudah bersyukur.” jawabnya.
“Itu yang paling cantik menurut Mama?” aku menegaskan pertanyaan.
“Iya, perempuan yang mudah bersyukur adalah perempuan yang paling cantik.” ujarnya.
* * * *
Percakapan itu melewati lebih dari empat musim. Melewati siang dan malam, melewati ribuan kilometer, melewati begitu banyak detik. Pertanyaan dan jawaban yang baru dimengerti setelah semua jarak dan waktu telah ditempuh.
Aku tidak tahu maksud Mama tentang perempuan yang mudah bersyukur itu seperti apa. Aku hanya mengiyakan kala itu. Bertahun setelah pertanyaan dan jawaban itu terjadi, aku baru memahami hari ini betapa cantiknya perempuan yang mudah bersyukur.
Ditengah obrolan-obrolan di ruang laki-laki bersama teman-teman sebaya. Begitu banyak laki-laki yang resah dengan status pekerjaannya, juga penghasilannya. Ditengah harga rumah yang melangit, harga kebutuhan pokok yang mahal, apalagi harga susu bayi. Di tengah rekan-rekan wanita di lingkungan kerjanya yang menurut mereka “high-maintenance” yang memerlukan banyak biaya untuk gaya hidup. Obrolan tentang keresahan finansial laki-laki selalu jadi tren yang tidak surut. Juga tuntutan keluarga dan masyarakat tentang kemapanan. Kata “kemapanan” selalu jadi monster yang paling menakutkan bagi laki-laki.
Juga obrolan-obrolan di ruang perempuan, tentang ketidakyakinannya dengan laki-laki yang dekat atau mendekatinya saat ini. Tentang pekerjaan dan lagi-lagi, perihal kemapanan. Didukung oleh pertanyaan beruntun dari orang tuanya, dia kerja apa, dimana, berapa gajinya, dan segala bentuk interogasi yang menguliti sisi harga diri laki-laki.
Hidup di zaman yang sangat meterialistik ini, segala sesuatu diukur secara materi. Dikalkulasi secara matematis, didata dengan benda-benda dan kepemilikan. Dan semakin ke sini, semakin menjadi-jadi.
Di tengah keresahan itu. Aku menjadi paham apa maksud Mama bertahun lalu. Perempuan yang paling cantik adalah perempuan yang mudah bersyukur. Bersyukur atas rezeki yang diberikan kepadanya melalui laki-laki yang menjadi pasangannya. Bersyukur dan mendukung setiap usaha baik dari laki-laki yang ingin terus menafkahinya.
Rasa syukur yang membuat laki-laki merasa aman dan tenteram terhadap setiap jihad dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga. Rasa syukur dari perempuan yang dicintainya, yang membuatnya percaya diri untuk membangun usaha-usahanya. Rasa syukur dari perempuan yang ingin dia bahagiakan dan jaga kehidupannya.
Bukankah begitu banyak laki-laki yang berlaku curang, korupsi, melakukan penipuan proyek, manipulasi anggaran, minta bagian, dan hal-hal semacam itu. Banyak yang karena tuntutan perempuan yang kurang bersyukur atas rezeki yang didapat. Selalu merasa kurang, selalu merasa tidak cukup dan ingin lebih banyak.
Aku semakin mengerti apa maksud Mama bertahun lalu. Meski aku tahu, menemukan perempuan yang mudah bersyukur itu sebuah tugas yang tidak mudah, apalagi hari ini. Perempuan yang mudah bersyukur adalah perempuan yang paling cantik, rasa syukur atas segala hal yang ada dan berasal dari laki-laki yang menjadi pasangan hidupnya.
Tentu saja, itu tercermin dari Mama dan Papa, orang terdekat yang paling aku pahami tentang betapa rasa syukur mama yang begitu tulus, membuat papa menjadi orang yang menurutku paling bahagia. Segala hal baik Papa kerjakan demi kehidupan mama dan keluarga yang lebih baik, Mama tidak pernah menuntut lebih, tidak juga meminta. Mama adalah perempuan yang penuh rasa syukur.
Dan aku menjadi tahu, siapa yang hendak aku tuju.
Yogyakarta, 4 September 2014 | ©kurniawangunadi
1K notes
·
View notes
Text
Yuk Berhenti Menilai dan Menghakimi Orang Lain!
Aku pernah membaca sebuah dialog Syaikh dan Santrinya yang percakapannya kira-kira seperti ini:
Santri: "Wahai Syaikh, manakah yang lebih baik, seorang muslim yang banyak ibadahnya tetapi akhlaknya buruk ataukah seorang yang tidak beribadah tapi amat baik perangainya pada sesama?”
Syaikh: "Subhaanallaah, keduanya baik," ujar sang Syaikh sambil tersenyum.
Santri: "Mengapa bisa begitu?"
Syaikh: "Karena orang yang tekun beribadah itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk berakhlak mulia bersebab ibadahnya. Dan karena orang yang baik perilakunya itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk semakin taat kepadaNya."
Santri: "Jadi siapa yang lebih buruk?" desak si Santri penasaran.
Syaikh: "KITA ANAKKU!" air mata mengalir di pipi sang Syaikh. "Kitalah yang layak disebut buruk sebab kita gemar sekali menghabiskan waktu untuk menilai orang lain dan melupakan diri kita sendiri. Padahal kita akan dihadapkan pada Allah dan ditanyai tentang diri kita, bukan tentang orang lain."
Dialog di atas memang benar, sudah hampir seperempat abad aku hidup di dunia--semoga Allah berkenan memberkahi umur panjang kepadaku--aku semakin mengenal bahwa manusia memiliki kecenderungan untuk selalu ingin tahu kehidupan orang lain, menyelidikinya lalu kemudian menilai dan menghakimi perbuatan dan kehidupan orang lain tersebut (baik itu kehidupan di dunia nyata maupun di dunia maya mereka) dengan melihat hanya dari ‘kacamata’ pribadi saja.
Aku terkadang tidak mengerti mengapa banyak orang bisa dengan mudahnya menghakimi perbuatan orang lain--yang mungkin tidak seideal dengan prinsip hidup mereka--lantas tanpa alasan membenci orang tersebut. Mereka membicarakan perbuatan orang lain kepada teman-teman mereka di manapun berada, menyebarkan kabar yang belum pasti kebenarannya, mengorek-orek berita orang lain ke sana ke sini untuk kemudian dijadikan bahan gunjingan. Jika teman-teman yang disebarkan ‘kabar burung’ tersebut mengakui dan ikut menghakimi, bukankah itu sudah termasuk perbuatan mengajak orang lain beramai-ramai untuk berburuk sangka atau bahkan bisa menjadi fitnah? Naudzubillah.
Aku pun selalu menasihati diriku untuk terus mengasah positive thinking dan berbaik sangka kepada semua orang. Lagipula buat apa kita mengomentari dan menyinyiri perbuatan dan hidup orang lain? Apa ada manfaatnya? BIG NO! Yang ada dosa kita semakin bertambah, pahala dikurangi. Jikapun kita ingin mengingatkan akan perbuatan orang lain yang mungkin keliru menurut ‘kacamata’ kita, sebaiknya dibicarakan saja secara pribadi dengannya tentu saja dengan cara yang santun, jangan sampai menyakiti, tidak perlu sampai membuat postingan yang nyinyir dan membuat orang lain sedih, apalagi jika sampai postingan nyinyiran kita itu dipercaya oleh orang banyak dan mereka ikut ramai-ramai membenci. Astaghfirullah, jadi makin berlipat ganda deh dosa kita.
Janganlah kita sampai membenci orang yang ‘dosanya’ berbeda dengan kita. Pintu surga itu banyak, dan kita tidak tahu dari pintu mana kita dan mereka masuk atas dasar ridhoNya. Janganlah juga menertawakan kesalahan orang lain, mungkin Allah akan mengampuni mereka atas ketidaktahuan mereka, tetapi menghukum kita atas kesombongan kita. Lalu bila ada orang lain yang menghakimi perbuatan dan hidup kita, kita mesti apa? Tentu saja memaafkan mereka dan jangan sekali-kali untuk balas dendam menyakitinya, maafkanlah orang-orang yang menyakiti kita, bukankah orang yang memberi maaf itu mulia? Rasulullah saw sendiri yang berkata, “Tidaklah ada orang yang memberi maaf melainkan Allah akan menambah kemuliaannya.” Hadis tersebut dirawayatkan oleh Imam Muslim. Nah selain memaafkan, jangan lupa untuk terus mendoakan mereka agar Allah memberikan mereka hidayah, membukakan hati dan pikiran mereka untuk tidak lagi berburuk sangka dan saling menyebarkan aib sesama. Dan semoga kita senantiasa Allah berikan hati dan pikiran yang lapang, hati yang selalu berbaik sangka kepadaNya dan kepada setiap makhluk ciptaanNya, semoga Allah juga memudahkan kita dalam berakhlak baik dan menjauhi sifat dan sikap buruk yang akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.” (Qur’an Surat Al Hujuraat:12)
Rasulullah saw bersabda, “Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah sedusta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)
”Insan paling cerdas; dia beramal baik namun tetap merasa ketakutan. Insan paling pandir; dia beramal buruk namun selalu merasa aman.” (Al Imam Ibn Al Jauzi)
Rumah, 08 September 2016
DMF
0 notes
Quote
Hate no one, no matter how much they have wronged you. Live humbly, no matter how wealthy you become. Think positively, no matter how hard life is. Give much, even if you have been given little. Keep in touch with the ones who have forgotten you. Forgive who has wronged you. And do not stop praying for the best for those you love.
Ali ibn Abi Thalib ra
Well said reminder.
0 notes
Text
Hold on, Dear Me.
I want to quit. I want to leave everything behind. Then I remember that even though failure hurts, I am just temporarily feeling hurt. Tomorrow I shall feel better, and I will chin up and try even harder. Hold on, be shabr, be stronger, Dearest Me.
0 notes
Quote
Ampunan Allah menenggelamkan dosa-dosa. Keridhaan Allah memenuhi semua harapan. Cinta Allah mengalahkan logika. Kasih sayang Allah membuat orang tidak memerlukan apa-apa.
Yahya bin Mu’adz
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
0 notes
Text
Bersyukur
“Tahukah kita? Diri kita dan apa pun yang kita miliki adalah hal yang paling baik untuk kita. Bukan untuk orang lain. Apa yang dimiliki orang lain, itu yang terbaik untuk mereka. Bukan untuk kita. Seandainya kita paham konsep kecil ini, kita tidak perlu iri hati. Sayangnya, di antara kita saling membandingkan. Lalu menyakiti diri sendiri.” (c)kurniawangunadi
Perhatikan kalimat, “Diri kita dan apa pun yang kita miliki adalah hal yang paling baik untuk kita.” Yup betul banget! Kita harus yakin bahwa segala yang diberikan olehNya, yang digariskan olehNya, yang telah ditulis oleh Rabb kita dalam kitabNya adalah yang terbaik untuk kita, yang akan membuat kita merasa bahagia tentunya jika kita bersyukur. Karena Dialah yang paling mengerti kita lebih dari kita sendiri. Dialah yang paling menyayangi kita. Dialah yang paling mengetahui apa-apa yang terbaik untuk kita. Sementara kita hanya sedikit saja mengetahuinya dan itupun hanya berdasarkan pada persangkaan kita. Sebagai manusia tentu saja aku tidak sempurna, aku juga pernah meragukan dan membandingkan apa-apa yang telah diberikan olehNya bahkan terkadang bertanya,
“mengapa hidupku banyak sekali diberi cobaan sedang hidup orang lain tidak?”
Ternyata bertanya seperti itu ya memang betul hanya akan menyakiti diri sendiri karena aku membandingkan hidupku dengan orang lain dan merasa bahwa jalan hidupku adalah jalan hidup yang penuh derita. Dan sebagai manusia yang sering khilaf, aku pun kadang lupa bahwa hanya Allah Yang Maha Mengetahui segala hal yang terbaik untuk hidupku, aku kadang lupa bahwa Allah hanya menginginkan aku selamat dan bahagia dunia akhirat, dan aku kadang lupa bahwa tiap hembusan napasku adalah salah satu bentuk kasih sayangNya yang tak hingga. Tak pantas bukan jika aku mengeluhkan hidupku? Tak pantas bukan jika aku--dan mungkin juga kalian--membandingkan kehidupan yang telah diberikan olehNya dengan kehidupan orang lain? Siapalah kita? Hanya Hamba Allah yang tertawan dosanya. Tak pantas mengeluh karena kehidupan yang kita jalani tak sesuai dengan yang diharapkan. Karena Allah tak mungkin memberikan kehidupan yang tidak baik untuk setiap HambaNya. Kita saja yang tak pernah melihat kebaikan dari tiap nikmat hidup yang diberikan olehNya.
Bersyukurlah memiliki rumah walaupun sederhana, walaupun atapnya sudah banyak bocor, walaupun tidak besar dan luas seperti yang diimpikan, bersyukurlah..karena banyak orang di luar sana yang tidur dan hidup di jalanan.
Bersyukurlah memiliki orang tua, walaupun terkadang mereka suka memarahi kita, walaupun orang tua kita tidak pernah akur di rumah, walaupun orang tua kita bukan orang tua yang kaya raya, walaupun orang tua kita memiliki “kebutuhan khusus”, bersyukurlah..karena banyak anak di luar sana yang ditinggalkan oleh orang tuanya, banyak anak di luar sana yang merindukan kehadiran dan kasih sayang orang tua.
Bersyukurlah memiliki anak-anak, walaupun terkadang mereka susah diatur, sering melanggar nasihat kita, atau membuat rumah seperti “kapal pecah” yang disebabkan oleh keaktifan mereka, bersyukurlah..karena banyak orang yang sudah menikah belasan bahkan puluhan tahun, tak kunjung Allah amanahi seorang anak.
Bersyukurlah bisa bersekolah bahkan hingga ke perguruan tinggi, walaupun almamater sekolah atau kampus kita bukan yang favorit, bukan yang terbaik menurut orang kebanyakan, bersyukurla..karena banyak orang yang untuk makan saja susah apalagi untuk mengenyam pendidikan di bangku sekolah.
Bersyukurlah dengan pekerjaan yang kita miliki sekarang, walaupun tidak sesuai dengan hobi dan minat kita, walaupun lingkungannya tidak menyenangkan, walaupun penghasilan yang didapat tidak bisa membuat kita beli gadget mahal dan tamasya keluar negeri, walaupun hanya pekerjaan rendahan di mata orang lain, bersyukurlah..karena banyak orang di luar sana yang bertahun-tahun tidak memiliki pekerjaan, ke sana ke sini bekerja serabutan demi mendapat penghasilan, yang mungkin hanya cukup digunakan untuk membeli satu-dua bungkus nasi.
Bersyukurlah dengan hidup yang kita jalani sekarang, walaupun banyak ujian menghadang lagi menyesakkan, walaupun banyak orang yang mengomentari, menghakimi hidup kita kemudian menyakiti kita, walaupun hidup kita tidak seindah seperti yang kita harapkan, bersyukurlah karena banyak orang di luar sana yang --diprediksi oleh Ilmu Kedokteran-- mengidap penyakit mematikan yang akan membuat waktu hidupnya semakin sebentar.
Lagipula, bukankah orang-orang yang pandai bersyukur akan selalu dekat dengan Rabb-nya? Dan orang-orang yang bersyukur pasti akan selalu bahagia sebagaimana firmanNya dalam Qur’an Surat Ibrahim ayat 7, “Jika kamu bersyukur Aku akan menambah (nikmat) kepadamu..” See? Jika kita bersyukur, lalu Allah menambah nikmat kepada kita yang barangkali nikmat itu bisa saja berupa rezeki yang berlimpah lagi halal sehingga kita bisa memiliki rumah mewah, kendaraan roda empat, pergi keliling dunia, memberangkatkan orang tua kita pergi haji, bukankah itu semua akan membuat kita bahagia?
So, let’s be thankful for everything we have, for everything we own. Because if we don’t, we will regret when it’s all gone.
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS Ar-Rahmaan:13)
“Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al Baqarah:216)
Rumah, 05 September 2016
DMF
0 notes
Text
Dear You
Dear Allah,
Not everything is right, not everyone is okay. I am not okay. But I am happy that way. I am grateful that You bless me with an open heart to allow the bitterness of days. And I am thankful to know that perfection does not exist. Therefore, I am normal.
DMF
0 notes
Text
Orang Baik
“Kita tidak perlu membuktikan pada siapapun bahwa kita itu baik. Buat apa? Sama sekali tidak perlu. Jangan merepotkan diri sendiri dengan penilaian orang lain. Karena toh kalaupun orang lain menganggap kita demikian, pada akhirnya tetap kita sendiri yang tahu persis apakah kita memang sebaik itu.” Kutipan nasihat dari novel Rindu karya Tere Liye tersebut memang benar. Buat apa mengotori niat berbuat baik hanya untuk membuktikan kepada orang lain bahwa diri ini adalah orang baik? Sejatinya, orang baik tidak akan pernah mengatakan bahwa dirinya adalah orang baik, bukan begitu? Jika kita melakukan kebaikan dikarenakan ingin disebut orang baik, atau ada pamrih yang diinginkan, lantas pernahkah terpikir bahwa kebaikan yang kita lakukan akan sia-sia? Karena kita memulainya dengan niat yang tidak tulus, bisa-bisa kebaikan yang kita lakukan menjadi tidak ikhlas dimataNya. Kalaupun memang tidak mampu menjaga niat, maka kebaikan itu sebaiknya dirahasiakan. Jika Allah mau, Dia sendirilah yang akan memperlihatkannya.
Dan bagiku, orang yang ikhlas menebar kebaikan itu seperti jam, yang terus menerus berdetik maju, ada atau tidak ada orang yang memperhatikan, dicari atau dilupakan orang, detik jam akan terus bergerak, memaksa diri untuk maju. Karena diam baginya berarti mati. Pun demikian orang yang ikhlas menjadi baik. Ada orang atau tidak, diperhatikan atau tidak, dicemooh atau disanjung, dia akan terus berbuat baik, baginya hanya maut yang bisa menghentikan niat ikhlasnya menebar kebaikan.
Lagipula, bukankah Allah telah berjanji bahwa orang yang selalu berbuat baik dengan tulus tidak akan pernah Dia biarkan sendirian? Orang yang ikhlas menolong, meringankan urusan orang lain dengan niat bukan untuk riya’ (pamer) ataupun bukan untuk mengharapkan balasan dari manusia lain, tidak akan pernah sendirian. Karena ia akan selalu dekat dengan pertolongan Allah, bila ia dirundung duka, mendapat musibah, Allah akan menolongnya, bahkan tanpa ia minta. Nah mau kan selalu ditolong Allah dalam setiap keadaan? Yuk sama-sama perbaiki niat, semoga Allah senantiasa melapangkan hati kita untuk ikhlas menebar kebaikan hanya karenaNya saja.
“Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Qur’an Surat Al Baqarah:195)
“Dan barang siapa berbuat kebaikan seberat dzarah pun, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (Qur’an Surat Az-Zalzalah:8)
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan dirinya.” (Qur’an Surat An-Nisa:36)
“Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya.” (HR.Muslim)
Rumah, 04 September 2016
DMF
#orangbaik#fastabiqulkhairat#berbagikebaikan#karenaAllahsaja#writing#tulisan#nasihatbaik#goodvibes#amateurwriter
0 notes
Text
Assalamu’alaikum, Manusia Bumi.
Assalamu’alaikum, Manusia Bumi yang dikasihi Allah. Salam kenal dari diriku, seorang anak perempuan yang berbahagia, yang akan selalu menjadi seorang pembelajar hingga akhir hayatnya. Semoga tulisan-tulisanku di sini bisa menjadi ladang amal untuk kita semua ya. Mari saling mengingatkan dalam kebaikan, saling berbagi ilmu dan berlomba-lomba menebar kebaikan.
Rumah, 03 September 2016
DMF
0 notes