Tumgik
bukhoriam · 1 year
Text
Ingin kembali menulis
Setelah sekian lama tidak menulis di sini. Setelah banyak aspek hidupku yang berubah dari terakhir (lulus menjadi dokter umum, menikah, dan memulai belajar qiraat). Setelah puluhan kali brainstorming setiap perjalanan di atas motor pulang pergi kerja tiapnya harinya ±100 km. Setelah beberapa kali salat tidak khusyu' (sepertinya memang belum pernah salat khusyu'l
Bulat tekadku: ingin kembali menulis. Sepertinya rumah aman tulisanku adalah di sini, tumblr. Masih agak takut menulis di Twitter karena di sana tempat berdebat dan gampang tersinggung hehe
Sebenarnya di era ini tulisan terkesan sudah agak usang. Sekarang eranya video. Hampir di setiap perjalanan pulang pergi Karanganyar - Wuryantoro tiap harinya ±100 km di atas motor mengkhayal untuk menjadi content creator dalam tajwid dan qiraat. Terbayang konsep videonya dan script-nya. Namun, sampai sekarang masih jadi bayangan dan belum dieksekusi.
مَا لَا يُدْرَكُ كُلُّهُ لَا يُتْرَكُ جُلُّهُ
Jika tidak bisa dicapai semuanya maka jangan ditinggalkan semuanya
Oleh karena itu, jika memang belum terwujud angan-angan membuat video dan feed Instagram berbentuk beberapa slide, maka bismillah mari konkretkan proyek ini minimal dalam bentuk tulisan di tumblr.
Ada perubahan genre dalam tulisan tumblr. Mungkin akan sedikit tulisan menye-menye zaman dulu belum nikah ya hehe. Ke depannya akan lebih banyak tulisan terkait ilmu tajwid dan qiraat yang sudah dipelajari. Semoga menambah khazanah ilmu tajwid dan qiraat yang berbahasa Indonesia karena memang banyaknya ilmu tersebut masih dalan kitab berbahasa Arab dan bahkan hanya bisa didapat saat talaqqi dengan guru Al-Quran bersanad. Anggaplah tulisan-tulisan nanti sebagai pengikat ilmu
العِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ # قَيِّدْ صُيُودَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَة
Ilmu adalah hewan buruan dan tulisan adalah pengikatnya, maka ikatlah hewan buruanmu dengan tali-tali yang kuat
Bismillah, semoga bisa kembali istiqamah menulis dan tidak hanya menjadi sekedar wacana.
Ditulis di rumah "dinas" pada malam Ahad, 25 Ramadan 1444
Semoga kita semua mendapat keutamaan lailatul qadr
8 notes · View notes
bukhoriam · 2 years
Text
Rasa saja tidak cukup
Apa yang dirasakan oleh hati memang valid adanya. Kita perlu belajar memvalidasi apa yang kita rasakan. Namun, tindak lanjut dari perasaan itu yang berupa perkataan maupun perbuatan adalah urusan lain. Rasa kadang tidak bisa dikendalikan; bukan tanggung jawab kita dan tidak dihisab. Tindak lanjut dari rasa bisa dikendalikan; tanggung jawab kita dan akan dihisab.
Mengenang masa lalu, saat itu hanya berpikir sederhana, rasa di hati masih mendominasi, dunia rasanya begitu indah. Asal hati sudah bergetar rasanya dunia berwarna indah. Tidak ada banyak pertimbangan dia ini, dia itu, dia bagaimana, dsb.
Sekarang? Rasa saja tidak cukup. Pertimbangan sana sini. Sadar diri sudah bisa apa saja. Apakah ada red flag di sini maupun di sana. Dunia sudah tidak sama lagi. Kata orang sih ini proses dewasa. Ternyata dewasa tidak seindah itu.
Jungke, 5 Ramadan 1443
5 notes · View notes
bukhoriam · 2 years
Text
Tahu saja tidak cukup
Pengetahuan adalah kekuatan. Iya benar. Ilmu sebelum perbuatan dan perkataan. Iya benar. Namun, apakah tahu dan ilmu saja cukup?
Kita tahu betul bahwa ini berbahaya. Tapi tentu ada sisi lain dari diri berbisik, "Ga papa kok. Gas aja." Akhirnya tetap saja dilakukan.
Kita tahu orang hanya menampilkan sisi-sisi indah di media sosialnya. Proses, tangis, perjuangan, lelah, dan kegagalan belum tentu ditampilkan. Simsalabim hanya hasil yang bisa kita lihat sebagai pencapaian. Kita menyalahkan diri kita yang tidak se-wow orang lain di media sosial. Kita tahu tapi tahu saja tidak cukup.
Ada yang namanya kesadaran diri. Tahu saja tidak cukup. Kita harus lebih sering diingatkan. Kita tahu bahwa dalam urusan dunia seharusnya kita bisa melihat yang di bawah kita. Kita tahu bahwa dalam urusan akhirat seharusnya kita bisa melihat yang di atas kita. Selain tahu kita juga harus sadar. Kita harus bisa camkan dan praktikan itu. Tidak sekadar tahu.
Mojogedang, 28 Februari 2022
1 note · View note
bukhoriam · 2 years
Text
Tumblr media
Hari ini mendapat kesempatan menjadi penguji lisan ujian masuk pesantren. Menyaksikan langsung calon santri yang diuji mampu membaca Al-Quran dengan baik dan lancar serta mampu menyetorkan materi hafalannya dengan lancar dan tuntas.
Flashback hampir 12 tahun yang lalu (awal tahun 2010). Ketika sedang di posisi mereka. Saat itu masih belum begitu lancar dalam membaca Al-Quran. Bahan hafalan yang ditetapkan adalah halaman 124 dan yang berhasil disetorkan hanya 2-3 ayat (tidak sampai setengah halaman) dalam keadaan tidak terlalu lancar.
Saya tidak tahu apakah memang sudah terjadi inflasi kompetensi baca tulis Al-Quran jika dibanding belasan tahun yang lalu atau sampel yang saya temukan terlalu sempit untuk menggambarkan keadaan seluruhnya. Namun setidaknya, terima kasih untuk penguji saya saat itu yang sudah mempercayakan saya untuk bisa belajar di pesantren dengan segala keterbatasan saya saat itu. Terima kasih sudah mengajarkan bahwa pesantren adalah untuk orang yang ingin belajar bukan hanya untuk orang yang sudah pintar.
Karanganyar, 20 Desember 2021
0 notes
bukhoriam · 2 years
Text
Suatu hari membaca kicauan di Twitter and it still hits me so hard. Tidak ingat kata-kata persisnya bagaimana tapi kira-kira isinya seperti ini
Aku berlindung kepada Allah agar tidak tumbuh menjadi orang lebih tua yang menganggap kecil pengalaman juniornya dan membandingkan dengan pengalamannya.
2 notes · View notes
bukhoriam · 3 years
Text
Rindu menulis
Sudah lama tidak menulis ala ala seperti ini. Bahkan untuk menulis caption yang niat dan agak panjang juga hampir tidak pernah. Sampai kaget saat scroll Instagram, tumblr, dan blog sendiri ternyata pernah menulis seniat dan sepanjang itu.
Era video. Iya sekarang saya sudah tergempur dengan ini. Mungkin tidak hanya saya. Video atau saya langsung sebut saja tiktok atau reels Instagram sangat cepat penyebarannya dan pengaruhnya. Tanpa perlu punya followers banyak, video sesuai algoritma atau cocok dengan pasar, BOOM, viewersnya bisa ribuan bahkan jutaan. Ini sangat asing untuk konten tulisan biasa bisa menyebar secepat itu. Namun, saya yakin bahwa segala sesuatu akan ada pasarnya, termasuk tulisan. Walaupun pasar kadang naik turun ramai sepi, dalam hal ini barangkali pasar tulisan sedang sepi karena pasar video sedang ramai.
Sejujurnya saya adalah penikmat pasar video. Tiap hari lebih dari 1 jam waktu saya untuk menonton video. Saya paham betul potensi pasar dari era video ini. Tapi apabila saya diminta untuk membuat video, saya masih belum bisa. Biarlah saya bagian yang menulis. Bukan tidak mau adaptasi, bukan tidak mau mengikuti zaman, bukan. Tulisan tetaplah akan ada pasarnya. Saya bukanlah penulis, saya hanya orang-yang-menulis. Saya tidak peduli akan ada berapa yang membaca tulisan saya. Menulis adalah bentuk ekspresi diri yang tidak saya harapkan orang lain harus mengapresiasinya.
Sayapun masih malu untuk membuat video. Sebagai orang yang belum good looking dan belum photogenic, biarlah tulisan menjadi ruang aman saya berekspresi. Biarkan pembaca memiliki imajinasi bebas terhadap bacaannya, tidak dengan video yang penontonnya sudah mendapat gambaran tunggal dari videonya.
Selamat berimajinasi bebas wahai pembaca
Karanganyar, 31 Oktober 2021
3 notes · View notes
bukhoriam · 3 years
Photo
Tumblr media
[Dibagi malah makin banyak] Orang yang mengajarkan sebenarnya tidak hanya membagikan apa yang dimiliki melainkan dia juga mendapat pengalaman dan ilmu dari orang yang dia ajarkan. Berbeda dengan harta yang dibagikan maka akan berkurang. Ilmu dibagikan justru akan bertambah. Bertambah ilmu bagaimana cara informasi sesederhana mungkin agar dapat dipahami pelajar, informasi mana dahulu yang harus disampaikan agar mudah dipahami, makin bertambah pengalaman tentang banyak yang salah di mana dalam membaca maupun menghafal. Terima kasih untuk 5 bulan terakhir ini, santri-santriku. https://www.instagram.com/p/CKyRQ6xnFkm/?igshid=lu5vagnp7vmv
1 note · View note
bukhoriam · 4 years
Text
Kali ini bukan mau nulis sesuatu yang bisa dicari hikmahnya. Hanya ingin menulis apa yang terlintas dalam pikiran bukan memikirkan apa yang mau ditulis. Sengaja ditulis di sini karena relatif sedikit orang yang mengenalku akan membaca ini. Beda banget dengan sosial media yang lain minimal ratusan kenalanku akan melihat apapun yang kurekam maupun tulis. Sebelum membaca tulisan ini lebih lanjut, yalin deh tulisan ini bakal alay dan mungkin menye-menye tapi setidaknya semoga menambah sudut pandang.
Pernah dengan kalimat melted atau lebih terkenal melting kali ya? Meleleh. Ternyata ada beberapa hal kecil yang bisa membuat seorang laki-laki itu melted, hilang kendali atas dirinya, jadi terbenak di hatinya "she is the one!" saat itu juga. Apa saja nih?
Melihat perempuan seumurannya salat tanpa mukena. Bukan berarti salat dengan pakaian yang tidak sah dengan itu tapi pakaian sehari-harinya memang sudah cukup untuk pakaian salat sehingga tidak tidak perlu menggunakan mukena. Kalau ngelihat temen sendiri kayak gini damagenya kagak ngotak.
Melihat perempuan seumurannya sedang mengajarkan Al-Quran ke anak-anak kecil dan terlihat bisa akrab dengan mereka. Kalau lihat kayak gini bener-bener damagenya gak ngotak pikiran udah sampai nanti anak kita mau dididik kayak gimana ya. Wkwk halu.
Ya sudah demikian tulisan halu seorang yang sudah lama tidak menulis di tumblr. Yakin deh suatu saat baca tulisan ini bakal malu sendiri. Kalau nanti malu bagus berarti, diriku di masa depan berkembang daripada diriku sekarang. See you on top with me~
Karanganyar, 28 September 2020
1 note · View note
bukhoriam · 4 years
Photo
Tumblr media
‏‎Sedang mencoba membuat seperti ini. Semoga bermanfaat. Residen: dokter umum yang sedang menempuh pendidikan untuk menjadi dokter spesialis. Nb: jangan takut untuk berobat di rumah sakit pendidikan. Barangkali bisa mendapat tambahan pahala karena menjadi sumber ilmu.‎‏ https://www.instagram.com/p/B_44iDtnHjs/?igshid=1ofxyr0j0jflw
0 notes
bukhoriam · 4 years
Text
Prinsipku sebagai Lelaki
Aku minta maaf jika kamu menganggapku tidak memperhatikan lawan bicara karena tidak menatap mata dan pandangan entah ke bawah entah ke samping. Aku tak mungkin menatapmu terus-menerus sepanjang kita bicara. Cukup di awal aku memanggilmu dan menatapmu di awal saja bahwa aku memang mau bicara denganmu. Aku lakukan ini bukan karena aku merendahkanmu, justru ini carakulah untuk memuliakan per-empu-an. Yakinlah walau kau merasa biasa saja tapi tidak dengan diriku. Entah kau memang sudah cantik dari sananya atau setan yang menghiasimu. Aku tak ingin menikmati wajah yang belum halal untukku.
Inilah prinsipku sebagai lelaki, makhluk visual. Aku akan terus menjaga diriku, Aku akan terus berusaha menjaga pandanganku. Mungkin saat mentapmu terasa indah apalagi saat pandangan kita bertemu, berjuta rasa terasa dan sulit diungkap oleh kata. Namun beberapa saat setyelah itu aku baru sadar bahwa ini tak beda dengan narkoba. Ada efek sakaw jika tidak diulang kembali. Kau tahu bagaimana rasa sakaw? Aku tak tahu rasanya kecuali yang disebabkan oleh pandangan. Memang rasa 'sakaw' akan hilang sedikit demi sedikit dengan beriringnya waktu, namun bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?
Jika terkait ayat Al-Quran dikenal istilah sababun nuzul (sebab turunnya ayat), maka terkait hadis Nabi dikenal sababul wurud (sebab munculnya sabda Nabi). Begitupula juga tulisan ini, 2 paragraf di atas ini ditulis olehku pada malam senin, 24 Januari 2016. Ditulis di sela-sela mengerjakan soal-soal latihan SBMPTN demi mengejar impian berkuliah di PTN yang mungkin saat itu aku belum menentukan pilihan di jurusan mana dan universitas mana. Diriku saat itu adalah santri tahun keenam di pesantren dan baru merasakan culture shock saat harus kembali sekelas dan banyak berinteraksi dengan lawan jenis di tempat les setelah 5,5 tahun di kelas hanya bertemu dengan laki-laki. Sekarang diriku sudah banyak berubah efek kuliah di kedokteran yang mayoritas dihuni mahasiswi. Tulisan ini yang pertama diunggah bisa dibuka di sini.
2 notes · View notes
bukhoriam · 4 years
Text
#DiRumahAjaDulu
Pandemi COVID-19 sedang membuat dunia ramai, Indonesia baru-baru ini menjadi salah satu negara yang terdampak. Sampai saat ini, ada 227 kasus positif, dengan CFR 8,37%, dua kali lipat rata-rata angka kematian dunia, dan peringkat pertama tingkat kematian dunia, luar biasa hehe.
Keep reading
12 notes · View notes
bukhoriam · 4 years
Photo
a new fantastic point of view
Tumblr media
Akhir Desember sampai awal Januari lalu, saya mengikuti sebuah training paling antimainstream sepanjang sejarah, mengembara 9 hari 8 malam, lebih nampaknya. Training yang ingin saya ikuti dari zaman dulu ini, baru Allah izinkan untuk saya ikuti di angkatan ke 5.0-nya. Tulisan ini tentu terlalu terlambat jika ingin mengikuti masa ‘hype’ SPECTRA, but i do have a reason “why”. 
Keep reading
12 notes · View notes
bukhoriam · 4 years
Photo
Tumblr media
[Self-Appreciation Post] . Terima kasih untuk diri sendiri yang mau tidak mau sudah berjuang sejauh ini. Terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah disebut di prakata skripsi wkwkwk . Bukan akhir dari segalanya, hanya fase di antara beberapa fase. . 24 Januari 2020 (at Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret) https://www.instagram.com/p/B8VQTkPnU4s/?igshid=1so2ad058k2v7
2 notes · View notes
bukhoriam · 4 years
Text
Orang baru
Kita akan terus dipertemukan dengan orang baru. Kita akan terus dipertemukan dengan orang yang lebih baik daripada orang yang kita temukan sebelumnya. Jika belum waktunya, jangan terlalu cepat memilih ataupun menentukan pilihan. Apalagi komitmen.
Ibarat seorang murid. Gurunya memerintahkannya untuk pergi ke sebuah taman bunga yang aduhai menawan. Gurunya bertitah untuk berjalan lurus di taman ini tanpa boleh balik arah dan mengambil satu bunga terindah yang murid temukan namun jika sudah mengambil maka tidak boleh mengambil bunga lain.
Muridnya melaksanakan titah gurunya. Dia berjalan. Dia menemukan bunga terindah yang pernah dia lihat. Dia ambil bunga tersebut. Dia berjalan terus. Lalu dia menemukan bunga yang lebih indah. Hampir saja dia mengambil bunga itu tapi dia urungkan karena sadar akan titah gurunya. Berjalan lagi lalu menemukan bunga yang lebih indah. Dia tahan dirinya karena sudah menggenggam bunga pertama pilihannya. Lalu jalan dan jalan hingga di pintu keluar taman dan dia sadar bunga yang dia ambil bukan bunga terindah.
Seperti itu dalam memilih orang. Akan ada selalu orang baru yang bisa jadi siap menggantikan orang lama. Akan ada selalu datang orang baru yang akan menguji apakah pilihanku selama ini sudah tepat? Ujian ini tidak akan berat jika memang belum memilih.
Jika memang belum waktunya, tidak perlu memilih atau menentukan pilihan. Jika sudah waktunya, berdoa pada Allah untuk meneguhkan pilihan yang akan dan sudah diambil.
Dari aku yang masih mencari dan belum memilih.
Surakarta, 27 Januari 2020
38 notes · View notes
bukhoriam · 4 years
Text
Kesurupan atau Waham? (1)
Menjelang sore yang tidak biasanya. Seusai aku meracau tentang tanggal 19 Januari yang aku baru sadar ternyata tulisanku tidak runtut hanya berisi curahatan hati yang kurang terstruktur. Saat itu aku sedang rebahan di kamar, temanku menerima sebuah telpon yang tidak biasanya. Dia hanya mengiya-iyakan. Aku sok peduli menanyakan ada telpon apa? Dia menjawab namun aku tak paham. Aku biarkan menjadi angin lalu. Azan ashar berkumandang lalu kami pergi ke masjid menunaikan fardu.
Sepulang dari masjid temanku mengajakku untuk menemaninya ke sebuah tempat. Aku menolaknya. Aku beralasan mengerjakan skripsi. Temanku sebut saja namanya Muhammad mengatakan hal serius, "Bukh tolong temenin aku. Ada temanku yang kesurupan." Akupun masih malas-malasan untuk menemaninya. Imanku sedang lemah. Takutnya aku malah yang gantian kesurupan. Lalu temanku menceritakan sebuah fakta baru. Muhammad adalah mantan pejabat utama di sebuah lembaga dakwah. Temannya yang kesurupan adalah partner kerjanya, seorang perempuan yang menjadi pejabat utama juga di sana. Hal yang membuatku terkejut adalah temanku bercerita bahwa dia dikabari perempuan tersebut menyebut-menyebut nama temanku berulang dan mencari-carinya. Ustaz yang sedang meruqyah perempuan itu memutuskan untuk menghadirkan temanku di hadapan perempuan itu. Aku menganggap ini hal yang serius. Demi kebaikan bersama aku memutuskan untuk menemani temanku pergi ke indekos perempuan itu.
"Muhammad, kita berangkat sambil baca Al-Ma'tsurat ya. Takutnya malah kita yang gantian kesurupan." Akhirnya kami sepakat berangkat sambil zikir, demi kebaikan bersama.
Tiba kami di sebuah gang sempit. Kami tiba di tujuan. Kami dipersilakan masuk ke ruang tamu kos muslimah dan kami dipertemukan dengan ustaz, ustazah yang meruqyah, dan tentu saja perempuan yang sedang diruqyah beserta ibu kandungnya. Saat di dalam kami lebih sering hanya menunduk saja karena memang biasanya di lembaga dakwah pertemuan laki-laki dan perempuan dihiasi dengan hijab pembatas. Muhammad dan perempuan ini adalah simbol di lembaga dakwahnya. Bertemu face to face seperti ini adalah hal darurat.
Percakapan serius ini dimulai. Muhammad ditanya oleh ustaz apa hubungan Muhammad dengan perempuan ini. Temanku dengan tegas mengatakan bahwa dia hanya mantan partner kerjanya di organisasi dan itu sudah selesai di tahun 2018. Ditanya lagi apakah ada hubungan selain itu. Temanku menjawab tidak ada. Setiap komunikasi hanya membahas organisasi.
Akhirnya kami diberi penjelasan. Bahwa sejak kemarin perempuan ini berkeyakinan bahwa temanku ini adalah imam mahdi dan perempuan itu adalah permaisurinya. Aku langsung curiga wah sepertinya perempuan ini mengidap waham akut.
to be continue
0 notes
bukhoriam · 4 years
Text
Sembilan Belas Januari
19 Januari 2013
Tepat pada 7 tahun yang lalu. Hari terakhir menyetorkan hafalan baru. Setelah itu tidak ada hafalan yang benar-benar baru. Hafalan apa? Hafalan kitab-Nya.
Saat itu diriku masih kelas 3 SMP di awal semester 2. Jika ingatanku tidak salah, setelah maghrib menyetorkan juz 30, juz terakhir, kepada Ust. Sarmadan di lantai 2 Masjid Raudhatul Jannah Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia di saf paling belakang. Akhir dari setoran hafalan baru walau sebenarnya juz 30 sudah dihafal sejak SD.
Aku berusaha mengingat salah satu momen terbaikku. Masih teringat kata-kata musyrif tahfizh pertamaku Ust. Usman pada tahun 2010, "Catat baik-baik bahwa kalian mulai masuk tahfizh pada 15 Oktober 2010." Sekarang beliau menjadi Anggota DPRD Kabupaten Lombok Barat, NTB.
15 Oktober 2010 - 19 Januari 2013. Hanya berkisar 2 tahun 3 bulan 4 hari. Itupun sudah termasuk 4 bulan aku diberhentikan untuk menghafal untuk kembali memperbaiki bacaan. Sebuah karunia-Nya yang sebenarnya sebelum tahun 2010 pun aku belum pernah merencanakan ini. Karunia yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban.
Awal masuk SMP bulan Juli tapi aku baru masuk tahifzh bulan Oktober. Aku bukan orang pertama yang masuk tahfizh. Setidaknya aku tertahan 3 bulan di kelas tahsin. Memantaskan bacaan agar layak menghafal yang dibaca. Aku baru masuk tahfizh di gelombang 3. Namun, aku belajar bahwa yang memulai pertama belum tentu akan finish pertama juga.
Jika ada orang yang bertanya masa sekolah apa yang paling indah? Bolehlah banyak orang yang menjawab putih abu-abu SMA. Berbeda dengan jawabanku: SMP.
Betapa indahnya di masa itu walaupun aku saat itu belum menyadarinya. Menghafal kitab-Nya serta mempelajarinya bahasanya. Saat itu beban kehidupan tidak terlalu berat. Hanya memikirkan hafalan apa yang harus disetor besok atau ujian apa yang harus dipersiapkan belajarnya. Tidak ada insecure atau keribetan saat tumbuh dewasa seperti sekarang.
19 Januari 2013 bukanlah akhir dari segalanya. Justru itu pembuka dari banyak takdir yang kutemukan sekarang. Jika di dunia karunia-Nya sudah sangat banyak, aku berdoa semoga ini bukan istidraj serta lebih banyak lagi karunia-Nya di akhirat.
Maka adapun dengan nikmat Rabbmu maka ceritakanlah. (Ayat terakhir Adh-Dhuha)
19 Januari 2020
1 note · View note
bukhoriam · 5 years
Text
Tak Beralamat
Pernahkah kamu merasakan rindu tapi tidak tahu sebenarnya kamu rindu dengan siapa?
Pernahkah kamu merasakan ada ruang kosong dalam hatimu tapi kamu tidak tahu siapa yang dapat mengisinya?
Pernahkah kamu merasa hidupmu hitam-putih minim warna tapi kamu tidak tahu siapa yang dapat mewarnainya?
Aku tidak ingin menawarkanmu sebuah pembenaran ataupun solusi. Aku hanya ingin mengatakan, "Kamu tidak sendiri."
H-2 OSCE
3 notes · View notes