The Unspoken Things || terima kasih sudah mampir/follow || wanna ask me something?
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
“Kau masih tetap menjadi orang pertama yang paling ingin kucari ketika aku bahagia, terluka, atau bahkan bosan dan ingin bercerita.”
— (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
Karena terlalu sibuk dengan dunia, terkadang membuat kita lupa bahwa hidup ini begitu berharga.
Betapa banyak hal yang membuat fokus kita teralihkan.
Tau-tau udah tua. Tau-tau meninggal dunia. Tau-tau ditanya, umurmu dihabiskan untuk apa?
76 notes
·
View notes
Text
“Kau masih belum bisa melepasnya bukan karena kenangan kalian yang begitu banyak, tapi karena diam-diam di hatimu kau masih menaruh harap bahwa suatu saat ia akan kembali dan memperbaiki semua.”
— Admit that (via mbeeer)
2K notes
·
View notes
Text
“Kuharap perpisahan ini hanyalah sementara.Kau pergi ke lain hati untuk bisa belajar menerima nasihat tanpa keras kepala, dan aku pergi ke lain hati untuk belajar mengeluarkan pendapat tanpa harus berdebat. Hingga nanti ketika waktunya telah tiba, pulangmu padaku adalah tanda berakhirnya perjalanan kita berdua.”
— (via mbeeer)
938 notes
·
View notes
Text
Jika bantal ini bisa bicara, dia akan berkata
"Berhentilah! aku sudah cukup basah."
0 notes
Text
Refleksi: Jika Ramadhan Masih Pandemi
Menghitung hari ramadhan yang kurang beberapa hari lagi. Di tengah suasana seperti ini, tentu saja akan ada banyak kehilangan yang akan dialami. Kehilangan kebersamaan, kehilangan momen berbagi kebaikan di jalan, kehilangan momen berbuka puasa bersama, dan banyak momen sosial yang sepertinya akan terlewatkan di tahun ini.
Mencoba merenungi, apakah jangan-jangan ini caraNya menyadarkan kepada hamba-hambaNya tentang pemaknaan ramadhan yang sering dilupakan?
Barangkali selama ramadhan kita seringkali terfokus pada hal-hal yang bersifat sosial. Kita sibuk menghadiri acara buka puasa bersama yang tak ada hentinya, sibuk sahur on the road, sibuk dengan kepanitiaan kegiatan ramadhan, sibuk bagi-bagi takjil, hingga kita lupa akan hakikat lain dari ramadhan. Iya, kita sibuk dalam rangkaian kegiatan hablum minannas, bukan hablumminallah.
Sekarang, coba kita refleksikan. Dari pagi buta saat sahur, beberapa anak muda di tahun 2010 ke atas mengenal dengan istilah SOTR atau Sahur on The Road. Konsepnya adalah bagi-bagi sahur kepada orang-orang di jalan, seperti pengemis, gelandangan, lantas kita juga menunaikan sahur di jalan. Barangkali hal inilah yang membuat sepertiga malam kita terakhir tak maksimal. Bahkan karena kelelahan, pasca subuh, kita tertidur pulas. Sesuatu yang Rasulullah pun tak menyukainya.
Saat siang hari, kita sering tetap disibukkan oleh aktivitas duniawi, mobilitas tinggi yang kadang membuat kita tetap tak menyempatkan atau mungkin tidak sempat untuk sekedar singgah ke masjid, menunaikan panggilanNya.
Sore hari, anak muda saat ini gandrung dengan istilah ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa entah dengan nongkrong di jalan, konser musik, atau berburu takjil. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan tilawah, mendengarkan pengajian, dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya. Hal-hal ini yang bisa jadi tak akan kita temui di ramadhan kali ini, dan kita pasti akan merindukannya.
Waktu maghrib, kita sering menghadiri buka puasa bersama, hingga justru melupakan esensi dari berbuka itu sendiri. Terlalu lama bercengkrama, mengakhirkan waktu shalat maghrib, bahkan terkadang melewatkan kesempatan berjamaah isya di masjid serta tarawih. Pulang ke rumah pun sudah terlalu lelah dalam perjalanan, hingga kita shalat sekadarnya, melewatkan tadarrus, dan akhirnya tidur.
Maka benarlah sabda baginda Nabi Muhammad SAW berabad silam, bahwa banyak sekali orang yang berpuasa, namun justru tak mendapat apa-apa kecuali lapar dan haus saja. Kita lupa bahwa esensi puasa itu selain meningkatkan hablumminnannas atau aspek hubungan kita dengan sesama manusia dengan berbagai aktivitas yang disebutkan di atas, juga sudah tentu hablumminallah, meningkatkan hubungan kita dengan Allah SWT.
Ramadhan ini, mari kita tata kembali niat dalam diri. Barangkali Allah merindukan sujud kita dalam sepertiga malam terakhir yang sering biasanya kita lewatkan saat SOTR. Barangkali Allah ingin kita membersamai keluarga di rumah setelah tahun tahun sebelumnya terlalu sibuk dengan aneka macam kegiatan. Mungkin juga Allah ingin agar kita kembali memenuhi gema langit sore dengan lantunan tilawah Al-Quran, bukan musik ataupun aktivitas di pinggir jalan. Juga Allah ingin agar kita tak melupakan tarawih yang justru sering terabaikan dan tertunda saat buka puasa bersama.
Demikian pula di 10 hari terakhir saat banyak diantara kita sudah mulai mengendur, padahal di situlah malam-malam terbaik untuk meneteskan air mata. Di situlah malam-malam penuh ampunan agar kita terbebas dari api neraka. Yang justru sering kita isi berbelanja, keluar ke supermarket hanya untuk mempersiapkan lebaran. Yang justru kita habiskan untuk mempersiapkan hari kemenangan, padahal barangkali kita tidak benar-benar meraih kemenangan itu sendiri.
Tidak, tentu saja saya tidak anti dengan segala aktivitas sosial di atas. Namun barnagkali di tahun-tahun sebelumnya kita tak mampu menjaga keseimbangan antara sosial dan ibadah. Hingga Allah paksa agar tahuni ini kita bisa jauh lebih fokus membagun ibadah. Agar dekat kepadaNya, agar jauh lebih banyak menyendiri dalam dzikirnya.
Mushonnifun Faiz Sugihartanto
Malang, 10 April 2020
14 hari menuju Ramadhan.
283 notes
·
View notes
Text
Sekuat apapun kita berjuang, jika nama kita di Lauh Mahfudz tak berdampingan, maka takdir akan selalu punya cara tersendiri untuk memisahkan. Untuk itu ridholah pada setiap keputusan Allah, dan yakinlah bahwa kehilangan seseorang akan digantinya dengan yang lebih baik jika kita ikhlas.
158 notes
·
View notes
Text
“Singkatnya, aku berdoa semoga kau punya rasa yang sama.”
— (via mbeeer)
1K notes
·
View notes
Text
Tipe orang yang kalau kerja enaknya pas lagi sepi alias ngga ada orang, atau lebih nyaman kerja-beberes misalnya-tidak ketahui orang lain, harus siap dikira "ngga ngapain-ngapain." Prinsinpnya satu; Allah Maha Mengetahui.
0 notes
Text
Sikap orang lain kepada kita memang tidak bisa kita kontrol seperti yg kita mau. Sama juga dengan mulut orang. Mulut sendiri aja belum tentu bisa.
0 notes
Text
Allah ciptain kamu udah sepaket sama kemampuan buat bertahan dari segala macem cobaan. Allah udah kasih kamu hati, pikiran, badan, keluarga, teman, kesehatan, dan kesempatan. Sekarang tinggal kamu bisa makenya apa enggak. Karena biasanya, yang punya belum tentu tau cara makenya.
Taufik Aulia
2K notes
·
View notes
Text
Dunia semakin menawarkan kemegahan nya, celaka lah kita yang tidak sadar bahwa semakin hari semakin cepat dan dekat Dunia akan mengakhiri masa nya
@malichious
131 notes
·
View notes
Text
Mata Paling Pesimis
Sudah banyak orang bicara perihal pahitnya kehidupan. Bahkan tak sedikit yang bercerita sampai berbusa, seakan-akan dia orang paling sengsara di dunia.
Sudah banyak orang berbagi pengalaman, bagaimana ia pernah terjatuh, bangkit, jatuh lagi, lalu bangkit lagi.
Kita pun, tak kurang referensi bagaimana kiat-kiat menghadapi sulitnya hidup, pahitnya kegagalan, atau beratnya perjuangan menggapai kesuksesan.
Tapi tahukah kamu, apa yang paling pilu dan menyakitkan di dunia ini tapi belum pernah ada satu orang pun yang berbagi pengalaman tentang itu sebelumnya?
SAKARATUL MAUT!
Jika mau lihat mata paling pesimis, lihatlah mata orang sakaratul maut.
Saat itulah dirasakan sakit yang teramat sakit. Mata membelalak, entah karena kesakitan, atau karena dipenuhi penyesalan. Lidah tercekat, tak sempat ada kata maaf dan terima kasih, atau sekadar ucapan selamat tinggal untuk orang-orang tersayang.
Datangnya tiba-tiba. Ingin teriak meminta tolong, tapi siapalah manusia yang bisa menolong. Dokter dan pengobatan terbaik pun, tak ada yang sanggup menolong.
Sebaik-baiknya manusia, tak ada satu pun yang luput dari perih dan sakitnya sakaratul maut.
Lantas bagaimana kita yang kurang ilmu, sedikit amal, banyak mau, dan banyak mengeluhnya ini?
Taufik Aulia
1K notes
·
View notes
Text
“No, you’re not a bad person…and I’m not a bad person. We’re just people, and people sometimes do stupid things.”
— Francesca Zappia, Made You Up (via books-n-quotes)
4K notes
·
View notes
Text
Apakah tumblr memang tidak menampilkan kapan waktu postingan itu dibuat?
1 note
·
View note