Tumgik
catatansky-blog · 8 years
Quote
Terima kasih untukmu, kau yang pernah kucintai, kini aku lebih kuat dari sebuah baja karena kau t'lah menempaku dengan ketidakpastian. Terima kasih untukmu, kau yang sempat kupenjara dalam hati, kini aku tau caranya bertahan dan menjauh darimu karena kau t'lah ajarkan aku cara untuk membenci. Terima kasih untukmu, atas setetes cinta yang t'lah kau curahkan walaupun kini telah berubah menjadi jingga dimataku. Tak ada lagi tersisa melainkan besarnya harapan seorang lelaki yang mencoba meraih kesuksesan diubun-ubun, karena kau dorong aku dengan caramu mencinta, namun kini aku berjanji akan mengubur mimpi kita dalam lubang ratapan tanda t'lah matinya rasa ini untukmu. Kalaupun nantinya kita tak lagi bertemu, aku takkan pernah lupa akan wajah ceriamu, canda tawa dan senyum itu, karena kau yang pernah dekat denganku, hampir tak ada jarak antara kita hingga tidurmu saja aku tetap ingin menatap. Tetaplah menjadi terang, walaupun sinarmu bukan lagi untukku. Tetaplah menjadi hujan, agar semua orang tau kau juga bisa menyejukan. Jangan lagi pernah ambigu, karena cintamu bukan untuk diterka tapi untuk dirasa. Jangan lagi kau menutup haru, karena pasanganmu nanti tempatmu kelak untuk berteduh.
untukmu Manora
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Quote
Menurut lo kesuksesan itu apa sih??? Kalau menurut cara pandang gue, kesuksesan itu, lo tumpahin semua kemampuan dan keringat yang lo cucurin sepenuh hati, dan setiap langkah yang lo laluin jangan lupa titipkan keihklasan didalamnya, dan ketika tujuan lo tercapai, maka kesuksekan yang lo dapat gak akan ada rumus perkaliannya yang ngebandingin dengan kebahagiaan yang lo dapetin..
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Quote
Jika kau menjadi hujan, aku takkan menjadi payung. Aku jadi lubang saja, agar bisa menggenangimu,
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Quote
Jika kau ingin dia, mintakan pada penciptanya,
1 note · View note
catatansky-blog · 8 years
Quote
Melihat mu dari kejauhan, aku di tampar kerinduan, untung saja tak mati perlahan, karena menelan kenangan..
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Quote
Kau adalah rasi bintang taurus, walaupun kasat mata tapi terlihat sangat jelas..
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Quote
Aku sudah lelah mencuci otak, berhentilah menari-nari dipikiranku..
CatatanSky
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Quote
Kau yang mengisi hari takkan sama dengan kau yang mengisi hati..
CatatanSky
0 notes
catatansky-blog · 8 years
Text
MANORA (Part 1)
Bukan!!!Masak Karbit..
Kurang lebih 20 tahun lalu, tepatnya saat aku sudah mandiri, mandi dan gosok gigi sendiri, tapi uang jajan masih minta sihh.. Saat itu aku duduk di bangku kelas 6, di kelas B karena kelas A isinya pinter semua jadi istilahnya kelas B adalah kelas rehabilitasi, sungguh diskriminasi pada orde itu.
Dengan style modis pada masanya, rambut belah tengah berjambul di depan bersapukan kilatnya minyak rambut lavender, kaos kaki setinggi pagar bupati, baju tertata rapi diselipkan dalam celana dan tatkala penting sepeda BMX dengan warna hijau penuh seni abstrak ciri khas hasil catan si Babe.
Rutinitas yang aku jalani sebagai anak SD berjalan lumrah seperti teman-teman lainnya, bermain, belajar, bermaiin, bermaiiiin, bermaiiiiiiiiiinnnnnn (teriak pake toa masjid) serta menjahili teman dan tatkala menyeramkan yaitu dimarahi mami karena sering melupakan diri mengerjakan PR, tapi mengapa aku rutin melanggarnya padahal itu tindakan yang mengancam keselamatan diri, hmmm karena menurutku saat itu bermain diatas segala-galanya. Namun yang perlu digaris bawahi, aku lebih senang dengan masa kecil ku dengan berbagai macam permainan rakyat, ketimbang anak kecil saat ini yang tingkat sosialiasi terhadap teman hanya 10% saja itupun kalau gadgetnya lagi drop atau kuotanya habis, sisanya sibuk dengan games dan film yang gampang di akses lewat youtube, pertanyaannya dimana letak kebahagiaan dan kebersamaannya, dari kecil sudah dipupuk kesenjangan sosial bagi seluruh anak Indonesia..hmmm
Kita tinggalkan dulu cerita gadgetnya, lanjut lagi dengan rutinitas ku yang sibuk bermain bersama teman-teman sepersusuan dan seperjuangan diantaranya, Arwin a.k.a Gembol, Jani a.k.a Pakdak, Obin a.k.a Ubin, Rendy a.k.a Ginting, Krisna a.k.a Madun, Lupi a.k.a Alis imut , Yadi a.k.a biru, Meggi, Herdi dan Adi, kalau ada yang terlewat maaf manusia tak luput dari kekhilafan.
Pada suatu hari, tepatnya di hari jum'at, pagi itu riuh rendah gosip-gosip tak jelas melanda kami semua yang mendengar selentingan kabar ada anak baru yang pindah ke sekolah kami, mungkin pindahan dari planet Mars (kali aja, abisnya gak tau dari mana)..hehehe, tak mau menjadi yang biasa, lantas kami semua memasang setting ganteng mode on yang mewarnai tiap-tiap para pejantan yang hampir semuanya belum akil baligh, kecuali si Pakdak yang di paksa akil baligh sebelum masanya jika mendengar dari cemprengan suaranya yang tak ubah seperti suneo dalam kartun doraemon.
Tak lama berselang, suara tumit sepatu guru menggelegar menghentak lantai papan yang rutin kami pel dengan solar setiap akhir pekan agar tetap bersih dan tak berbedu (kami saja buka sepatu kalo mau naik, gurunya aja bandel) hmmmm, suara hentakan semakin terdengar jelas dan terlihat dari kejauhan guru itu tak berjalan sendiri melainkan bersama sesosok cewek yang masih terlihat samar, karena lorongnya pun agak gelap, derap langkah tegas terus berjalan menuju arah kelas B yang berada di lantai 2 sekolah yang tak lain kelas kami yang berisikan anak-anak rehabilitasi.
Akhirnya ia pun tiba di depan kelas kami yang didampingi guru bandel tadi, ternyata pergunjingan para syaiton-syaiton yang bilang ada cewek cantik baru pindah sekolah bukanlah celotehan anak-anak SD belaka melainkan informasi intelejen yang berkembang pesat dan dapat dipegang kebenarannya.
Guru itupun memasuki kelas dan mengucapkan salam. “Assalamuallaikum anak-anak,” ucap bu erna (kalo gak salah namanya) sembari memimpin tangan si cewek itu masuk dan berdiri di depan papan tulis kapur kami, dan lantas kami menjawab “Wa'alaikumsallam buuuuu,” teriak kami serentak walaupun ada yang menjawab wa'alaikumsayang. (maklum anak-anak rehabilitasi).
Waktu itu entah kenapa aku duduk di bangku paling depan, persis didepan papan tulis, padahal biasanya berupaya merebut kursi paling belakang, kalau ada kursi dibalik dinding belakang, mungkin aku yang paling pertama mendudukinya, karena kala itu aku memegang teguh pepatah kuno, ‘tempat menentukan prestasi’..hehehe
Penasaranku semakin di pelupuk angan, Mata ku tak berkedip sembari menunggu si cewek itu mengangkat kepala, karena dari awal masuk kelas ia hanya tertunduk malu tak berani menconga'kan muka.
Beberapa menit berselang setelah bu Erna panjang lebar berbicara yang tak ku perdulikan, karena pendengaran dan tatapanku terfokus satu pandangan yaitu dia, entah siapa namanya dan pada akhirnya setelah guru tersebut menyuruhnya memperkenalkan diri barulah aku percaya, Memang benar kata Thomas Alva Edison (penemu lampu) jodoh takkan lari kemana..hahaha dan aku pasang setting muka ganteng dan smart walaupun hanya kedok saja.
Berdiri persis dihadapanku, mengenakan pakaian pramuka dengan dasi merah putih tersilang di dada, rambut lurus terurai hingga ke bawah bahu dan penyempurnaan akhir tahi lalat yang melekat didagu, membuat pagi itu jantungku berdetak bergemuruh, seperti gunung slamet yang memuntahkan larva rindu.
Ia pun mulai mengenalkan diri yang diketahui bernama Lesi (nama samaran aja ya, gak enak sama orangnya, hehe) namun ada hal yang menjanggal di hati aku saat itu, apakah aku cocok dengan dia, lantaran dirinya yang berpostur tinggi melebihi cewek sebaya, sedangkan aku hanya setinggi ketiaknya. Namun lagi-lagi aku percaya apa yang dikatakan Alexandr Graham Bell (penemu telepon), ‘pertumbuhan perempuan akan lebih deras ketimbang laki-laki saat masih kecil’ dan aku pegang teguh pernyataan itu agar tetap optimis menebarkan pesona.
*bersambung*
0 notes