Text
fenomena akhir tahun itu biasanya dihiasi dengan kata "RESOLUSI". ada banyak macamnya, mau ini lah, itu lah, berbagai macam. namun sayang resolusi hanya sekadar resolusi karena tidak sedikit mereka yang BER-RESOLUSI tapi (entah mungkin) lupa bagaimana BERAKSI. hasilnya, yaaa .. menciptakan kembali resolusi-resolusi pada akhir tahun berikutnya.
2 notes
·
View notes
Text
sama sekali tidak ada yang abadi, bahkan untuk seseorang yang pernah berjanji setia pun pada akhirnya akan berlalu dengan cara masing-masing.
fulan
4 notes
·
View notes
Text
sama sekali tidak ada yang abadi, bahkan untuk seseorang yang pernah berjanji setia pun pada akhirnya akan berlalu dengan cara masing-masing.
fulan
4 notes
·
View notes
Quote
when I see you on the street, I pray to God you don't see
tentang sebuah pengakuan dosa yang tidak pernah kau ketahui sebelumnya. pada setiap langkah kaki yang kau tapakkan, tatap yang kau arahkan, pun senyum yang kau lemparkan. semuanya terekam pada kertas-kertas doaku untuk tuhanku tanpa persetujuanmu. maafkan, puan!
untuk setiap rindu yang kupeluk sendiri, bersabarlah setidaknya kelak usahamu telah layak memperoleh kebebasan. sedikit lagi.
3 notes
·
View notes
Quote
ketika langkah enggan kau tapakkan dan tatap yang kau rapatkan, tanyaku, apakah kita (masih) baik-baik saja?
1 note
·
View note
Quote
rinduku sederhana, kita cukup tak saling melepaskan
saya bahkan tidak akan pernah menduga kalau kejadiannya akan seperti ini. keputusan yang baru saja kutawarkan pada akhirnya membuat saya jatuh tersungkur dan lebih banyak membuat saya mengelus dada. Namun tanyaku, apakah apa yang kulakuan ini adalah sebuah kesalahan besar yang berdampak lama pada ceritaku kedepannya atau adalah ini sebuah keputusan yang kelak pada suatu rindu justeru akan semakin mendekatkan, ya, lebih dekat dari pada sekadar sebuah pelukan dan kecupan kening (?)
1 note
·
View note
Text
terima kasih pada fiksi yang diam-diam menyampaikan fakta yang malu-malu.
#padasuaturindu
1 note
·
View note
Text
Untuk Rindu Yang Tumbuh Bersama Sakit
Berkilauan! itulah yang selalu membuatku suka dengan tempat ini. Tidak, bahkan ini tak layak dikatakan suka. ini hanyalah caraku untuk tetap mengenang sakit yang akan terus tumbuh setelah engkau memutuskan pergi dariku. Mungkin kau akan mengatakan aku termat bodoh menyukai tempat dimana aku akan tetap mengenangmu. Kau tahu itu adalah caraku untuk tetap bangkit meski sakit akan selalu menemani.
Malam-malam setelah kepergianmu selalu menjadi malam penantian yang tidak akan pernah usai. malam yang akan membuat rindukuakan tetap tumbuh dengan rasa sakit. Kerlap-kerlip bintang tak lagi membuat kita percaya bahwa kita akan tetap seperti bintang, setia kepada malam dengan kesetiaan yang tidak akan pernah usai. Karena bukanlah kesetiaan jika hanya berakhr di pertengahan jalan, dan karena itulah yang akan membuatku untuk tetap mewujudkan janji kesetiaan meski mungkin hanya aku yang akan menjadi si pemeran utama.
Hal yang bodoh bukan? aku bahkan benci pada apa yang telah diputuskan oleh hatiku sendiri. Namun apa yangyang harus aku lakukan disaat hatiku tak pernah ingin keluar dari zona yang menyakitkan ini dan bahkan tetap mamilih bertahan bersama rasa sakit yang senantiasa tumbuh.
Hatiku terlanjur menerimamu untuk tinggal selamanya, hatiku terlanjur menerimamu masuk pada kehidupanku untuk menciptakan beribu cerita, hatiku terlanjur percaya bahwa waktu tak akan pernah memisahkan kita, hatiku terlanjur percaya padamu bahwa masa depan akan tetap menjadi milik kita. Walau pada akhirnya kau hanya akan datang untuk menghapus luka dan kemudian memberikan luka yang lebih menyakitkan lagi.
Mengapa kau lakukan semua itu padaku? mengapa kau begitu tega membuat hatiku terus mengenang rindu yang menyakitkan? tanyaku. “Maafkan aku fi! sungguh maafkan aku, tak ada sedikit pun niatku untuk membuatmu mengenang sakit itu berlama-lama, tak dikit pun maksudku untuk meninggalkanmu bersama janji-janji kita seorang diri. Semua itu kulakukan demi impian-impian yang telah kita rangkai selama ini. agar nantinya kau tidak menyesal telah memilihku”. jawabmu dengan tatapan yang menedukan itu.
Lalu mengapa kau harus meninggalkanku tanpa kepastian? setidaknya berikanlah setitik harapan bahwa kau akan kembali, sesaat sebelum kau pergi.
Aku hanya ingin tahu seberapa setia kau padaku, seberapa jauh kau tetap bertahan pada janji-janji dan cinta kita, fi. kau menjawab masih dengan tatapn yang sama.
sesaat kita biarkan hening mencengkram percakapan kita.
Apakah kau marah padaku? Kumohon berikanlah aku kesempatan untuk menebus segala sakit yang telah tumbuh di hatimu. Berikanlah maafmu untuk segala impian-impian kita. Dan lagi, kau memohon dengan tatapan yang selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali.
Cinta tak pernah mengajarkanku untuk membenci, dan telah kuputuskan untuk tidak akan pernah membuat rinduku jatuh bersama sakit. Aku akan tetap menerimamu kembali meski kau pernah membuatku terjatuh.
Orang-orang yang mamp bertahan, berjalan bersama rindu adalah orang-orang yang teramat kuat. Sebab disaat rindu menghampiri dan waktu tetap enggan untuk mempertemukan, dia akan tetap bertahan menunggu, dan bersabar. Demikian cinta yang tidak pernah mengajari kita untuk membenci dan itulah bukti cinta yang sebenarnya. Tidak akan pernah usai.
Fi
Penulis Fiksi Terbaik Edisi 25 Desember 2017
PONPES DDI MATTOANGING BANTAENG
0 notes
Text
Tentang Kebahagiaan
Pernah pada suatu rindu kau bertanya perihal “kebahagiaan”. Mengajakku berfikir berkali-kali untuk berselancar di alam bawaah sadarku sekadar ingin mencari tahu yang mana sebenarnya kebahagiaan itu. Malam silih berganti menyelimuti imaji yang diam-diam merangkak mencari jawaban atas tanyamu . Hingga pada akhirnya apa yang membuatmu gelisah dan menghadirkan tanya itu pun perlahan mulai terjawab.
Setiap kita mungkin pernah merasakan atau memperoleh sesuatu yang membuat bahagia namun kebahagiaan itu hanya selalu bersifat sementara. Dan demi hal yang sama, kita harus memperoleh hal yang lain atau dalam jumlah besar dan banyak.
Bahagia yang tercipta akan berubah menjadi candu dan kemudian akan membuat kita menjadi manusia yang tidak pernah puas. Demikianlah yang kusebut dengan kebahagiaan.
Tapi tunggu, apakah cukup sampai di situ?
Mungkin makna kebahagiaan akan sedikit berbeda saat kita menciptakan momen memberi atau berbagi apa yang kita miliki kepada orang lain.
Hal yang demikian akan menciptakan sensasi kebahagiaan yang berbeda dari yang sebelumnya. Kita akan menikmati porsi kehidupan yang sama-sekali tidak akan pernah diambil oleh siapa pun. Bahagia ini akan terekam mesra pada memori alam bawah sadar dan kemudian mengajakmu berselancar pada alam rindu yang teramat dalam teramat sangat.
Berbagi mengajarkan kita untuk tidak harus memiliki segala sesuatunya terlebih dahulu. Mulailah dari apa yang saat ini kita miliki, entah itu ILMU, CERITA, RINDU dan PENGALAMAN.
Pada akhirnya defenisi apapun, kebahagiaan akan menuntun kita pada satu benang merah yang Para Nabi sebut dengan SYUKUR. Maka berbahagialah, sebab bahagia adalah hak setiap kita. Dan jikala esok kita merasa tak bahagia, mungkin rindu lupa mengajari kita tentang bagaimana cara bersyukur.
1 note
·
View note
Quote
Menikah-lah karena itu ibadah
pernah pada suatu rindu saya mengikuti taklim yang dibawakan oleh Ustad Khalid Basalamah. Saya termasuk salah seorang yang cukup mengagumi sosok beliau yang alim dan sederhana. Bukan hanya itu, beliau juga cukup tegas dalam hal agama.
pada kesempatan itu, saya cukup bersyukur bisa menghadiri taklim beliau yang bercerita perihal “MENIKAH”. hingga saya pun menuliskan beberapa catatan kecil.
... tidak ada ibadah dalam islam yang umurnya dan panen pahalanya sebesar rumah tangga. kita seolah berada pada sebuah bahtera yang namanya rumah tangga, dan itu per-detiknya kita menjalankan sebuah ibadah. karena hakikinya rumah tangga itu adalah sebuah ibadah, perintah dalam agama.
rumah tangga-mu adalah ibadah-mu. Maka ikhlaskan niat karena Allah. menikah itu JANGAN karena disuruh orang tua, JANGAN karena terdesak, JANGAN karena hanya rasa suka, JANGAN karena merasa semua teman-teman sudah menikah dan tinggal kita sendirian. Melainkan menikah-lah karena ini adalah satu perintah Allah dan Rasulnya sebagaimana kita SHOLAT karena perintah Allah dan Rasulnya.
2 notes
·
View notes
Text
Tentang Air Mata yang Mengalir
pernah satu waktu saya duduk dalam satu majelis ilmu dan mendengarkan seorang ustads yang sedang mengangkat tema menangis. kurang lebih seperti ini
menangis itu lebih POWERFLL dari-pada tertawa. cuman kita lebih sering memilih tertawa daripada menangis.
sama kayak orang lebih senang minum kopi, walaupun minum kopi itu boleh, daripada minum air putih. padahal lebih menyehatkan minum air putih. cuman kan tidak ada sensasinya. mari kita mencoba mengubah MINDSET, dari boleh minum kopi tapi yakinlah air putih lebih baik daripada kopi. Nabi mengatakan: "air itu bersih dan membersihkan". dan memang secara medis, kedokteran dan biologi bahwa air putih itu paling baik untuk tubuh kita.
kalau kopi, itu tentang sensasi, walaupun tetap baik kalau tidak banyak gulanya. yang masalah kalau kebanyakan gula. bercanda dan menangis juga ibaratnya sama. boleh bercanda tapi porsinya cukup seperti minum kopi. jangan hanya minum kopi saja. setelah makan langsung minum kopi, sebelum makan ngopi, mau jalan juga ngopi, demikian dalam sehari sampai berliter-liter. ngopi kalau segelas, masih sehat. apalagi kalau kopinya kopi yang benar atau asli.
bayangkan kalau ngopinya sehari sebanyak dua liter. yang demikian itu tidak sehat. berbeda kalau air putih sehari dua liter, yang demikian itu sehat. ginjal jadi sehat, melancarkan pencernaan, auranya juga bisa jadi segar. kebanyakan kopi itu tidak sehat. sama seperti kebanyakan bercanda. makanya SEWAJARNYA. perbanyaklah menangis.karena menangis itu, air mata kita menggugurkan dosa dan membersihkan hati yang kotor.
air mata itu seperti hujan. kalau pada beberapa daerah timur tengah mengibaratkan hujan itu membersihkan rumah, daun-daun dari debu. karena padang pasir, daun banyak yang berdebu dan dibersihkan oleh air hujan. maka begitulah air mata membersihkan hati seseorang.
-taklim ustads Hannan Attaki-
0 notes
Text
THE PILLARS OF ISLAM
First of all let us praise and thank the presence of Allah Almighty, for the abundance of grace and the joy of all of us can still gather in this place without any barriers at all and in good health. Not forgetting the sholawat and greetings we pour out to the Prophet Muhammad who has brought us out of the dark ages to the era of bright light today, namely Islam. May we all get intercession on the end. aamiin.
On this occasion, allow me standing here to deliver a couple of sentence speeches that will bring us back in the glory of Islam
I would like to deliver my speech with the tittle THE PILLAR OF ISLAM
The Five Pillars of Islam are the five duties incumbent on every Muslim. They are the foundation of Muslim life:
1.Shahadah is a statement professing monotheism and accepting Muhammad as God's messenger. The statement denotes faith or belief in the Oneness of God and the finality of the prophethood of Muhammad and is normally said in Arabic. It states: "(I profess that) there is no god but Allah and Muhammad is the messenger of God."
2. Salah is the daily prayer of Islam. It consists of five prayers a day at sunrise, at noon, in the afternoon, at sunset and in the evening.
3. Zakāt or alms-giving is the practice of charitable giving by Muslims based on accumulated wealth, and is obligatory for all who are able to do so. It is considered to be a personal responsibility for Muslims to ease economic hardship for others and eliminate inequality. Zakat consists of spending 2.5% of one's wealth for the benefit of the poor or needy once a year.
4. Sawm is a ritual fasting which is an obligatory act during the month of Ramadan. Muslims must abstain from food, drink, and sexual intercourse from dawn to dusk during this month, and are to be especially mindful of other sins. It is a sort of self-purification.
5. The Hajj is a pilgrimage that occurs during the Islamic month of Dhu al-Hijjah to the holy city of Mecca. Every able-bodied Muslim is obliged to make the pilgrimage to Mecca at least once in their lifetime if he or she can afford it. The pilgrimage to Makkah for those who are able.
As it is shown above the five pillars of Islam are obligatory on every adult Muslim . Some of these pillars or duties are done daily. or during a whole month. Others are done once a year or once in a lifetime.
I think that’s all what I can deliver to you, what a great honor standing in front of you my dear friends and I say
Assalamu Alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh
0 notes
Quote
cinta adalah partikel kecil dari sebuah maha karya yang Tuhan hadirkan sebagai tunggangan untuk lebih mengenal diriNYA lebih dekat
namun sayangnya ada sekian banyak di antara kita yang begitu mendewakan cinta itu sendiri. menjadikan cinta sebagai inti utama sebuah kehidupan yang hakiki.
1 note
·
View note
Text
Aku (mungkin) Hanya Rindu
sudah hampir satu semester keberadaan-ku di kampung halaman, setelah memutuskan kembali dan mengabdi pada salah-satu ma’had. selama itu pula ada banyak cerita sampai pengalaman-pengalaman baru yang hadir dan terukir manis dan pahit pada tiap rentetan waktu.
aku cukup bahagia bersanding ramah dengan keluarga dan lingkunganku yang kelihatannya baru. sejuk, damai, dan tenang. mereka menerima saya dengan sangat riang. hampir tiap hari sahutan dan sapaan berdering tulus di antara sela-sela gendang telinga saya.
awalnya, saya cukup merasa bodoh memutuskan untuk kembali ke kampung halaman dan meninggalkan tempat dimana nama-nama saya sudah mulai terukir manis. meninggalkan segala kenangan-kenangan tentang kebersamaan dalam menciptakan rindu, jalan berbalik untuk semua harapan-harapan yang sedikit demi sedikit pernah saya bangun.
LIFE MUST GO ON, WHILE LEAVING YOUR COMFORT ZONE. demikian kata beberapa public speaking yang sering berbisik pelan di telingaku saat sepi bermain pada mimpi-mimpi kecilku.
saya cukup menerima kondisi saya yang sekarang. meninggalkan beberapa kebiasaan-kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas saya sebelumnya. pengisi hari-hari sederhana saya dan yang demikian itu cukup membuat saya rindu.
rinduku cukup kuat pada taklim yang sebelumnya rutin setiap malam saya geluti bersama beberapa teman-teman pejuang hijrah. sesekali saya selalu membayangkan keberadaanku pada masjid markas imam malik . ikut dalam kumpulan beberapa jamaah untuk mendengarkan tausiah yang dibawakan oleh beberapa guru spiritual. bukan hanya itu, kebiasaan hunting bakwan setelah taklim juga tak luput dari ingatan yang tidak jarang mengundang senyum cengengesan.
rinduku yang lain serupa dengan sebelumnya. rindu pada lingkaran kecil bak planet yang mengelilingi matahari bersama teman-teman Halaqah Umar Bin Khattab masih bersama teman-teman pejuang hijrah tapi dalam kelompok kecil. sekali dalam seminggu kami sering berjumpa dan bercerita pengalaman satu-sama lain. tak jarang ada yang harus curhat perihal masing-masing di masa lalu. pada tempat inilah terkadang tawa dan air mata itu muncul. menertawai diri sendiri dan ikut menangis pada kisah haru yang diceritakan oleh beberapa di antara kami.
bukan hanya bergelut pada lingkungan spiritual, rinduku cukup kuat pada lingkungan yang telah membesarkanku dari segi pemikiran dan tindakan. dunia komunitas. dunia ini sangat berperang aktif dalam kehidupan saya sebelumnya. padanya saya belajar mengenal perbedaan, keberagamaan, dan tanggung jawab. darinya pula saya lebih belajar membentuk diri untuk ber-sosial edukatif.
“hidup itu bukan perihal nafsi-nafsi, bukan pula dunia fantasi yang terkadang membuat frustasi. melainkan bagaimana kita berimajenasi untuk kemudian beraktualisasi. “
berteman dengan beraneka ragam komunitas ternyata bukan hal yang mudah untuk dilakukan apalagi untuk orang seperti saya. namun dimana ada rasa percaya diri maka yakin kita akan sangat muda diterima oleh beberapa orang dalam komunitas.
beraneka ragam kegiatan dalam berkomunitas telah saya lewati dan tak jarang semua kegiatan itu selalu saja menimbulkan rindu-rindu yang baru untuk kemudian melakukan hal serupa pada episode berikutnya. jalan-jalan, berbagi, dan mengedukasi adalah 3 pilar yang membuat saya betah untuk tetap bersama mereka yang berkomunitas.
“I found my life already, and I would stand by this in everyday after.”
selain dari semua itu, selalu ada saja momen-momen kecil nan sederhana yang menjadi pengingat rindu akan masa lalu. segala rindu-rindu yang terkumpul kemudian seolah menjadi magnet berkekuatan super, menarik saya untuk kembali dan berkumpul bersama mereka dan melanjutkan cerita yang (mungkin) belum sempat terselesaikan, padahal hakikatnya tak ingin diselesaikan.
saya pun sadar, perpisahan akan selalu menghadirkan perihal rindu yang maha dahsyat. dan akankah kita larut dan kemudian menyalahkan sebuah pertemuan? perpisahan justeru mendewasakan kita akan makna sebuah perjalanan hidup.
kita tak harus kembali ke masa itu dan menciptakan cerita yang serupa. saatnya kita menjalani kehidupan yang baru untuk cerita yang mungkin akan kita bagi saat jumpa berikutnya.
pada akhirnya rinduku cukup kusimpan rapat yang mungkin jadi kenangan yang menarik. kita bisa saja terpisah oleh jarak namun kita tetap satu dalam jiwa dan semangat.
sampai jumpa pada cerita rindu berikutnya, kawan ...
2 notes
·
View notes
Quote
kita hidup pada zaman kehidupan yang dipenuhi dengan FITNAH, dimana orang lebih senang dan sibuk mencari PEMBENARAN dari pada KEBENARAN.
“ego” adalah kata sederhana yang menggambarkan kehidupan manusia jaman sekarang. kehidupan yang nafsi-nafsi dan terbalut basa-basi adalah warna yang (katanya) keren di era modern kehidupan akhir zaman.
“ego” sudah menjelma serupa Tuhan yang disembah dan dipenuhi segala perintahnya. tak terbantahkan, tak terkalahkan, semuanya sempurna dan semuanya adalah kita! demikian kata ego.
ego berselimut di antara pikiran, bergantung di sekeliling harapan-harapan dan ada serupa udara yang (kadang) menjadi kebutuhan.
manusia mendewakannya, memanjakannya, memenuhi segala yang diinginkannya untuk sebuah alasan kesempurnaan.
tahukah, bahwasanya ego hanya akan memisahkan kita dengan jati diri kita? menghantam diri secara perlahan, dan pada akhirnya menjadikan seseorang sebagai orang yang paling pengecut sejagad. membuat diri kita merasa paling benar, dan parahnya merasa paling segala-galanya. padahal hakikinya kita bukan siapa-siapa dan tak punya apa-apa untuk dibanggakan.
saya sedikit paham bahwa bagaimana pun usaha kita membuang jauh-jauh ego yang ada pada diri masing-masing, pada akhirnya dia akan kembali pula. so what?
ego hadir karena seringnya dimanjakan. ada yang memanjakan dengan terlalu memaksakan kehendak, kurangnya memahami dan seringnya menutup telinga untuk beberapa suara-suara yang pada dasarnya perlu untuk didengarkan.
tak perlu menjadi insan yang berpura buta, tuli dan bisu sebab yang demikian itu hanya menjauhkan mu dari kondisi keren yang sebenarnya.
sekarang ulurkan tangan masing-masing, pasang telinga untuk saling mendengar satu-sama lain. sebab dengan sedikit peduli kita belajar untuk menyelesaikan bersama, bukankah kita satu pada apa yang mereka sebut dengan padu.
0 notes
Quote
serupa senja yang menjanjikan hangat mentari, terima kasih akhir tahun yang mempertemukan segala harapan untuk bisa saling memberi
‘waktu yang berlalu tak akan pernah mengajakmu rujuk kembali.
segala sesuatu sebelum dilakukan memang butuh pertimbangan, pikiran sebaiknya selangkah di depan sebelum tindakan.
segala hal yang melukai hari ini, akan memberikan bekas untuk hari esok.
kita tak pernah tahu kapan akhir zaman akan tiba, tapi sungguh dia sudah dekat. dan masihkah kita “begini-begini saja” mau sampai kapan?
jikalau pada hari sebelumnya kita memiliki banyak kekeliruan dalam berfikir dan bertindak, semoga esok semuanya baik-baik saja sampai kemudian hari segala bentuk kebaikan selalu menyertai tiap detik kehidupan kita.
hakikinya kita adalah tempat dosa dan amal bersemayam yang asalnya pun dari diri kita sendiri.
jika esok masih menyapa, jadilah sosok pemberi manfaat tak perlu banyak dan besar, cukup sederhana tapi memberi bekas. jadilah penebar senyum, bukankah dunia akan indah dengan melihat mereka-mereka tersenyum. jadilah sosok yang tak akan pernah lekang pada ingatan. sebab pada suatu rindu, saat jasad mu telah tertanam dalam lahad namamu akan tetap menari-nari dalam ingatan.
0 notes
Quote
tenanglah! tak ada satu pun yang patut untuk digelisahkan bila semuanya pasti akan terjadi. sebab Tuhan lebih kuasa dari kehendak kita.
'pada akhirnya, kita memang mesti harus bertemu dan kemudian berbicara. itu bila kamu mempunyai sedikit waktu luang.
0 notes