Tumgik
ceritadiani · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Tlogosadang aka Banyu biru (Lamongan)
.......
Minggu itu, aku mengikuti suatu perjalanan wisata religi bersama rombongan jamaah masjid di dekat tempat tinggalku. Lebih tepatnya seperti study banding manajemen masjid besar yang ada di kota gresik dan lamongan. Rombongan berangkat sebelum tengah malam, dan sampai di masjid besar KH. Ahmad Dahlan kota gresik persis saat waktu subuh.
Sesampainya di sana rombongan segera bersiap diri untuk mengikuti jamaah sholat subuh seklian istirahat. Sungguh masjid yang indah,bersih, rapi dan baru pertama kali aku mengunjungi masjid ini apa lagi dengan disuguhi pemandangan sang fajar yang memanjakan mata, masyaallah sungguh luar biasa.
Selepas itu, rombongan bersiap untuk menuju destinasi kedua yaitu masjid besar Namira yang ada di kota Lamongan. Tak kalah indah dan bersih dengan masjid Ahmad Dahlan, hanya saja ornamen bangunannya seperti bangunan jepang modern.
Aku masih belum tau kenapa masjid ini diberi nama Namira, saat rombongan sedang melakukan studi  aku dan kedua adiku memilih berjalan jalan melihat lihat komplek bangunan masjid.
Hari semakin siang dan kami serombongan menuju ke destinasi terkahir yaitu ke Wisata Bahari Lamongan. Acaranya bebas, bagi yang ingin masuk dipersilahkan membayar biaya htm masing2, sedangkan yang tidak masuk boleh mengunjungi wisata lain dan rombongan semua berkumpul jam 3 sore.
Si F (salah satu adik sepupuku) yang sedari rumah sudah merencanakan buat melancong sendirian,dia mencari cari di google tempat wisata sekitaran WBL. Dia pun menawarkan pada kami (Aku dan sepupuku yang lain si A) untuk bergabung dengannya,dan kami pun tertarik tanpa berpikir panjang segera mengiyakannya. Begitu turun dari bis, kami bergegas menuju pintu gerbang yang mana disana ada beberapa penjaga yang bisa kami tanyai bagaimana akses dan cara kita menuju tempat yang tertulis di google namanya Tlogosadang. Kita sempat merencanakan kesana dengan menggunakan ojol, namun tak ada satu ojol pun yang menerima orderan kami.
Beruntungnya salah satu penjaga mau mencarikan kami angkutan umum yang bisa mengantar kami. Kami bergegas menaiki angkot pertama, semua penumpang angkot ternyata ibu2 penjual di pasar ikan dekat Tanjung kodok beserta alat tempur, ya alhasil udah bisa dibayangkan baunya seperti apa. Namun hal tersebut sama sekali tak mengganggu kami karena semua ibu2 itu ramah, baik, dan cerewet sekali. Mereka mengobrol dan bercanda satu sama lain, bahkan sopir angkot pun sudah hafal dimana rumah setiap penunmpangnya, karena kulihat setiap penunmpang diantar sampai di depan rumah masing2. Mereka juga sempat menanya nanyai kami, kemana kami akan pergi, dari mana asal kami dan bla bla bla. Setelah mengantar semua ibu2, Pak sopir yang kelihatannya paruh baya itu pun mengantar kami ke jalan atau tempat dimana kami harus berpindah ke angkutan lain yang menuju ke tlogosadang.Karena ternyata berbeda jalur dengan arah tujuan kami. 
Setibanya di pertigaan besar, kami pun diminta untuk menunggu sebentar di dalam mobil, dan pak sopir bergegas keluar untuk mencarikan angkutan yang lain. Baik sekali pikirku, setelah dapat kami semua di panggil dan segera naik ke angkutan berikutnya. Tanpa perlu banyak bertanya lagi, Pak Sopir yang pertama tadi sudah menjelaskan lebih dahulu kemana tujuan kami kepada Pak Sopir kedua (selanjutnya aku panggil dengan sebutan Pak Polo). Setelah angkot penuh kami angkot segera berangkat untuk mengantar penumpang.
Pemandangan serupa seperti yang diangkot pertama, sekali lagi kami melihat para ibu2 saling bercanda mengobrol satu sama lain, ramai sekali. Bahkan Pak Sopir sekalipun sering menimpali juga, sepertinya semua warga disini termasuk para sopir angkutan sudah saling mengenal dengan semua penumpangnya. Dan lagi ada penumpang yang menanya nanyai kami, karena yah, kami jelas tampak seperti orang asing bagi mereka. Kami pun menjelaskan dari mana kami berasal dan kamana kami pergi sambil menunjukan gambar suatu tempat yang kami ambil dari google. Seperti di ajang perdebatan banyak pro kontra antar ibu2 yang berdebat mengenai lokasi dimana tempat yang akan kami tuju.
Sedikit percakapan kami dengan Pak Sopir :
Pak Polo  : "saya antar semua penumpang dulu gak papa?
Aku  : "iya pak, tidak apa2, kami santai kok"
Pak Polo  : "nanti saya antar ke tempat tujuan kalian soalnya ada dua tempat yang kalian maksud itu dan saya akan antarkan ke semua tempat itu satu persatu, kasian kalau harus jalan kaki kan kalian dari jauh".
Aku  : "iya pak trimakasih banyak"
Aku mengobrol dengan F dan A,orang-orang disini semuanya baik2 ya sama orang asing atau wisatawan, salut.
......
Setelah mengantar penumpang ke depan rumah masing2 kami baru tau ternyata perempuan yang duduk disampingnya dan membantu nya mengangkut barang2 penumpang itu adalah istri Pak polo. Dan ada satu penumpang paruh baya yang ternyata rumahnya berada di tambang kapur dan itu sangat dekat dengan tujuan kami. Sambil sedikit mengobrol memperkenalkan daerah sekitar, kami tiba di sebuah ladung, seperti danau tapi berukuran kecil lebih tampak seperti kolam pemancingan ikan hehe. Pak Polo bilang, "ini lah yang disebut Tlogosadang, dan mungkin bukan ini yang kalian cari, yang ada digambar itu kalau orang sini nyebutnya Banyu Biru" Ibu2 penumpang terakhir juga menjelaskan jalan mana yang harus kami lewati untuk menuju banyu biru.
Dari jalan utama, kami masuk ke arah kiri, berjalan sekitar 3kilo melewati jalanan terjal bebatuan, lalu belok ke kiri lagi naik menuju tambang kapur. Jalur yang susah dilalui mobil biasa, pantas saja tidak ada ojol yang mau menerima orderan kami pikirku, karena kondisi jalnnya yang seperti ini. Waaaaw, disini pemandangan tak kalah keren, pemandangan serba putih walaupun cuacanya panas sekali. yah tak ada pohon untuk kami berteduh. Ibu itu turun dan berpamitan pada kami, beliau mengatak bahwa rumahnya ada diatas bukit sebelah tempat pemberhentian terakhir kami. Ibu itu masih harus berjalan sedikit menaiki tangga buatan sambil membawa barang barang bawaannya. Kerennya melihat hal itu, Pak Polo segera turun dan membawakan semua barang milik ibu itudan mengantarkan sampai kerumah. Pak Polo berpesan, kami dipersilahkan beristirahat dan kalau ingin berfoto foto dulu. Kami bertiga (aku, F, dan A) berjalan jalan ke sekitar sambil mengabadikan semua pemandangan sekitar. Cuaca semakin terik, kami memutuskan untuk menyudahi sesi pemotretan (hehe) dan kembali menuju angkot pak polo. Kulihat Pak Polo sedang makan nasi sebungkus berdua bersama dengan istrinya. Kami menunggu mereka di dalam angkot dan mengatakan pada Pak Polo untuk santai agar bisa beristirahat sebentar.
Tak lama kemudian Pak Polo sudah berberes bekal mereka dan bersiap untuk melanjutkan mengantar kami. Dari tempat kami ini hanya tinggal memutar arah ke arah pulang, lalu akan bertemu pohon beringin dan belok ke kanan menuju area pertambangan kapur lagi namun dengan jalan yang berbeda. Tak perlu waktu lama bahkan tidak sampai lima menit kami sudah sampai di lokasi. Pak Polo dan istrinya menunjukan lokasi lalu beliau mengatakan bahwa mereka akan menunggu diwarung sampai kami selesai. Lagi2 aku salut, sungguh baik sekali orang2 ini. Di tempat ini tidak di pungut biaya sepeserpun, karena sebenarnya ini belum menjadi tempat wisata, hanya bekas tambang yang dimanfaatkan oleh pemuda pemudi sebagai tempat wisata karena pemandangan disana yang lumayan indah.
Kami mulai berjalan kaki menyusuri sedikit turunan dan ketemu sama jembatan, rupanya danau Banyu Biru ini terletak tepat dibawah belokan sebelah jembatan. Untuk menuju kesana harus memutari jalan berkelok, kupikir akan sangat lelah jika kami harus berjalan kaki kebawah sana, apalagi persediaan minuman kami juga tinggal sedikit, sementara warung penjual minuman berada di atas. Aku mencoba mencari jalan alternatif lain agar kami tak perlu memutar dengan masuk ke semak semak setinggi badanku. Disana aku tak menemukan jalan namun aku menemukan sebuah pemandangan yang luar biasa. Aku berdiri tepat di atas tebing yang dibawahnya ada danau Banyu Biru. Dinamakan danau Banyu biru mungkin karena air di danau ini berwarna biru kehijauan. Danau ini pun termasuk danau buatan, lebih tepatnya bekas galian tambang yang dalam lalu makin kelamaan menggenang air, bisa jadi karena galian tersebut ada sumber airnya atau bahkan air hujan yang lama kelamaan semakin banyak. Nampak dari atas sini kelihatan banyak sekali gerombolan ikan yang ada di danau. Darimana asal ikan tersebut, pikirku, padahal ini kan hanya bekas tambang, yang mana sekitar danau hamparan galian dan tebing yang luas. Tak ada satu pun aliran sungai disana, atau mungkin penduduk yang memberi benih ikan sungai disana. Menurut artikel yang kubaca di google, pengunjung yang tidak bisa berenang dilarang untuk bermain main terlalu dekat dengan danau, disana dituliskan sempat ada kasus seorang pemuda tewas di danau ini akibat tenggelam karena dia tidak bisa berenang. Kami memutuskan menikmati pemandangan Danau Banyu Biru dari atas sini,puas mengambil banyak foto, sedikit berjalan ke sisi selatan tebing, terlihat hamparan tambang kapur yang sangat luas, nampak banyak pekerja yang sedang beraktifitas disana juga ada banyak sekali truk truk pengangkut. Angin yang berhembus lumayan kencang, posisi kami berada diatas tebing jarang ada pohon hanya semak belukar yang meninggi. Rasanya seperti diterpa angin pantai, panas dan sedikit lembab namun tetap segar. Tak lupa kami selalu mengabadikan momen setiap perjalanan kami dengan berfoto foto ria disana. Semak rumput yang setinggi badan kami, dengan latar tebing seberang membuat pemandangan seolah kami bukan berada di Indonesia, seperti di luar negeri, hehe entah negara bagian mana itu (hahaha) Saking asiknya menikmati pemandangan hingga tak terasa waktu sudah menunjukan pukul setengah 3, dan kami semua rombongan harus sudah berkumpul di bis pukul 3. Akhirnya kami kembali menemui Pak Polo dan Pak Polo mengantarkan kami sampai di depan gerbang parkir WBL. Saat turun kami sengaja memberi ongkos lebih pada Pak Polo karena telah banyak membantu kami. Sungguh haru, ketika kami melihat Pak Polo meengatakan pada istrinya bahwa Alhamdulillah dia bisa membayar listrik sekarang. Pak Polo bergegas menuju sebuah minimarket untuk membayar tagihan listrik yang kebetulan kami berhenti tepat di depannya. Setelah berpamitan, kami segera berlari menuju pasar wisata, karena kami lupa membeli oleh2 untuk orang dirumah, scepat kilat kami berbelanja dan berjalan menuju ke is rombongan kami. Dan ternyata kami orang terakhir yang sedang ditunggu tunggu oleh semua rombongan. Kami meminta maaf dan masuk ke dalam bis untuk bersiap pulang.
..........
Nb :  Kenapa aku memanggilnya dengan sebutan Pak Polo, karena di depan dek mobil angkutan beliau bertuliskan "POLO" dan aku lupa menanyakan siapa nama beliau, jadi kami memanggil beliau dengan sebutan Pak Polo.
20072020
0 notes
ceritadiani · 4 years
Photo
Tumblr media
Tlogogentong - Tirowening (part 1)
........
Sore itu, sekitaran bulan April 2018, ........ rasanya boring banget, uda berminggu minggu gak kemana mana. Gak main, gak nongkrong,rasanya, jiwa dolan lagi meronta ronta hehe
Aku mengobrol dengan sepupuku yang juga seorang dolaners yg sama2 lagi dilanda wabah kebosanan. kami googling dan searching di berbagai akun instagram berharap nemu tempat asik di area blitar yang bisa kami jelajahi. Ada satu blog di google, namanya blitar traveler, dia banyak menceritakan tempat2 menarik yang ada di blitar raya. Setelah mencari cari akhirnya pilihan kami jatuh pada suatu air terjun namanya air terjun Tirto Wening. Iya tempat yang bagi kami masih sangat asing, air terjun tirtowening terletak di desa Tlogogentong, Kecamatan Doko. Walaupun kecamatan doko dekat dengan kecamatan tempat ku tinggal namun aku sangat jarang pergi ke derah tersebut, jalan2 disana pun tidak hafal.
Tiba di hari minggu sesuai jadwal yang sudah direncanakan dan kami mengajak dua sepupu lain. jadi kami pergi berempat sebut aja aku, F, W, dan B. Tak banyak persiapan yang kami bawa, cuma membawa sedikit cemilan,minuman dan perlengkapan dokumentasi. Yah kami pikir, toh ini dekat juga kalaupun haus ataupun lapar kami bisa membelinya di warung nanti. Dengan hanya bermodal petunjuk jalan yg kami ambil dari artikel,kami segera meluncur menyusuri jalanan pinggiran menuju Doko. 
Namun, ternyata tak segampang seperti yang ditulis artikel tersebut, kami bahkan menjumpai banyak sekali persimpangan jalan. Sudah banyak kali kami harus menggunakan gps manual (gunakan penduduk sekitar)  karena di artikel hanya tertulis ikuti jalan besar menuju desa tlogomas. Sampailah kami di persimpangan besar yang ada pohon beringin di tengah jalan, kami pikir ini pasti sudah dekat, karena jalan yang kita tuju ini sudah tidak beraspal lagi. Menurut artikel juga menuliskan lurus saja sampai habis aspal. lagi2 kami bertemu persimpangan dan kami harus bertanya lagi dengan orang2 sekitar. Kami memutuskan untuk berhenti istirahat sejenak sambil minum sembari nunggu orang lewat, soalnya sewaktu kami berhenti tak nampak satu orang pun disana. Agak lama kami berhenti, dan waktu tengok jam, ternyata sudah hampir dzuhur. perjalanan yang sangat lama, bukan karena jauhnya, tapi karena kami benar2 tidak tau jalan menuju ds tlogogentong sehingga kami harus mencari cari jalan yg membuat perjalanan kami terhambat.
Selang beberapa saat, aku seperti mendengar suara kenalpot motor yang semakin lama semakin nyaring, aku pun bergegas lari ke tengah jalan dan memberhentikan orang tersebut. Aku bertanya sekali lagi arah menuju ds Tlogogentong dan ternyata kami harus kembali ambil jalan baru yg kekiri. Sedikit lega karena bapak itu bilang ikutin jalan baru itu dan kalian pasti akan sampai. Saat kami bertanya seberapa jauh, beliau menjawab sudah lumayan dekat sekitaran 3 kilo lagi. Siapa sangka masih jauh lagi, 3 kilo warga bagai 6 kilo bagi kami. Dan kami segera meneruskan perjalanan agar tak banyak waktu yang terbuang. Kali ini tak banyak persimpangan besar sehingga tak perlu harus bertanya lagi, karena bapak tadi bilang ikuti jalan utama saja. hampir 20menit kita berjalan melewati jalan cor, jalan bebatuan, jalan tanah, sedikit tanjakan, jalan bebatuan lagi,
Dan akhirnya, sampailah kami di gerbang portal perkebunan teh tlogogentong. sambil sedikit mendinginkan mesin motor matic kami sekalian ngobrol dengan satpam yang berjaga di pos jaga. Beliau bilang : "ini udah deket banget sama desa tlogogentong kalian tinggal lurus aja ikutin jalan ini, tp hati2 karena kondisi jalannya bebatuan"
Alhamdulillah pikirku,akhirnya sampai juga. setelah itu kami melanjutkan perjalanan melewati jalan bebatuan terjal memasuki hutan kecil dan tanjakan yang sedikit berkelok. namun ada yang menarik perhatianku,di tengah hutan ini dibawah jalan berkelok,nampaknya ada sebuah bangunan yang terbengkalai. Kelihatannya sih dulunya taman bermain, kulihat berbagai ornamen patung hias, bekas kolam, gazebo payung, sayang banget kondisinya udah gak terawat lagi jadi keliatannya agak seram juga sih.
Dari tanjakan itu, kita sampai di kebun teh,namun belum nampak ada bangunan rumah rumah. kondisi jalan bebatuan besar dan sedikit menanjak sehingga membuat motor matic kami sedikit ngadat,dan harus sering berhenti sejenak untuk mendinginkan mesin motor.
Kami berhenti di sebuah gubug yang ada di pinggir jalan, sambil berfoto foto ria untuk menghilangkan penat, aku baru menyadari bahwa pemandangan dari sini indah banget. Tampak gunung kawi atau punvak butak yang sangat besar di sisi kanan slain sawah dan kebun teh, kurasa posisiku sekarang sudah dikaki gunung, dari seberang kiri nampak kebun teh sirah kencong dan perbukitan. Lama kami beristirahat hingga waktu pun menunjukan hari sudah semakin siang, dan kami bergegas melanjutkan perjalanan. sampai tiba di persimpangan kecil lurus melewati sedikit turunan dan kami tiba di pintu gerbang desa tlogogentong.
Kesan pertama, Sungguh, tempat ini luar biasa indahnya, sejuk pula. Kami memasuki sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan dengan latar gunung butak yang sangat tinggi di belakang desa. Tak banyak bangunan rumah yang ada di desa tersebut, mungkin hanya sekitar 20 rumah atau bahkan kurang dari itu. Bangunan rumah disini tak seperti bangunan rumah pada umumnya di tempat tinggal kami. Semua tembok rumah terbuat dari kayu dan hampir semua rumah berlantai tanah. Sebelum memutuskan untuk mendatangi warga, kami sedikit berjalan menyusuri desa, ada lapangan sepak bola yang rumputnya mulai mengering di tengah desa.
Kami mendatangi satu warung yang ada disana,ya sekedar basa basi menyapa sembari bertanya lokasi air terjun tirto wening. ibu penjaga warung paruh baya (kemudian kami memanggil dengan sebutan mbok e) bilang bahwa kami harus menemui pak budi, karena beliau bisa mengantar kami menuju lokasi. Selesai dengan basa basinya kami mendatangi rumah pak budi, dan ternyata beliau sedang turun ke kota untuk belanja. Ya kami pun berjalan jalan lagi sambil melihat lihat pemandangan sekitar. Ketika kami hendak melangkah, datang lah seorang wanita paruh baya (yg selanjutnya kami memanggilnya mak e) yg ternyata masih saudara dengan pak budi  menghampiri kami. Beliau menyapa kami dan bertanya banyak pada kami seolah mengintrogasi kami hehe.
Sedikit percakapan kami :
A : Mak, ngapunten, saget nitip motor sekedap nggih?  (mak, maaf bisa nitip motor sebentar?)
Mak : iya ora opo2 nduk, motore delehen kunu ae, digondok yo ben aman. (iya, gpp nak, taruh disitu saja jangan lupa dikunci biar aman)
A : Mak pak budi wangsule biasane jam pinten, kulo sakderek bade teng air terjun (mak pak budi biasanya pulang jam berapa, kami semua mau pergi ke air terjun)
Mak : nang air terjun? sesok wae isuk, iki wes sore mendung sisan, pak budi yo ora ono tiwas ono opo2 bahaya nduk bocah wedok2 soale panggone sek adoh mlebu alas (ke air terjun? besok pagi aja, ini udah sore langit juga mendung, pak budi nggak ada dari pada kenapa2 bahaya anak2 perempuan soalnya lokasinya jauh di dalam hutan)
A : woalah ngoten, tebih ta mak mlebet e? (oalah begitu, masih jauh kah mak masuknya)
Mak : adoh ndok mlebu alas, tenan ojo mrunu saiki bahaya rawan longsor kaline (jauh masuk ke dalam hutan, jangan kesana sekarang bahaya kalau hujan rawan longsor)
A : nggeh mak, kulo muter2 mriki mawon lek ngoten (iya mak, kami jalan sekitaran sini aja kalau begitu)
Mak : iyo wes ora popo lek mek nang kene wae (ya sudah tidak apa2 kalau sekitaran sini aja)
.....
Dan akhirnya kami pun memutuskan untuk jalan2 hanya sekitar kampung dan menyusuri belakang desa menuju arah lokasi air terjun, Kami berfoto foto ria di jembatan dan sungai yang masih sangat jernih bersih dan dingin. Setelah itu, dari jembatan kami berpikiran untuk menaiki bukit yang berada di timur desa, Karena tempat ini hanya sebagai ladang rumput jadi kami harus melewati semak2 belukar yang kira2 tingginya sedada kami. Sesampainya di puncak bukit kami duduk berempat sambil bercanda dan bercerita. Tak lupa kami juga berfoto ria (hal yang paling utama setiap perjalanan jelajah kami) hahaha.
Selang berapa lama, dari atas tampak sosok mak e berjalan kearah jembatan sambil kepala nya melihat sekeliling. Nampaknya beliau sedang kebingungan mencari sesuatu, kami pun berteriak dari atas bukit memanggil manggil mak e. Mak e menoleh kanan dan kiri sampai pandangannya tertuju pada kami sambil berteriak "yo wes lek neng kunu, ojo mlebu alas lho yo" (ya sudah kalau disitu, jangan masuk kehutan)
Ini  sih so sweet banget, rupanya mak e mencari dan mengkhawatirkan kami, takut kalau alih alih kami nekat masuk ke hutan. Kami pun melambai ke arah mak e sambil berteriak "iyaaaa maaaak" dan mak e pun kembali berjalan menuju kerumahnya dan melanjutkan aktifitasnya. Mungkin mak e khawatir karena kami berempat hanya perempuan jika terjadi sesuatu didalam hutan akan lebih berbahaya.
Puas menikmati pemandangan sekitar, dan cuaca juga semakin mendung, Nampaknya akan turun hujan lebat nih pikirku. kami segera bergegas turun, di tengah jalan W memintaku untuk mengantar nya ke kamar kecil. Aku mendatangi mak e untuk meminta ijin ke kamar kecil, mak e bilang bahwa di rumah nya tidak ada kamar kecil semua orang desa ini hanya punya satu toilet di belakang dapur umum. Iyah sedikit miris sih ngeliatnya, dua bangunan ya lebih tepatnya bukan bangunan sih, hanya ada air yg mengalir dari pipa (yang di belakang bukit terdapat sumber air) dan ditutup oleh kain terpal yang mengelilingi tanpa pintu dan tanpa atap untuk mck. Begitu pula untuk bangunan wc umum letak bangunan nya berjarak 2meter dari mck, di dalamnya cuma ada jembatan dari aliran air yang ngalir dari pipa mck, tapi disana juga disediakan pipa yang lebih kecil yang juga dialiri air yang mengalir dari sumber. “ini sih primitif banget" pikirku, tapi semua orang di desa ini tidak masalah dengan hal ini. Selama ini mereka biasa melakukan aktifitas kamar mandi dengan hanya satu mck untuk satu desa. 
Air disini dialirkan langsung dari sumber pegunungan melalui pipa pipa yang melewati bukit, dan airnya masih sangat jernih dan dingin segar.
Sambil menunggu W, aku menjaga kondisi sekitar di depan mck karena aku harus memberi kode jikalau ada orang yang datang. Tak jauh dari mck kulihat beberapa tanaman sayur yang ditanam mengelilingi kolam ikan yang tidak begitu besar. Entah kenapa aku tuh suka banget sama pemandangan seperti ini, desa yang indah. Sebelum menyusul teman2 yang lain aku dan W sedikit berjalan jalan melihat sekitar, ada beberapa bangunan panggung berjajar yang letaknya di belakang desa.  Bangunannya lebih mirip kaya gubug kecil namun berupa rumah panggung, dan berjajar rapi kira kira jumlahnya belasan dan ternyata itu semua bangunan untuk kandang kambing. Aku sedikit terheran, kenapa semua kambing diletakan di belakang desa, kenapa tidak ditaruh di dekat rumah masing2. 
Tak ada waktu memikirkan semua hal itu karena hari semakin sore aku dan w segera menyusul teman2 ke tempat kami memarkir motor kami dan ternyata Pak Budi sudah duduk di teras rumahnya menunggu kami. Sebelum pergi jalan2 tadi, kami sudah berpesan kepada anak Pak Budi kalau kami ingin bertemu dengan beliau. Jadi sebelum kami sudah banyak orang2 yang datang untuk sekedar mengunjungi desa atau pergi ke air terjun harus meminta ijin terlebih dahulu kepada pak Budi. Bisa dibilang Pak Budi ini juru kunci air terjun tirto wening (hehe). Tak hanya itu, beliau juga bersedia mengantar pengunjung yang datang untuk melihat air terjun, karena kondisi jalan yang masih alami apalagi harus memasuki hutan, menyeberangi sungai dan lain2.
Setelah ngobrol banyak, kami menjadwalkan ulang bahwa kami ingin pergi ke air terjun tirto wening lain waktu saat libur mendatang. Kupikir awalnya beliau ini mungkin bapak2 berumur paruh baya tapi ternyata beliau bapak2 yang masih lumayan muda, orangnya juga sangat baik dan ramah. Bahkan beliau memberikan nomor ponselnya pada kami,jika lain hari kami mau datang lagi bisa menghubungi beliau terlebih dahulu. Seusainya, kami pun segera berpamitan pada Pak Budi dan Mak e,kami juga berfoto foto ria dengan mak e. Orang baik cerewet perhatian padahal baru kenal baru bertemu tapi beliau baik sekali pada kami.
Kami bergegas pulang, selama perjalanan alhamdulillah sudah tanpa hambatan dan terasa sedikit lebih cepat kami sampai dirumah, biasanya sih emang selalu ngerasa kaya gitu kalau bepergian ketempat asing. Walaupun hari itu kami gagal ke air terjun Tirto Wening namun kurasa cukup puas dengan dolan hari itu, sudah cukup mengobati kebosanan dan secepatnya akan segera kembali kesana.
.........
(14062020)
1 note · View note
ceritadiani · 5 years
Video
undefined
tumblr
11.11.19 Khayalan Senja Kemarin, aku melihat senja ditempat yang sama Kulihat warna nya begitu merona Kunikmati setiap titik cahaya yg membias di pipiku Kuhirup dalam dalam semilir angin lembut Lambat laun semakin kencang, beserta deburan ombak yang semakin meninggi Kulihat burung burung pantai terbang kesana kemari Namun tak satupun yg menghampiriku Sesekali terdengar suara cekikikan bocah kecil yang sedang asik membuat istana pasir Sambil bersendau gurau dengan ibu nya Suasana ini yang selalu kurindukan Hingga tak terasa aku sudah terlelap dengan kehangatan itu ..... Tiba tiba kudengar sayup sayup ada suara memanggil ku Suara yang sangat familiar, pikirku Sekejab aku tersadar dari lamunan, dan saat ku menoleh... Kulihat seseorang berjalan pelan menghampiriku Kupandangi wajahnya yg sama sekali tak asing bagiku Lalu ia menyapa ku dengan senyumnya, dan aku pun membalas senyum itu Ya, dia suamiku.
1 note · View note
ceritadiani · 6 years
Photo
Tumblr media
Kenapa dinamain coban jodo?? (nanya) . . . . Loc: Coban Jodo - ds Ngadirejo - jabung - Malang __________________________________________________ #cobanjodo #malangalam #jejakmalang #exploremalang #explorealamindonesia #lingkarmalangraya #lingkarmalang #wisatamalang #naturephotography #nationalgeographic #xiaomiphotographyindonesia #thisiseastjava #igtravel #livefolkindonesia #folknature #inijawatimur #theeastjava #nature #instagram #instatraveling #travelphotography #travelingram #waterfall #photogram #photooftheday #nature https://www.instagram.com/p/BpnY9YzlHA8/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=135ux81y2k605
1 note · View note
ceritadiani · 6 years
Video
undefined
tumblr
July 28
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Video
undefined
tumblr
Iya, aku pernah
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Photo
Tumblr media
Seperti senja yang selalu menunjukan pesonanya, Indah, namun hanya sebentar dan cepat berlalu Seperti mendung, yang penuh ketidakpastian, Kadang menurunkan berkahnya, atau hanya menampilkan gelapnya saja Senja yang memudar oleh tebalnya mendung, namun tak pernah kehilangan pesonanya, karena langit akan tetap memeluk
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Video
undefined
tumblr
Saat merindukamu, aku berdoa Saat merindukanmu lagi, aku berdoa lagi Saat merindukanmu kembali, aku berdoa terus Karena aku tau, merindukanmu hanya akan membuat luka Karena aku tau, bertemu denganmu tak akan pernah mengobati rindu Nyatanya hanya doa lah yang selalu menjadi obat penyembuh luka Iya, aku sekarang lebih sombong, rinduku terlalu berharga, dan kau tak cukup berharga untuk kurindukan Rundu ku.. , akan kusimpan saja untuk-Nya Merindukanmu selalu sakit, tapi merindukanNya aku bahagia Mencintaimu itu juga sakit, mencintaiNya aku lebih tenang Menjauhi mu adalah cara ku mencintaimu dalam diam Dan diam ku adalah caraku mencintai mu dalam doa
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Video
undefined
tumblr
Setiap ingatan yang datang, kuingin segera menepisnya, andai diijinkan, kuingin menghapus semua kenangan indah bersama Aku mulai lupa, bagaimana wajah dan bentuk tubuhmu, aku juga tak ingat bagaimana buruknya sifatmu Aku mulai lupa, kapan terakhir kali bercanda dan tertawa bersama, bahkan aku mulai melupakan kapan terakhir kali aku berdoa meminta untuk bersama Karena ku yakin, kau yang sekarang lebih bahagia disana Terlintas dalam anganku, yang kuingat, bagaimana bentuk jari dan setiap detail garis tanganmu, yang dulu pernah sangat erat mengenggamku Aku ingat sekali bagaimana rasanya saat pertama tangan itu menyentuh telapak tanganku Saat itu, kurasa, kau hanya menjadi miliku saja, dan ku kira kau akan menjadi satu satu nya selamanya Tak pernah ku mengira, betapa manusia yang tak pernah sekalipun ingin ku berhianat, ternyata ....... "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Video
undefined
tumblr
Benar adanya, jika setiap pertemuan akan ada perpisahan Maafkan aku yang masih belum bisa untuk pergi Pilihan yang sulit, apa lagi menggantikanmu dengan yang baru Sungguh, ini diluar kuasa ku, tak jarang aku meminta kepadaNya untuk segera menghapus segala rasa Namun, masih saja selalu ada dan rasa ini tetap sama Ini ujian yang amat berat dalam hidupku Ketika doa lah yang mampu menjadi obat saat aku menahan betapa sakitnya rindu
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Text
Buat apa mati matian mengejar yang tak dibawa mati?
Sejatinya yang menjadi teman manusia itu tidak manusia saja, melainkan ada 3 macam teman yang setia menemani manusia, sebagaimana hadits Rasulullah Saw: 1. Teman yang setia menemani sampai sakaratul maut, adalah hartanya, segala bentuk bentuk benda atau materi yang secara hukum diakui secara sah kepemilikannya. 2. Teman yang setia menemani sampai sakaratul maut, yaitu keluarga, orang orang yang ada dalam ikatan kekerabatan, masih memiliki hubungan darah atau disatukan oleh ikatan pernikahan. 3. Teman yang setia menemani sampai padang mahsyar, yaitu amal, segala bentuk perbuatan yang dilakukan oleh manusia dalam keadaan sadar serta memenuhi syarat kecakapan secara hukum. _KH. Zainur Rozikin_ Masih mau bertahan dengan mengejar dunia yang jelas jelas hanya titipan sementara?
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Video
undefined
tumblr
Sesungguhnya ini semua tak pernah berakhir Sesungguhnya semua ini amat pedih bagiku Hanya saja, aku memaknai nya dengan cara yang berbeda Bukankah menangis juga tanda berbahagia Aku akan tertawa saat bersedih, ceria saat sepi Dan aku tak perlu berpura-pura Karena aku benar - benar bahagia Innallaha Ma'ana
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Photo
Tumblr media
Jangan, Jangan mendekat bila untuk bersandiwara lagi Jangan, Jangan berbaik hati bila untuk menyakiti lagi Jangan, Jangan datang bila untuk pergi lagi
1 note · View note
ceritadiani · 7 years
Photo
Tumblr media
Ingatkah berapa kali kita bersyukur atas bahagia yang kita dapat? Kita terlalu sibuk mencari kebahagiaan bahwa yang sebenarnya tak perlu kita cari Terlalu sombong, bahwa setiap ujian yang datang itu musibah Terlalu sombong merasa dirinya yang paling teraniaya Pernah kah kita berfikir, bahwa Allah memberikan ujian sebagai tanda bahwa Dia mencintai kita? Masyaallah, Allah begitu mencintai hamba - hambanNya dengan memberikan segala nikmat Nya, walaupun terkadang nikmat itu amat pedih bagi kita Bersyukur, bersyukur dan bersyukur lah hingga lupa bagaimana itu mengeluh Kita tidak akan pernah tau kapan ajal akan datang menjemput Haruskah menunggu jalan kita terlalu terjal baru kita menyadari kesalahan kita? Haruskah kita hancur baru kita mengingat Allah?
0 notes
ceritadiani · 7 years
Photo
Tumblr media
Bukankah dulu merindukan itu hal yang paling menyenangkan, Lalu dimana rindu itu sekarang, Atau sudah menjadi duri, sehingga harus dijauhi
0 notes
ceritadiani · 7 years
Photo
Tumblr media
Kalau menatapmu dan merindukanmu tak sepedih ini, Sungguh aku ingin melakukannya lagi, Walau hanya sekali
0 notes
ceritadiani · 7 years
Video
undefined
tumblr
Hari ini aku bermain dengan hujan Rintik nya, menerpa wajahku, menyenangkan, Kami pun mulai berteman. Aku juga suka hujan, meskipun selalu membasahi, tapi ia tak pernah menyakiti Hujan itu menenangkan, walaupun sentuhannya tak selembut kabut. Tak juga seperti salju, kadang ia datang perlahan, kadang ia datang dengan begitu derasnya. Hujan membuatku ingin bernyanyi, berlari tanpa bersembunyi Sejenak melupakan penat di hati Hujan itu berkah, dengannya aku bisa lebih mendekat kepada Sang Pencipta Dengannya pula, waktu yang paling tepat untuk memanjatkan doa Hujan, tetaplah bersamaku, tetaplah menjadi temanku, karena sahabatku mentari telah lama pergi meninggalkan ku Hujan, hapuskan segala kisah pilu, karena aku sedang rindu Hujan, bawa aku menari bersama mu
0 notes