Tumgik
chaznologic · 8 years
Text
Sayangnya Aku Bukan Leonardo DiCaprio
Kepada kamu yang enggan berlari
  Katanya, hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha. Aku mempercayainya. Buktinya, Leonardo DiCaprio berhasil memenangkan Oscar pertamanya setelah bertahun-tahun usahanya yang hanya sebatas diganjar sebagai nominasi namun tetap membanggakan. Usahaku selama ini pun, kuanggap membanggakan. Usahaku adalah kita.
Katanya, tidak ada usaha yang sia-sia. Aku juga mempercayainya. Usaha Leo selama ini memerankan berbagai macam karakter akan selalu diingat dan dihargai. Kamu juga akan selalu kuingat. Tapi kamu adalah sia-sia.
Aku mencoba mempercayai semuanya. Bahwa usahaku selama ini untuk mendapatkanmu tidak ada yang sia-sia. Hanya satu yang masih belum dapat kuyakini secara penuh. Hasilnya. Kamu bukan milikku sepenuhnya sebagaimanapun rupa usaha yang kulakukan. Aku mendapatkanmu karena kamu membutuhkan pelarian. Kamu kemudian meninggalkanku karena kamu tidak ingin berlari bersamaku. Aku yang selalu berlari menuju kamu namun kamu melarikan dia ke pelukanmu. Usahaku berlari, nyatanya bisa kusebut sia-sia. Kamu, hasilku, mengkhianatiku.
Katanya, mencintai tidak harus memiliki. Aku ingin sekali bisa mempercayainya. Aku ingin sekali berlari darimu. Ingin sekali.
 --Dariku yang tak ingin lagi berlari; namun harus, karena aku harus menyadari bahwa kamu bukan lagi sesuatu yang harus kukejar.
 Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016    
4 notes · View notes
chaznologic · 8 years
Text
Surat Izin Mencintai Biasa Saja
DEPARTEMEN PENGENDALIAN PERASAAN DAN PERLINDUNGAN JOMLO
Jl. Terus Menuju Masa Depan Gemilang Nomor 1 Di Hatimu
Semarang – Indonesia Telp. 108 Email: [email protected]
  No                         : 29/30HariMenulisSuratCinta/28022016
Perihal                  : Permohonan Izin Mencintai
Lampiran              : 1 (satu) yang Tak Bisa Lepas
  Kepada:
Yang Tersedia @nedd_
di Mana Saja Terserah Anda yang Penting Bahagia
 Dengan seharusnya,
Mengingat peraturan program 30 Hari Menulis Surat Cinta tanggal 28 Februari 2016 yang mengharuskan para peserta menuliskan surat untuk Tukang Pos, maka saya sebagai salah satu peserta yang dengan setia mengikuti program ini sejak tahun 2012, meminta izin untuk mencintai Anda, tukang pos yang saya repotkan tahun ini. Menjatuhi Anda cinta lebih tepatnya. Saya tidak ingin memberikan Anda harapan karena saya tahu rasanya terlalu sering diberi harapan yang tak pernah jadi kenyataan itu rasanya tidak menyenangkan.
Saya terlebih dahulu mengajukan izin untuk mencintai nama Anda saja, bukan sepenuhnya Anda karena memang tidak perlu. Nama Anda adalah alasan saya dulu mengikuti akun twitter Anda. Nama yang sampai sekarang tidak saya tahu bagaimana cara membacanya namun saya hapal betul susunan hurufnya.
Sebagai sesama manusia, ada baiknya kita memang saling mencintai dan menjatuhi cinta. Kita tidak saling mengenal walaupun mungkin saling mengetahui sehingga tidak pantas rasanya untuk buru-buru mengatakan saya mencintai Anda. Namun kebaikan Anda yang selalu membaca surat-surat saya dan mengomentarinya, membuat saya ingin menjatuhi Anda cinta sebagai pengganti ucapan terima kasih yang terhingga. Karena Anda telah membuat saya tidak lagi mencintai diam-diam. Anda membuat cinta saya dibaca dan beberapa menyukai serta menerima cinta yang saya ungkapkan walaupun tidak seharusnya saya lakukan.
Tuhan mencintai saya dan Anda sehingga saya pikir tidak ada salahnya jika saya ikut menjatuhi Anda cinta. Selain itu saya juga berusaha menjalani kewajiban saya untuk mencintai sesama serta membagikan lebih banyak cinta sesuai niat mulia program ini. Dibandingkan saya harus membagikan sia-sia cinta saya kepada lelaki yang akhirnya pergi meninggalkan saya, lebih baik saya memberikannya pada Anda yang mungkin suatu hari nanti dapat membantu saya menyampaikan cinta pada lelaki yang tepat. Walaupun kadarnya mungkin sangat kecil dibandingkan cinta yang diberikan kekasih Anda, keluarga, sahabat, teman-teman, dan mungkin mantan yang membuat Anda susah move on itu. Namun saya harap Anda menerimanya dengan biasa saja.
Demikian surat izin ini saya buat secara sadar—sesadarnya saya sekarang yang masih saja mencintai lelaki yang telah menjadi milik perempuannya—dan tanpa paksaan dari pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan program 30 Hari Menulis Surat Cinta. Semoga cinta yang saya berikan cukup membuat Anda untuk lebih mencintai lelaki Anda kelak serta mencintai orang-orang yang mencintai Anda. Semoga Anda selalu dicintai, diberikan bahagia dan Anda mendoakan hal yang sama untuk saya. Atas perhatian dan kesediannya menerima surat ini dengan bingkai senyum hangat di wajah, saya ucapkan terima kisah dan kuah (mie kari spesial).
  Semarang yang Dikit-Dikit Hujan, Dikit-Dikit Panas, Dikit-Dikit Rindu, 28 Februari 2016
Seharusnya saya,
Admin Akun @andhkctra; yang sebaiknya mendaftarkan diri pada program 30 Hari Mencari Cinta jika ada
  Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016    
1 note · View note
chaznologic · 8 years
Text
Kita Adalah Bahagia
Kepada kamu pelengkap kita
 Hai.
Terima kasih karena akhirnya mengadakan kita dan membuat bahagia ini nyata adanya. Terima kasih telah melengkapiku, melengkapi kita. Aku dan kamu yang dulu selalu ragu untuk bersama, kini melangkah seirama. Aku dan kamu yang dulu hanya berani memendam rindu, kini tak lagi ragu untuk saling mencumbu. Aku dan kamu yang dari jauh hanya menatap malu, kini saling mencandu. Aku dan kamu yang satu sama lain hanya berani memimpikan, kini tak sanggup lagi untuk saling melepaskan.
Kamu yang dulu bagiku hanya sekadar cita-cita, kini mantap menyebut kita adalah cinta.
Kita yang bagiku hanyalah angan, denganmu yang selalu memberi harapan, kini melebur menjadi kenyataan. Kita bukanlah kenangan ataupun sekadar impian, kita adalah kenyataan.
Aku berharap, kamu dapat menemaniku mengekalkan kebahagiaan kita ini.
 Sekarang,
tinggal mencari cara untuk melepaskan diri dari pasangan kita masing-masing. Pasangan yang tidak tahu apa-apa tentang hubungan kita. Kebahagiaan kita.
Agar kelak dunia mengeja kita adalah aku dan kamu saja.
Agar kita bisa benar-benar bahagia.
Itu saja.
  --Dariku yang masih berusaha mengekalkan kita; karena kita (sementara) masih menjadi kesementaraan yang dikekalkan.
  Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016  
1 note · View note
chaznologic · 8 years
Text
Pelupa yang Enggan Melupakan
Kepada diriku di masa depan, lima tahun yang akan datang.
 Apakah kamu sudah berhasil melupakannya? 
Dia, lelaki yang kusebut gagah berani karena dengan sukses mencuri hatiku hingga membuatku mampu memberikan apapun untuknya namun kemudian meninggalkan begitu saja untuk mencium gadis lain yang bahkan hingga kini masih kuanggap sebagai sahabat terbaikku. Lelaki yang nyatanya tidak pernah menyatakan cinta namun mampu membuatku jatuh secinta-cintanya hingga rela terus menerus mengingat keseluruhan hadirnya yang tidak sejenak itu.
Atau sebenarnya kamu sudah melupakannya namun kembali lagi mengingatnya karena pertanyaanku barusan?
Oh, maafkan aku kalau begitu. Terkadang kenangan memang tidak tahu diri. Selalu hadir seenaknya.
Mohon dimaklumi. Di masa kini, dia tak ada lagi.
Karena kamu tetaplah aku, seorang pelupa yang sulit melupakan namun tidak ingin dilupakan.
   --Dariku yang masih berkutat dengan masa lalu di masa depan
  Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016  
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Apa Itu Kangen?
Kepada kamu pelengkap kita.
  Hai.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma tangan aku aja nih yang kangen ngacak-ngacak rambut kamu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma jari-jari tanganku aja nih yang merasa sedikit kesepian karena nggak ada yang ngegandeng.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aneh aja nih rasanya kalau bahu aku nggak ada yang meluk-meluk gitu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma rambutku sepertinya rada mengembang berantakan nih udah lama nggak dielus-elus kayak dulu itu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma mulut aku aja nih yang nggak bisa diam, bawaannya manggil nama kamu terus tanpa sadar.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma telinga aku aja nih kayaknya udah lama nggak dengar suara kamu yang berat itu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma tangan aku aja nih gatel sukanya nulis-nulis nama kamu di kertas apapun yang ada di depanku. Padahal harusnya aku mencatat kerjaan aku.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma Mamaku aja tuh yang sering nanyain kok kamu udah lama nggak main ke rumah. Katanya, Mamaku kangen masakin nasi goreng spesial buatannya.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen dengar suara mesin motor kamu yang berisik itu. Kangen ngelihat motor kamu juga parkir di bawah pohon beringin depan rumahku.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku udah lama aja sih nggak masukin kedua tanganku di masing-masing saku jaketmu tiap kali aku ngegonceng kamu. Daguku juga udah lama nggak nempel di bahu kamu juga, biar aku bisa jelas dengan omongan kamu di depan.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma udah lama aja ponselku nggak menerima notifikasi dari namamu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kalau lagi lihat-lihat folder foto di laptopku, bawannya pengin lihat foto-foto kamu yang masih aku simpan di folder khusus. Foto-foto kita. Bikin aku nggak konsentrasi sama kerjaanku.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kalau kamu ngetweet bawaannya kepengin aku retweet gitu.
Aku sih nggak kangen kamu. Cuma kalau aku mau sok-sokan ngetweet galau kebawa arus timeline, eh keingetnya malah sama kamu. Payah.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma hidung aku aja nih yang kangen sama wangi badan kamu. Wangi parfum kamu yang kecampur sama bau keringatmu. Wangimu khas, bikin kepalaku juga jadi kangen ndusel di ketiakmu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen aja lengan aku kamu cubit-cubitin gemas gitu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kan sayang kalau gratisan SMS yang aku dapet ini gak dipakai buat sms kamu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen ngerapihin isi tas kamu yang selalu berantakan itu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma jantungku kayaknya udah lama gitu nggak deg-degan pas melihat kamu ada di depan mataku sambil tersenyum kepadaku.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen sama kemeja flannel berwarna cokelat kehijauan yang biasa kamu pakai itu. Aku selalu membantumu menggulung rapi kedua lengannya hingga sesiku sesuai permintaanmu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen ke toko buku sama kamu. Baca komik sampai puas. Sampai capek. Sampai bosen sendiri. Tapi seneng. Udah lama aku nggak ngerasain itu. Karena aku jadi tidak pernah ke toko buku, padahal itu tempat favoritku.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kok udah tiga hari ini berturut-turut gitu aku mimpiin kamu. Mimpinya nggak jelas, hanya saja sosok kamu selalu hadir di dalamnya.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen aja sama ketawa kamu. Soalnya kamu tuh susah banget sih diajak ketawa. Sekalinya ketawa, eh heboh sendiri. Padahal kamu tuh paling bisa bikin aku ketawa, loh.
Aku nggak kangen kamu. Beneran deh. Aku cuma kangen sama obrolan-obrolan kita. Tentang keluargamu, keluargaku, kesenangan kita berdua yang entah kenapa selalu sama. Kadang kamu jayus. Tapi obrolan kita itu entah kenapa pasti seru. Padahal obrolan kita tuh suka nggak penting.
Apa mungkin kamu kini menganggap kita adalah sesuatu yang nggak penting?
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kalau kamu kangen sama aku, ya aku sih seneng banget.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma aku kangen sama kebersamaan kita dulu.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kangen sama yang namanya kita.
Aku sih nggak kangen sama kamu. Cuma kangen banget. Gitu.
  --Dariku yang (sebenarnya) sulit mengaku bilang kangen.
   Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016  
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Mie Instan Pakai Perasaan
Kepada Si Pencinta Mie Goreng
 Hai.
Aku menghapal benar langkah demi langkah membuat seporsi mie goreng kesukaanmu. Dua bungkus mie instan goreng kumasukkan ke dalam rebusan air mendidih. Cukup dimasak tiga menit kemudian ditiriskan. Aku tahu ketidak sukaanmu pada mie instan yang dimasak terlalu matang. Menurutmu, tiga menit adalah waktu yang paling pas untuk mendapatkan tekstur mie yang kamu inginkan. Tidak terlalu matang tapi juga tidak terlalu keras. Dulu aku sampai benar-benar harus melihat jam agar waktunya pas tiga menit namun lama kelamaan, aku bisa menyesuaikan waktu masaknya tanpa harus terpaku pada detik jam. Karena terbiasa dan saking seringnya, sudah cukup pakai perasaan saja.
Kemudian setelah mencampur bumbunya di piring, aku lantas membuat telur mata sapi sebagai pelengkapnya. Kamu tidak suka jika telur dicampurkan langsung ke dalam mie pada saat memasak. Rasanya menjadi amis katamu. Kamu selalu memintaku membuatkan telur mata sapi dengan dua buah telur dengan sedikit taburan garam dan merica bubuk. Digoreng dengan api yang sangat kecil untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Telurnya matang dengan pinggiran yang sedikit krispi. Sementara dua kuning telurnya juga dalam keadaan matang namun pada saat dibelah masih menyisakan lelehan manis yang sangat kamu sukai. Karena digoreng dengan api yang sangat kecil selama kurang lebih lima menit, telur tidak harus dibalik jadi penampilan bagian atasnya terlihat cerah menggoda selera. Dulu aku sampai harus selalu bolak-balik mengecek besarnya api kompor agar telurnya tidak gosong. Namun lagi-lagi karena terbiasa dan terlalu seringnya membuatkan untukmu, sekarang cukup pakai perasaan saja.
Beberapa kali, aku memasak mie dan menggoreng telur secara bersamaan dengan kedua kompor yang berbeda. Tak perlu harus mengecek waktu, suhu, ini dan itu, cukup pakai perasaan saja. Dan menurutmu hasilnya sama enaknya, pas sesuai seleramu. Kamu melahapnya dengan bahagia.
Bahkan untuk memasak seporsi mie goreng instan kesukaanmu, aku sampai harus mengerahkan seluruh perasaanku. Aku percaya bahwa apapun yang dilakukan dengan perasaan yang tulus, jujur, dan bahagia, maka hasilnya akan baik, sesuai dengan yang diinginkan serta mampu menyenangkan orang. Terlebih untuk orang yang disuka. Aku harap, aku selalu bisa menyenangkanmu. Walaupun hanya dengan seporsi mie instan yang tak sampai lima belas ribu harganya.
Tapi kemudian aku menyadari, walaupun disebut mie instan, untuk menikmatinya tetaplah tidak bisa disebut instan. Harus menunggu air panas dulu, direbus dulu, mencampur bumbunya dulu, belum lagi menambahkan berbagai macam bahan pelengkap untuk menyempurnakan rasanya. Tidak ada yang benar-benar instan di dunia ini. Semuanya tetap butuh usaha, kerja keras, dan tentu saja butuh waktu.
Mungkin itu yang kamu butuhkan untuk menyadari keberadaanku. Bahwa kamu tidak akan bisa secara instan memberikan perasaan yang sama kepadaku dan mampu menyenangkanku.
Aku. Bukan perempuan yang kamu sebut kekasihmu dan memintaku membuatkannya mie instan rasa kari ayam berkuah banyak yang dimasak sangat matang dengan sepuluh buah cabai rawit dan ekstra sawi yang dipotong halus. Ia yang selalu memprotes mie instan buatanku yang katanya tidak sesuai dengan keinginannya. Merepotkan saja.
 --Dariku yang setiap waktu makan siang selama dua tahun ini menunggu kehadiranmu untuk memesan makan siang di balik counter kantin kampusmu tempatku bekerja.
   Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016  
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Surat Teguran Pelanggaran
Nomor          : 24/30HariMenulisSuratCinta/24022016
Perihal          : Surat Teguran
Lampiran      : 1 (Satu) Teriakan Rindu Dalam Diam 
Kepada: Yang Tersebut Pelanggar Hati di Mimpi Terlarang
 Dengan berat, 
Mengingat banyaknya hal yang kita lalui bersama sekian lama dan untuk menjaga perasaan satu sama lain serta untuk menjaga hati yang lain, saya melayangkan surat teguran ini kepada Anda atas beberapa pelanggaran yang seluruhnya Anda lakukan tanpa Anda sadari yaitu sebagai berikut:
Selalu menjadi aktor utama dalam mimpi-mimpi saya tanpa pernah saya pinta. Mimpi-mimpi yang tidak akan pernah bisa rencanakan bagaimana bentuknya namun Anda sesuka hati selalu hadir di dalamnya. Anda melanggar ketenangan tidur saya. Walaupun saya senang dengan kehadiran Anda yang semena-mena dalam keseluruhan mimpi saya namun saya selalu gelisah karena Anda hanya sebatas hadir dalam mimpi saya saja.
Selalu merusak konsentrasi saya secara berkala setiap hari dengan kehadiran Anda yang secara nyata di depan mata saya. Anda dengan lancang berani-beraninya merusak konsentrasi saya. Pelanggaran Anda sangat berat karena menghambat pekerjaan saya yang notabene menjadi pekerjaan kita bersama. Walaupun saya senang karena kita bekerja bersama namun saya selalu takut karena nyatanya saya hanya bisa menjadi teman kerja Anda.
Selalu membuat suasana hati saya kacau balau jika seharian semesta memaksa saya dan Anda selalu bersama dalam jarak dekat sepanjang hari. Pelanggaran berat karena bahkan saya sendiri pun sulit mengatur suasana hati saya sendiri namun Anda tanpa pernah saya izinkan selalu sukses meriuh-rendahkan suasana hati saya tanpa bisa saya kontrol. Walaupun saya senang karena bisa dekat dengan Anda namun saya selalu cemas pada perasaan hati saya sendiri yang terus menerus Anda kuasai sepenuhnya. Padahal itu perasaan saya sendiri. Hati saya sendiri.
Selalu membuat saya menjadi makhluk paling iri sedunia karena dengan hebatnya dia bisa memilikimu tidak hanya di dunia mimpi tapi juga di dunia nyata. Dia yang justru menjadi aktris utama dalam setiap mimpi-mimpi Anda. Dia yang Anda berikan kenyataan sementara Anda hanya memberikan saya harapan. Pelanggaran sangat berat yang Anda lakukan terhadap hati saya. Keseluruhan diri saya yang seakan tak pernah Anda anggap ada namun nyata-nyata memberikan segalanya untuk Anda.
Saya menegur Anda karena kehadiran Anda—yang walaupun tanpa pernah Anda sadari—mengganggu kelancaran hari-hari saya dan ketenangan hati saya. Saya menegur Anda bukan karena saya tidak suka kepada Anda tapi karena Anda sudah membuat saya terlanjur sedemikian rupa menyukai Anda.
Demikian surat teguran ini saya layangkan. Sekali lagi, saya menegur Anda sama sekali bukan karena kesalahan yang Anda lakukan tapi karena pelanggaran yang saya ciptakan sendiri sebenarnya. Semoga Anda bisa mengapresiasi surat teguran ini lebih lanjut agar saya tidak lanjut berhalusinasi tentang sikap-sikap Anda kepada saya pelanggaran-pelanggaran lain yang saya ingin langgar sendiri di kemudian hari. Terima kasih.
  Berat saya,
--Pelanggar yang Tidak Ingin Dilanggar
  Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Coba Lagi
Kepada kamu yang beberapa waktu lalu sempat ingin sekali memilikiku, menghujaniku dengan sejuta macam perhatian yang meluluhkan lahir dan batinku namun kutolak berulang kali karena aku meyakini perasaan tidak dapat dipungkiri di mana pada saat itu aku tidak bisa memberikan apa-apa untukmu.
Apakah kamu tidak ingin mencobanya lagi?
Berusaha untuk mendapatkanku lagi?
Karena setelah kepergianmu ke pelukannya, aku baru menyadarinya; penyesalan selalu datang terlambat. Bahwa cinta terkadang datang di saat yang tidak tepat.
Aku kini menginginkanmu.
--Dariku yang kini membenci keterlambatan
 Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
3 notes · View notes
chaznologic · 8 years
Text
Sepatu Hak Tinggi, Rok, dan Lipstik
Kepada perempuan bersepatu hak tinggi dengan rok span dan lipstick berwarna merah menyala.
   Bisakah kamu memberitahuku merk sepatumu? Sepatu dengan hak setinggi sepuluh centimeter yang biasa kamu kenakan sehari-hari itu. Aku ingin membelinya. Mungkin dia sudah tidak lagi menyukai perempuan yang sehari-hari hanya bisa mengenakan sepatu sneakers sepertiku. Karena sekarang ia bersamamu, perempuan bersepatu hak tinggi yang menjadi idamannya. Aku ingin belajar memakainya karena aku ingin ia kembali kepadaku.
Bisakah kamu juga memberitahuku di mana kamu membeli rok-rok span cantik yang selalu kamu kenakan itu? Aku ingin membeli dan mencobanya. Aku ingin membiasakan diri mengenakannya setiap hari. Mungkin ia sudah bosan melihat perempuan yang hanya terus menerus mengenakan celana jeans setiap harinya karena tidak nyaman memakai rok. Aku ingin terlihat lebih perempuan dan lebih cantik sepertimu karena aku ingin ia kembali kepadaku.
Bisakah juga kamu memberitahuku merk, jenis, dan kode warna lipstick yang biasa kamu gunakan untuk mempercantik wajahmu itu? Lipstickmu merah, membuat senyummu semakin menggoda. Mungkin ia juga sudah tergoda dengan bibir merahmu dan tidak tertarik lagi memandangi wajahku yang membosankan ini karena tak pernah tersentuh make up sejak lama. Bibirku yang tanpa pernah terpulas warna lisptick apapun tidak akan pernah semenggoda milikmu. Makanya aku ingin juga memakainya, sesekali mewarnai bibirku agar tak lagi pucat dan nampak menggoda di hadapannya karena aku ingin ia kembali padaku.
Tolonglah aku. Bisakah kamu membantuku, memberitahuku segalanya tentangmu? Aku ingin menjadi kamu yang dicintai lelakiku kini.
Maaf. Aku masih menyebutnya lelakiku walaupun ia kini milikmu. Aku tetap ingin ia kembali padaku.
   --Dariku yang mengusahakan apapun untuknya
   Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
1 note · View note
chaznologic · 8 years
Text
Kataku Tentang Katamu
Kepada kamu yang kelak kusakiti; kamu berhak tidak sependapat denganku tentangnya, maka aku akan menjelaskannya kepadamu.
   Katamu, dia adalah lelaki paling tampan. Bahkan ketampanannya menurutmu tidak berbeda jauh dengan artis Hollywood idolamu. Rahang yang tegas dengan berewok tipis yang membingkai tulang pipinya yang kokoh. Kedua sorot mata yang tajam sekaligus meneduhkan dengan bingkai alis yang tebal, membuatmu selalu lemas seketika jika ia menatapmu dengan penuh cinta. Senyumnya yang katamu mematikan, membuat banyak wanita tergila kepadanya. Termasuk kamu. Dan tentu saja aku. Aku sependapat denganmu, aku pun mengakui ketampanannya.
Katamu, dia adalah orang yang menyenangkan. Dia selalu mampu mencairkan suasana di manapun dia berada dengan leluconnya yang membuat banyak orang tertawa, ceritanya yang seru, tingkah polahnya yang konyol. Katamu, dia selalu ramah kepada setiap orang dan tidak suka mencari gara-gara dengan siapapun. Hal itu membuatmu jarang marah kepadanya karena dia paling pintar menyenangkan hati perempuan, termasuk kamu. Aku juga sependapat denganmu tentang hal ini. Dia selalu tahu caranya menyenangkan hatiku.
Katamu, dia adalah sosok lelaki paling baik yang pernah kamu temui, lelaki yang sempurna untuk menjadi pendamping dan imammu kelak. Lelaki yang mampu memberikan kebahagian untukmu lahir dan batin. Aku tentu harus sependapat denganmu soal ini. Aku tidak pernah meragukan kebaikannya, pun kemampuannya untuk memberikan kebahagiaan. Karena aku pun bahagia karenanya.
Katamu, dia adalah seorang lelaki yang setia. Lelaki yang paling dapat engkau percaya bahwa dirinya tidak akan pernah mengkhianatimu. Maaf. Untuk hal ini, aku tidak sependapat. Karena buktinya, dia kini sedang bersamaku, memelukku erat dan menciumi hidung, pipi, bibir, hingga keningku. Aku, bukan kamu kekasihya.
  --Dariku yang tidak akan bisa sependapat denganmu tentang satu hal, bahwa ia hanya milikmu seorang; lelakimu adalah lelakiku juga, aku juga berhak memilikinya.
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016 
1 note · View note
chaznologic · 8 years
Text
Bukan Sekadar Es Cokelat
Kepada Kamu yang Menganggap Kita Ada
  Kamu membelikanku segelas es cokelat. Kuterima dengan senang hati seraya memberikan ucapan terima kasih. Kamu tersenyum bahagia, meninggalkanku tanpa bertanya apakah aku suka. Segelas es cokelat itu lantas kuberikan padanya, yang mencintaimu dengan penuh tanya.
Gadis yang kamu lewati begitu saja saat berseru memanggil namaku.
Gadis yang selalu berharap menjadi aku.
Aku yang tidak ingin menjadi dirinya dan membuat adanya kita.
  --Dariku yang tidak menyukai es cokelat; maaf
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Stay Owsem!
Tumblr media
Kepada yang Semoga Selalu Bahagia, dearest @ivrovauryne
 Selamat ulang tahun.
Semoga panjang umur; agar kamu punya kesempatan meraih semua mimpi-mimpimu.
Semoga bertambah; rejekimu, bahagiamu, ilmumu, jodohmu, dan segalanya yang baik untukmu.
Serta mulia; hatimu, lakumu, ucapmu, pemikiranmu, hidupmu.
Semoga senantiasa sehat lahir dan batin serta bahagia dunia dan akhirat.
Amin.
Semesta mengaminkan doa-doa yang baik. Percayalah, kamu tetap yang terbaik.
  --Dariku yang Selalu Berkata Akan Menemuimu Esok Hari Namun Tidak Kunjung Jadi; doain gue banyak rejeki biar bisa nyetorin muka gue di Malang ketemu lo
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Perempuan Lelakimu
Kepada kamu, perempuan yang bukan aku.
  Selamat pagi. Aku menitipkan ucapan selamat pagi yang sama pada lelakimu. Ucapan yang selama tiga tahun terakhir tidak pernah absen kukirimkan melalui pesan singkat kepadanya namun terpaksa tidak kulakukan lagi sebulan ini. Seharusnya ia mendapatkan ucapan yang sama darimu. Semoga ia membalas ucapanmu seperti yang selalu ia lakukan untukku dulu.
.
Selamat menikmati sarapanmu. Tolong ucapkan hal yang sama untuknya seraya memberikannya sepiring nasi goreng pedas namun manis karena dimasak dengan kecap yang banyak serta telur mata sapi dengan dua mata kuning. Telurnya garing di pinggir namun setengah matang di bagian kuningnya. Kumohon kamu juga jangan lupa menyertakan segenggam kerupuk udang warna-warni dan segelas kopi panas sesudahnya. Perbandingan kopi dan gulanya, dua banding satu. Seharusnya ia akan menghabiskan sarapannya lima belas menit sebelum berangkat ke kantor. Semoga rasa nasi goreng buatanmu serupa dengan masakanku.
.
Selamat bekerja. Kamu bekerja bersamanya, jadi aku juga menitipkan ucapan yang sama untuknya. Semoga pekerjaannya lancar, pekerjaanmu juga. Seharusnya dengan ada kamu di sisinya, pekerjaannya sudah pasti akan bertambah lancar, tidak lagi seberantakan dulu saat bersamaku yang jauh di sisinya.
.
Selamat makan siang. Aku jarang mengucapkan ini untuknya namun sekali ini tolong sampaikan juga kepadanya. Menu makan siangnya selalu beragam, tergantung makanan apa yang sedang ingin ia dan teman-teman sekantornya makan. Kamu teman sekantornya, jadi mungkin kamu lebih hapal menu makan siangnya karena hampir setiap hari bersamanya dibanding aku yang hanya bisa mengirimkan foto menu makan siangku lewat Whatsapp kepadanya. Seharusnya, kamu lebih paham seleranya, bukan aku yang menghapal betul seleranya.
.
Selamat beristirahat. Kamu pasti lelah seharian ini, lelakimu juga. Katakan ini juga padanya sesampainya ia di rumah, setelah ia selesai mandi, menonton siaran berita malam, dan rebah di tempat tidur. Tidurlah di sampingnya, temani ia beristirahat, temani ia dalam lelahnya, tidak hanya dalam senangnya. Seharusnya kamu mengerti kewajibanmu sebagai perempuannya walaupun kewajiban itu selalu ingin kulakukan padanya hingga kini.
.
Selamat berbahagia. Hanya itu yang bisa kuucapkan padamu dan kuberikan untuk kalian. Seharusnya aku menyadari, bahagianya kini adalah kamu walaupun bahagiaku tetaplah dia yang kamu ambil dariku sebulan lalu. Semoga ia menjadi bahagiamu juga karena nyatanya hadirmu lebih bisa membahagiakan keluarga besarnya dibandingkan aku.
.
Selamat menjadi perempuan lelakiku.
Maaf. Ia memang sekarang bukan lagi lelakiku. Tapi yang ia sebut perempuannya, tetaplah aku.
Seharusnya.
  --Dariku yang Pernah Menjadi Kamu
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Dari Laut, Untuk Gunung
Tumblr media
Kepada Si Pemeluk Puncak
  “Apa kabar? Gunung masih dingin?”
Sebaris kalimat itu kuketikkan begitu saja di ponselku. Aku sudah memasukkan nomormu yang kuhapal di luar kepala—walaupun sudah kuhapus dari daftar kontakku sebagai usahaku untuk melupakanmu—di bagian tujuan pengiriman. Lalu membiarkan jempolku terhenti saat akan menekan tombol send.
Bahkan hanya untuk sekadar menanyakan kabarmu via sms-pun, aku belum mampu.
Laut Pantai Jatimalang terhampar semena-mena di hadapanku. Gulungan ombak kecil pukul dua belas siang silih berganti menghampiri kedua kaki telanjangku. Langit biru cerah dengan corak awan putih terbentang angkuh di atasku. Semilir angin bergantian menamparku. Panas. Cuaca pantai di siang bolong menyengatku tanpa ampun.
Ya. Panas. Suasana hatiku tanpa kamu. Sekaligus dingin membeku seperti tatkala air laut membasahi kedua kakiku. Tubuhku dingin tanpa kamu.
Sejauh ini aku menempuh perjalanan hingga ke pantai terpencil di ujung selatan Pulau Jawa. Bukan hanya untuk sekedar kembali ke rumah—pantai, laut, di manapun itu, selalu kusebut sebagai rumahku, bukan kamu, dan kamu tahu itu—tapi untuk serentetan urusan pekerjaan yang harus kuselesaikan di kota kecil bernama Purworejo ini. Aku mengambil rehat sejenak saat makan siang, membujuk supir kantorku mengantarku menempuh perjalanan sekitar setengah jam dari pusat kota untuk bisa kembali ‘pulang’. Menjejak pantai, berhadapan dengan laut, menantang kuasa langit, beradu dengan butiran pasir lembut, dan aku menemukan rumah.
“Kenapa sih kamu sukanya ke pantai? Enakan ke gunung tahu, udaranya dingin. Ke pantai panas, bikin kulit gosong.” Itu katamu padaku dua tahun yang lalu. Kita berdua duduk bersila di atas pasir Pantai Indrayanti Yogyakarta sore itu. Kamu masih berusaha menutupi wajahmu dengan topi anyaman lebar yang kamu kenakan. Matahari hari itu masih begitu terik hingga sore hari.
Aku tertawa saja menanggapinya. “Dingin, tapi mendakinya bikin capek. Enakan juga di pantai, nggak perlu repot mendaki, tinggal dateng, terus tiduran, deh, leyeh-leyeh di atas pasir dengerin suara ombak.”
“Itu namanya kepuasan, tahu. Mendaki gunung itu perjuangan. Kamu susah payah naik, butuh usaha, butuh effort, begitu sampai di puncak, rasanya speechless. Puaaas banget, bahagia nggak terkira karena berhasil mencapai apa yang diimpikan. Aku merasa menang, bisa mengalahkan ketakutanku, semua halangan yang aku temui, terlebih mengalahkan diriku sendiri. Aku membuktikan, aku mampu.” Kamu menjelaskan itu dengan mata berbinar. Kedua mata yang mampu membuatku bertekuk lutut tanpa ampun di hadapanmu.
“Tapi terus habis itu harus susah payah turun lagi. Buat apa coba? Udah susah-susah sampai puncak, terus turun lagi.” Aku masih belum bisa menerima kegemaran gadis ini naik gunung demi mewujudkan ambisinya, berada di puncak dunia.
“Pembuktian. Aku mampu. Masalah turun lagi, ya, itu harus. Biar nggak terus-terusan puas berada di atas, lupa sama apa yang terjadi di bawah. Turun biar bisa mendaki lagi, bisa ada di atas lagi, biar lebih semangat lagi, bisa membuktikan, aku masih mampu dan pasti akan terus mampu mencapai cita-citaku. Kamu sih nggak pernah ngerti betapa nikmatnya perjuangan naik gunung itu. Kepuasannya dobel, tahu.” Kamu menatapku sumringah. Gunung adalah duniamu. Dan aku jelas-jelas belum mampu memasuki duniamu.
“Laut terlalu luas untuk dijelajah, seperti tak berujung,” lanjutmu. “Aku nggak suka. Gunung lebih jelas, berdiri kokoh di depan mata, kamu tahu berapa tingginya, berapa luasnya, berapa jauhnya aku harus mendaki. Jelas. Impianku jelas ada di depan mata. Tujuanku jelas, puncak. Nggak kayak laut. Terlalu susah untuk ditaklukkan.”
“Kamu takut berjuang untuk hal yang lebih besar? Dalamnya laut masih bisa dihitung lho, luasnya juga. Ya, walaupun nggak pasti-pasti juga, sih, keakuratannya. Kita nggak ada yang tahu seberapa dalam dunia ini dan seberapa luas sebenarnya laut yang menutupinya. Tapi, buatku itu impian. Tak berujung. Dia mengelilingimu, memastikan ada untuk kamu raih ke manapun tujuanmu. Membuatku nggak gampang menyerah gitu aja saking besarnya. Tahu, kan?” Aku selalu berharap kamu mengerti.
“Iya, sih. Tapi tetap saja aku nggak suka laut. Panas! Lihat nih, mukaku udah merah-merah dari tadi kesengat matahari. Cabut, yuk. Mending kita makan es krim.”
Setelah sore itu, kita masih sering makan es krim berdua, dan kamu juga masih menemaniku ‘pulang’ sesekali tanpa pernah aku menemanimu berjuang merengkuh cita-citamu.
Sama seperti laut, tak berujung. Hubungan kita tidak berujung. Berakhir begitu saja setahun yang lalu.
Kamu butuh orang untuk menemanimu meraih cita-citamu. Memberikanmu semangat yang tak akan goyah, mendampingimu di kala lelah, membimbingmu di kala payah. Bukan hanya dia yang menunggu di puncak menyambutmu, tapi dia yang menemanimu dalam perjalananmu menuju puncak.
Dia yang jelas-jelas kamu tahu, bukan aku.
Aku tidak yakin sedalam apa cintaku padamu. Seperti tidak yakinku atas angka-angka yang tertera mengenai kedalaman sebuah lautan itu benar. Kamu terlalu dalam untuk aku selami. Pun terlalu luas untuk aku kenali. Mimpimu terlalu tinggi, tak terkejar olehku yang merasa kerdil hanya karena angkuhnya langit biru yang menyelubungimu. Tujuanmu pasti. Arah hidupmu jelas. Kamu tahu apa yang kamu mau.
Aku?
Berdiri sendiran sekarang di sini seolah menantang laut. Bahwa sebenarnya aku yang takut berjuang untuk hal yang lebih besar. Aku takut memperjuangkanmu.
Benar, aku yang tidak mengerti arti perjuangan. Kamu selalu mampu. Aku yang tidak mampu memperjuangkanmu.
Kutuliskan surat ini untukmu.
Jempolku kemudian bergerak menekan tombol send di ponselku, semoga kamu membaca keduanya.
Dan semoga gunung masih dingin sehingga dia masih bertahan untuk menghangatkanmu sampai kapanpun. Tubuhmu dan hatimu.
Bukannya aku yang membiarkan kamu kepanasan di rumahku sendiri.
  Salam
--Dariku Di Penghujung Ombak yang Tak Akan Membawaku Sampai Puncak; lupa lagi untuk melupakanmu
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
1 note · View note
chaznologic · 8 years
Text
Batalkan Saja. Eh, Ditunda.
Kepada Perempuan Lelakiku.
Oh, itu aku sendiri.
Tapi aku kan tidak punya lelaki. Tepatnya belum. Lelakiku masih bersama perempuannya yang bukan aku. Entah kapan kita akan bertemu dan surat ini kemudian resmi kukirim, untuk diriku sendiri.
Yasudah, batalkan saja suratnya. Nanti kulanjutkan kalau perempuan lelakiku tinggal aku saja.
  --Dariku Perempuan Kesekianmu yang Menanti Ketidakpastianmu
  Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Kamu; Pucuk Raguku, Akar Rinduku
Hai, ragu.
Lama tidak bertemu.
Aku masih menunggu. Kamu, raguku. Kamu tetap menjadi sesuatu yang kutunggu. Walaupun menunggu tidak ada di dalam kamusmu untukku.
Apakah akhirnya kamu sudah paham artinya menunggu?
Ketika kamu mengeja tunggu dengan rindu, maka mungkin saat itulah akhirnya kita akan bertemu.
Tapi mungkin itu bukan inginmu. Kamu pasti berlalu. Sementara aku tetap menunggu.
Seperti itu.
  --Dariku yang Malas Beranjak
Tumblr media
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes
chaznologic · 8 years
Text
Sepotong Berdua
Kepada sepotong es krim rasa mocca yang kumakan berdua bersamanya siang itu di tepi Singapore River.
Aku merindukanmu.
Benar-benar merindukan es krim rasa mocca yang kumakan bersamanya. Bukan bersamanya ataupun makan es krim berdua bersamanya. Tapi jika aku mendapatkanmu sendiri, rasanya mungkin bukan lagi es krim rasa mocca yang kumakan bersamanya. Hanya sepotong es krim mocca saja. Ah, aku tidak suka.
Maafkan. Bukannya aku berniat sok romantis. Aku dan dia bukan pasangan, tidak akan juga menjadi pasangan. Kami menikmatimu berdua karena kami tidak punya uang untuk membeli dua potong. Kalau masing-masing dari kami membeli sepotong, nanti jadinya bukan lagi sepotong es krim mocca yang kumakan berdua bersamanya. Dan itu bukan lagi sesuatu yang kurindukan.
Itu saja.
Tumblr media
    --Dariku yang Hanya Memakanmu Tiga Gigit; tapi rindu ini tidak pernah sedikit
Untuk program 30 Hari Menulis Surat Cinta Tahun 2016
0 notes