cicinyuliantiii

[cicinyuliantiii]

Lucu bagaimana kamu merasa diperhatikan padahal hanya lewat ketikkan.

[cicinyuliantiii]

Kepada ikhlas, tolong temani aku dan kuatkan aku untuk melepas semua perasaan ini.

[cicinyuliantiii]

Tidak semua rasa sayang harus dipertemukan sebagai sepasang, tidak semua cinta harus diwujudkan bersama.

[cicinyuliantiii]

Bahkan, tak mengapa jika kamu saat ini hanya menganggapku seorang teman. Aku tak mau jika kenangan kita harus dipaksa menghilang. Sesulit itu aku berdamai dengan sebuah perpisahan.

[cicinyuliantiii]

Kamu harus pergi, sebelum jauh terluka lagi.

[cicinyuliantiii]

Ga semua perasaan harus diutarakan. Beberapa hanya cukup disimpan sendirian daripada setelahnya kamu menjadi malu tak karuan. Selagi masih bisa menahan, coba rasakan lagi, apakah itu perasaan sementara atau sudah melekat lama.

[cicinyuliantiii]

Bayangkan:

Seorang yang memiliki mental lemah ia sudah mati-matian membuat rencana kerjanya untuk esok hari. Bahkan, ia sudah mencoba mengumpulkan semangat dan optimisme agar dirinya bisa menjalani hari esok dengan nyaman.

Keesokan harinya, pagi-pagi, seseorang meminta bantuannya untuk melakukan sesuatu. Ia dengan tulus membantunya, namun ternyata apa yang ia lakukan tidak sesuai permintaan. Seseorang itu malah memarahinya karena teledor.

Menurut kalian, sikap yang harus dilakukan oleh seseorang yang meminta bantuan itu bagaimana?

[cicinyuliantiii]

Dia meninggalkanmu percuma bukan karena hubungan kalian hanya berujung sia-sia. Barangkali ada 'dia' yang lebih baik dari dirinya, sedang khusyuk berdoa agar segera dipertemukan dengan kau, jodohnya.

[cicinyuliantiii]

Beberapa orang sering mengejekmu di belakang? Tak apa. Biarkan mereka lebih jauh mengenalmu. Biarkan mereka (sementara) merasa lebih baik dari dirimu. Karena jika kamu balik mengejek mereka, lantas apa hal yang bisa lebih kamu unggulkan dari mereka? Kamu sangat hebat ketika berusaha mengabaikan ejekan mereka. Karena, “Langit tak perlu menjelaskan kenapa dia tinggi,” sama seperti kamu.

[cicinyuliantiii]

Kita dipertemukan kembali pada waktu di mana kita sedang berlainan. Kita dipaksa saling peduli, padahal tak lagi merasa saling memiliki.

[cicinyuliantiii]

Aku melupakan banyak teman yang harusnya aku dekati. Aku mengabaikan mereka hanya karena tak kuat menahan kantuk di jam 9 malam. Aku terlena atas rasa senang yang aku dapat hari itu juga.

Kitab-kitab, buku-buku, maaf, aku belum cukup dewasa memperlakukan kalian..

[cicinyuliantiii]

Terima kasih untukmu, karena sudah berusaha menjadi pendengar kesedihanku. Kamu sangat luar biasa. Di saat orang lain pergi meninggalkanku sendirian, kamu datang dan mencoba menenangkan. Bagiku itu sudah lebih dari sebuah hadiah. Sekali lagi terima kasih karena sudah ada.

[cicinyuliantiii]

Barangkali, kita pernah membenci kehidupan saat ini. Dijatuhkan lagi, dibuat kecewa lagi, diinjak-injak lagi bahkan beberapa dari kita merasa tak punya harapan lagi.

Aku tahu, bagaimana rasa dari semua itu. Kita sama, hidup dikendalikan oleh perasaan yang terus-menerus berubah. Kita tak bisa menolak kesedihan kita begitu saja. Tapi, kita juga berhak untuk kembali merasa bahagia, selamanya.

[cicinyuliantiii]

Usaha keras, udah. Berdoa, udah. Minta restu orang tua juga udah. Tapi kenapa ya? Kok masih gini-gini aja? Rasanya, belum banyak yang bisa aku hasilin buat ngebanggain mereka. Hmm, tapi untungnya aku selalu inget kalau rezeki itu pasti selalu ada. Mungkin, hasil dari kerja kerasku hari ini emang belum bisa mencukupi. Tapi aku bersyukur kok, karena belum nyerah dan masih semangat untuk terus usaha.

[cicinyuliantiii]

Orang 'baik' bukan berarti orang yang boleh dengan mudahnya kamu sakiti. Mereka hanya memendam amarahnya sendiri tanpa orang lain ketahui. Mereka diam-diam memaafkan kesalahanmu walaupun tak ada kata 'minta maaf' darimu.

[cicinyuliantiii]

Belajar dari.

Belajar dari tanah yang tak pernah marah walau diinjak kaki-kaki.

Belajar dari langit yang tak pernah merasa tinggi meski manusia yang hidup di bawahnya banyak yang besar hati.

Belajar dari awan yang tak behenti menurunkan hujan walau manusia banyak mencecar mendungnya bahkan memaki kedatangannya.

Benar, semua itu memang benda mati. Tapi tidak salah kan jika kita menjadikan semua itu sebagai pembatas diri dalam bertingkah di bumi ini?

[cicinyuliantiii]

Sore

Sore yang bagus di sela Februari,

Langitnya biru diselingi awan oranye;burung berteriak jelas, kenalpot kembali bising, ikan-ikan membuat riak air;cangkir dan teh, kursi dan meja, jajaran buku dengan lembarannya yang cokelat ditempeli debu, lidah mertua yang tersenyum disentuh cahaya; hangat.